UPAYA MENDORONG INVESTASI DI DAERAH
UPAYA MENDORONG INVESTASI DI DAERAH
Ir M M Azhar Lubis MA Ir. M.M. Azhar Lubis, MA
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal - RI
Bappenas - Jakarta
KEBUTUHAN INVESTASI NASIONAL DAN INVESTASI
Target Pertumbuhan Ekonomi 2008 ( 6,4% ) 1)
Pemerintah:
Rp 146 Trilyun
Target Realisasi PMDN: Rp 49,6 Trilyun Target Realisasi PMA: Rp 103,3 Trilyun
Total Target Realisasi: Rp 152,9 Trilyun 2)
Kebutuhan Investasi Indonesia
Rp 1.140,5 Trilyun
12,80 %
P t j PMDN R 225 7 T il
Masyarakat termasuk Dunia Usaha:
87,20 %
Persetujuan PMDN: Rp 225,7 Trilyun Persetujuan PMA: Rp 287,5 Trilyun
Masyarakat termasuk Dunia Usaha:
Rp 994,5 Trilyun
Total Target Persetujuan: Rp 513,2 Trilyun 2) 2 1)Berdasarkan usulan Bappenas untuk Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009.
REALISASI INVESTASI (IUT) PMDN DAN PMA REALISASI INVESTASI (IUT) PMDN DAN PMA
1 JANUARI S/D 31 AGUSTUS 2008 1 JANUARI S/D 31 AGUSTUS 2008
JAN-AGST 2007 JAN-AGST 2008 Net
Growth (%) REALISASI INVESTASI REALISASI INVESTASI
1 2 (2 : 1) 1 2 (2 : 1) • PMDN Rp. 32,15 trilyun (US $ 3,57 billion) Rp. 12,89 trilyun (US $ 1,43 billion) -59,9 • PMA Rp. 73,17 trilyun (US$. 8,13 billion) Rp. 103,68 trilyun (US$.11,52 billion) 41,7 •TOTAL Rp. 105,32 trilyun US $ 11,70 billion) Rp. 116,57 trilyun (US $ 12,95 billion) 10,7
Catatan : 1. Realisasi investasi adalah kegiatan investasi yang sudah direalisasikan oleh perusahaan dalam bentuk kegiatan nyata yang sudah menghasilkan produksi barang/jasa dan perusahaan sudah memperoleh Izin Usaha Tetap (IUT) dari Pemerintah (BKPM). Proyek-proyek PMA/PMDN yang masih dalam tahap
pembangunan belum tercatat realisasi investasinya. 2. Kurs US$. 1 = Rp.
9.000,-PERKEMBANGAN REALISASI PMDN MENURUT SEKTOR
PERKEMBANGAN REALISASI PMDN MENURUT SEKTOR
2005
2005 200
2008 ( /d A
8 ( /d A
t
t
)
)
2005
2005-- 200
2008 (s/d Agustus)
8 (s/d Agustus)
30,0 20,0 25,0 liun 10,0 15,0 R p Tr il l 0,0 5,0 2004 2005 2006 2007 2008*) 2004 2005 2006 2007 2008*)Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier
4
PERKEMBANGAN REALISASI PM
PERKEMBANGAN REALISASI PMA
A MENURUT SEKTOR
MENURUT SEKTOR
2005
2005 200
2008 ( /d A
8 ( /d A
t
t
)
)
2005
2005-- 200
2008 (s/d Agustus)
8 (s/d Agustus)
13 0 15,0 9,0 11,0 13,0 ia r 5,0 7,0 , U S $ M ill -1,0 1,0 3,0 2004 2005 2006 2007 2008*) 1,0 2004 2005 2006 2007 2008*)Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier
REALISASI INVESTASI
REALISASI INVESTASI PERPER--PULAUPULAU 2002 2002 –– 2002008 (s/d Agustus)8 (s/d Agustus)
100 120 60 80 100 T rilliu n 20 40 Rp . T 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*) Sumatera Jawa
Bali& Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku
6
9 INDIKATOR TATA KELOLA EKONOMI DAERAH
9 INDIKATOR TATA KELOLA EKONOMI DAERAH
& BOBOTNYA (%)
& BOBOTNYA (%)
( )
( )
(HAMBATAN INVESTASI DI DAERAH)
(HAMBATAN INVESTASI DI DAERAH)
% % % % % % % % % %Sumber : Hasil penilitian KPPOD terhadap 12.187 responden/pelaku usaha dari 243 Kab/Kota di 15 Provinsi
%
p p p p
PERINGKAT TATA KELOLA EKONOMI DAERAH
PERINGKAT TATA KELOLA EKONOMI DAERAH
Sumber : Survey KPPOD 2007
KABUPATEN/KOTA TERBAIK UNTUK PTSP
KABUPATEN/KOTA TERBAIK UNTUK PTSP
TAHUN 2007
TAHUN 2007
Kabupaten :
p
1. Sidoarjo, Jawa Timur
j ,
2. Sragen, Jawa Tengah
3. Jembrana, Bali
,
Kota :
1. Yogyakarta, DIY
2. Cimahi, Jawa Barat
3. Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Sumber : Hasil penelitian BKPM bekerjasama dengan KPPOD untuk Investment Award Tahun 2007
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM UPAYA
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM UPAYA
MENDORONG INVESTASI DI DAERAH
MENDORONG INVESTASI DI DAERAH
1. UU No.25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal Tentang Penanaman Modal
2. UU No. 36 Tahun 2008
Tentang Perubahan keempat atas UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
Penghasilan
3. PP No. 1 Tahun 2007 Jo. No. 62 Tahun 2008
Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal Di Bidang-Bidang Usaha tertentu Dan/Atau Di Daerah-Daerah Tertentu.g
4. PP No. 38 Tahun 2007
Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan.
5. PP No. 81 Tahun 2007
Tentang Penurunan tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Yang Bebentuk Perseroan Terbuka
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM UPAYA
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM UPAYA
MENDORONG INVESTASI DI DAERAH
MENDORONG INVESTASI DI DAERAH
6. Perpres No. 76 Tahun 2007
Tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang Tertutup Tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang
Penanaman Modal.
7. Peraturan Kepala BKPM No. 2/P/2008
Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Fasilitas Pajak Penghasilan Bagi Perusahaan Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau dig g Daerah-Daerah Tertentu.
Upaya yang dilakukan
dalam mendorong investasi di daerah
• Promosi bersama antara BKPM dan Daerah baik di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri
Luar Negeri
• Sosialisasi Undang-Undang Penanaman Modal kepada aparatur Pusat dan Daerah, para pengusaha, masyarakat non dunia usaha, dan pejabat
perwakilan RI di Luar Negeri
• Konsolidasi Perencanaan Pelaksanaan Penanaman Modal regional
• Workshop pemahaman PP No.1/2007 Jo. No.62/2008 Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal Di Bidang-Bidang Usaha j g g g tertentu Dan/Atau Di Daerah-Daerah Tertentu
• Workshop Pengembangan Potensi Daerah dalam rangka upaya peningkatan investasi
• Matchmaking antara UMKMK dengan pengusaha besar baik di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri
• Pengembangan UKM dalam meningkatkan Investasi
Percepatan Ketersediaan Infrastruktur
p
di Bidang Transportasi dan Energi
KEBIJAKAN SEKTOR ENERGI
KEBIJAKAN SEKTOR ENERGI
• Sub sektor Minyak dan Gas
Disisi hilir migas dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM No 32 Tahun 2008 tentang Disisi hilir migas dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata NIaga BBN untuk lebih mendorong investasi, pemanfaatan BBN di dalam negeri dengan mengurangi bahan bakar minyak
•• Sub sektor KetenagalistrikanSub sektor Ketenagalistrikan
Program percepatan pembangunan PLTU 10 ribu MW Tahap I dan Tahap II sebagai Program percepatan pembangunan PLTU 10 ribu MW Tahap I dan Tahap II sebagai upaya meningkatkan rasio elektrifikasi
upaya meningkatkan rasio elektrifikasi upaya meningkatkan rasio elektrifikasi upaya meningkatkan rasio elektrifikasi
•• Sub sektor Mineral, Batu Bara dan PetrokimiaSub sektor Mineral, Batu Bara dan Petrokimia
Mempercepat pemanfaatan potensi panas bumi melalui Pertauran Meteri ESDM No Mempercepat pemanfaatan potensi panas bumi melalui Pertauran Meteri ESDM No Mempercepat pemanfaatan potensi panas bumi melalui Pertauran Meteri ESDM No. Mempercepat pemanfaatan potensi panas bumi melalui Pertauran Meteri ESDM No. 14 Tahun 2008 tentang Harga Patokan Tenaga Listrik dan Pembangkit Listrik Tenaga 14 Tahun 2008 tentang Harga Patokan Tenaga Listrik dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Panas Bumi
REFORMASI SEKTOR TRANSPORTASI
REFORMASI SEKTOR TRANSPORTASI
• Telah ditetapkan
– UU No 23/2007 tentang Perkeretaapian – UU No 17/2008 tentang Pelayaran
– Percepatan proses pembahasan dengan DPR terkait dengan revisi UU No 14/1992 tentang lalu lintas angkutan jalan dan UU No 15/1992 tentang penerbangan
• Revisi paket perundang undangan tersebut a l mereposisi peran dan fungsi pemerintah dari
• Revisi paket perundang-undangan tersebut, a.l mereposisi peran dan fungsi pemerintah dari
operator menjadi regulator, membuka peran serta swasta dan pemerintah daerah, serta
menetapkan kebijakan tarif dan subsidi yang lebih mendorong investasi swasta, penciptaan iklim kompetisi yang sehat dengan tetap memperhatikan kepentingan pelayanan umum.
P t l i i i k t d d kt t t i
• Percepatan penyelesaian revisi paket undang-undang sektor transportasi yang mampu
mendorong peran serta swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi;
• Memberi peluang kepada swasta dalam penyelenggaraan transportasi pada daerah yang telah
berkembang, sedangkan penyelenggaraan transportasi pada daerah terpencil, kawasan perbatasan menjadi tanggung jawab pemerintah;
perbatasan menjadi tanggung jawab pemerintah;
• Melibatkan swasta dalam pembangunan infrastruktur sektor transportasi melalui penerapan
skema PPP (Public Private Partnerships);
• Pembiayaan infrastruktur yang cost recovery, diserahkan dan diupayakan partisipasi
pembiayaan swasta nasional atau asing; pembiayaan swasta nasional atau asing;
Rencana Proyek – Proyek Strategis Pemerintah
Dalam Pengembangan Infrastruktur Perhubungan
Dalam Pengembangan Infrastruktur Perhubungan
• Rencana pembangunan jalan tol di berbagai daerah
• Rencana pembangunan jalan tol di berbagai daerah
• Rencana Pembangunan Terminal Ferry Ketapang – Margagiri
• Kereta Api Bandara Soekarno – Hatta
Kereta Api Bandara Soekarno Hatta
• Pembangunan Jalur Kereta Api di Kalimantan
• Pembangunan Terminal Peti Kemas Tanjung Perak
Pengembangan Pelabuhan Bojonegara
Pengembangan Pelabuhan Bojonegara
• Pembangunan Bandara Baru Kuala Namu, Sumatera Utara
• Pembangunan Bandara Baru di Mataram
g
• Perluasan Bandara Hasanudin di Makassar (Sulawesi
Selatan)
LANGKAH STRATEGIS
LANGKAH STRATEGIS
1. PENYEDIAAN ENERGI:
Meningkatkan produksi migas – Meningkatkan produksi migas– Meningkatkan pemanfaatan batubara untuk pembangkit listrik (s.d. tahun 2010) :
10 000 MW l l i P t P b PLTU (PLN) • 10.000 MW melalui Percepatan Pembangunan PLTU (PLN), • 10.000 MW melalui IPP.
– Mengembangkan pencairan (2017) dan gasifikasi batubara (2011) – Mengembangkan pembangkit listrik mulut tambang
– Mengembangkan CBM/Coal Bed Methane – Mengembangkan panas bumiMengembangkan panas bumi
– Mengembangkan bahan bakar nabati
– Mengembangkan energi baru terbarukan lain (biomassa, surya, angin, mikrohidro dll )
LANGKAH STRATEGIS
LANGKAH STRATEGIS
2. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR:
– Pembangunan kilang/Receiving Terminal (BBM, LPG dan LNG) – Pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumig j g p p g – Pembangunan alat transportasi darat dan laut untuk batubara – Pembangunan pelabuhan pengirim dan penerima batubara – Pembangunan pembangkitan tenaga listrik
– Pembangunan jaringan transmisi dan distribusi listrik – Pembangunan desa mandiri energi
FASILITAS PERPAJAKAN DAN INSENTIF
FASILITAS PERPAJAKAN DAN INSENTIF
1. Insentif Pengembangan Lapangan Minyak Bumi Marginal dan g g p g y g Pengembangan Sumur Tua
– Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0008 Th. 2005.
– Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0001, 0002 dan 0003 Th 2008
dan 0003 Th. 2008
2. Insentif untuk Pengembangan Lapangan Minyak dan gas bumi, serta b i t h k l i (PMK N 177/2007 PMK N 178/2007 panas bumi tahap eksplorasi (PMK No. 177/2007, PMK No. 178/2007, PMK 179/2007).
LAMPIRAN I PP NO. 1 TAHUN 2007
LAMPIRAN I PP NO. 1 TAHUN 2007
JO NO. 62 TAHUN 2008
JO NO. 62 TAHUN 2008
NO. BIDANG USAHA KBLI CAKUPAN PRODUK
1. Kelompok Industri Makanan Lainnya 15497 Industri Penyedap Masakan Kimia Lainnya
Bidang Usaha Tertentu (Sebagai contoh) Bidang Usaha Tertentu (Sebagai contoh)
1. Kelompok Industri Makanan Lainnya
Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan
15497 Industri Penyedap Masakan Kimia Lainnya
(Khususnya yang menghasilkan nucleotide (IMP, GMP) dan menggunakan proses bioteknologi dengan bahan
baku dari hasil pertanian)
LAMPIRAN II PP NO. 62 TAHUN 2008
LAMPIRAN II PP NO. 62 TAHUN 2008
NO. BIDANG USAHA KBLI CAKUPAN PRODUK
1 Kelompok Industri Pengolahan SDA
Bidang Usaha Tertentu dan Daerah Tertentu (Sebagai contoh) Bidang Usaha Tertentu dan Daerah Tertentu (Sebagai contoh)
1. Kelompok Industri Pengolahan SDA
Berbasis Agro
a. Industri minyak goreng dari minyak
kelapa 15143 Harus terintegrasi dengan budidaya Di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi
20
, ,
LAMPIRAN II PP NO. 62 TAHUN 2008
LAMPIRAN II PP NO. 62 TAHUN 2008
NO. BIDANG USAHA KBLI CAKUPAN PRODUK
2. Kelompok Industri Pengolahan SDA
2. Kelompok Industri Pengolahan SDA
Berbasis Agro
b. Industri berbagai macam tepung dari padi-padian, biji-bijian, kacang-kacangan,
mbi mbian dan sejenisn a
15322 - Tepung dari Jagung
- Harus terintegrasi dengan budidaya umbi-umbian dan sejenisnya
c. Industri gula pasir
- Di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo - Gula Pasir dari tebu
c. Industri gula pasir
15421 - Gula Pasir dari tebu- Kapsitas minimal 70.000 ton gula/tahun - Terintegrasi usaha budidaya
- Diluar Jawa d. Industri gula lainnya
15423 - Gula dari ubi kayu- Harus terintegrasi dengan usaha budidaya
Dil J
LAMPIRAN II PP NO. 62 TAHUN 2008
LAMPIRAN II PP NO. 62 TAHUN 2008
NO. BIDANG USAHA KBLI CAKUPAN PRODUK
3. Kelompok Industri Pengolahan SDA
3. Kelompok Industri Pengolahan SDA
Berbasis Agro
e.Industri persiapan serat tekstil 17111 - Serat kapas
- Harus terintegrasi dengan budidaya minimal 500 ha - Di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, NTB, NTT
Terima
Terima
K ih
Kasih
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
JL. GATOT SUBROTO NO. 44 JAKARTA SELATAN 12190 Telp : (021) 525 008
Fax : (021) 525 4945
W b it bk id i li t t
Lampiran
1. TABEL PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMDN MENURUT LOKASI 2. TABEL PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA MENURUT LOKASI 2. TABEL PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA MENURUT LOKASI