Kajian Housing As A Process
pada Perumahan Perumnas
Study Kasus Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari
Pembimbing : Ir. MUHAMMAD FAQIH, MSA, PH.D
Co. Pembimbing : Ir. PUTU RUDY SATIAWAN, MS
LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia akan perumahan sangat penting
sehingga pengadaan perumahan untuk masyarakat khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah sangat di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Tempat tinggal pada hakekatnya sering di pandang sebagai
bentuk fisik sebuah rumah (house, dwelling atau shelter)
Pembangunan Perumahan dan Permukiman merupakan kegiatan
yang bersifat multy sector, keluarannya menyentuh langsung salah satu kebutuhan dasar serta menyangkut kelayakan dan taraf hidup kesejahteraan kehidupan masyarakat, juga pendorong pertumbuhan perekonomian.
Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut pada tahun
1974, Pemerintah mendirikan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).
Pengembangan sebuah rumah seiring dengan perkembangan
yang terjadi pada penghuni rumah tersebut. Perkembangan itu sangat subyektif tiap orang mempunyai prioritasnya sendiri.
Dalam pemenuhan kebutuhan perumahan oleh pemerintah
yang berorientasi pada produk pada akhirnya di tangan penghuninya juga di kembangkan menurut proses kehidupan mereka.
Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut pada
tahun 1974, Pemerintah mendirikan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).
Pengembangan sebuah rumah seiring dengan perkembangan
yang terjadi pada penghuni rumah tersebut.
Dalam pemenuhan kebutuhan perumahan oleh pemerintah
yang berorientasi pada produk pada akhirnya di tangan penghuninya juga di kembangkan menurut proses kehidupan mereka.
LATAR BELAKANG
Turner (1972) yang mengisyaratkan bahwa rumah
“housing” harus dipandang sebagai sebuah proses,
atau dalam kosa kata bahasa Inggris “housing”
harus dipandang sebagai sebuah kata kerja (verb)
bukan sebagai kata benda “noun”.
Pendapat Turner (1972) mengatakan Rumah bukan
hasil fisik sekali jadi melainkan suatu proses
berlanjut dan terkait dengan mobilitas sosial
ekonomi penghuni dalam suatu kurun waktu.
PERMASALAHAN
Seperti perumahan pada umumnya model
perumahan perumnas Poasia sudah dibuat standar
tertentu tanpa mengakomodasi keinginan pembeli
atau konsumen, karena yang diutamakan adalah
keterjangkauan masyarakat terhadap rumah yang
disediakan, padahal menurut Turner rumah bukan
hasil fisik sekali jadi melainkan sebuah proses
berlanjut dan terkait dengan mobilitas sosial
ekonomi penghuni dalam suatu kurun waktu.
PERTANYAAN PENELITAN
Apakah perkembangan rumah perumnas
bermasalah bagi penghuninya jika diukur dengan
parameter masalah perumahan Turner ?
Bagaimana proses hubungan fisik, sosial ekonomi
penghuni dengan rumahnya sejak penghunian
pertama, sampai saat ini ?
TUJUAN PENELITIAN
7
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan
keberlakuan model Turner pada proses penghunian
rumah perumnas.
KAJIAN TEORI
Home didefinisikan sebagai tempat tinggal atau hunian yang merupakan tempat
kediaman seseorang atau keluarga.
Sedangkan house, sebagai bangunan tempat tinggal orang-orang, bersifat
struktural, tempat berlindung (shelter), sebuah lingkungan fisik. Sehingga pengertian dari rumah (house & home) adalah sebuah tempat tinggal (fisik) seseorang atau keluarga untuk berbagai aktivitas sehari-hari (sosial) dan sebagai tempat berlangsungnya proses pengembangan diri (budaya).
Menurut Turner (1976) permintaan yang efektif akan rumah bertitik tolak pada
suatu permintaan penghuni rumah untuk mewujudkan pilihan harga yang membuat keseimbangan antara harga rumah dan pendapatan.
Dalam Freddom to build Turner mencetuskan bahwa rumah bukanlah merupakan
hasil fisik sekali jadi melainkan merupakan suatu proses yang terus berkembang dan terkait dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya dalam suatu kurun
KAJIAN TEORI
Faktor moneter meliputi :
Pendapatan rumah tangga setiap bulan (Income)
Pengeluaran rutin rumah tangga setiap bulan /biaya operasional rumah setiap
bulannya (Price).
Beban biaya pembangunan / pengadaan rumah (Cost)
Modal yang dimiliki pemilik rumah dihitung dari harga rumah dan tanahnya.
Faktor non moneter meliputi :
Pencapaian terhadap sumber pendapatan merupakan jarak yang diperlukan
oleh penghuni ke tempat kerja.
Pencapaian Sosial atau aksessibiltas sosial merupakan pencapaian terhadap
keluarga terdekat yang bisa membantu kehidupan penghuni.
Keamanan untuk berdiam/tinggal merupakan jaminan legalitas tanah dan rumah
serta jaminan kebebasan dari bencana alam
Standard fisik rumah merupakan standard dari bangunan rumah dimana fasilitas
KAJIAN TEORI
T
eori perkembangan bentuk arsitektur yang merupakan suatu proses berkelanjutan bagi karya arsitektur dapat dibagi atas 3 (tiga) langkah (tingkatan) menurut Tom Heath (1984) yaitu : Improvisasi
Perubahan Bentuk Bangunan
Perubahan Bangunan Berkelanjutan
Desain sebuah rumah seharusnya dapat mengakomodasi
peningkatan kebutuhan sesuai hirarkhi Maslow. “Housing Stress” adalah suatu kondisi dimana sebuah rumah sudah tidak dapat lagi melayani kebutuhan penghuninya secara fleksibel. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan terjadinya pengembangan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Ciri penelitian kualitatif adalah
menggali pengetahuan yang belum terungkap yang
ada diantara hubungan perilaku manusia dan
lingkungannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan
dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta
atau fenomena yang diamati memiliki realitas
obyektif yang bisa diukur.
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini pengumpulan data
dilapangan akan dilakukan dengan beberapa cara
yaitu :
a.
Observasi
b.
Wawancara
,
c.
Kuisioner.
d. Fotografi.
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel penelitian
Variabel terikat (dependen variabel) :
Berupa perubahan pola spasial rumah tinggal sebagai proses
penghunian rumah perumnas.
Variabel bebas (independen variabel) :
Variabel bebas ada tidaknya masalah perumahan bagi perumnas
jika diukur dengan parameter Turner dan proses hubungan
perkembangan fisik dengan sosial ekonomi penghuni perumnas
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel variabel bebas
(independen variabel)
METODOLOGI PENELITIAN
TEKNIK ANALISA ANALISA DESKRIPTIF
Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data yang meliputi pengalaman-pengalaman masa lampau dan keadaan lingkungan subyek. Dan untuk meneliti adanya masalah di perumnas maka yang digunakan untuk mengukur masalah perumahan yang ada di
perumnas poasia yang didapat melalui penyebaran kuesioner. Data yang didapat akan dikelompokkan dan dilakukan pembobotan. Hasil analisis deskriptif adalah berupa penilaian terhadap masalah
perumahan di perumnas poasia secara kualitatif yang
dikuantitatifkan dan untuk mengukur masalah perumahan perumnas tersebut digunakan parameter Turner yaitu faktor moneter dan
faktor non moneter.
METODOLOGI PENELITIAN
TEKNIK ANALISA
ANALISA KORELASI
Nilai Kisaran Spss 17 Korelasi :
0 :
Tidak ada korelasi antara dua
variabel
>0 – 0,25
:
Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5
:
Korelasi cukup
>0,5 – 0,75
:
Korelasi kuat
>0,75 – 0,99 :
Korelasi sangat kuat
1 :
Korelasi sempurna
Data Penelitian
Perumahan
Perumnas Poasia
Perumahan Perumnas Poasia permai terletak di Kelurahan
Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari
Data Penelitian
Secara
administratif
Kelurahan
Rahandouna
berada
di Kecamatan Poasia dengan batas wilayah sebagai berikut :
•Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
•Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda •Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Anduonohu •Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Anggoeya
Kelurahan Rahandouna merupakan kelurahan yang memiliki luas yang
paling besar dan merupakan pengembangan perumahan dan permukiman. Jumlah penduduk kelurahan Rahandouna sebanyak 7.360 jiwa dengan
jumlah laki – laki sebanyak 3.742 jiwa dan perempuan sebanyak 3.618 jiwa.
Analisis Data
Data perbandingan Income dan Price
Data penghasilan penghuni pada awal huni sampai saat sekarang, ini
dibandingkan pengeluaran dari tiap-tiap penghuni di perumnas. sesuai kriteria Turner setelah dilakukan analisa berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan maka diperoleh data bahwa penghasilan penghuni perumnas tersebut berada pada kuantifikasi 1 atau indeks income 1 - 2 dan 2 - 4 yaitu sangat rendah dan rendah. Dari 71 responden yang diteliti semua memperoleh penghasilan pada kuantifikasi 1 atau sangat rendah itu sebanyak 66 responden atau 93,0% sedangkan yang berada pada kuantifikasi 2 atau rendah sebanyak 5 responden atau 7,0 %.
Dengan demikian antara income dan price yang ada di perumnas Poasia ini
berada pada tingkat kewajaran/terjadi kesesuaian adalah yang terbanyak atau terbesar. Hanya sedikit yang berada pada ketidaksesuaian antara income dan price.
Analisis Data
Data perbandingan Income dan Cost
Pengadaan rumah atau cost di perumnas poasia adalah 0
atau penghuni tidak terlibat langsung dalam pengadaan
rumah karena rumah perumnas yang akan mereka tempati
telah tersedia, mereka tinggal mencicil setiap bulan atau
menanggung biaya operasional.
Analisa Data
Data perbandingan Income dan Fixed Assets
Fixed assets yakni membandingkan harga rumah yang harus dibayar
dengan penghasilan per bulan. Pada awal hunian fixed assets dari rumah tersebut dirasakan cukup berat oleh penghuni perumnas dimana mereka harus membayar harga rumah tersebut dengan melalui cicilan tiap bulannya, tetapi untuk saat ini cicilan tersebut telah berhasil dilunasi maka karena harga dari rumah untuk Kota Kendari semakin meningkat maka banyak dari penghuni ini berspekulasi dengan mengembangkan rumah mereka jika sewaktu-waktu mereka akan menjual rumahnya dengan mencoba mengembangkan rumahnya dengan perubahan yang menurut mereka mempunyai nilai jual atau asset yang besar yang bisa mereka peroleh nantinya.
Analisis Data
MASALAH JARAK CAPAI KE TEMPAT KERJA
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa penghuni yang tinggal di
perumnas yang mempunyai jarak yang jauh dengan tempat kerja adalah yang terbanyak sebesar 53 responden atau 65,43%, atau berada pada kuantifikasi 1 dan 2 (sangat jauh dan jauh) dimana jarak atau waktu yang mereka butuhkan antara 120 sampai 75 menit, sedangkan sisanya adalah 18 responden yang mempunyai rumah dengan tempat kerja mempunyai jarak yang dekat atau 25,35% atau berada pada kuantifikasi 4 dan 5 (dekat dan sangat dekat) yang memerlukan waktu tempu ke tempat kerja dari 5 menit sampai 45 menit. Ini berarti pencapaian pendapatan ini mengalami ketidaksesuaian dengan income, berarti ada masalah di perumnas ini bagi penghuninya.
Analisis Data
MASALAH JARAK CAPAI KE RUMAH KELUARGA (PENCAPAIAN
SOSIAL)
Untuk pencapaian sosial ini berdasarkan pertanyaan ke responden
mengenai jarak tempuh mereka ke tempat keluarga terdekat itu berada pada kuantifikasi 4 dan 5 (dekat dan sangat dekat) sebanyak 34 responden atau 47,89% dan sisanya berada pada kuantifikasi 1 atau sangat jauh sebanyak 52,11 % atau 37 responden, dimana dengan melihat asal daerah penghuni kebanyakan yang tinggal di perumnas adalah warga yang daerah asalnya dari luar Sulawesi Tenggara, ini berarti mereka yang menghuni di perumnas tersebut kebanyakan adalah pendatang sehingga keluarga terdekat berada di luar Sulawsei Tenggara sehingga dengan demikian jarak rumah mereka dengan keluarga terdekat juga sangat jauh.
Analisa Data
MASALAH KEAMANAN TINGGAL
Untuk keamanan berdiam semua responden atau
penghuni perumnas ini tidak mempunyai masalah
karena rumah dan tanah yang mereka tempati
semua adalah milik mereka, bukan merupakan
rumah sewa ataupun kontrak.
Analisa Data
MASALAH STANDAR FISIK RUMAH
Dengan adanya perkembangan sosial ekonomi
penghuninya maka setelah menempati beberapa tahun
mereka merasa perlu memperbaiki rumah mereka ataupun
membongkar total karena memang prioritas utama dari
penghuni adalah kenyamanan mereka untuk tinggal di
suatu tempat. Ini juga disebabkan karena adanya
penambahan jumlah anggota keluarga dan adanya
kebutuhan akan ruang yang menuntut mereka untuk
menambahnya karena adanya peningkatan dari segi
ekonomi mereka, seperti menambah garasi ataupun ruang
tidur anak.
Analisa Data
Masalah perumahan perumnas yang diukur dengan parameter Turner yaitu Faktor Moneter yang bermasalah atau adanya ketidaksesuaian adalah pada analisis perbandingan antara penghasilan dan fixed assets, sedangkan pada perbandingan antara penghasilan dan price, penghasilan dan cost semua terdapat atau ada kesesuaian, dimana berada pada kuantifikasi yang sangat rendah.
Sedangkan untuk parameter Faktor Non Moneter yang bermasalah adalah pada pencapaian pendapatan atau jarak tempuh ke tempat kerja, jarak tempuh ke tempat keluarga dan standard fisik bangunan, sedangkan untuk keamanan berdiam terjadi kesesuaian dalam arti tidak ada masalah.
Analisa Data
PERUBAHAN RUMAH DENGAN
PERKEMBANGAN JUMLAH PENGHUNI
Korelasi atau hubungan yang cukup yaitu 0,853
terlihat koefisien korelasi sangat kuat yang
berarti ada hubungan antara penghuni dan
jumlah anggota. Karena dengan bertambahnya
jumlah penghuni atau anggota keluarga maka
perubahan rumah dengan penambahan ruang
sangat diperlukan.
Analisa Data
PERUBAHAN RUMAH DENGAN
PERKEMBANGAN PENGHASILAN
PENGHUNI
Korelasi atau hubungan yang cukup yaitu 0,745
dimana koefisien korelasi dari besaran nilai
tersebut berada pada korelasi kuat yang berarti
antara penghasilan penghuni yang ada di rumah
tersebut dengan perubahan rumahnya terkait
atau mempunyai hubungan atau korelasi kuat.
Analisa Data
PERUBAHAN RUMAH DENGAN
PERKEMBANGAN JENIS PEKERJAAN
PENGHUNI
Nilai korelasi 0,230 atau korelasi cukup, atau
dengan kata lain antara jenis pekerjaan dan
perubahan rumah mempunyai korelasi cukup.
Analisa Data
PERUBAHAN RUMAH DENGAN PERKEMBANGAN
STATUS SOSIAL PENGHUNI
Korelasi antara perubahan rumah dengan status
sosial tidak terlalu mempunyai hubungan yang kuat
akan tetapi mempunyai hubungan yang lemah
diantara keduanya, ini bisa diketahui dari nilai
yang diperoleh yaitu sebesar 0,215 sehingga
dapat dikatakan bahwa status sosial seseorang
yang semakin meningkat tidaklah menentukan dia
dapat melakukan perubahan rumahnya.
KESIMPULAN
Dalam mengukur ada tidaknya masalah perumnas jika
diukur dengan parameter Turner terbukti bahwa kriteria
Turner tidak sesuai. Ini terjadi pada faktor non moneter yaitu
pencapaian pendapatan dan sosial dimana income dari
penghuni berada pada kuantifikasi 1 atau sangat rendah
sedangkan pada pencapaian pendapatan dan sosial berada
pada kuantifikasi 1 atau sangat jauh. Sehingga untuk price
atau pengeluaran akan berada pada kuantifikasi yang 5 atau
sangat tinggi karena dengan jarak yang jauh ke tempat kerja
ataupun ke keluarga maka membutuhkan income yang besar
juga untuk mencapainya, sedangkan di sini income dari
penghuni berada pada kuantifikasi 1, ini menyebabkan
terjadinya ketidaksesuaian.
KESIMPULAN
Proses hubungan fisik penghuni yang
menghubungkan perkembangan fisik, sosial ekonomi
penghuni dengan perubahan rumahnya terbukti
dimana setelah menempati rumah perumnas
beberapa tahun dan mengalami perkembangan
ekonomi yang meningkat menyebabkan penghuni
mengembangkan rumahnya, akan tetapi karena
income yang mereka miliki berada pada
kuantifikasi rendah sehingga mereka memerlukan
penambahan dana dalam merenovasi rumahnya.
SARAN-SARAN
Sebagai akhir dari penelitian ini maka saran yang saya dapat
berikan terkait dengan Perumnas Poasia Permai ini adalah :
Dalam mengembangkan rumah penghuni sebaiknya tetap
mengikuti zona ruang yang ada dengan memperhatikan sistem utilitas rumah yang sudah terbangun dapat dimanfaatkan secara efektif.
Untuk pemerintah atau pembuat keputusan pengadaan rumah di
perlukan adanya data pengamatan pada awal penghunian dengan maksud memberikan masukan bagi pengadaan rumah yang efektif karena hal tersbut dapat mencegah terjadinya pemborosan sumber daya (dana, waktu dan tenaga) yang terbatas keberadaannya di Indonesia.
Sedangkan untuk pengembang atau penyedia jasa, produk rumah
awal yang disediakan sebaiknya memberikan pilihan beberapa desain dan tatanan ruang / denah rumah dalam satu lokasi perumahan