• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

30 4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari, kepala sekolah selalu tiba di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Kebiasaan kepala sekolah ini dilakukan dengan maksud memberikan contoh bagi para guru untuk melakukan hal yang sama tiba di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai, dan hal inipun berdampak kepada para siswa yang telah berdatangan sebelum jam pelajaran dimulai. Sebagaimana wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala Sekolah SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari tentang memberikan teladan kepada guru, kepala sekolah mengungkapkan:

“Contoh bentuk keteladanan sederhana yang saya tunjukkan kepada para guru adalah dengan datang selalu lebih awal sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Karena dengan datang lebih awal baik saya maupun para guru dapat melakukan persiapan sebaik-baiknya sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.”

Hasil observasi terhadap kepala sekolah dalam mengerakkan guru adalah sebelum para guru melaksanakan kegiatan pembelajaran kepala sekolah secara berkala mengunjungi ruang guru untuk melakukan dialog singkat bersama para guru guna mendapatkan informasi tentang jalannya program pembelajaran ataupun mendengarkan keluhan-keluhan para guru terkait dengan hambatan atau kendala dalam pembelajaran. Semua yang disampaikan para guru menjadi masukkan yang sangat berharga bagi kepala

(2)

sekolah. Sesuai jadwal sekolah, kepala sekolah dengan para guru mengadakan rapat bersama yang diadakan sebulan sekali guna membahas kemajuan program pembelajaran dan hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran serta menindak lanjuti laporan para guru yang di sampaikan melalui dialog singkat tersebut di atas. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang cara menggerakkan guru dalam kegiatan pembelajaran, kepala sekolah mengungkapkan:

“Cara saya mengerakkan guru adalah dengan melakukan kunjungan ke ruang guru untuk melakukan diskusi singkat tentang kegiatan pembelajaran, memberikan semangat pada guru, dan mengadakan pertemuan atau rapat antara kepala sekolah dengan para guru, yang resminya sebulan sekali. Dalam pertemuan itu selain memberikan solusi atas keluhan para guru saya juga menekankan perlunya meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan tugas dengan berpedoman pada RPP, silabus, dan sumber pembelajaran lain yang terkait. Saya juga menekankan para guru bahwa saya selaku kepala sekolah akan mendukung para guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran sepanjang hal itu sejalan dengan tujuan pembelajaran.”

Hasil observasi terhadap kepala sekolah dalam melakukan pembinaan kepada para guru adalah dengan memberikan contoh melalui perbuatan, penekanan dalam hal disiplin kepada para guru serta kesempatan mengembangkan diri untuk para guru baik dengan belajar sendiri maupun mengikuti pelatihan. Sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang pembinaan kepada guru menyebutkan:

“Hal pembinaan guru merupakan salah satu perhatian saya selain menjaga kelancaran kegiatan pembelajaran. Penekanan yang saya berikan kepada guru sebagai salah satu aspek pembinaan adalah kedisiplinan, baik itu disiplin waktu maupun disiplin mengajar. Contoh konkret disiplin waktu saya tunjukkan dengan tidak datang terlambat ke sekolah dan disiplin mengajar saya jelaskan agar memberikan perhatian kepada siswa tanpa membedakan, menjaga ketertiban dan

(3)

kelancaran kegiatan pembelajaran, memberikan segenap kemampuan dalam mengajar serta menyempatkan diri untuk belajar demi meningkatkan kualitas diri. Pembinaan dalam mengelola kegiatan pembelajaran sesuai RPP, silabus dan bahan ajar lainnya kepada guru saya berikan kesempatan seluas-luasnya untuk pelatihan yang dilaksanakan dinas terkait. Hal yang menjadi kendala selalu kami diskusikan untuk mencari jalan keluarnya.”

Dalam hal memberikan dorongan atau motivasi kepada guru pada kegiatan pembelajaran, sebagaimana hasil observasi salah satu bentuk dorongan atau motivasi kepala sekolah kepada guru dilakukan melalui diskusi singkat sebelum para guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan para guru akan prestasi anak didik sangatlah tergantung dari pembelajaran yang dibawakan guru, kepala sekolah sesekali mengunjungi ruang kelas di saat guru dan siswa sedang melaksanakan pembelajaran hanya untuk sekedar menyapa guru dan para siswa. Kepala sekolah menekankan jika kesejahteraan guru mendapat perhatian serius dari pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah, maka sudah sepantasnya para guru juga memberikan perhatian serius terhadap perkembangan prestasi anak didik. Para guru diminta untuk tidak bosan-bosan menyesuaikan diri dengan keadaan baik itu kurikulum maupun keberagaman peserta didik. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang dorongan atau motivasi kepada guru adalah:

“Dorongan atau motivasi kepada guru saya berikan dalam setiap kesempatan baik secara resmi dalam kegiatan rapat rutin maupun tidak resmi melalui diskusi singkat atau tatap muka sesaat. Motivasi sangat perlu dilakukan kepada guru untuk menjaga kinerja guru, patut disadari bersama bahwa kegiatan mengajar itu kegiatan yang melelahkan yang menguras pikiran juga tenaga yang harus dilakukan guru selama 6 hari dalam 1 minggu. Saya sadar akan hal itu, karena itu saya sebutkan sangatlah penting memberikan motivasi kepada guru guna

(4)

menjaga kinerja mereka. Bentuk motivasi kepada guru bermacam-macam yang saya lakukan dari sekedar ucapan terima kasih atas kehadiran mengajar, memberikan informasi tentang kabar sekolah-sekolah dan guru yang berhasil dalam prestasi, memberikan reward bagi yang berprestasi, dan diberi peringatan kepada guru-guru yang lalai menjalankan tugasnya, memberikan ucapan selamat bagi guru yang naik pangkat.

Terkait bantuan kepala sekolah kepada guru yang mengalami kesulitan atau memiliki masalah dalam kegiatan pembelajaran sesuai hasil observasi adalah melalui rapat bulanan yang dilakukan kepala sekolah dengan guru. Momentum rapat bulanan merupakan cara kepala sekolah untuk rmengetahui kesulitan atau masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran baik terkait RPP, administrasi kelas maupun peserta didik. Sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan atau masalah dalam pelajaran, kepala sekolah menyebutkan:

“Selaku kepala sekolah saya selalu siap untuk mendengarkan keluhan para guru yang memiliki masalah dalam kegiatan pembelajaran baik itu terkait dengan RPP maupun peserta didik. Jika masalah itu menurut saya sederhana maka saya akan memberikan jalan keluarnya saat itu juga namun jika masalah itu menurut saya perlu dipecahkan bersama, maka saya akan membahasnya dalam rapat bulanan antara saya dengan guru.”

Berdasarkan observasi pada salah satu aspek kinerja guru yaitu pemahaman terhadap materi pelajaran yang dibawakan guru dalam pembelajaran, di dapat hasil bahwa dalam membawakan pembelajaran rata-rata guru cukup memahami materi ajar yang dibawakan. Hal ini teramati dari berjalannya proses pembelajaran tanpa hambatan dan kesulitan pada diri guru, serta dari sisi peserta didik teramati mengikuti jalannya pembelajaran dengan tertib dan cukup aktif.

(5)

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Ulyani, S.Pd.SD, tentang apakah mengalami kesulitan dalam memahami dan membawakan materi pelajaran dalam proses pembelajaran, ibu Ulyani menjawab:

“Sebagai pribadi saya memang memiliki kesulitan dalam memahami materi mata pelajaran tertentu, tetapi sebagai guru saya tidak boleh terlihat kesulitan dalam membawakan materi pelajaran oleh siswa saya. Karena itu, sebelum memulai pembelajaran saya selalu menyempatkan diri untuk mempelajari materi pelajaran yang menjadi jadwal hari itu. Jika menemui kesulitan dalam memahami kandungan materi, saya akan berdiskusi dengan guru lain atau kepala sekolah sebagai solusinya.

Sementara bapak M. Jauhari S.Pd.SD selaku guru kelas IV SDN 71/I Kembang Seri menjawab “menurut saya selaku guru memang mengalami sedikit kesulitan dalam memahami materi pelajaran, tapi tidak semua materi pelajaran hanya beberapa saja. Dalam membawakan pelajaran saya tidak mengalami kesulitan.”

Hasil wawancara dengan bapak M. Muttaqin, S.Pd.SD selaku guru kelas V SDN 71/I Kembang Seri tentang pertanyaan yang sama, bapak Muttaqin menjawab “tidak ada kesulitan, karena guru tiap tahun ada pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru.”

Berdasarkan hasil observasi, saat ini SD Negeri 71/I Kembang Seri Kabupaten Batang Hari masih mengaplikasikan kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP) 2006, dan pada umumnya guru-guru di SDN 71/I Kembang Seri dalam membawakan pelajaran menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Hasil wawancara dengan Ibu Ulyani, S.Pd.SD, tentang metode mengajar menjelaskan:

“Sebagaimana tercantum dalam RPP jika metode mengajar yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab.

(6)

Mengingat jika apa yang tercantum dalam RPP adalah pedoman guru dalam mengajar maka metode mengajar saya sesuaikan dengan yang tercantum dalam RPP.”

Jawaban bapak M. Jauhari S.Pd.SD atas pertanyaan yang sama adalah “yang saya terapkan di dalam kelas saya berbagai macam ada ceramah dan tanya jawab, ada sistem berkelompok dan ada juga sistem perindividual.”

Meski berdasarkan hasil observasi tentang metode mengajar yang diterapkan guru di SDN 71/I Kembang Seri menunjukkan metode mengajar ceramah dan tanya jawab serta diskusi. Namun dalam satu kesempatan ada juga guru yang menggunakan metode belajar bersama atau cooperative learning dalam pembelajaran, hal ini dilakukan oleh bapak Muttaqin, S.Pd.SD. Sebagaimana wawancara yang dilakukan dengan Bapak Muttaqin tentang metode mengajar yang guru terapkan dalam pembelajaran mengungkapkan:

“Metode mengajar yang saya gunakan lebih banyak ceramah dan tanya jawab. Namun pada satu kesempatan saya menggunakan metode belajar bersama dengan membuat beberapa kelompok belajar, hal ini saya lakukan untuk menjaga semangat belajar siswa karena saya khawatir siswa merasa bosan jika metode belajar hanya itu-itu saja.”

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan kepala sekolah tentang metode mengajar guru, peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah SDN 71/I Kembang Seri tentang metode mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan kepala sekolah:

“Rata-rata guru saat ini menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam membawakan pelajaran. Dalam beberapa kesempatan saya sampaikan kepada guru untuk meningkatkan kualitas mengajar. Menyikapi keadaan saat ini para guru harus siap menerima perubahan jika sewaktu-waktu kurikulum 2013 diberlakukan di SDN 71/I Kembang Seri menggantikan KTSP 2006.”

(7)

Sementara tentang kinerja mengajar guru, hasil wawancara dengan kepala sekolah SDN 71/I Kembang Seri adalah:

“Pada prinsipnya para guru telah melakukan yang terbaik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Kita semua tahu tidak ada manusia yang sempurna, dan saya menyadari jika para guru masih memiliki kekurangan. Untuk itu saya dan juga para guru senantiasa harus selalu belajar demi meningkatkan kualitas diri pribadi dan menjaga profesinalisme guru.

Dalam keseharian kegiatan belajar mengajar berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa guru kerap berupaya untuk membuat suasana kelas tidak membosankan, siswa diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan seputar pembelajaran dan melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa lain untuk menjawabnya. Berdasarkan wawancara dengan ibu Ulyani S.Pd.SD guru kelas III SDN 71/I Kembang seri tentang apakah siswa senang atau bisa menerima metode mengajar yang guru terapkan dalam pembelajaran, ibu Ulyani mengungkapkan:

“Tugas kami sebagai guru adalah membawakan pembelajaran dengan sebaik mungkin. Kita semua tahu dinamika di dalam kelas ada siswa yang cepat menyerap pelajaran dan ada juga yang lambat, tentunya hal ini bisa menjawab pertanyaan jika dalam mengajar ada siswa yang senang atau bisa menerima metode mengajar yang diterapkan guru dan sebaliknya ada juga yang tidak.”

Sementara bapak M. Jauhari S.Pd.SD, menjawab “selama saya mengajar disini anak-anak senang menerima materi pembelajaran dari saya.”

Hasil wawancara dengan bapak M. Muttaqin, S.Pd.SD, tentang perihal yang sama, bapak Muttaqin menjawab:

“Anak-anak senang terutama dengan metode demonstrasi dan praktikum karena sifatnya pembelajaran kooperatif. Anak itu diajak untuk bekerjasama itu yang buat mereka paling senang dan aktif. Anak-anak aktif karena mereka menemukan susatu

(8)

yang baru, nah… ini sifat anak, mereka antusias jika ingin menemukan sesuatu yang baru yang belum diketahuinya.”

Berdasarkan hasil observasi terhadap profesionalisme kerja guru, kesan yang teramati adalah guru fokus dalam membawakan pembelajaran dan menunjukkan perlakuan yang sama kepada siswa, teramati posisi guru yang selalu berpindah-pindah dari satu siswa ke siswa lainnya dalam membawakan materi pelajaran. Pada saat membawakan pelajaran posisi telepon genggam (hand phone) guru dalam keadaan mati (switch off), hal ini dilakukan guru agar selama jam belajar konsentrasi guru tidak terpecah dari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran. Hasil wawancara dengan ibu Ulyani, S.Pd.SD, tentang menjaga profesionalisme kerja guru ditengah masalah yang mungkin ada dalam pembelajaran dan di sekolah adalah:

“Sikap profesional dalam mengajar memang harus ditunjukkan oleh semua guru. Guru juga adalah manusia yang tidak lepas dari masalah, entah itu masalah terkait pembelajaran ataupun masalah pribadi. Mengingat tugas guru, semua masalah yang ada memang harus dilupakan sejenak agar kegiatan pembelajaran tidak terganggu. Terkadang itu sulit tetapi harus tetap dilakukan sebagai bentuk profesionalisme guru.”

Jawaban bapak M. Jauhari S.Pd.SD, dalam wawancara tentang menjaga profesionalisme kerja adalah “ya tentu harus professional kalau bagi saya selaku guru. Kalau profesionalisme guru apapun masalahnya saya selesaikan dalam lingkungan sekolah. Kalaupun ada masalah pribadi saya, itu tidak saya ikut campurkan ke profesionalisme saya selaku guru.”

Sementara hasil wawancara dengan bapak M. Muttaqin, S.Pd.SD, tentang perihal yang sama, bapak Muttaqin menjawab “profesionalisme yang sebenarnya kita mampu membedakan mana masalah pribadi, mana masalah pembelajaran. Di sekolah tidak bisa diikut campurkan, ya kalau masalah

(9)

pribadi jadi urusan pribadi. Guru wajib hukumnya bisa membedakan sesuatu itu.”

Salah satu hal yang paling terkait dengan kinerja guru adalah kepemimpinan kepala sekolah. Di SDN 71/I Kembang Seri peran kepemimpinan kepala sekolah memiliki arti penting bagi kinerja guru. Berdasarkan observasi yang teramati oleh peneliti, kepala sekolah melakukan kunjungan singkat ke kelas-kelas saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran sekedar untuk menyapa guru dan para siswa. Bagi guru perhatian kecil dari kepala sekolah ini memiliki arti besar sebagai motivasi dalam mengelola pembelajaran. Hasil wawancara dengan ibu Ulyani tentang peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru saat ini mengungkapkan:

“Kepala sekolah SDN 71/I Kembang Seri memiliki sikap yang tegas. Ketegasan sikap kepala sekolah itu membuat kami para guru berhati-hati dalam bertindak. Selain tegas kepala sekolah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap para guru, apapun keluhan kami terkait dengan pembelajaran akan ditanggapi dengan cepat, disiplin yang tinggi selalu dan rasa tanggung jawab atas prestasi siswa selalu diingatkan kepada para guru.”

Sementara bapak M. Jauhari S.Pd.SD, menjawab “peran kepemimpinan kepala sekolah di sekolah lumayan bagus. Terutama dalam menjaga kekompakkan para guru, setelah itu perhatian kepala sekolah terhadap kinerja guru lumayan bagus.

Hasil wawancara dengan bapak M. Muttaqin, S.Pd.SD, tentang peran kepemimpinan kepala sekolah mengungkapkan:

“pasti bagus karena kepala sekolah mau turun langsung, untuk mengetahui apa kendala dalam pembelajaran, apa kebutuhan dalam kelas, itu selalu kita rapatkan sebulan sekali, kadang ada juga seminggu sekali. Kepala sekolah itu bertanggung jawab

(10)

terhadap seluruh isi sekolah, baik itu kinerja guru, sarana dan prasarana, serta lingkungan sosial.

Hasil observasi tentang kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam menjalankan peran kepemimpinan di SDN 17/I Kembang Seri adalah masih ada guru dan staf sekolah yang memiliki disiplin rendah. Tidak semua guru memiliki kualitas kerja sesuai harapan tidak semua guru bisa mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan karena jatah dari penyelenggara yang terbatas, kurangnya sarana belajar, tingkat kenyamanan sekolah yang kurang. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah SDN 71/I Kembang Seri tentang kendala yang dihadapi kepala sekolah mengungkapkan:

“Banyak kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam menjalankan peran kepemimpinan di SDN 71/I Kembang Seri diantaranya adalah masih ada guru yang memiliki tingkat disiplin rendah, kualitas guru yang perlu ditingkatkan sementara kesempatan mengikuti pelatihan dalam meningkatkan kualitas guru sangat minim, serta prasarana dan sarana pendidikan yang kurang lengkap. Perlunya diatasi dan difasilitasi kekurangan yang dimiliki SDN 71/I Kembang Seri sejatinya harus sejak saat ini, sebelum pemberlakuan kurikulum 2013, karena dikhawatirkan jika kekurangan itu belum difasilitasi hingga berlakunya kurikulum 2013 di SDN 71/I Kembang Seri maka akan menghambat kegiatan pembelajaran.”

Upaya yang telah dilakukan kepala sekolah dalam mengatasi kendala-kendala tersebut adalah memberikan pengarahan secara kontinue kepada guru yang memiliki disiplin rendah, meyurati dinas terkait untuk meminta jatah lebih bagi guru SDN 71/I Kembang Seri dalam mengikuti pelatihan, menyampaikan kepada para guru untuk menjaga harmonisasi dalam lingkungan sekolah agar suasana belajar mengajar makin kondusif, dan mengusulkan kepada dinas terkait untuk menambah sarana belajar.

(11)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SDN 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari salah satunya adalah ditunjukkan dengan memberikan teladan. Kepala sekolah sehari-hari datang lebih awal dari para guru hal ini dilakukan agar para guru juga melakukan hal yang sama, kepala sekolah mengungkapkan dengan datang lebih awal baik kepala sekolah maupun para guru dapat melakukan persiapan sebaik-baiknya sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Perihal datang lebih awal dirasakan manfaatnya oleh ibu Ulyani S.Pd.SD, dengan datang lebih awal ibu Ulyani memiliki kesempatan untuk mempelajari materi pelajaran yang akan dibawakan hari itu. Jika menemukan kesulitan dalam memahami materi pelajaran maka ibu Ulyani melakukan diskusi dengan guru lainnya atau dengan kepala sekolah. Tentang hal keteladanan ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Wahjosumidjo (2005:103):

“Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan teladan guna menimbulkan kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.”

Berdasarkan hasil penelitian terhadap peran kepemimpinan kepala sekolah SDN 71/1 Kembang Seri dalam mengerakkan guru adalah mengunjungi ruang guru untuk melakukan dialog singkat guna mendapatkan informasi tentang jalannya program pembelajaran ataupun mendengarkan keluhan-keluhan para guru terkait dengan hambatan atau kendala dalam pembelajaran. Dari apa yang dihasilkan melalui dialog singkat dibawa kepala

(12)

sekolah untuk ditindak lanjuti melalui rapat bulanan. Sebagaimana diungkapkan Mulyasa (2010:57):

“Sebagai pemimpin apabila kepala sekolah ingin berhasil menggerakkan para bawahan maka kepala sekolah harus selalu siap mendengarkan keluhan para bawahan, memacu dan memberikan insipirasi dalam mencapai tujuan, menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras dan mengedepankan diskusi bersifat kekeluargaan.”

Terkait hal yang dilakukan oleh kepala sekolah SDN 71/1 Kembang Seri dengan melakukan rapat bulanan sebagai tindak lanjut dari dialog singkat dengan para guru, sejalan dengan apa yang diungkapkan Rivai (2011:33),

“Kepemimpinan yang efektif dapat terlaksana secara dinamis karena kemauan pucuk pimpinan dalam mengambil dan menetapkan keputusan-keputusan, yang selalu dirasakan sebagai keputusan bersama. Rapat-rapat sebagai pengendalian dalam kepemimpinan, dapat diselenggarakan untuk beberapa tujuan antara lain:

1. Mengumpulkan informasi, pemikiran, pendapat dalam melaksanakan program kerja organisasi sekolah.

2. Mengevaluasi program kerja organisasi sekolah. 3. Memecahkan masalah bersama.

4. Menyampaikan informasi, instruksi, bimbingan dan arahan.” Sesuai hasil penelitian tentang peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SDN 71/1 Kembang Seri juga dalam hal pembinaan kepada guru adalah melalui penekanan disiplin, serta memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi guru untuk meningkatkan kemampuan. Pembinaan dilakukan kepala sekolah terhadap guru tidak hanya sekedar melalui ucapan tapi juga perbuatan. Contoh konkret tentang hal disiplin adalah kepala sekolah datang lebih awal dari guru, meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru dengan mengikutkan guru dalam pelatihan, workshop, seminar ataupun KKG.

(13)

Dalam hal memberikan dorongan atau motivasi kepada guru pada kegiatan pembelajaran, kepala sekolah selalu mengingatkan guru bahwa prestasi anak didik sangat ditentukan dari pembelajaran yang dibawakan guru. Semakin baik guru mengelola kegiatan belajar mengajar maka prestasi anak didik juga akan baik, demikian juga sebaliknya. Kepala sekolah menekankan jika kesejahteraan guru mendapat perhatian serius dari pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah, maka sudah sepantasnya para guru juga memberikan perhatian serius terhadap perkembangan prestasi anak didik. Pentingnya pembinaan dan motivasi kepada guru juga diungkapkan oleh Supardi (2013:49),

“Tanpa pembinaan yang berkelanjutan dari kepala sekolah selaku pemimpin tidak akan pernah tercipta kinerja guru yang sesuai harapan. Dan tanpa motivasi yang berkesinambungan kinerja guru hanya terlihat diluar saja, hanya bersandarkan kemampuan diri dan lupa menggunakan hati.”

Bentuk lain kepemimpinan kepala sekolah SDN 71/1 Kembang Seri terhadap kinerja guru adalah memberikan bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan atau memiliki masalah dalam kegiatan pembelajaran. Di SDN 71/1 Kembang Seri momentum rapat bulanan merupakan cara kepala sekolah untuk rmengetahui kesulitan atau masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran baik terkait RPP, administrasi kelas maupun peserta didik. Dengan bantuan yang diberikan kepala sekolah kepada guru diharapkan guru dapat mempertahankan kinerja dalam kegiatan pembelajaran dengan berpegang pada prinsip bahwa keberadaan guru di sekolah tidaklah sendiri melainkan guru memiliki pemimpin yang setiap saat bersedia memberikan solusi atas masalah guru.

(14)

Kinerja guru akan selalu diukur dari keberhasilan peserta didik dalam mengentaskan pendidikan. Proses keberhasilan transfer pengetahuan dari guru selaku pendidik kepada peserta didik sangat tergantung dari cara atau metode mengajar yang diterapkan guru.

Hasil penelitian tentang gambaran kinerja guru SDN 71/I Kembang Seri tentang mengalami kesulitan dalam memahami dan membawakan materi pelajaran dalam pembelajaran adalah ada guru yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan ada juga guru yang tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, terkait dengan guru yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran harus memiliki strategi agar kesulitan tersebut tidak berdampak dalam kegiatan pembelajaran. Karena jika guru kesulitan memahami materi pelajaran dan juga kesulitan dalam membawakan pembelajaran, maka akan berdampak terhadap prestasi peserta didik.

Hasil penelitian tentang metode mengajar guru di SDN 71/I Kembang Seri adalah dalam kegiatan pembelajaran metode mengajar yang diterapkan guru dominan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dalam satu kesempatan juga ditemukan guru yang menggunakan metode belajar bersama atau cooperative learning dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan oleh bapak Muttaqin, S.Pd.SD, bahwa sesekali menggunakan metode belajar bersama karena khawatir siswa merasa bosan jika metode belajar itu-itu saja. Terkait dengan metode belajar Ahmad Susanto (2013:44) mengungkapkan:

(15)

“Perlu ditekankan bahwa metode apapun yang dibawakan guru dalam pembelajaran hendaknya dapat mengakomodasi secara menyeluruh prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar, yaitu: 1) berpusat pada siswa (student centre); 2) belajar dengan melakukan (learning by doing); 3) mengembangkan kemampuan sosial; 4) mengembangkan keingintahuan dan imajinasi; dan 5) mengembangkan kreatifitas dan ketrampilan memecahkan masalah.

Hasil penelitian tentang siswa senang atau bisa menerima metode mengajar yang guru terapkan saat ini masih samar-samar atau belum terjawab. Hanya saja dalam keseharian kegiatan belajar mengajar guru telah membawakan pembelajaran sebaik mungkin dengan berupaya membuat suasana kelas tidak membosankan, siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Menarik untuk disimak tentang apa yang disampaikan ibu Ulyani perihal siswa senang atau bisa menerima metode mengajar yang diterapkan guru “kita semua tahu dinamika di dalam kelas ada siswa yang cepat menyerap pelajaran dan ada juga yang lambat tentunya hal ini bisa menjawab pertanyaan, jika dalam mengajar ada siswa yang senang atau bisa menerima metode mengajar yang diterapkan guru dan sebaliknya ada juga yang tidak”. Sebagaimana disampaikan Ahmad Susanto (2013:17) dapat dijadikan pedoman oleh guru:

“Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada metode pembelajaran atau penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.”

Hasil penelitian tentang profesionalisme kerja guru adalah rata-rata guru di SDN 71/I Kembang Seri telah menyadari pentingnya menjaga profesionalisme dalam mengajar. Kita semua tahu jika kesejahteraan guru mendapat perhatian serius dari pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah,

(16)

untuk itu juga dituntut perhatian serius dari guru dalam meningkatkan prestasi anak didik. Disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005

“Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”

Hasil penelitian tentang peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru adalah perhatian kepala sekolah. Ditengah kesibukan sebagai kepala sekolah masih menyempatkan diri melakukan kunjungan singkat ke kelas-kelas sekedar untuk menyapa guru dan para siswa. Kepala sekolah memiliki sikap yang tegas dan kepedulian yang tinggi terhadap guru, setiap keluhan guru tentang pembelajaran akan ditanggapi kepala sekolah dengan cepat, selalu mengingatkan guru tentang perlunya disiplin dan rasa tanggung jawab terhadap prestasi siswa. Hal-hal yang dilakukan kepala sekolah wajib disikapi guru dengan fokus dalam pembelajaran dan selalu berupaya meningkatkan kualitas kinerja mengajar. Sebagaimana diungkapkan Nurhayati (2006:64):

“Peningkatan kinerja guru mutlak diperlukan, karenanya kepala sekolah hendaknya memberikan perhatian, bimbingan, dan dorongan kepada guru dalam meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya.”

Hasil penelitian tentang kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam menjalankan peran kepemimpinan di SDN 17/1 Kembang Seri adalah masih ada guru dan staf sekolah yang memiliki disiplin rendah dan upaya untuk mengatasi hal ini kepala sekolah menekankan kepada yang bersangkutan tentang pentingnya arti disiplin. Kendala lain adalah kurangnya kualitas

(17)

mengajar guru dan upaya mengatasi hal ini dengan menekankan pentingnya guru meningkatkan kualitas diri dengan tidak bosan-bosan untuk belajar. Pelatihan bagi guru juga menjadi kendala karena tidak semua guru bisa mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan, dan hal ini telah disampaikan kepala sekolah kepada instansi terkait tentang penambahan jatah guru SDN 71/1 Kembang Seri mengikuti pelatihan tapi belum mendapat tanggapan. Kendala tentang kurangnya sarana belajar juga sudah disampaikan kepada instansi terkait hanya saja belum mendapat tanggapan. Tentang iklim sekolah yang kurang kondusif kepala sekolah telah menyampaikan kepada para guru dan staf sekolah untuk menjaga harmonisasi demi kelancaran kegiatan pembelajaran. Kepala sekolah juga sudah mengusulkan kepada instansi terkait tentang perlunya menambah sarana belajar dan sampai saat ini usulan tersebut belum mendapat tanggapan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keja- dian putting susu lecet pada ibu nifas yang termasuk kelompok perlakuan di Puskesmas Gandusari Keca- matan Gandusari Kabupaten

Pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak koperasi untuk memperoleh data mengenai gambaran umum koperasi, struktur organisasi, produk yang dihasilkan, data penjualan

Diketahui bahwa jenis gulma berdaun sempit di dataran rendah dan dataran tinggi tidak berbeda nyata pada sistem tanam S.R.I., sedangkan pada sistem

Kajian Ditinjau dari kekerabatan bahasa Jawa tersebut membagi bunyi konsonan dalam Yogyakarta, bahasa Jawa dan bahasa Indonesia bahasa Indonesia menjadi 23 konsonan yaitu

Salah satu jalan yang dilakukan adalah adalah mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumen yang telah ada, yang dapat dilakukan dengan penelitian secara mendalam

Pola atau siklus yang terjadi adalah dimulai dari aktivitas normal, kemudian diikuti dengan anomali seismisitas dengan indikasi peningkatan seismisitas (swarm), periode

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat delapan tupoksi dari 10 tupoksi TN yang penjabaran pelaksanaannya berupa pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan

Pada bab ini akan menganalisa mencakup alur kerja perangkat lunak, dan Menganalisa Schnorr Authentication, perancangan tampilan animasi, proses pembentukan kunci, proses