• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (KPBK) JABATAN KERJA AHLI MUDA PERENCANA BETON PRACETAK UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (KPBK) JABATAN KERJA AHLI MUDA PERENCANA BETON PRACETAK UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

(KPBK)

JABATAN KERJA AHLI MUDA PERENCANA BETON PRACETAK

UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

A. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pelatihan berdasarkan kompetensi perlu diselenggarakan karena adanya ”Kesenjangan Kompetensi” (Competency Gap). Apabila tidak ada kesenjangan kompetensi sebenarnya tidak perlu pelatihan, kecuali apabila terjadi perubahan penerapan metode pelaksanaan tugas baru sesuai tuntutan perkembangan pengalaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau untuk penyegaran kembali.

Pada dasarnya tugas Manajemen Mutu Diklat Berdasarkan Kompetensi adalah untuk memenuhi tuntutan ”Kompetensi Yang Diinginkan” atau upaya memperkecil, bila perlu menghilangkan ”Kesenjangan Kompetensi” (Competency Gap) yaitu perbedaan kompetensi yang ada dengan kompetensi yang diinginkan dalam hal ini tuntutan yang harus dicapai dinyatakan ”Kompetensi Minimal” seperti digambarkan dalam matrik di bawah ini :

Permasalahan atau persoalannya adalah sudah adakah rincian kompetensi suatu tugas pekerjaan/ jabatan sebagai alat tolok ukur untuk mengukur kesenjangan

(2)

kompetensi dan perangkat lainnya untuk melakukan Diklat Berdasarkan Kompetensi.

Untuk mendapatkan tolok ukur yang akan dipergunakan mengukur kesenjangan kompetensi maupun penyusunan Standar Kompetensi Jabatan dapat dilakukan analisis kompetensi jabatan dengan metodologi tertentu.

Dalam hal tertentu memang diperlukan pencapaian nilai kompetensi 100% yaitu apabila tugas / pekerjaannya mengandung risiko sangat tinggi, misalnya pilot pesawat terbang atau ahli bedah, perencanaan dan pelaksanaan gelagar jembatan dengan bentang sangat panjang dan sebagainya.

Namun karena masih banyaknya hambatan, perbedaan persepsi, kendala dan hal-hal lain serta mengingat masih dalam tahap transisi, maka pada kondisi tertentu tingkat pencapaian yang dianggap berhasil sementara dapat ditentukan dibawah 100%, misalnya minimal 75% yang makin lama makin dinaikkan.

Dengan uraian diatas perlu kiranya segera ada perubahan persepsi bahwa pelatihan tidak sekedar melaksanakan kursus, target sekian, realisasi sekian, tetapi diperlukan suatu pengelolaan melalui suatu proses sebagai ”Benang Merah” yang merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan maupun dilompati.

b. Dasar Hukum Penyusunan Kurikulum Pelatihan

Salah satu unsur proses yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan Pelatihan adalah tersedianya Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi yang disusun mengacu pada Standar Kompetensi Kerja.

Pengertian Kurikulum menurut Permen PU Nomor : 14/PRT/M/2009, Tentang Pedoman Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi pasal 1, butir 3 sebagai berikut: Kurikulum Pelatihan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan tertentu.

Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK) untuk pemangku jabatan kerja adalah : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/ PRT/M/2009, tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, lampiran II Pedoman Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi.

(3)

c. Penyusunan Kurikulum Mengacu SKK

Dalam rangka menerapkan ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut diatas, Standar Kompetensi Kerja harus mengandung kepada 3 (tiga) komponen, yaitu : Aspek Kompetensi, Dimensi Kompetensi, dan Tingkat Kinerja/ Gradasi Kompetensi Kunci.

a. Aspek Kompetensi terdiri dari Pengetahuan (Knowledge), Keterampilan (Skill), dan Sikap Kerja (Attitude)

b. Dimensi Kompetensi ada 5 (lima), terdiri atas : a) Kemampuan dalam tugas (task skill).

b) Kemampuan mengelola tugas (task management skill).

c) Kemampuan mengatasi suatu masalah tak terduga (contingency management skill).

d) Kemampuan menyesuaikan dengan ketentuan lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (job/ role environment safety/ health skill).

e) Kemampuan mentransfer/ beradaptasi dengan situasi yang berbeda/ tempat kerja baru (transferable management skill).

c. Tingkat Kinerja Kompetensi Kunci

a) Tingkat kinerja 1 : melaksanakan proses sesuai teori atau prosedur yang telah ditentukan dan menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

b) Tingkat kinerja 2 : mengelola proses termasuk menganalisis dan menentukan kriteria untuk sintesa dan mengevaluasi proses.

c) Tingkat kinerja 3 : menentukan prinsip-prinsip proses, mengevaluasi dan mengubah bentuk proses secara kreatif dan inovatif berwawasan masa depan dan menentukan kriteria untuk pengembangan proses.

Penyusunan Kurikulum dan Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi dilakukan dengan mentransformasi unsur Standar Kompetensi Kerja menjadi unsur-unsur Mata Pelatihan, dengan uraian sebagai berikut :

a. Judul Unit Kompetensi merepresentasi Judul Mata Latih.

b. Judul Elemen Kompetensi merepresentasi Judul Silabus Pelatihan dirumuskan menjadi Bab Materi/ Modul Pelatihan.

c. Judul Kriteria Unjuk Kerja (KUK) merepresentasi Judul Sub Silabus Materi Pelatihan dirumuskan menjadi SilabusMateri/ Modul Pelatihan.

(4)

Adapun tahapan utama proses penyusunan kurikulum adalah : a. Strategi Pencapaian Tujuan Kompetensi

Strategi pencapaian tujuan kompetensi dalam pembuatan kerangka silabus dikembangkan berdasarkan identifikasi dan analisis masing-masing Kriteria Unjuk Kerja (KUK) terhadap Tingkat Kompetensi dan Dimensi Kompetensi. b. Identifikasi dan Analisis Standar Kompetensi

Identifikasi dan analisis standar kompetensi mengacu pada judul Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja. Setiap Kriteria Unjuk Kerja dianalisis persyaratan kompetensinya untuk mengungkapkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, kemudian dirangkum dan dirumuskan silabusnya.

c. Strategi tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan rumusan silabus, kemudian dikaji dan ditetapkan :

a) Kegiatan pembelajaran Teori (T) dan/ atau Praktek (P) b) Metodologi dan media pembelajaran

c) Waktu Pembelajaran

Waktu pembelajaran dihitung dari masing-masing Kriteria Unjuk Kerja, melalui cara mengukur waktu pembelajaran yang dibutuhkan berdasarkan kajian Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan (IUK) dan fakta peserta pelatihan, dengan mempertimbangkan beberapa variabel seperti pengalaman kerja, latar belakang, tingkat dan mutu pendidikan formal yang disesuaikan dengan sosial budaya tenaga kerja.

Secara matriks dapat digambarkan sebagai berikut :

NO. KODE/ JUDUL UNIT KOMPETENSI : ... ELEMEN KOMPETENSI : ...

No. Unsur Kompetensi/

Kriteria Unjuk Kerja Silabus

Pembelajaran Metoda/ Media

Pembelajaran

Waktu Pembelajaran

T P T P JML

Dari hasil identifikasi silabus, strategi pencapaian tujuan pelatihan dan pembelajaran dapat dituangkan dalam format Kurikulum Pelatihan Berdasarkan Kompetensi.

(5)

B. TUJUAN PELATIHANBERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI

Perumusan tujuan pelatihan mengacu kepada pencapaian minimal kompetensi yang ditentukan dengan indikator kompetensi yaitu : Mampu melakukan suatu pekerjaan, sesuai volume, dimensi dan estetika yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar mutu/ spesifikasi, dan selesai dalam tempo yang ditentukan.

Penetapan waktu dan metodologi Pelatihan dapat disesuaikan dengan variabel-variabel kondisi peserta pelatihan dan tersedianya prasarana dan sarana pelaksanaan Pelatihan, namun yang pasti dan paling penting tetap berpegang teguh kepada tercapainya tujuan pelatihan yang sudah ditentukan.

Tujuan Pelatihan dirumuskan sebagai berikut :

a. Tujuan Umum Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan : mampu merencanakan produksi, transportasi dan instalasi beton pracetak berdasarkan kriteria perencanaan yang berlaku.

b. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu :

1) Menerapkan Peraturan dan perundang-undangan yang Terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).

2) Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton Pracetak

3) Melakukan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung

4) Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Pabrikasi Beton Pracetak 5) Menyusun Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak

6) Membuat Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung

7) Melakukan Pengawasan Produksi Komponen Struktur Beton Pracetak

8) Menyusun Laporan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung

9) Menggunakan Program Aplikasi Komputer Untuk Perhitungan Komponen Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung

(6)

C. PERSYARATAN PESERTA PELATIHAN

a. Persyaratan Peserta

Peserta adalah tenaga kerja konstruksi yang memiliki : 1. Sikap, perilaku, dan potensi yang meliputi :

1) Moral yang baik;

2) Dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasi; 3) Kemampuan menjaga reputasi diri dan perusahaannya; 4) Jasmani dan rohani yang sehat;

5) Motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kompetensi;

2. Berijazah serendah-rendahnya: D3 atau S1/D4 bidang Teknik Sipil atau yang terkait dengan Struktur Bangunan Gedung

3. Pengalaman kerja minimal di Bidang pekerjaan jalan:

a. Telah bekerja dalam subbidang struktur selama minimal 5 tahun, dengan 2 tahun dalam bagian subbidang struktur bangunan gedung, untuk lulusan D3

b. Telah bekerja dalam subbidang struktur selama minimal 2 tahun, dengan 1 tahun dalam bagian subbidang struktur bangunan gedung, untuk lulusan S1/D4

b. Seleksi Peserta

Seleksi dilakukan untuk menjamin peserta Pelatihan akan ditempatkan pada posisi atau peran sesuai kompetensi yang didapat dari pelatihan.

D. LAMA PELATIHAN

Lama pelatihan 241 jam pelajaran (@ = 45 menit) terdiri dari materi Pelatihan :

1.

Mata Pelatihan Kompetensi Umum = 2 Jam Pelajaran

2.

Mata Pelatihan Kompetensi Inti = 173 Jam Pelajaran

3.

Mata Pelatihan Kompetensi Pilihan / Khusus = 26 Jam Pelajaran

4.

Praktek / Studi Kasus =

-

5.

Peninjauan Lapangan = 32 Jam Pelajaran

(7)

E. MATA PELATIHAN : Perencana Beton Pracetak

NO Unit/Elemen Kompetensi Mata Pelatihan Jam Pelatihan

I. Kompetensi Umum Teori Praktek Jumlah

1. Menerapkan Peraturan dan

perundang-undangan yang Terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).

Peraturan dan

perundang-undangan terkait Jasa Konstruksi dan Sistem Manajemen Keselamatan &

Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).

2 0 2

1.1 Menerapkan Peraturan dan

perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi

Peraturan perundang-undangan terkait Jasa Konstruksi 30 0 30 1.2 Menerapkan ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) serta Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Peraturan

perundang-undangan bagi Perencana 15 0 15

1.3 Menerapkan Panduan Mutu proses produksi beton pracetak

Menyusun ketentuan yang

terkait dengan perencana 45 0 45

Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Umum 1 90 0 90

NO Unit/Elemen Kompetensi Mata Pelatihan Jam Pelatihan

II. Kompetensi Inti Teori Praktek Jumlah

1. Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton Pracetak Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton Pracetak 2 2 4 1.1 Mengumpulkan informasi melalui rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait Mengumpulkan Informasi Melalui Rapat Koordinasi

15 0 15

1.2 Mengumpulkan data dan informasi melalui survei lokasi

Mengumpulkan Data dan Informasi melalui Survei Lokasi

25 0 25

1.3 Mengumpukan data teknis dan peraturan yang berlaku

Mengumpulkan Data Teknis dan Peraturan yang Berlaku

20 45 65

(8)

NO Unit/Elemen Kompetensi Mata Pelatihan Jam Pelatihan

II. Kompetensi Inti Teori Praktek Jumlah

dan metode perencanaan

kapasitas komponen pada tiap tahapan metode konstruksi

Metode Perencanaan Kapasitas Komponen Pada Tiap Tahapan Metode Konstruksi

Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 1 90 90 180 2. Melakukan Perencanaan

Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung

Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung 14 28 42 2.1 Melakukan analisis perhitungan kekuatan struktur beton pracetak Analisis Perhitungan Kekuatan Struktur Beton

Pracetak 135 270 405

2.2 Menentukan perencanaan pada tahap layanan

Perencanaan pada Tahap

Layanan 270 540 810 2.3 Menentukan perencanaan komponen sambungan Perencanaan Komponen Sambungan 225 450 675

Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 2 630 1260 1890 3. Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Pabrikasi Beton Pracetak Parameter Standar Penggambaran Pabrikasi Beton Pracetak 4 12 16 3.1 Melakukan persiapan gambar pabrikasi beton pracetak Persiapan Pembuatan Gambar Kerja 45 135 180 3.2 Mengawasi pelaksanaan pembuatan gambar pabrikasi beton pracetak.

Pembuatan Gambar Kerja

90 270 360 3.3 Melakukan evaluasi terhadap gambar pabrikasi beton pracetak Evaluasi Gambar Perencanaan 45 135 180

Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 3 180 540 720 4. Menyusun Spesifikasi

Teknis Pekerjaan Beton Pracetak Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak 14 28 42 4.1 Melakukan kompilasi spesifikasi teknis bahan produksi komponen beton pracetak.

Spesifikasi Teknis Bahan Produksi Komponen Beton

Pracetak. 90 180 270

(9)

NO Unit/Elemen Kompetensi Mata Pelatihan Jam Pelatihan

II. Kompetensi Inti Teori Praktek Jumlah

spesifikasi teknis mutu produksi komponen beton pracetak.

Teknis Mutu Produksi Beton Pracetak 4.3 Melakukan kompilasi spesifikasi teknis toleransi dimensi komponen beton pracetak yang diproduksi. Kompilasi Spesifikasi Teknis Toleransi Dimensi Komponen Beton Pracetak

90 180 270 4.4 Melakukan kompilasi spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung. Kompilasi Spesifikasi Teknis Peralatan dan

Peralatan Pendukung 90 180 270

4.5 Melakukan kompilasi spesifikasi teknis persyaratan mutu komponen yang terkait dengan waktu minimal proses pelepasan komponen beton pracetak.

Kompilasi Spesifikasi Teknis Persyaratan Mutu Komponen yang Terkait Dengan Waktu Minimal Proses Pelepasan

Komponen Beton Pracetak

90 180 270 4.6 Melakukan kompilasi spesifikasi teknis transportasi komponen beton pracetak Kompilasi Spesifikasi Teknis Transportasi

Komponen Beton Pracetak 90 180 270

4.7 Melakukan kompilasi spesifikasi teknis persyaratan mutu pemasangan komponen beton pracetak. Kompilasi Spesifikasi Teknis Persyaratan Mutu Pemasangan Komponen

Beton Pracetak 90 180 270

Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 4 630 1260 1890 5. Membuat Rencana

Anggaran Biaya Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung

Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton

Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung

4 5 9

5.1. Menghitung rencana anggaran biaya produksi komponen

Rencana Anggaran Biaya Produksi Komponen Beton Pracetak 90 135 225 5.2. Menghitung rencana anggaran biaya transportasi komponen

Rencana Anggaran Biaya Transportasi Komponen Beton Pracetak 45 45 90 5.3. Menghitung rencana anggaran biaya pemasangan komponen

Rencana Anggaran Biaya Pemasangan Komponen

(10)

NO Unit/Elemen Kompetensi Mata Pelatihan Jam Pelatihan

II. Kompetensi Inti Teori Praktek Jumlah

Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 5 180 225 405 6. Melakukan Pengawasan

Produksi Komponen Struktur Beton Pracetak

Pengawasan Produksi Komponen Struktur Beton Pracetak 5 10 15 6.1 Melakukan pemeriksaan jenis, mutu, dan persyaratan khusus bahan

Pemeriksaan Jenis, Mutu, dan Persyaratan Khusus Bahan

45 90 135

6.2 Melakukan

pemeriksaan detail komponen bahan jadi beton pracetak.

Memeriksa Detail

Komponen Beton Pracetak

45 90 135

6.3 Melakukan

pemeriksaan detail sistem sambungan

Memeriksa Detail Sistem

Sambungan 45 90 135

6.4 Melakukan

pemeriksaan detail metode konstruksi

Memeriksa Detail Metode

Konstruksi 45 90 135 6.5 Melakukan pemeriksaan parameter perencanaan tahan gempa Memeriksa Parameter Perencanaan Tahan Gempa 45 90 135

Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 6 225 450 675 7. Menyusun Laporan

Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung

Laporan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung

4 8 12

7.1 Membuat laporan perencanaan komponen struktur beton pracetak tahap prarencana

Laporan Perencanaan Komponen Struktur Beton Pracetak Tahap Prarencana 45 90 135 7.2 Membuat laporan tahap pengembangan rencana Laporan Tahap Pengembangan Rencana 45 90 135 7.3 Membuat laporan tahap perencanaan detail Laporan Tahap Perencanaan Detail 45 90 135 7.4 Membuat laporan tahap pengawasan berkala. Laporan Tahap Pengawasan Berkala. 45 90 135

(11)

NO Unit/Elemen

Kompetensi Mata Pelatihan Jam Pelatihan

III. Kompetensi Khusus Teori Praktek Jumlah

1. Menggunakan Program Aplikasi Komputer Untuk Perhitungan Komponen Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung Program Aplikasi Komputer Untuk Perhitungan Komponen Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung 10 16 26 1.1 Melakukan persiapan proses aplikasi model matematis perhitungan struktur beton pracetak bangunan gedung.

Aplikasi Model Matematis Perhitungan Struktur Beton Pracetak Bangunan

Gedung 135 270 405 1.2 Menerapkan program aplikasi komputer yang dibutuhkan untuk perhitungan struktur beton pracetak bangunan gedung.

Melakukan Aplikasi Model Matematis Perhitungan Struktur Beton Pracetak

Bangunan Gedung 180 270 450 1.3 Menyajikan data hasil aplikasi program komputer perhitungan struktur beton pracetak bangunan gedung.

Menyajikan Data Hasil Aplikasi Model Matematis Perhitungan Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung

135 180 315

Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Khusus 450 720 1170

IV. Mata Pelatihan Penunjang Jam Pelajaran

Teori Praktek Jumlah

1. Studi Kasus - - -

2. Peninjauan Lapangan - 32 32

Jumlah Jam Pelajaran Mata Pelatihan Penunjang - 32 32

V.

Evaluasi

Jam Pelajaran

Teori Praktek Jumlah

1. Evaluasi Akhir Pelatihan 4 4 8

(12)

F. HASIL BELAJAR

Struktur uraian materi mata pelatihan mengacu analisis dan kajian posisi IUK, dikembang kan sebagai berikut :

 Unit Kompetensi direpresentasikan sebagai : judul materi mata Pelatihan dan dirumuskan sebagai Tujuan Pembelajaran Umum

 Elemen Kompetensi sebagai judul : Silabus dirumuskan menjadi : Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian, direpresentasikan sebagai Silabus Materi Pelatihan

 Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dirumuskan sebagai : Indikator hasil pelatihan, dapat direpresentasikan sebagai Sub Silabus Materi Pelatihan.

 Uraian detail materi pelatihan berupa modul atau audio visual selalu mengacu kepada hasil analisia dan kajian posisi Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan yang relevan.

I. Mata Pelatihan Kompetensi Umum

1. Judul Mata Pelatihan : Peraturan perundang-undangan terkait Jasa Konstruksi merepresentasikan Unit Kompetensi Menerapkan Peraturan dan Perundang-undangan yang Terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).

Tujuan Pembelajaran Umum:

Mampu menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi, dan sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja dan Lingkungan (SMK3L).

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1) Mampu: menerapkan Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi sebagai silabus Peraturanperundang-undangan terkait Jasa Konstruksi

Dengan indikator mampu:

1.1 Menginventarisasi Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait dengan profesi perencana pada bidang jasa konstruksi

1.2 Mengidentifikasi Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait dengan profesi perencana pada bidang jasa konstruksi

1.3 Menyusun ketentuan-ketentuan terkait dengan tugas perencana yang terdapat dalam Peraturan Perundang -undangan dalam suatu daftar

(13)

1.4 Menggunakan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan tugas perencanaan dengan benar

2) Mampu: menerapkan ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) serta Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), sebagai silabut Peraturan perundang-undangan bagi Perencana

Dengan indikator mampu:

2.1. Mengidentifikasi ketentuan-ketentuan yang terkait dengan SMK3L dalam perencanaan beton pracetak secara cermat dan benar 2.2. Menggunakan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan SMK3L

dalam pertimbangan perencanaan struktur beton pracetak

2.3. Menggunakan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan struktur beton pracetak

3) Mampu : menerapkan Panduan Mutu proses produksi beton pracetak sebagai silabus Menyusun Ketentuan yang Terkait Dengan Perencana

Dengan indikator mampu:

3.1 Mengidentifikasi panduan mutu terkait perencanaan struktur beton pracetak dengan cermat.

3.2 Menggunakan panduan mutu perencanaan struktur beton pracetak sebagai acuan perencanaan struktur beton pracetak.

3.3 Melakukan koreksi panduan mutu perencanaan beton pracetak untuk dapat disempurnakan sebagai acuan dalam perencanaan struktur beton pracetak.

II. Mata Pelatihan Kompetensi Inti

1. Judul Mata Pelatihan : Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton Pracetak merepresentasikan Unit Kompetensi Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton Pracetak.

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: melakukan seluruh pekerjaan yang terkait dengan persiapan perencanaan beton pracetak dengan teliti dan cermat.

(14)

1) Mampu: mengumpulkan informasi melalui rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait sebagai silabus Mengumpulkan Informasi Melalui Rapat Koordinasi

Dengan Indikator mampu:

1.1 Mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dalam koordinasi dengan ahli arsitektur, struktur, dan utilitas mulai dari tahap prarencana 1.2 Mengidentifikasi struktur organisasi dan jalur komunikasi sesuai

ketentuan yang berlaku.

1.3 Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sesuai standar prosedur operasi

2) Mampu: mengumpulkan data dan informasi melalui survei lokasi sebagai silabus Mengumpulkan Data dan Informasi melalui Survei Lokasi.

Dengan Indikator mampu:

2.1. Mengidentifikasi lokasi kerja dan gambar prarencana tapak (site

plan) dan lingkungan sekitarnya

2.2. Mengidentifikasi tata letak dan sirkulasi peralatan untuk mobilisasi 2.3. Memeriksa kebenaran dan kesesuaian data teknis dengan kondisi

lapangan

3) Mampu: mengumpukan data teknis dan peraturan yang berlaku sebagai silabus Mengumpulkan Data Teknis dan Peraturan yang Berlaku.

Dengan Indikator mampu:

3.1 Melakukan koordinasi dengan perencana arsitektur, struktur, dan utilitas terkait dengan modul-modul komponen struktur beton pracetak yang efisien.

3.2 Menentukan tipe dan jenis komponen beton pracetak serta klasifikasi ketahanan gempa sistem pracetak yang akan digunakan, berdasarkan kebutuhan.

3.3 Menyimpulkan ketentuan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang terkait dengan beton pracetak sebagai acuan dalam perencanaan beton pracetak.

3.4 Melakukan Evaluasi data teknis dan informasi lain yang diperoleh 4) Mampu: menentukan prosedur dan metode perencanaan kapasitas

(15)

Menentukan Prosedur dan Metode Perencanaan Kapasitas Komponen Pada Tiap Tahapan Metode Konstruksi.

Dengan Indikator mampu:

4.1 Mengumpulkan data spesifikasi teknis terkait pekerjaan , penyimpanan, pengangkatan dan transportasi serta pemasangan beton pracetak.

4.2 Menetukan prosedur pelepasan, penyimpanan, pengangkatan dan transportasi serta pemasangan beton pracetak sesuai ketentuan. 4.3 Menyusun metode pelepasan, penyimpanan, pengangkatan dan

transportasi serta pemasangan beton pracetak sesuai ketentuan.

2. Judul Mata Pelatihan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung merepresenasikan Unit Kompetensi Melakukan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung.

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: melakukan perencanaan struktur komponen bangunan beton pracetak berdasarkan metode kontrol tegangan dan spesifikasi khusus sistem pracetak yang digunakan.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1) Mampu: melakukan analisis perhitungan kekuatan struktur beton pracetak sebagai silabus Analisis Perhitungan Kekuatan Struktur Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu:

1.1 Menyiapkan tahapan perhitungan struktur sesuai dengan tipikal komponen dan metode konstruksi sistem pracetak.

1.2 Menentukan parameter mutu bahan sesuai dengan tahapan metode konstruksi.

1.3 Menganalisis pembebanan dan perletakan sesuai dengan tahapan metode konstruksi dengan menggunakan mekanika teknik.

2) Mampu: menentukan perencanaan pada tahap layanan sebagai silabus Perencanaan pada Tahap Layanan.

Dengan Indikator mampu:

2.1 Menentukan klasifikasi sistem struktur sesuai pedoman terkait

2.2 Menentukan faktor reduksi kekakuan titik kumpul (titik buhul) berdasarkan laporan uji tahan gempa dari Instansi yang berwenang

(16)

2.3 Menentukan faktor reduksi kekuatan perencanaan berdasarkan pedoman terkait

2.4 Menyesuaikan perencanaan tahap layanan dengan klasifikasi sistem struktur, faktor reduksi gempa, faktor reduksi kekakuan titik kumpul (titik buhul) dan faktor reduksi kekuatan dari sistem pracetak

3) Mampu: menentukan perencanaan komponen sambungan sebagai silabus Perencanaan Komponen Sambungan.

Dengan Indikator mampu:

3.1 Merancang detail sambungan sesuai dengan beban yang terjadi berdasarkan peraturan perencanaan.

3.2 Merancang detail sambungan sesuai dengan kapasitas kekuatan bahan berdasarkan peraturan perencanaan.

3.3 Menyesuaikan detail sambungan rencana dengan dokumen paten yang ditentukan.

3. Judul Mata Pelatihan Parameter Standar Penggambaran Beton Pracetak merepresentasikan Unit Kompetensi Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Beton Pracetak.

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: menerapkan parameter standar pada pekerjaan penggambaran komponen bangunan beton pracetak

Tujuan Pembelajaran Khusus

1) Mampu: melakukan persiapan gambar pabrikasi beton pracetak sebagai silabus Persiapan Pembuatan Gambar Kerja.

Dengan Indikator mampu:

1.1 Menginventarisasi seluruh parameter yang dibutuhkan untuk penggambaran pabrikasi beton pracetak dengan teliti.

1.2 Mengkaji kembali sketsa gambar rencana pabrikasi agar tidak terjadi kesalahan dalam penggambaran.

1.3 Menjelaskan standar gambar pabrikasi beton pracetak, jenis gambar pabrikasi yang dibuat (cetakan/bekisting, tata letak (lay out) produksi, sistem penyimpanan dan sistem pemasangan) kepada juru gambar secara rinci.

(17)

2) Mampu: mengawasi pelaksanaan pembuatan gambar pabrikasi beton pracetak sebagai silabus Pembuatan Gambar Kerja.

Dengan Indikator mampu:

2.1. Mengarahkan penerapan/pembuatan gambar pabrikasi beton pracetak berdasarkan standar penggambaran.

2.2. Melakukan koreksi ukuran, skala dan kelengkapan lainnya pada setiap penggambaran dengan cermat.

2.3. Memantau produktivitas dan kinerja juru gambar dalam proses pembuatan gambar sesuai jadwal rencana.

2.4. Melakukan tindakan koreksi jika ditemukan ketidaksesuaian antara gambar yang dibuat juru gambar dengan standar penggambaran. 2.5. Melakukan tindakan koreksi jika ditemukan produktifitas juru gambar

tidak sesuai dengan ketentuan.

3) Mampu: melakukan evaluasi terhadap gambar pabrikasi beton pracetak sebagai silabus Evaluasi Gambar Perencanaan.

Dengan Indikator mampu:

3.1 Membandingkan jumlah dan jenis gambar pabrikasi beton pracetak dengan hasil perhitungan atau sketsa gambar dengan teliti. 3.2 Melakukan tindakan koreksi jika jumlah dan jenis gambar pabrikasi

beton pracetak tidak sesuai dengan hasil perhitungan atau sketsa gambar.

3.3 Mengajukan gambar pabrikasi beton pracetak yang sudah memenuhi standar kepada pihak terkait.

4. Judul Mata Pelatihan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak merepresentasikan Unit Kompetensi Menyusun Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: menyusun spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan pracetak.  Tujuan Pembelajaran Khusus

1) Mampu: melakukan kompilasi spesifikasi teknis bahan produksi komponen beton pracetak. sebagai silabus Spesifikasi Teknis Bahan Produksi Komponen Beton Pracetak.

(18)

1.1 Mengumpulkan dokumen yang terkait dengan bahan pembuatan beton dan bahan sambungan komponen beton untuk produksi beton pracetak.

1.2 Memilih dokumen yang terkait dengan bahan pembuatan beton, dan bahan sambungan komponen beton untuk produksi beton pracetak 1.3 Membandingkan spesifikasi teknis bahan pembuatan beton dan

bahan sambungan komponen beton untuk produksi beton pracetak dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak 1.4 Menyusun spesifikasi teknis bahan pembuatan beton dan bahan

sambungan komponen beton untuk digunakan sebagai acuan

2) Mampu: melakukan kompilasi spesifikasi teknis mutu produksi komponen beton pracetak sebagai silabus Kompilasi Spesifikasi Teknis Mutu Produksi Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu:

2.1. Mengumpulkan dokumen yang terkait dengan mutu produksi komponen beton pracetak.

2.2. Memilih dokumen yang terkait dengan mutu produksi komponen beton pracetak.

2.3. Membandingkan spesifikasi teknis mutu produksi komponen beton pracetak dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak

2.4. Menyusun spesifikasi teknis mutu produksi komponen beton pracetak untuk digunakan sebagai acuan

3) Mampu: melakukan kompilasi spesifikasi teknis toleransi dimensi komponen beton pracetak yang diproduksi sebagai silabus Kompilasi Spesifikasi Teknis Toleransi Dimensi Komponen Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu:

3.1 Mengumpulkan dokumen yang terkait dengan toleransi dimensi komponen struktural dan arsitektur beton pracetak.

3.2 Memilih dokumen yang terkait dengan toleransi dimensi komponen struktural dan arsitektur beton pracetak.

3.3 Membandingkan spesifikasi teknis toleransi dimensi komponen struktural dan arsitektur beton pracetak dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak.

(19)

3.4 Menyusun spesifikasi teknis toleransi dimensi komponen struktural dan arsitektur beton pracetak disusun untuk sebagai acuan.

4) Mampu melakukan kompilasi spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung sebagai silabus Kompilasi Spesifikasi Teknis Peralatan dan Peralatan Pendukung.

Dengan Indikator mampu

4.1 Mengumpulkan dokumen spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung produksi beton pracetak.

4.2 Memilih dokumen spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung produksi beton pracetak.

4.3 Membandingkan spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung produksi beton pracetak dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak.

4.4 Menyusun spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung produksi beton pracetak untuk digunakan sebagai acuan.

5) Mampu melakukan kompilasi spesifikasi teknis persyaratan mutu komponen yang terkait dengan waktu minimal proses pelepasan komponen beton pracetak sebagai silabus Kompilasi Spesifikasi Teknis Persyaratan Mutu Komponen yang Terkait Dengan Waktu Minimal Proses Pelepasan Komponen Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu

5.1 Mengumpulkan dokumen spesifikasi teknis bahan pembuatan cairan pengisi (grouting) sambungan dan penyambung antar komponen. 5.2 Memilih dokumen spesifikasi teknis bahan pembuatan cairan pengisi

(grouting) sambungan dan penyambung antar komponen.

5.3 Membandingkan spesifikasi teknis bahan pembuatan cairan pengisi

(grouting) sambungan dan penyambung antar komponen dengan

dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak yang dipilh.

5.4 Menyusun spesifikasi teknis bahan pembuatan cairan pengisi

(grouting) sambungan dan penyambung antar komponen untuk

(20)

6) Mampu melakukan kompilasi spesifikasi teknis transportasi komponen beton pracetak sebagai silabus Kompilasi Spesifikasi Teknis Transportasi Komponen Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu

6.1 Mengumpulkan dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait dengan waktu minimal proses pelepasan komponen dari cetakan.

6.2 Memilih dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait dengan waktu minimal proses pelepasan komponen dari cetakan. 6.3 Membandingkan spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait

dengan waktu minimal proses pelepasan komponen dari cetakan dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak. 6.4 Menyusun spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait dengan

waktu minimal proses pelepasan komponen dari cetakan untuk digunakan sebagai acuan.

7) Mampu melakukan kompilasi spesifikasi teknis persyaratan mutu pemasangan komponen beton pracetak sebagai silabus Kompilasi Spesifikasi Teknis Persyaratan Mutu Pemasangan Komponen Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu

7.1 Mengumpulkan dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu pemasangan komponen beton pracetak.

7.2 Memilih dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu pemasangan komponen beton pracetak.

7.3 Membandingkan spesifikasi teknis persyaratan mutu pemasangan komponen beton pracetak dengan dokumen perencanaan dan paten sistem pracetak yang dipilih.

7.4 Menyusun spesifikasi teknis persyaratan mutu pemasangan komponen beton pracetak untuk digunakan sebagai acuan.

5. Judul Mata Pelatihan Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung merepresentasikan Unit Kompetensi Membuat Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung.

(21)

Mampu: membuat rancangan anggaran dan biaya konstruksi pracetak bangunan gedung.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1) Mampu: menghitung rencana anggaran biaya produksi komponen sebagai silabus Rencana Anggaran Biaya Produksi Komponen Beton Pracetak. Dengan Indikator mampu:

1.1 Menggunakan angka indeks produksi komponen berdasarkan ketentuan analisis biaya konstruksi

1.2 Menghitung biaya produksi pabrikasi komponen beton pracetak di bengkel kerja (workshop)

1.3 Menghitung biaya produksi komponen berdasarkan ’harga satuan barang dan jasa’ daerah setempat

2) Mampu: menghitung rencana anggaran biaya transportasi komponen sebagai silabus Rencana Anggaran Biaya Transportasi Komponen Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu:

2.1. Menghitung biaya transportasi komponen pabrikasi dari workshop

perusahaan ke lokasi pembangunan gedung, berdasarkan harga transportasi sesuai dengan aturan daerah setempat

2.2. Menggunakan angka indeks langsir komponen berdasarkan ketentuan terkait

2.3. Menghitung biaya langsir komponen berdasarkan ‘harga satuan barang dan jasa’ daerah setempat jika komponen dipabrikasi di lapangan

3) Mampu: menghitung rencana anggaran biaya pemasangan komponen sebagai silabus Rencana Anggaran Biaya Pemasangan Komponen Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu:

3.1 Menghitung biaya mobilisasi, sewa dan demobilisasi peralatan pemasangan komponen

3.2 Menggunakan angka indeks pemasangan komponen berdasarkan ketentuan analisis biaya konstruksi

3.3 Menghitung biaya pemasangan komponen berdasarkan harga satuan barang dan jasa

(22)

6. Judul Mata Pelatihan Pengawasan Produksi Komponen Struktur Beton Pracetak merepresentasikan Unit Kompetensi Melakukan Pengawasan Produksi Komponen Struktur Beton Pracetak.

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: melakukan pengawasan produksi komponen struktur beton pracetak  Tujuan Pembelajaran Khusus

1) Mampu: melakukan pemeriksaan jenis, mutu, dan persyaratan khusus bahan sebagai silabus Pemeriksaan Jenis, Mutu, dan Persyaratan Khusus Bahan.

Dengan Indikator mampu:

1.1 Menyiapkan spesifikasi teknis dan gambar kerja sistem pracetak terkait dengan komponen bahan dasar beton pracetak.

1.2 Memeriksa kesesuaian jenis, mutu dan persyaratan khusus komponen bahan dasar beton pracetak yang akan dipakai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja sistem pracetak

1.3 Melakukan tindakan koreksi jika ditemukan ketidaksesuaian antara spesifikasi teknis dan gambar kerja dengan komponen bahan dasar beton pracetak yang akan dipakai

2) Mampu: melakukan pemeriksaan detail komponen bahan jadi beton pracetak sebagai silabus Memeriksa Detail Komponen Beton Pracetak.

Dengan Indikator mampu:

2.1. Menyiapkan spesifikasi teknis dan gambar kerja sistem pracetak terkait dengan komponen bahan jadi beton pracetak.

2.2. Memeriksa tipe, jenis dan dimensi modular komponen struktur sistem pracetak sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar.

2.3. Melakukan tindakan koreksi jika ditemukan ketidaksesuaian antara spesifikasi teknis dan gambar kerja dengan komponen bahan jadi beton pracetak yang akan dipakai

3) Mampu: melakukan pemeriksaan detail sistem sambungan sebagai silabus Memeriksa Detail Sistem Sambungan.

Dengan Indikator mampu:

3.1 Menyiapkan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak terkait elemen sistem sambungan beton pracetak.

3.2 Mengidentifikasi pengesahan tertulis penggunaan sistem sambungan oleh pemegang paten.

(23)

3.3 Memeriksa detail sistem sambungan sesuai dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak.

3.4 Memeriksa bahan, mutu, metode penyambungan dan persyaratan khusus lainnya sesuai dokumen paten dan dokumen perencanaan. 3.5 Melakukan tindakan koreksi jika ditemukan ketidaksesuaian antara

bahan, mutu, metode penyambungan pada sistem sambungan yang akan digunakan dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten

4) Mampu melakukan pemeriksaan detail metode konstruksi sebagai silabus Memeriksa Detail Metode Konstruksi.

Dengan Indikator mampu

4.1 Menyiapkan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak terkait dengan metode konstruksi beton pracetak.

4.2 Mengidentifikasi standar kelayakan teknis metode konstruksi beton pracetak.

4.3 Memeriksa detail metode konstruksi yang akan digunakan, sesuai dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak. 4.4 Memeriksa jenis, kapasitas bahan dan alat bantu yang diperlukan

dalam metode konstruksi, sesuai dengan detail metode konstruksi dan metode perencanaan sistem pracetak yang digunakan.

4.5 Melakukan tindakan koreksi jika ditemukan ketidaksesuaian antara jenis, kapasitas bahan dan alat bantu yang akan digunakan dalam metode konstruksi terkait dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten

5) Mampu melakukan pemeriksaan parameter perencanaan tahan gempa sebagai silabus Memeriksa Parameter Perencanaan Tahan Gempa.

Dengan Indikator mampu

5.1 Menyiapkan sertifikat uji tahan gempat dari instansi yang berwenang 5.2 Mengidentifikasi laporan pengujian dan atau sertifikat uji tahan gempa

dari Instansi yang berwenang.

5.3 Memeriksa kelayakan teknis perencanaan sistem sambungan tahan gempa berdasarkan sertififikat uji tahan gempa dari Instansi yang berwenang.

5.4 Memeriksa klasifikasi sistem tahan gempa dan faktor reduksi tahan gempa (R) yang digunakan, sesuai laporan pengujian dan atau sertifikat uji tahan gempa dari Instansi yang berwenang.

(24)

5.5 Melakukan tindakan koreksi jika ditemukan ketidaksesuaian antara klasifikasi sistem tahan gempa dan faktor reduksi tahan gempa (R) yang digunakan dengan laporan pengujian dan atau sertifikat uji tahan gempa dari Instansi yang berwenang

7. Judul Mata Pelatihan Laporan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung Unit Kompetensi Menyusun Laporan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung.

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: menyusun laporan perencanaan komponen beton pracetak untuk struktur bangunan gedung.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1) Mampu: membuat laporan perencanaan komponen struktur beton pracetak tahap prarencana sebagai silabus Laporan Perencanaan Komponen Struktur Beton Pracetak Tahap Prarencana.

Dengan Indikator mampu:

1.1 Menyusun data dan informasi hasil rapat koordinasi dan survei berdasarkan kebutuhan.

1.2 Mengumpulkan data teknis dan peraturan-peraturan yang terkait substansi bahan laporan tahap prarencana.

1.3 Memeriksa keabsahan data teknis dan peraturan-peraturan yang terkait dengan substansi bahan laporan tahap prarencana.

1.4 Mendokumentasikan prosedur perencanaan kapasitas komponen pada setiap tahapan metode konstruksi yang telah ditentukan.

1.5 Melaporkan hasil evaluasi pada tahap prarencana kepada pihak terkait.

2) Mampu: membuat laporan tahap pengembangan rencana sebagai silabus Membuat Laporan Tahap Pengembangan Rencana.

Dengan Indikator mampu:

2.1. Mengumpulkan data hasil analisa perhitungan kekuatan struktur beton pracetak, hasil perencanaan untuk tahap layanan, hasil perencanaan komponen sambungan beton pracetak.

2.2. Memeriksa keabsahan data hasil analisa perhitungan kekuatan struktur beton pracetak, hasil perencanaan untuk tahap layanan, dan hasil perencanaan komponen sambungan pracetak.

(25)

2.3. Mendokumentasikan keabsahan data hasil analisa perhitungan kekuatan struktur beton pracetak, hasil perencanaan untuk tahap layanan, dan hasil perencanaan komponen sambungan pracetak. 2.4. Melaporkan kompilasi hasil pengembangan rencana kepada pihak

terkait.

3) Mampu: membuat laporan tahap perencanaan detail sebagai silabus Laporan Tahap Perencanaan Detail.

Dengan Indikator mampu:

3.1 Mengumpulkan dokumen hasil pembuatan gambar kerja, hasil penentuan sistem pabrikasi beton pracetak, hasil penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan dan hasil pembuatan rencana anggaran biaya.

3.2 Memeriksa keabsahan dokumen hasil pembuatan gambar kerja, hasil penentuan sistem pabrikasi beton pracetak, hasil penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan dan hasil pembuatan rencana anggaran biaya.

3.3 Mendokumentasikan hasil pembuatan gambar kerja, hasil penentuan sistem pabrikasi beton pracetak, hasil penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan dan hasil pembuatan rencana anggaran biaya.

3.4 Melaporkan kompilasi dokumen laporan tahap perencanaan kepada pihak terkait.

4) Mampu membuat laporan tahap pengawasan berkala sebagai silabus Laporan Tahap Pengawasan Berkala.

Dengan Indikator mampu

4.1 Menyiapkan data dan informasi bahan laporan tahap pemeriksaan. 4.2 Menyusun substansi bahan laporan tahap pemeriksaan berdasarkan

ketentuan dan kebutuhan.

4.3 Mengajukan sistem pemeriksaan kepada pihak terkait.

III. Mata Pelatihan Kompetensi Khusus

1. Judul Mata Pelatihan : Program Aplikasi Komputer Untuk Perhitungan Komponen Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung merepresentasikan Unit Kompetensi Menggunakan Program Aplikasi Komputer Untuk Perhitungan Komponen Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung.

(26)

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: menggunakan program aplikasi komputer perhitungan komponen struktur beton pracetak bangunan gedung.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1) Mampu: melakukan persiapan proses aplikasi model matematis perhitungan struktur beton pracetak bangunan gedung sebagai silabus Aplikasi Model Matematis Perhitungan Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung.

Dengan Indikator mampu:

1.1 Mengidentifikasi perangkat lunak (software) untuk pembuatan model.

1.2 Memilih perangkat lunak (software) untuk pembuatan aplikasi model sesuai kebutuhan.

1.3 Menyiapkan titik-titik koordinat layout struktur gedung bangunan definitif.

1.4 Menginventarisasi data-data yang terkait dengan program aplikasi komputer.

1.5 Mengelompokan data-data yang terkait dengan program aplikasi komputer sesuai kebutuhan.

2) Mampu: menerapkan program aplikasi komputer yang dibutuhkan untuk perhitungan struktur beton pracetak bangunan gedung sebagai silabus Melakukan Aplikasi Model Matematis Perhitungan Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung.

Dengan Indikator mampu:

2.1. Mengoperasikan program aplikasi komputer perhitungan struktur beton pracetak bangunan gedung sesuai prosedur

2.2. Melakukan input data-data yang dibutuhkan dalam proses program aplikasi komputer sesuai prosedur

2.3. Menjalankan program aplikasi komputer sesuai prosedur

2.4. Memeriksa hasil analisis perencanaan perhitungan struktur beton pracetak bangunan gedung berdasarkan program aplikasi komputer dengan teliti.

3) Mampu: menyajikan data hasil aplikasi program komputer perhitungan struktur beton pracetak bangunan gedung sebagai silabus Menyajikan

(27)

Data Hasil Aplikasi Model Matematis Perhitungan Struktur Beton Pracetak Bangunan Gedung.

Dengan Indikator mampu:

3.1 Menyusun hasil program aplikasi komputer sesuai format

3.2 Membuat penyajian data hasil program aplikasi komputer sesuai format standar sehingga mudah dibaca dan dipahami.

3.3 Melaporkan hasil program aplikasi komputer yang telah tersusun kepada pihak terkait sesuai prosedur.

G. STRATEGI PEMBELAJARAN

a. Metodologi Pencapaian Tujuan Pelatihan

Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka metodologi pencapaian tujuan pelatihan perlu disesuaikan sehingga lebih efektif, antara lain : Participatory

Training, E Training, Multimedia Based Training, Distance Training atau metodologi

lainnya yang tepat.

Untuk mengembangkan metodologi pelatihan tersebut diatas perlu didukung dengan materi pelatihan berupa modul atau media audio visual dengan pola pembelajaran mandiri (self instructional).

b. Metodologi Pencapaian Tujuan Pembelajaran

Metodologi pembelajaran untuk mencapai tujuan Diklat disesuaikan dengan teknik pembelajaran teori maupun praktek.

1. Strategi Pembelajaran teori:

Proses pembelajaran teori disesuaikan dengan urutan materi Diklat : 1) Metodologi

(a) Ceramah/Diskusi

(b) Peragaan/ Demontrasi/ Visualisasi (c) Widya karya dan lain-lain

2) Media/bahan

(a) OHT + OHP atau LCD + Lap top.

(b) Papan tulis lengkap flipchart dan alat tulis. (c) Materi pembelajaran.

(d) Ruang kelas lengkap dengan perlengkapannya 2. Strategi Pelaksanaan Praktek

(28)

Strategi pelaksanaan praktek terdiri dari :

1) Strategi pelaksanaan praktek dilakukan dengan memberikan gambaran nyata apa yang dijelaskan dalam pembelajaran teori dengan menunjukan secara visual antara lain :

(a) Wall diagram.

(b) Gambar-gambar visualisasi. (c) Alat peraga.

(d) Alat demonstrasi.

2) Strategi pelaksanaan prektek dilakukan dengan praktek langsung di lapangan atau tempat kerja (OJT/OJE = On The Job Training / On The

Job Experience), baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pekerjaan, mengacu pedoman OJE, termasuk melakukan penilaian hasilnya.

Pelaksanaan praktek ini didukung prasarana dan sarana yang disediakan oleh Lembaga Pelatihan antara lain:

(a) Peralatan dan perlengkapan (b) Bahan / material praktek

(c) Areal praktek : Pada lokasi proyek atau Lembaga Diklat (d) Waktu: Sesuai kebutuhan / dalam hari / minggu / bulan

c. Widyaiswara / Instruktur / Fasilitator

1. Harus mengacu SKJF dan KDBK yang relevan.

2. Harus menguasai teknis substansi yang diajarkan, dengan bukti mempunyai pengalaman kerja di bidang substansi yang dituangkan dalam CV.

3. Harus mempunyai sertifikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.

4. Dalam memberikan materi Diklat, Widyaiswara / instruktur / fasilitator dapat berinovasi dan berimprovisasi dengan metodologi yang tepat.

d. Penyelenggaraan

Penyelenggara harus konsisten dan disiplin dalam mencapai tujuan Diklat yang telah ditentukan.

e. Referensi

1. SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia),. 2. Kurikulum Pelatihan Berdasarkan Kompetensi (KPBK).

3. Standard Operating Procedure (SOP) terkait dan sesuai.

(29)

H. HASIL PENILAIAN

Evaluasi terhadap program Pelatihan jasa konstruksi dilakukan melalui penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara, widyaiswara, dan pasca diklat.

a. Evaluasi Peserta

Penilaian terhadap peserta meliputi 2 (dua) aspek yaitu : 1. Aspek sikap dan perilaku dengan bobot 30%;

2. Aspek akademis/penguasaan materi dengan bobot 70%.

Nilai terendah adalah 0 (nol) sedangkan nilai tetinggi adalah 100 (seratus) .

1. Aspek Sikap dan Perilaku

a. Unsur yang dinilai mengenai aspek dan perilaku serta bobotnya adalah sebagai berikut;

1) Disiplin ………10% 2) Kerjasama ………..10% 3) Prakarsa ………..10%

Indikator yang dinilai dari masing-masing unsur aspek sikap dan perilaku kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1) Disiplin

Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan peserta terhadap seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara.

Indikator disiplin adalah : a) Kerapihan ;

b) Ketepatan hadir dalam setiap kegiatan diklat; c) Kesungguhan mengikuti setiap kegiatan;

d) Kejujuran dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas. 2) Kerjasama

Kerjasama adalah kemampuan untuk berkoordinasi dalam menyelesaikan tugas secara tim, serta mampu meyakinkan dan mempertemukan gagasan.

Indikator kerjasama adalah :

a) Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama; b) Membina keutuhan dan kekompakan kelompok; c) Tidak mendikte atau mendominasi kelompok; d) Mau menerima pendapat orang lain.

(30)

3) Prakarsa.

Prakarsa adalah kemampuan untuk mengajukan gagasan yang bermanfaat bagi kepentingan kelompok atau kepentingan yang lebih luas.

a) Membantu membuat iklim diklat yang mengarahkan; b) Mampu membuat saran demi kelancaran diklat; c) Aktif mengajukan pertanyaan yang relevan;

d) Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi, dan lingkungan. b. Penilaian

Penilaian terhadap sikap dan perilaku peserta dilakukan berdasarkan pengamatan yang cermat oleh widyaiswara, penyelenggara, pembimbing, pendamping, pengamat dan lain-lain pihak yang secara fungsional bertanggungjawab dalam proses belajar mengajar selama diklat berlangsung baik kegiatan di dalam maupun di luar kelas, meliputi:

1) Kegiatan belajar di kelas; 2) Kegiatan harian di asrama;

3) Diskusi, penyusunan kertas kerja/ tugas-tugas, dan seminar;

2. Aspek Akademis/ Penguasaan Materi.

a. Unsur yang dinilai mengenai aspek penguasaan materi dan bobotnya adalah sebagai berikut:

1) Hasil ujian akhir = 40%;

2) Kertas Kerja Kelompok (KKK) = 20%;

3) Seminar = 10%

Jumlah = 70%.

Nilai aspek akademis/ penguasaan materi merupakan penjumlahan nilai bobot hasil ujian akhir, kertas kerja perorangan (KKK), dan nilai seminar (presentasi) dengan ketentuan :

b. Ujian akhir

Ujian akhir terutama difokuskan pada aspek kemampuan kognitif dan bersifat komprehensif, dilakukan setelah seluruh mata pelatihan dalam kurikulum Pelatihan diberikan.

Penyiapan soal ujian akhir, penyelenggaraan ujian, koreksi, dan penilaiannya dilakukan oleh Tim Penilai.

(31)

3. Evaluasi Akhir

a. Evaluasi akhir dilakukan untuk menentukan kualifikasi kelulusan peserta, oleh suatu Tim Evaluasi terdiri dari:

1) Kepala Lembaga Pelatihan

2) Penanggung jawab harian program diklat yang berjalan; 3) Seorang penjabat fungsional instansi penyelenggara; 4) Penanggung jawab evaluasi program diklat.

Kepala lembaga pelatihan bertindak selaku ketua tim evaluasi akhir. b. Evaluasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi terhadap

aspek sikap dan perilaku serta aspek akademis/ penguasaan materi. c. Nilai sikap dan perilaku serta nilai akademis/ penguasaan materi

direkapitulasi dengan pembobotan masing-masing sehingga menghasilkan nilai akhir.

4. Kualifikasi kelulusan

Kualifikasi kelulusan peserta ditetapkan sebagai berikut: a. Sangat memuaskan (skor : 92,5 – 100);

b. Memuaskan (skor : 85,0 – 92,4); c. Baik sekali (skor : 77,5 – 84,9);

d. Baik (skor : 70,0 – 77,4);

e. Tidak lulus (skor : di bawah 70,0).

Apabila nilai rata-rata akhir yang dicapai peserta kurang dari 70 dinyatakan tidak lulus. Ketidakhadiran peserta melebihi 5% dari keseluruhan jumlah jampel (dari sejak pembukaan sampai dengan penutupan) dinyatakan gugur.

b. Evaluasi Terhadap Materi Pelatihan

Penilaian terhadap materi pelatihan meliputi unsur-unsur sebagai berikut : 1. Keterkaitan materi dengan tugas

2. Tingkat manfaat materi 3. Kualitas materi

4. Tingkat kesulitan materi

5. Media pendukung (ilustrasi, transparansi, gambar dsb) 6. Waktu/durasi penyajian materi

Penilaian terhadap materi pelatihan dilakukan oleh peserta pelatihan, terhadap materi diklat/modul pelatihan.

(32)

Hasil penilaian diolah oleh penyelenggara dan disampaikan ke PUSBIN-KPK sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas Kurikulum Pelatihan yang akan datang.

c. Evaluasi Widyaiswara/ Instruktur/ Fasilitator

Aspek yang dinilai dari widyaiswara adalah sebagai berikut 1. Pencapaian tujuan instruksional;

2. Sistematika penyajian;

3. Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program diklat; 4. Ketepatan waktu dan kehadiran;

5. Penguasaan metode dan sarana diklat; 6. Sikap dan perilaku;

7. Cara menjawab pertanyaan dari peserta; 8. Penguasaan bahasa;

9. Pemberian motivasi kepada peserta; 10. Penguasaan materi;

11. Kerapihan berpakaian;

12. Kerjasama antar widyaiswara (dalam tim).

Penilaian terhadap widyaiswara/ instruktur/ fasilitator dilakukan oleh peserta dan penyelenggaran pelatihan.

Hasil diolah dan disampaikan oleh penyelenggaran kepada setiap widyaiswara sebagai masukan bagi yang bersangkutan untuk peningkatan kualitas masing-masing widyaiswara pada masa yang akan datang.

d. Evaluasi Kinerja Penyelenggara

Aspek yang dinilai terhadap kinerja penyelenggara antara lain sebagai berikut: 1. Efektivitas penyelenggara;

2. Kesiapan dan ketersediaan sarana diklat;

3. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana; 4. Kebersihan kelas, asrama, kafetaria, toilet;

5. Ketersediaan dan kelengkapan bahan diklat;

6. Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan dan ibadah; 7. Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara;

8. Administrasi diklat yang meliputi:

a. Sejauhmana penatausahaan diklat telah dilaksanakan dengan baik b. Tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan diklat dalam satu file.

(33)

Penilaian terhadap kinerja penyelenggara dilakukan oleh widyaiswara dan peserta. Hasil penilaian diolah dan disimpulkan oleh penyelenggara sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program pelatihan yang akan datang dan bahan akreditasi lembaga pelatihan.

e. Sertifikat

1. Kepada peserta Pelatihan yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik sesuai dengan kriteria penilaian pada Bab Evaluasi, diberikan Sertifikat Pelatihan.

2. Kepada Pengajar yang telah menyelesaikan tugasnya dengan meraih prestasi tinggi berdasarkan hasil penilaian peserta pelatihan, diberikan Piagam.

3. Kepada Unit Pelaksana Diklat (UPD) yang menunjukkan prestasi tinggi berdasarkan penilaian peserta dan Tim dari PUSBIN-KPK, diberikan Piagam.

I. LEMBAGA PELAKSANA PELATIHAN

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen Keuangan merupakan suatu proses dalam kegiatan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan serta meminimalkan biaya

[r]

Universitas Muhammadiyah Surabaya atas ilmu yang diberikan serta segala. bantuan yang diberikan kepada penulis selama menempuh Perkuliahan

(2020) menemukan bahwa kepuasan kerja memiliki efek yang lebih besar pada perilaku yang tidak dibatasi atau diatur oleh fungsi pekerjaan, penghargaan atau hukuman. Karyawan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut di atas, Bank telah berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang terkait

Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Maranatha Bandung dengan menggunakan 100 responden dengan karakteristik yang digunakan adalah usia, jenis kelamin,

Masalah yang sama terjadi di Jalan Hertasning Kota Makassar, masyarakat terutama para pengguna jalan tersebut sudah merasa resah dengan adanya para PKL yang menjadi