• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENTLE BIRTH VOLUME 2 NO.2 JUL-DES 2019 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GENTLE BIRTH VOLUME 2 NO.2 JUL-DES 2019 ISSN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST PARTUM

SECTIO CAESARIA DI RS SETIO HUSODO KISARAN TAHUN 2019

MAIDINA PUTRI

Dosen Tetap Stikes As Syifa Di Kisaran

ABSTRAK

Latar Belakang : Mobilisasi dini post operasi sectio caesaria harus segera mungkin di laksanakan untuk mencegah komplikasi imobilisasi, mobilisasi tidak terlaksana dengan baik dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang perawatan post operasi. Pendidikan kesehatan pre operasi diperlukan guna meningkatkan pengetahuan pasien tentang mobilisasi dini.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini terhadap tingkat pengetahuan ibu post partum sectio caesaria.

Jenis Penelitian : Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Sebagai populasi dan sampel adalah ibu post partum SC sebanyak 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan mobilisasi dini dapat meningkatkan pengetahuan ibu post partum sectio caesaria di RS Setio Husodo Kisaran terkait dengan rata-rata pengetahuan tentang mobilisasi dini ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 7,97%, kemudian naik menjadi 10,57% setelah diberikan pendidikan kesehatan.

Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan mobilisasi dini terhadap tingkat pengetahuan ibu post partum sectio caesaria di RS Setio Husodo Kisaran (p-value = 0,000,  0,05)

Kata kunci : Pendidikan kesehatan, tingkat pengetahuan, mobilisasi dini post sectio caesaria Daftar Pustaka : 27 (2008-2017)

(2)

ABSTRACT

THE EFFECTOF EARLY MOBILIZATION OF HEALTH EDUCATION ON THE LEVEL OF KNOWLEDGE MOTHER POST PARTUM SECTIO CAESARIA IN SETIO HUSODO

KISARAN HOSPITAL

Background :Early post operative mobilization section caesaria should implementas soon as possible in order to prevent complications, mobilization is not performing well due to lack of knowledge about post operative care. Preoperative health education is needed to increase patients' knowledge about early mobilization.

Purpose : The purpose of this study was to identify the effect of health education on early mobilization of the level of knowledge mother post partum section caesarea.

Methodology Research :This type of research is quasi-experiment. As the population and the sample was mother post partum sectio caesaria by 30 respondents. Sampling technique is using accidental sampling.

Result : The result showed the effect of early mobilization of health education for give improving the level of knowledge mother postpartum section caesaria as sociated withan average knowledge of early mobilization mother before being given health education of 7.97%, then rose to 10.57% after agiven health education.

Summary : There is the effect of early mobilization of health education on the level of knowledge mother postpartum section caesaria in Setio Husodo Kisaran Hospital (p =0.000, 0.05).

Keywords: health education, the levelof knowledge about early mobilization post section caesaria Bibliography: 27 (2008-2017)

PENDAHULUAN

Persalinan sectio caesaria adalah lahirnya janin, plasenta dan selaput ketuban melalui irisan yang dibuat pada dinding perut dan rahim. Banyak faktor yang menyebabkan diambilnya tindakan sectio caesaria ini, antara lain karena faktor ibu, faktor janin, faktor jalan lahir berdasarkan partograf dan kegagalan. Keuntungan dilakukannya tindakan sectio caesariaadalah mengeluarkan janin lebih cepat, perdarahan berkurang, dan tidak mengakibatkan tertariknya kandung kemih (Kasdu, 2013).

Menurut Word Health Organitation (WHO), standar rata-rata sectio caesarea disebuah negara adalah sekitar 5-15%, sedangkan di Indonesia tercatat 17.665 angka kelahiran terdapat 35,7% - 55,3% ibu

melahirkan dengan proses sectio caesaria dan sisanya memilih melahirkan secara normal. Sectio caesarea di rumah sakit pemerintah Indonesia rata-rata 20 – 25% dari total jumlah persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya lebih tinggi yaitu sekitar 30 – 80 % dari total jumlah persalinan. Angka kematian langsung pada operasi caesar adalah 5,8 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kesakitan atau komplikasi post sectio caesaria sekitar 27,3 % yang disebabkan antara lain karena terjadinya infeksi pasca bedah, kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari dalam masa nifas, perdarahan akibat terputusnya uteri, sepsis, terjadi keluhan pada kandung kemih dan terjadi peritonitis atau radang selaput perut. Salah satu penyebab komplikasi tersebut diantaranya karena pasien

(3)

tidak melakukan mobilisasi dini post operasi sectio caesaria. (Kasdu, 2013).

Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin di tempat tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk melakukan peregangan atau belajar berjalan (Nada, 2017). Agar pelaksanaan mobilisasi dini dapat berjalan secara efektif serta merubah pemahaman ibu post operasi sectio caesaria mengenai mobilisasi dini, maka sangat diperlukannya pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi kesehatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya petugas kesehatan berperan sebagai pendidik. Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah pemahaman individu, kelompok, masyarakat dibidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2012).

Berdasarkan survei data yang dilakukan peneliti di RS Setio Husodo Kisaran, didapatkan jumlah persalinan sectio caesaria semakin meningkat pada setiap bulannya, terutama enam bulan terakhir pada tahun 2019, didapatkan sejumlah 210 pasien, dengan jumlah 22 pasien pada bulan Januari, 31 pasien pada bulan Februari, 48 pasien pada bulan Maret, 46 pasien pada bulan April, 27 pasien pada bulan Mei, dan 36 pasien pada bulan Juni. Adapun komplikasi yang yang timbul akibat pasca operasi sectio caesaria di RS Setio

Husodo Kisaran, antara lain: lama perawatan inap di rumah sakit lebih dari 7 hari sebanyak 14 pasien atau (12%), infeksi nifas post sectio caesaria sebanyak 7 pasien atau (6%), perdarahan sebanyak 7 pasien atau (6%).

Resiko yang dialami pada ibu post partum sectio caesaria lebih besar daripada ibu post partum normal, salah satu penyebabnya karena luka operasi pada daerah abdomen yang tidak dapat sembuh segera setelah operasi, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk masa penyembuhannya, dibandingkan dengan persalinan normal hanya mengalami perlukaan pada daerah perineum dan jika perawatan luka jahitannya benar maka ibu post nifas normal dapat lebih mandiri sesegera mungkin setelah bersalin dibandingkan dengan persalinan sectio caesaria yang harus diobservasi minimal 2 x 24 jam setelah operasi.

Komplikasi pada ibu post partum sectio caesaria disebabkan karena masalah yang tidak segera teratasi, masalah tersebut salah satunya dikarenakan pasien tidak melakukan mobilisasi dini post operasi sectio caesaria, adapun masalah yang dialami ibu post partum sectio caesaria antara lain adalah lamanya proses pemulihan organ-organ pencernaan yang ditandai dengan flatus, rata-rata pasien post operasi sectio caesaria yang di RS Seti Husodo Kisaran baru flatus sekitar 10-15 jam setelah operasi, seharusnya pasien jika melakukan mobilisasi dini dapat flatus sekitar 1-10 jam post operasi sectio caesaria. Hal ini menandakan bahwa rata-rata pasien post operasi sectio caesaria yang di RS Setio Husodo Kisaran tidak melakukan mobilisasi secara dini, alasan lainnya adalah ibu takut

(4)

untuk melakukan buang air kecil setelah cateter dilepas, ibu mengalami konstipasi berhari-hari pasca operasi, dan ibu enggan untuk menyusui bayinya karena masih merasakan nyeri.

Mobilisasi dini post sectio caesaria di RS Setio Husodo Kisaran tidak dapat berjalan secara efektif, beberapa alasan yang timbul salah satunya adalah karena ketidaktahuan ibu mengenai mobilisasi dini yang disebabkan belum adanya petugas kesehatan yang memberikan pendidikan kesehatan secara rutin, hanya berupa anjuran untuk melakukan mobilisasi dini saja. Cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini post sectio caesaria, harapannya setelah pasien diberikan pendidikan kesehatan, pasien tersebut dapat merubah pemahamannya untuk melakukan mobilisasi dini post operasi sectio caesaria.

Berdasarkan fenomena tersebut dan mengingat pentingnya pemberian pendidikan kesehatan sangat berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan pasien mengenai mobilisasi dini post operasi sectio caesaria, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini terhadap tingkat pengetahuan mobilisasi dini ibu post partum sectio caesaria di ruang nifas RS Setio Husodo Kisaran Tahun 2019.

METODE PENELITIAN

Jenis desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pretest post test.

Populasi diperoleh berdasarkan estimasi rata-rata persalinan sectio caesaria sejak tiga bulan terakhir di RS Setio Husodo Kisaran, yaitu 30 pasien yang diambil pada bulan Januari 2019.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini secara non random sampling dengan cara accidental sampling yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Jumlah sampling sebanyak 30 orang, yang diambil dari total sampling.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan lembar kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang mobilisasi dini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden a. Umur

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Post Sectio Caesarea di RS Setio Husodo

Kisaran, Tahun 2019.

Umur Frekuensi Persentase (%) < 20 th 20-35 th > 35 th 2 26 2 6,7 86,6 6,7 Jumlah 30 100,0

(5)

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 30 ibu post sectio caesarea di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019 sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 26 orang (86,6%).

b. Pendidikan

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Post Sectio Caesarea di RS

Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019

Pendidik-an Frek Persentase (%) SD SMP SMA PT 0 9 20 1 0,0 30,0 66,7 3,3 Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 30 ibu post sectio caesarea di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019 sebagian besar berpendidikan SMA, yaitu sejumlah 20 orang (66,7%).

c. Pekerjaan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Post Sectio Caesarea di RS

Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) IRT Wiraswasta Swasta 23 5 2 76,7 16,7 6,6 Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari 30 ibu post sectio caesarea di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019, sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga, yaitu sejumlah 23 orang (76,7%).

2. Analisis Univariat

a. Tingkat Pengetahuan tentang Mobilisasi Dini pada Ibu Post Operasi Sectio Caesaria Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Mobilisasi Dini pada Ibu Post Operasi Sectio Caesaria Sebelum

Diberikan Pendidikan Kesehatan di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019

Pengetahuan Frek Persentase (%) Kurang Cukup Baik 6 2 2 53,3 40,0 6,7 Jumlah 0 100,0

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang mobilisasi dini pada ibu post sectiocaesaria sebelum Diberikan pendidikan kesehatan di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019 dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 16 orang (53,3%).

(6)

b. Tingkat Pengetahuan tentang Mobilisasi Dini pada Ibu Post Operasi Sectio Caesaria Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Mobilisasi Dini pada Ibu Post Operasi Sectio Caesaria Sesudah

Diberikan Pendidikan Kesehatan di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019 Pengetahuan Frekuensi Persentase

(%) Kurang Cukup Baik 7 10 3 23,3 33,3 43,4 Jumlah 0 100,0

Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang mobilisasi dini pada ibu post sectiocaesaria sesudah diberikan pendidikan kesehatan di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019 dalam kategori baik, yaitu sejumlah 13 orang (43,4%).

3. Analisis Bivariat Tabel 4.6

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Pengetahuan Mobilisasi pada Ibu Post Partum Sectio

Caesaria di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019 Var Perlak uan Me an SD T P Pengeta huan Sebelu m 7,9 7 2,22 51 - 0,0 00 Sesuda h 10, 57 2,35 9 8,1 20

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa rata-rata pengetahuan tentang mobilisasi dini ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 7,97%, kemudian naik menjadi 10,57% setelah diberikan pendidikan kesehatan.

Berdasarkan uji t didapatkan t hitung -8,120 dengan p-value sebesar 0,000. Oleh karena t hitung -8,120 > t tabel 2,045 atau p-value 0,000 < (0,05), maka Ho ditolak. Hal ini disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan mobilisasi dini terhadap tingkat pengetahuan mobilisasi pada ibu post partum sectio caesaria di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Mobilisasi Pasien Post Sectio Caesaria sebelum diberikan pendidikan kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pasien post sectio caesaria sebelum diberikan pendidikan kesehatan di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019, dengan jumlah responden 30 orang, dari hasil gambaran distribusi mengenai kemampuan mobilisasi post section caesaria terdapat tiga kategori tingkat pengetahuan yaitu kategori kurang sejumlah 16 orang (53,3%), kategori cukup sejumlah 12 orang (40,0%), dan kategori baik sejumlah 2 orang (6,7%).

Setelah peneliti menganalisis hasil dari tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini post sectio caesaria sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar tingkat pengetahuan mereka adalah kategori kurang.

(7)

Hal ini dapat dipengaruhi dari faktor eksternal mereka yaitu faktor lingkungan dan sosial budaya. Lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap akses informasi yang mereka dapatkan. Rata-rata responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang disebabkan karena minimnya informasi yang mereka peroleh dari lingkungan sekitar tentang mobilisasi dini post sectio caesaria yang masih terbatas (misalnya saja dari keluarga/ tempat ibu tinggal/ tempat ibu bekerja yang sangat mempercayai adat dan budaya setempat untuk tidak melakukan mobilisasi dini setelah operasi, yang mana dapat mengakibatkan robeknya luka jahitan operasi caesar).

Menurut Wawan dan Dewi (2010) dalam teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia, mengatakan bahwa pengetahuan sangat erat hubungannya dengan faktor internal (pendidikan, pekerjaan, umur) dan faktor eksternal (lingkungan, sosial budaya). Jadi dapat disimpulkan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi, sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan secara tidak langsung dapat membentuk dan merubah pola pikir seseorang. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, semakin bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya (Noprianto, 2010) tentang hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi dini post sectio caesaria di ruang

mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2016, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi dini post sectio caesaria dengan uji statistik didapatkan tingkat kemaknaan bahwa hubungan tingkat pengetahuan mengenai mobilisasi dini dengan pelaksanaan mobilisasi dini dengan nilai p=0,001 (p<0,05), dan hubungan tingkat pendidikan mengenai mobilisasi dini dengan pelaksanaan mobilisasi dini dengan nilai p=0,008 (p<0,05).

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Mobilisasi Pasien Post Sectio Caesaria Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pasien post sectio caesaria sesudah diberikan di RS Setio Husodo Kisaran tahun 2019, dengan jumlah responden 30 orang, dari hasil gambaran distribusi mengenai tingkat pengetahuan tentang mobilisasi pasien post sectio caesaria sesudah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat terdapat tiga kategori kemampuan, yaitu kategori kurang sejumlah 7 orang (23,3%) cukup sejumlah 10 orang (33,3%), dan baik sejumlah 13 orang (43,4%).

Setelah peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini post sectio caesaria, sebagian besar tingkat pengetahuan mereka dalam kategori baik, namun kenyataannya masih didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan kategori kurang. Rata-rata ke-7 responden tersebut hanya mampu menjawab maksimal 9 item pertanyaan

(8)

dari 15 item yang tersedia, setelah melihat hasil nilai sebelum diberikan pendidikan kesehatan ternyata ke-7 responden tersebut juga mendapatkan nilai yang sama yaitu dalam kategori kurang. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kemungkinan penyebab dari hasil tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini post sectio caesaria dalam kategori kurang salah satunya disebabkan karena daya tangkap pola pikir mereka terhadap informasi pendidikan kesehatan yang telah disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal oleh ke-7 responden tersebut.

Sedangkan untuk responden yang mendapatkan nilai kategori cukup dan kategori baik, salah satunya dipengaruhi karena motivasi mereka ingin merubah pola pikir dan perilaku kesehatan mereka. Rata-rata mereka sudah mampu menjawab item pertanyaan yang diberikan dengan benar sesuai dengan pendidikan kesehatan yang telah disampaikan sebelumnya, setelah peneliti melihat dan membandingkan hasil nilai sebelum dengan hasil nilai sesudah diberikan pendidikan kesehatan, ternyata didapatkan adanya peningkatan hasil nilai pengetahuan mereka tentang mobilisasi dini post sectio caesaria, yang semula kategori kurang menjadi cukup sejumlah 7 orang, kategori kurang menjadi baik sejumlah 2 orang, kategori cukup menjadi baik sejumlah 9 orangdan kategori yang tetap mendapatkan hasil yang sama yaitu dari kategori cukup menjadi cukup sejumlah 3 orang dan kategori baik menjadi baik sejumlah 2 orang. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan kesehatan yang sudah diberikan peneliti dapat diterima baik dan dimengerti

oleh responden, sehingga mereka dapat merubah pemahaman/ pengetahuannya berkaitan dengan mobilisasi dini post sectio caesaria.

Menurut Mubarok (2016) dalam ilmu keperawatan komunitas yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan kesehatan yaitu terjadi perubahan perilaku dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya (Wildan, 2015) tentang pengaruh penyuluhan pre operasi terhadap pelaksanaan mobilisasi post operasi pada pembedahan abdomen yang menyatakan bahwa terdapat perubahan atau peningkatan sebelum dan sesudah penyuluhan dengan uji statistik didapatkan tingkat kemaknaan p=0,001 yang artinya penyuluhan berpengaruh baik terhadap kemampuan responden melaksanakan mobilisasi.

3. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Mobilisasi Dini Post Sectio Caesaria Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Sectio Caesaria di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019

Hasil analisa statistik dalam penelitian ini menunjukkan t hitung -8,120 dengan p-value sebesar 0,000. Oleh karena t hitung -8,120 > t tabel 2,045 atau p-value 0,000 < (0,05), maka Ho ditolak. Hal ini disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pendidikan

(9)

kesehatan mobilisasi dini terhadap tingkat pengetahuan mobilisasi pada ibu post partum sectio caesaria di RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019.

Dari 30 responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan terdapat 16 responden dengan kategori kurang, 12 responden dengan kategori cukup, 2 responden dengan kategori baik, sedangkan sesudah diberikan pendidikan kesehatan terdapat 7 responden dengan kategori kurang, 10 responden dengan kategori cukup, 13 responden dengan kategori baik.

Rata-rata nilai tingkat pengetahuan mobilisasi dini lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan mobilisasi dini sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan mobilisasi pada ibu post partum sectio caesaria.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya (Okwerita, 2010) tentang pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan mobilisasi dini pasien pasca bedah sesar di ruangan kebidanan RSUD Sungai Dareh tahun 2010, yang menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan mobilisasi dini pasien pasca bedah sesar dengan uji statistik didapatkan tingkat kemaknaan (p=0,014) yang artinya tingkat pengetahuan pasien tentang mobilisasi dini setelah persalinan sesar juga mempengaruhi kemauan pasien untuk melakukan mobilisasi dini post sectio caesaria. Pengetahuan pasien yang luas akan membuat pasien lebih mengerti tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini

serta dapat lebih mudah memahami manfaat mobilisasi dini.

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian. Terkait dengan mobilisasi segera post operasi dapat mempersingkat hari perawatan, mencegah komplikasi istirahat lama yang mungkin terjadi, terutama berbaring dengan posisi tetap dan lama dapat menimbulkan pneumonia hipostatik, luka decubitus, atlektasis, infeksi dan komplikasi lainnya. Untuk meningkatkan kegiatan mobilisasi dini post operasi sectio caesaria tersebut sangat diperlukannya pendidikan kesehatan mengenai mobilisasi dini post operasi sectio caesaria (Kasdu, 2015).

Perubahan perilaku di peroleh dari pengetahuan yang benar akan mempengaruhi lebih lama di bandingkan perubahan perilaku tanpa didasari pengetahuan. Sebelum terjadi perubahan perilaku seseorang akan mempunyai persepsi terhadap apa yang akan dijalaninya, munculnya persepsi berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengetahuan di peroleh dari informasi, dan bila informasi yang di terima kurang jelas, dalam hal ini pendidikan kesehatan yang tidak optimal akan mempengaruhi persepsi seseorang sehingga perubahan perilaku akan sulit di dapatkan.

Pendidikan kesehatan pre operasi memberikan kesempatan pada pasien operasi sectio caesaria untuk lebih memahami tentang mobilisasi post operasi, sehingga pasien dapat mengklarifikasi dan mendapatkan solusi terhadap masalah yang akan dihadapinya.

(10)

PENUTUP A. Kesimpulan

1. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini post sectio caesaria dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 16 orang (53,3%).

2. Sesudah diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini post sectio caesaria dalam kategori baik, yaitu sejumlah 13 orang (43,4%). 3. Ada pengaruh pemberian pendidikan tentang mobilisasi dini post sectio caesaria terhadap tingkat pengetahuan ibu post partum sectio caesaria RS Setio Husodo Kisaran, Tahun 2019. dengan p value 0,000 kurang dari (α = 0,05).

B. Saran

1. Bagi Kebidanan :

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan dan informasi dalam ilmu kebidanan sehingga asuhan kebidanan secara mandiri pada pasien post sectio caesaria dapat lebih baik lagi dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini.

2. Bagi Rumah Sakit :

Kebijakan sarana dan prasarana dari pihak rumah sakit sebaiknya perlu memperlihatkan atau menempelkan di ruangan-ruangan bersalin mengenai SOP/ PROTAP tentang apa saja perawatan pasca operasi sectio caesaria serta poster-poster bergambar mengenai mobilisasi dini post

operasi sectio caesaria sehingga pasien mudah mengakses informasi dan meningkatkan wawasan serta pengetahuannya tentang mobilisasi dini post operasi sectio caesaria.

3. Bagi Tenaga Medis :

Bagi tenaga medis (baik bidan dan perawat) serta mahasiswa praktikan alangkah baiknya jika dapat lebih meningkatkan kualitas mutu pemberian pelayanan kesehatan terutama perawatan pasien post partum sectio caesaria yang lebih intensif lagi sesuai dengan SOP/ PROTAP yang ada, sehingga pasien dapat meningkatkan pemahaman/ pengetahuannya dan dapat merubah pola pikir serta perilaku kesehatan mereka berkaitan dengan perawatan sectio cesaria.

4. Bagi Peneliti :

Penelitian ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan penulis mengenai pengaruh pendidikan kesehatan mobilisasi dini terhadap tingkat pengetahuan mobilisasi pasien post sectio caesaria, untuk peneliti selanjutnya hendaknya perlu dilakukan dengan sempel yang homegen dan lebih besar serta mengawasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini seperti pengalaman sectio caesaria, pendidikan, umur, lingkungan, emosi, motivasi dan intensitas nyeri.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny R. (2010). Asuhan kebidanan nifas. Jogjakarta : EGC

Arikunto.S (2010).Metodelogi penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: EGC A.Wawan, Dewi M. (2010). Teori dan

pengukuran pengethauan, sikap, dan perilaku manusia. Jakarta : Nuha Medika

Cuningham, I. (2015). Obstetri wiliams, Edisi 8. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI. (2010).Buku panduan manajemen penyuluhan kesehatan masyarakat tingkat propinsi. Jakarta: Depkes RI

Dewi, Yusmiati. (2017). Operasi caesar.Jakarta : EDSA Mahkota Kasdu, Dini. (2013). Operasi caesar masalah

dan solusinya. Jakarta : Puspa Swara Manuaba, I. B. G. (2008). Memahami

kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Arcan

Manuaba IBG. (2010).Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginikologi dan KB.Jakarta: EGC Manuaba, I. B. G. (2008). Konsep obstetri dan

ginekologi sosial indonesia. Jakarta : EGC

Manuaba IBG.(2008). Penuntun kepanitraan klinik obstetric dan ginikologi. Ed 2. Jakarta :EGC

Mochtar, Rustam. (2012). Sinopsis obsetri, jilid II.Jakarta: EGC

Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. (2016). Ilmu keperawatan komunitas. Jakarta: CV Sagung Seto.

Mundy, G. Chrissie. (2015). Pemulihan pasca operasi caesarea. Jakarta : Erlangga

Nada.(2017). Artikel mobilisasi pasca caesar. Jakarta

Notoatmodjo S. (2010). Pendidikan dan perilaku kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

(2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

(2005). Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

(2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Potter & Perry. (2016). Fundamental keperawatan jilid I. Jakarta : EGC

Saifudin, A.B. (2016). Buku acuan nasional pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta: YBPSP

Sarwono, Prawiroharjo. (2010). Ilmu kandungan, Cetakan ke-4.Jakarta :PT Gramedia

(12)

Saryono, Ridwan Kamaludin. (2018). Pemenuhan kebutuhan mobilisasi fisik pada pasien di ruang bedah. Jakarta : Rekatama

Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner dan suddarth. Jakarta : EGC

Sulistyawati, A. (2012). Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Uha, Suliha, 2012. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

SMA Negeri 01 Kudus sebagai upaya untuk mendukung proses manajemen pembelajaran yang telah dijalankan pada Program Sistem Kredit Semester (SKS) mata pelajaran Pendidikan

Masjid sebagai tempat beribadah dan tempat berkumpul umat muslim tentunya memiliki dana yang tidak bisa dikatakan sedikit untuk dikelola dengan maksimal sehingga pemanfaatan

Buku Statistik Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 ini merupakan Data dan Informasi yang dituangkan dalam Tabel Permenhut

Terkait dengan upaya peningkatan pengetahuan kader mengenai kesehatan gigi dan mulut balita, perlu dikaji lebih lanjut pengaruh pelatihan dengan metode collaborative

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Bupati terhadap rancangan peraturan

(2) Dalam hal Debitur telah melunasi kreditnya, pihak Kreditur wajib mengembalikan jaminan pemberian Kredit kepada Debitur atau pemilik Jaminan Kredit disertai dengan surat

Secara umum penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Sidrap khususnya di daerah perkotaan dan perdesaan sudah dilakukan berdasarkan rencana tata ruang yang ada,

Donasi wakaf Anda akan digunakan untuk pembangunan sarana air bersih di daerah yang terkena dampak letusan merapi, mentawai dan daerah lain yang membutuhkan seperti NTT dsb..