LAPORAN INOVASI PEMBELAJARAN
“Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Teknik Information Search (Pencarian Informasi) dengan Media Animasi Flash Player Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas X MA AL-Hadi Girikusuma Tahun Ajaran 2016/2017”
Disusun oleh:
Suhardi Effendy 040316002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCA SARJANA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasarkan pada tujuan yang telah ditentukan (Suhartono, 2006:84). Secara umum, proses pembelajaran dalam pendidikan itu bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2009:1).
Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa tidak terlepas dari faktor pendidikan, karena pendidikan mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan salah satu unsur terpenting dalam mewujudkan dan menyempurnakan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keberhasilan di dalam dunia pendidikan banyak tertumpu kepada bagaimana proses mengajar yang dilakukan oleh seorang guru.
belajar. Berdasarkan definisi tersebut proses pembelajaran di kelas cenderung monoton yang menyebabkan motivasi dan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Menurut Trianto (2009:56–57) pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah–masalah yang kompleks. Tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk memperbaiki hasil belajar baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan teknik information search menurut Silberman (dalam Sarjuli dkk, 2009:152) adalah suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk kelompok kecil dimana peserta didik akan dibimbing untuk menemukan jawaban yang dikehendaki terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan mencari jawabannya pada sumber yang telah mereka kumpulkan terlebih dahulu. Sumber– sumber belajar tesebut dapat mereka peroleh dari internet, buku paket, buku di perpustakaan, koran, majalah dan artikel yang behubungan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari, sehingga akan menimbulkan persaingan sehat yang diharapkan bisa membantu untuk mendorong motivasi dan partisipasi dari peserta didik di dalam proses pembelajaran.
Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Pada masa sekarang anak–anak cenderung lebih menyukai media pembelajaran yang berhubungan dengan internet dan komputer. Tidak dapat kita pungkiri dengan berkembangnya teknologi pada saat ini juga berdampak pada anak-anak sekolah yang cenderung lebih menyukai guru yang mengajar menggunakan media yang interaktif, menarik dan modern sesuai perkembangan zaman.
didik memperbaiki hasil belajarnya diperlukan suatu model dengan teknik tertentu dan penggunaan media yang menarik dan interatif yang dapat membuat peserta didik lebih mengerti dan memahami tentang GLB dan GLBB tersebut. Selain itu, penggunaan model pembelajaran dengan teknik tertentu dan media yang interaktif tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Teknik Information Search (Pencarian Informasi) dengan Media Animasi Flash Player Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas X MA AL-Hadi Girikusuma”..
1.2 Masalah dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “apakah ada “Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Teknik Information Search (Pencarian Informasi) dengan Media Animasi Flash Player Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas X MA AL-Hadi Girikusuma ?”
1.2.2 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan menyimpang dari sasaran yang diharapkan, maka peneliti memberikan batasan masalah antara lain sebagai berikut :
dengan media Animasi Flash Player dan dengan kelas control dengan model
pembelajaran konvensional (diskusi).
2) Model pembelajaraan kooperatif dengan teknik information search (pencarian
informasi) yang dimaksud adalah suatu kegiatan pembelajaran dalam bentuk
kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang di mana peserta didik akan
dibimbing untuk menemukan jawaban yang dikehendaki terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan mencari jawabannya pada sumber yang telah
mereka kumpulkan. Sedangkan Media animasi Flash Player atau lebih tepatnya
macromedia flash player merupakan software yang mampu menghasilkan file animasi dengan ukuran kecil. Hal ini terjadi karena Flash merupakan program animasi vektor, maksudnya dibuat dari sejumlah bentuk yang tersusun atas gambar dan warna. Selain lebih ekonomis ukuran file-nya, vektor mudah dibentuk dan digerakkan serta dapat ditampilkan bahkan dicetak dalam ukuran apapun. Selain gambar dengan format vektor, Flash juga mampu menggabungkan teks, gambar bitmap, suara serta elemen interaktif ke dalam movie.
3) Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil akhir yang dicapai siswa setelah dilihat dari perbandingan nilai tes yang diperoleh pada kelas eksperimen yang belajarnya
menggunakan model pembelajaraan kooperatif teknik information search
(pencarian informasi) dan media Animasi Flash Player dengan nilai tes akhir
siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional
(diskusi)
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Teknik Information Search (Pencarian Informasi) dengan Media Animasi Flash Player Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas X MA AL-Hadi Girikusuma.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagi siswa,
Memberikan pengalaman belajar fisika kepada siswa dan siswa diharapkan dapat termotivasi untuk belajar fisika sehingga hasil belajarnya akan lebih baik. 2) Bagi Guru,
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan cara mengajar fisika pada materi GLB dan GLBB.
3) Bagi sekolah,
1.5 Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah model pembelajaaran kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi) dan media Animasi Flash Player memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersikap aktif dalam pembelajaran, memiliki kepercayaan diri, dapat menghargai pendapat orang lain, dapat saling membantu dalam menyelesaikan masalah dan dapat memperbaiki hasil belajar siswa.
1.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71). Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Teknik Information Search (Pencarian Informasi) dengan Media Animasi Flash Player Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas X MA AL-Hadi Girikusuma.
1.7 Kriteria Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah bertitik tolak dari uji dua hipotesis yaitu Ho dan Ha.
Di mana :
Ha : μ1>μ2 : Ada pengaruh kegiatan belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik information search (pencarian informasi) dengan Media Animasi Flash Player.
Untuk mengetahui kriteria pengujian hipotesis, tolak Ho jika t hitung ¿ t (1 - α
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Joyce (dalam Trianto, 2009:22) model pembelajaran adalah suatu prerencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat–perangkat pembelajaraan termasuk di dalamnya buku– buku, film, komputer, kurikulum dan lain–lain. Belajar kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok–kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2008:241). Sedangkan Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009:54).
memanfaatkan teman sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar yang lainnya.
Pembelajaran kooperatif terdiri dari enam tahap utama yang dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar dan diakhiri dengan mempersentasikan hasil akhir kerja kelompok dan evalusi tentang apa yang telah dipelajari serta memberikan penghargaan terhadap usaha– usaha kelompok maupun individu.
Menurut Ibrahim dkk (dalam Trianto, 2006:66) ada 6 langkah pembelajaran kooperatif yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut.
TABEL 1
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Tahap Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok–kelompok belajar
Guru menjelaskan kepasa siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Membimbing kelompok kerja dan belajar
mereka.
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing–masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara–cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Sumber : Ibrahim, dkk (dalam Trianto,2009 : 66)
Secara garis besar dapat dibuat perbedaan antara model pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 2
PERBEDAAN KELOMPOK BELAJAR KOOPERATIF DENGAN KELOMPOK BELAJAR KONVENSIONAL
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional 1. Adanya saling
ketergantungan positif, saling membantu, dan saling
memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.
1. Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.
2. Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan
kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotannya sehingga dapat
2. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas–tugas sering diborong oleh salah seorang anggota
saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan. 3. Kelompok belajar
heterogen, baik dalam
kemampuan akademiknya, jenis kelamin, ras, etnik, dan
sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.
3. Kelompok belajar biasanya homogen.
4. Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.
4. Pemimpin kelompok
sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinya dengan cara masing–masing.
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional 5. Keterampilan sosial yang
diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.
5. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.
6. Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar–anggota kelompok.
6. Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang
berlangsung.
proses kelompok yang terjadi dalam kelompok–kelompok belajar.
kelompok yang terjadi dalam kelompok– kelompok belajar.
8. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai).
8. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
Sumber : Killen (dalam Trianto.2009 : 58)
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa model pembelajaraan kooperatif mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pembelajaraan konvensional. Pada model pembelajaraan kooperatif siswa akan lebih aktif untuk menentukan jawaban dari suatu permasalahan sehingga siswa akan lebih kreatif dalam memecahkan masalah secara kelompok dengan demikian tujuan dari pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal.
Menurut Ibrahim dkk (dalam Trianto, :59) tujuan–tujuan pembelajran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Information Search (pencarian informasi).
dalam proses pembelajaran secara berkelompok. Model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search adalah suatu bentuk belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang anggota kelompok di mana peserta didik akan dibimbing untuk menemukan jawaban yang dikehendaki terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru secara berkelompok dengan mencari jawabannya pada sumber yang telah mereka kumpulkan sebelumnya (Silberman dalam Sarjuli dkk, 2009:152). Sedangkan menurut Zaini dkk (2008:48) model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search adalah teknik yang sama dengan ujian open book. Secara berkelompok peserta didik mencari informasi (biasanya tercakup dalam pelajaran) yang menjawab pertanyaan–pertanyaan yang diberikan kepada mereka. Teknik ini sangat membantu dalam proses pembelajaran karena membuat proses belajar lebih menyenangkan, khususnya pada materi pelajaran yang dianggap membosankan.
1) Sebagai persiapan, guru membuat suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang mana dalam permasalahan tersebut siswa diminta untuk mencari informasi pada sumber yang telah mereka kumpulkan agar permasalahan tersebut dapat dipecahkan.
2) Permasalahan ini dituangkan di dalam lembar diskusi siswa, dan lembar diskusi siswa ini dikerjakan secara kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 4–6 orang dan dapat mencari jawaban dari pertanyaan tersebut melalui bahan–bahan sumber yang telah diakses siswa sebelumnya, seperti dari koran, majalah, internet, dan buku-buku lainya yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
3) Selanjutnya guru memberi siswa waktu menyelesaikan lembar diskusi tersebut. Persaingan sehat diharapkan bisa membantu untuk mendorong partisipasi siswa.
4) Kemudian guru meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban tersebut di depan kelas. Kelompok lain mendengarkan, melontarkan pertanyaan, dan menyanggahnya, sehingga terjadi diskusi di kelas. Selanjutnya guru menegaskan kembali materi yang telah dibahas, hal ini bertujuan agar siswa tidak mengalami salah persepsi tentang materi tersebut.
5) Dari jawaban yang diberikan oleh siswa, guru dapat mengembangkan materi pelajaran dan memperluas jangkauan belajar.
Zaini dkk dalam (Charyanti, 2006: 11–12) mengatakan bahwa pembelajaraan kooperatif dengan menggunakan teknik information search ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pembelajaraan kooperatif dengan menggunakan teknik information search diantaranya sebagai berikut :
1) Siswa menjadi lebih siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru.
2) Siswa aktif bertanya dan mencari informasi. 3) Materi dapat diingat lebih lama.
4) Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru.
5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.
6) Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara berkelompok dan saling bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran kooperatif dengan menggunakan teknik information search juga memiliki kelemahan diantaranya :
1) Peserta didik yang jarang memperhatikan, akan mengalami kebosanan jika bahasan dalam pembelajaran tersebut tidak disukai.
3) Dalam proses pembelajaran, terkadang masih ada beberapa siswa yang tidak mempunyai keberanian untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya. 4) Dalam mencari informasi secara berkelompok, sering kali hanya beberapa
orang saja yang bekerja sedangkan yang lainnya tidak aktif dalam pencarian informasi tersebut.
2.3 Media Animasi Flash Player
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
cetak (buku). Selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata lainya. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru.
Media animasi Flash Player atau lebih tepatnya macromedia flash player merupakan software yang mampu menghasilkan file animasi dengan ukuran kecil. Hal ini terjadi karena Flash merupakan program animasi vektor, maksudnya dibuat dari sejumlah bentuk yang tersusun atas gambar dan warna. Selain lebih ekonomis ukuran file-nya, vektor mudah dibentuk dan digerakkan serta dapat ditampilkan bahkan dicetak dalam ukuran apapun. Selain gambar dengan format vektor, Flash juga mampu menggabungkan teks, gambar bitmap, suara serta elemen interaktif ke dalam movie.
lebih menyukai guru yang mengajar menggunakan media yang interaktif, menarik dan modern sesuai perkembangan zaman.
2.4 Hasil Belajar
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing–masing sejalan dengan pendapat mereka sendiri. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dapat dinyatakan berhasil apabila tujuan intruksional khususnya tercapai” (Djamarah dan Zain, 2006:105). Untuk mengetahui apakah tujuan intruksinal khusus itu telah tercapai diperlukan suatu tes formatif pada setiap selesai menyajikan suatu bahasan kepada siswa.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah bukti nyata dari keberhasilan seseorang dalam belajar yang dapat dilihat dari perubahan sikap dan tingkah laku serta meningkatknya kemampuan mental. Jadi, hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang didapatkan melalui pemberian tes berbentuk pilihan ganda di akhir pertemuan.
2.5 Kajian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan model pembelajaraan kooperatif dengan teknik
information search di dalam pembelajaran pernah dilakukan Dewi Charyanti
mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang tahun 2006 dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10
Cirebon Terhadap Konsep Sistem Gerak Pada Manusia dan Hewan Dengan
Penerapan Strategi Learning Start With a Question dan Information Search” hasil
penelitian tersebut meyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi
Learning Start With a Question dan Information Search dapat meningkatkan
pemahaman siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Cirebon pada pembelajaran konsep
sistem gerak pada hewan dan manusia. Peningkatan ini ditandai dengan
meningkatnya ketuntasan belajar klasikal dari 72,5% pada siklus I, 85% pada siklus II dan 95% pada siklus III, serta meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dari 7,1 pada
siklus I, pada siklus II 7,99 dan pada siklus III 8,6.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu
sama-sama menggunakan teknik information search (IS) pada proses pembelajaran. Sedangkan perbedaannya terletak pada pokok bahasan dan metode yang digunakan
untuk menerapakan pembelajaran pada pokok bahasan konsep sistem gerak pada
manusia dan hewan dan melihat keaktifan siswa pada pembelajaran per siklus pada
tiap pertemuan yang pengukuran pemahaman siswa dilihat dari nilai tes, pretes dan nilai lembar diskusi siswa, sedangkan peneliti menggunakan teknik information
search untuk melihat pengaruh pembelajaran fisika pada pokok bahasan getaran dan
gelombang bedasarkan hasil tes akhir dengan melihat perbedaan hasil belajar antara
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik
information search dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional dengan diskusi.
BAB III
3.1 Variabel Penelitian
“Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian“ (Arikunto, 2006:118).
Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu :
Variabel 1 (X1) : Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi).
Variabel 2 (X2) : Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan diskusi.
3.2 Defenisi Operasional Istilah
1) Penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaraan kooperatif teknik information search (Pencarian Informasi) dengan Media Animasi Flash Player dan kelas kontrol yang menggunakan Menggunakan model pmbelajaran konvensional (diskusi).
pembelajarannya dari berbagai sumber seperti internet, buku pelajaran dan artikel-artikel yang berhubungan dengan materi yang akan dipelari. Hal ini dilakukan 1 minggu pada pertemuan sebelumnya, sebelum guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search dalam pembelajaran.
3) Model pembelajaran konvensional dengan diskusi adalah suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan secara bekelompok dengan anggota 4-6 orang, di mana setiap kelompok akan diberikan pokok bahasan yang akan mereka diskusikan secara bersama dan mempersentasikan hasil diskusi mereka. Secara umum pembelajaran dengan diskusi ini diawali dengan pembagian kelompok, pembagian materi yang akan menjadi permasalahan dalam diskusi dan diakhiri dengan persentasi hasil diskusi kelompok.
4) Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil akhir yang dicapai siswa setelah dilihat dari perbandingan nilai tes akhir yang diperoleh pada kelas eksperimen yang belajarnya menggunakan model pembelajaraan kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi) dengan nilai tes akhir siswa kelas kontrol yang menggunakan diskusi menggunakan soal test berbentuk pilihan ganda.
Menurut Sugioyono (2006:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di MA Al-Hadi Girikusuma tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 3 kelas berjumlah 109 siswa dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut.
TABEL 3
POPULASI PENELITIAN
Kelas Jumlah
X.1 X.2 X.3
34 36 35
Jumlah 109
(Sumber : TU MA Al-Hadi tahun 2016/2017)
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2006:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik random atau sampel acak. Dalam hal ini yang diambil sebagai sampel ada dua kelas, yaitu kelas X.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X..3 sebagai kelas kontrol.
TABEL 4
SAMPEL PENELITIAN
Laki-Laki Perempuan
X.2 20 16 36
X.3 18 17 35
(Sumber : TU MA Al-Hadi Girikusuma tahun 2016/2017)
3.4 Metode Penelitian
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam memperoleh data” (Arikunto, 2006:149). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2008:107), metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Desain penelitian dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini.
TABEL 5
DESAIN PENELITIAN E X1 Post-test K X2 Post-test (Sumber : Arikunto, 2006:87) Keterangan :
E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol
X1 = Model Pembelajaran Kooperatif Teknik information search dengan Media Animasi Flash Player
X2 = Model Pembelajaran Konvensional dengan Diskusi
pembelajaran kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi) dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Pada akhir pokok bahasan, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan tes akhir dengan soal yang sama yaitu berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal.
Adapaun langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen adalah sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan Observasi ke sekolah.
Konsultasi dengan guru yang bersangkutan di MA Al-Hadi Girikusuma. Membuat perangkat pembelajaran seperti RPP, Lembar soal, dan lain
sebagainya.
2. Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik information search (pencarian informasi) dengan Media Animasi Flash Player pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional dengan diskusi pada kelas kontrol.
Peneliti melakukan proses belajar mengajar secara bertahap dan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan untuk kelas eksperimen dan 4 kali pertemuan untuk kelas kontrol dengan rincian sebagai berikut.
b. Pertemuan kedua, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan materi tentang jenis-jenis dari GLB dan GLBB.
c. Pertemuan ketiga, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan materi tentang Penerapan GLB dan GLBB.
3. Tahap Pelaporan
Dari hasil penelitian, peneliti akan mendapatkan data hasil belajar siswa melalui tes sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan berupa nilai hasil belajar siswa maka digunakan tes. Tes adalah serentetan pertayaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150).
Tes dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik information search (pencarian informasi) dengan Media Animasi Flash Player terhadap hasil belajar fisika di MA Al-Hadi Girikusuma. Adapun jenis tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda sebanyak 20 soal yang akan dilaksanakan setelah proses belajar mengajar di akhir pertemuan. Untuk menentukan kriteria hasil belajar siswa, dapat dilihat pada tabel dibwah ini :
KRITERIA HASIL BELAJAR
Nilai Kategori
85 – 100 Sangat Baik
70 – 84 Baik
55 – 69 Cukup
45 – 54 Kurang
0 – 44 Gagal
(Arikunto, 2005: 246)
3.6 Teknik Uji Coba Instrument
Uji coba instrument dilakukan pada kelas XI. Analisis hasil uji coba
instrument dengan menggunakan Anatest versi 4. Dari hasil uji coba instrumen,
dapat dilihat bahwa ada 13 soal yang secara langsung dapat digunakan dalam tes akhir yaitu 7 soal yang memiliki kategori sangat signifikan yaitu soal nomor 1,2,4,5,6,7,8, dan 6 soal dengan kategori signifikan yaitu soal nomor 3,10,11,14,15,19 dan ada 7 soal yang harus diperbaiki redaksi soal terlebih dahulu baru dapat digunakan dalam tes akhir yaitu 9,12,13,16,17,18,20. Selain itu, dapat dilihat pula soal nomor 7 memiliki daya pembeda dan korelasi paling besar yaitu 100 % dan 0,781 sedangkan soal nomor 18 memilki daya pembeda dan korelasi paling kecil yaitu sebesar 18,18 % dan 0,019.
Secara rinci, hasil tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL 7
RINCIAN HASIL ANALISIS BUTIR SOAL
Nomor
2 81,82 Sedang 0,675 Sangat Signifikan
3 63,64 Sedang 0,541 Signifikan
4 63,64 Sedang 0,574 Sangat Signifikan
5 72,73 Sedang 0,584 Sangat Signifikan
6 90,91 Sedang 0,518 Sangat Signifikan
7 100,00 Sedang 0,581 Sangat Signifikan
8 90,91 Sedang 0,569 Sangat Signifikan
9 27,27 Sedang 0,267 Diperbaiki redaksi soal
10 63,64 Sedang 0,462 Signifikan
11 54,55 Sedang 0,445 Signifikan
12 18,18 Sedang 0,193 Diperbaiki redaksi soal
13 45,45 Sedang 0,332 Diperbaiki redaksi soal
14 54,55 Sedang 0,498 Signifikan
15 63,64 Sedang 0,527 Signifikan
16 54,55 Sedang 0,418 Diperbaiki redaksi soal
17 36,36 Sedang 0,327 Diperbaiki redaksi soal
18 18,18 Sedang 0,019 Diperbaiki redaksi soal
19 45,45 Sukar 0,430 Signifikan
20 36.36 Sedang 0,149 Diperbaiki redaksi soal
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Nilai hasil tes belajar fisika yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disusun dalam tabel distribusi frekuensi.
Langkah-langkah menghitung data dalam tabel distribusi frekuensi, sebagai berikut:
1. Menentukan rentang kelas dengan menggunakan rumus : Data tertinggi – data terendah (Sudjana, 2002:47)
2. Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus : B = 1+(3,3) log n (Sudjana, 2002:47)
P
=
banyak kelas
ren
tan
g
(Sudjana, 2002:47) 4. Menentukan data dalam tabel distribusi frekuensi
Menghitung rata-rata simpangan baku dengan menggunakan rumus :
X=
∑
fixi∑
fi dan S2
=
n
∑
fixi2−(∑
fixi)2n(n−1) (Sudjana, 2002:67 dan 95)
Keterangan :
S2 = Nilai varian.
fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval. x = Nilai rata-rata hasil tes.
xi = Tanda kelas interval. n = Besarnya nilai. 3.8 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh normal atau tidak. Hal ini berkenaan dengan uji statistik parameter t atau uji–t yang hanya dapat digunakan bila data yang diperoleh berdistribusi normal. Data yang dibuat dalam tabel distribusi frekuensi diuji kenormalannya dengan menggunakan rumus uji normalitas, dengan syarat kemencengan kurva sebagai berikut :
Km
=
X
−
S
Mo
Mo
=
b
+
p
[
b
b
1
+
b
2]
(Sudjana, 2002:77) Keterangan :Km = Koefisien normalitas. Mo = Modus.
X = Nilai rata-rata. S = Standar deviasi.
B = Batas bawah kelas modus ialah interval dengan ftrekuensi banyak. P = Panjang kelas modus.
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modus.
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar sebelum tanda kelas modus.
3.9 Uji Homogenitas Varians
Uji Homogenitas data dilakukan untuk membuktikan kesamaan varians kelompok yang membentuk populasi tersebut, di mana sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Untuk menguji sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Barlett dengan persamaan chi kuardat. Untuk mempermudahkan perhitungan, maka satuan–satuan yang digunakan disusun dalam tabel di bawah ini :
TABEL 8
Sampel Dk S12 Log S12 (dk) Log S12
1 (n1-1) S12 Log S12 (n1-1) Log S12
2 (n1-2) S22 Log S22 (n1-2) Log S22
Jumlah Σ (n1-1) (n1-1) Log S12
(Sudjana, 2002:262)
Dari data di atas dapat dihitung harga yang diperlukan, yaitu : 1. Varians gabungan dari semua sampel
S2=
Σ(n1−1)S12
Σ(n1−1) (Sudjana,
2002:263) 2. Harga satuan B
B
=(
log
S
2)
Σ
(
n
−
1
)
(Sudjana,2002:263)
3. Uji barlett menggunakan Chi-kuadrat
X2=(ln10)
{
B−Σ(n1−1)logSi2}
(Sudjana, 2002:263)Keterangan :
X2 = koefisien homogenitas B = nilai dari {log Sg2. Σ (n1-1)
Dengan taraf α = 0,05 maka tolak hipotesis Ho jika X2 ¿ X2
(1- α )(k-1) dimana X2
(1- α )(k-1) didapat dari tabel distribusi chi kuadarat dengan peluang (1-α ) dan dk = (k-1), sebaliknya terima Ho jika beharga lain.
Proses pengujian hipotesis bisa berlangsung menggunakan uji–t dengan
X1 = Rata–rata hasil belajar siswa kelas eksperimen X2 = Rata–rata hasil belajar siswa kelas kontrol
S1 = Simpangan baku hasil belajar siswa kelas eksperimen S2 = Simpangan baku belajar siswa kelas kontrol
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
dk = Distribusi kelas
dksb = Distribusi kelas sebelumnya dksd = Distribusi kelas sesudahnya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pelaksanaan
dalam proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil tes tesebut, peneliti memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Setelah data hasil tes terkumpul, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji t, dengan syarat data terdistribusi normal dan homogen.
4.2. Hasil Penelitian
Setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi) pada kelas ekperimen dan model pembelajaran konvensional dengan diskusi pada kelas kontrol diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 9
NILAI RATA-RATA TEST AKHIR SISWA Group Statistics
KELAS N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean Posttes Eksperimen 31 79.1935 8.76516 1.57427
Kontrol 35 71.7143 9.69709 1.63911
Rata – rata (Mean) untuk kelas eksperimen yaitu 79,19
Std. Deviation untuk kelas eksperimen yaitu 8,76
Rata – rata (Mean) untuk kelas kontrol yaitu 71,71
Std. Deviation untuk kelas kontrol yaitu 9,69
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas ekperimen yaitu 79,19 dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 71,71. Secara lebih rinci nilai rata-rata kedua kelas dapat dilihat pada histogram di bawah ini :
Histogram nilai rata-rata kelas kontrol
Jadi, dari kedua hasil belajar siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat dilihat bahwa ada pebedaaan nilai yang diperoleh kedua kelas. Hal ini dapat dilihat pada jumlah rata-rata nilai kedua kelas yang mempunyai selisih 7,48.
4.3. Analisis Data Hasil Penelitian
Di dalam analisis data ini data yang digunakan adalah data hasil tes akhir, karena dari hasil tes akhir ini dapat diketahui apakah terdapat pengaruh dari nilai atau hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan teknik information search (pencarian informasi) dan kelas kontrol yang menggunakan diskusi kelas. Langkah-langkah yang di tempuh untuk menganalisis data hasil tes adalah dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji-t.
4.3.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki distribusi normal atau tidak, karena uji normalitas data adalah hal yang lazim dilakukan sebelum metode statistik diterapkan. Dari data hasil tes fisika siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dengan menggunakan spss 17 diperoleh hasil sebagai berikut :
TESTS OF NORMALITY
KELAS
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Posttes Eksperimen .214 31 .001 .916 31 .019
Kontrol .175 35 .008 .906 35 .006
a. Lilliefors Significance Correction
Output ini menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal atau tidak.
Nilai sig atau signifikansi atau probabilitas < 0,05, distibusi adalah tidak normal.
Nilai sig atau signifikansi atau probabilitas > 0,05, distibusi adalah normal. Ada dua macam alat uji kenormalan distibusi data yang digunakan, yakni :
Kolmogorov smirnov dengan keterangan adalah baik pada kelas eksperimen atau kontrol, tingkat signifikansi atau nilai probabilitas dibawah 0,05 ( 0,001 dan 0,008 lebih kecil dari 0,05) maka dapat dikatakan distribusi ke dua sampel adalah tidak normal.
Shapiro Wilk. baik untuk eksperimen dan kontrol, tingkat signifikansi atau nilai probabilitas di bawah 0,05 (0,019 dan 0,006 lebih kecil dari 0,05) maka bisa dikatakan distribusi eksperimen dan kontrol adalah tidak normal.
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol maka data tersebut dapat dikatakan terdistribusi tidak normal.
4.3.2 Uji Homogenitas Data
Uji homegenitas data dilalaukan untuk membuktikan kesamaan varian kelompok yang membentuk sampel. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 17 dengan hasil sebagai berikut :
TEST OF HOMOGENEITY OF VARIANCE Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Posttes Based on Mean 1.263 1 64 .265
Based on Median .970 1 64 .328
Based on Median and with adjusted df
.970 1 63.753 .328
Based on trimmed mean
1.225 1 64 .272
Nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05, data berasal dari populasi – populasi yang mempunyai varian tidak sama.
Nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05, data berasal dari populasi – populasi yang mempunyai varian sama.
Pada output di atas, ada satu uji yang digunakan, yaitu Levene test. Pada output dengan uji Levene test tersebut terlihat tingkat signifikasi atau nilai probabilitas mean (rata-rata) yang berada di atas 0,05 (0,265 > 0,05). Demikian pula jika dasar pengukuran adalah median data, angka sig adalah 0,328 yang tetap di atas 0,05. Maka bisa dikatakan data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varian sama.
4.3.3 Uji Hipotesis
Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney adalah alternatif uji t dan uji z untuk variabel yang independen, adapun kriteria rumusan hipotesisnya adalah :
- Tolak Ho jika nilai signifikasi atau probabilitas < 0,05 dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh kegiatan belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi) terhadap hasil belajar siswa.
- Terima Ho jika nilai signifikasi atau probabilitas > 0,05 dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh kegiatan belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi) terhadap hasil belajar siswa.
Setelah dilakukan uji Mann-Whitney dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh hasil sebagai berikut :
RANKS
KELAS N Mean Rank Sum of Ranks Posttes Eksperimen 31 40.87 1267.00
Kontorl 35 26.97 944.00
Total 66
TEST STATISTICSA
POSTTES Mann-Whitney U 314.000 Wilcoxon W 944.000
Z -3.003
Asymp. Sig. (2-tailed)
.003
a. Grouping Variable: KELAS
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada kolom Asym.sig (2-tailed) / Asymptotic Significance untuk uji dua sisi adalah 0,003 atau probabilitas dibawah 0,05 ( 0,003 < 0,05). Maka tolak Ho jika atau sign < 0,05 yang berarti ada pengaruh kegiatan belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi) terhadap hasil belajar siswa.
4.4 Pembahasan
pembelajaran kooperatif siswa harus mampu berdiskusi dan saling membantu serta mengajak satu sama lainnya untuk memahami isi materi pembelajaran, dan dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk saling bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang dituangkan peneliti dalam bentuk LKS untuk mencapai satu tujuan dan saling terikat satu sama lain. Dengan demikian tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang optimal akan di dapat oleh setiap kelompok.
Setelah ekperimen selesai, dilakukan tes akhir yang mencakup seluruh materi pembelajaran yang telah dipelajari. Dari hasil tes akhir kelas ekperimen (X.2) diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,19 dan pada kelas kontrol (X.3) diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,71, dengan perbedaan selisih nilai rata-rata kelas ekperimen dan kontrol sebesar 7,48. Dari selisih nilai rata-rata kedua kelas dapat dilihat bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik information search (pencarian informasi) pada proses pembelajaran dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik pada kelas ekperimen dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran konvensional dengan diskusi pada kelas kontrol. Dalam tabel kriteria hasil belajar siswa untuk rata-rata hasil belajar 79,19 pada kelas eksperimen dan 71,71 pada kelas kontrol adalah tergolong baik.
bertanya, mampu bekerjasama dalam kelompok dan siap untuk menerima pelajaran maka pemahaman dan hasil belajar siswapun akan menjadi lebih baik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan didapat nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,003 < 0,05). Maka Tolak Ho jika atau sign < 0,05 atau Ada pengaruh kegiatan belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik information search (pencarian informasi) terhadap hasil belajar fisika di MA Al-Hadi Girikusuma.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka disarankan :
1. Bagi Guru, khususnya guru fisika di MA Al-Hadi Girikusuma hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan cara mengajar fisika pada materi getaran dan gelombang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Burahman, Hendi. 2011. Strategi Pembelajaran LSQ (Learning Start With a
Question) dan IS (Information Search) Di Sekolah Surakarta, (Online),
(http://alone-education.blogspot.com/2009/07/strategi-pembelajaran-lsq-learning.html, diakses pada tanggal 05 Mei 2017).
Charyanti, Dewi. 2006. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas VIII B Smp Negeri 10 Cirebon Terhadap Konsep Sistem Gerak Pada Manusia dan Hewan Dengan Penerapan Strategi LSQ dan IS. Semarang : Universitas Negeri Semarang, (Online), (http://www.pdf-finder.com/PENINGKATAN-
PEMAHAMAN-SISWA-KELAS-VIII-B-SMP-NEGERI-10-CIREBON-....html, diakses tanggal 07 Mei 2017).
Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana.
Sarjuli dkk. 2009. 101 Staretegi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:Insan Madani. Sudjana. 2005. Metoda Statistika.Bandung:Tarsito Bandung.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Suhartono, Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan. Jogyakarta : Ar–ruzz media. Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur : Bumi Aksara.
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi pembelajaran aktif. Yogyakarta :Insan Madani. .
Lampiran (LKS)
(GLB)
Kelompok : ...Nama : 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ... 6. ...
Hari / Tanggal :
Materi : GLB dan GLBB
Kompetensi Dasar
Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.
Indikator
Siswa mampu mendeksripsikan pengertian gerak dan membedakan posisi, jarak dan perpindahan, serta mampu menggunakan rumus posisi, jarak dan perpindahan dalam menyelesaikan soal-soal.
Alokasi Waktu : 20 Menit.
Kegiatan siswa :
Perhatikan Animasi Falsh Player pada Slide. Berdasarkan sumber dan informasi yang telah kalian kumpulkan, jawablah beberapa pertanyaan mengenai getaran di bawah ini !
1. Sebutkan pengertian dari GLB dan GLBB ? Jelaskan penyebabnya ! Jawab:
... ... ... 2. Pada Animasi yang kalian amati, dapatkah kalian menyebutkan apakah faktor
yang menyebabkan sebuah benda dapat bergerak GLB dan GLBB ? Jawab :
... ... ... 3. Apakah ciri-ciri dari GLB dan GLBB itu ?
Jawab :
... ... ... 4. Bagaimakah hubungan antara jarak, kecepatan, dan percepatan terhadap GLB
dan GLBB ? Jawab :
5. Apakah GLB dan GLBB dapat dipengaruhi faktor lain ? Jelaskan alasanmu !
berapakah jarak tempuh mobil tersebut ? Jawab :
(Gelombang)
Kelompok : ...Nama : 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ... 6. ...
Hari / Tanggal :
Materi : GLB dan GLBB
Kompetensi Dasar
Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.
Indikator
1. Siswa mampu membedakan antara GLB dan GLBB
2. Siswa mampu menggunakan rumus GLB dan GLBB dalam menyelesaikan soal-soal.
Media yang digunakan : Animasi Flash Player tentang GLB dan GLBB
Kegiatan siswa :
Perhatikan Animasi Falsh Player pada Slide. Berdasarkan sumber dan informasi yang telah kalian kumpulkan, jawablah beberapa pertanyaan mengenai getaran di bawah ini !
1. Sebuah benda bergerak dengan laju v dalam waktu 10 menit, telah menempuh jarak 100 m. Berapakah besarnya laju benda tersebut ?
... ... ... ... ...
2. Sebuah benda bergerak lurus berubah beraturan dengan percepatan 4 ms-2.
(a) Jika kecepatan mula-mula 3 ms-1, berapakah kecepatan dan jarak yang
ditempuh setelah bergerak selama 10 s ? (b) Selesaiakan soal yang sama, tetapi benda begerak diperlambat dengan perlambatan 6 ms-2.
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ...
3. Sebuah kendaraan bergerak lurus beraturan ditunjukkan dengan grafik kecepatan v terhadap waktu t sebagai berikut. Berapakah jarak yang ditempuh selama 4 menit ?
... ... ... ... ... ... ... ... ...
4. Ani Rosa dan Haryanto berjarak pisah 300 m berlari cepat beraturan saling mendekati dalam waktu bersamaan dengan kecepatan masing-masing 10 ms-1 dan 15 ms-1. Kapan dan dimana mereka akan berpapasan ?
... ...
V(m/s)
t ( s) 0 2
15
300 m
... ... ... ... 5. Sebuah mobil dikendarai Hera dan sepeda motor dikendari Mulyono mula-mula berjarak 120 m satu sama lain. Hera dan Mulyono masing-masing bergerak dengan kecepatan tetap 8 m/detik dan 4 m/detik bergerak saling berhadapan. Kapan dan dimana mereka bertemu jika Hera mendahului 2 sekon dari Mulyono ?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Dari beberapa pertanyaan di atas, Buatlah kesimpulan dari materi pembelajaran yang telah dipelajari.
KESIMPULAN
... ... ...
... ... ... ...
(Gelombang)
Kelompok : ...Nama : 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ... 6. ...
Hari / Tanggal :
Materi : GLB dan GLBB
Kompetensi Dasar
Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.
Indikator
Siswa mampu membedakan antara GJB, GVA dan GVB. Serta mampu menggunakan rumus GJB, GVB, GVA dalam menyelesaikan soal-soal
Media yang digunakan : Gambar dan penjelasan tentang gelombang.
Kegiatan siswa :
Perhatikan gambar gelombang. Berdasarkan sumber dan informasi yang telah kalian kumpulkan, jawablah beberapa pertanyaan mengenai gelombang di bawah ini !
1. Tatik menjatuhkan sebuah batu dari atas jembatan gantung tanpa sengaja dan 2 sekon kemudian ia mendengar bunyi batu mengenai air.
a. Berapa kecepatan betu ketika mengenai air?
b. Berapa tinggi jembatan gantung di atas permukaan air? Jawab :
2. Seorang siswa menerjunkan diri dari papan kolam renang setinggi 8 meter di atas permukaan air tanpa kecepatan awal. Jika massa siswa 40 kg dan g= 10 m/s2, berapa kecepatan siswa tersebut saat membentur permukaan air!
Jawab :
...
4. Seorang anak memetik buah kelapa dari pucuk pohonnya. Sentakan tangan anak tersebut memberikan kecepatan awal 4 m/s pada buah kelapa dan kelapa jatuh di tanah seelah 1,2 sekon. Jika percepatan garvitasi 10 m/s2.Tentukan : a. Kecepatan kelapa saat jatuh di tanah?
b. Tinggi pohon kelapa? 5. Sebuah kelereng dilempar vertikal ke bawah dengan kcepatan 20 m/s dari suatu ketinggian 25 m. Tentukan kecepatan kelereng saat menyentuh tanah, dan tentukan juga selang waktunya.
Jawab : Tentukan kecepatan dan ketinggian kelereng setelah :
b. 2,5 sekon kecepatan 4 m/s dan tiba di dasar jurang selama 3 sekon. Jika g=10m/s2, maka hiunglah kedalaman jurang!
... ... ... ...
9. Seseorang menjatuhkan batu dari puncak suatu menara yang mempunyai ketinggian 225 meter di atas tanah dengan kecepatan awal 20 m/s. Tentukan : a. Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai tanah?
b. Kecepatan batu ketika mencapai tanah?
c. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kecepatan 30 m/s? d. Ketinggian batu dari tanah ketika kecepatannya 30 m/s Jawab :
... ... ... ...
Lampiran 2 (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : MA AL-Hadi Girikusuma Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X.2/ Genap
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran (6x45) Menit
Kompetensi Dasar
Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan kecepatan konstan.
Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan percepatan konstan.
Menganalisis grafik gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mengerti definisi dari beberapa besaran gerak (jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan, dan percepatan).
2. Peserta didik dapat membedakan antara jarak dengan perpindahan.
3. Peserta didik dapat menghitung jarak, perpindahan , kelajuan dan kecepatan pada gerak lurus dengan kecepatan konstan.
4. Peserta didik dapat menganalisis grafik gerak lurus dengan kecepatan konstan.
5. Peserta didik dapat menganalisis grafik gerak lurus dengan kpercepatan konstan.
6. Peserta didik dapat membedakan antara GLB dengan GLBB.
7. Peserta didik dapat memahami hubungan antara kecepatan dan percepatan pada GLBB.
8. Peserta didik dapat memahami hubungan antara perpindahan percepatan dan waktu pada GLBB.
9. Peserta didik mampu menyelesaikan perhitungan soal dengan rumus S = v0 t +
a t
½
10.Peserta didik mengerti definisi dari GJB, GVB, dan GVA.
11.Peserta didik mampu menyelesaikan perhitugan soal dengan rums h = ½ v t .
B. Materi Pembelajran : GLB dan GLBB C. Metode Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 2. Teknik : Information Search (Pencarian informasi)
3. Media : Animasi Flash Player
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Prasyarat pengetahuann: Apa yang dimaksud dengan gerak lurus? Apakah pengertian jarak tempuh?
Aparsepsi dan Motivasi : Sebutkan beberapa contoh gerak lurus dalam kehidupan sehari -hari?
Mungkinkah perpindahan sebuah benda lebih besar dari pada jarak tempuhnya?
2. Kegiatan Inti (35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dengan teknik Information
Search (Pencarian Informasi) dilaksanakan, guru menyuruh
siswa untuk mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari pada berbagai sumber seperti internet, buku teks, dan sumber lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kemudian siswa ditugakan untuk membuat catatan kecil yang akan mereka gunakan dalam proses pembelajaran nanti.
Sebagai persiapan, guru membuat suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang mana dalam permasalahan tersebut siswa diminta untuk mencari informasi pada sumber yang telah mereka kumpulkan agar permasalahan tersebut dapat dipecahkan.
Tiap kelompok beranggotakan 4–6 orang dan dapat mencari jawaban dari pertanyaan tersebut melalui bahan–bahan sumber yang telah diakses siswa sebelumnya, seperti dari koran, majalah, internet, dan buku-buku lainya yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya guru memberi siswa waktu menyelesaikan lembar diskusi tersebut. Persaingan sehat diharapkan bisa membantu untuk mendorong partisipasi siswa.
Kemudian guru meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban tersebut di depan kelas. Kelompok lain mendengarkan, melontarkan pertanyaan, dan menyanggahnya, sehingga terjadi diskusi di kelas. Selanjutnya guru menegaskan kembali materi yang telah dibahas, hal ini bertujuan agar siswa tidak mengalami salah persepsi tentang materi tersebut.
Dari jawaban yang diberikan oleh siswa, guru dapat mengembangkan materi pelajaran dan memperluas jangkauan belajar.
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan (rangkuman) dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru mengajukan tes lisan dan tertulis untuk melihat pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
1. Internet / Media yang dapat mengakses tentang materi yang akan dipelajar
2. Buku IPA kelas VIII 3. LKS IPA kelas VIII
4. Buku referensi yang relevan dengan materi yang dipelajari
Pertemuan Ke -2
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Prasyarat pengetahuan : Apa yang dimaksud dengan gerak lurus
2. Kegiatan Inti (35 menit)
Guru menjelaskan secara singkat pengertian getaran, ciri- ciri getaran dan cara menentukan besarnya frekuensi dan periode suatu getaran.
Guru membagikan lembar diskusi yang berbentuk LKS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok agar permasalahan dapat tepecahkan.
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan.
Guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan siswa di depan kelas.
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal di papan tulis.
Setelah semuanya selesai, secara bersama-sama guru dan siswa membahas contoh soal yang telah dikerjakan.
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan (rangkuman) dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru mengajukan tes lisan dan tertulis untuk melihat pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
E. Sumber Belajar
5. Internet / Media yang dapat mengakses tentang materi yang akan dipelajar
6. Buku IPA kelas VIII 7. LKS IPA kelas VIII
8. Buku referensi yang relevan dengan materi yang dipelajari
Pertemuan Ke-3
D. Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Prasyarat pengetahuan : Apakah syarat terjadinya ketinggian maksimum gerak vertikal?
Bagaimana langkah-langkah menggambarkan gerak dengan menggunakan grafik?
Aparsepsi dan Motivasi : Bagaimana menentukan ketinggian maksimum gerak vertikal?
Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menjelaskan secara singkat pengertian gelombang, karakteristik gelombang trasversal dan longitudinal, dan panjang gelombang
Guru membagikan lembar diskusi yang berbentuk LKS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok agar permasalahan dapat tepecahkan.
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan.
Setelah selsai, setiap siswa diwajibkan untuk mengutus perwakilan kelompoknya untuk mempersentasikan hasil kerjanya kepada teman-temannya dan siswa kelompok lain diminta untuk menaggapi hasil kerja temannya.
Guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan siswa di depan kelas.
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal di papan tulis.
Setelah semuanya selesai, secara bersama-sama guru dan siswa membahas contoh soal yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup (20 menit)
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan (rangkuman) dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru mengajukan tes lisan dan tertulis untuk melihat pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
E. Sumber Belajar
1. Internet / Media yang dapat mengakses tentang materi yang akan dipelajari.
2. Buku IPA kelas VIII 3. LKS IPA kelas VIII
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen: Tes Pilihan Ganda 3. Contoh Instrumen Tes
Latihan Soal Pertemuan ke-1 1. Perhatikan gambar berikut :
Besar perpindahan OAB adalah …
A. 9 satuan B. -9 satuan C. 6 satuan D. 3 satuan E.-3 satuan 2. Grafik perpindahan sebagai fungsi waktu dari sebuah partikel
sebagai berikut :
Partikel saat diam dan bergerak dengan kecepatan paling besar ditunjukkan oleh garis …
A. OA dan AB B. OA dan BC C. OA dan CD D. AB dan BC
B. E. BC dan CD
3. Sebuah titik materi bergerak lurus dan menempuh 40 cm dalam detik pertama, 60 cm dalam detik kedua dan 50 cm dalam detik ketiga. Kecepatan rata-rata dalam 3 detik pertama ….
A. 30 cm s-1 B. 40 cm s-1 C. 45 cm s-1 D. 50 cm s-1 E. 60 cm s-1
4. Sebuah mobil bergerak dengan keceapatan 72 km/jam. Kecepatan relatif mobil terhadap sepeda motor adalah …
5. Jarak yang ditempuh sewbuah partikel yang bergerak selama 10 menit dengan kecepatan 20 cm/detik adalah …
A. 2 m B. 12 m C. 120 m D. 200 m tetap 72 km/jam selama 30 menit. Posisi kereta pada akhir detik tersebut …
A. 36 km B. 41 km C. 46 km D. 50 km E. 60 km 8. Sebuah mobil bergerak dari kota P pada jam 07.00 WIB dengan
kelajuan rata0rata 20 m/s menuju kota Q yang berjarak 360 km maka mobil sampai di kota Q pada jam …
A. 09.00 B. 10.00 C. 11.30 D. 12.00 E. 13.30 9. Jarak antara Kota A dan kota B adalah 450 km mobil Didik bergerak
dari kota B dengan laju tetap 36 km/jam menuju kota A, dalam waktu yang sama Yanto dari kota A menuju kota B dan berpapasan setelah mereka bergerak 5 jam. Maka laju mobil Yanto adalah … A. 10 m/s B. 5 m/s C. 20 m/s D. 25 m/s E. 30
m/s
10. Rina dan Reiga berlari saling mendekati. Rina dengan kecepatan 2 m/s setelah 5 sekon Reiga berlari berpapasan dengan Rina maka jarak antara rina dan Reiga sebelum berlari adalah …
A. 21 m B. 24 m C. 25 m D. 28 m E. 31 m
1. Setelah diamati selama 8 detik kecepatan sebuah benda 55 m/s karena mendapat percepatan 5 m/s2. Kecepatan awal benda itu
sebesar …
A. 5 B. 10 C. 15 D. 20 E. 25
2. Kecepatan sebuah partikel semula 6 m/s, bergerak lurus dipercepat 3 m/s2, akan berpindah sejauh 48 m setelah … s.
A. 3 B. 4 C. 5 D. 6 E. 10
3. Sebuah mobil mula-mula berkecepatan 54 km/jam , mendapat percepatan 4 m/s2. Setelah menempuh jarak 162 m, akan
memiliki kecepatan …m/s.
A. 15 B. 19 C. 25 D. 34 E. 39
4. Karena di rem kecepatan sebuah mobil terus berkurang , yang semula 90 km/jam dalam waktu 5 detik tinggal 54 km/jam. Jarak yang ditempuh selama lima detik itu sejauh …m
A. 30 B. 40 C. 50 D. 60 E. 100
5. Mobil bergerak dengan kecepatan 50 m/s kemudian direm hingga kecepatannya 20 m/s selama 5 detik. Jarak yang ditempuh selama pengerem…
A. 25 m B. 40 m C. 50 m D. 100 m
E. 175 m
6. Sebuah sepeda motor beregrak dengan kecepatan 72 km/jam. Kemudian direm sehingga sampai berhenti setelah menempuh jarak 40 m. Berapa waktu yang diperlukan ?
A. 4 detik B. 5 detik C. 8 detik D. 10 detik E. 12 detik
7. Sebuah partikel dalam keadaan diam, karena mendapatkan suatu gaya sehingga bergerak dan menempuh 40 cm, kecepatan partikel menjadi 80 cm/s. maka besar percepatan partikel …
A. 0,2 m/s2 B. 0,4 m/s2 C. 0,8 m/s2 D. 1,6 m/s2 E. 3,2
8. Sebuah mobil dari keadaan diam bergerak sehingga mempunyai grafik v terhadap t seperti gambar di bawah. Jarak yang ditempuh selama 10 sekon adalah …
A. 40 m B. 60 m C. 100 M D. 200 m E. 240 m
9.
Grafik v – t mobil A dan B seperti gambar. Mobil A akan menyusul mobil B setelah bergerak
A. 6 s B. 8 s C. 10 s D. 12 s
E. 14 s
10.Sebuah kereta api dari keadaan diam bergerak dipercepat selama 4 menit dengan kecepatan konstan, kemudian dengan kecepatan terakhir yang dicapai bergerak lurus beraturan selama 0,8 jam. Kalau jarak yang ditempuh kereta api itu seluruhnya 20 kilometer, maka percepatan selama 4 menit adalah …
A. 0,5 km/menit2
B. 5,0 km/menit2
C. 0,55 km/menit2
D. 1,0 km/menit2
Semarang, Mei 2017 Peneliti