PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS KINERJA KEUNGAN DAERAH KOTA NGANJUK
DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“
SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI”
Dosen Pengampu :
Rokhmat Subagiyo, SE, MEI
Disusun Oleh:
Yuliatin Nurjanah (17402153126)
SEMESTER VI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH JURUSAN EKONOMI SYARIAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya pembangunan ditujukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan juga kemakmuran masyarakat. Dimana antar dimensi atau tingkatan saling adanya keterkaitan. Di Indonesia sendiri telah dilaksanakannya pembangunan sejak lebi dari 40 tahun yang lalu, dan pastinya juga menghasilkan dampak negatif yang tidak dapat lagi untuk dihindari yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut.
Fokus sasaran strategi ialah mencapai sebuah pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya dalam tempo yang sangat cepat. Strategi ini didasarkan pada pemikiran teoritis yaitu dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka kemiskinan dan keterbelakangan daerah pedesaan khususnya dapat teratasi melalui mekanisme tetesan kebawan (trickle down effect) dari pusat-pusat pertumbuhan.
Secara umum otonomi daerah dapat diartikan sebagai suatu kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk dapat mengelola sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan undang-undang.
Dalam menjalankan pembangunan eonomi daerah maka diperlukannya sebuah proses kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya yang ada. Keberhasilan dalam pembangunan ekonomi daerah tersebut tentunya tidak terlepas dari kemampuan dalam bidang keungan.
Faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Dimana daerah mampu membiayai penyelenggaraan pemerintah daerahnya dengan tingkat ketergantungan kepada pemerintah pusat kecil. Pengelolaan keungan dan anggaran daerah itu sendiri merupakan salah satu aspek penting bagi pemerintah daerah dimana harus diatur secara hati-hati. Anggaran daerah merupakan pemegang peranan penting dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. salah satu diantaranya yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Akibatnya pemerintah daerah memaksimalkan mekanisme pembiayaan pelaksanaan otonomi daerah melalui pajak daerah, retribusi daerah seperti Badan Usaha Milik Daerah dan Pendapatan Asli Daerah.
Berdasarkan latar belakang diatas diketahui bahwa sebenarnya pendapatan asli daerah (PAD) merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaksanaan roda pemerintah suatu daerah yang berprinsip otonomi yang nyata, luas dan bertanggung jawab. Semakin besar PAD maka semakin besar pula jumlah keuangan pada daerah tersebut.
Oleh sebab itu penelitian mengambil objek penelitian pada pemerintah daerah Nganjuk dengan alasan daerah tersebut sebagai daerah otonom dalam urusan desentralisasi berusaha untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Dengan pengambilan objek tersebut diharapkan peneliti mampu mengetahui kemampuan dalam pengelolaan keuangan daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah.
B. Rumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian sebagai berikut :
Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan daerah dalam mendukung Otonomi Daerah di kota Nganjuk.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini berguna sebagai sumbangan pemikiran dalam hal tingkat kemampuan Keungan Daaerah di Pemerintah Kota Kediri dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Fakultas dan Jurusan
Menambah referensi yang sejenis mengenai penelitian yang serupa sehingga lebih mempermudah untuk penelitian selanjutnya, yang dapat digunakan oleh dosen ataupun mahasiswa di Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Tulungagung.
b. Bagi Pemerintah Daerah
dalam rangka untuk meningkatkan pelaksanaan dari otonomi daerah itu sendiri.
c. Bagi Peneliti
Salah satu upaya untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang berharga dalam menulis karya ilmiah dan memperdalam bidang yang diteliti yaitu Ekonomi Syariah.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat berguna sebagai bahan referensi dalam bidang ekonomi syariah yang mengenai manajemen keungan daerah pada umumnya dan manajeemen pengelolaan keungan daerah pada khususnya.
E. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini ruang lingkup yang dijadikan objek yaitu badan pendapatan daerah kota Nganjuk,dengan penentuan variabelnya yaitu Analisi Kinerja Kenuangan Daerah selaku Varibel Independen (sebagai variabel yang berpengaruh atau yang menyebabkan terjaddi pada variabel dependen, atau dapat disebut sebagai variabel bebas), dan Pelaksanaan Otonomi Daerah sebagai Variabel Dependen (sebagai variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat , biasanya disebut juga dengan variabel terikat).
akan dijadikan objek penelitian adalah kantor daerah yang mengelola keungan daerah di Kota Ngaanjuk.
F. Penegasan Istilah
1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab –musebab, duduk perkaranya, dan sebagainya). 2. Otonomi adalah pemerintah sendiri, daerah hak, wewenang dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja Keaungan Daerah
Kinerja ialah pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi.1 Apabila pencapaian sesuai dengan yang direncanakan, maka
kinerja telah terlaksana dengan baik. Kinerja merupakan sebuah istilah yang difokuskan pada kualitas jasa dan outcome sebagai hasil yang dicapai oleh individu, organisasi/populasi diluar organisasi yang menjadi sasaran program atau kegiatan.2
Sedangkan keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapa dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa ang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai peaturan perundang-undang yang berlaku.3
Jadi kenerja keuangan merupakan suatu kinerja yang menggunakan indicator keuangan. Sedangkan analisis keuangan itu sendiri pada dasarnya digunakan untuk menilai kinerja pada masa lalu dengan berbagai analisis. Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja keungan pemerintah daerah itu seniri yaitu dengan melakukan analisis rasio terhadap APBD.
1 Yoyo Sudaryo, Dkk. 2017. Keuangan Di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta:
Cv. Andi Offst. aa.8
2 Ihyaua Uaum. 2012. Audit Sector Publik. Jakarta. Bumi Akfara. aa.19 3 Abdua aaim Dan Muhammad Syam Kufuf. 2012. Akuntansi Sector Public :
Analisis rasio keuangan pada APBD ini dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan membandingkan periode sekarang dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui kecenderungannya. Yang kedua dengan membandingkan dengan daerah lain yang terdekat yang memiliki potensi daerah yang hamper serupa. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan daerah itu sendiri dengan pemerintahan pada daerah lainnya.
Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan itu sendiri yaitu :
1. Lebih memperbaiki kinerja pemerintah daerah dari periode sebelum-sebelumnya
2. Membantu pemerintah daerah untuk mengalokasikan sumber daya dan juga untuk membantu dalam pengambilan keputusan
3. Dan mewujudkan pertanggung jawaban publik dan membangun komunikasi yang baik dengan kelembagaan
Dalam bentuk APBD yang baru, pendapatan dapat dibagi menjadi tiga diantaranya adalah : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Pendapatan lain-lain dari daerah ersebut yang sah.4 Dari masing-masing
pendapatan memiliki sumber pendapatan sendiri-sendiri sesuai dengan UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 5, yaitu :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah
4 Abdua haaim. 2007. Akuntansi keuangan daerah, sdifi 3. Jakarta: Saasmba
2. Dana Perimbangan
Terdiri dari Dana Bagi Hasil (PBB,BPHTB, dan Sumber Daya Alam), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK)
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah Diantaranya adalah hibah dan dana darurat
B. Otonomi Daerah
Otonom sendiri diambil dari bahasa Yunani : autos berarti sendiri dan nomos berarti peraturan atau perundang-undang. Jadi otonom berarti mengatur sendiri , atau memerintah sendiri, dalam arti luas adalah hak untuk mengatur atau mengurus rumah tangga daeah sendiri. Sedangkan daerah ialah satu kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai batasan-batasan wilayah.5
Pemerintah daerah sebagai sebuah institusi publik dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan memerlukan sumber dana atau modal untuk dapat membiayai pengeluaran pemerintah tersebut (goverment expenditure) terhadap barang-barang publik (public goods) dan jasa pelayanan. Tugas ini berkaitan erat dengan kebijakan anggaran pemerintah yang meliputi penerimaan dan pengeluaran. Untuk mengetahui bahwa suatu daerah otonom dapat mengurus rumah tangga sendiri ada beberapa tolak ukur yaitu :6
5 Winarno Suryo Adifubrata. 2003. Perkembangan Otonomi Daerah Di
Indonesia. Ssmarang : CV. Anska Iam
6 Giftivsa Rondonuwo. 2016. Anaisis Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi
1. Kemampuan structural
2. Kemampuan aparatur pemerintah daerah 3. Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat 4. Kemampuan keuangan daerah
Tujuan dari kebijakan otonomi daerah ada dua, diantaranya adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umunya adalah untuk meningkatkan kualitas keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan bagi seluruh unsur bangsa yang beragam didalam NKRI. Adapun tujuan khususnya yaitu:
1. Meningkatkan keterlibatan dan partisipasi masyarakat 2. Meberikan pendidikan politik kepada masyarakat
3. Memberikan kesempatan masyarakat untuk memilih pemimpin mereka secara langsung dan demokratis
4. Membangun saling kepercayaan7
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah, diantaranya adalah :
1. Manusia peaksananya harus baik
Manusia merupakan faktor esensial dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Disini manusia adalah penggerak dari proses mekanise dan sistem dari pemerintah itu sendiri.
2. Keuangan harus cukup dan baik
7 Syamfudin arif, Dkk. 2006. Membangun Format Baru Otonomi Daerah.
Keuangan disini berhubungan dengan segala hal yang bersangkutan dengan keuangan, diantaranya yaitu sumber pendapatan, jumlah uang yang cukup, dan pengelolaan keuangan.
3. Peralatan yang cukup dan baik
Disini berartikan setiap benda atau alat yang dapat digunakan untuk proses berjalannya pemerintah daerah.8
C. Analisis Kinerja Keuangan Daerah
Sejalan dengan tujuan analisis rasio keuangan maka ada beberapa indikator untuk melihat keberhasilan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Salah satu indikator keberhasilan kinerja pengelolaan keuangan adalah keberhasilan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi diharapkan hal ini akan membuka kesempatan bagi daerah untuk mengurangi jumlah pengangguran serta menurunkan jumlah masyarakat miskin.
Penggunaan analisa rasio pada sektor publik khususunya terhadap APBD belum banyak dilakukan sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara bulat mengenai nama dan kaidah pengukurannya. Meskipun demikian dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien dan akuntabel, analisis rasio terhadap APBD perlu dilaksanakan meskipun kaidah perakuntasian dalam APBD berbeda dengan laporan keuangan di sektor privat. Adapun rasio-rasio tersebut meliputi:9
8 Jofsf Riwu Kaho. 2007. Prospek Otonomi Daerah. Jakarta : PT Raja Grafndo
Psrfada. aa.64
9 Yoyo Sudaryo, Dkk. 2017. Keuangan Di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta: Cv.
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.
2. Rasio Efektivitas terhadap PAD
Ditetapkan berdasarkan dari potensi riil yang ada pada daerah tersebut.
3. Rasio Efisiensi Keuangan Daerah
Rasio yang menggambarkan perbandingan antara output dan input atau realisasi pengeluaran dengan realisasi penerimaan yang di dapat daerah.
4. Rasio-rasio Keserasian Belanja Daerah
Rasio yang menggambarkan bagaimana pemerintah mengalokasikan dana untuk belanja pembangunan/operasional secara optimal.
D. Penelitian Terdahulu
Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio derajat desentralisasi fiscal, Rasio indeks kemampuan rutin, Rasio keserasian, dan Rasio pertumbuhan. Dari 5 rasio tersebut peneliti terdahulu menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis kinerja keuangan. Selain itu juga ditunjang dengan menggunakan beberapa jurnal. Penelitian terdahulu disajikan dalam bentuk tabel dibawan ini:
kemandirian keungan yang
positif.
Rasio kemandirian keuangan
daerah pemerintah Kabupaten
Nganjuk memiliki rata-rata
diantara 0 %-25
% yaitu sebesar 8,80%. Artinya
angka tersebut memiliki status
rendah sekali. Dan Derajat
Desentralisasi Fiskal Pemerintah
Kabupaten Nganjuk selama
sebesar 8,08%. hal ini berarti
bahwa kemampuan pemerintah
Kabupaten Nganjuk dalam
rangka
meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah guna membiayai
pembangunan masih sangat
kurang
dibandingkan dengan Kota
Bitung yang hanya mencapai 1
% tingkat
pertumbuhan tiap tahun dan
berada di bawah 10 % tingkat
kemandirian.
Berdasarkan penghitungan yang
dilakukan melalui berbagai
analisis rasio, didapati bahwa
kemampuan Kota Manado dan
Bitung masih amat kecil dan
tergolong kurang mampu untuk
membiayai pengeluaran rutin
dikarenakan tingkat kemampuan
Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dalam menopang
total pendapatan daerah masih
berada pada tingkatan di bawah
20 %
dan pertumbuhan yang hanya
mencapai 2 % per tahun
menyebabkan sebagian besar
pendapatan
daerah masih bergantung pada
dana transfer dari pemerintah
E. Kerangka Konseptual
Analisis kinerja keungan daerah kota Nganjuk dalam pelaksanaan otonomi daerah. Variabel penelitian :
(X) Kinerja Keungan Daerah
(Y) Otonomi Daerah
Rumusan Masalahnya :
Bagaimana kinerja keungan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah ?
Berikut dikemukakan kerangka fikiran :
Sumber : Subagiyo, Metode Penelitian….,hal. 37
Pola pengaruh dalam penelitian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keungan daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kota Nganjuk.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dari jenis penelitian ini tergolong penelitian diskriptif kuantitatif. Penelitian diskriptif adalah suatu metode yang dipakai untuk menggali informasi untuk dapat melakukan penggambaran variable dan data demografi dari sebuah sampel. Ukuran yang dipakai bisa berupa gambar, tabel, frekuensi, dan varian koefisien korelasi antar variabl penelitian.10 Tujuan dari penelitian diskriptif sendiri yaitu untuk membuat
gambaran secara sistematis dan akurat antar hubungan fenomena yang akan diteliti.
Penelitian diskriptif juga dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan suatu obyek/subyek penelitian kemudian dianalisis dibandingkan dengan kenyataan dilapangan dan setelah itu mencoba untuk memberi pemecahan masalahnya.11penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian
diskriptif kuantitatif karena analisis diskriptif disini didasarkan pada data melalui angka yang dapat membantu data yang terlihat. Penelitian ini berusaha untuk mendapatkan gambaran dan menganaisis kinerja keuangan di daerah Nganjuk dalam pelaksanaan otonomi daerah.
10 Rokhmat Subagiyo. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakat : Aaimf
Pubaifhing. aa. 101
11 Rsftu Kartiko Widi. 2010. Asas Metodoloi Penelitian (Sebuah Pengenalan Dan
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah kabupaten Nganjuk dengan pengambilan data dari PEMDA Kabupaten Nganjuk.
C. Jenis Dan Sumber Data
Data memiliki tipe atau jenis yang berbeda-beda. Adapun dari jenis data diantaranya yaitu12 :
1. Data kuantitatif adalah data yang yang diinput dari informasi satuan angka, bersifat bula/utuh atau kontinyu.
2. Data kulitatif adalah informasi data yang diperoleh dari yang bukan merupakan satuan angka. Akan tetapi berupa kalimat, kata, atau gambar. Data kualitatif dalam penelitian ini menggunkan data mengenai sejarah perusahaan, visi misi, struktur organisasi, dan informai yang akan dibutuhkan dalam penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data disini dapat diartikan sebagai cara atau metode untuk mendapatkan data dengan sebenarbenarnya agar hasil penelitian sangan berguna dan
12 Rokhmat Subagiyo. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakata: Aaimf
efektif. Teknik pengumpulan data disini menggunakan metode interview (wawancara) dan metode observasi langsung di lapangan .
E. Analisis Data
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Deskriptif komparatif adalah suatu jenis metode penelitian yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisis faktor-faktor terjadinya atau munculnya fenomena tertentu.13langkah-langkah analisis dyaitu :
1. Menghitung dengan rasio keungan yang diantaranya yaitu rasio kemandirian keungan daerah, rasio derajat desentralisasi fiscal, rasio indeks kemampuan rutin, rasio pertumbuhan, rasio keserasian, dan rasio efekifitas dan efisiensi PAD
2. Menginterprestasikan hasil perhitungan dari rasio-rasio diatas.
3. Membandingkan rasio keungan dengan pola hubungan tingkat kemampuan keuangan daerah
4. Melakukan pemahaman terhadap masing-masing rasio 5. Kesimpulan dan rekomendasi
Dari langkah-langkah analisis tersebut maka akan didapatkan hasil dari analisis keuangan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Nganjuk.
DAFTAR PUSTAKA
Adisubrata ,Winarno Suryo. 2003. Perkembangan Otonomi Daerah Di Indonesia. Semarang : CV. Aneka Ilmu
Ananda, Candra Fajri. 2017. Pembangunan Ekonomi Daerah : Dinamika Dan Strategi Pembangunan. Malang : UB Press
Halim, Abdul Dan Muhammad Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sector Public : Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.
Haris, Syamsudin, Dkk. 2006. Membangun Format Baru Otonomi Daerah. Jakarta : LIPI Press.
Jusmawati. 2011 (Online). Analisis Kinerja Keuangan Daerahpemerintah Kabupaten Soppengterhadap Efisiensi Pendapatan Asli Daerah.
Https://Www.Scribd.Com/Doc/133595011/Analisis-Kinerja-Keuangan-Daerah
(Diakses 28/-5/2018)
Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rondonuwo, Giftivel. 2016. Anaisis Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Anggaran 2009-2014. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen. Vol 4 No.2 2016 :189-200
Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakata : Alims Publishing.
Sudaryo, Yoyo, Dkk. 2017. Keuangan Di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta. CV. Andi Offset
Sudaryo, Yoyo, Dkk. 2017. Keuangan Di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta. Cv. Andi Offset.
Sumarsono, Hadi, Dkk. 2017. Indigenous Ekonomi Pembangunan Daerah. Malang : Gunung Samudera
Ulum, Ihyaul. 2012. Audit Sector Publik. Jakarta : Bumi Aksara.