xi DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PRASYARAT GELAR ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv
SURAT BEBAS PLAGIAT ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR ISI TABEL ... xv
DAFTAR ISI GAMBAR ... xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar belakang ... 1 1.2 Rumusan masalah... 5 1.3 Tujuan penelitian ... 5 1.3.1 Tujuan umum ... 5 1.3.2 Tujuan khusus ... 5
xii
1.4 Manfaat penelitian ... 6
1.4.1 Manfaat praktis ... 6
1.4.2 Manfaat akademis ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
2.1 Kapnografi... 7
2.1.1 Monitoring ventilasi ... 7
2.1.2 Fase fase kapnogram dan kelainan... 8
2.1.3 Proses pembentukan CO2 ... 13
2.1.4 Ventilasi dan perfusi paru ... 14
2.1.5 Pengaruh ventilasi mekanik terhadap gradien PaCO2-EtCO2 ... 16
2.2 Curah jantung ... 17
2.2.1 Definisi ... 17
2.2.2 Metode pemantauan curah jantung ... 20
2.3 Hubungan EtCO2 dan curah jantung ... 37
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN ... 42
3.1 Kerangka berpikir ... 42
3.2 Konsep penelitian ... 43
BAB IV METODE PENELITIAN ... 44
4.1 Rancangan penelitian ... 44
4.2 Lokasi dan waktu penelitian... 44
4.3 Penentuan sumber data ... 44
xiii 4.3.2 Populasi terjangkau ... 44 4.3.3 Sampel ... 45 4.3.3.1 Kriteria inklusi ... 45 4.3.3.2 Kriteria eksklusi ... 45 4.3.4 Perhitungan sampel ... 46
4.3.5 Teknik pengambilan sampel dan randomisasi ... 47
4.4 Variabel penelitian ... 47
4.4.1 Identifikasi variabel penelitian ... 47
4.4.2 Definisi operasional variabel penelitian ... 47
4.5 Intrumen penelitian ... 49
4.6 Prosedur penelitian ... 49
4.6.1 Cara kerja ... 49
4.6.2 Bagan alur Penelitian ... 50
4.6.3 Analisa data ... 51
BAB V HASIL PENELITIAN... 53
5.1 Karakteristik sampel penelitian ... 53
5.2 Uji normalitas ... 56
5.3 Hasil analisis korelasi antara EtCO2 dan curah jantung ... 56
5.4 Analisis ROC kemampuan EtCO2 dalam menilai penurunan curah jantung .. 58
BAB VI PEMBAHASAN ... 63
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 67
xiv
7.2 Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 68 Lampiran ... 71
xv
DAFTAR ISI TABEL
Tabel 2.1 Kelainan kapnogram ... 9
Tabel 2.2 Metode pemantauan curah jantung ... 35
Tabel 2.3 Nilai normal USCOM pada orang dewasa dengan pulmonar view ... 40
Tabel 2.4 Nilai normal USCOM pada orang dewasa dengan aortic view ... 41`
Tabel 5.1 Karakteristik subyek penelitian ... 54
Tabel 5.2 Hasil uji Korelasi Antara EtCO2 dan curah jantung ... 57
Tabel 5.3 Hasil Analisis ROC EtCO2 terhadap curah jantung ... 59
Tabel 5.4 Hasil Analisis ROC kemampuan EtCO2 dalam memprediksi adanya penurunan curah jantung ... 60
Tabel 5.5 Kejadian EtCO2 rendah dengan curah jantung menurun ... 61
xvi
DAFTAR ISI GAMBAR
Gambar 2.1 Kapnogram Normal ... 9
Gambar 2.2 Peningkatan CO2 ... 10
Gambar 2.3 Penurunan CO2 ... 10
Gambar 2.4 Rebreathing CO2 ... 10
Gambar 2.5 Obstruksi ekspirasi atau bronkospasme ... 11
Gambar 2.6 Terdapat usaha nafas ... 11
Gambar 2.7 Kapnografi mainstream dan sidestream……… ... 13
Gambar 2.8 Metode dan kurva termodilusi... 25
Gambar 2.9 Metode-metode yang berdasarkan analisis pulse contour... 28
Gambar 2.10 Aplikasi elektroda pada elektrikal bioimpedance ... 30
Gambar 2.11 Bioreactance (NICOM system) ... 31
Gambar 2.12 USCOM ... 33
Gambar 2.13 Rekomendasi penggunaan alat monitoring curah jantung di rumah sakit ... 35
Gambar 5.1 scatterplot korelasi antara EtCO2 dan curah jantung yang diukur dengan USCOM ... 57
Gambar 5.2 Kurva ROC kemampuan EtCO2 dalam memprediksi penurunan curah jantung ... 58
xvii
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL
µm : Micrometer
ARDS : Acute respiratory distress syndrome
CI : Cardio ouput index
CO : Cardio output
CO2 : Karbon dioksida
CPAP : Continuous positive airway pressure CVP : Central venous pressure
EKG : Elektrokardiogram ET% : Ejection time per cent EtCO2 : End-tidal CO2
EVLW : Extravascular lung water
FT : Flow time
GEDV : Global end diastolic volume H+ : Hidrogen
H2O : Hydrogen dioxide (air)
HR : Heart rate
ICU : Intensive care unit
IMT : Indeks masa tubuh
IQR : Interquantil range
xviii Kg : Kilogram
L/menit : Liter per menit
L/menit/m2 : Liter per menit per meter kuadrat m2 : Meter kuadrat
MAP : Mean artery pressure
MD : Minute distance
ml/menit : Mililiter per menit
mmHg : Milimeter merkuri (hydrargyrum)
NDM : Non-depolarizing muscle relaxant
NPN : Nilai prediktif negatif NPP : Nilai prediktif positif
P(a-et)CO2 : Gradien tekanan parsial CO2 arteri dan end-tidal CO2
PAC : Pulmonary artery catherter PaCO2 : Tekanan parsial CO2 arteri
PACO2 : Tekanan parsial CO2 pulmonar
PEEP : Positive end expiratory pressure
PEEP : Positive end-expiratory pressure
PIP : Peak inspiratory pressure
Pmn : Mean pressure gradient
PPV : Pulse pressure variation
xix ROC : Receiver operating characteristic RSUP : Rumah sakit umum pusat
SD : Standard deviation
SOAP : Sepsis occurrence in acutely ill patient
SV : Stroke volume
SVI : Stroke volume index
SVR : Systemic vascular resistance
SVV : Stroke volume variation
TEE : Transesophageal echocardiography
USCOM : Ultrasound cardio output monitor
Vpk : Peak velocity of flow
Vti : Velocity time integral
ix ABSTRAK
KORELASI ANTARA END-TIDAL CO2 (EtCO2) DAN PENURUNAN CURAH
JANTUNG YANG DIUKUR DENGAN ULTRASONIC CARDIAC OUTPUT MONITOR (USCOM) PADA PASIEN YANG TERINTUBASI DI ICU Penilaian curah jantung merupakan hal penting dalam menilai hemodinamik penanganan pasien kritis. Berbagai jenis alat yang tersedia untuk mengukur curah jantung memiliki keterbatasan seperti bersifat invasif, mahal, serta membutuhkan keahlian khusus. Penilaian End-tidal Carbon Dioxide (EtCO2) diharapkan dapat
digunakan sebagai alternatif estimasi curah jantung. Hal ini didasarkan pada teori dimana pada kondisi curah jantung menurun, maka terjadi penurunan aliran darah pulmonar, dan difusi CO2 ke alveolar menurun, sehingga meningkatkan ruang rugi
alveoli dan menurunkan EtCO2. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah EtCO2 dapat digunakan sebagai alternatif lain yang noninvasif, mudah,
murah, real time, dan dapat dilakukan secara kontinu dalam pemantauan curah jantung rendah pada pasien dirawat di ICU.
Penelitian ini merupakan studi cross sectional, uji korelasi yang dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus 2016 di ICU RSUP Sanglah. Penelitian ini melibatkan 75 pasien yang eligibel dengan teknik total population sampling. Pasien yang terintubasi dirawat di ICU dalam 24 jam pertama dilakukan penilaian EtCO2 dan pemeriksaan
Ultrasonic Cardiac Output Monitor (USCOM) oleh peneliti secara bersamaan. Uji normalitas data yang digunakan adalah Shapiro-Francia dan uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson Correlation. Selanjutnya, analisa kurva receiver operating characteristic (ROC) digunakan untuk menilai kemampuan EtCO2 dalam
memprediksi penurunan curah jantung. Analisis datanya menggunakan program Strata SE 12.1.
Pada 75 pasien tersebut, didapatkan nilai EtCO2 berkorelasi positif dengan nilai
curah jantung (r = 0,373; p 0,001). Semakin rendah nilai EtCO2 maka nilai curah
jantung juga akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Hasil analisis ROC didapatkan nilai area under curve (AUC) 0,65 dengan titik potong terbaik EtCO2
dalam memprediksi penurunan curah jantung adalah 33 mmHg. Pada penelitian ini juga didapatkan nilai sensitivitas 58,06% dengan dengan confidence interval 54,8%-69,9%, spesifitas 54,8% dengan confidence interval 36%-72,7%, NPP 68,9%, dan NPN 56,7%.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara nilai EtCO2 dengan nilai curah jantung pada pasien yang terintubasi dirawat di ICU.
Kata kunci: End-tidal CO2, curah jantung, USCOM, korelasi, receiver operating
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Curah jantung didefinisikan sebagai jumlah darah (L/menit) yang dipompakan oleh jantung. Curah jantung merupakan produk dari frekuensi denyut jantung dan stroke volume, jumlah bersih darah yang diejeksi oleh jantung dalam satu siklus. Curah jantung bisa diukur dengan termodilusi melalui suatu pulmonary artery
catheter (PAC) dan transesophageal echocardiography (TEE). Pemantauan curah
jantung pada pasien kritis merupakan standar praktis untuk menjamin oksigenasi jaringan dan selama empat dekade sudah dilakukan dengan menggunakan PAC. Saat ini, nilai PAC telah menjadi pertanyaan oleh karena penggunaan yang tidak diperlukan dan juga potensi bahayanya seperti disritmia, infeksi, ruptur arteri pulmonal, embolisasi, dan sebagainya.
Berbagai macam alat yang tersedia untuk mengukur atau memperkirakan curah jantung menggunakan metode yang berbeda. Diantaranya ada yang mengukur stroke
volume secara kontinu dan memberikan indeks dinamik fluid responsiveness,
mengukur variabel volumetric preload, dan juga mengukur saturasi vena sentral secara kontinu. Namun ada hal yang perlu diperhatikan bahwa terdapat keterbatasan dari alat tersebut dan tidak ada alat monitoring curah jantung yang bisa mengubah outcome pasien kecuali dilakukan intervensi sesuai hasil pemantauan dari alat tersebut (Alhashemi, dkk., 2011).
2
Teknologi Doppler noninvasif seperti ultrasonic cardiac output monitor (USCOM) menggunakan jalur aliran ultrasound Doppler transaortik atau transpulmonar untuk mengukur curah jantung sebagai hasil dari stroke volume dan frekuensi denyut jantung. Penggunaan USCOM menjadi sangat menarik seiring dengan waktu. Alat ini mudah digunakan, tidak invasif, dan aman digunakan berulang untuk pengukuran curah jantung, serta dapat digunakan pada pasien yang sadar. Pada studi yang dilakukan oleh Horster dkk. (2012), dalam membandingkan akurasi pengukuran curah jantung dengan USCOM terhadap teknik termodilusi PiCCO pada pasien dengan sepsis didapatkan koefisiensi korelasi adalah 0,89. Analisa data dengan metode Bland-Altman, rerata persentasi kesalahan menurut L.A.H Crithley dan J.A.H. Critchley adalah 29% untuk akses transaortik. Oleh karena ambang penerimaan adalah < 30%, sehingga bisa disimpulkan pengukuran curah jantung dengan USCOM transaortik dapat mencerminkan hasil pengukuran dengan PiCCO. Alat ini mahal dan tidak selalu tersedia di setiap rumah sakit (Anonim 2007). Pada studi yang dilakukan oleh Wong dkk. (2008), dalam membandingkan USCOM dan teknik termodilusi melalui kateter arteri pulmonar pada pasien yang menjalani transplantasi hati didapatkan koefisiensi korelasi sebesar 0,896.
Pengukuran EtCO2 dapat digunakan sebagai alternatif dari teknik termodilusi
untuk penentuan curah jantung. Pada kondisi dimana curah jantung menurun, maka hal ini akan mengakibatkan aliran darah pulmonar menurun dan difusi karbon dioksida (CO2) ke alveolar menurun, sehingga menyebabkan ruang rugi
3
perbedaan normal antara tekanan parsial CO2 (PaCO2) dan EtCO2 adalah sekitar 2-5
mmHg yang menunjukkan ruang rugi ventilasi normal. Berdasarkan hubungan patofisiologi tersebut, maka pengukuran EtCO2 dengan kapnograf dapat merupakan
salah satu teknik penilaian curah jantung secara noninvasif.
End-tidal CO2 ditentukan oleh metabolisme, ventilasi, dan sirkulasi. Ketika
kedua faktor pertama terkontrol, EtCO2 mencerminkan aliran darah pulmonar dan
juga curah jantung. Kapnograf merupakan alat noninvasif yang digunakan untuk pengukuran kontinu nilai level karbon dioksida (CO2) yang diekshalasi selama siklus
respirasi atau end-tidal CO2 (ETCO2). End-tidal CO2 merupakan pengukuran tekanan
parsial CO2 alveolar (PACO2) (Singla, dkk., 2014). Konsentrasi End-tidal CO2
(ETCO2) dipertimbangkan sama dengan konsentrasi CO2 dalam alveoli (PACO2).
Nilai ETCO2 secara signifikan lebih rendah pada curah jantung kurang dari 4,5
L/menit bila dibandingkan dengan curah jantung lebih dari 4,5 L/menit. Hal ini disebabkan penurunan curah jantung ventrikel kanan menyebabkan penurunan aliran darah pulmonal, dimana akan meningkatkan ruang rugi dan menyebabkan penurunan konsentrasi CO2 alveolar ekshalasi atau ETCO2 (Dunham, dkk., 2013).
Pada pasien kritis yang dirawat di intensive care unit (ICU), pemantauan alirah darah dan oksigenasi jaringan merupakan bagian integrasi penanganan pasien tersebut. Penilaian curah jantung memiliki peranan penting dalam diagnosis banding dari status syok (Saugel, Dkk., 2015). Pengukuran curah jantung yang merupakan standar baku bersifat invasif dan mahal, serta membutuhkan keahlian khusus. Beberapa teknik yang kurang invasif atau noninvasif sedang dikembangkan. Seperti
4
yang telah disebutkan di atas salah satu teknik noninvasif monitoring curah jantung adalah dengan cara pengukuran EtCO2 melalui kapnograf (Cecconi, dkk., 2014). Pada
studi yang dilakukan pada ruang emergensi rumah sakit pendidikan dari Juni sampai Desember 2009 pada pasien dengan tanda klinis syok menunjukkan bahwa nilai EtCO2 mampu mencerminkan kondisi hipoperfusi sistemik secara noninvasif. Nilai
EtCO2 dipengaruhi oleh curah jantung, dimana nilai EtCO2 akan lebih rendah pada
kondisi penurunan curah jantung. Nilai rata-rata EtCO2 pada pasien dengan syok
hipovolemik, syok kardiogenik, dan syok septik masing masing adalah 29,64 ± 11,49 mmHg, 28,60 ± 9,87 mmHg, dan 27,81 ± 7,39 mmHg. Pengukuran EtCO2 adalah
rendah secara signifikan pada pasien yang meninggal (p = 0,005) (Kheng dan Rahman, 2012). Pada studi lain pada 73 pasien trauma yang memerlukan intubasi endotrakea di ruang emergensi pada bulan Maret sampai Agustus 2011 ditemukan bahwa nilai EtCO2 rendah berhubungan dengan curah jantung yang rendah, dimana
nilai EtCO2 secara signifikan menurun dengan curah jantung < 4,5 L/menit (P <
0,0001, r = 0,60). Nilai EtCO2 rendah berhubungan dengan injury severity score (ISS)
> 20, hipotensi, bradikardi, kehilangan darah, henti jantung, dan kematian (Dunham, dkk., 2013). Diperkirakan sekitar sepertiga pasien yang dirawat di ICU mengalami syok sirkulasi dan pengenalan dini terhadap kondisi tersebut sangat penting untuk menghindari cedera jaringan selanjutnya.
Pada penelitian ini bertujuan mencari alternatif lain yang noninvasif, mudah, dan murah yang dapat digunakan dalam pemantauan curah jantung pada pasien dirawat di ICU. Penilaian curah jantung dengan EtCO2 melalui kapnograf mudah
5
dilakukan, mudah dipelajari, selalu tersedia, real-time, dan dapat dilakukan secara kontinu tanpa memberikan beban biaya tambahan pada pasien, sehingga sangat baik digunakan sebagi alat penunjang untuk pemantauan atau deteksi adanya penurunan curah jantung, sehingga intervensi atau penanganan lanjutan bisa dilakukan segera mungkin.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat korelasi positif antara EtCO2 Dan penurunan curah jantung yang
diukur dengan USCOM pada pasien terintubasi di ICU?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui adanya korelasi antara EtCO2 dan penurunan curah jantung
yang diukur dengan USCOM pada pasien yang terintubasi di ICU.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Menilai EtCO2 pada pasien terintubasi di ICU RSUP Sanglah.
b. Menilai curah jantung yang diukur dengan USCOM pada pasien terintubasi di ICU RSUP Sanglah
c. Menilai korelasi antara EtCO2 dan penurunan curah jantung yang diukur
6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat praktis
Penelitian ini dapat memberikan masukan untuk mengevaluasi adanya penurunan curah jantung secara nonivasif pada pasien yang terintubasi dirawat di ICU. Hal ini membantu klinisi yang bekerja di ruang ICU untuk dapat memantau perubahan curah jantung secara cepat dan kontinu.
1.4.2 Manfaat akademis
Dapat memberikan sumbangan kepada dunia kedokteran khususnya anestesi dan terapi intensif dalam penerapan kegunaan penilaian EtCO2 untuk mendeteksi dini