• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II TAHUN 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016 1  Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sumatera Utara pada triwulan II tahun

2016 naik sebesar 5,69 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (y-on-y). Kenaikan ini terutama disebabkan oleh naiknya pertumbuhan produksi industri logam dasar sebesar 17,44 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar 16,76 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 15,70 persen, industri pengolahan tembakau sebesar 15,64 persen, industri minuman sebesar 10,71 persen, dan industri makanan sebesar 5,96 persen.

 Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) Provinsi Sumatera Utara di triwulan II tahun 2016 naik sebesar 2,83 persen jika dibandingkan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I tahun 2016. Jenis–jenis industri yang mengalami kenaikan yaitu industri makanan sebesar 14,00 persen, industri pengolahan tembakau sebesar 6,50 persen, dan industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar 4,87 persen.

 Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil Provinsi Sumatera Utara pada triwulan II-2016 naik sebesar 10,16 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (y-on-y). Jenis industri yang mengalami kenaikan antara lain industri alat angkutan lainnya sebesar 60,61 persen, industri pengolahan tembakau sebesar 43,83 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 21,75 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar 18,01 persen, industri makanan sebesar 15,74 persen, industri tekstil sebesar 11,23 persen, industri logam dasar sebesar 10,82 persen, industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar 8,01 persen, industri barang galian bukan logam sebesar 7,93 persen, dan industri pengolahan lainnya sebesar 4,93 persen.

 Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil Provinsi Sumatera Utara di triwulan II-2016 naik sebesar 4,34 persen dibanding triwulan I-2016 (q-to-q). Jenis–jenis industri yang mengalami kenaikan antara lain industri pengolahan lainnya sebesar 30,48 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 15,45 persen, industri alat angkutan lainnya sebesar 6,24 persen, industri barang galian bukan logam sebesar 5,71 persen, industri pakaian jadi sebesar 4,76 persen, industri makanan sebesar 3,47 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 2,53 persen, dan industri pengolahan tembakau sebesar 2,13 persen.

No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016

P

ERTUMBUHAN

P

RODUKSI

I

NDUSTRI

M

ANUFAKTUR

P

ROVINSI

S

UMATERA

U

TARA

T

RIWULAN

II

T

AHUN

2016

(2)

2 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016 1. PENDAHULUAN

Pembangunan bidang industri manufaktur merupakan bagian integral dari pembangunan baik nasional maupun daerah yang harus direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan, sehingga pembangunan bidang industri manufaktur dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Disamping itu perlu adanya kelanjutan fungsi sumber daya industri manufaktur itu sendiri untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat Sumatera Utara serta rakyat Indonesia pada umumnya.

Sektor industri manufaktur sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Selain memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), juga memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru yang akan berdampak pada semakin menurunnya angka pengangguran.

2. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II 2016

Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) triwulan II-2016 naik sebesar 5,69 persen dari triwulan II tahun 2015. Jenis industri yang mengalami kenaikan antara lain industri :

 Logam dasar sebesar 17,44 persen

 Karet, barang dari karet dan plastik sebesar 16,76 persen  Bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 15,70 persen  Pengolahan tembakau sebesar 15,64 persen

 Minuman sebesar 10,71 persen dan  Makanan sebesar 5,96 persen

Sementara jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan antara lain industri:

 Kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar 5,28 persen

Bila dibandingkan Triwulan I – 2016 (q-to-q), produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan II tahun 2016 naik sebesar 2,83 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya pertumbuhan produksi di beberapa jenis industri di Sumatera Utara. Jenis–jenis industri yang mengalami kenaikan antara lain industri:

 Makanan sebesar 14,00 persen

 Pengolahan tembakau sebesar 6,50 persen dan

 Kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar 4,87 persen

Sedangkan jenis industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan II – 2016 yang mengalami penurunan terhadap triwulan I - 2016 adalah industri:

 Minuman sebesar 10,79 persen

 Bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 6,92 persen  Karet, barang dari karet dan plastik sebesar 6,27 persen dan  Logam Dasar sebesar 3,28 persen

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016 3

Gambar 1.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sumatera Utara Triwulan II Tahun 2016 (y-on-y)

Gambar 2.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sumatera Utara Triwulan II Tahun 2016 (q-to-q)

5,96 10,71 15,64 -5,28 15,70 16,76 17,44

-10

-5

0

5

10

15

20

10 11 12 16 20 22 24 Pers en ta se

K B L I

14,00 -10,79 6,50 4,87 -6,92 -6,27 -3,28

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

10 11 12 16 20 22 24 Pers e n ta se

K B L I

(4)

4 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016

Tabel 1.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sumatera Utara II Tahun 2016 (persen)

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan 2016 q-to-q y-on-y Triw II Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan - Manufacture of food products 14,00 5,96

2 11 Industri Minuman - Manufacture of beverages -10,79 10,71

3 12 Industri Pengolahan Tembakau - Manufacture of tobacco products 6,50 15,64

4 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya - Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like

4,87 -5,28

5 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia - Manufacture of chemicals and chemical products -6,92 15,70

6 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik - Manufacture of rubber and plastic products -6,27 16,76 7 24 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia - Manufacture of chemicals and chemical products -3,28 17,44

IBS Sumatera Utara 2,83 5,69

Tabel 2.

Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Nasional dan Sumatera Utara Triwulan II Tahun 2016(persen)

IBS (q-to-q) (y-on-y) Triw II - 2016 Triw II - 2016 (1) (2) (3) Sumatera Utara 2,83 5,69 Nasional (Indonesia) 3,54 5,54

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang Sumatera Utara pada triwulan II-2016 naik sebesar 5,69 persen bila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2015 (y-on-y). Sementara itu pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang Nasional mengalami kenaikan sebesar 5,54 persen. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh permintaan yang sedikit meningkat dari konsumen (pasar) untuk produk-produk dari industri besar dan sedang. Disamping itu juga daya beli sebagian masyarakat yang sedikit meningkat pada gilirannya juga akan

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016 5 meningkatkan permintaan. Hal ini mencerminkan kinerja Industri Manufaktur Besar dan Sedang Sumatera Utara lebih baik dibandingkan Nasional.

3. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL

3. 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II-2016 (

y-on-y

)

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil triwulan II-2016 (y-on-y) mengalami kenaikan sebesar 10,16 persen terhadap triwulan II-2015. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh naiknya pertumbuhan produksi beberapa jenis industri. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan pada triwulan II-2016 terhadap triwulan II-2015 antara lain industri:

 Alat angkutan lainnya 60,61 persen

 Pengolahan tembakau sebesar 43,83 persen

 Percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 21,75 persen  Karet, barang dari karet dan plastik sebesar 18,01 persen  Makanan sebesar 15,74 persen

 Tekstil sebesar 11,23 persen  Logam dasar sebesar 10,82 persen

 Kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar 8,01 persen

 Barang galian bukan logam sebesar 7,93 persen dan  Pengolahan lainnya sebesar 4,93 persen

Sedangkan jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami penurunan pada triwulan II-2016 terhadap triwulan II-2015 antara lain industri:

 Bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 49,28 persen

 Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan sebesar 33,73 persen  Furnitur sebesar 12,89 persen

 Kulit, Barang dari kulit dan Alas Kaki sebesar 4,99 persen

 Barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 4,83 persen  Pakaian Jadi sebesar 3,53 persen

 Farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional sebesar 2,89 persen dan  Minuman sebesar 1,57 persen

3. 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II-2016 (

q-to-q

).

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil pada triwulan II-2016 (q-to-q) mengalami kenaikan sebesar 4,34 persen terhadap triwulan I-2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh naiknya pertumbuhan produksi beberapa jenis industri. Jenis-jenis industri manufaktur yang mengalami kenaikan pada triwulan II-2016 terhadap triwulan I-2016 antara lain industri:

(6)

6 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016  Pengolahan lainnya sebesar 30,48 persen

 Kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 15,45 persen  Alat angkutan lainnya sebesar 6,24 persen

 Barang galian bukan logam sebesar 5,71 persen  Pakaian jadi sebesar 4,76 persen

 Makanan sebesar 3,47 persen

 Percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 2,53 persen dan  Pengolahan tembakau sebesar 2,13 persen

Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pada triwulan II-2016 terhadap triwulan I-2016 antara lain industri:

 Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan sebesar 16,98 persen  Furnitur sebesar 10,66 persen

 Logam dasar sebesar 8,29 persen

 Kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar 6,59 persen

 Minuman sebesar 4,16 persen

 Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia sebesar 2,39 persen  Tekstil sebesar 1,45 persen

 Farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional sebesar 1,31 persen dan  Barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 0,97 persen

Jenis industri yang tidak mengalami peningkatan maupun penurunan (tetap) pada triwulan II-2016 terhadap triwulan I-2016 adalah industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik.

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016 7

Tabel 3.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil

Provinsi Sumatera Utara Triwulan II Tahun 2016

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan Triwulan II 2016 q-to-q y-on-y (1) (2) (3) (4) (5) 1 10 Industri Makanan 3,47 15,74 2 11 Industri Minuman -4,16 -1,57

3 12 Industri Pengolahan Tembakau 2,13 43,83

4 13 Industri Tekstil -1,45 11,23

5 14 Industri Pakaian Jadi 4,76 -3,53

6 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 15,45 -4,99

7 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang

Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya -6,59 8,01 8 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 2,53 21,75 9 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia -2,39 -49,28

10 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisonal -1,31 -2,89

11 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,00 18,01

12 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 5,71 7,93

13 24 Industri Logam Dasar -8,29 10,82

14 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya -0,97 -4,83

15 30 Industri Alat Angkutan Lainnya 6,24 60,61

16 31 Industri Furnitur -10,66 -12,89

17 32 Industri Pengolahan Lainnya 30,48 4,93

18 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan -16,98 -33,73

(8)

8 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016

Gambar 3.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Sumatera Utara Triwulan II Tahun 2016 (q-to-q)

(persen)

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Nasional, maka pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Sumatera Utara triwulan II tahun 2016 (q-to-q) naik sebesar 4,34 persen, dimana pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Nasional juga naik sebesar 5,74 persen. Hal ini mencerminkan kinerja Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Sumatera Utara pada triwulan II-2016 masih dibawah Nasional (tertera pada tabel 4).

Tabel 4.

Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Nasional dan Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2016 dan Triwulan II Tahun 2016

IMK

Pertumbuhan (%) Triw I - 2016

(q to q) Triw II - 2016 (q to q) Triw II- 2016 (y-on-y)

(1) (2) (3) (4)

Sumatera Utara 3,58 4,34 10,16

Nasional (Indonesia) 0,76 5,74 6,56

Sementara itu jika dibandingkan pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil pada triwulan 2016 (y-on-y), maka pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Sumatera Utara pada triwulan II-2016 lebih tinggi dari Nasional, dimana pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Sumatera Utara naik sebesar 10,16 persen, sementara Nasional hanya naik sebesar 6,56 persen saja. Hal ini mencerminkan kinerja Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Sumatera Utara lebih baik jika dibandingkan dengan Nasional.

3,47 -4,16 2,13 -1,45 4,76 15,45 -6,59 2,53 -2,39 -1,31 0,00 5,71 -8,29 -0,97 6,24 -10,66 30,48 -16,98 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 10 11 12 13 14 15 16 18 20 21 22 23 24 25 30 31 32 33 Pers en ta se

K B L I

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 45/08/12/Thn. XIX, 01 Agustus 2016 9

Informasi lebih lanjut hubungi:

BPS PROVINSI SUMATERA UTARA

Telepon/Fax: 061-8452343/8452773

E-mail:

bps1200@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

Proses perhitungan penggajian yang masih diterapkan di Sentra-Net masih dibilang rumit dan cukup menghabiskan banyak waktu untuk di kerjakan oleh SDM,

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian ini mengambil sudut pandang praksis upaya mewujudkan kerukunan antarumat beragama melalui penyelesaian konflik yang terjadi antara

“Haroa” sebagai sebuah tradisi dan merupakan rumpun media tradiosional adalah merupakan salah satu media dakwah efektif yang digunakan oleh tokoh agama (khatibi, lebe)

Untuk mendapatkan suatu pembatasan yang mudah dimengerti oleh pihak lain dan penelitian dapat lebih terarah, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas

Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perusahaan harus mencari sumber- sumber modal kerja yang tepat dan mengalokasikan sumber modal kerja tersebut pada masing-

Bagaimana perbedaan pengaruh usia, pendidikan, harga minyak goreng curah/kemasan, pendapatan dan jumlah tanggungan terhadap konsumsi minyak goring curah/kemasan.

a) Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pada Kecamatan Regol Kota Bandung, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan