• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pengelolaan Lingkungan Belajar I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pengelolaan Lingkungan Belajar I"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia dini merupakan usia yang memiliki masa perkembangan paling pesat dalam kehidupan seseorang. Masa perkembangan ini memiliki batasan waktu yaitu pada usia 0-4 tahun. Selama usia ini, anak-anak mempunyai kesempatan besar untuk berkembang dalam seluruh aspek perkembangan. Para ahli sering menyatakan bahwa usia ini merupakan usia emas perkembangan anak (golden age). Guna mengembangkan serta memaksimalkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak dalam masa emas ini, dibutuhkan rangsangan yang tepat sesuai dengan tingkat tahapan perkembangan anak.

Lingkungan berperan dalam pemerolehan informasi sebagai sumber belajar anak. Semakin bertambah usia anak, maka anak akan mengalami kematangan fungsi fisik dan psikis. Kematangan kedua hal tersebut merupakan bentuk kesiapan anak untuk merespon segala rangsangan yang diberikan lingkungannya. Banyak jenis lembaga pendidikan anak usia dini yang menawarkan berbagai suasana lingkungan belajar anak yang mampu mendorong efektifitas kegiatan belajar mengajar anak.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengelolaan lingkungan belajar indoor? 2. Bagaimana pengelolaan lingkungan belajar indoor?

3. Bagaimana rambu-rambu lingkungan dan perlengkapan menurut standar NAEYC?

4. Apa jenis-jenis kegiatan belajar indoor?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan lingkungan belajar indoor. 2. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan belajar indoor.

3. Untuk mengetahui Bagaimana rambu-rambu lingkungan dan perlengkapan menurut standar NAEYC.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Belajar Indoor

Pada proses belajar mengajar pengelolaan lingkungan belajar mempunyai tujuan secara umum yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dikelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja dan mengembangkan sikap apresiasi pada siswa.

Menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan. Adapun lingkungan belajar adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses belajar mengajar atau pendidikan. Tanpa adanya lingkungan, pendidikan tidak dapat berlangsung. Sedangkan indoor, berasal dari bahasa Inggris, yang berarti di dalam gedung.

Menurut Hutabarat, lingkungan belajar yaitu lingkungan yang alami dan lingkungan sosial, lingkungan alami meliputi keadaan suhu dan kelembapan udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia.

Dun & Dun menyebutkan bahwa, kondisi belajar atau lingkungan belajar dapat mempengaruhi konsentrasi dan penerimaan informsi bagi siswa, jadi lingkungan belajar adalah lingkungan alami yang diciptakan oleh guru atau orang lain yang bisa menambah konsentrasi siswa dan pengetahuan siswa secara efisien.

(4)

B. Pengelolaan Lingkungan Belajar Indoor

Sesuai dengan karakteristiknya, masa usia dini disebut masa peka. Pada masa ini anak sangat sensitif atau sangat peka terhadap sesuatu di sekitarnya sehingga pada masa ini merupakan saat yang paling tepat bagi anak untuk menerima respons atau rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapat perhatian dan perlu diciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan objek- objek sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan yang matang. Ketepatan lingkungan belajar secara langsung maupun tidak langsung akan sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang akan dicapai anak.

Lingkungan belajar indoor adalah lingkungan belajar yang memang sudah disediakan oleh manajemen sekolahan agar digunakan untuk para siswanya sebagai sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada didalam sekolahan tersebut. Lingkungan belajar ini bisa berupa perpustakaan, laboratorium, auditorium dan utamanya adalah ruang kelas.

1. Ruang tempat belajar

Ruang tempat belajar atau bisa juga disebut dengan ruang kelas sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar. Ruang kelas bukan merupakan sebuah wilayah yang sangat luas dan dalam ruang kelas antara siswa dan guru terlibat dalam berbgai kegiatan dan menggunakan berbagai wilayah ruang yang berbeda. Guru akan memfasilitasi kegiatan-kegiatan jika guru mengatur ruang belajar untuk memungkinkan pergerakan yang teratur, mempertahankan distraksi sesedikit mungkin dan menggunakan ruang yang tersedia secara efisien.

Adapun syarat-syarat kelas yang efisien diantaranya: a. Bersih dan rapi

b. Ventilasi dan pengaturan cahaya nya baik

(5)

guru, alat kebersihan(sapu, pembersih kaca dan tempat sampah) hiasan dinding, absensi siswa, peraturan kelas, jadwal piket kelas, gambar presiden dan wakilnya. jadwal pelajaran, jam dinding dan hal-hal yang menarik lainnya.

d. Sirkulasi udara cukup

e. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 siswa

f. Dan dapat memberikan keluasan gerak dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa.

2. Ruang laboratorium

Sekolahan yang efisien harus mempunyai laboratorium sebagai ruang praktik. Dalam kaitannya dengan pengelolaan laboratorium, bahan-bahan yang perlu disediakan sangat tergantung pada jenis laboratoriumnya, diantaranya:

a. Laboratorium IPA, khusunya fisika, bahan-bahan yang perlu disediakan biasanya berupa bahan-bahan kimia seperti air raksa, air cuka dan timah. Untuk laboratorium IPA, khususnya biologi, bahan-bahan yang perlu disediakan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan, kerangka manusia, dan berbagai macam pupuk tanaman.

b. Laboratorium BAHASA biasanya bahan-bahan yang disediakan lebih berupa peralatan laboratorium, seperti kaset dan tape recorder

c. Laboratoriun KOMPUTER perlu disediakan sejumlah perangkat komputer, yang meliputi layar monitor, keyboard, stavolt, printer dan central processing unit. Selain perangkat keras diatas, untuk penyelenggaraan laboratorium komputer perlu disediakan sejumlah perangkat lunak seperti disket DOS-Utility, disket pemrosesan kata (word processor)dalam bentuk disket wordstar, chiwriter, word perfect, dan lain sebagainya.

3. Ruang auditorium / ruang serbaguna

(6)

a. Panggung pertunjukan b. Tempat yang luas dan bersih

c. Kamar mandi laki-laki dan perempuan harus terpisah

d. Dinding harus dilapisi oleh peredam suara agar tidak bergema e. Tempat ganti pakaian laki-laki dan perempuan harus terpisah f. OHP atau LCD proyektor

4. Ruang perpustakaan

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan murid. Selain memerlukan ruangan, penyelenggaraan perpustakaan juga memerlukan sejumlah bahan diantaranya: pensil, pena, kartu peminjaman dan kartu buku. Sedangkan peralatan-peralatan perpustakaan antara lain: komputer(opag), stempel peminjaman, jam dinding, sapu, keranjang sampah, daftar kalsifikasi, dan lain sebagainya. Adapun dalam perabot perpustakaan yang dibutuhkan antara lain: rak buku, rak surat kabar, rak majalah, kabinet gambar, meja sirkulasi, lemari atau kabinet katalog, kereta buku, dan papan display. Pengadaan setiap perlengkapan harus mempertimbangkan hal-hal seperti nilai efisiensi pengeluaran uang, efisiensi dalam pengaturannya, mutunya baik, enak dipakai, dan menarik bagi pengelihatan.

C. Rambu-Rambu Lingkungan Dan Perlengkapan Menurut Standar NAEYC

(7)

Tabel 2.1

Rambu- rambu lingkungan dan perlengkapan untuk bayi usia 0-3 tahun menurut standar NAEYC

Komponen Praktik Pengasuhan yang sesuai

Lingkungan Area untuk penggantian popok, tidur, pemberian makan, dan kegiatan bermain dibuat bersekat untuk menjamin sanitasi serta menciptakan ketenangan dan kenyamanan Lingkungan terdiri dari perpaduan elemen yang lembut (misanya batal, kasur kecil untuk tidur, dinding yang dilapisi bahan lembut) dan elemen yang keras (kursi, cermin, tempat tidur)

Bayi dapat menikmati warna- warna yang kontras dan disain yang menarik di ruangan TPA. Warna- warna yang terang digunakan untuk membedakan berbagai pola atau benda

Tiap bayi memiliki sendiri tempat tidur, alat makan, pakaian, popok, botol dot, dan benda- benda kebutuhan pribadi tiap bayi lainnya. Tiap benda tersebut diberi label sesuai nama pemiliknya

Area yang dipergunakan untuk bermain dipindah- pindah secara berkala dalam sehari. Kadang bayi diajak bermain di lantai, kadang di kereta dorong, atau digendong, ditepuk- tepuk, diayun, dan berbagai variasi yang akan membuat bayi merasakan perspektif yang berbeda tentang berbagai orang dan tempat.

Bayi dirawat dengan baik, di dalam dan di luar ruangan Cermin diletakkan setinggi bayi berdiri sehingga bayi dapat mengamati dirinya sendiri, misalnya di dinding dekat pintu atau di depan ruang ganti popok

Udara segar, suhu ruangan dan kondisi yang nyaman selalu dipelihara

(8)

tersebut dapat berupa gambar wajah orang yang dikenal, hewan kesayangan, dan foto tiap bayi dan keluarganya Berbagai variasi musik diputarkan untuk menciptakan kegembiraan saat bayi mendengarkan sambil makan, olah tubuh atau bernyanyi

Pembagian ruangan dirancang teliti sehingga bayi dapat menikmati saat kegiatan tenang/ istirahat.

Ada ruangan khusus bagi bayi untuk berguling- guling atau merangkak meraih benda- benda yang menarik. Lantai dilapisi karpet yang mudah dibersihkan.

Sehari- hari bayi bertelanjang kaki, kecuali kondisinya tidak memungkinkan.

Perlengkapan Mainan aman bagi bayi, dapat dibersihkan/ dicuci dan terlalu besar untuk tertelan oleh bayi

Jenis mainan dikembangkan dengan menyesuaiakan perilaku bayi, misalnya untuk dipanjat, digigit atau digoyang atau ditekan

Perpindahan benda dirancang untuk selalu dapat dilihat dan diikuti oleh pandangan bayi untuk melatih perkembangan persepsinya.

Benda- benda tersebut segera dipindahkan jika bayi sudah berhasil meraihnya dan menggenggamnya

Mainan disediakan dalam berbagai ukuran yang memungkinkan bayi dapat menggenggamnya, menggigitnya atau mengotak-atiknya

Mainan disiapkan dalam loker- loker yang terbuka dengan tinggi loker sesuai tinggi bayi sehingga bayi dapat memilihnya sendiri tanpa minta tolong pada pendidik Disediakan tanjakan atau tangga yang tidak terlalu tinggi dan bertrap-trap pendek untuk dipanjat. Tangga tersebut dilapisi dengan bahan yang lunak dan aman untuk dijelajahi

(9)

dengan ujung buku yang tidak bersudut. Buku beris gambar- gambar yang berwarna cerah, menarik dan gambar buku berupa benda- benda yang sudah dikenal bayi

Berbagai bahan dari majalah bergambar yang melukiskan manusia berbagai usia atau ciri khas yang positif dari berbagai suku disediakan dengan lengkap

D. Jenis-jenis Kegiatan Belajar Indoor

1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

a. Pendekatan yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak Anak merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Anak juga merupakan makhluk yang aktif. Atas dasar fakta tersebut maka dikembangkan strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan perkembangan dan pendekatan belajar aktif.

b. Karakteristik pembelajaran yang berpusat pada anak

Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Prakarsa kegiatan tumbuh dari anak.

2) Anak memilih bahan-bahan dan memutuskan apa yang akan dikerjakan.

3) Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh inderanya.

4) Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan objek.

5) Anak mentransformasi dan menggabungkan bahan-bahan 6) Anak menggunakan otot kasarnya.

c. Sintaks pembelajaran yang berpusat pada anak

(10)

2. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain

a. Rasional strategi pembelajaran melalui bermain

Bermain merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan aktivitas yang menyatu dengan dunia anak, yang di dalamnya terkandung bermacam-macam fungsi seperti pengembangan kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, social, dst. Dengan bermain akan mengalami suatu proses yang mengarahkan pada perkembangan kemampuan manusiawinya.

b. Sintaks pembelajaran melalui bermain

Strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari 3 langkah utama, yaitu: tahap prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup. 3. Strategi Pembelajaran Melalui bercerita

a. Rasional strategi pembelajaran melalui bercerita

Pencapaian tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak dapat ditempuh dengan strategi pembelajaran melalui bercerita. [15] mengidentifikasi manfaat cerita bagi anak TK, yaitu sebagai berikut:

1) Bagi anak TK mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan.

2) Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak.

3) Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan social, nilai-nilai moral dan keagamaan.

4) Pembelajaran dengan bercerita memberikan memberikan pengalaman belajar untuk mendengarkan.

5) Dengan dengan mendengarkan cerita anak dimungkinkan untk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. 6) Membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang

mungkin dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.

(11)

Strategi pembelajaran melalui bercerita terdiri dari 5 langkah. Langkah-langkah dimaksud adalah sebagai berikut.

1) Menetapkan tujuan dan tema cerita.

2) Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, misalnya bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan flannel, dst.

3) Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesuai dengan bentuk bercerita yang dipilih.

4) Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita 5) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita

4. Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi

a. Rasional strategi pembelajaran melalui bernyanyi

Honig, dalam Masitoh dkk., menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikan anak dan pengembangan pribadinya secara luas karena : 1) bernyanyi bersifat menyenangkan, 2) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan, 3) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan, 4) bernyanyi dapat membantu membangun rasa percaya diri anak, 5) bernyanyi dapat membantu daya ingat anak, 6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor, 7) bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir dan kemampuan motorik anak, dan 8) bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.

b. Sintaks pembelajaran melalui bernyanyi

Strategi pembelajaran dengan bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.

1) Tahap perencanaan

(12)

3) Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai anak secara individual maupun kelompok.

5. Strategi Pembelajaran Terpadu

a. Rasional strategi pembelajaran terpadu

Anak adalah makhluk seutuhnya, yang memiliki berbagai aspek kemampuan, yang semuanya perlu dikembangkan. Berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang jika ada stimulasi untuk hal tersebut. Dengan pembelajaran terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan anak yang ada pada anak diharapkan dapat berkembangan secara optimal.

b. Karakteristik strategi pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik : 1) dilakukan melalui kegiatan pengalaman langsung, 2) sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, 3) memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya, 4) menggunakan bermain sebagai wahana belajar, 5) menghargai perbedaan individu, dan 6) melibatkan orag tua atau keluarga untuk mengoptimalkan pembelajaran.

c. Sintaks pembelajaran terpadu

(13)

1) Memilih tema

Pemilihan tema untuk pembelajaran terpadu dapat bersumber dari: (a) minat anak, (b) peristiwa khusus, (c) kejadian yang tidak diduga, (d) materi yang dimandatkan oleh lembaga, dan (e) orang tua dan guru.

2) Penjabaran tema

Tema yang sudah diplih harus dijabarkan ke dalam sub tema-sub tema dakan konsep-konsep yang didalamnya terkandung istilah (term), fakta (fact), dan prinsip (principle), kemudian dijabarkan ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional.

3) Perencanaan

Perencanaan harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-permainan yang diperlukan, dan penilaian yang akan dilakukan.

4) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan dan dikembangkan kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada saat proses berlangsung dilakukan pengamatan terhadap proses belajar yang dilakukan oleh anak.

5) Penilaian

(14)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelolaan lingkungan belajar indoor adalah pengaturan atau penataan waktu, tempat dan suasana belajar di dalam gedung atau kelas.

Lingkungan belajar indoor adalah lingkungan belajar yang memang sudah disediakan oleh manajemen sekolahan agar digunakan untuk para siswanya sebagai sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada didalam sekolahan tersebut. Lingkungan belajar ini bisa berupa perpustakaan, laboratorium, auditorium dan utamanya adalah ruang kelas.

Panduan National Association Education for the Young Children (NAEYC) dalam bukunya Developmentally Appropriate Practice (DAP) menyatakan bahwa anak- anak pada semua usia membutuhkan periode tanpa interupsi untuk melakukan berbagai kegiatan yang meliputi investigasi dan kegiatan pilihan.

Ada beberapa jenis kegiatan dalam pembelajaran indoor, yaitu: 1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

2. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain 3. Strategi Pembelajaran Melalui bercerita 4. Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi 5. Strategi Pembelajaran Terpadu

B. Saran

Gambar

gambar-  gambar  yang  berwarna  cerah,  menarik  dan

Referensi

Dokumen terkait

Suatu lingkungan sebenarnya bersifat dinamis dan memiliki kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup di dalamnya yang disebut daya

Semakin otak kiri berkembang dan menjadi dominan (yaitu seiring dengan semakin besarnya seorang anak), akan semakin sulit untuk memaksimalkan kemampuan alami yang dimiliki oleh

Tujuh Intelegensi Anak Usia Dini yang Perlu Dikembangkan ...7. Konsep Dasar Pendidikan Anak

Pada usia 3-6 tahun, kemampuan literasi awal anak berkembang dengan pesat apabila diberikan stimulasi yang baik, sehingga perlu dikembangkan sebuah model pembelajaran yang

Pendidikan yang diberikan kepada anak sejak dini disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengembangkan setiap aspek perkembangan yang ada dalam diri anak

Kemampuan membaca merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, disamping kemampuan aspek berbicara, mendengarkan,

Oleh karena itu pendidikan anak usia dini khususnya PAUD KOBER perlu menyediakan berbagai kegiatan yang mengembangkan berbagai aspek pengembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial,

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, yaitu pertumbuhan dan perkembangan