Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 i
SAMBUTAN BUPATI SUMENEP Assalamualaikum, wr,wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, saya sangat mengapresiasi atas di terbitkannya buku Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupeten Sumenep Tahun 2019.
Ketersediaan data yang valid dan objektif menjadi dasar utama untuk melakukan analisis dalam menetapkan kebijakan, sehingga hasil yang didapatkan dari kebijakan yang diterapkan tersebut menjadi tepat dalam mencapai sasaran. Berkaitan dengan hal yang tersebut diatas, publikasi buku Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupeten Sumenep Tahun 2019 menggambarkan perkembangan perekonomian Kota Magelang selama satu tahun yang dapat dipertanggung jawabkan dan dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan.
Akhirnya kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupeten Sumenep serta semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum, wr, wb
BUPATI SUMENEP
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 ii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum, wr,wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep Tahun 2019 bisa tepat pada waktunya.
Buku Analisis Indikator Makro Ekonomi merupakan publikasi indikator pengukur kinerja pemerintah dalam melaksanakan tugas pembangunan, khususnya untuk mengetahui sejauh mana perkembangan sektor-sektor yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan perekonomian Kabupeten Sumenep. Dengan buku ini, diharapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan maupun sebagai bahan perencanaan untuk masa yang akan datang.
Akhirnya saya ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam mewujudkan buku ini. Kami sadar bahwa buku ini masih banyak kekurangan sehingga terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan disbanding tahun sebelumnya.
Wassalamualaikum, wr, wb
KEPALA DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA KABUPATEN SUMENEP
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 iii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN BUPATI SUMENEP ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
Bab I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Maksud dan Tujuan ...3
1.3 Sasaran ...4
1.4 Ruang Lingkup ...4
1.5 Sistematika Penulisan ...4
Bab II SEKILAS TENTANG SUMENEP ... 6
2.1 Visi dan Misi Kabupaten Sumenep ...6
2.2 Program Prioritas Pembangunan. ...18
2.3 Karakteristik Geografis...23
2.4 Potensi Pengembangan Wilayah ...26
Bab III DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR EKONOMI ... 31
3.1 Cakupan Indikator Ekonomi ...31
3.2 Definisi dan Metodologi Indikator Ekonomi ...32
3.3 Cakupan Data Indikator Ekonomi ...53
Bab IV ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 54
4.1 Aspek Perekonomian ...54
4.1.1 Produk Domestik Regional Bruto ...54
4.1.2 Pertumbuhan Ekonomi ...60
4.1.3 PDRB per Kapita ...64
4.1.4 Pola Pengeluaran Perkapita ...64
4.1.5 Inflasi ...68 4.2 Aspek Sosial ...71 4.2.1 Kependudukan ...71 4.2.2 Ketenagakerjaan ...78 4.2.3 Pendidikan ...83 4.2.4 Kesehatan ...91 4.2.5 Perumahan ...95 4.2.6 Kemiskinan ... 100
Bab V KETERBANDINGAN WILAYAH ... 105
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 iv
5.2 Sumber Daya Manusia ... 110
5.3 Infrastruktur Pendidikan ... 113
5.4 Infrastruktur Kesehatan ... 115
5.5 Infrastruktur Ekonomi ... 116
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Desa Dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di
Kabupaten Sumenep ... 24 Tabel 4.1 PDRB Kabupaten Sumenep Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2015-2018 (Miliar Rupiah) ... 55 Tabel 4.2 PDRB Kabupaten Sumenep Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2018 (Miliar Rupiah) .... 56 Tabel 4.3 PDRB Kabupaten Sumenep Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Pengeluaran (Miliar), 2014-2018 ... 58 Tabel 4.4 Distribusi PDRB Kabupaten Sumenep Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Pengeluaran (Persen), 2014-2018 ... 60 Tabel 4.5 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha, 2015-2018
(%) ... 62 Tabel 4.6 Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Kabupaten Sumenep
Menurut Kelompok Pengeluaran (Rupiah) Tahun 2017-2018 ... 65 Tabel 4.7 Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Kabupaten Sumenep
Menurut Kelompok Makanan (Rupiah) Tahun 2017-2018 ... 67 Tabel 4.8 Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Kabupaten Sumenep
Menurut Kelompok Non Makanan (Rupiah) Tahun 2017-2018 68 Tabel 4.9 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Komoditi Tahun 2018
(2012=100) ... 71 Tabel 4.10 Banyaknya Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Sumenep Tahun 2017 ... 76 Tabel 4.11 Banyaknya Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Sumenep Tahun 2018 ... 77 Tabel 4.12 Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja Dan Pencari Kerja Menurut
Kecamatan di Kabupaten Sumenep, 2017 ... 80 Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Kabupaten Sumenep Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Jenis Kelamin Dan Pendidikan Tertinggi, 2018 ... 86 Tabel 4.14 Jumlah Sekolah Dan Rasio Guru-Murid Pada Setiap Jenjang
Pendidikan di Kabupaten Sumenep Tahun 2016/2017 ... 88 Tabel 5.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD), Tahun 2016 – 2018 (Ribu Rupiah) ... 106 Tabel 5.2 Peranan PAD Terhadap APBD, Tahun 2016– 2018... 107 Tabel 5.3 Peranan PAD Terhadap PDRB ADHB, Tahun 2016- 2018 ... 108
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 vi Tabel 5.4 Peranan APBD Terhadap PDRB ADHB, Tahun 2016-2018... 110 Tabel 5.5 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Kabupaten
Sumenep, Tahun 2013– 2018 ... 112 Tabel 5.6 IPM Kabupaten/ Kota Se-Pulau Madura, Jawatimur, Dan
Nasional, Tahun 2013 – 2018 ... 112 Tabel 5.7 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumenep,
Tahun 2018 ... 114 Tabel 5.8 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten
Sumenep, 2018 ... 115 Tabel 5.9 Jumlah Fasilitas Ekonomi Menurut Kecamatan di Kabupaten
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Sumenep ... 23 Gambar 4.1 Struktur Ekonomi (Kontribusi Setiap Lapangan Usaha) PDRB
ADHB Kabupaten Sumenep Tahun 2018 ... 57 Gambar 4.2 PDRB Kabupaten Sumenep Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2014-2018 ... 59 Gambar 4.3 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumenep, 2014-2018
(Persen) ... 61 Gambar 4.4 Laju Pertumbuhan PDRB Pengeluaran, 2014-2018 (Persen) ... 63 Gambar 4.5 PDRB Per Kapita Kabupaten Sumenep, Tahun 2014-2018 (Juta
Rupiah) ... 64 Gambar 4.6 Inflasi Bulanan Kabupaten Sumenep Tahun 2017-2018 (2012 = 100) ... 70 Gambar 4.7 Piramida Penduduk Kabupaten Sumenep Tahun 2018 ... 72 Gambar 4.8 Dependency Ratio Prov. Jawa Timur dan Kab. Sumenep,
2010-2018 ... 74 Gambar 4.9 Persentase Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Kabupaten
Sumenep Tahun 2017-2018 ... 79 Gambar 4.10Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di
Kabupaten Sumenep, 2018 ... 82 Gambar 4.11Persentase Penduduk Kabupaten Sumenep Usia 15 Tahun Ke
Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Kemampuan Membaca ... 84 Gambar 4.12Persentase Penduduk Kabupaten Sumenep Usia 15 Tahun Ke
Atas Menurut Pendidikan Tertinggi ... 85 Gambar 4.13Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Sumenep ... 87 Gambar 4.14Persentase Penduduk Kabupaten Sumenep Berdasarkan
Alasan Tidak Berobat, 2018 ... 91 Gambar 4.15Persentase Penduduk Kabupaten Sumenep Berdasarkan
Tempat Berobat Jalan, 2018 ... 92 Gambar 4.16Proporsi Penduduk Kabupaten Sumenep Berdasarkan Jaminan Kesehatan Yang Dimiliki ... 93 Gambar 4.17Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Sumenep
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 viii Gambar 4.18Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Sumenep
Berdasarkan Penggunaan Fasilitas Bab (a) Dan Tempat
Pembuangan Akhir Tinja, 2018 (b) ... 97 Gambar 4.19Gambar Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Sumenep
Berdasarkan Sumber Air Minum ... 98 Gambar 4.20Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Sumenep
Berdasarkan Sumber Air Mandi ... 99 Gambar 4.21Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Sumenep
Berdasarkan Bahan Bakar Utama Untuk Memasak ... 99 Gambar 4.22Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Sumenep, 2012 -
2018 ... 100 Gambar 4.23Perkembangan P1 Dan P2 Kabupaten Sumenep, Tahun 2012 -
2018 ... 102 Gambar 4.24Indeks Gini Kabupaten Sumenep, Tahun 2008 – 2017 ... 103 Gambar 5.1 Pendapatan Asli Daerah (Pad), Tahun 2016 – 2018 (Juta
Rupiah) ... 106 Gambar 5.2 Nilai Pad Dan Peranan Pad Terhadap Pdrb Adhb, Tahun 2016–
2018 ... 109 Gambar 5.3 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sumenep, Tahun
2010 – 2018 ... 111 Gambar 5.4 Infrastruktur Dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Di
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten yang berada di ujung timur pulau Madura dan memiliki berbagai potensi. Potensi yang ada akan dimanfaatkan secara optimal bagi pembangunan Kabupaten Sumenep. Pembangunan ekonomi merupakan suatu usaha peningkatan produktivitas melalui proses produksi dengan cara pemanfaatan sumberdaya potensial yang dimiliki oleh daerah baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya ekonominya secara optimal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah yang bersangkutan.
Kegiatan pembangunan ekonomi diperlukan agar terelaborasi karakter yang unik sehingga dapat diperoleh spirit atau roh yang menjadi penyatu setiap unsur dalam proses pembangunan dan menjadi pondasi bagi proses pembangunan yang berkesinambungan. Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah daerah pada dasarnya bertujuan untuk membangun tatanan
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 2 kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta mewujudkan kemajuan di segala bidang terutama bidang ekonomi yang demokratis, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat dan bangsa yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera. Oleh karena itu, pembangunan di bidang ekonomi diantaranya berusaha untuk meningkatkan pencapaian indikator-indikator ekonomi secara makro, yang dapat mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Perencanaan pembangunan suatu daerah, memerlukan bermacam-macam data statistik khususnya data sosial ekonomi untuk dasar penentuan strategi dan kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa-masa yang lalu perlu dimonitor dan dilihat hasil-hasilnya. Berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitas mutlak diperlukan untuk memerlukan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Untuk menghasilkan perencanaan regional yang baik, bagaimanapun memerlukan data yang baik dan sesuai. Bahkan kualitas dari data dasar akan sangat berpengaruh pada kualitas perencanaan regional, data yang baik akan menghasilkan perencanaan yang baik pula (garbage in, garbage out). Oleh karena
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 3 itu penyediaan berbagai data dan indikator untuk kebutuhan perencanaan merupakan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi dalam menyusun perencanaan regional. Maka ketersediaan data indikator makro sosial ekonomi secara terus menerus tiap tahunnya sangat diperlukan, bahkan perlu diperkaya jenis indikator berikut analisisnya. Kebutuhan data tersebut terpenuhi dengan dipublikasikannya “Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Sumenep Tahun 2019”.
1.2 Maksud dan Tujuan
Penyusunan buku "Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Sumenep Tahun 2019" dimaksudkan untuk menyediakan referensi yang berisi data dan informasi dasar yang dapat merepresentasikan kondisi pembangunan ekonomi Kabupeten Sumenep yang terukur berdasarkan indikator-indikator makro ekonomi. Hasil pencapaian pembangunan tersebut, diukur mengacu pada Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang diatur dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan buku “Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Sumenep 2018” adalah:
1. Mendeskripsikan kondisi pembangunan ekonomi Kabupetan Sumenep;
2. Menggali permasalahan makro ekonomi Kabupetan Sumenep; 3. Menjelaskan keterkaitan variabel-variabel makro ekonomi
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 4 4. Memberi bahan evaluasi terhadap capaian indikator makro
ekonomi sehingga dapat dijadikan bahan perencanaan pembangunan daerah dimasa yang akan datang.
1.3 Sasaran
Agar tujuan penyusunan buku Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupetan Sumenep dapat tercapai dan tercipta suatu gambaran komprehensif, maka beberapa sasaran perlu untuk diwujudkan, yakni:
1. Terpilih dan terdefinisikannya indikator-indikator makro ekonomi Kabupetan Sumenep;
2. Terkumpulnya keseluruhan data dan informasi yang diperlukan guna menjelaskan dinamika indikator-indikator makro ekonomi Kabupetan Sumenep yang telah terpilih;
3. Terepresentasikannya makna dari indikator-indikator makro ekonomi Kabupetan Sumenep.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang menjadi substansi dasar di dalam dokumen Publikasi “Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Sumenep” ini adalah indikator makro sosial dan ekonomi di Kabupaten Sumenep dan tahun data hingga 2018.
1.5 Sistematika Penulisan
Buku "Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Sumenep Tahun 2019" terdiri atas 5 BAB, yang secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 5 BAB 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, serta sistematika penulisan.
BAB 2 Sekilas Tentang Sumenep
Berisi visi dan misi Kabupaten Sumenep 2016-2021 dan prioritas pembangunan serta membahas karakteristik lokasi dan wilayah, aspek historis, potensi pengembangan wilayah, serta demografi
BAB 3 Definisi Operasional Indikator Ekonomi
Menjelaskan definisi serta metodologi dalam penghitungan indikator ekonorni.
BAB 4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Terdiri atas dua fokus yaitu aspek perekonomian dan aspek sosial.
BAB 5 Aspek Keterbandingan Antar wilayah
Terbagi atas tiga fokus yaitu fokus otonomi dan keuangan daerah, fokus sumber daya manusia, dan fokus infrastruktur.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 6
BAB II
SEKILAS TENTANG SUMENEP
2.1 Visi dan Misi Kabupaten SumenepVisi merupakan gambaran besar, tujuan utama dan cita-cita daerah di masa depan. Visi berupa cita-cita jangka panjang dan berorientasi kedepan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumenep 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yaitu mendorong perkembangan usaha kerakyatan yang makin mandiri dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kesenjangan atau disparitas antara wilayah kepulauan dan wilayah daratan yang sudah maju, dan berbagai fasilitas layanan publik yang ada di Kabupaten Sumenep juga diharapkan dapat berjalan dengan baik karena didukung kinerja aparat pemerintahan yang bersih, kreatif, inovatif, disiplin, dan akuntabel.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Dengan adanya visi, maka segala sumber daya dapat digunakan secara terarah, guna mewujudkan kondisi akhir yang
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 7 dicita-citakan melalui serangkaian tahapan kegiatan. Oleh karena itu, visi pembangunan mempunyai berbagai fungsi diantaranya:
a. Sebagai arah bagi semua kebijakan pembangunan;
b. Sebagai tujuan dan sasaran akhir yang hendak dicapai oleh kebijakan pembangunan;
c. Sebagai acuan dalam penyusunan program dan anggaran pembangunan dan;
d. Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap semua kebijakan pembangunan.
Penentuan visi pembangunan dengan misi dan strategi pencapaiannya sangatlah penting, agar proses pembangunan dapat dilaksanakan dengan arah dan kebijakan yang terarah dan jelas untuk kemajuan masyarakat. Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan dan isu strategis daerah ke depan maka Visi pembangunan Kabupaten Sumenep yang ingin diwujudkan pada periode 2016-2021 adalah
"SUPER MANTAP"
Yang memiliki makna "Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional"
Di dalam visi tersebut terdapat 7 makna kata kunci, yaitu: Sumenep Makin Sejahtera, Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 8 Pertama, Sumenep sebagai sebuah wilayah mempunyai potensi sumber daya (resources) alam (SDA) yang melimpah dan kaya dengan khazanah kebudayaan. Apabila SDA yang melimpah seperti migas, pertanian, kelautan, perkebunan dan sektor industri (home industrinya) dapat dikelola dengan baik dan dimaksimalkan niscaya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan (daya beli) masyarakat Sumenep. Kesejahteraan ditandai dengan semakin meningkatnya kualitas hidup yang layak, tercukupinya kebutuhan dasar pokok manusia yang meliputi pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja, yang didukung oleh infrastruktur sosial budaya ekonomi yang memadai. Bagi masyarakat Kabupaten Sumenep, persoalan kesejahteraan ini sangat penting, karena jumlah penduduk miskin berkurang, tetapi trend terjadinya proses pendalaman dan tekanan kemiskinan cenderung meningkat. Untuk itu, dengan didukung kekayaan sumber daya alam yang terkelola dengan baik dan ditambah lagi dengan dukungan infrastruktur yang memadai, Hal tersebut akan dapat dijadikan modal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing ekonomi, baik di tingkat regional, nasional maupun di tingkat global seiring diberlakukannya kebijakan perdagangan bebas: MEA dan AFTA.
Kedua, Sumenep sebagai sebuah entitas kultural memiliki kekayaan dan budaya/tradisi yang memiliki muatan nilai-nilai teologis kemanusiaan dan sejuta makna (meaning) lainnya yang
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 9 langsung maupun tidak langsung akan berimplikasi positif dalam membangun peradaban manusia Madura khususnya masyarakat Kabupaten Sumenep, seperti nilai toleransi, gotong royong, kuatnya ikatan persaudaraan di tengah hantaman glamourisme dan pengaruh global. Intinya, keragaman budaya Madura dapat dijadikan modal penguatan ikatan dan kohesi sosial masyarakat Madura dalam menghadapi intervensi budaya maupun, perkembangan perubahan masyarakat yang makin kontraktual, konsumtif dan permisif.
2. Pemerintahan yang Mandiri adalah konsep yang berangkat dari suatu keyakinan bahwa masyarakat Sumenep yang didukung stakeholders pada dasarnya mempunyai kemampuan dan potensi swakarsa untuk mengatur dan mengurus proses pembangunan Daerah di Kabupaten Sumenep. Kemandirian di sini bukan berarti tidak menjalin kerjasama dengan pihak lain, namun pengertian kemandirian di sini difokuskan kepada proses pembangunan berdasar prakarsa/usul/inovasi Masyarakat Sumenep dan direalisasikan oleh Masyarakat dan Pemerintah Daerah Sumenep sendiri. Mandiri adalah kondisi yang tidak tergantung pada pihak lain, tidak tersubordinasi, dan berkembang atas potensi swakarsa untuk menolong dirinya sendiri (self-help).
3. Agamis di sini dalam pengertian bahwa semua proses dan output pembangunan di Kabupaten Sumenep tidak semata-mata dikembangkan untuk tujuan meraih kesejahteraan ekonomi,
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 10 namun harus diimbangi dengan pendekatan spiritual (Agama) untuk membentuk masyarakat Sumenep ber-akhlaqul karimah. Dengan kata lain apabila nilai-nilai luhur agama dijadikan modal//spirit dalam berkehidupan masyarakat dan pengelolaan pemerintahan, maka di Kabupaten Sumenep akan tercipta masyarakat yang memiliki nilai moral yang kuat, dan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
4. Nasionalis adalah kesadaran dan sikap politik yang tidak mengedepankan ego kewilayahan dan jati diri masyarakat yang sempit, melainkan sebuah sikap politik yang menyadari sepenuhnya bahwa masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep adalah bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur, dan merupakan bagian dari Negara Kesatuai Republik Indonesia (NKRI).
5. Transparan atau keterbukaan untuk umum sebagai salah satu uns penting dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (good governance). Good Governance di sini dimaknai sebagai pengejawantahan nilai-nilai luhur dalam mengarahkan warga negara (citizen) kepada masyarakat dan pemerintahan yang berkeadaban melalui wujud pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Upaya pemerintahan yang bersih adalah sikap di mana para pemegang kekuasaan dan masyarakat diatur oleh suatu sistem kehidupan politik dan hukum yang demokratis, transparan, dan akuntabel. Dalam praktiknya pemerintahan yang bersih (clean
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 11 government) adalah model pemerintahan yang efektif, efisien, jujur, transparan dan bertanggungjawab (accountable), yang selalu mampu memberikan pelayanan prima kepada Masyarakat. Transparansi mutlak diwujudkan sejak proses pembangunan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan refleksi, sehingga dengan transparansi tersebut semua proses pembangunan hingga output yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan oleh semua pihak. 6. Adil adalah ikhtiar politik pembangunan di Sumenep untuk
meminimalisir 'ketimpangan' distribusi pembangunan antara daratan dan Kepulauan. Keadilan di sini tidaklah bersifat kuantitatif fifty-fifty, namun pola distribusi hasil-hasil pembangunan dikembangkan secara proporsional berdasar kebutuhan (need assesment) masyarakat, sehingga dengan pola keseimbangan dan keadilan pembangunan, maka antara masyarakat daratan dan kepulauan akan sama-sama dapat merasakan 'manis'nya pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Sumenep.
7. Profesional bahwa semua proses dan pelaksanaan pembangunan Sumenep dilakukan secara profesional yang mengarah kepada kemampuan skill dan sesuai dengan keahlian masing-masing pihak. Penegasan ini penting agar pelaksanaan pembangunan lebih terarah, fokus dan tepat sasaran sesuai dengan perencanaan. Profesional di sini tidaklah berarti mendatangkan 'orang luar' (ornag asing) sebagai aktor pembangunan, namun dalam proses pelaksanaannya harus dimaksimalkan, peran aktif atau partisipasi
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 12 masyarakat Sumenep sendiri yang memang mempunyai kapasitas dan pengalaman dalam pengelolaan pembangunan secara swakarsa dan swadaya.
Misi berupa cita-cita jangka pendek dan berorientasi masa kini. Untuk mewujudkan Visi yang telah dirumuskan tersebut, maka ditetapkan Misi Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 2004, misi adalah upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan SUPER MANTAP seperti dimaksud di atas telah dirumuskan Misi Prioritas Pembangunan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar tujuan pembangunan dapat tercapai. Secara garis besar Misi Prioritas Pembangunan Kabupaten Sumenep Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pendidikan, Kesehatan dan Pengentasan Kemiskinan. SDM merupakan subjek utama dalam pembangunan sehingga SDM yang cerdas, sehat dan produktif menjadi penentu keberhasilan pembangunan. Dengan SDM yang berkualitas, Kabupaten Sumenep mampu melahirkan general unggul yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran serta mampu bersaing di tingkat regional, nasional bahkan Internasional. Peningkatan kualitas SDM tersebut dilakukan melalui upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan kesehatan masyarakat serta peningkatan kualitas dan produktif
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 13 tenaga kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan Pendidikan dapat dilihat dari peningkatan angka Rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf dan peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sedangkan peningkatan kualitas kesehatan ditunjukkan dari peningkatan Angka Harapan Hidup masyarakat dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Upaya pengentasan kemiskinan juga menjadi langkah strategis dalam rangka meningkatkan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan tersebut dapat dilihat dari peningkatan daya beli masyarakat dan penurunan angka kemiskinan.
2. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Wilayah Kepulauan dan Daratan yang didukung Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) serta Lingkungan. Ketersediaan dan kemajuan infrastruktur merupakan penunjang utama dalam pembangunan di Kabupaten Sumenep. Adanya peningkatan infrastruktur dapat mendukung kemajuan di bidang lainnya seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan seluruh aksesibilitas kebutuhan masyarakat. Pemerataan pembangunan di Kabupaten Sumenep yang memiliki wilayah daratan dan kepulauan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai sehingga dengan adanya percepatan pembangunan di bidang infrastruktur dapat mengurangi kesenjangan diantara keduanya yang diikuti oleh pemerataan pembangunan di seluruh sektor. Peningkatan
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 14 infrastruktur tersebut juga harus berwawasan lingkungan dengan didukung oleh pengelolaan SDA secara tepat.
3. Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan Perkotaan dengan Memperhatikan Potensi Ekonomi Lokal yang Unggul Berdaya Saing Tinggi. Kemandirian ekonomi akan kemampuan nyata pemerintah dan masyarakat untuk dan mengelola sumber daya daerahnya sendiri melalui prakarsa, inovasi, dan aspirasi masyarakat serta direalisasikan sendiri masyarakat Sumenep dalam rangka meningkatkan kemakmuran. Keragaman potensi ekonomi lokal di Kabupaten Sumenep yang memiliki nilai jual dan berdaya saing tinggi menjadi modal dasar dalam mewujudkan perekonomian Kabupaten Sumenep yang mandiri. Peningkatan kemandirian perekonomian tersebut dapat dilakukan melalui upaya penguatan ekonomi kerakyatan, peningkatan kapasitas dan perluasan sektor usaha bagi pelaku usaha mikro, kecil dan (UMKM), berbagai pelatihan bagi wirausaha muda, peningkatan daya tarik investasi, dan pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi di sektor pertanian, industri dan perdagangan serta optimalisasi pariwisata daerahl yang mempunyai potensi untuk dikembangkan, melalui pemberdayaan masyarakat pada wilayah-wilayah dengan potensi yang berbeda sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 15 yang pada muaranya diharapkan mampu memberi dukungan pada kesejahteraan masyarakat.
4. Meningkatkan Kultur dan Tata Kelola Pemerintahahan yang Profesional dan Akuntabel. Tata Pemerintahan yang baik (good governance) adalah tata pemerintahan yang bersih, tertib dan akuntabel serta menerapkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, efektif, efisien menjunjung tinggi supremasi hukum, demokratisasi, profesionalisme dan membuka partisipasi masyarakat. Pelaksanaan prinsip-prinsip itu ditujukan untuk menjamin kelancaran, keserasian, dan keterpaduan tugas serta fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembanguna. Untuk mewujudkan Pemerintahan yang balk memerlukan proses dan komitmen serta sinergi dari seluruh stakeholder baik dari aparatur pemerintah, sektor swasta dan masyarakat secara proporsional dan bertanggungjawab. Setiap aparatur pemerintah harus dapi melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan kapasitas yang dimiliki disertai kesempatan yang luas untuk meningkatkan kualitas kompetensinya. Di samping itu, pemenuhan hak masyarakat terhadap informasi publik menjadi bagian dari upaya transparansi dan peningkatan pelayanan publik melalui pengembangan sistem informasi komunikasi secara terpadu sehingga pelaksanaan roda pemerintah dapat berjalan secara profesional, bersih dan akuntabel yang didukung kompetensi SDM yang handal. Keberhasilan Pemerintahan yangc dapat ditunjukkan
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 16 oleh tidak adanya tindak pidana KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), keberhasilan penegakan hukum dan per undangan, ketersediaan informasi publik, peningkatan indeks kapuasan pelayanan masyarakat, dan peningkatan kinerja birokrasi.
5. Meningkatkan Tata Kelola Kehidupan Masyarakat Aman dan Kondusif Melalui Partisipasi Masyarakat serta Stakeholder Dalam Proses Pembangunan. Kondisi aman dan tertib merupakan harapan masyarakat Kabupaten Sumenep yang ditandai oleh tidak adanya tindakan kriminalitas, terciptanya kondisi masyarakat yang kondusif dan terlaksananya kebebasan demokrasi yang bertanggung jawab. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan juga dapat menciptakan stabilitas sosial sehingga kelangsungan hidup yang aman dan damai dapat terwujud. Upaya yang dapat dilakukan antara lain, meningkatkan peran serta masyarakat dan seluruh stakeholder melalui pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), mencukupi ketersediaan petugas perlindungan masyarakat (LinMas), dan menyelesaikan serta mengurangi konflik sosial yang terjadi dalam rangka menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
6. Meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan, budaya serta nasionalisme yang didukung kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat. Kabupaten Sumenep merupakan Kabupaten yang kaya akan kebudayaan dan nilai-nilai agamis. Hal itulah yang menjadikan Kabupaten Sumenep memiliki banyak adat istiadat
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 17 dan kearifan lokal. Nilai-nilai kearifan budaya lokal merupakan sebuah potensi pariwisata yang dapat menarik wisatawan baik lokal dan manca negara. Disamping itu, masyarakat Sumenep juga hidup berdampingan dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. Sikap toteransi antar umat beragama yang senantiasa terjaga dalam kehidupan bermasyarakat harus terus dikembangkan agar semangat persatuan dan kesatuan menjadi pilar penyangga yang kokoh menuju Kabupaten Sumenep yang maju dan sejahtera. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa juga memiliki peran dan fungsi strategis dalam akselerasi pembangunan dengan berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kualitas pemuda harus terus menrus dilakukan salah satunya melalui pemberdayaan potensi kepeloporan dan olahraga.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 18 2.2 Program Prioritas Pembangunan.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Sumenep 2016-2021, maka ditempuh agenda Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Sumenep tahun 2016-2021, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing berdasarkan keimanan dan ketakwaan, melalui:
a. Membangun dan menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan kualitas dan kuantitas pendidik. b. Meningkatkan akses, pemerataan, dan relevansi pendidikan
dasar dan menengah yang berkualitas serta meningkatkan pendidikan luar sekolah.
c. Peningkatan pembangunan infrastruktur kesehatan serta penempatan tenaga kesehatan yang lebih merata.
d. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dengan peningkatan ketersediaan tenaga medis dan paramedis, terutama pada pelayanan kesehatan dasar.
e. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia berbasis potensi dan kearifan lokal dengan memasyarakatkan wawasan dan jiwa kewirausahaan.
f. Meningkatkan pembangunan sarana ibadah.
g. Memperkuat pemberdayaan perempuan dalam pembangunan sosial politik dan perlindungan terhadap anak.
h. Memberdayakan lembaga adat dan peningkatan pemahaman masyarakat tentang adat dan budaya dalam ruang lingkup persatuan dan kesatuan.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 19 2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan
ekonomi kerakyatan, melalui:
a. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong pengembangan agribisnis dan kelautan yang berwawasan lingkungan.
b. Peningkatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana (infrastruktur) untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
c. Percepatan pengentasan kemiskinan dengan membuka akses pada daerah kantong produksi yang masih terisolir serta menumbuhkan ekonomi baru dan memperluas lapangan kerja. d. Revitalisasi sektor pertanian (dalam arti luas).
e. Pemberdayaan ekonomi rakyat dengan kepastian modal dan kepastian pasar.
f. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat serta meningkatkan akses masyarakat miskin pada pelayanan dasar.
g. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan.
3. Peningkatan pembangunan infrastruktur, melalui:
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana perhubungan.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 20 b. Meningkatkan kualitas pelayanan transportasi yang
berkesinambungan dan ramah lingkungan, serta sesuai dengan standar pelayanan yang dipersyaratkan.
c. Meningkatkan pemerataan pelayanan transportasi baik antar-wilayah maupun antar-golongan masyarakat di perkotaan, perdesaan, maupun daerah terpencil dan perbatasan.
d. Meningkatkan program rehabilitasi sarana dan prasarana transportasi secara terpadu dengan program-program bidang lainnya dan memantapkan rencana pengembangan wilayah. e. Memantapkan pelaksanaan dan pengawasan implementasi
tata ruang wilayah.
4. Reformasi birokrasi dan penegakan supremasi hukum dan HAM, melalui:
a. Menciptakan Sumenep yang aman, damai, demokratis dan berkeadilan.
b. Mendorong pemberantasan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme dan pelanggaran HAM sesuai ketentuan hukum yang berlaku seiring dengan upaya menciptakan sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih, akuntabel, transparan, efisien dan berwibawa.
c. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Sumenep Tahun 2019 d. Meningkatkan kesejahteraan aparatur pemerintah.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 21 e. Meningkatkan kualitas produk hukum dan
perundangan-undangan daerah serta sosialisasi kepada masyarakat baik produk hukum daerah maupun hukum nasional.
f. Menjunjung tinggi penegakan dan pelaksanaan tindakan hukum secara adil dan merata
g. Melakukan pembinaan toleransi keberagamaaan dan penghargaan pluralitas.
h. Optimalisasi infrastruktur untuk menunjang kinerja lembaga pemerintah secara efektif dan efesien.
i. Menerapkan pengawasan dan akuntabilitas pemerintah serta penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan instansi pemerintah.
5. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan.
a Mempercepat pembangunan infrastruktur strategis dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan. b Pengembangan peraturan-peraturan yang mendukung untuk
terciptanya pengelolaan hutan lestari dan pemanfaatan sumberdaya hutan yanc efesien.
c Pengembangan kawasan konservasi laut dan perairan, serta pengelolaan lingkungan laut berbasis pemberdayaan masyarakat.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 22 d Pengendalian dan pemanfaatan potensi pertambangan
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan kearifan lokal.
e Pengembangan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana, rehabil-dan pengendalian lingkungan hidup, kawasan pesisir dan laut meminimalisir risiko dan perlindungan masyarakat. f Peningkatan peran serta dan pemberdayaan kelembagaan
masya dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup bijaksana bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 23 2.3 Karakteristik Geografis
Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura dan terletak di antara 113°32'54" - 116°16'48" Bujur Timur dan 4°55' - 7°24' Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura 2. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan 4. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Sumenep Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan. Sebanyak 126 pulau (sesuai dengan hasil sinkronisasi luas Kabupaten Sumenep Tahun 2002), tersebar membentuk gugusan pulau-pulau baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Pulau paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di Kecamatan
AR JASA KAN GAYAN
GAYAM RUBAR U SAPEKEN BAT UPUT IH GAPU RA BLU TO LEN TENG MAND ING SAR ONG GI DUN GKEK TALANGO AM BUNT EN RAAS NONGG UN ONG KALI ANGET MASALEM BU GI LIG EN TENG DASUK PASON GSON GAN
PR AGAAN GAN DI NG
BAT ANG -BATANG GU LUK-GULU K BAT UANKO T ASUMEN EP T U B AN B O JO NE G O RO LA M O NG A N G RE S IK S A MP A NG B A NG K A L A N P A ME K A S A N S UR A B A Y A
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 24 Masalembu dengan jarak ±151 mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala dengan jarak ±165 mil laut dari Pelabuhan Kalianget.
Tabel 2.1 Jumlah Desa dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumenep
No Kecamatan Jumlah Desa Luas Area Persentase
1 Pragaan 14 57,84 2,76 2 Bluto 20 51,25 2,45 3 Saronggi 14 67,71 3,23 4 Giligenting 8 30,32 1,45 5 Talango 8 50,27 2,4 6 Kalianget 7 30,19 1,44 7 Kota Sumenep 16 27,84 1,33 8 Batuan 7 27,1 1,29 9 Lenteng 20 71,41 3,41 10 Ganding 14 53,97 2,58 11 Guluk-Guluk 12 59,57 2,85 12 Pasongsongan 10 119,03 5,69 13 Ambunten 15 50,54 2,41 14 Rubaru 11 84,46 4,03 15 Dasuk 15 64,5 3,08 16 Manding 11 68,88 3,29 17 Batuputih 14 112,31 5,36 18 Gapura 17 65,78 3,14 19 Batang Batang 16 80,36 3,84 20 Dungkek 15 63,35 3,03 21 Nonggunong 8 40,08 1,91 22 Gayam 10 88,4 4,22 23 Raas 9 38,9 1,86 24 Sapeken 11 201,89 9,64 25 Arjasa 19 241,99 11,56 26 Kangayan 9 204,68 9,78 27 Masalembu 4 40,85 1,95 Sumenep 334 2093,47 100
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 25 Secara administratif Kabupaten Sumenep terdiri atas 27 kecamatan dan 334 desa. Sebanyak 19 kecamatan merupakan Kecamatan Daratan sedangkan 8 sisanya merupakan Kecamatan Kepulauan. Dilihat dari luas wilayah tiap kecamatan, maka luas wilayah yang terbesar adalah Kecamatan Arjasa, yaitu 241,68 km2 sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Batuan dengan luas yang hanya 27,1 km2 atau 1,29 persen dari luas Kabupaten Sumenep. Berdasarkan komposisi jumlah desa, Kecamatan Bluto dan Lenteng memiliki jumlah desa terbanyak yaitu 20 desa dan kecamatan yang memiliki jumlah desa paling sedikit adalah Kecamatan Masalembu yaitu 4 desa.
Berdasarkan struktur tanah, di Kabupaten Sumenep sebagian besar terdiri dari jenis tanah alluvial, mediteran, grumosol dan regosol. Sedangkan berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, maka tanah di Kabupaten Sumenep dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: tanah gundul sebagai akibat erosi sehingga produktifitas tanah rendah dan daerah hidrologis, yang sulit menyerap air pada musim penghujan sehingga sering terjadi banjir dan pada musim kemarau kering. Tanah seperti ini terdapat di daerah semua dataran tinggi di Sumenep, gunung Kembar dan Gunung Tembuko. Adapun Jenis-jenis tanah dan lokasinya adalah sebagai berikut:
1) Jenis tanah Alluvial Hodromorff, sebagian besar terdapat di Kecamatan Saronggi dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Batang batang.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 26 2) Jenis tanah Alluvial kelabu kekuningan, sebagian besar terdapat
di Kecamatan Kota Sumenep dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Saronggi.
3) Jenis tanah Litosol, sebagian besar terdapat di Kecamatan Guluk-guluk dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Lenteng.
4) Jenis Tanah Asosiasi Litosol dan Mediteran, sebagian besar terdapat di Kecamatan Bluto, Saronggi dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Talango.
5) Jenis tanah Regusol coklat kekuningan, sebagian besar terdapat di Kecamatan Giligenting dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Gapura.
6) Jenis tanah Komplek Brows Forest Litosol dan Mediteran, sebagian besar terdapat di Kecamatan Pragaan, Ganding, Guluk-guluk dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Saronggi dan Ambunten.
7) Jenis tanah Grumosol kelabu, sebagian besar terdapat di Kecamatan Ganding dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Kalianget.
Jenis tanah Komplek Mediteran Grumosol, Regusol dan Litosol, sebagian besar terdapat di Kecamatan Batu Putih dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Gapura.
2.4 Potensi Pengembangan Wilayah
Untuk potensi perekonomian di Sumenep bisa dibilang luar biasa arena rata-rata masyarakat Sumenep bisa dibilang produktif
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 27 sehingga pendapatan daerah setiap tahunnya mencapai nilai tinggi, berikut faktor-faktor pendukung perekonomian Sumenep:
• Hasil Pertanian • Hasil Industri • Hasil Tambang • Hasil Laut • Hasil Tambak
Potensi pertanian di Sumenep sangat banyak dan hasilnyapun melimpah ruah karena rata-rata daerah di Sumenep di selimuti oleh iamparan lahan pertanian yang luas-luas, berikut hasil pertanian yang ada di Sumenep: • Padi • Tembakau • Garam • Kacang • Cabe
Industri di Sumenep mulai berkembang sampai saat ini banyak-banyak pabrik di Sumenep sehingga kalau sore atau pagi jalan-jalan di Sumenep mulai agak penuh tetapi tidak sampai macet karena tata letak jalan yang memang di desain untuk tidak macet, berikut daftar industri yang ada di Sumenep:
1) Industri Rokok terletak di Desa Patean
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 28 3) Industri Batik terletak di Desa Pekandangan Industri Hasil Tambak
terletak di Desa Nambakor dan Kalianget
4) Industri Garam terletak di Desa Kalianget dan Desa Nambakor 5) Industri Keris terletak di Desa Aengtongtong
Untuk masalah tambang di Sumenep jangan ditanya lagi karena sudah ada sejak setengah abad lebih atau sekitar 60 Tahunan, diantaranya yaitu:
• Tambang Minyak terletak di Desa Tanjung, Pagerungan dan Aengtongtong
• Tambang Gas terletak di Desa Pagerungan • Tambang Batu terletak di Desa Kasengan • Tambang Kapur terletak di Desa Tanahmerah
Potensi Kerajinan Tangan di Sumenep tidak diragukan lagi untuk kualitasnya karena sudah di ekspor ke berbagai Mancanegara, berikut adalah kerajinan tangan khas Sumenep:
• Ukiran terletak di Desa Karduluk • Batik terletak di Desa Pekandangan • Keris terletak di Desa Aengtongtong
Kata siapa di Sumenep tidak ada kebun, di Sumenep sangat banyak kebun dan biasanya kebun terletak di dekat rumah-rumah penduduk dan di sepanjang jalan menuju lahan pertanian, berikut hasil kebun di Sumenep:
• Jambu Mente terletak di Desa Batuan
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 29 • Jati terletak di Desa Saronggi
• Jagung terletak di hampir semua daerah di Kecamatan Saronggi • Semangka terletak di Desa Muangan
Peternakan di Sumenep terletak di darat dan di air, dan untuk pertenakan di Sumenep bisa dibilang cukup menghasilkan karena perternakan di Sumenep bisa dibilang ternak dalam jumlah besar, berikut adalah hasil ternak Sumenep:
• Sapi • Kambing • Ayam • Bebek • Puyuh • Bandeng • Udang • Lele • Kerapu
Potensi wisata yang di Sumenep mungkin sudah acap kali menjadi pembincangan publik karena selain banyak potensi wisata yang terkenal tetapi banyak juga potensi wisata yang belum dikenal tetapi tidak kalah dengan potensi wisata yang sudah terkenal, kami akan jabarkan mulai dari yang terkenal sampai yang tidak dikenal:
• Pantai Lombang • Pantai Slopeng
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 30 • Asta Tinggi
• Masjid Agung Sumenep • Pantai Badur
• Pantai Batu Sulung • Pantai Ponjuk • Asta Gumuk • Asta Katandur • Asta Jokotole • Asta Sayyid Yusuf
Potensi Kebudayaan yang ada di Sumenep sangat beragam dan banyak bukti-bukti akan keseragaman budaya yang ada di Sumenep diantaranya yaitu:
• Upacara Adat Nyadar • Upacara Adat Cahe • Karapan Sapi • Ludruk • Klengnengan Karaton • Topeng Dalang • Jaran Serek • Sape Sono'
• Upacara Adat Rokat Tase' • Tari Gambu
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 31
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR EKONOMI
3.1 Cakupan Indikator EkonomiDalam memahami perkembangan kondisi perekonomian maka diperlukan sebuah indikator kinerja pembangunan yang spesifik nnengenai kondisi ekonomi. Dalam rangka keterbandingan, antar waktu ataupun antar wilayah, maka diperlukan standarisasi metodologi penghitungan indikator-indikator tersebut.
Indikator ini diharapkan menjadi bahan rujukan bagi pemangku jabatan di pemerintahan, khususnya Pemerintah Kabupaten Sumenep berikut segenap jajarannya, agar menjadi ukuran kinerja pembangunan, khususnya di bidang ekonomi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan langkah elaborasi pengukuran indikator kinerja pembangunan melalui indikator ekonomi.
Dalam pengukuran capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Pemerintah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 memuat indikator-indikator acuan. Dilakukan langkah pemilahan indikator yang benar-benar merefleksikan kinerja bidang ekonomi untuk Pemerintah Kabupaten Sumenep. Dengan demikian, tidak semua indikator yang ada dalam Permendagri nomor 54 tahun 2010 yang akan dibahas, namun terbatas pada indikator yang berkaitan dengan kondisi ekonomi saja.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 32 Secara garis besar, indikator kinerja kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi tiga aspek, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Namun hanya dua aspek yang digunakan dalam penyusunan indikator kinerja ekonomi ini, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat dan aspek pelayanan umum.
3.2 Definisi dan Metodologi Indikator Ekonomi 3.2.1Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Dalam aspek ini, indikator yang dicakup meliputi indikator yang berkaitan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, serta layanan urusan pilihan. Beberapa aspek Kesejahteraan Kabupaten Sumenep yang akan dibahas antara lain:
(1) Pertumbuhan PDRB (%)
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Broto (PDRB) atau pertumbuhan ekonomi, merupakan perkembangan nilai PDRB Atas Dasar Harga Honstan (ADHK) tahun t dibagi PDRB ADHK tahun t-1 (dalam persen). Formulasi: Dengan, t+1 = tahun pengamatan PDRB
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 33 (2) Laju Inflasi (%)
Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Formulasi:
1/
1 2 1 ln f 1 ln f 1 ln ft t 1 Dengan: ln f perubahan inflasi dari nilai tahun sebelumnya t = adalah periode pengamatan perubahan nilai inflasi. Sedangkan ln f dihitung dengan rumus sebagai berikut:
( 1) ( ) ( ) ln ln ln x 100% ln n n n f f f f Dengan: n = tahun
(3) PDRB Per Kapita (juta rupiah)
PDRB per kapita atau pendapatan perkapita adalah gambaran pendapan masyarakat yang dihitung dari total PDRB ADHB dibagi penduduk pertengahan tahun.
Formulasi:
PDRB ADHB Tahun t PDRB Per Kapita =
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 34 (4) Indeks Gini
Indeks Gini merupakan ukuran tingkat pemerataan ekonomi penduduk yang dihitung dengan pendekatan penerimaan/ penghasilan. Formulasi: ∑ Dengan: i
P persentase rumahtangga atau penduduk pada kelas ke-i i
Q persentase kumulatif total pendapatan atau pengeluaran sampai kelas ke-i
Nilai gini ratio berkisar antara 0 dan 1, jika: G < 0,3 = ketimpangan rendah
0-3 ≤G ≤ 0,5 = ketimpangan sedang G > 0,5= ketimpangan tinggi
(5) Indeks Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)
Indeks Williamson merupakan satu ukuran, ketimpangan regional antar daerah) yang mengambarkan ketidak merataan perekonomian (PDRB) antar daerah dalam suatu wilayah.
Formula: √ Untuk kabupaten/kota: i Y PDRB perkapita di kecamatan i
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 35 Y = PDRB perkapita rata-rata kab/kota
i
f Jumlah penduduk di kecamatan i n = Jumlah penduduk di kab/kota Untuk provinsi
i
Y PDRB perkapita di kab/kota i Y = PDRB perkapita rata-rata provinsi
i
f Jumlah penduduk di kab/kota i n = Jumlah penduduk di provinsi
(6) PersentasePenduduk di Atas Garis Kemiskinan
Penduduk miskin adalah penduduk yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum baik makan maupun non makanan yang diukur dengan garis kemiskinan (ukuran batas kemiskinan). Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki pengeluaran pemenuhan kebutuhan makanan dan non makannya sama atau lebih rendah dari garis kemiskinan.
Formulasi:
% Penduduk diatas garis kemiskinan = 100% - %Penduduk miskin (7) Persentase Penduduk Yang Memiliki Lahan
Persentase penduduk yang memiliki lahan adalah perbandingan penduduk yang memiliki lahan terhadap total penduduk (persen). Formulasi:
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 36 (8) Rasio Penduduk Yang Bekerja
Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap total angkatan kerja. Sedangkan angkatan kerja didefinisikan sebagai penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan (pengangguran).
Formulasi:
(9) Proporsi Panjang Jaringan Dalam Kondisi Baik
Proporsi panjang jaringan dalam kondisi balk adalah perbandingan antara panjang jalan dalam kondisi balk dengan panjang jalan seluruhnya.
Formulasi:
(10) Rasio Jaringan Irigasi
Rasio jaringan irigasi adalah perbandingan antara panjang irigasi dengan luas lahan pertanian.
Formulasi:
(11) Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Persentase rumah tinggal bersanitasi adalah perbandingan antara jumlah rumah tinggal bersanitasi dan jumlah rumah tinggal (persen).
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 37 Formulasi:
(12) Panjang Jalan Dilalui Roda Empat
Panjang jalan yang dilalui roda empat adalah total panjang jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan beroda empat (km).
(13) Panjang Jalan Yang Memiliki Trotoar dan Drainase/Saluran Pembuangan Air (minimal 1,5 m)
Panjang jalan yang memiliki trotoal dan drainase/saluran pembuangan air adalah perbandingan antara panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase dengan panjang seluruh jalan kabupaten (persen).
Formulasi:
(14) Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat
Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat adalah rasio antara panjang drainase/pembuangan air dalam kondisi baik (tidak tersumbat) dengan panjang seluruh drainase (persen).
Formulasi:
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 38 (15) PersentaseRumah Tangga Pengguna Listrik
Persentase rumah tangga pengguna listrik adalah perbandingan antara jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik dan jumlah seluruh rumah tangga (persen).
Formulasi:
(16) Persentase Rumah Layak Huni
Persentase rumah Iayak huni adalah rasio (perbandingan) antara jumlah rumah layak huni dengan jumlah seluruh rumah (persen). Formulasi:
(17) Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Jumlah arus penumpang angkutan umum adalah banyaknya penduduk yang keluar/masuk suatu wilayah menggunakan angkutan umum.
(18) Rasio Ijin Trayek
Rasio ijin trayek adalah perbandingan antara jumlah ijin trayek yang dikeluarkan dengan jumlah seluruh armada angkutan umum yang beroprerasi.
Formulasi:
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 39 (19) Jumlah Uji Kir Angkutan Umum
Jumlah Uji Kir angkutan umum merupakan banyaknya pengujian setiap angkutan umum yang diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
(20) Jumlah Pelabuhan Laut, Bandar udara, dan Terminal
Indikator ini memberikan informasi banyaknya pelabuhan laut, bandar udara, dan terminal yang ada di Kabupaten Sumenep.
(21) Angkutan Darat
Indikator angkutan darat menampilkan data jumlah angkutan darat ,ang kategorikan menjadi dua yaitu Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi AKDP) dan Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) (22) Kepemilikan KIR Angkutan Umum
Indikator kepemilikan KIR angkutan umum adalah jumlah angkutan umum yang memiliki sertifikasi KIR (telah diuji kelaikan). (23) Lama Pengujian Kelaikan Angkutan Umum (KIR)
Indikat ini memberikan informasi rata-rata waktu yang diperlukan dalam pengujian kelaikan satu unit angkutan umum (hari) (24) Biaya Pengujian Kelaikan Angkutan Umum
Biaya pengujian kelaikan angkutan umum adalah besaran biaya yang dikeluarkan dalam pengujian kelaikan satu unit angkutan umum.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 40 (25) Pemasangan Rambu-rambu
Jumlah pemasangan rambu-rambu baru selama satu tahun (bush).
(26) Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
Cakupan pengawasan terhadap amdal adalah pelaksanaan perbandingan antara jumlah perusahaan wajib AMDAL yang diawasi dengan jumlah seluruh perusahaan yang wajib memiliki AMDAL. Formulasi:
(27) Rasio Penegakan Hukum Lingkungan
Rasio penegakan hukum lingkungan adalah rasio antara jumlah kasus hukum lingkungan yang dapat diselesaikan pemerintah daerah dengan jumlah kasus hukum lingkungan yang terjadi di daerah selama satu tahun.
Formulasi:
(28) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tinkat partisipasi angkatan kerja adalah rasio (perbandingan) antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (persen). Angkatan kerja adalah penduduk usia 15-64 tahun yang bekerja atau
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 41 mencari pekerjaan (pengangguran), sedangkan usia kerja adalah usia antara 15 sampai dengan 64 tahun.
Formulasi:
(29) Pencari Kerja Yang Ditempatkan
Pencari kerja yang ditempatkan adalah jumlah pencari kerja yang terdaftar di dinas tenaga kerja dan transmigrasi (memiliki kartu pencari kerja) yang sudah mendapatkan pekerjaan (ditempatkan). (30) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat pengannguran terbuka adalah persentase penduduk yang mencari pekerjaan (menganggur) terhadap angkatan kerja. Formulasi:
(31) Persentase Koperasi Aktif
Persentase koperasi aktif adalah perbandingan antara kopersial yang aktif beraktifitas dengan jumlah seluruh koperasi yang terdaftar (persen).
Formulasi:
(32) Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
Indikator ini memberikan informasi mengenai jumlah UKM non BPR/LKM UKM yang berada di Kabupaten Sumenep.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 42 (33) Persentase Usaha Mikro dan Kecil
Persentase usaha mikro dan kecil merupakan hasil bagi antara jumlah usaha mikro dan kecil dengan jumlah keseluruhan UKM dikalikan 100 %.
Formulasi:
(34) Jumlah Investor Berskala Nasional
Jumlah investor berskala nasional merupakan data jumlah investor yang memiliki skala usaha nasional yang diklasifikasikan menjadi dua yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).
(35) Nilai Investasi Berskala Nasional
Nilai investari berskala nasional merupakan jumlah nominal modal yang ditanamkan di daerah oleh investor PMDN (dalam rupiah) dan investor PMA (dalam USD).
(36) Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
Rasio daya serap tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan PMDN/PMA dengan jumlah seluruh perusahaan PMDN/PMA. Apabila diartikan secara sederhana indikator Rasio daya serap tenaga kerja ini menggambarkan jumlan tenaga kerja yang diserap oleh sebuah perusahaan PMDN/PMA.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 43
(37) Produktivitas Bahan Pangan Utama
Produktivitas bahan pangan utama adalah produksi tanaman bahan pangan yang dihasilkan setiap 1 hektar areal tanaman bahan pangan tersebut. Dalam indikator ini, tanaman bahan pangan yang dicakup adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
(38) Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB adalah persentase PDRB sektor pertanian dibandingkan dengan total PDRB. Dengan kata lain, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB menyatakan seberapa besar sektor pertanian memberikan sumbangan terhadap total PDRB. Formulasi:
(39) Persentase Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
Persentase rehabilitasi hutan dan lahan kritis merupakan proporsi hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi terhadap total luas hutan dan lahan kritis.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 44 (40) Kerusakan Kawasan Hutan
Kerusakan kawasan hutan adalah persentase kerusakan kawasan hutan terhadap total luas kawasan hutan.
(41) Nilai Tukar Petani Perkebunan
Nilai tukar petani (NTP) merupakan indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan petani. Nilai tukar petani perkebunan merupakan perbandingan antara indeks yang diterima petani perkebunan dengan indeks yang dibayar petani. Semakin besar nilai NTP (>100) perkebunan menunjukkan semakin sejahteranya petani, hal ini menunjukkan bahwa indeks yang diterima petani lebih besar dari indeks yang dikeluarkan petani.
(42) Jumlah Populasi Ternak Besar
Jumlah populasi ternak besar adalah jumlah populasi sapi yang diternakkan di Kabupaten Sumenep selama satu tahun.
(43) Jumlah Konsumsi Daging (ton)
Jumlah konsumsi daging merupakan indikator banyaknya daging yang dikonsumsi penduduk di suatu wilayah (ton) dalam satu tahun.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 45 (44) Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap
PDRB (ADHB)
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB adalah ukuran sejauh mana NTB sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi/berperan dalam menyusun PDRB Kabupaten Sumenep yang dihitung berdasarkan harga berlaku (persen).
Formulasi:
(45) Produksi Perikanan Tangkap
Produksi perikanan tangkap adalah volume ikan yang dihasilkan oleh seluruh nelayan yang menangkap ikan di laut lepas tanpa nnelalui proses pembudidayaan (ton).
(46) Persentase Produksi Ikan Kelompok Nelayan
Persentase produksi ikan kelompok nelayan merupakan rasio produksi ikan yang dihasilkan oleh kelompok nelayan terhadap total produksi ikan daerah (persen).
Formulasi:
–
(47) Konsumsi Ikan (kilogram/kapita/tahun)
Konsumsi ikan adalah banyaknya ikan (kg) yang dikonsumsi oleh setiap orang di suatu wilayah selama satu tahun.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 46 Formulasi:
(48) Cakupan Bina Kelompok Nelayan
Cakupan bina kelompok nelayan merupakan persentase kelompok -relayan yang mendapatkan bantuan pemda dari total kelompok nelayan .ang ada di suatu daerah.
Formulasi:
–
(49) Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restauran Terhadap total PDRB
Kontribusi perdagangan, hotel, dan restauran terhadap total PDRB provinsi dapat diartikan sebagai persentase sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restauran terhadap total PDRB provinsi atas dasar harga berlaku.
Formulasi:
(50) Ekspor Bersih Perdagangan (Juta USD)
Ekpor bersih perdagangan adalah selisih antara nilai ekspor luar negeri suatu daerah dengan nilai impor luar negeri daerah tersebut yang besarnya dinyatan dalam juta dollar amerika.
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 47 (51) Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal merupakan persentase kelompok pedagang/usaha informal yang mendapatkan bantuan pemda dari total kelompok pedagang/usaha informal yang ada di suatu daerah.
Formulasi:
(52) Kontribusi Sektor industri Pengolahan Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total PDRB provinsi dapat diartikan sebagai persentase sumbangan sektor industri pengolahan terhadap total PDRB provinsi atas dasar harga berlaku.
(53) Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri dapat diartikan sebagai persentase peningkatan industri selama satu tahun atau rasio antara jumlah industri pada suatui tahun dengan jumlah industri tahun sebelumnya (persen).
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 48 Cakupan bina kelompok pengrajin merupakan persentase kelompok pengrajin informal yang mendapatkan bantuan pemda dari total kelompok pengrajin yang ada di suatu daerah.
(55) Transmigrasi Swakarsa Mandiri
Rasio transmigrasi swakarsa mandiri adalah perbandingan antara jumlah transmigrasi swakarsa mandiri dengan total transmigrasi dalam satu tahun.
Formulasi:
3.2.2Aspek Daya Saing Daerah
Dalam aspek ini, indikator yang dicakup meliputi indikator yang berkaitan dengan kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi, dan sumber daya manusia. (1) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita adalah pengeluaran setiap satu orang penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya balk kebutuhan makanan maupun non makanan dalam waktu satu tahun.
Formulasi:
Analisis Indikator Makro Ekonomi Kabupten Sumenep 2019 49 (2) Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita
Persentase pengeluaran konsumsi non pangan perkapita adalah persentase perbandingan antara pengeluaran konsumsi non makanan dengan total konsumsi rumah tangga. Persentase pengeluaran konsumsi non pangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Apabila persentase pengeluaran non makanan lebih dari 50% berarti kesejahteraan masyarakat cenderung meningkat sebab kebutuhan non makanannya tercukupi. Hal ini diindikasikan dengan lebih tingginya pengeluaran non makanan dibandingkan dengan pengeluaran makanan.
Formulasi:
(3) Produktivitas Total Daerah
Produktivitas total daerah adalah rasio antara total nilai tambah setiap sektor ekonomi dibagi dengan jumlah penduduk yang bekerja. Apabila di pecah ke setiap sektor ekonomi, maka produktivitas daerah per sektor ekonomi didefinisikan sebagai rasio nilai tambah bruto sektor ke-i dibagi dengan jumlah tenaga kerja/penduduk yang bekerja pada sektor i.
Formulasi:
∑ ∑