• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Housing As A Process pada Perumahan Perumnas Study Kasus Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Housing As A Process pada Perumahan Perumnas Study Kasus Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Housing As A Process

pada Perumahan Perumnas

Study Kasus Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari

Pembimbing : Ir. MUHAMMAD FAQIH, MSA, PH.D

Co. Pembimbing : Ir. PUTU RUDY SATIAWAN, MS

(2)

LATAR BELAKANG

 Kebutuhan dasar manusia akan perumahan sangat penting

sehingga pengadaan perumahan untuk masyarakat khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah sangat di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

 Tempat tinggal pada hakekatnya sering di pandang sebagai

bentuk fisik sebuah rumah (house, dwelling atau shelter)

 Pembangunan Perumahan dan Permukiman merupakan kegiatan

yang bersifat multy sector, keluarannya menyentuh langsung salah satu kebutuhan dasar serta menyangkut kelayakan dan taraf hidup kesejahteraan kehidupan masyarakat, juga pendorong pertumbuhan perekonomian.

 Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut pada tahun

1974, Pemerintah mendirikan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).

(3)

 Pengembangan sebuah rumah seiring dengan perkembangan

yang terjadi pada penghuni rumah tersebut. Perkembangan itu sangat subyektif tiap orang mempunyai prioritasnya sendiri.

 Dalam pemenuhan kebutuhan perumahan oleh pemerintah

yang berorientasi pada produk pada akhirnya di tangan penghuninya juga di kembangkan menurut proses kehidupan mereka.

 Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut pada

tahun 1974, Pemerintah mendirikan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).

 Pengembangan sebuah rumah seiring dengan perkembangan

yang terjadi pada penghuni rumah tersebut.

 Dalam pemenuhan kebutuhan perumahan oleh pemerintah

yang berorientasi pada produk pada akhirnya di tangan penghuninya juga di kembangkan menurut proses kehidupan mereka.

(4)

LATAR BELAKANG

Turner (1972) yang mengisyaratkan bahwa rumah

“housing” harus dipandang sebagai sebuah proses,

atau dalam kosa kata bahasa Inggris “housing”

harus dipandang sebagai sebuah kata kerja (verb)

bukan sebagai kata benda “noun”.

Pendapat Turner (1972) mengatakan Rumah bukan

hasil fisik sekali jadi melainkan suatu proses

berlanjut dan terkait dengan mobilitas sosial

ekonomi penghuni dalam suatu kurun waktu.

(5)

PERMASALAHAN

Seperti perumahan pada umumnya model

perumahan perumnas Poasia sudah dibuat standar

tertentu tanpa mengakomodasi keinginan pembeli

atau konsumen, karena yang diutamakan adalah

keterjangkauan masyarakat terhadap rumah yang

disediakan, padahal menurut Turner rumah bukan

hasil fisik sekali jadi melainkan sebuah proses

berlanjut dan terkait dengan mobilitas sosial

ekonomi penghuni dalam suatu kurun waktu.

(6)

PERTANYAAN PENELITAN

Apakah perkembangan rumah perumnas

bermasalah bagi penghuninya jika diukur dengan

parameter masalah perumahan Turner ?

Bagaimana proses hubungan fisik, sosial ekonomi

penghuni dengan rumahnya sejak penghunian

pertama, sampai saat ini ?

(7)

TUJUAN PENELITIAN

7

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan

keberlakuan model Turner pada proses penghunian

rumah perumnas.

(8)

KAJIAN TEORI

Home didefinisikan sebagai tempat tinggal atau hunian yang merupakan tempat

kediaman seseorang atau keluarga.

 Sedangkan house, sebagai bangunan tempat tinggal orang-orang, bersifat

struktural, tempat berlindung (shelter), sebuah lingkungan fisik. Sehingga pengertian dari rumah (house & home) adalah sebuah tempat tinggal (fisik) seseorang atau keluarga untuk berbagai aktivitas sehari-hari (sosial) dan sebagai tempat berlangsungnya proses pengembangan diri (budaya).

 Menurut Turner (1976) permintaan yang efektif akan rumah bertitik tolak pada

suatu permintaan penghuni rumah untuk mewujudkan pilihan harga yang membuat keseimbangan antara harga rumah dan pendapatan.

 Dalam Freddom to build Turner mencetuskan bahwa rumah bukanlah merupakan

hasil fisik sekali jadi melainkan merupakan suatu proses yang terus berkembang dan terkait dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya dalam suatu kurun

(9)

KAJIAN TEORI

Faktor moneter meliputi :

 Pendapatan rumah tangga setiap bulan (Income)

 Pengeluaran rutin rumah tangga setiap bulan /biaya operasional rumah setiap

bulannya (Price).

 Beban biaya pembangunan / pengadaan rumah (Cost)

 Modal yang dimiliki pemilik rumah dihitung dari harga rumah dan tanahnya.

Faktor non moneter meliputi :

 Pencapaian terhadap sumber pendapatan merupakan jarak yang diperlukan

oleh penghuni ke tempat kerja.

 Pencapaian Sosial atau aksessibiltas sosial merupakan pencapaian terhadap

keluarga terdekat yang bisa membantu kehidupan penghuni.

 Keamanan untuk berdiam/tinggal merupakan jaminan legalitas tanah dan rumah

serta jaminan kebebasan dari bencana alam

 Standard fisik rumah merupakan standard dari bangunan rumah dimana fasilitas

(10)

KAJIAN TEORI

T

eori perkembangan bentuk arsitektur yang merupakan suatu proses berkelanjutan bagi karya arsitektur dapat dibagi atas 3 (tiga) langkah (tingkatan) menurut Tom Heath (1984) yaitu :

Improvisasi

Perubahan Bentuk Bangunan

Perubahan Bangunan Berkelanjutan

Desain sebuah rumah seharusnya dapat mengakomodasi

peningkatan kebutuhan sesuai hirarkhi Maslow. “Housing Stress” adalah suatu kondisi dimana sebuah rumah sudah tidak dapat lagi melayani kebutuhan penghuninya secara fleksibel. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan terjadinya pengembangan.

(11)

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif dan

kuantitatif. Ciri penelitian kualitatif adalah

menggali pengetahuan yang belum terungkap yang

ada diantara hubungan perilaku manusia dan

lingkungannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan

dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta

atau fenomena yang diamati memiliki realitas

obyektif yang bisa diukur.

(12)

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian ini pengumpulan data

dilapangan akan dilakukan dengan beberapa cara

yaitu :

a.

Observasi

b.

Wawancara

,

c.

Kuisioner.

d. Fotografi.

(13)

METODOLOGI PENELITIAN

Variabel penelitian

Variabel terikat (dependen variabel) :

 Berupa perubahan pola spasial rumah tinggal sebagai proses

penghunian rumah perumnas.

Variabel bebas (independen variabel) :

 Variabel bebas ada tidaknya masalah perumahan bagi perumnas

jika diukur dengan parameter Turner dan proses hubungan

perkembangan fisik dengan sosial ekonomi penghuni perumnas

(14)

METODOLOGI PENELITIAN

Tabel variabel bebas

(independen variabel)

(15)

METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK ANALISA  ANALISA DESKRIPTIF

Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data yang meliputi pengalaman-pengalaman masa lampau dan keadaan lingkungan subyek. Dan untuk meneliti adanya masalah di perumnas maka yang digunakan untuk mengukur masalah perumahan yang ada di

perumnas poasia yang didapat melalui penyebaran kuesioner. Data yang didapat akan dikelompokkan dan dilakukan pembobotan. Hasil analisis deskriptif adalah berupa penilaian terhadap masalah

perumahan di perumnas poasia secara kualitatif yang

dikuantitatifkan dan untuk mengukur masalah perumahan perumnas tersebut digunakan parameter Turner yaitu faktor moneter dan

faktor non moneter.

(16)

METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK ANALISA

ANALISA KORELASI

Nilai Kisaran Spss 17 Korelasi :

0 :

Tidak ada korelasi antara dua

variabel

>0 – 0,25

:

Korelasi sangat lemah

>0,25 – 0,5

:

Korelasi cukup

>0,5 – 0,75

:

Korelasi kuat

>0,75 – 0,99 :

Korelasi sangat kuat

1 :

Korelasi sempurna

(17)
(18)

Data Penelitian

Perumahan

Perumnas Poasia

Perumahan Perumnas Poasia permai terletak di Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari

(19)

Data Penelitian

Secara

administratif

Kelurahan

Rahandouna

berada

di Kecamatan Poasia dengan batas wilayah sebagai berikut :

•Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari

•Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda •Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Anduonohu •Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Anggoeya

Kelurahan Rahandouna merupakan kelurahan yang memiliki luas yang

paling besar dan merupakan pengembangan perumahan dan permukiman. Jumlah penduduk kelurahan Rahandouna sebanyak 7.360 jiwa dengan

jumlah laki – laki sebanyak 3.742 jiwa dan perempuan sebanyak 3.618 jiwa.

(20)

Analisis Data

Data perbandingan Income dan Price

 Data penghasilan penghuni pada awal huni sampai saat sekarang, ini

dibandingkan pengeluaran dari tiap-tiap penghuni di perumnas. sesuai kriteria Turner setelah dilakukan analisa berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan maka diperoleh data bahwa penghasilan penghuni perumnas tersebut berada pada kuantifikasi 1 atau indeks income 1 - 2 dan 2 - 4 yaitu sangat rendah dan rendah. Dari 71 responden yang diteliti semua memperoleh penghasilan pada kuantifikasi 1 atau sangat rendah itu sebanyak 66 responden atau 93,0% sedangkan yang berada pada kuantifikasi 2 atau rendah sebanyak 5 responden atau 7,0 %.

 Dengan demikian antara income dan price yang ada di perumnas Poasia ini

berada pada tingkat kewajaran/terjadi kesesuaian adalah yang terbanyak atau terbesar. Hanya sedikit yang berada pada ketidaksesuaian antara income dan price.

(21)

Analisis Data

Data perbandingan Income dan Cost

Pengadaan rumah atau cost di perumnas poasia adalah 0

atau penghuni tidak terlibat langsung dalam pengadaan

rumah karena rumah perumnas yang akan mereka tempati

telah tersedia, mereka tinggal mencicil setiap bulan atau

menanggung biaya operasional.

(22)

Analisa Data

Data perbandingan Income dan Fixed Assets

 Fixed assets yakni membandingkan harga rumah yang harus dibayar

dengan penghasilan per bulan. Pada awal hunian fixed assets dari rumah tersebut dirasakan cukup berat oleh penghuni perumnas dimana mereka harus membayar harga rumah tersebut dengan melalui cicilan tiap bulannya, tetapi untuk saat ini cicilan tersebut telah berhasil dilunasi maka karena harga dari rumah untuk Kota Kendari semakin meningkat maka banyak dari penghuni ini berspekulasi dengan mengembangkan rumah mereka jika sewaktu-waktu mereka akan menjual rumahnya dengan mencoba mengembangkan rumahnya dengan perubahan yang menurut mereka mempunyai nilai jual atau asset yang besar yang bisa mereka peroleh nantinya.

(23)

Analisis Data

 MASALAH JARAK CAPAI KE TEMPAT KERJA

 Dari hasil penelitian di ketahui bahwa penghuni yang tinggal di

perumnas yang mempunyai jarak yang jauh dengan tempat kerja adalah yang terbanyak sebesar 53 responden atau 65,43%, atau berada pada kuantifikasi 1 dan 2 (sangat jauh dan jauh) dimana jarak atau waktu yang mereka butuhkan antara 120 sampai 75 menit, sedangkan sisanya adalah 18 responden yang mempunyai rumah dengan tempat kerja mempunyai jarak yang dekat atau 25,35% atau berada pada kuantifikasi 4 dan 5 (dekat dan sangat dekat) yang memerlukan waktu tempu ke tempat kerja dari 5 menit sampai 45 menit. Ini berarti pencapaian pendapatan ini mengalami ketidaksesuaian dengan income, berarti ada masalah di perumnas ini bagi penghuninya.

(24)

Analisis Data

 MASALAH JARAK CAPAI KE RUMAH KELUARGA (PENCAPAIAN

SOSIAL)

 Untuk pencapaian sosial ini berdasarkan pertanyaan ke responden

mengenai jarak tempuh mereka ke tempat keluarga terdekat itu berada pada kuantifikasi 4 dan 5 (dekat dan sangat dekat) sebanyak 34 responden atau 47,89% dan sisanya berada pada kuantifikasi 1 atau sangat jauh sebanyak 52,11 % atau 37 responden, dimana dengan melihat asal daerah penghuni kebanyakan yang tinggal di perumnas adalah warga yang daerah asalnya dari luar Sulawesi Tenggara, ini berarti mereka yang menghuni di perumnas tersebut kebanyakan adalah pendatang sehingga keluarga terdekat berada di luar Sulawsei Tenggara sehingga dengan demikian jarak rumah mereka dengan keluarga terdekat juga sangat jauh.

(25)

Analisa Data

MASALAH KEAMANAN TINGGAL

Untuk keamanan berdiam semua responden atau

penghuni perumnas ini tidak mempunyai masalah

karena rumah dan tanah yang mereka tempati

semua adalah milik mereka, bukan merupakan

rumah sewa ataupun kontrak.

(26)

Analisa Data

MASALAH STANDAR FISIK RUMAH

Dengan adanya perkembangan sosial ekonomi

penghuninya maka setelah menempati beberapa tahun

mereka merasa perlu memperbaiki rumah mereka ataupun

membongkar total karena memang prioritas utama dari

penghuni adalah kenyamanan mereka untuk tinggal di

suatu tempat. Ini juga disebabkan karena adanya

penambahan jumlah anggota keluarga dan adanya

kebutuhan akan ruang yang menuntut mereka untuk

menambahnya karena adanya peningkatan dari segi

ekonomi mereka, seperti menambah garasi ataupun ruang

tidur anak.

(27)

Analisa Data

Masalah perumahan perumnas yang diukur dengan parameter Turner yaitu Faktor Moneter yang bermasalah atau adanya ketidaksesuaian adalah pada analisis perbandingan antara penghasilan dan fixed assets, sedangkan pada perbandingan antara penghasilan dan price, penghasilan dan cost semua terdapat atau ada kesesuaian, dimana berada pada kuantifikasi yang sangat rendah.

Sedangkan untuk parameter Faktor Non Moneter yang bermasalah adalah pada pencapaian pendapatan atau jarak tempuh ke tempat kerja, jarak tempuh ke tempat keluarga dan standard fisik bangunan, sedangkan untuk keamanan berdiam terjadi kesesuaian dalam arti tidak ada masalah.

(28)

Analisa Data

PERUBAHAN RUMAH DENGAN

PERKEMBANGAN JUMLAH PENGHUNI

Korelasi atau hubungan yang cukup yaitu 0,853

terlihat koefisien korelasi sangat kuat yang

berarti ada hubungan antara penghuni dan

jumlah anggota. Karena dengan bertambahnya

jumlah penghuni atau anggota keluarga maka

perubahan rumah dengan penambahan ruang

sangat diperlukan.

(29)

Analisa Data

PERUBAHAN RUMAH DENGAN

PERKEMBANGAN PENGHASILAN

PENGHUNI

Korelasi atau hubungan yang cukup yaitu 0,745

dimana koefisien korelasi dari besaran nilai

tersebut berada pada korelasi kuat yang berarti

antara penghasilan penghuni yang ada di rumah

tersebut dengan perubahan rumahnya terkait

atau mempunyai hubungan atau korelasi kuat.

(30)

Analisa Data

PERUBAHAN RUMAH DENGAN

PERKEMBANGAN JENIS PEKERJAAN

PENGHUNI

Nilai korelasi 0,230 atau korelasi cukup, atau

dengan kata lain antara jenis pekerjaan dan

perubahan rumah mempunyai korelasi cukup.

(31)

Analisa Data

PERUBAHAN RUMAH DENGAN PERKEMBANGAN

STATUS SOSIAL PENGHUNI

Korelasi antara perubahan rumah dengan status

sosial tidak terlalu mempunyai hubungan yang kuat

akan tetapi mempunyai hubungan yang lemah

diantara keduanya, ini bisa diketahui dari nilai

yang diperoleh yaitu sebesar 0,215 sehingga

dapat dikatakan bahwa status sosial seseorang

yang semakin meningkat tidaklah menentukan dia

dapat melakukan perubahan rumahnya.

(32)

KESIMPULAN

Dalam mengukur ada tidaknya masalah perumnas jika

diukur dengan parameter Turner terbukti bahwa kriteria

Turner tidak sesuai. Ini terjadi pada faktor non moneter yaitu

pencapaian pendapatan dan sosial dimana income dari

penghuni berada pada kuantifikasi 1 atau sangat rendah

sedangkan pada pencapaian pendapatan dan sosial berada

pada kuantifikasi 1 atau sangat jauh. Sehingga untuk price

atau pengeluaran akan berada pada kuantifikasi yang 5 atau

sangat tinggi karena dengan jarak yang jauh ke tempat kerja

ataupun ke keluarga maka membutuhkan income yang besar

juga untuk mencapainya, sedangkan di sini income dari

penghuni berada pada kuantifikasi 1, ini menyebabkan

terjadinya ketidaksesuaian.

(33)

KESIMPULAN

Proses hubungan fisik penghuni yang

menghubungkan perkembangan fisik, sosial ekonomi

penghuni dengan perubahan rumahnya terbukti

dimana setelah menempati rumah perumnas

beberapa tahun dan mengalami perkembangan

ekonomi yang meningkat menyebabkan penghuni

mengembangkan rumahnya, akan tetapi karena

income yang mereka miliki berada pada

kuantifikasi rendah sehingga mereka memerlukan

penambahan dana dalam merenovasi rumahnya.

(34)

SARAN-SARAN

 Sebagai akhir dari penelitian ini maka saran yang saya dapat

berikan terkait dengan Perumnas Poasia Permai ini adalah :

 Dalam mengembangkan rumah penghuni sebaiknya tetap

mengikuti zona ruang yang ada dengan memperhatikan sistem utilitas rumah yang sudah terbangun dapat dimanfaatkan secara efektif.

 Untuk pemerintah atau pembuat keputusan pengadaan rumah di

perlukan adanya data pengamatan pada awal penghunian dengan maksud memberikan masukan bagi pengadaan rumah yang efektif karena hal tersbut dapat mencegah terjadinya pemborosan sumber daya (dana, waktu dan tenaga) yang terbatas keberadaannya di Indonesia.

 Sedangkan untuk pengembang atau penyedia jasa, produk rumah

awal yang disediakan sebaiknya memberikan pilihan beberapa desain dan tatanan ruang / denah rumah dalam satu lokasi perumahan

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Membuat resume tentang statistika sebagai sarana berpikir induktif secara tidak benar. Tidak membuat resume tentang statistika sebagai sarana berpikir

Maka dari itu, jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi

Secara terminologi, foraminifera dapat didefenisikan sebagai organisme Secara terminologi, foraminifera dapat didefenisikan sebagai organisme bersel tunggal yang

Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari 50% institusi Diknakes di pulau Jawa yang telah diakreditasi dengan Borang Akreditasi 2000 mempunyai nilai akreditasi cukup untuk sub

Dari data serial monitor dapat dilakukan pengujian data dari soil moisture sensor dan real time clock sebanyak 100 data kelembaban tanah dan waktu dengan jarak 36 km seperti pada

Otitis media dengan efusi atau disebut juga dengan otitis media serosa (OMS) adalah cairan di dalam telinga bagian tengah tanpa disertai gejala dan tanda infeksi.. OMS biasanya

Penyelenggaraan FNPSI III oleh Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan (BP2KSI) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan bekerjasama

Pada bab ini akan diuraikan hasil tentang gambaran indeks eritrosit pada penderita tuberkulosis (TBC) paru pada usia 15-55 tahun studi di Pukesmas Mojoagung Jombang yang dilaksanakan