• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

þ Kota Tanjungpandan pada April 2014 terjadi deflasi sebesar 0,65 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,68.

þ Deflasi April 2014 terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan Indeks Harga Konsumen pada kelompok bahan makanan 2,25 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,08 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,58 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,05 persen; kelompok sandang 0,56 persen; kelompok kesehatan 0,64 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen.

þ Tingkat inflasi tahun kalender April 2014 sebesar 2,31 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2014 terhadap April 2013) sebesar 11,13 persen.

þ Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada April 2014, yaitu: kelompok bahan makanan 0,89 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,03 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,22 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,02 persen; kelompok sandang 0,22 persen; kelompok kesehatan 0,25 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,004 persen.

No. 01/05/1902/Th. XIV, 2 Mei 2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

BULAN APRIL 2014 DEFLASI 0,65 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

(2)

2

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada April 2014 terjadi deflasi 0,65 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 115,43 pada Maret 2014 menjadi 114,68 pada April 2014. Tingkat inflasi tahun kalender (April) 2014 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2014 terhadap April 2013) masing-masing sebesar 2,31 persen dan 11,13 persen.

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 2,25 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,08 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,58 persen. Adapun kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,05 persen; kelompok sandang 0,56 persen; kelompok kesehatan 0,64 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada April 2014 antara lain: daging sapi, ikan kembung, kepiting/rajungan, ikan selar/tude, ikan asin belah selar, susu untuk balita, bayam, kacang panjang, kangkung, sawi hijau, sawi putih, tauge/kecambah, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, minyak goreng, kulkas/lemari es, pengharum/pelembut cucian, celana dalam pria, baju muslim pria, gula pasir, BH katun, celana panjang jeans, creambath, tarip gunting rambut anak, parfum, pasta gigi, sabun mandi cair, sikat gigi, dan sepatu olahraga anak.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: beras, ayam hidup, daging ayam ras, cumi-cumi, ikan tenggiri, ikan tongkol, udang basah, ikan kerisi, ikan bulat, ikan asin teri, telur ayam ras, kentang, ketimun, kol putih/kubis, terong panjang, tomat sayur, wortel, kacang tanah, jeruk, melon, semangka, cabai merah, minyak kelapa, semen, emas perhiasan, angkutan udara dan bensin.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada April 2014, yaitu: kelompok bahan makanan 0,89 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,03 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,22 persen. Adapun kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok

(3)

3

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,02 persen; kelompok sandang 0,22 persen; kelompok kesehatan 0,25 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,004 persen.

Tabel 1.

IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan April 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Maret 2014 IHK April 2014 Inflasi/Deflasi April 20141) Laju Inflasi/ Deflasi Tahun Kalender 20142) Inflasi/Deflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U M U M (Headline) 115,43 114,68 -0,65 2,31 11,13 1 Bahan Makanan 120,96 118,24 -2,25 3,43 15,14

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 111,74 111,80 0,05 0,92 8,14

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 116,50 116,41 -0,08 2,35 9,84

4 Sandang 112,03 112,66 0,56 5,11 12,41

5 Kesehatan 117,60 118,35 0,64 1,56 18,28

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 107,95 107,96 0,01 1,06 7,33

7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 111,23 110,58 -0,58 1,11 7,95

1)

Persentase perubahan IHK April 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)

Persentase perubahan IHK April 2014 terhadap IHK Januari 2014 3)

Persentase perubahan IHK April 2014 terhadap IHK April 2013

Tabel 2.

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan (2012=100) April 2014 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi/Deflasi

(%)

(1) (2)

U M U M -0,65

1. Bahan Makanan -0,89

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0,02

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar -0,03

4. Sandang 0,22

5. Kesehatan 0,25

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0,00

(4)

4

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

Gambar 1.

Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan (2012=100), April 2013 – April 2014

Gambar 2.

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan (2012=100) April 2014 -1,00 -0,50 0,00 0,50 A n di l (% )

Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan

4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor

1 2 3 4 5 6 7 90,00 95,00 100,00 105,00 110,00 115,00 120,00 125,00 130,00

Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi

Perumahan Sandang Kesehatan

(5)

5

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada April 2014 mengalami deflasi 2,25 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,96 pada Maret 2014 menjadi 118,24 pada April 2014.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 4 subkelompok diantaranya mengalami inflasi, 6 subkelompok mengalami penurunan atau deflasi dan 1 subkelompok tidak mengalami perubahan atau stabil. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok sayur-sayuran 6,95 persen dan terendah terjadi pada subkelompok ikan diawetkan 0,46 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok buah-buahan 8,98 persen dan terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan 0,02 persen. Sedangkan subkelompok yang tidak mengalami perubahan atau stabil adalah subkelompok bahan makanan lainnya.

Kelompok ini pada April 2014 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,89 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: beras 0,05 persen, daging ayam ras 0,2 persen, cumi-cumi 0,2 persen, ikan tenggiri 0,07 persen, ikan tongkol 0,15 persen, udang basah 0,12 persen, ikan kerisi 0,02 persen, ikan bulat 0,11 persen, telur ayam ras 0,03 persen, kentang 0,02 persen, ketimun 0,04 persen, sawi hijau 0,01 persen, sawi putih 0,06 persen, terong panjang 0,02 persen, jeruk 0,18 persen, melon 0,03 persen, semangka 0,04 persen dan cabai merah 0,14 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada April 2014 mengalami inflasi 0,05 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 111,74 pada Maret 2014 menjadi 111,80 pada April 2014.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok minuman yang tidak beralkohol yang mengalami inflasi sebesar 0,34 persen. Sedangkan subkelompok makanan jadi dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada April 2014 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: gula pasir sebesar 0,01 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada April 2014 mengalami deflasi 0,08 persen atau terjadi penurunan indeks dari 116,50 pada Maret 2014 menjadi 116,41 pada April 2014.

Subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok biaya tempat tinggal 0,19 persen. Sedangkan subkelompok perlengkapan rumah tangga dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,27 persen dan 0,16 persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

(6)

6

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

Pada April 2014 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: semen sebesar 0,02 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok ini pada April 2014 mengalami inflasi 0,56 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 112,03 pada Maret 2014 menjadi 112,66 pada April 2014.

Subkelompok yang mengalami inflasi pada April 2014, yaitu: subkelompok sandang laki-laki sebesar 1,54 persen dan subkelompok sandang wanita sebesar 1,02 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu seubkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,81 persen. Sedangkan subkelompok sandang anak-anak tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada April 2014 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi terhadap inflasi sebesar 0,22 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: celana dalam pria sebesar 0,03 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada April 2014 mengalami inflasi 0,64 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 117,60 pada Maret 2014 menjadi 118,35 pada April 2014.

Pada April 2014 subkelompok dalam kelompok ini yang mengalami inflasi, yaitu: subkelompok jasa perawatan jasmani sebesar 2,95 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,80 persen. Sedangkan subkelompok obat-obatan dan subkelompok jasa kesehatan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada April 2014 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,25 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada April 2014 mengalami inflasi 0,01 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 107,95 pada Maret 2014 menjadi 107,96 pada April 2014.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok olahraga sebesar 0,12 persen. Sedangkan subkelompok lain tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada April 2014 mengalami deflasi 0,58 persen atau terjadi penurunan indeks dari 111,23 pada Maret 2014 menjadi 110,58 pada April 2014.

Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok transpor 0,95 persen. Sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transpor, subkelompok komunikasi dan pengiriman dan subkelompok jasa keuangan pada April 2014 tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada April 2014 memberikan sumbangan deflasi 0,22 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil deflasi, yaitu: tarif angkutan udara 0,03 persen dan bensin 0,04 persen.

(7)

7

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender (April) 2014 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2014 terhadap April 2013) masing-masing sebesar 2,31 persen dan 11,13 persen.

Tabel 3.

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Tahun ke Tahun, Kota Tanjungpandan Tahun 2014

Inflasi 2014

(1) (2)

1. April -0,65

2. (April) Tahun Kalender 2,31

3. April Terhadap April (year on year) (tahun n) (tahun n-1)

11,13

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada April 2014 di 82 kota IHK, tercatat 43 kota mengalami inflasi dan 39 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 1,57 persen dengan IHK 112,25 dan terendah terjadi di Jember dan Samarinda 0,01 persen dengan IHK masing-masing 110,74 dan 113,98. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,79 persen dengan IHK 111,64 dan terendah terjadi di Lhokseumawe 0,01 persen dengan IHK 107,19.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada April 2014 tercatat 7 kota mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 1,57 persen dengan IHK 112,25 dan terendah terjadi di Padang Sidempuan sebesar 0,08 persen dengan IHK 110,54. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pinang sebesar 0,87 persen dengan IHK 112,57 dan terendah terjadi di Lhokseumawe sebesar 0,01 persen dengan IHK 107,19 persen (lihat Tabel 4).

(8)

8

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

Tabel 4.

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2014 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Kota Tanjungpandan

(2012=100) K O T A April 2014 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 112,05 -0,06 2. Banda Aceh 107,26 -0,15 3. Lhokseumawe 107,19 -0,01 4. Sibolga 110,62 0,23 5. Pematang Siantar 113,32 -0,66 6. Medan 111,95 0,34 7. Padang Sidempuan 110,54 0,08 8. Padang 113,48 -0,09 9. Bukit Tinggi 109,55 -0,25 10. Tembilahan 116,94 0,77 11. Pekanbaru 111,07 -0,05 12. Dumai 111,72 0,40 13. Bungo 110,31 -0,28 14. Jambi 111,67 0,14 15. Palembang 108,44 -0,14 16. Lubuk Linggau 106,76 -0,59 17. Bengkulu 113,24 -0,04 18. Bandar Lampung 109,89 -0,05 19. Metro 120,34 -0,82 20. Tanjung Pandan 114,68 -0,65 21. Pangkal Pinang 112,25 1,57 22. Batam 109,24 -0,53 23. Tanjung Pinang 112,57 -0,87 TANJUNG PANDAN 114,68 -0,65

(9)

9

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada April 2014 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat 9 kota mengalami inflasi dan 17 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tangerang 0,30 persen dengan IHK 115,95 dan terendah terjadi di Jember 0,01 persen dengan IHK 110,74. Deflasi tertinggi terjadi di Bekasi 0,80 persen dengan IHK 110,30 dan terendah terjadi di Semarang 0,04 persen dengan IHK 110,92 (lihat Tabel 5).

Tabel 5.

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2014 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Kota Tanjungpandan

(2012=100) K O T A April 2014 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Jakarta 111,55 0,04 2. Bogor 111,95 -0,43 3. Sukabumi 112,15 -0,09 4. Bandung 110,48 0,05 5. Cirebon 111,27 0,26 6. Bekasi 110,30 -0,80 7. Depok 111,65 -0,39 8. Tasikmalaya 110,27 0,03 9. Cilacap 113,26 -0,09 10. Purwokerto 111,28 -0,08 11. Kudus 116,45 -0,36 12. Surakarta 109,94 -0,15 13. Semarang 110,92 -0,04 14. Tegal 108,29 -0,37 15. Yogyakarta 111,08 0,07 16. Jember 110,74 0,01 17. Banyuwangi 112,11 -0,25 18. Sumenep 109,69 -0,59 19. Kediri 111,91 -0,23 20. Malang 111,70 -0,13 21. Probolinggo 112,27 -0,14 22. Madiun 110,28 -0,33 23. Surabaya 111,16 0,17 24. Serang 112,98 -0,34 25. Tangerang 115,95 0,30 26. Cilegon 112,09 0,12 TANJUNG PANDAN 114,68 -0,65

(10)

10

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada April 2014 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 kota, tercatat 27 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Maumere 0,99 persen dengan IHK 111,09 dan terendah terjadi di Samarinda 0,01 persen dengan IHK 113,98. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,79 persen dengan IHK 111,64 dan terendah terjadi di Merauke 0,05 persen dengan IHK 113,07 (lihat Tabel 6).

Tabel 6.

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2014

Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera dengan Kota Tanjungpandan (2012=100) K O T A April 2014 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3)m 1. Singaraja 115,49 0,16 2. Denpasar 110,03 0,13 3. Mataram 110,57 -0,49 4. Bima 113,49 0,12 5. Maumere 111,09 0,99 6. Kupang 112,71 -0,18 7. Pontianak 114,03 0,08 8. Singkawang 110,16 -0,46 9. Sampit 110,47 0,04 10. Palangkaraya 110,44 0,62 11. Tanjung 109,98 0,37 12. Banjarmasin 108,81 0,55 13. Balikpapan 112,73 0,79 14. Samarinda 113,98 0,01 15. Tarakan 115,66 0,19 16. Manado 109,72 0,30 17. Palu 111,68 0,21 18. Bulukumba 117,90 0,59 19. Watampone 110,45 0,58 20. Makassar 109,30 0,33 21. Pare-Pare 108,55 0,24 22. Palopo 109,43 0,54 23. Kendari 107,43 0,08 24. Bau Bau 110,62 0,71 25. Gorontalo 109,20 0,89 26. Mamuju 109,03 0,10 27. Ambon 111,21 0,92 28. Tual 112,70 0,15 29. Ternate 112,95 0,70 30. Manokwari 106,28 -0,09 31. Sorong 109,51 0,39 32. Merauke 113,07 -0,05 33. Jayapura 111,64 -1,79 TANJUNG PANDAN 114,68 -0,65

(11)

11

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

ANDIL INFLASI KOMPONEN INTI, KOMPONEN DIATUR PEMERINTAH

DAN KOMPONEN BERGEJOLAK APRIL 2014

Pada April 2014 kelompok komponen yang memberikan sumbangan inflasi terhadap inflasi Tanjungpandan adalah komponen inti 0,09 persen, komponen diatur pemerintah -0,07 persen, dan komponen bergejolak -0,67 persen. (lihat Tabel 7).

Tabel 7.

Dekomposisi Andil Inflasi Tanjungpandan April 2014

Komponen Andil Inflasi/Deflasi

(%)

(1) (2)

U m u m -0,65

1 Inti 0,09

2 Harga Diatur Pemerintah -0,07

(12)

12

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Http://babel. bps.go.id

BPS KABUPATEN BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Agus Puji Raharjo, S.Si, MMA (Kepala BPS Kabupaten Belitung)

Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung

(13)

13

BRS BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung No. 01/05/1902/Th.XIV, 2 Mei 2014

Referensi

Dokumen terkait

d. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak. Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap

Adapun tujuan dalam melakukan penelitian ini yaitu menghasilkan sistem yang dapat mengklasifikasikan sentimen positif dan sentimen negatif pada survei kepuasan

[r]

Berdasarkan informasi yang dipaparkan oleh keluarga informan dari berbagai asal suku bangsa yaitu Melayu, Minangkabau, Jawa dan Batak yang ditanyakan tentang

Saat memasukkan teks menggunakan papan ketik pada layar atau Papan tombol telepon, Anda dapat mengakses menu setelan input yang membantu Anda menetapkan opsi untuk prediksi teks,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat memperbaiki proses pembelajaran dan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metil ester minyak biji kelor dapat disintesis menjadi senyawa surfaktan etilendiamida melalui