• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

K

ALIMANTAN

S

ELATAN

T

RIWULAN

II-

2013

 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu tumbuh 5,52% (y-on-y). Dengan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 20,85 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp 9,20 triliun.

 Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah sektor pertanian 64,87%, sektor perdagangan, hotel & restoran 6,44%, sektor jasa-jasa 5,59%. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) adalah sektor sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan 11,04%, sektor bangunan 8,95% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,71%..

 Secara kumulatif, sampai dengan semester I-2013, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh (c-to-c) sebesar 5,55 % dibandingkan semester I-2012, dengan nominal Rp 39,22 triliun atas dasar harga berlaku.  Struktur PDRB Triwulan II-2013 masih didominasi oleh sektor pertambangan, sektor pertanian, dan sektor

perdagangan, hotel dan retoran, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 22,27%, 21,01%, dan 16,09% terhadap total PDRB

 Kinerja perekonomian Kalimantan Selatan di triwulan II-2013 masih diperkuat oleh konsumsi yang dapat meredam menurunnya ekspor akibat koreksi harga beberapa komoditas yang berbasis sumber daya alam di pasar internasional.

Dari sisi permintaan (demmand side), semua komponen penggunaan mengalami peningkatan, kecuali komponen ekspor yang tumbuh -3,18 persen dan impor yang tumbuh -3,53 persen dibandingkan triwulan lalu.

I. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha

Pada triwulan II-2013 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 20,85 triliun rupiah atau naik 2,48 triliun rupiah jika dibandingkan dengan PDRB pada triwulan I-2013. Demikian pula jika dihitung atas dasar harga konstan (2000) PDRB pada triwulan II-2013 mencapai 9,20 triliun rupiah mengalami kenaikan 1,12 triliun rupiah dari triwulan I-2013. Merujuk tahun-tahun sebelumnya, memang biasanya pada triwulan II ini terjadi kenaikan yang signifikan dibanding triwulan I.

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan II-2013 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,64 triliun rupiah, kemudian sektor pertanian sebesar 4,38 triliun rupiah, disusul sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 3,36 triliun rupiah. Sedangkan No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013

(2)

nilai tambah bruto paling rendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 118,08 milyar rupiah. Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, tiga sektor yang memberikan nilai tambah bruto terbesar adalah sektor pertanian 2,29 triliun, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,90 triliun rupiah, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,47 triliun rupiah.

Tabel 1

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

Triw II-2012 Triw I-2013 Triw II-2013 Triw II-2012 Triw I-2013 Triw II-2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 4,047,062.50 2,653,728.33 4,380,296.12 2,174,602.22 1,386,571.81 2,286,046.36 2 Pertambangan dan Penggalian 4,518,705.59 4,563,247.22 4,642,901.56 1,872,225.24 1,877,625.58 1,901,159.49 3 Industri Pengolahan 1,689,526.73 1,780,181.32 1,826,978.15 858,663.85 887,660.66 900,178.10 4 Listrik Gas dan Air Bersih 107,186.46 113,101.55 118,082.93 43,998.22 45,516.17 46,830.58 5 Konstruksi 1,090,243.85 1,155,378.37 1,226,075.24 484,954.69 504,460.65 528,345.44 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,016,558.01 3,121,470.03 3,355,595.21 1,367,027.13 1,383,281.93 1,472,414.81 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,610,256.52 1,718,777.06 1,785,428.08 743,891.02 776,098.84 795,917.40 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 952,752.53 1,069,255.45 1,114,081.32 354,737.07 385,292.17 393,907.20 9 Jasa-Jasa 2,079,929.46 2,191,114.19 2,400,310.05 821,313.26 831,558.26 878,004.02 PDRB Dengan Migas 19,112,221.65 18,366,253.52 20,849,748.66 8,721,412.70 8,078,066.08 9,202,803.39 PDRB Tanpa Migas 18,935,758.94 18,192,337.16 20,677,365.24 8,613,569.37 7,975,404.83 9,099,843.83

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2013

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan II-2012 meningkat 13,92 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Kenaikan tertinggi terjadi pada sektor pertanian (64,87%), sektor perdagangan, hotel & restoran (6,44%), dan sektor jasa-jasa (5,59%). Adanya pertambahan luas panen yg didukung oleh bertambahnya lahan baru turut mendorong peningkatan produksi kalsel. Luas lahan penanaman padi tahun 2013 diperkirakan naik sebesar 11,02% dibanding tahun lalu. Hingga bulan Juni 2013 panen padi di Kalsel mencapai 749 ribu ton, naik 207,93% dibanding triwulan sebelumnya dan diperkirakan akan terus meningkat pada triwulan selanjutnya. Namun demikian, terjadinya hujan yg terus menerus membuat penanaman padi banyak yang tidak bisa dilakukan. Sebab lahan tadah hujan yang dimiliki saat ini masih berair dengan ketinggian di atas rata-rata. Karena adanya ketinggian air inilah, maka penanaman padi yang dilakukan petani akan bergeser waktunya. Produksi ubi kayu dan ubi jalar juga meningkat 6,16% dibanding triwulan sebelumnya sehingga mencapai 26,37 ribu ton.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh cukup bagus yaitu sebesar 6,44%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kondisi sektor pertanian serta komoditas impor bahan makanan serta barang non makanan dari luar Kalsel yang banyak diperjual belikan di pasaran. Peningkatan produksi pertanian tanaman bahan makanan (beras) turut menunjang kenaikan ekspor antar daerah. Begitu juga dengan komoditas utama lainnya barang industri

(3)

dari kayu terjadi peningkatan 3,23% dari tahun lalu. Adanya peringatan bulan bakti Gotong Royong Masyarakat ke X dan hari Kesatuan Gerak PKK ke 41 Nasional di Banjarbaru mendongkrak kenaikan tingkat hunian hotel dan restoran, serta turut meningkatkan omset perdagangan berupa penjualan souvenir.

Kontribusi utama sektor jasa-jasa yang tumbuh 5,59% adalah kegiatan di sektor pemerintahan yang meningkat cukup signifikan dibanding triwulan sebelumnya, dimana pada triwulan ini terjadi peningkatan belanja pegawai baik pembayaran honor berkaitan dengan kegiatan pemerintahan seperti gaji, honor kegiatan serta perjalanan dinas. Untuk sektor jasa pendidikan sedikit mengalami kontraksi karena musim libur sekolah, sebaliknya sektor jasa lainnya seperti jasa hiburan mengalami lonjakan.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (%)

Lapangan Usaha Triw II-2013 terhadap Triw I-2013 (q to q) Triw II-2013 terhadap Triw II-2012 (y on y) Sumber Pertumbuhan (q to q) Semester I-2013 terhadap Semester I-2012 (c to c) (1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 64,87 5,12 11,13 4,99

2 Pertambangan dan Penggalian 1,25 1,55 0,29 1,97

3 Industri Pengolahan 1,41 4,83 0,15 4,72

4 Listrik Gas dan Air Bersih 2,89 6,44 0,02 6,38

5 Konstruksi 4,73 8,95 0,30 8,20

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,44 7,71 1,10 7,28

7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,55 6,99 0,25 7,29

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,24 11,04 0,11 10,98

9 Jasa-Jasa 5,59 6,90 0,57 7,52

PDRB Dengan Migas 13,92 5,52 13,92 5,55

PDRB Tanpa Migas 14,10 5,65 5,68

Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, PDRB triwulan ini dapat mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun pada triwulan II (y-o-y), dimana perekonomian triwulan II-2013 meningkat sebesar 5,52%. Tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah sektor sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan 11,04%, sektor bangunan 8,95% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,71%.

Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan ini cukup tinggi yaitu 11,04% (yoy) dengan dominasi subsektor perbankan sebesar 15,43% (yoy). Peningkatan ini dipengaruhi kredit yang disalurkan perbankan pada triwulan II-2013 ini mencapai 29,25 triliun rupiah di dominasi oleh kredit konsumsi sebesar 39,09%, modal kerja 33,32% dan sisanya untuk investasi sebesar 27,60%. Sedangkan simpanan yang berhasil dihimpun adalah sebesar 35,52 triliun yang didominasi tabungan sebesar 48,60%, giro sebesar 27,00% dan sisanya berupa deposito sebesar 24,40%. Kredit yang disalurkan untuk usaha UMKM juga cukup besar yaitu sebesar 33,31%, meningkat sedikit dibanding triwulan sebelumnya yaitu 32,97%. Kemudian jika dilihat menurut sektornya, maka porsi kredit terbesar adalah pada sektor lain-lain (39,09%), sektor perdagangan (22,92%) dan sektor pertanian sebesar 11,67%.

(4)

III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan II-2013

Sektor ekonomi yang memiliki pangsa terbesar pada triwulan II-2013 adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 22,27%, diikuti oleh sektor pertanian 21,01% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,09%. Gabungan dari ketiga sektor tersebut mempunyai pangsa pasar sebesar 59,37% dari seluruh kapasitas ekonomi Kalsel. Produksi batubara pada triwulan ini melambat dibandingkan triwulan yang lalu karena disebabkan masih lemahnya demand negara tujuan ekspor dan penurunan harga batubara dunia. Terkait rencana pemerintah menertibkan izin usaha pertambangan (IUP) mulai tahun ini yang membuat para pengusaha batubara khawatir izinnya akan dicabut.

Sektor lain yang cukup berkembang adalah sektor bangunan dimana pembangunan yang dilakukan swasta dan pemerintah sudah berjalan dengan kondisi yang relatif bagus. Pembangunan beberapa hotel, jalan dan bangunan lainnya terus berlanjut. Realisasi pemasukan semen ke Kalsel sudah meningkat dibanding triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,72%. Begitu pula dengan pasokan listrik terjadi peningkatan, berdasarkan data PLN Kalselteng surplus pasokan listrik Kalsel mencapai lebih dari 100 Megawatt (MW). Adanya tambahan pasokan dari pembangkit listrik di PLTU Asam Asam sebanyak 4 unit yang kini sudah berfungsi secara maksimal yakni masing-masing dengan kemampuan 65 MW. Sehingga total Daya seluruh pembangkit di PLN Kalselteng kini mencapai 500-520 MW.

Tabel 3

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha (%)

Lapangan Usaha 2012 2013

Triw I Triw II Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 14.80 21.18 14.45 21.01

2 Pertambangan dan Penggalian 26.43 23.64 24.85 22.27

3 Industri Pengolahan 9.75 8.84 9.69 8.76

4 Listrik Gas dan Air Bersih 0.62 0.56 0.62 0.57

5 Konstruksi 6.22 5.70 6.29 5.88

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.20 15.78 17.00 16.09

7 Pengangkutan dan Komunikasi 9.20 8.43 9.36 8.56

8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5.44 4.99 5.82 5.34

9 Jasa-Jasa 11.36 10.88 11.93 11.51

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

IV. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan II-2013

Ditinjau dari sisi permintaan, perekonomian Kalimantan Selatan masih tumbuh positif karena dorongan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga meskipun kinerja ekspor melemah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku mencapai 9,73 triliun rupiah pada triwulan I-2013, naik menjadi 10,07 triliun rupiah pada triwulan II-2013. Sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) meningkat sebesar 0,57 persen pada triwulan I2013 (4,071 triliun rupiah) dibandingkan dengan triwulan I-2013 (4,048 triliun rupiah). Fenomena liburan sekolah meningkatkan konsumsi rumah tangga di triwulan II ini, terutama pada komponen konsumsi nonmakanan (transportasi dan akomodasi). Selain itu, peringatan Isra Mi’raj

(5)

yang cukup semarak pada lembaga-lembaga keagamaan seperti majelis ta’lim meningkatkan konsumsi lembaga nonprofit di triwulan ini. Pada triwulan ini nilai konsumsi lembaga nonprofit mengalami peningkatan sekitar 4,78 milyar rupiah dibanding triwulan sebelumnya.

Tabel 4

PDRB Menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah)

Komponen Harga Berlaku Harga Konstan

Triw II-2012 Triw I-2013 Triw II-2013 Triw II-2012 Triw I-2013 Triw II-2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 8.609,94 9.733,52 10.007,61 3.799,46 4.048,07 4.071,11 2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 87,03 95,73 100,51 37,19 39,10 40,47 3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.933,84 2.773,83 3.273,12 1.137,94 1.026,51 1.180,49 4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 3.811,89 4.160,73 4.410,37 1.531,21 1.606,42 1.670,68 5 Perubahan Stok 532,75 -632,05 890,79 187,90 -341,65 580,02 6 Ekspor Barang dan Jasa 13.394,30 13.593,27 13.171,43 5.852,95 5.812,84 5.627,99 7 (Dikurangi) Impor Barang dan jasa 10.257,53 11.358,77 11.004,10 3.825,25 4.113,23 3.967,96

PDRB 19.112,22 18.366,25 20.849,75 8.721,41 8.078,07 9.202,80

Pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari 2.773,83 triliun rupiah pada triwulan I-2013 menjadi 3.273,12 triliun rupiah pada triwulan II-2013. Konsumsi pemerintah terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, penyusutan, dan penerimaan dari penjualan barang dan jasa yang bersumber dari APBN maupun APBD yang menjadi pengurang. Pada triwulan II, realisasi anggaran baik APBN maupun APBD mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Namun, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara year on year pertumbuhan konsumsi pemerintah mengalami perlambatan. Hal ini terjadi karena gaji ke-13 pencairannya direalisasikan pada bulan Juli yang sudah memasuki triwulan ke-3, berbeda dengan tahun 2012 yang direalisasikan pada triwulan kedua.

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari 4.160,73 triliun rupiah pada triwulan I-2013 menjadi 4.410,37 triliun rupiah pada triwulan II-2013. PMTB atas dasar harga konstan (2000) pada triwulan II-2013 (1.670,68 triliun rupiah) naik sebesar 4,00 persen bila dibandingkan dengan triwulan I-2013 (1.606,42 triliun rupiah). Meskipun impor barang-barang modal menunjukkan penurunan, namun dengan meningkatnya realisasi dari belanja modal yang bersumber dari APBN maupun APBD, berimbas kepada pembentukan modal tetap bruto yang juga meningkat pada triwulan II ini. Indikator lain yang menunjukkan meningkatnya nilai PMTB di triwulan ini adalah realisasi pengadaan semen untuk Kalimantan Selatan dari Asosiasi Semen Indonesia, mengindikasikan bahwa ada kenaikan sekitar 7,72 persen yang secara tidak langsung menunjukkan adanya realisasi pembangunan fisik yang meningkat. Peningkatan nilai PMTB pada triwulan II 2013 ini didukung juga dari data BKPM berupa realisasi penanaman modal asing di Kalimantan Selatan yang meningkat sekitar 62 persen. Adapun nilai pembentukan modal tetap bruto pada triwulan II-2013 dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2012 (y o y) naik sebesar 9,11 persen.

Nilai ekspor pada triwulan II-2013 berdasarkan harga konstan (2000) menurun sebesar 3,18 persen dibanding triwulan I-2013, yaitu dari 5.812,84 triliun rupiah menjadi 5.627,99 triliun rupiah pada triwulan II-2013. Ekspor Kalimantan Selatan didominasi sekitar 81% oleh batubara. Ekspor batubara ini mengalami penurunan karena

(6)

adanya penurunan permintaan oleh pasar dunia yang berimbas kepada penurunan harga komoditas ekspor utama Kalimantan Selatan ini sekitar 2,72 persen di pasar dunia. Selain itu, kondisi perekonomian China dan India yang menjadi tujuan utama ekspor Kalimantan Selatan sedang mengalami perlambatan.

Nilai impor Kalimantan Selatan atas dasar harga berlaku mengalami penurunan dari 11.358,77 triliun rupiah pada triwulan I-2013 menjadi 11.004,09 triliun rupiah pada triwulan II-2013. Sementara itu nilai impor Kalimantan Selatan atas dasar harga konstan (2000) mengalami penurunan sebesar 3,53 persen, dari 4.113,23 triliun rupiah pada triwulan I-2013 menjadi 3.967,96 triliun rupiah pada triwulan II-2013. Impor terutama menurun pada komoditas BBM, kendaraan, dan mesin-mesin mekanik.

Tabel 5

Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen PDRB Penggunaan (%)

Lapangan Usaha Triw II-2013 thd Triw I-2013 (q to q) Triw II-2013 thd Triw II-2012 (y on y)

(1) (2) (3)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,57 7,15

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,51 8,83

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,00 3,74

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4,00 9,11

5 Ekspor Barang dan Jasa -3,18 -3,84

6 (Dikurangi) Impor Barang dan jasa -3,53 3,73

PDRB 13,92 5,52

Dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan (Tabel 6), pada triwulan II 2013 komponen ekspor barang dan jasa memang merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Kalimantan Selatan yakni 63,17 persen. Namun apabila diperhitungkan sebagai net ekspor (ekspor dikurangi impor), kontribusinya hanya sekitar 10,40 persen. Apabila diurutkan, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non Profit memberikan kontribusi terbesar atau hampir separo terhadap total PDRB Kalimantan Selatan. Jumlah penduduk yang cukup besar sekitar 3,8 juta jiwa berpotensi cukup besar terhadap konsumsi barang-barang makanan dan nonmakanan. Komponen kedua yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kalimantan Selatan adalah konsumsi pemerintah, sedangkan komponen yang terkecil kontribusinya terhadap pembentukan PDRB adalah perubahan stok.

Tabel 6

Struktur PDRB Menurut Penggunaan (%)

Lapangan Usaha Triw II-2012 2013

Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 45,05 53,00 48,00

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,46 0,52 0,48

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,35 15,10 15,70

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 19,94 22,65 21,15

5 Perubahan Stok 2,79 -3,44 4,27

6 Ekspor Barang dan Jasa 70,08 74,01 63,17

7 (Dikurangi) Impor Barang dan jasa 53,67 61,85 52,78

PDRB 100,00 100,00 100,00

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Pengeluaran untuk investasi dan harga faktor-faktor produksi didasarkan pada harga konstan, (2)

Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok

Kombinasi umur bibit dan beberapa varietas kubis bunga memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap komponen pertumbuhan (tinggi tanaman 5 MST dan jumlah daun

3 tahun setelah Perda tentang pertanggungjawaban APBD disahkan dan ditindaklanjuti hasil pemeriksaan telah selesai Berkas Pembentukan Dana Cadangan Pilkada. PELAKSANAAN

Dengan beroperasi nya pabrik tersebut, perusahaan akan memiliki tujuh pabrik pengola- han kelapa sawit dengan total kapasitas produksi sebesar 485 ton per jam, dari kapasitas

Tetapi walaupun terjadi peningkatan jumlah unit usaha dari tahun ke tahun namun pertumbuhan jumlah unit usahanya sedikit, hal ini dikarenakan pengembangan industri

Hasil dari penelitian yang dilakukan Rosita (2009) menunjukkan bahwa variabel Nilai Utilitarian secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Puji syukur yang teramat dalam saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Segala, atas percikan kasih, hidayat, dan taufiq-Nya sehingga Skripsi dengan judul ”