• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

38 IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Sabila Farm dan wilayah Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilaksanakan mulai bulan Desember 2011.

4.2 Metode Penentuan Sampel

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu produsen buah naga. Pertimbangan lainnya yaitu pada Sabila Farm belum diteliti mengenai daya saing komoditas buah naga dari aspek pendapatan, efisiensi usahatani terhadap komoditas lainnya dan aspek pasarnya sehingga perlu dilakukan kajian untuk pembuktian secara ilmiah.

4.3 Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara mendalam terhadap pemilik Sabila Farm, wawancara dengan petani komoditas hortikultura selain buah naga di Desa Pakembinangun, wawancara dengan manajer kebun dan wawancara denganbeberapa pedagang buah naga. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui Perpustakaan LSI IPB, Perpustakaan FEM, Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian Pertanian, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dan Lembaga Penelitian Pertanian. Data sekunder yang digunakan merupakan data yang berkaitan dengan topik skripsi dan juga data mengenai beberapa komoditas yang dianalisis dalam penelitian ini.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara langsung dan wawancara mendalam kepada pemilik dan manajer kebun, wawancara dengan petani lain di wilayah Desa Pakembinangun yang mengusahakan komoditas

(2)

39 hortikultura selain buah naga. Wawancara dengan pemilik kebun dilaksanakan untuk memperoleh informasi mengenai biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi, biaya tenaga kerja, manajemen dan struktur organisasi dan juga strategi pemasaran yang digunakan oleh Sabila Farm. Wawancara dengan petani di wilayah Desa Pakembinangun berjumlah lima orang dan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai biaya sarana produksi, teknik budidaya, biaya tenaga kerja dan pemasaran komoditas yang diusahakan. Pemilihan petani dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan melakukan observasi sebelumnya. Wawancara dengan manajer kebun dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai teknik dan proses budidaya usahatani pada Sabila Farm. Data sekunder diperoleh dari data-data perusahaan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Badan Pusat Statistik, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Perpustakaan IPB, dan Perpustakaan FEM, buku-buku, penelitian terdahulu, dan informasi-informasi dari internet yang sesuai dan berkaitan dengan topik penelitian.

4.5 Metode Pengolahan Data

Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan pengkajian tentang gambaran umum Desa Pakembinangun, gambaran umum Sabila Farm, gambaran umum budidaya beberapa komoditas yang dianalisis dan tentang kondisi dari aspek pasar buah naga dibandingkan dengan jenis buah lainnya.

Sedangkan analisis kuantitatif untuk menjelaskan kekuatan daya saing melalui analisis tingkat pendapatan dan efisisensi usahatani dari pengusahaan buah naga pada Sabila Farm dibandingkan dengan komoditas srikaya dan pepaya. Selain itu, juga membandingkan tingkat pendapatan dan efisiensi usahatani buah naga dengan komoditas hortikultura lain yang diusahakan di wilayah Desa Pakembinangun yaitu komoditas caisin, selada dan cabai.

4.5.1 Analisis Pendapatan Usahatani

Secara umum pendapatan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan total (Total Revenue), dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan. Penerimaan usahatani merupakan nilai dari penjualan produksi total yang

(3)

40 dihasilkan. Penerimaan untuk komoditas berasal dari penjualan hasil produksi. Untuk memperoleh analisis usahatani maka dapat digunakan rumus berikut ini :

Y = TR – BT – BD ………. (1) TR = P x Q ………. (2) Dimana : Y = Pendapatan Total TR = Total Penerimaan BT = Biaya Tunai

BD = Biaya yang diperhitungkan P = Harga jual

Q = Jumlah yang dijual

Biaya tunai terdiri dari sarana produksi, tenaga kerja luar keluarga dan pajak lahan. Dalam usahatani beberapa komoditas hortikultura diantaranya buah naga, pepaya, srikaya, caisin, selada dan cabai, biaya tunai berasal dari biaya sarana produksi, tenaga kerja luar keluarga, dan sewa lahan. Sedangkan biaya yang diperhitungkan hanya berasal dari penyusutan alat, karena pada baik pada Sabila Farm mauun petani (pemilik usahatani) tidak terdapat tenaga kerja dalam keluarga.

Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagiselisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanyamodal pakai. Metode yang digunakan ini adalah metode garis lurus. Metode inidigunakan karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dandiasumsikan tidak laku bila dijual. Rumus yang digunakan yaitu (Soekartawi 2006). Rumus yang digunakan adalah :

Biaya Penyusutan = (Nb-Ns) ………. (3) n

Keterangan :

Nb = Nilai pembelian (Rp) Ns = Nilai sisa (Rp)

n = Umur ekonomis (tahun) 4.5.2 Analisis Efisiensi Usahatani

Untuk mengetahui efisiensi kegiatan usahatani dapat menggunakan analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C Ratio). Analisis R/C dapat diketahui dengan melalui perbandingan antara total penerimaan pada

(4)

masing-41 masing usahatani dengan total biaya. Analisis R/C rasio secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

R/C = Total Peneriman ……… (4) Biaya R/C = Q x Pq …….……… (5) TFC + TVC Keterangan : R = Penerimaan (Revenue) C = Biaya (Cost) Q = Total Produksi (kg)

Pq = Harga persatuan produk (Rp) TFC = Biaya tetap (total fixed cost) TVC = Biaya variabel (total variable cost)

Rasio R/C menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dilakukan dalam suatu usahatani. Semakin tinggi nilai R/C, maka usahatani tersebut semakin menguntungkan. Jika nilai R/C ratio lebih dari satu (R/C >1) maka usahatani tersebut menguntungkan untuk diusahakan, sementara jika R/C ratio kurang dari satu (R/C <1) maka usahatani tersebut tidak menguntungkan. Analisis R/C rasio dalam penelitian ini merupakan jumlah penerimaan dibagi dengan biaya produksi selama periode analisis yang digunakan yaitu enam tahun.

4.5.3. Analisis Kondisi Pasar Buah naga

Metode yang digunakan dalam analisis ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menggambarkan bagaimana kondisi aspek pasar buah naga melalui posisi display buah naga di kios buah tradisional maupun supermarket. Peneliti melakukan pengamatan dibeberapa kios buah tradisional maupun supermarket yang terdapat buah naga dan mendiskripsikan bagaimana daya saing buah naga melalui penempatan atau posisi display buah naga dibandingkan jenis buah lainnya.

4.6. Definisi Operasional

1. Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa dengan biaya sewa setiap tahunnya Rp 5,000,000.00 untuk setiap ha dan tidak terdapat biaya Pajak Bumi dan Bangunan.

(5)

42 2. Modal yang digunakan merupakan modal petani sendiri sehingga tidak

terdapat bunga pinjaman.

3. Komoditas yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu buah naga, pepaya, srikaya, caisin, selada dan cabai.

4. Periode waktu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah enam tahun berdasarkan umur buah naga yang telah diusahakan di Sabila Farm.

5. Harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan yaitu awal tahun 2012.

Buah Naga Putih

1. Dalam satu tiang panjatan terdapat empat tanaman buah naga dengan jarak tanam 2.5x 2.5m dan populasi dalam satu ha adalah 1,600 tiang.

2. Buah naga dapat mulai dipanen pada tahun pertama setelah tanam (tahun kedua) dengan hasil produksi sebesar tujuh kg untuk setiap tiang atau 11.2 ton per ha. Sedangkan tahun ketiga sebesar 24 ton dan tahun-tahun berikutnya mengalami peningkatan sebesar delapan ton untuk setip ha. Pembagian grade dan harga berdasarkan berat buah yaitu sebagai berikut :

Grade A : >0.5 kg = Rp 20,000/kg dengan presentase 60 persen Grade B : 0.35 – 0.6 kg = Rp 15,000/kg dengan presentase 20 persen

Grade C : <0.35 dan buah pecah/rusak = Rp 10,000/kg dengan presentasi 5 persen

3. Buah naga panen secara berturut–turut pada bulan November–April setiap tahunnya.

4. Pada setiap musim panen buah naga yang dikonsumsi sendiri sebesar 10 persendari total produksi

5. Buah naga yang tidak lolos grading dan tidak layak jual sebesar 5 persen Pepaya

1. Jenis pepaya yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pepaya Hawai dan pepaya California.

2. Populasi pepaya dalam satu hektar adalah 1,600 tanaman dengan jarak tanam 2.5x 2.5 m.

3. Pepaya dapat mulai dipanen pada umur tujuh bulan setelah tanam dan menghasilkan produksi sampai umur empat tahun.

(6)

43 4. Produksi antara pepaya Hawai dan California setiap tahunnya sama yaitu untuk tahun pertama sebesar 32 ton. Pada tahun kedua produksinya sebesar 80 ton, tahun ketiga 48 ton dan tahun keempat mengalami penurunan hasil dengan produksi sebesar 16 ton setiap hektar.

5. Pembagian grade dalam penjualan pepaya adalah sebagai berikut : Grade A : 35 persen dengan harga Rp 5,000.00/kg

Grade B : 40 persendengan harga Rp 4,000.00/kg Grade C : 20 persendengan harga Rp 2,500.00/kg

6. Buah yang tidak lolos grading dan tidak layak jual sebesar 5 persen dari total produksi.

7. Buah pepaya merupakan buah yang tidak musiman sehingga panen dapat dilakukan setiap minggu.

Srikaya

1. Srikaya yang dianalisis dalam penelitian ini adalah varietas srikaya jumbo/Australia.

2. Srikaya dapat mulai dipanen pada umur dua tahun setelah tanam (tahun ke tiga).

3. Jarak antar tanaman yaitu 2.5 x 2.5m dan populasi dalam satu hektar adalah 1,600 tanaman.

4. Produksi yang dihasilkan pada tahun ketiga sebesar 24 ton, tahun keempat sebesar 40 ton, tahun kelima sebesar 56, tahun keenam sebesar 72 ton

5. Presentase buah yang dikonsumsi sendiri sebesar 20 persen dari total produksi sedangkan buah yang tidak layak jual (tidak lolos grading) sebesar 20 persen 6. Harga jual yang ditetapkan untuk komoditas srikaya yaitu Rp 50,000.00 per

kg untuk grade A dengan presentasi 10 persen dan grade B dengan harga Rp 40,000.00 per kg dengan presentasi 50 persen

Sawi

1. Sawi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah jenis caisin

2. Produksi yang dihasilkan rata–rata setiap satu kali produksi sebesar 7.2 ton. 3. Caisin dapat di panen pada umur 25-30 hari setelah tanam (HST).

(7)

44 5. Harga jual caisin berkisar Rp 2,500.00-3,500.00 per kg. Dalam penelitian ini

menggunakan harga rata–rata yaitu Rp 3,000.00 per kg. Selada

1. Jenis selada yang digunakan dalam penelitian ini adalah selada keriting

2. Produksi yang dihasilkan rata–rata dalam setiap kali produksi adalah enam ton.

3. Selada dapat dipanen pada umur 40–50 HST (hari setelah tanam).

4. Dalam satu tahun, selada dapat berproduksi sebanyak enam kali periode tanam.

5. Harga jual selada berkisar Rp 4,000.00–6,000.00 per kg. Dalam analisis penelitian ini menggunakan harga rata–rata yaitu Rp 5,000.00 per kg.

Cabai

1. Jenis cabai yang dianalisis dalam penelitian ini adalah cabai keriting.

2. Populasi cabai dalam satu ha yaitu 14,400 tanaman dengan produksi 0.7 kg. tiap tanaman sehingga produksinya sebesar 10.08 ton setiap ha.

3. Cabai dapat mulai dipanen pada umur tiga bulan 10 hari setelah tanam. 4. Dalam satu tahun cabai dapat berproduksi sebanyak dua kali periode tanam. 5. Harga cabai keriting di tingkat petani berkisar antara Rp 20,000.00–30,000.00

per kg, dalam penelitian ini harga yang digunakan adalah harga rata–rata yaitu Rp 25,000.00 per kg

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pertumbuhan Semai Gmelina (Gmelina arboreaRoxb.) pada Media Bekas Tambang Pasir dengan Pemberian Sub soil dan

Berdasarkan hasil uji statistik ternyata pemberian pupuk NPK dengan pupuk silika organik berpengaruh nyata terhadap kontrol, dan Perlakuan NPK + 1 koloid nano silika

Dengan melihat keuntungan bagi hasil yang seimbang sesuai dengan aturan hukum penerapan dasar Akuntansi Syariah pada sistem mudharabah maka prospek jaminan

Hal tersebut sama dengan penjelasan yang ditunjukkan pada Gambar 2, bahwa umur ibu melahirkan kurang dari 20 atau lebih dari 35 tahun cenderung melahirkan bayi dengan

Perlakuan umur 3, 4 dan 5 minggu pada seluruh dosis juga nyata meningkatkan seluruh komponen hasil tanaman kecuali perlakuan umur 4 minggu 10 t/ha tidak

I Nabi Yesaya telah melukiskan zaman damai sebagai berikut, “Orang takkan berbuat jahat dan tidak merusak di seluruh gunug-Ku yang kudus, sebab hati segenap penduduk

Untuk melakukan analisis opini menggunakan bantuan daftar lexicon word yaitu kata-kata sifat dan kerja yang telah diberi label positif dan negatif , beberapa rule bahasa

Dari penjelasan diatas maka kita ketahui bahwa penyataan gambar dan rupa memiliki arti Dari penjelasan diatas maka kita ketahui bahwa penyataan gambar dan rupa memiliki arti yang