PENDAHULUAN
Perdagangan berjangka merupakan sistem perdagangan alternatif yang menggunakan sistem daya ungkit (leverage) dalam penerapannya. Dimana kita dapat bertransaksi dipasar berjangka hanya dengan modal yang relative lebih kecil. Seperti yang kita ketahui, bisnis perdagangan berjangka belum banyak diketahui bahkan dipahami seperti apa sistem pedagangannya. Bisnis perdagangan ini di Indonesia masih merupakan bisnis yang terasingkan bahkan banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menyalahgunakan “the power of this business” pada bisnis ini dan menjadikan ini sebagai momok, sehingga tidak diminati oleh khalayak umum. Namun pada tulisan ini saya mencoba mengajak kita semua untuk memahami dan mengerti seberapa besar potensi dan pengaruhnya pada perdagangan/bisnis nyata yang ada dihadapan kita sehari-hari. Dimana sesuai tujuan saya diawal, saya mencoba mengajak kita semua untuk belajar lebih dalam agar kita dapat mengerti pentingnya pemahaman dasar dalam perdagangan berjangka. Karena saya yakin kita pun tidak ingin salah langkah ataupun terjerumus lebih dalam di lubang kefrustasian jika kita gagal dalam bisnis ini.
“Trading is simple, just like a game they said. But this game is more dangerous than what you think!”
Mungkin kita saat ini adalah pemilik/pengelola sebuah perusahaan perdagangan besar di Indonesia. Kita memiliki banyak cabang perusahaan di dalam dan diluar negeri. Pengeluaran untuk gaji, infrastruktur, mesin, asuransi ketenagakerjaan, dan persediaan yang dibayar dalam berbagai mata uang berbeda setiap bulannya. Saat bisnis kita berkembang, kita tidak bisa menutup mata uang terhadap fluktuasi mata uang yang memiliki dampak signifikan terhadap pendapatan bersih perusahaan kita di tiap bulannya. Bahkan kita terjebak dalam kelesuan ekonomi yang diakibatkan fluktuasi komoditas minyak ataupun emas yang menjadi sebuah pondasi pergerakan di industri kita.
Bila kita menghadapi salah satu keadaan diatas, kita perlu membaca catatan ini. Semakin cepat kita memahami “permainan” pasar berjangka, akan semakin memberikan kita potensi memperbesar ataupun mempertahankan aset-aset yang kita miliki.
“learn, Understand, and Win it”
Dalam perdagangan berjangka, fluktuasi harga menjadi dua hal yang menghiasi pikiran dan perasaan seorang “trader”. Terkadang hal tersebut menjadi teman baik dan tiba-tiba dapat berubah menjadi musuh yang terburuk dalam hidup seorang “trader”. Emosi seorang “trader” dapat menjadi senang dalam sekejap dan menjadi awal kesengsaraan yang berkepanjangan. Tidak sedikit pelaku pasar yang mengalami depresi akibat
kebangkrutan mereka dalam bisnis ini, namun tidak sedikit pula mereka yang menempati puncak kesuksesan mereka dari bisnis ini.
Pada catatan ini saya mencoba berbagi sedikit tentang pertualangan saya dalam bisnis trading, dan bagaimana bersama-sama kita bisa “survive” dan menjadi “survivor”
dalam bisnis ini. Saya telah menekuni bisnis ini selama 3 tahun dimulai pada tahun 2012, dimana saya mengalami kerugian besar dalam bisnis saya sebelumnya di bidang jasa dan pengadaan barang. Saya harus mencari cara bagaimana saya harus mempertahankan usaha saya agar tetap berjalan kembali, namun seperti apa yang senior bisnis kebanyakan bilang, “kamu belum bisa disebut sebagai seorang pebisnis sukses kalau kamu belum pernah mengalami kegagalan/kerugian!”. Yes, dan pada akhirnya usaha saya harus saya hentikan dan hal terberat adalah melepas orang-orang berbakat yang telah lama bekerjasama dengan saya selama ini. Seiring waktu saya harus memutar otak bagaimana saya dapat memabngunkan kembali usaha saya dari tidurnya?! Akhirnya saya bertemu dengan seorang konsultan keuangan dari salah satu perusahaan pialang terbesar di Indonesia. Disitulah saya mulai membuka mata tentang bisnis ini, saya mulai mempelajari hal-hal dasar dalam dunia “trading”. Pada akhirnya saya memutuskan untuk mencoba berbisnis di perdagangan berjangka dengan modal awal sebesar $5000, hal ini menjadi salah satu cara untuk mempelajari lebih dalam tentang seluk beluk perdagangan di pasar perdagangan berjangka ini. Dan
benarlah, saya mulai menyukai konsep perdagangan ini dikarenakan biaya operasional yang lebih kecil dan memliki potensi meraup keuntungan yang lebih besar dengan resiko yang dapat kita batasi.
Seiring waktu akhirnya saya mulai melakukan bisnis ini, “klik demi klik” saya lalui. Kerugian dan keuntungan selalu silih berganti, dimana mata saya terbelalak dikejutkan dengan keuntungan terbesar saya saat fluktuasi harga berayun kencang. “euphoria” perasaan saya benar-benar tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Keuntungan sebesar $1500 dapat saya raup dengan mudah. Dilanjutkan dengan keuntungan-keuntungan selanjutnya, akhirnya saya dapat mengumpulkan keuntungan dalam 2 bulan sebesar $4700. Saya tersenyum dan berkata dalam hati saya, “I’m good on this!”. Memasuki bulan ketiga saya mulai bertransaksi kembali seperti biasa, perasaan saya seperti “ride with the wind!”. Keuntungan – keuntungan kembali saya raup, senyuman saya menjadi lebih lebar. Dalam pikiran saya “akan kubangun kembali usahaku dalam 4 bulan kedepan!”, hal tersebut sudah menjadi buah pikiran saya dari awal transaksi saya di perdagangan ini. Di suatu ketika, dihari yang naas, diwaktu yang tidak tepat, saya melakukan transaksi jual dengan jaminan dua kali lipat dari biasanya. Dan terjadilah hal yang tidak terduga, konflik dunia baik itu di Israel dan palestina, dan suriah pada bulan November 2012. Harga minyak mentah melonjat dan terkerek naik terus tanpa henti hingga menyentuh level tertingginya
pada bulan Agustus 2013. Dimana saat kenaikan harga saya menambahkan posisi 2 kali lipat lagi berharap pada pergerakan koreksi, namun harga terus menanjak naik dibulan berikutnya saya tambahkan kembali transaksi jual saya, dan tetap berharap harga kembali turun untuk terkoreksi, namun saya katakan dengan lantang “aku bangkrut untuk kedua kalinya”. Sisa modal usaha saya yang ingin saya kembangkan, habis! Saya kembali meratapi kebodohan saya. Hari demi hari saya terus menghakimi diri saya dengan kebodohan.
Namun setelah saya pahami lebih jauh, Emosional saya tidak tertata dengan baik disaat-saat paling genting tersebut. Saya menutup mata akan berita, karena analisa saya hanya berdasarkan posisi transaksi yang saya ambil. Harapan saya terlalu membayangi pikiran saya sehingga saya tidak berpikir jernih menghadapi kerugian yang sedang saya alami. Hal itu menjadi pelajaran kedua saya dalam berbisnis dan saya berusaha untuk tidak terjebak dalam lubang tersebut untuk kedua kalinya. Dan saya kembali bangkit dan memahami hal paling penting dalam bisnis ini, ya, psikologis dan cara berpikir kita adalah penentu untuk keberhasilan kita. Bukan hanya dalam keberhasilan meraih keuntungan, tetapi juga dalam menghadapi kerugian.
Saya harus bangkit kembali, saya harus berhasil! Itulah yang menjadi dasar saya untuk terus mendalami bisnis ini lebih baik lagi. Dimana saya sampai saat ini mendalami produk yang telah menjatuhkan saya, yaitu
produk minyak mentah dunia “Crude Oil West Texas Intermediate”. Dan saat ini, dengan mengucap puji syukur kepada ALLAH SWT, saya dapat membangunkan kembali usaha saya yang telah lama tertidur dan menikahi wanita yang selalu mendukung saya dari awal kebangkrutan hingga saat ini. Alhamdullilah!
Dari cerita pendek saya diatas, mungkin sudah dapat kita petik hal-hal apa saja yang dapat menjatuhkan dan membangkitkan kita untuk berhasil dalam berbisnis di perdagangan berjangka ini. Untuk itu, saya mencoba berbagi pengalaman dan pemahaman saya pada perdagangan berjangka, karena saya yakin kita pun tidak ingin mengulang masa kelam kegagalan kita untuk kedua ataupun ketiga kalinya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada bagian ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk ALLAH SWT dan orang-orang yang telah membantu saya dalam penulisan catatan ini.
Kepada ALLAH SWT yang telah memberikan pelajaran, kesempatan, ujian, dan tempat saya bersujud memohon petunjuk dalam kelam kegagalan dan kesuksesan saya. Saya berjanji akan terus menjadi seseorang yang terus belajar dan bangkit karena saya yakin atas janji-MU untuk orang-orang yang berusaha dan bertawakal di jalan-MU. Alhamdullillah dan Bismillah Hirohmanirohim. Kemudian Kepada istri saya tercinta dan kedua orang tua terbaik yang selalu percaya saat saya melakukan pekerjaan, mendukung saat saya sedang kesulitan, dan membantu memberikan solusi dengan senyumannya. Juga kepada sahabat-sahabat dan rekan kerja yang telah mendukung saya tidak hanya dalam ilmu maupun dalam ckita tawa yang melepas saya dari kepenatan dan keruwetan yang menghambat pikiran saya dan motivasi-motivasinya untuk mendukung saya agar dapat lebih baik kedepannya.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ... II UCAPAN TERIMAKASIH ... VIII
BAGIAN SATU. BISNIS PERDAGANGAN BERJANGKA... 1
BAB 1. MARKET DAN PLATFORM TRANSAKSI ... 1
a. Pasar Perdagangan Berjangka ... 1
b. Pengetahuan Dasar & Variabel Pendukung ... 10
c. Level-Level Penting (Margin Call & Cut Point) ... 16
BAGIAN DUA. PERENCANAAN DAN STRATEGI TRANSAKSI . 23 BAB 2. PERENCANAAN DAN STRATEGI TRANSAKSI ... 23
a. Memahami Arah Perdagangan ... 23
b. Menyusun Perencanaan dan Strategi Transaksi ... 34
BAB 3. ANALISA TEKNIKAL DAN FUNDAMENTAL ... 50
a. Karakter Candle ... 50
b. Karakter Chart ... 64
c. Indikator Pendukung ... 81
d. Analisa Timefram 4 Jam (H4 Analysis) ... 99
BAB 4. JENIS-JENIS TRANSAKSI ... 106
a. Transaksi Koreksi Candle ... 106
b. Transaksi .20 dan .80 (Market Minyak) ... 109
c. Transaksi GAP ... 111
d. Transaksi Sistem Fibonacci Golden Moment ... 113
e. Transaksi Copy Trade dengan MQL 5 Community 117 f. Transaksi Menggunakan Autochartist ... 113
BAGIAN TIGA. KESIMPULAN DAN SARAN ... 140
BAGIAN SATU. BISNIS
PERDAGANGAN
BERJANGKA
BAB 1. MARKET DAN PLATFORM TRANSAKSI A. PASAR PERDAGANGAN BERJANGKA
erdagangan Berjangka atau Futures Trading adalah salah-satu alternative berbisnis, atau tepatnya bertransaksi 2 arah/ jual-beli yang dapat dilakukan pada saat yang sama, pada hari itu juga, pada jam itu juga, bahkan pada menit itu juga! Itu adalah jangka pendeknya. Sejauh ini yang saya tahu, para investor, broker, trader, Wakil Pialang (WP) dan Commission House (perusahaan penyedia jasa perdagangan berjangka) lebih menyukai yang jangka pendek, karena bisa lebih banyak bertransaksi, bisa memungkinkan lebih cepat mendapatkan keuntungan besar bagi investor dan lebih banyak pembagian komisi untuk broker dan Commission House. Untuk yang jangka panjang juga tidak kalah menarik dalam meyakini kemungkinan untuk dapat memanen keuntungan besar, biasanya rentang waktunya antara 4 - 6 bulan, untuk itu dibutuhkan analisa yang lebih mendalam.
Lalu apa yang diperdagangkan? Sebelum lebih jauh bicara soal perdagangan berjangka, mungkin ada
P
rekan-rekan yang belum mengerti, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan perdagangan berjangka itu? Dengan tidak bermaksud menggurui atau sok pintar, ada baiknya saya jelaskan dengan analogi sederhana yang ceritanya saya dapat dari seorang rekan Wakil Pialang yang bekerja di salah-satu perusahaan Commission House di Yogyakarta. Adalah sebagai berikut:
Jogja Phone Market adalah salah-satu lokasi di Yogyakarta yang terkenal sebagai pusat jual-beli telepon seluler / hand phone. Salah-satu penjual handphone di sana missal Mas Andi (bukan nama sebenarnya). Saya Jono, sedang mondar-mandir di sana ingin mencari hand phone Nokia (tidak bermaksud mengiklankan) terbaru, yakni Iphone. Lalu saya hampiri tokonya mas Andi.
Jono : “Mas, saya mau cari Iphone terbaru, ada nggak?”
Mas Andi : “Ada sih…, tapi barangnya baru ada seminggu lagi, mau…?”
Jono : “Mau deh…, harganya berapa?”
Mas Andi : “10 juta rupiah. Kalau begitu Mas Jono bayar dulu uang mukanya 1 juta rupiah, nanti di hari ke-7, pas barangnya sudah datang, mas bayar lagi kekurangannya 9 juta rupiah. Tapi kalua seminggu kedepan ada perubahan harga mas Jono saya kabarin sebelumnya”
Jono : “Oke deh…”
Lalu saya berikan uang muka tersebut dan saya mendapatkan bon pembeliannya. Di hari ke-5, saya masih sliweran di Jogja Phone Market, kemudian datanglah Mas Andi menghampiri saya.
Mas Andi : “Mas Jono! Ada kabar bagus nih…! Hand phone Iphone-nya harganya turun, jadi 7 juta rupiah! Jadi nanti di hari ke-7, Mas Jono bayar sisanya 6 juta rupiah.”
Jono : “Wah…! Bagus dong…? Terimakasih Mas Andi!”
Saya sliweran lagi, tidak lama kemudian datanglah teman saya, Cuplis (bukan nama sebenarnya), menghampiri saya.
Cuplis : “Mas Jono, lagi ngapain kok sliweran aja? saya mau cari Iphone terbaru nih…, saya sudah tanya sana-sini, kata yang punya toko, barangnya baru ada seminggu lagi, padahal saya butuh banget buat kado ulang tahun istri nih…, saya kepingin lebih cepat, kira-kira mas Jono ada info nggak?”
Jono : “Wah…! cup! Kebetulan saya ada nih barangnya, 2 hari lagi! Mau…?”
Cuplis : “Benar nih…? Harganya berapa?” Jono : “10 juta rupiah.”
Cuplis : “Wah Pas Banget tuh. Oke deh…, saya mau!”
Jono : “Kalau begitu, kamu bayar dulu uang mukanya 1 juta rupiah, nanti 2 hari lagi, kamu datang aja ke rumah buat ngambil barang dan bayar sisanya 9 juta rupiah, ya?”
Cuplis : “Oke mas Jono.”
Saya berikan bon pembelian handphone tersebut ke Cuplis, dan kami pun pulang. Di hari ke-7 saya datang lagi ke Jogja Phone Market, untuk ngambil barangnya. Kemudian si Cuplis saya minta untuk datang ke rumah untuk mengambil barangnya, lalu saya pergi ke tokonya Mas Andi untuk mengambil barang yang sudah saya pesan, yang umumnya disebut indent, 7 hari yang lalu tersebut.
Jono : “mas Andi, saya mau ambil Iphone pesanan saya.”
Mas Andi : “Oh ya mas, ini barangnya sudah ada.” Jono : “Terimakasih mas, ini kekurangan
pembayarannya, 6 juta rupiah, ya?” Mas Andi : “Oke mas, terimakasih.”
Barang pun saya bawa, kemudian saya serahkan kepada cuplis.
Jono : “Cup, seperti yang sudah saya janjikan, ini barangnya sudah ada, kamu tinggal
membayar kekurangannya, 9 juta rupiah.”
Cuplis : “Wah…! Terimakasih mas! Saya senang sekali bisa memperoleh Iphone terbaru. Ini kekurangan pembayarannya, 9 juta rupiah.”
Jono : “Terimakasih ya cup.” Cuplis : “Sama-sama mas.”
Kami pun berpisah. Lalu apa arti dari cerita tersebut? Artinya adalah; Inilah yang dinamakan perdagangan berjangka! Bahwa Mas Andi, Saya dan Cuplis sudah bisa bertransaksi sebelum barang itu datang! 7 harinya saya dan 2 harinya Cuplis itu adalah jangka waktu datangnya barang yang kami pesan. 1 harinya Mas Andi adalah keuntungan menerima uang kontan 1 juta rupiah dari saya tanpa menyerahkan barang. 5 harinya saya adalah keuntungan mendapatkan informasi turunnya harga dari Mas Andi, dari 10 juta rupiah menjadi 7 juta rupiah, dan pembayaran uang muka dari Cuplis 1 juta rupiah, disini saya sudah balik modal. 7 harinya saya adalah keuntungan menjual barang yang sudah berharga 7 juta rupiah kepada Cuplis dengan harga 10 juta rupiah, dan saya pun mendapat laba 3 juta rupiah. Jadi keuntungan saya ada 2, yaitu balik modal di hari ke-5 dan laba di hari ke-7. Lho! Kalau begitu yang rugi Cuplis, dong? Oh tidak! Cuplis juga untung, yakni mendapatkan keuntungan waktu 5 hari lebih cepat untuk mendapatkan barang tersebut! Cuplis bisa
mendapatkannya dalam jangka waktu hanya 2 hari dari saya! Coba kalau Cuplis memesannya di toko, bisa 7 hari si Cuplis baru bisa mendapatkan barang itu, padahal bisa jadi Cuplis ada keperluan yang mendesak dengan barang tersebut.
Bagaimana kalau keadaannya menjadi sebaliknya? Harga hand phone-nya ternyata naik menjadi 15 juta rupiah? Itu karena keterlambatan saya untuk mengetahui perkembangan harga ke depannya. Ya sudah kalau begitu, daripada saya harus mengeluarkan uang terlalu besar karena mahal, saya batalkan saja barang pesanan saya dengan resiko hilang uang muka 1 juta rupiah. Itulah bisnis, itulah dagang, siap untung, dan siap juga untuk rugi.
Penjabaran analoginya adalah sebagai berikut; Jogja Phone Market kita sebut sebagai bursa. Mas Andi, Saya dan Cuplis adalah pelaku pasar, yang jumlahnya ratusan juta orang, inilah yang menyebabkan turun-naiknya harga. Hand phone Iphone adalah bentuk fisik dari barang yang diperdagangkan. Bon pembelian hand phone Iphone adalah surat kontrak perdagangannya. Perdagangan berjangka tidak mentransaksikan barang atau sesuatu secara fisik, melainkan kontraknya, barang tidak harus hadir secara fisik dihadapan kita.
Kalau dalam analogi tadi barangnya adalah hand phone, dan sebenarnya, pembelian barang apapun
yang dilakukan secara indent, misalnya kita indent mobil, rumah, apartemen, dan lain-lain, terlebih lagi jika kita memperjual-belikannya lagi, itu pun termasuk perdagangan berjangka. Namun dalam perdagangan berjangka yang sesungguhnya, yang dimaksud di sini, barang yang diperdagangkan lebih spesifik, yakni; pasar uang / currency market, stock index, commodity dan CFD - Contract For Difference
(akan saya jelaskan dalam tulisan yang lain).
Satu hal lagi, bahwa dalam perdagangan berjangka, ada satu keuntungan intangible yang bisa kita dapatkan, yaitu kita membeli waktu! Dimana hal ini tidak bisa kita dapatkan dalam berbisnis, berusaha atau berdagang dengan barang / sesuatu secara fisik, yang umumnya disebut “real business”. Misalnya, jika kita ingin membuat usaha dengan membuka restoran, kita baru bisa tahu untung atau rugi satu tahun kemudian. Jika di perdagangan berjangka, kita bisa tahu untung atau rugi sekarang! Saat ini juga! Tidak harus menunggu satu tahun. Inilah yang dimaksud dengan kita membeli waktu. Lho jadi kalau begitu, perdagangan berjangka bukan real business, dong? Oh tidak juga, menurut saya, perdagangan berjangka tetap merupakan real business, yang kita perdagangkan kan kontraknya? Barangnya ada di sana. Misalnya, kita ingin bertransaksi minyak, apakah barangnya harus hadir secara fisik di depan kita? Saya rasa tidak.
Perdagangan berjangka sebenarnya sudah lama dikenal di dunia, sejak jaman Thomas Alfa Edison pun sudah ada, bahkan orang besar ini pun menjadi pelaku perdagangan berjangka, seperti kita-kita selaku investor, broker dan trader. Tokoh investor futures trading yang paling terkenal di jaman sekarang ini adalah George Soros. Tentunya kita sudah tahu siapa beliau.
Bisnis perdagangan berjangka ini memang tergolong masih muda di Indonesia, baru dikenal pada tahun 1970-an dan baru diresmikan oleh pemerintah pada tahun 2000. Jadi resminya baru berjalan 10 tahun, oleh karena itu pasarnya masih luas, persyaratan untuk jadi investor pun masih mudah, asalkan punya uang sejumlah tertentu, sudah bisa trading diperdagangan berjangka dengan account stkitard dan mini. Di Amerika Serikat peraturannya lebih ketat, tidak sembarang orang bisa jadi investor di perdagangan berjangka, tidak asal punya uang, namun ada syarat-syarat tertentu lagi. Kalau mini account, siapapun bisa melakukannya, terlebih di era informasi ini, perdagangan berjangka bisa dilakukan secara online, kapanpun dan dimanapun. Jadi lebih mudah, lebih cepat dan lebih leluasa, bahkan sudah menjadi gaya hidup terkini. Sambil bersantai di Café, hidupkan laptop, koneksi internet yang mudah, karena hotspot pun sudah banyak tersedia, trading sebentar, lalu keuntungan! Betul-betul indah sekali hidup ini.
Beberapa orang menganggap perdagangan berjangka itu judi. Bukan, perdagangan berjangka bukanlah judi, karena perdagangan berjangka adalah sebuah alternative bisnis yang membutuhkan analisa pergerakan pasar, yakni analisa; fundamental, teknikal dan psikologis. Fundamental digunakan untuk jangka panjang, seperti pergerakan global dunia, perkembangan dan dinamika suatu Negara, kebijakan ekonomi, statement politik, pergerakan besar dari 3 besar penggerak ekonomi dunia (mata uang, minyak dan emas), kiprah perusahaan-perusahaan raksasa dunia, dan lain-lain. Teknikal adalah analisa turun-naiknya harga di pergerakan pasar yang digambarkan dengan grafik secara online, di sini yang dipelajari adalah karakter dari grafik tersebut melalui historinya. Psikologis adalah analisa untuk diri sendiri, analisa yang lebih pada kesiapan, kemantaban dan keberanian kita untuk mengambil keputusan. Perdagangan Berjangka memang bisa dipaksa mengarah ke perjudian jika kita bermental judi, yakni jika kita tidak menggunakan analisa-analisa tersebut. Kita bertransaksi hanya berdasarkan feeling-feeling-an saja, main masuk pasar secara asal saja, ini berbahaya, bisa rugi modal kita. Semuanya tergantung kita mau di sisi mana kita di bisnis perdagangan berjangka.
B. PENGETAHUAN DASAR DAN VARIABEL-VARIABEL PENDUKUNG
Daya Ungkit (Leverage)
ada bagian ini kita akan mencoba mengenal daya ungkit (leverage) yang digunakan oleh banyak pialang. Leverage dibagi menjadi beberapa jenis, berikut pembagiannya : 1. 1:100 2. 1:200 3. 1:500 4. 1:1000 5. 1:2000 6. 1:3000
Ukuran daya ungkit ini digunakan untuk penggunaan besarnya margin. Bukan untuk penggunaan besaran margin lot. Untuk bertransaksi di pasar FOREX, Commodity, dan Stock Index memiliki besaran margin yang berbeda.
CONTRACT SIZE
FOREX COMMODITY STOCK
INDEX
$100,000 1000 Barel
($200,000) $75,000 Tabel 1.1 Tabel Contract Size
Dari table diatas, kita dapat melihat bahwa untuk bertransaksi di pasar bursa mata uang kita membutuhkan dana margin sebesar
P
$100.000/lot atau sebesar Rp 1.000.000.000/lot (kurs IDR Rp 10.000). Dengan modal sebesat ini untuk kontrak 1 lot di pasar perdagangan berjangka, hanya bank-bank besar atau orang-orang yang berdana besarlah yang dapat bertransaksi di perdagangan berjangka ini. Namun seiring pertumbuhan ekonomi, pasar berjangka dibuka lebar untuk pasar global dengan memanfaatkan sistem daya ungkit (leverage). Dengan adanya sistem ini, membuka kesempatan untuk dapat bertransaksi di pasar kepada pelaku pasar baru dengan dana yang relative lebih kecil.
Pedagang A Pedagang B Modal Dagang $10,000 $10,000 Leverage Yang Digunakan 1:100 1:1000 Nilai Total Margin Transaksi $1,000 $100 Kerugian 500 Poin -5000 -500 Prosentasi Kerugian Modal Dagang 50% 5% Prosentasi Sisa Modal Dagang 50% 95%
Contoh saat ini di salah satu broker lokal membuka jenis daya ungkit yaitu 1:100. Sehingga kita dapat bertransaksi di pasar FOREX hanya dengan margin sebesar :
Leverage 1:100 pada pasar FOREX, dengan contract size $100.000/lot. Menjadi;
Margin Requirement = Leverage x Contract size = (1:100) x $100.000 = $1000/lot.
Contoh lain jika menggunakan leverage 1:1000; Leverage 1:1000 pada pasar FOREX, dengan contract size $100.000/lot;
Margin Requirement = Leverage x Contract Size = (1:1000) x $100.000 = $100/lot.
Dengan begitu jika dalam bertransaksi batas minimal jumlah LOT jaminan yang harus kita miliki adalah sebesar 10 lot, maka kita dapat menghitung berapa jumlah dana aman untuk bertransaksi di pasar FOREX. Berikut perhitungannya :
JUMLAH DANA = 10 lot x Margin Requirement = 10 lot x $1000
Ukuran LOT (Lot Size)
Saat ini pialang-pialang global menyediakan 4 ukuran lot dalam sistem perdagangan mereka, yaitu:
1. Lot Standar 2. Lot Mini 3. Lot Mikro 4. Lot Nano
Lot stkitar didefinisikan sebagai 100.000 unit
base currency. Contohnya, bila kita membeli 1 lot stkitar EUR/USD, maka kita membeli 100.000 Euro dengan Dollar AS.
Sedangkan definisi lot mini adalah 10.000 unit
base currency. Contohnya, bila kita membeli 1 lot mini GBP/USD, berarti kita membeli 10.000 Poundsterling dengan Dollar AS.
Kemudian definisi lot mikro adalah sebagai 1000 unit base currency. Contohnya, bila kita membeli 1 lot mikro USD/JPY, berarti kita membeli 1000 Dollar AS dengan Yen.
Terakhir adalah definisi lot nano adalah sebagai 100 unit base currency. Contohnya, bila kita membeli 1 lot nano USD/IDR, berarti kita membeli 100 Dollar AS dengan Rupiah.
Kategori Ukuran LOT Jumlah Unit Perbandingan Satuan Standar $100,000 1 lot Mini $10,000 0.1 lot Mikro $1,000 0.01 lot Nano $100 0.001 lot
Tabel 2. Tabel Ukuran Lot
Perhitungan Dalam Trading
Pada bahasan ini saya mencoba untuk membahas tentang perhitungan dalam trading yang harus kita pahami. Beberapa variable ini menjadi patokan kita untuk merencanakan transaksi, dimana kita harus paham bagaimana perhitungannya. Kita mulai dengan:
1. Balance (B)
Balance adalah variable yang berisikan nominal modal yang akan kita tanamkan. Dimana tiap ada kerugian taupun keuntungan yang kita ambil saat bertransaksi akan berpengaruh pada variable ini.
Balance = Modal + (keuntungan/kerugian)
2. Equity (E)
Equity adalah variable yang menampilkan modal berjalan kita saat transaksi sedang
berlangsung. Variable ini terpengaruh oleh seberapa besar keuntungan/kerugian yang sedang berjalan atau sering kita sebut dalam kondisi floating.
Equity = Balance + (Floating (untung/rugi) + komisi)
3. Margin (M)
Margin adalah variable yang mencerminkan seberapa besar jaminan yang sedang kita gunakan. Margin memiliki beberapa jenis yaitu:
1 lot
0.1 lot
0.01 lot
0.001 lot
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, masing-masing ukuran satuan memiliki jumlah margin pemakaian yang berbeda-beda.
Margin = Nilai Margin Jaminan
4. Free Margin (FM)
Free Margin adalah variable margin bebas yang belum digunakan untuk bertransaksi, dimana margin bebas ini berfluktuasi
mengikuti naik atau turunnya equity akibat transaksi yang sedang berjalan.
Free Margin = Equity – Margin
5. Margin Level (ML)
Margin Level adalah variable terpenting yang harus kita amati. Dimana variable ini merupakan cerminan prosentase dari kekuatan modal kita. Semakin besar nilai margin jaminan yang kita gunakan, maka akan semakin kecil margin level yang kita miliki karena Margin level berbanding terbalik dengan Margin. Namun variable ini berbanding lurus dengan nilai Equity.
Margin Level = 𝐌𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲x 100%
C. LEVEL-LEVEL PENTING
ada level-level penting ini biasanya para trader pemula sering melupakan, bahkan mungkin tidak tau sama sekali tentang level penting
Margin Call dan Cut Point. Mari kita bahas secara singkat dan padat tentang level penting ini.
Margin Call
Level ini merupakan peringatan pertama akan kurangnya equity yang kita miliki saat
P
bertransaksi. Peringatan ini ditujukan agar kita tidak terkena Cut Point.
Berikut rumus perhitungannya:
MARGIN CALL = MARGIN x 80%
Pada level ini para trader harus lebih waspada terhadap pergerakan modal bisnis mereka. Banyak sekali trader pemula yang tidak memperhatikan level ini saat mereka memulai transaksi. Mereka cenderung untuk mencari keuntungan ketimbang memperhatikan fluktuasi margin level mereka. Perlu kita catat bahwa untuk merencanakan portofolio bisnis, perhitungan ini harus kita cermati lebih dahulu. Sehingga kita dapat memperkirakan kekuatan modal kita dalam berbisnis.
Cut Point
Cut Point adalah saat semua transaksi yang sedang berjalan akan di tutup secara otomatis oleh bursa karena kurangnya perbandingan equity terhadap margin jaminan yang digunakan. Berikut rumus perhitungannya:
Level penting dan paling genting adalah level cut point, karena jika bisnis kita sudah menyentuh level ini, sudah terlambat untuk memperbaiki kesalahan transaksi yang ada. Solusi terakhir adalah ikhlas menerima kekalahan atau kita memulai kembali dengan memperhitungkan level ini dalam rencana portofolio bisnis kita. Contoh Kasus
Berikut ini adalah contoh kasus untuk mengasah pengetahuan kita dalam memahami dan merencanakan transaksi awal dengan modal awal yang kita miliki.
Bapak andi memiliki modal sebesar Rp 100.000.000 dengan rate ($1 = Rp 10.000). Beliau ingin bertransaksi di pasar FOREX pada mata uang EUR/USD dengan harga running saat ini €1.0930. jika beliau memasang posisi 1 lot BUY pada harga running saat ini. Berapakah:
a. Balance b. Equity c. Margin d. Free Margin e. Margin Level
f. Di level margin call dan cut poin Jawaban:
a. Balance tidak akan berubah nilainya jika tidak ada kerugian atau keuntungan. Jadi balancenya adalah $ 10,000.
b. Equity: jumlah balance yang terpotong atau tertambah akibat posisi floating keuntungan/kerugian
Sehingga equitynya adalah
Equity = Balance – ((jum.LOT x pip x (keuntungan/kerugian))-komisi)
= $ 10,000 – ((1 x $10 x ( (1.0930 – 1.0930))-$30)
= $ 10,000 – ($30) = $ 9,970
c. Margin adalah jumlah kontrak margin yang digunakan untuk melakukan transaksi.
Margin 1 LOT = 1 x $ 1,000 = $ 1,000
d. Free margin adalah jumlah margin yang dapat digunakan untuk melalukan transaksi atau open position.
Free Margin = Equity – Margin = $ 9,970 - $ 1,000 = $ 8,970
e. Margin level adalah prosentase kekuatan margin sebagai indikator ketahanan dana nasabah untuk menahan posisi kerugian. Margin Level = 𝐌𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲x 100%
= $9,970$1,000x 100% = 997,00 %
f. Margin Cal dan Cut Point, dana bapak andi akan terkena margin call dan cut point pada level
Margin Call = Margin x 80% = $1,000 x 80% = $800
Sehingga dapat kita lihat jika Equity menyentuh angka $800 maka dana Pak Andi akan terkena margin call. Dimana beliau akan terkena margin call di level:
Harga BUY @1.0930; dengan equity awal Open transaksi sebesar $9,970; sehingga Rentang pergerakan sampai equity menyentuh level $800 adalah
dimana nilai perpoinnya adalah 1 poin = $1, kita harus menjadikan $9,170 dalam bentuk poin, sehingga rentang pergerakannya dalam poin sebesar
$9,170 : $1 = 910 poin
Dapat kita hitung dimana area beliau terkena
margin call pada level harga; $1.0930 – 910 poin = $1.0020 Cut Point = Margin x 20%
= $1,000 x 20% = $200
Dengan perhitungan yang sama dengan margin call, kita dapatkan:
Harga BUY @1.0930; dengan equity awal Open transaksi sebesar $9,970; sehingga Rentang pergerakan sampai equity menyentuh level $200 adalah
$9,970 - $200 = $9,770,
dimana nilai perpoinnya adalah 1 poin = $1, kita harus menjadikan $9,170 dalam bentuk poin, sehingga rentang pergerakannya dalam poin sebesar
$9,770 : $1 = 970 poin
Dapat kita hitung dimana area beliau terkena
margin call pada level harga; $1.0930 – 970 poin = $0.0960
Cara perhitungan tersebut dapat juga kita gunakan pada semua produk, baik minyak mentah, emas, ataupun pada indeks saham. Dengan memahami perhitungan dasar ini dapat kita gunakan untuk menyusun rencana transaksi di portofolio bisnis kita. Dimana perhitungan ini dapat membantu kita untuk memberikan gambaran besar untuk ketahanan dana yang kita miliki.
BAGIAN DUA.
PERENCANAAN DAN
STRATEGI TRANSAKSI
BAB 2. PERENCANAAN DAN STRATEGI TRANSAKSI A. MEMAHAMI ARAH PERDAGANGANada bagian ini saya mencoba untuk lebih mengkhususkan pembahasan ke produk perdagangan minyak mentah dunia (crude oil West Texas Intermediate). Dimana saya mencoba memberikan gambaran awal untuk memprediksi arah perdagangan pada produk ini, sehingga kita dapat menysun rencana portofolio bisnis dengan lebih baik.
Seiring perkembangan perekonomian global dan kepentingan politik maupun ekonomi, membawa pergerakan harga minyak mentah dunia terperosok sebesar 6319 poin. Didukung oleh ketidak inginan Negara-negara OPEC untuk mengurangi produksi minyak mentah mereka. Disatu sisi, kepentingan awal dalam menurunkan harga minyak mentah dunia di latar belakangi oleh konflik politik antara Rusia dan Ukraina. Juga terkabar bahwa Rusia memiliki andil dalam pemasokan senjata dan kepentingan kepada pemberontakan ISIS di Negara-negara Timur Tengah. Dengan begitu Arab Saudi dan
P
Amerika Serikat bersepakat untuk meningkatkan produksi minyak mentahnya guna menekan harga, dengan begitu dapat menekan perekonomian Rusia yang dimana 40% pendapatan mereka berasal dari penjualan minyak mentah. Pada tanggal 27 November 2014 negara-negara OPEC bersepakat untuk terus menggenjot produksi minyak mentah mereka sehingga harga yang sempat tertahan pada level $75/bbl dapat tertekan hingga level $55.00 - $60.00 /bbl pada semester pertama tahun 2015. Dampak dari penurunan harga minyak dunia berhasil menekan Rusia sehingga pada awal tahun 2015 presiden Rusia “Valdimir Puttin” menyatakan proyeksi perekonomian Rusia akan turun sebesar 0,8% pada tahun 2015. Efek yang terjadi, dapat meredakan konflik ISIS di Timur Tengah dalam beberapa waktu terakhir.
Namun, disatu sisi ternyata Amerika Serikat juga mengeksplorasi minyak mentah baru, “shale oil”. Hal ini menyebabkan ketakutan Negara-negara OPEC akan kehilangan pangsa pasar lama yang dapat beralih ke minyak shale yang diproduksi oleh Amerika Serikat. Sehingga tetapan batas penurunan awal minyak mentah dunia yang berkisar $55.00/bbl di tekan turun kembali hingga dapat bergerak di level $40an/bbl. Dimana OPEC terus menggenjot pasokan produksi minyak mereka agar minyak shale dapat ditekan pangsa pasarnya.
Seperti apa fakta-fakta yang ada tentang minyak mentah dunia di Arab Saudi dan Amerika Serikat. Dari beberapa fakta yang saya dapatkan, untuk harga produksi minyak mentah di Arab Saudi sendiri berkisar $2-$6/bbl. Hal ini dapat kita artikan, jika harga minyak mentah jatuh hingga level $10/bbl pun, Arab Saudi tidak akan mengalami kerugian besar untuk devisa Negara mereka. Namun, harga produksi ini tidak berlaku pada 12 Negara-negara OPEC lainnya. Dimana tetapan harga produksi mereka hanya berkisar $25-$30/bbl. Sedangkan di Amerika Serikat sendiri, minyak shale memiliki harga produksi yang tidak murah, karena biaya produksi untuk pengeboran minyak mentahnya memiliki biaya yang besar. Diprediksi untuk biaya produksi minyak shale ini berkisar pada level $45-$50/bbl. Oleh sebab itu harga minyak ditekan hingga batas level produksi minyak shale, untuk menekan pangsa pasar produk baru ini. Banyak terlansir dibeberapa media berita online, harga dapat diprediksi jatuh hingga level $20/bbl. Benar, secara teknikal jika kita menganalisa baik dari indikator pergerakan rata-rata ataupun dari level-level tahanannya, harga dapat mengincar level tersebut. Namun, jika kita melihat beberapa fakta diatas, yang menjadi pertanyaan kita “Apakah, pasar global akan menekan harga dibawah level produksi Negara-negara OPEC lainnya?”
Disini saya akan mencoba memaparkan beberapa hal yang dapat kita gunakan untuk menganalisa arah
pergerakan pasar, baik secara teknikal dan fundamental. Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan cara membaca arah perdagangan dengan penggunaan implementasi analisa fundamental dari sisi hukum ekonomi penawaran & permintaan, juga analisa teknikalnya dengan implementasi indikator moving average & Fibonacci retracement.
Untuk mempersingkat waktu, dapat kita mulai saja dari hukum perdagangan supply & demand.
Hukum Penawaran dan Permintaan
Faktor fundamental ini merujuk pada prinsip-prinsip dasar atau pokok yang dalam kegiatan ekonomi dapat dimaknai sebagai pertemuan antara permintaan dan penawaran, yang mana permintaan (demand) bersumber dari konsumen sedangkan penawaran (supply) berasal dari produsen. Pada hakekatnya, harga (price) akan terbentuk melalui interaksi dari kedua komponen yang memiliki kepentingan yang berlawanan ini.
Gambar 1. Skema Perdagangan dan Keseimbangan Harga
Dalam dunia nyata dewasa ini, di mana seluruh negara di dunia hampir tidak ada lagi “sekat” untuk berinteraksi melakukan perdagangan satu sama lain, permintaan akan minyak merupakan representasi dari kebutuhan minyak hampir seluruh dunia. Sedangkan pada sisi sebaliknya, penawaran merupakan representasi dari produksi minyak di seluruh dunia, sehingga faktor fundamental di sini merupakan titik pertemuan antara kebutuhan minyak dunia dan produksi minyak dunia yang kemudian membentuk harga pada titik tersebut.
Secara empiris, penawaran minyak yang dalam hal ini merupakan produksi minyak akan dipengaruhi ketersediaan cadangan untuk kemudian diproduksi menjadi minyak. Selanjutnya, hal ini akan sangat tergantung
kepada kemauan dan kemampuan negara-negara pemilik cadangan tersebut untuk memproduksi minyak.
Dewasa ini kelompok negara penghasil minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang memiliki sebagian besar cadangan minyak dunia menjadi sangat dominan dalam menentukan besar atau kecilnya produksi minyak dunia. Kesepakatan-kesepakatan yang terjadi di antara mereka, dengan kepentingan kepentingan tertentu yang mengikutinya dari waktu ke waktu, telah menjadikan naik turunnya produksi (supply) minyak secara kasat mata berada di tangan negara-negara tersebut.
Sebaliknya dari sisi demand, secara empiris permintaan dunia akan dipengaruhi oleh pemakaian minyak oleh negara-negara, baik yang tergabung dalam dalam komunitas ekonomi misalnya Organisasi untuk Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development) yang disebut OECD maupun negara-negara yang non-OECD.
Namun demikian, pada kenyataannya demand minyak yang terjadi tidak secara langsung mencerminkan kebutuhan total negara-negara di
seluruh dunia (baik yang tergabung dalam OECD dan non-OECD) ini untuk menggunakan minyak pada saat itu juga. Hal ini disebabkan pergerakan dan pengiriman minyak dari suatu negara ke negara lain memerlukan waktu.
Mengingat pada hakekatnya minyak merupakan barang komoditas yang diperdagangkan, dalam jeda waktu tersebut sangat dimungkinkan eskalasi keperluan dan spekulasi-spekulasi yang pada akhirnya menjadikan demand minyak yang dimaksud bergerak naik dan turun.
Spekulasi-spekulasi inilah yang menjadikan demand minyak susah ditebak dan ditentukan arahnya karena hal tersebut berkenaan langsung dengan barang dagangan lain. Sehingga bisa kita simpulkan jika kita mendapati berita-berita global mengenai banyaknya penawaran (oversupply), harga akan mengalami penurunan, sebaliknya jika permintaan yang berlebih (overdemand) akan mempengaruhi kenaikan harga. Dimana pergerakan komoditas minyak mentah dunia juga akan mempengaruhi pergerakan mata uang, karena dengan fluktuasi komoditas ini akan menjadi dasar penentuan kebijakan ekonomi yang ada disetiap negara. Pada pertengahan tahun 2009, Amerika Serikat menemukan minyak mentah di tanah mereka sendiri. Dimana sampai saat ini, minyak mentah
Amerika Serikat lebih cenderung digunakan untuk konsumsi dalam negeri mereka sendiri. Namun dibeberapa tahun terakhir support minyak mentah Amerika Serikat telah memasuki perdagangan global maupun elektronik. Sehingga kita kenal dengan produk perdagangan mereka sebagai WTI (West Texas Intermediate). Minyak mentah memiliki dampak besar dalam perekonomian global, dalam jangka waktu 50 tahun, minyak bergerak dalam rentang yang besar tetapi tidak memiliki trend pergerakan yang pasti. Diantara tahun 1945 – 1972 bergerak dikisaran harga $2-$3 per barel, dimana pada tahun 1973 -1974 harga mengalami lonjakan higga pada musim panas 2008 harga dipukul hingga jatuh pada level $31 per barel.
Gambar 2. WTI Spot Oil price
Kemudian sampai pada semester kedua tahun 2014, harga minyak mengalami
penurunan/perubahan trend setelah terkonsolidasi/flat selama 5 tahun terakhir. Sehingga dalam analisa teknikal, saya membagi periode pergerakan minyak menjadi analisa per 5 tahunan :
Dalam pergerakan 5 tahun, dapat kita lihat dan perhatikan, harga minyak mengalami trend naik dalam periode 5 tahun dari tahun 2003 hingga 2008, yang dimana pada tahun 2008 hingga 2013 harga terkosolidasi panjang pada range $76 - $104 /bbl. Dimana dengan prediksi 5 tahun kemudian dari tahun 2013, harga minyak memiliki pola yang sama dengan pergerakan di tahun 2003-2008, dimana pada tahun 2014 semester akhir mengalami penurunan hingga level $43/bbl.
Dalam pergerakan 5 tahun kedepan, minyak dapat di prediksi akan kembali menyentuh level $70-80/bbl.
Dari pembagian periode 5 tahunan, dapat terlihat jelas arah rebound/pembalikan arah harga minyak mentah melalui level-level tahanan yang ada. Secara bulanan harga terlihat jelas, telah mengalami kejenuhan akan tekanan jual. Namun dalam pergerakan awal tahun saat ini minyak mentah mencoba mencari level harga terbawah akibat tekanan oversupply dari pihak OPEC dan NON-OPEC. Dimana rebound terdekat dalam tahun ini terprediksi akan sampai pada level $60/bbl-$70/bbl.
Setelah kita mengetahui pkitangan secara global untuk pergerakan harga minyak mentah dunia. Kita dapat menganalisa pergerakan sesuai dengan timeframe yang akan kita jadikan untuk
entry dan exit point. Kita dapat melihat menuju timeframe yang lebih kecil, yaitu pada timeframe mingguan ataupun harian.
Jika kita lihat dalam time frame mingguan, pergerakan harga masih terlihat akan mengalami penurunan, karena rata-rata pergerakan harga masih turun. Sebagai indikasi perubahan arah mingguan adalah fase konsolidasi/flat/sideway. Jika pada beberapa minggu kedepan harga dapat mengalami pergerakan flat di area sekarang antara $27 - $32, ada kemungkinan harga akan mengalami trend. Apakah trend tersebut naik
atau akan kembali turun? Dengan begitu langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah memberikan nilai toleransi gejolak harga sebesar 35% dari rotal pergerakan bulanan yang dapat kita hitung dari awal tahun hingga bulan ini, dimana harga telah bergerak sebesar 1468 poin. Terhitung dari harga tertinggi awal tahun hingga harga terendah yang tercapai sampai bulan ini, yaitu $42.22 dan $27.54. dengan menetapkan nilai toleransi 35%, dapat kita perhitungkan gejolak penurunan dan kenaikan dari rentang tersebut menjadi :
35% x 1468 poin = 513,8 ~ 514 poin.
Sehingga kita memiliki toleransi lonjakan dengan batas :
Harga low – 514 poin = $27.54 – 514 poin = $22.40 (toleransi penurunan terjauh).
Harga high + 514 poin = $42.22 + 514 poin = $47.36 (toleransi kenaikan terjauh).
Dengan memberikan nilai toleransi lonjakan, kita mendapatkan level harga $22.40 dan $47.36. sehingga kita dapat memperhitungkan toleransi resiko untuk dana yang akan kita jaminkan. Namun apakah hargga dapat menyentuh level $15/bbl?
Seperti yang telah dilansir oleh menteri perminyakan Arab Sauid “Al-Naimi” mengatakan
bahwa, pembaikan demand di zona Asia dan Eropa sudah membaik dan penetapan Harga Pokok Penjualan Minyak Mentah akan dinakkan menuju level $40/bbl. Dengan begitu dapat kita artikan bahwa penurunan yang akan terjadi lebih bersifat sementara atau hanya membentuk
bump/ekor, dalam penentuan level terbawah untuk mencari kekuatan naik.
Dengan mengetahui gambaran analisa teknikal dan fundamental secara global, kita dapat memperkirakan pergerakan arah harga untuk menentukan level kekuatan modal yang kita miliki.
B. MENYUSUN PERENCANAAN DAN STRATEGI TRANSAKSI
alam hidup, kita selalu menemui hal yang berbeda-beda. Dari perbedaan inilah timbul peluang-peluang. Sehingga bisa dkatakan bahwa life is abundant with opportunities “hidup itu penuh dengan peluang”.
Dan semuanya tetap kembali kepada kita, apakah kita akan mengambil kesempatan-kesempatan yang ada atau tidak? Dengan mengambil kesempatan yang ada, berarti kita telah menentukan langkah yang akan merubah kehidupan kita. Kearah yang lebih baik atau tidaknya, kita akan menentukan sejauh mana kita berpikir untuk mengarahkannya.
D
Dalam hal kebebasan finansial, pengelolaan kesempatan ini selalu diiringi oleh resiko dalam pengambilan keuntungannya. Dan saya tekankan bahwa “janganlah hidup bersama dengan resiko kerugian yang tak dapat kita atasi”. Maka dari itu saya mencoba untuk membahas bagaimana kita menyusun rencana transaksi dan strategi untuk menekan resiko dan menghasilkan keuntungan dengan proyeksi keuntungan dan ruginya.
Keuntungan dan kerugian bisa di ibaratkan pasangan abadi dalam dunia bisnis. Saat terjun dalam bisnis apapun, kita selalu bertemu dengan keuntungan dan kerugian baik besar maupun kecil. Tidak sedikit juga pebisnis/pelaku pasar yang gulung tikar karena tidak mampu menahan kerugian dengan baik. Sehingga disini saya akan memaparkan secara jelas tentang keuntungan dan kerugian yang akan kita peroleh pada transaksi bisnis perdagangan berjangka ini. untuk melihat proyeksi keuntungan dan kerugian dengan jelas, kita harus memiliki rencana transaksi yang jelas pula. Maka dari itu, saya akan mulai perencanaan transaksi trading online ini untuk kita. Saya awali dengan manajemen resiko dari penetapan perbandingan kerugian dan keuntungan yang harus kita ambil saat bertransaksi.
PERBANDINGAN KERUGIAN dan KEUNTUNGAN Perbandingan paling aman untuk transaksi, misal pada crude oil adalah 1 : 2. Dengan perbandingan ini kita dapat mengatasi kerugian yang beruntun hanya dengan beberapa kali transaksi untung. Dapat kita contohkan sebagai berikut :
- Penetapan kerugian : keuntungan = 1 : 2 , sehingga
penetapan stop kerugian = 25 poin dan keuntungan = 50 poin.
Dengan nilai perpoin sebesar Rp 100.000. Dimana periode transaksi bursa selama sebulan adalah 20 hari kerja (senin-jumat). Dengan potongan komisi sebesar Rp 300.000.
- Persoalan :
Jika kita melakukan 20 transaksi dalam sebulan dimana 10 transaksi rugi dan 10 kali transaksi untung, maka,
Kerugian = jumlah transaksi X ((poin x Rp 100.000)- komisi) X volume transaksi
= 10 X ((-25 poin X Rp 100.000) – 300.000) X 1 lot
= - Rp. 28.000.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = jumlah transaksi x ((poin x Rp 100.000) – komisi) X volume transaksi
= 10 x ((50 poin x Rp 100.000) – 300.000) x 1 lot
Total Pendapatan = Kerugian + keuntungan = -Rp 28.000.000 + Rp 47.000.000 = Rp 19.000.000 --- KEUNTUNGAN Dapat kita lihat disini bahwa dengan penetapan perbandingan kerugian dan keuntungan 1 : 2. Maka jika kita melakukan 10 kali transaksi gagal dan 10 kali transaksi untung kita akan mendapatkan untung sebesar Rp 19.000.000.
Jadi inilah keuntungan kita menggunakan
perbandingan kerugian dan keuntungan. Dengan menetapkan pengambilan kerugian dan keuntungan, kita dapat melihat secara jelas proyeksi pendapatan kita dalam sebulan sesuai dengan perbandingan banyaknya transaksi kita.
Tetapi menentukan perbandingan kerugian dan keuntungan ini belum bisa dibilang CUKUP. Sehingga kita harus menambahkan strategi lain yaitu menentukan probabilitas jumlah transaksi yang akan kita lakukan dalam sebulan dengan asumsi keakuratan analisis.
Seperti apa itu asumsi keakuratan analisis, akan saya jabarkan sebagai berikut:
ASUMSI KEAKURATAN ANALISA
“Asumsi keakuratan analisa adalah seberapa besar ketepatan kita untuk menganalisa dan memprediksi pergerakan harga kedepan.”
Asumsi ini sangatlah penting karena dapat kita lihat seberapa banyak transaksi untung dan rugi yang harus kita lakukan untuk memperoleh keuntungan. Asumsi ini didukung oleh pengetahuan yang kuat tentang indikator dan berita-berita yang berpengaruh pada pergerakan harga.
ASUMSI KERUGIAN 50:50 , 60:40 , 70:30 , & 80:20
Dengan asumsi ketepatan analisa sebesar 50 : 50, maka kita akan mendapatkan jumlah transaksi sebagai berikut :
Banyaknya transaksi dalam 1 hari = 1 kali sehari, maka
Dalam sebulan 20 hari kerja = 20 kali transaksi. Dengan asumsi keakuratan analisa = 50 & 50, kita dapatkan
Transaksi RUGI = 50% X 20 = 10 kali transaksi Transaksi UNTUNG = 50% X 20 = 10 kali transaksi Keuntungan dalam waktu sebulan:
Kerugian = 10 X ((-25 poin X Rp 100.000) – 300.000) X 1 = - Rp 28.000.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = 10 x ((50 poin x Rp 100.000) – 300.000) x 1 = Rp 47.000.000 --- KEUNTUNGAN
Pendapatan sebulan = kerugian + keuntungan
= -Rp 28.000.000 + Rp 47.000.000 = Rp 19.000.000 --- KEUNTUNGAN
Dengan asumsi keakuratan analisa = 60 & 40 Transaksi RUGI = 60% X 20 = 12 kali transaksi Transaksi UNTUNG = 40% X 20 = 8 kali transaksi Kerugian = 12 X ((-25 poin X Rp 100.000) – 300.000) X 1
= - Rp 33.600.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = 8 x ((50 poin x Rp 100.000) – 300.000) x 1 = Rp 37.600.000 --- KEUNTUNGAN Pendapatan sebulan = kerugian + keuntungan
= -Rp 33.600.000 + Rp 37.600.000 = Rp 4.000.000 --- KEUNTUNGAN Dengan asumsi keakuratan analisa = 70 & 30 Transaksi RUGI = 70% X 20 = 14 kali transaksi Transaksi UNTUNG = 30% X 20= 6 kali transaksi Keuntungan dalam waktu sebulan:
Kerugian = 14 X ((-25 poin X Rp 100.000) – 300.000) X 1 = - Rp 39.200.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = 6 x ((50 poin x Rp 100.000) – 300.000) x 1 = Rp 28.200.000 --- KEUNTUNGAN
Pendapatan sebulan = kerugian + keuntungan
= -Rp 39.200.000 + Rp 28.200.000 = - Rp 11.000.000 --- KERUGIAN Dengan asumsi keakuratan analisa = 80 & 20 Transaksi RUGI = 80% X 20 = 16 kali transaksi Transaksi UNTUNG = 20% X 20 = 4 kali transaksi Keuntungan dalam waktu sebulan:
Kerugian = 16 X ((-25 poin X Rp 100.000) – 300.000) X 1 = - Rp 44.800.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = 4 x ((50 poin x Rp 100.000) – 300.000) x 1 = Rp 18.800.000 --- KEUNTUNGAN
Pendapatan sebulan = kerugian + keuntungan
= -Rp 44.800.000 + Rp 18.800.000 = - Rp 26.000.000 --- KERUGIAN
Perhitungan diatas adalah proyeksi kemungkinan yang akan kita dapatkan.
ASUMSI KEUNTUNGAN 50:50 , 40:60 , 30:70 , 20:80
Dengan asumsi ketepatan analisa sebesar 50 : 50, maka kita akan mendapatkan jumlah transaksi sebagai berikut :
Banyaknya transaksi dalam 1 hari = 1 kali sehari, maka
Dalam sebulan 20 hari kerja = 20 kali transaksi. Dengan asumsi keakuratan analisa = 50 & 50, kita dapatkan
Transaksi RUGI = 50% X 20 = 10 kali transaksi Transaksi UNTUNG = 50% X 20 = 10 kali transaksi Keuntungan dalam waktu sebulan:
Kerugian = 10 X ((-25 poin X Rp 100.000) – 300.000) X 1 = - Rp. 28.000.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = 10 x ((50 poin x Rp 100.000) – 300.000) x 1 = Rp 47.000.000 --- KEUNTUNGAN
Pendapatan sebulan = kerugian + keuntungan
= -Rp 28.000.000 + Rp 47.000.000 = Rp 19.000.000 --- KEUNTUNGAN
Dengan asumsi keakuratan analisa = 40 & 60 Transaksi RUGI = 40% X 20 = 8 kali transaksi Transaksi UNTUNG= 60% X 20 = 12 kali transaksi Kerugian = 8 X ((-25 poin X Rp 100.000) – 300.000) X 1
= - Rp 22.400.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = 12 x ((50 poin x Rp 100.000) – 300.000) x 1 = Rp 56.400.000 --- KEUNTUNGAN
Pendapatan sebulan = kerugian + keuntungan
= -Rp 22.400.000 + Rp 56.400.000 = Rp 34.000.000 --- KEUNTUNGAN
Dengan asumsi keakuratan analisa = 70 & 30 Transaksi RUGI = 30% X 20 = 6 kali transaksi Transaksi UNTUNG= 70% X 20 = 14 kali transaksi Keuntungan dalam waktu sebulan:
Kerugian = 6 X ((-25 poin X Rp 100.000) – 300.000) X 1 = - Rp 16.800.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = 14 x ((50 poin x Rp 100.000) – 300.000) x 1 = Rp 65.800.000 --- KEUNTUNGAN
Pendapatan sebulan = kerugian + keuntungan
= -Rp 16.800.000 + Rp 65.800.000 = Rp 49.000.000 --- KEUNTUNGAN
Dengan asumsi keakuratan analisa = 80 & 20 Transaksi RUGI = 20% X 20 = 4 kali transaksi Transaksi UNTUNG= 80% X 20 = 16 kali transaksi Keuntungan dalam waktu sebulan:
Kerugian = 4 X ((-25 poin X Rp 10.000) – 300.000) X 1 = - Rp 11.200.000 --- KERUGIAN
Keuntungan = 16 x ((50 poin x Rp 10.000) – 300.000) x 1 = Rp 75.200.000 --- KEUNTUNGAN
Pendapatan sebulan = kerugian + keuntungan
= -Rp 11.200.000 + Rp 75.200.000 = Rp 64.000.000 --- KEUNTUNGAN
Perhitungan diatas adalah proyeksi kemungkinan yang akan kita dapatkan.
Review Kerugian dan Keuntungan
Asumsi Kerugian Keuntungan
50/50 - Rp 19.000.000
60/40 Rp 4.000.000 Rp 34.000.000
70/30 - Rp 11.000.000 Rp 49.000.000 80/20 - Rp 26.000.000 Rp 64.000.000
Tabel 3. Tabel Keuntungan dan Kerugian dengan Strategi 1 : 2
Dapat kita lihat disini, sampai batas asumsi keakuratan 80% & 20% lah kita akan menderita kerugian sebesar Rp 26.000.000 dalam sebulan. Sehingga kita memiliki batas asumsi keakuratan analisa pada asumsi 60% loss dan 40 % profit, jika kita ingin menikmati keuntungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang kuat akan analisa indikasi-indikasi pergerakan harga menentukan asumsi keakuratan analisa. Dimana telah kita lihat proyeksi kerugiannya, jonoumsikan jika kita salah menganalisa sebesar 80% maka kita akan rugi sebesar Rp 26.000.000/bulan. Dalam artian bahwa kita sebagai pelaku transaksi tidak memiliki pengetahuan kuat akan analisa indikasi pergerakan harga. Sebaliknya jika kita memiliki pengetahuan kuat akan analisa indikasi, yaitu sebesar 80% maka kita akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 64.000.000/bulan.
Mungkin kita akan bertanya dalam hati, apa mungkin keuntungan dapat kita perbesar lagi? Sangat mungkin sekali, tetapi akan saya kembalikan kepada besarnya modal yang akan kita gunakan pada transaksi ini. Dengan dana reguler Rp 500.000.000, maka untuk keamanan dana kita, setidaknya kita memiliki minimal 2000 poin untuk menahan gejolak pergerakan bulanan.
Dengan proyeksi keuntungan diatas, untuk mendapatkan keuntungan tersebut kita juga harus menentukan ketahanan dana kita. Untuk mengetahui seberapa kuat ketahanan dana menahan kerugian sampai di harga berapa.
Proyeksi Profit/Loss
Gambar 4. Proyeksi Keuntungan dan Kerugian dan Nilai Kekuatan Dana
Seperti telah kita ketahui tabel diatas dengan dana sebesar Rp 500.000.000, memiliki kekuatan dana sebesar 2500 poin. Dengan prediksi kekuatan dana jika kita BUY sebesar 2 lot pada level $28.50/bbl maka kekuatan dana dapat menahan penurunan sampai pada level $3.50/bbl. Sedangkan jika kita SELL pada level $28.50/bbl maka kekuatan dana dapat menahan kenaikan sampai pada level $53.50/bbl.
Dengan gambaran rentang harga yang di dapat, kita dapat merencanakan transaksi baik dengan Modal, Resiko, dan Strateginya.
Dalam hal ini dengan menentukan modal awal kita dapat menghitung range yang kita miliki. Dengan rencana dana sebesar Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah), dapat kita rencanakan dengan awalan:
Gambar 4.1. Kemungkinan Untung dan Rugi
Dengan daily trading 50 dan -25 poin untuk pengambilan transaksi tiap hari. Dengan maksimal transaksi sebesar 2 lot/hari.
Gambar 4.2. Manajemen Modal dan Resiko
Dengan mengetahui level kekuatan modal kita, dapat kita hitung kekuatan modal kita:
Jika kita bertransaksi,
a. BELI/BUY @ 28.50 : resiko modal habis pada level $3.50
b. JUAL/SELL @ 28.50 : resiko modal habis pada level $53.50
Sehingga, transaksi mana yang lebih cocok untuk area pergerakan saat ini? Seperti yang telah kita gambarkan pada prediksi sebelumnya, harga akan dapat mengalami rebound hingga level $60 - $70/barel atau terdekatnya akan sampai pada level $60/bbl. Dimana dengan menentukan toleransi
lonjakan di pembahasan sebelumnya, kita memiliki toleransi penurunan dan lonjakan kenaikan pada level $22.40 dan $47.36.
Jika kita mengetahui batasan bawah yang sempit namun batasan atas yang lebih lebar, transaksi yang direkomendasikan adalah dengan memBELI minyak. Dengan konsep trading secara jangka panjang long-term.
Untuk perencanaan resikonya dapat dilihat pada penjabaran berikut:
Dapat kita lihat jika harga mengalami lonjakan dengan toleransi 35% yang telah kita tetapkan, resiko dana akan terseret/floating minus sebesar $12,140 atau sekitar Rp 121.400.000 Namun untuk mengatasi jika lonjakan harga ternyata jatuh lebih dalam, kita dapat menyiapkan posisi LOCKING, dengan strategi locking dapat kita bahas di buku yang berbeda. Dengan melihat potensi rebound minyak mentah dunia yang diprediksi hingga level $60/bbl. Kita dapat membagi pergerakan satu tahun ini menjadi dua semester, semester pertama yaitu pada bulan Januari-Juni dan semester kedua pada bulan Juli-Desember.
Untuk pergerakan semester pertama di prediksi harga akan membentuk low baru untuk beberapa bulan ini, prediksi terjauhnya hanya sampai pada level $22.40/bbl. Untuk memperkuat analisa
fundamental kita, saya berpatokan juga kepada forecast/prediksi dari www.forecasts.org yang selama ini memberikan data prediksi perekonomian dan pergerakan komoditas.
Gambar 4.3 Simulasi Rencana Transaksi Untuk Resiko Kerugian
Berikut data yang telah di update tiap bulan :
Gambar 4.4 Prediksi Pergerakan dari www.forecasts.org bulan Januari 2016
Seperti dari data forecast yang diberikan oleh pusat prediksi Amerika ini, kita dapat melihat range pergerakannya tiap bulan secara jelas. Untuk pergerakan dari bulan Januari hingga Juli, harga diprediksi akan naik dengan forecast value yang kian lama kian menurun :
a. Januari; Forecasts Value : $31.68 b. Februari; Forecasts Value : $26.60 c. Maret; Forecasts Value : $23.50 d. April; Forecasts Value : $21.70 e. Mei; Forecasts Value : $20.70 f. Juni; Forecasts Value : $20.00 g. Juli; Forecasts Value : $19.20 Dengan rekor penurunan terjauh pada bulan Juli yaitu pada level $13.40. sehingga dengan adanya gambaran prediksi dari Amerika Serikat, kita dapat menghitung level resiko yang kita miliki dimana terjauhnya penurunan sampai pada level $13.40/barel. Namun dari data prediksi ini, pasti memiliki tingkat ketepatan dengan toleransi harga juga, sehingga kita tidak memakan mentah-mentah prediksi rentang harga tersebut. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, apakah benar harga dapat turun di bawah level produksi minyak mentah secara global? Sampai saat ini pun pihak OPEC dan NON-OPEC mengusahakan pertemuan untuk perundingan perihal pengurangan produksi di wilayahnya.
Pada gambar 4.5, jika pada akhir semester pertama harga akan di prediksi dapat menyentuh level $47.36 untuk koreksi tertingginya. Dengan memberikan toleransi rebound hanya sampai level $47.36, maka bisa kita hitung potensi keuntungannya juga jika kita memBELI pada level harga saat ini $28.50, yaitu berkisar $37,780 atau sekitar Rp 377.800.000.
Sehingga kita dapat melihat perbandingannya atara resiko dan keuntungannya menjadi:
$12,140 : $37,780 = 1 : 3, jika kita rugi, kita akan rugi “1”, namun jika kita untung, kita akan untung “3”. Demikian perbandingan antara resiko dan keuntungan yang akan didapat, dengan melakukan strategi dan analisa kontigensi dengan sistem transaksi yang AMAN.
BAB 3. ANALISA TEKNIKAL DAN FUNDAMENTAL A. KARAKTER CANDLE
ebelum kita memulai pembahasan tentang karakter candle, ada beberapa hal yang harus kita pahami terlebih dahulu. Dalam pembentukan harga, candle bergerak dalam dua arah, yaitu Naik dan Turun. Dimana pergerakan ini mencerminkan pergerakan Beli dan Jual dari para pelaku pasar. Sehingga terbentuklah berbagai macam bentuk candle dari tiap timeframe (rentang waktu) yang digunakan untuk bertransaksi. Dari cerminan pergerakan pelaku pasar inilah terbentuk karakter-karakter yang dapat kita jadikan acuan dalam mengambil posisi untuk bertransaksi. Disini akan saya bahas dalam tiga tingkatan, yaitu dasar, menengah, dan lanjutan. Dimana tiga tingkatan ini akan memiliki pembahasan-pembahasan tersendiri, sehingga para pembaca dapat lebih mudah mengikuti dan memahami dengan baik.
STRUKTUR CANDLE STICK
Sebelum kita memulai mengenal dan memahami karakter candle stick, kita harus terlebih dahulu memahami bagaimana struktur sebuah candle chart dalam trading. Komponen – komponen penyusun dalam pembentukan sebuah candle adalah sebagai berikut :
1. Open Price 2. Close Price 3. High Price 4. Low Price
Hubungan antara komponen – komponen yang ada akan membentuk sebuah karakter candle. Dimana pada pembahasan ini saya akan mencoba membahas beberapa karakter candle yang memiliki efek signifikan di pergerakan selanjutnya.
Gambar 5. Struktur Candle Stick
Jika harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan, maka akan membentuk candle naik (candle BIRU, Gambar 1) dan jika sebaliknya maka akan membentuk candle turun (candle MERAH, Gambar 2). Dimana kaki – kaki/ekor atas dan bawah yang terbentuk sering disebut sebagai “Shadow”.
ANALISA CANDLE STICK
Sebagian besar trader dunia menggunakan basic karakteristik dari suatu candle untuk pengambilan entry dan exit pointnya. Dimana tiap karakter candle memiliki efek pergerakan yang berbeda-beda. Dengan memahami karakter
suatu candle, kita dapat memahami bagaimana sentimen akan membawa pergerakan harga selanjutnya di tiap timeframe (kurun waktu) yang ada. Trader menggunakan ini untuk lebih memahami perilaku pasar dan mengkombinasikannya dengan beberapa indikator yang ada.
Berikut adalah beberapa jenis karakter candle yang digunakan para trader dan memiliki efek yang signifikan.
CANDLE CONTINUATION UPWARD GAP TASUKI Karakter:
a. Kenaikan dua candle yang berkelanjutan b. Terjadi gap up pada trend kenaikan yang
membentuk 1 candle naik
c. Candle kenaikan pertama setelah gap up diikuti oleh 1 candle turun yang dapat tutup dibawah harga pembukaan candle naiknya
DOWNWARD GAP TASUKI Karakter:
a. Penurunan dua candle yang berkelanjutan
b. Terjadi gap down pada trend kenaikan yang membentuk 1 candle turun
c. Candle penurunan pertama setelah gap down diikuti oleh 1 candle naik yang dapat tutup diatas harga pembukaan candle turunnya
Gambar 6.2 Downward Gap Tasuki
RISING THREE Karakter:
a. Kenaikan berkelanjutan
b. Terjadi candle naik yang panjang
c. Kemudian tercipta 2 atau lebih candle kecil turun yang berjejer kebawah
d. Tercipta candle naik yang panjang lagi dan dapat melebihi harga high candle naik panjang pertama
Gambar 6.3 Rising Three
FALLING THREE Karakter:
a. Penurunan berkelanjutan
b. Terjadi candle turun yang panjang
c. Kemudian tercipta 2 atau lebih candle kecil naik yang berjejer keatas
d. Tercipta candle turun yang panjang lagi dan dapat melebihi harga low candle turun panjang pertama
CANDLE REVERSAL
BULLISH DAN BEARISH BELT HOLD
Karakter jenis ini mengindikasikan pergerakan reversal dalam range yang lebih kecil sesuai dengan timeframe yang digunakan. Dimana karakter jenis bullish belt hold memiliki ciri-ciri harga open yang lebih rendah namun harga clossingnya lebih tinggi sekitar 80 poin pada timeframe 4 jam dan 150 poin pada timeframe harian. Begitu pula sebaliknya, bearish belt hold memiliki harga
open yang lebih tinggi namun harga
clossingnya lebih rendah dengan kisaran prosentase poin yang sama.
Gambar 6. Bullish dan Bearish Belt Hold
DOJI CANDLE STICK
Karakter ini merupakan jenis karakter candle jepang yang memiliki indikasi reversal/pembalikan arah perdagangan. Dimana karakter jenis ini memiliki karakter dimana harga penutupan sama dengan harga pembukaan. Atau memiliki selisih sekitar 2-5
poin antara harga pembukaan dan penutupannya. Karakter jenis ini dapat kita temui setelah terjadi pergerakan yang signifikan baik itu tekanan pembeli atau penjual. Jenis ini menkitakan bahwa tekanan pembeli dan penjual telah seimbang dan tekanan jual atau beli yang signifikan telah habis. Jika kita menemui karakter jenis ini, dimungkinkan akan terjadinya pergerakan koreksi. Seberapa besarkan pergerkan koreksi atau reversalnya? Pada jenis ini memiliki potensi koreksi yang bervariasi yaitu antara 20% - 60% dari total pergerakan sebelumnya, tergantung pada timeframe berapa yang sedang kita gunakan. Dalam penerapannya, kita dapat mengambil toleransi taking profit di dalam rentang 20% - 60% koreksinya. Semisal pergerakan awal terjadi kenaikan yang signifikan sebesar 200 poin, kemudian kita temui karakter DOJI pada candle selanjutnya.