• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL, Tbk PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL, Tbk PERIODE"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

43

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. KEDAWUNG

SETIA INDUSTRIAL, Tbk PERIODE 2011-2015

Lia Winda Ningrum, Siti Rosyafah, Widya Susanti

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya lilia09_phoenix@yahoo.com

ABSTRAK

Untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu perusahaan selayaknya apabila suatu perusahaan dilakukan pengukuran ataupun penilaian kinerja perusahaan tersebut. Demikian juga dengan PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk yang merupakan sebuah perusahaan yang tentunya selalu ingin mengetahui tingkat kesehatan usahanya dari tahun ke tahun. Untuk menilai kinerja keuangan PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk menggunakan analisis laporan keuangan dengan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas dan rasio aktivitas selama kurun waktu 5 (lima) tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Secara umum dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kondisi keuangan PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk berfluktuasi.Rasio likuiditas masih dibawah standar rata-rata sedangkan dilihat dari rasio aktivitas kinerja keuangan PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk cukup stabil. Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya perusahaan menjaga tingkat rasio likuiditas yang optimal untuk menghindari adanya tingkat likuiditas yang rendah.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas ABSTRACT

To know the level of health of a company, it is proper if a company has a measurement or evaluation of work. PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk is one of companies which tend to know the level of health of the company of the year. To assess the financial performance PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk using financial statement analysis with financial ratios that the liquidity ratio and activity ratio during the period of 5 (five) years. The method used in this researchis descriptive qualitative with financial ratio analysis. The result of the research shows that the condition of financial PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk is fluctuated. The liquidity ratio is still below the average standard while the views of the activity ratio financial permormance of PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk is fairly stable. The writer suggests that the company should maintain an optimal level of liquidity ratios to avoid the presence of low levels of liquidity.

(2)

44 PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha pada zaman sekarang telah berkembang dengan pesat baik perusahaan dengan skala besar maupun skala kecil. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi itu sendiri adalah data atau fakta yang diolah dan disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi yang berkepentingan terhadap informasi tersebut.

Perkembangan dunia usaha menyebabkan tingginya persaingan, sehingga tiap perusahaan perlu meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang. Setiap perusahaan memerlukan keputusan yang tepat untuk penyelesaian masalah yang dihadapi. Pengambilan keputusan yang tepat memerlukan berbagai informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut menyangkut masalah kinerja perusahaan yang berhubungan dengan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu. informasi mengenai kinerja perusahaan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran atau penilaian kinerja perusahaan oleh pihak manajemen.

Pihak manajemen dalam mengukur dan menilai kinerja perusahaan perlu memahami kondisi keuangan perusahaan sebelum mengambil keputusan yang tepat, melalui laporan keuangan yang telah disajikan oleh akuntan.Salah satu cara menilai kinerja keuangan adalah dengan melakukan analisis keuangan perusahaan. Ukuran yang sering dipakai dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka yang lainnya (Kasmir 2013:104).

Adapun obyek penelitian yang di gunakan oleh penulis adalah PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk. PT Kedawung Setia Industrial merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang industri peralatan rumah tangga berlapis enamel dan berlokasi di Surabaya. PT Kedawung Setia Industrial Tbk juga telah dikenal oleh masyarakat luas karena sebagian besar

(3)

45 masyarakat Indonesia khususnya Surabaya menggunakan produk-produk yang dipasarkan oleh PT Kedawung Setia Industrial, Tbk.

PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk juga merupakan perusahaan yang telah go public dan listing di Bursa Efek Indonesia. Untuk dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, maka diperlukan penilaian terhadap kinerja keuangan PT Kedawung Setia Industrial, Tbk, yang mana hal ini dapat dilakkan dengan menggunakan analisis terhadap kinerja keuangan melalui rasio-rasio keuangan.Adapun analisis rasio keuangan yang telah di gunakan oleh PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk adalah analisis rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas.Perusahaan belum menggunakan analisis rasio likuiditas dan rasio aktivitas, oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk jika di lihat dari analisis rasio likuiditas dan rasio aktivitasnya selama 5 (lima) periode yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Begitu pentingnya kinerja keuangan perusahaan sehingga sangat berguna bagi pihak manajemen untuk terus mengetahui kondisi keuangan perusahaan termasuk peningkatan laba operasional dan pos-pos keuangan lainnya. Dengan kinerja perusahaan yang baik diharapkan dapat mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan dari hasil usahanya yang menguntungkan.Laba mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran laba maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak.

Atas dasar pemikiran yang diuraikan diatas, maka penelitian ini diberi judul “Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Kedawung Setia Industrial Tbk Periode 2011-2015”

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan yang menjadi pokok permasalahan adalah “Bagaimana kinerja keuangan PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk periode tahun 2011-2015 jika dilihat dari analisis laporan keuangan menggunakan analisis rasio likuiditas dan rasio aktivitas ?”.

(4)

46 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan yang dijelaskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja keuangan PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk jika dilihat dari analisis rasio likuiditas dan rasio aktivitas selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Laporan Keuangan

Akuntansi memberikan informasi untuk mengetahui kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan melalui laporan keuangan yang telah disajikan dalam tiap-tiap periode. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan.

Fahmi ( 2012:25) mengemukakan bahwa “laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut”.

Analisis Laporan Keuangan

Jumingan (2011:42) menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan.Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsure-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.Kegiatan analisis laporan keuangan juga dilakukan dengan tujuan agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan.

Analisis Rasio Keuangan

Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan dimasa lalu, saat ini, dan kemungkinan dimasa yang akan datang.

Kasmir (2013:104) menjelaskan analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan

(5)

47 cara membagi satu angka dengan angka yang lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan, kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Untuk mengukur kondisi atau kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan analisis rasio-rasio keuangan. Kasmir (2013:106) analisis rasio yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan meliputi : 1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Jenis-jenis rasio likuiditas antara lain:

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Untuk menghitung

Current Ratio (CR) menggunakan rumus :

Aktiva Lancar

Current Ratio =

Utang Lancar

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Untuk menghitung Quick Ratio(QR) menggunakan rumus :

Aktiva Lancar - Persediaan

Quick Ratio =

(6)

48 c. Cash Ratio (Rasio Kas)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Untuk menghitung Cash Ratio

(CSR) menggunakan rumus :

Kas

Cash Ratio =

Utang Lancar 2. Activity Ratio (Rasio Aktivitas)

Menurut Kasmir (2013:172) rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.Jenis-jenis rasio aktivitas yang umum digunakan oleh perusahaan yaitu :

a. Inventory Turn Over (Rasio Perputaran Persediaan)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini berputar dalam satu periode.Untuk menghitung

Inventory Turn Over(ITO) menggunakan rumus : Penjualan

ITO =

Persediaan

b. Total Asset Turn Over (Rasio Perputaran Total Aset) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Untuk menghitung Total Assets Turn Over(TATO) menggunakan rumus :

Penjualan

TATO =

Total Aktiva

c. Fixed Asset Turn Over

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Untuk menghitung Fixed Asset Turn Over(FATO) menggunakan rumus :

(7)

49 Penjualan

FATO =

Total Aktiva Tetap d. Working Capital Turn Over (Perputara Modal Kerja)

Merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengitung

Working Capital Turn Over(WCTO) menggunakan rumus : Penjualan Bersih

WCTO =

Modal Kerja Kinerja Keuangan Peusahaan

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan manajer perusahaan di dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Menurut Fahmi (2012:239) pengertian dari kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Model Analisis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan model analisis dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Sumber : Peneliti (2016)

Gambar 1 Model Analisi

Identifikasi Perumusan Masalah

Klasifikasi Laporan Keuangan

Analisis Rasio Keuangan

(8)

50 METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan melakukan perhitungan terhadap data-data kuantitatif yang tercatat dalam neraca keuangan dan laporan laba-rugi. Metode ini menunjukkan data dalam bentuk yang dapat membantu untuk memahami karakteristik variable dalam suatu situasi yang menarik.Data yang diperoleh disusun secara sistematis dan diuraikan kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulan serta untuk dicari jalan pemikirannya.

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder karena data yang diperoleh peneliti berasal dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dengan caramendownload. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan. Tahap-tahap yang dilakukan untuk menganalisis data adalah dengan menghitung data dari laporan keuangan neraca dan laporan keuangan laba-rugi PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk dengan menggunakan rasio keuangan dengan metode time series analysismulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.Rasio keuangan tersebut adalah rasio likuiditas dan rasio aktivitas.Rumus-rumus analisis rasio keuangan tersebut menurut Kasmir (2013:134,180) adalah sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio Aktiva Lancar Current Ratio = Utang Lancar b. Quick Ratio

Aktiva Lancar - Persediaan

Quick Ratio = Utang Lancar c. Cash Ratio Kas Cash Ratio = Utang Lancar

(9)

51 2. Rasio Aktivitas

a. Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turn Over)

Penjualan

TATO =

Total Aktiva

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Penjualan

ITO =

Persediaan

c. Fixed Asset Turn Over

Penjualan

FATO =

Total Aktiva Tetap

d. Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja) Penjualan Bersih

WCTO =

Modal Kerja

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Likuiditas

Tabel 1

Perhitungan Current Ratio (CR) Tahun Aktiva Lancar

(1) Utang Lancar (2) CR (1:2) Keterangan 2011 382.029.527.030 286.094.512.844 134 % - 2012 369.492.031.597 232.231.315.524 159 % Naik 25% 2013 490.442.425.485 339.511.722.996 144 % Turun 15% 2014 556.324.706.587 406.688.594.384 137 % Turun 7% 2015 731.258.691.057 632.245.408.415 116 % Turun 21% Sumber : Peneliti (2016)

(10)

52 Tabel 2

Perhitungan Quick Ratio (QR) Tahun Aktiva Lancar

(1) Persediaan (2) Utang Lancar (3) QR (1-2:3) Keterangan 2011 382.029.527.03 0 182.701.488.424 286.094.512.844 70% - 2012 369.492.031.597 146.014.414.028 232.231.315.524 96% Naik 26% 2013 490.442.425.485 154.620.467.948 339.511.722.996 99% Naik 3% 2014 556.324.706.587 185.033.672.765 406.688.594.384 91% Turun 8% 2015 731.258.691.057 278.104.766.709 632.245.408.415 72% Turun 19% Sumber : Peneliti (2016) Tabel 3

Perhitungan Cash Ratio (CSR)

Tahun Kas (1) Utang Lancar (2) CSR (1:2) Keterangan 2011 8.689.123.618 286.094.512.844 3% - 2012 13.141.119.259 232.231.315.524 6% Naik 3% 2013 90.395.189.211 339.511.722.996 27% Naik 21% 2014 67.961.938.570 406.688.594.384 17% Turun 10% 2015 112.559.222.609 632.245.408.415 18% Naik 1% Sumber : Peneliti (2016)

Analisis Rasio Aktivitas

Tabel 4

Perhitungan Inventory Turn Over (ITO) Tahun Penjualan (1) Persediaan (2) ITO (1:2) Keterangan 2011 1.180.506.128.191 182.701.488.424 6 kali - 2012 1.301.332.627.213 146.014.414.028 9 kali Naik 3 kali 2013 1.386.314.584.485 154.620.467.948 9 kali Tetap 2014 1.626.232.662.544 185.033.672.765 9 kali Tetap 2015 1.713.946.192.967 278.104.766.709 6 kali Turun 3 kali Sumber : Data primer diolah peneliti (2016)

(11)

53 Tabel 5

Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Tahun Penjualan (1) Total Aktiva (2) TATO (1:2) Keterangan 2011 1.180.506.128.191 587.566.985.478 2,00 kali - 2012 1.301.332.627.213 570.564.051.755 2,28 kali Naik 0,28 kali 2013 1.286.314.584.485 850.233.842.186 1,51 kali Turun 0.77

kali

2014 1.626.232.662.544 952.177.443.047 1,70 kali Naik 0,19 kali 2015 1.713.946.192.967 1.177.093.668.866 1,45 kali Turun 0,25

kali Sumber : Peneliti (2016)

Tabel 6

Perhitungan Fixed Asset Turn Over(FATO) Tahun Penjualan

(1)

Total Aktiva Tetap (2)

FATO (1:2)

Keterangan 2011 1.180.506.128.191 180.174.436.949 6,55 kali - 2012 1.301.332.627.213 171.839.026.968 7,57 kali Naik 1,02 kali 2013 1.286.314.584.485 342.883.472.236 3,75 kali Turun 3,82 kali 2014 1.626.232.662.544 377.745.435.931 4,30 kali Naik 0,55 kali 2015 1.713.946.192.967 403.005.081.573 4,25 kali Turun 0,05 kali Sumber : Peneliti (2016)

Tabel 7

Perhitungan Working Capital Turn Over Tahun Penjualan Bersih

(1) Modal Rata-rata (2) WCTO (1:2) Keterangan 2011 1.180.506.128.191 95.935.014.186 12,3kali -

2012 1.301.332.627.213 137.260.716.073 9,5kali Turun 2,8 kali 2013 1.286.314.584.485 150.930.702.489 8,5kali Turun 1 kali 2014 1.626.232.662.544 149.636.112.203 10,9kali Naik 6,6 kali 2015 1.713.946.192.967 99.013.282.637 17,3kali Naik 6,4 kali Sumber : Peneliti (2016)

(12)

54 Tabel 8

NILAI STANDAR INDUSTRI

RASIO STANDAR Rasio Likuiditas Current Ratio (CR) 200% Quick Ratio (QR) 100% Cash Ratio (CSR) 50% Rasio Aktivitas

Inventory Turn Over (ITO) 20 kali

Total Asset Turn Over (TATO) 2 kali

Fixed Asset Turn Over (FATO) 5 kali

Working Capital Turn Over (WCTO) 6 kali Sumber : Kasmir (2013:143,187)

Interpretasi

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Tahun 2012 utang lancar mengalami penurunan dari tahun 2011, yang sebelumnya sebesar Rp. 286 miliar menjadi Rp. 232 miliar atau turun sebanyak Rp. 54 miliar. Penurunan yang signifikan pada utang lancar adalah penurunan utang bank jangka pendek yang berkaitan dengan peningkatan laba komprehensif dan perolehan cash flow dari hasil aktivitas operasional yang digunakan untuk melunasi utang bank jangka pendek.Untuk penurunan utang usaha disebabkan oleh meningkatnya pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan. Penurunan utang lancar tersebut mengakibatkan nilai current ratio menjadi naik sebesar 159% dan menjadikan angka tertinggi selama 5 periode seperti yang terlihat pada tabel 1. Namun angka tersebut masih dibawah standar industry untuk current ratio yaitu 200%.Hal ini menunjukkan kondisi perusahaan dinilai kurang baik karena rasionya masih dibawah rata-rata industri.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Pada tabel 8 dapat diketahui standar industri untuk Quick ratio adalah 100%, sedangkan dari tabel 2 terlihat nilai quick ratio PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk selama 5 tahun tertinggi adalah 99% pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan kondisi perusahaan dinilai kurang baik karena rasionya masih

(13)

55 dibawah rata-rata industri. Rendahnya quick ratio dikarenakan perusahaan belum optimal dalam mengelola persediaannya. Tingginya nilai persediaan didominasi oleh akun persediaan bahan baku dan barang jadi, peningkatan persediaan dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan kapasitas produksi Entitas Anak Perusahaan. Jika rasio perusahaan dibawah rata-rata industri, hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual persediaannya untuk melunasi pembayaran utang lancar, padahal menjual persediaan untuk harga yang normal relatif sulit, kecuali perusahaan menjual dibawah harga pasar, yang tentunya bagi perusahaan jelas menambah kerugian.

c. Cash Ratio (Rasio Kas)

Tahun 2011 nilai kas pada PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk sangat kecil yaitu sebesar Rp. 8 miliar, rendahnya nilai kas dikarenakan Entitas Anak Perusahaan mengalihkan kebijakan pembayaran secara tunai kepada beberapa vendor ke pembayaran utang bank jangka pendek karena cash discount dari beberapa vendor yang kurang menarik. Pada tahun 2011 juga terjadi peningkatan nilai pembelian bahan baku disertai perubahan kebijakan pembayaran yang tidak lagi memanfaatkan cash discount dan menyebabkan utang usaha meningkat. Perubahan kebijakan ini berdampak terhadap penerimaan kas bersih dari aktivitas operasi pada tahun 2011 dan mengakibatkan rendahnya nilai cash ratio di tahun 2011 sebesar 3%, angka ini masih sangat jauh dari standar rata-rata untuk cash ratio yaitu sebesar 50%.Cash ratio pada tahun 2011 memiliki nilai paling rendah selama 5 periode seperti terlihat pada tabel 3.

2. Rasio Aktivitas

a. Inventory Turn Over (Rasio Perputaran Persediaan)

Dari tabel 8 dapat diketahui standar industri untuk inventory turn over

adalah 20 kali, sedangkan pada tabel 4 dapat terlihat nilai inventory turn over PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk selama 5 tahun tertinggi adalah 9 kali pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Hal ini menunjukkan kondisi perusahaan dinilai kurang baik karena rasionya masih dibawah rata-rata industri. Rendahnya nilai inventory turn over dikarenakan perusahaan menahan persediaan dalam jumlah yang berlebihan atau tidak produktif yang mengakibatkan banyak barang sediaan yang

(14)

56 menumpuk dan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah. Tingginya nilai persediaan didominasi oleh akun persediaan bahan baku dan barang jadi.Dari tabel 4 dapat diketahui pula kinerja keuangan perusahaan jika dilihat dari

inventory turn over kondisi terbaik berada pada 3 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, sedangkan kondisi terendah berada pada tahun 2011 dan tahun 2015.

b. Total Asset Turn Over (Rasio Perputaran Total Aktiva)

Tingginya nilai total asset turn over dikarenakan adanya penurunan nilai total aktiva dari tahun 2011 ke tahun 2012 yang disebabkan oleh penurunan jumlah aktiva lancar sebesar Rp. 12,5 miliar. Perubahan cukup signifikan pada beberapa akun aktiva lancar adalah kenaikan kas dan bank sebesar Rp. 4,4 miliar tidak terlepas dari peningkatan laba komprehensif dan penerimaan rabat Entitas Anak Perusahaan sebesar Rp. 13,5 miliar. Begitu pula dengan kenaikan piutang usaha sebesar Rp. 22,5 miliar, merupakan dampak dari kenaikan penjualan. Sedangkan penurunan persediaan, selain dari peningkatan penjualan, juga disebabkan oleh tertundanya pengiriman bahan baku dari supplier yang melakukan overhaul terhadap mesinnya. Tingginya total asset turn over berarti bahwa perusahaan telah mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Dengan demikian dapat diketahui pula kinerja keuangan perusahaan jika dilihat dari total asset turn over kondisi terbaik berada pada tahun 2012 dan kondisi terendah berada pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dinilai cukup baik karena berada diatas rata-rata industri.

c. Fixed Asset Turn Over (Rasio Perputaran Aktiva Tetap)

Dari tabel 8 dapat diketahui standar industri untuk fixed asset turn over

adalah 5 kali, sedangkan dari tabel 6 dapat terlihat nilai fixed asset turn over PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk selama 5 tahun tertinggi adalah 7,57 kali pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dinilai cukup baik karena berada diatas rata-rata industri. Dengan demikian perusahaan telah mampu untuk memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Dari tabel 6 dapat diketahui pula kinerja keuangan perusahaan jika dilihat dari fixed asset turn over kondisi terbaik berada pada 2 tahun berturut-turut yaitu

(15)

57 dari tahun 2011 dan tahun 2012. Terlihat pada tahun 2012 nilai fixed asset turn over sebanyak 7,57 kali, hal ini dikarenakan adanya penurunan nilai aktiva tetap dari tahun 2011 ke tahun 2012. Perubahan yang cukup signifikan terjadi pada aktiva tetap, karena dampak dari beban penyusutan sebesar Rp. 12,6 miliar sedangkan penambahan aktiva tetap hanya sebesar Rp. 4,3 miliar. Pada tahun 2012 perusahaan dinilai paling mampu dalam memaksimalkan kapasitas aktiva teta yang dimilikinya.

d. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Dari tabel 8 dapat diketahui standar industri untuk working capital turn over adalah 6 kali, sedangkan pada tabel 7 dapat terlihat nilai working capital turn over PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk selama 5 tahun tertinggi adalah 17,3 kali pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dinilai cukup baik karena berada diatas rata-rata industri. Tingginya nilai working capital turn over pada tahun 2015 dikarenakan adanya penurunan nilai modal dari tahun 2014 ke tahun 2015 dan disertai dengan kenaikan nilai penjualan sebesar Rp. 87,7 miliar.

SIMPULAN

Berdasarkan penilaian kinerja perusahaan melalui analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas danrasio aktivitas selama 5 tahun berturut-turut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas perusahaan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan berfluktuatif atau tidak stabil,yang berarti bahwa manajemen perusahaan masih belum optimal dalam mengelola perusahaannya. Hal ini dapat dilihat dari Current ratio, quick ratio,

dancash ratio selama tahun 2011 sampai dengantahun 2015 yang menandakan kondisi perusahaan kurang stabil atau cenderung rendah. Dengan demikian kinerja keuangan peusahaan jika dilihat dari rasio likuiditas dinilai kurang baik.

(16)

58 b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas perusahaan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik, karena perusahaan cukup efektif dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dari total asset turn over, fixed asset turn over dan working capital turn over

yangmenunjukkan nilai diatas rata-rata standar industri. Namun untuk inventory turn over nilai yang ditunjukkan kurang baik karena berada dibawah rata-rata standar industri yang berarti bahwa perusahaan menahan persediaan dalam jumlah yang berlebihan atau tidak produktif. Akan tetapi secara keseluruhan jika dilihat dari rasio aktivitas, kinerja keuangan perusahaan dinilai baik selama 5 tahun yaitu tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

SARAN

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam kinerja keuangan perusahaan, maka akan dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Hendaknya perusahaan menjaga tingkat rasio likuiditas yang optimal untuk menghindari adanya tingkat likuiditas yang rendah. Bila rasio likuiditas terlalu rendah maka kurang efektif dalam mengelola aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba perusahaan.

2. Perusahaan hendaknya lebih efisien dan efektif dalam mengelola persediaannya dan menaikkan tingkat penjualannya agar laba yang diperoleh semakin tinggi. Dan sebaiknya pihak manajemen dapat lebih meningkatkan dan memperbaiki kinerja perusahaan secara keseluruhan agar perusahaan lebih baik lagi.

(17)

59 DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham 2012, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua, Alfabeta, Bandung.

Jumingan 2011, Analisis Laporn Keuangan, Edisi Keempat, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, Jakarta.

Kasmir 2013, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan Ke-6, Rajawali Pers, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

1) Bahwa, sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 104 ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 juncto Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang perikanan,

Hasil : Implementasi pada dilakukan selama 1x20 menit, melakukan pendidikan kesehatan tentang pengertian demam tifoid, tujuan diberikan pendidikan kesehatan,

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah

For this reason, Indika Energy utilizes its 3+1 sustainability pillars of education, health, community empowerment, and the environment to imbue all of our

Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam, atau gerak, animasi, suara, dan

PENERAPAN DIALOGICAL ARGUMENTATION INSTRUCTIONAL MODEL (DAIM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN ARGUMENTASI SISWA SMA.. PADA MATERI

4.  Hitung pusat  Cluster  ke­k:  V  ,dengan  k =1,2,…c dan  j =1,2,…m. dimana  X adalah variabel fuzzy yang digunakan dan  w 

[r]