• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Reny Fajarwati BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Reny Fajarwati BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologi maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yaitu keingin tahuan yang besar, menyukai tantangan serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatanya tanpa di dahului oleh pertimbangan yang matang (Ahmadi, 2005).

(2)

Permasalahan remaja yang terjadi dimasyarakat menunjukkan bahwa seks bebas di kalangan remaja semakin meningkat, hal ini didukung dengan pernyataan Komnas Pendidikan Anak yang menyatakan sebanyak 62,7 persen remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan layaknya suami istri. Sementara data dari BKKBN menyatakan sebanyak 51 persen remaja pernah melakukan seks bebas (Raka, 2012).

Kasus HIV/AIDS secara keseluruhan di Jateng cenderung meningkat. Bila pada 2012 hanya ada 607 kasus maka pada 2013 mencapai lebih dari 1000 kasus (Fardianto, 2014). Dari tahun ke tahun terjadi kecenderungan kenaikan jumlah kasus HIV/AIDS di Banyumas. Pada tahun 2011, tercatat 264 kasus, masing-masing 144 penderita HIV dan 90 positif AIDS. Dari jumlah itu, 30 di antaranya meninggal. Kemudian tahun 2012, terjadi peningkatan jumlahnya menjadi 274 kasus, masing-masing 166 penderita HIV dan 84 penderita AIDS, 24 diantaranya meninggal. Sementara tahun 2013 lalu, angkanya melejit menjadi 350 kasus. Dengan 215 penderita HIV dan 101 positif Aids. Dari jumlah itu, 34 penderita juga meregang nyawa (Afrengki, 2015).

(3)

penyimbangan baik itu disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama, maupun faktor lingkungnan sekitar. Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah remaja (Soetjiningsih, 2006).

Dampak perilaku seks bebas pada usia remaja sangat besar, namun di suatu sisi masih rendahnya tingkat pengetahuan tentang resiko seks bebas yang dilakukan oleh remaja maupun lingkungan, maka perlu digali kembali faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seks bebas di masyarakat terutama pada kalangan remajanya sendiri. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan solusi atau jalan keluar yang efektif dan efisien supaya sikap sek bebas tidak merebak di masyarakat.

(4)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana persepsi tentang lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks bebas pada remaja di SMA Yos Sudarso Sokaraja”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis persepsi tentang lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks bebas pada siswi di SMA Yos Sudarso Sokaraja.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk menganalisis karakterisitk responden umur dan agama.

2. Untuk menganalisis bagaimana lingkungan pergaulan siswi di SMA Yos Sudarso Sokaraja.

3. Untuk menganalisis bagaimana tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi siswi di SMA Yos Sudarso Sokaraja.

(5)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti serta pembaca mengenai persepsi tentang lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks bebas pada remaja di SMA Yos Sudarso Sokaraja.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi

1) Bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Sebagai media referensi, menyalurkan dan menggali wawasan bagi mahasiswa. Serta dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya. 2) Bagi SMA YOS Sudarso Sokaraja

Diharapkan penelitian akan bermanfaat dan memberikan masukan kepada sekolah dan guru Bimbingan Konseling (BK) agar dapat memahami faktor yang berhubungan dengan sikap seks bebas pada remaja. Dikarenakan masa remaja ialah masa peralihan dimana remaja sedang dalam proses mencari jati diri.

3) Bagi Profesi Keperawatn

(6)

E. Penelitian Terdahulu

1. Sulistiyaningsih (2010)

Melakukan penelitian tentang hubungan lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan sikap seks bebas pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling dengan subyek penelitian 50 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi product moment dan regresi ganda dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 17.

Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi yang kuat (0,703) dan signifikan (p) 0,000) antara lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap seks bebas remaja. Hasil uji statistik regresi berganda diketahui persamaan Y = 10,237 + 0,593 X1 + 1,165 X2 dengan nilai keberartian F 23,005 dan sumbangan efektif sebesar 49,50%. Kesimpulannya, terdapat hubungan lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap seks bebas, semakin mendukung lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi, maka semakin tidak setuju sikap seks bebas pada remaja.

(7)

penelitian ini adalah penelitian terdahulu menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. 2. Herawati (2007)

Melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan tentang penyakit menular seksual dan sikap terhadap sek bebas pada remaja akhir. Penelitian ini menemukan bukti bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan sikap terhadap sek bebas pada remaja akhir dengan pengetahuan tentang penyakit menular seksual.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Herawati (2007) adalah penggunaan variabel pengetahuan dan sikap terhadap sek bebas. Sedangkan perbedaannya terletak pada penambahan variabel lingkungan pergaulan.

3. Riyanto (2007)

Melakukan penelitian tentang intensi perilaku sek bebas pada remaja ditinjau dari pengetahuan kesehatan reproduksi. Penelitian ini menemukan bukti bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan intensi perilaku sek bebas pada remaja.

(8)

4. Prihastuti dan Soelistiyowati (2012)

Melakukan penelitia dengan judul hubungan tingkat pengetahuan tentang pacaran sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA Kota Semarang. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa SMA Teuku Umar kota Semarang. Dengan nilai p value 0,000 dimana p value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

Referensi

Dokumen terkait

Belajar kelompok merupakan salah satu cara yang dapat dipakai para siswa untuk berbagi dengan teman yang lain dalam memecahkan1. soal dan saling menguatkan motivasi belajar soal

With the establishment of cloud terminal mIoT sleep laboratories at Zhongshan Hospital in Fudan Universtity, some patients have joined the platform, enabling community and

SKRIPSI Perlindungan Hukum Dalam Putusan Hakim Mengenai Penerapan Sanksi Anak Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang Gita Ayu Sartika Candra... Sus /

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara burnout dengan

Salah satu upaya atas pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dimaksud, antara lain dengan implementasi layanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada tahun pelajaran

Namun demikian, keseluruhan tingkat retensi budidaya ikan dan pilihan mata pencaharian yang terkait di antara masyarakat Adivasi ditemukan relatif tinggi untuk

Peta kontur umur air tanah daerah Bekasi dan sekitarnya dibuat untuk memperlihatkan pola kontur aliran air tanah bagian dalam (kedalaman 40 m lebih) menggunakan radioisotop alam

Pengukuran kreativitas siswa yang dilakukan dengan menggunakan observasi kreativitas siswa pada siklus I menunjukkan hanya 11 aspek kreativitas yang belum mencapai