• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BERKAS JAMIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BERKAS JAMIN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MAGANG TENTANG

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BERKAS JAMINAN FIDUSIA BERBASIS WEB

(Studi Kasus : Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari, S.H.,M.Kn.)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Penyusunan Skripsi

Disusun Oleh :

1. Karwi Widiastuti (43E57006115019) 2. Pratama Mulya Marta Wijaya (43E57006115022)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(STMIK) KHARISMA

▸ Baca selengkapnya: berkas model c

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG

1. Nama : KARWI WIDIASTUTI

NPM : 43E57006115019

2. Nama : PRATAMA MULYA MARTA

WIJAYA

NPM : 43E57006115022

Judul Penelitian Berbasis : Sistem Informasi Penerimaan Berkas Jaminan Fidusia Berbasis Web

Karawang, ...2015 Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik, Pembimbing Teknis,

(Supriyadi, S.T., M.Kom) (Sisca Angelia Wulan Sari, S.H., M.Kn)

Diketahui Oleh:

Ketua Program Studi Teknik Informatika,

(3)

ABSTRAKSI

Karwi Widiastuti, Pratama Mulya Marta Wijaya. Sistem Informasi Penerimaan Berkas Fidusia Berbasis Web. Dibimbing oleh Supriyadi.

Perkembangan Sistem informasi pada saat ini menjadi suatu pendukung dalam proses

penyelesaian suatu kegiatan dan pekerjaan. Keberadaan Sistem informasi sudah menjadi

kebutuhan dasar bagi suatu instansi terutama dalam segala aspek aktifitasnya. Sistem informasi

juga berperan sebagai alat bantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dalam

lingkungan pekerjaan. Tujuan dari pembuatan sistem informasi penerimaan berkas fidusia

tersebut yaitu untuk mengoptimalkan fungsi komputer, dan membantu staff atau notaris dalam

pengelolaan data berkas di kantor notaris. Proses pembuatannya menggunakan metode OOP

(Object Oriented Programming), dengan metode penelitian yaitu metode Waterfall tahapannya Analisis, Desain, Penulisan Kode Program, Pengujian, dan Pendukung atau Pemeliharaan.

Dalam final project ini, dikembangkan sistem informasi penerimaan berkas fidusia yang memungkinkan user tidak kesulitan dalam mengelola berkas, dari mulai penginputan data berkas, penomoran lemari dan data finance yang bekerjasama dengan notaris. Sehingga dengan

adanya sistem informasi ini, proses penerimaan berkas fidusia sudah tidak lagi dilakukan secara

manual seperti yang pernah diterapkan sebelumnya.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Sistem informasi pada saat ini menjadi suatu pendukung

dalam proses penyelesaian suatu kegiatan dan pekerjaan. Keberadaan Sistem

informasi sudah menjadi kebutuhan dasar bagi suatu instansi terutama dalam segala

aspek aktifitasnya. Sistem informasi juga berperan sebagai alat bantu dalam

menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dalam lingkungan pekerjaan (Rahadi,

2007). Penerapan Sistem informasi juga berpengaruh pada instansi yang bergerak

dibidang jasa pelayanan.

Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari,S.H.,M.Kn merupakan suatu instansi

dibidang jasa pelayanan, yaitu pelayanan dalam bidang hukum seperti pembuatan

akta jual beli, pengikatan jual beli, balik nama sertifikat tanah, pembuatan akta kuasa,

pendirian perseroan komanditer, perseroan terbatas serta yayasan, dan pembuatan

akta jaminan fidusia. Dari jenis-jenis akta tersebut, akta jaminan fidusia inilah yang

jumlahnya lebih banyak. Akta jaminan fidusia merupakan jaminan yang diberikan

kepada benda bergerak yang berwujud, seperti mesin-mesin, kendaraan bermotor,

stok barang dagangan, dan juga terhadap benda tidak berwujud seperti piutang

dagang, atau tagihan (Purnamasari ,2012).

Konsep pemberian jaminan fidusia sendiri yaitu penyerahan hak milik secara

kepercayaan atas hak-hak kebendaan atau dalam istilah hukumnya yaitu hak jaminan

kebendaan. Hak kebendaan disini berupa hak atas suatu benda yang bisa dimiliki dan

dialihkan. Contohnya kendaraan bermotor (motor atau mobil), alat-alat berat, piutang

dagang atau tagihan, dan stok barang dagangan (inventory).

Proses pembuatan akta jaminan fidusia inilah yang menjadi suatu

permasalahan dalam proses manajemen pemberkasannya. Permasalahan tersebut

yaitu menyimpan satu kopian berkas atau dokumen yang memungkinkan sekali

terjadinya kehilangan berkas, dan proses manajemen pemberkasan yang masih

(5)

akta, lalu pengecekan kelengkapan berkas yang hanya dicatat dalam sebuah kertas. Selain itu,

proses penyimpanan dan penataan berkas dalam box file disebuah lemari yang belum teratur sehingga akan menyulitkan karyawan notaris dan notaris dalam pencarian berkas atau dokumen

ulang ketika berkas tersebut dibutuhkan kembali.

Karena sistem pengelolaan arsip atau berkas memegang peranan penting bagi jalannya

suatu intansi sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan instansi yang dapat bermanfaat

untuk bahan penilaian, pengambilan keputusan, atau penyusunan program pengembangan dari

instansi yang bersangkutan. Penyelenggaran kearsipan secara baik dan benar, selain merupakan

suatu aset instansi, juga berguna sebagai bahan pengambilan keputusan instansi pemerintah

maupun swasta, karena dengan arsip atau dokumen yang teratur dan benar pengambilan

keputusan dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Terselenggaranya kearsipan secara baik juga

dapat meminimalisir kesalahan manajemen yang akan diambil oleh instansi melalui tersedianya

informasi yang tersaji dengan baik dan benar (Sibali ,2010).

Berdasarkan permasalahan yang ada di Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari,S.H.,

M.Kn tersebut, maka perlu dilakukan analisis dan perancangan mengenai teknik pengarsipan

yang baik. Oleh karena itu dalam penelitian magang ini akan mengambil tema “Sistem Informasi

Penerimaan Berkas Fidusia Berbasis Web” yang bertempat di Kantor Notaris Sisca Angelia

Wulan Sari,S.H., M.Kn.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah yaitu

sebagai berikut :

1. Manajemen pemberkasan yang kurang baik. Dalam proses penyimpanan dan pengarsipan

berkas jaminan fidusia yang tidak teratur yang memungkinkan terjadinya kehilangan berkas. 2. Pengecekan kelengkapan berkas yang harus ditulis secara manual dalam sebuah kertas, dan

mengharuskan karyawan notaris membuka kembali berkas-berkas yang telah ditumpuk,

(6)

1.3 Batasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian serta membatasi penelitian yang akan diselesaikan guna

menghindari adanya kegiatan diluar tujuan yang akan dicapai, sehingga dibutuhkan batasan

masalah yaitu sebagai berikut :

1. Pemasukan data dan kelengkapan berkas

Berkas yang diserahkan oleh klien kepada notaris akan di-check dan di-input dalam sebuah sistem. Kemudian berkas atau arsip tersebut akan di-scan untuk disimpan dalam sebuah sistem agar mudah dicari lagi ketika data-data tersebutdibutuhkan kembali.

2. Pemberian kode berkas

Berkas atau dokumen akan diberikan kode pada berkas agar memudahkan untuk pencarian

berkas.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai sarana penulis untuk mengimplementasikan apa

yang telah diberikan dalam perkuliahan, dan untuk mengembangkan suatu sistem dalam sebuah

instansi agar lebih baik lagi dari sistem yang sedang berjalan dengan membuat Sistem Informasi

Penerimaan Berkas Jaminan Fidusia Berbasis Web dan bertempat di Kantor Notaris Sisca

Angelia Wulan Sari,S.H.,M.Kn.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bidang disiplin ilmu Teknik Informatika

Memenuhi kewajiban sebagai seorang mahasiswa melaksanakan kerja praktek dan

Dengan adanya sistem informasi ini diharapkan dapat membantu mempermudah perusahaan

dalam pengolahan berkas-berkas, sehingga akan didapatkan hasil yang lebih baik lagi. 4. Bagi STMIK Kharisma Karawang

Membantu memperkenalkan STMIK Kharisma kedalam dunia pekerjaan dan

memperkenalkan mahasiswa kedalam dunia kerja diluar sehingga akan membina hubungan

(7)

Membantu penulis melatih untuk membuat suatu sistem informasi yang berguna bagi suatu

perusahaan atau instansi.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Septembersampai bulan

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem merupakan suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau

variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu

Lucas (1987).

Menurut Zwass (1998) sistem adalah komponen (subsistem atau bagian dasar) yang

beroperasi bersama untuk mencapai tujuan bersama (atau beberapa tujuan). Sehingga dapat

dikatakan bahwa sistem adalah merupakan suatu hal yang saling terkait satu sama lain untuk

mencapai sebuah tujuan yang sama.

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi

penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Davis,

1989). Adapun menurut Indrajit (2000) sistem informasi adalah suatu kumpulan dari

komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan

pengaliran informasi.

Menurut Martin (1994) sistem Informasi adalah gabungan antara hardware dan software computer, prosedur-prosedur, dokumentasi, formulir-formulir dan orang yang bertanggungjawab

untuk mengumpulkan, mengolah dan mendistribusikan data dan informasi.

Pengertian lain tentang sitem informasi menurut Alter (1992) sistem informasi adalah

kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan

untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Dan Menurut Wilkinson (1992) sistem

informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumberdaya (manusia, komputer)

(9)

2.1.2 Pengertian Jaminan Fidusia

Jaminan adalah keyakinan atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur

untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang

diperjanjikan (Aermadepa, 1979).

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan

ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan

pemilik benda [Kemenkumham].

Fidusia menurut asal katanya berasal dari bahasa Romawi fides yang berarti kepercayaan. Fidusia merupakan istilah yang sudah lama dikenal dalam bahasa Indonesia. Dalam terminologi

Belanda istilah ini sering disebut secara lengkap yaitu Fiduciare Eigendom Overdracht (F.E.O) yaitu penyerahan hak milik secara kepercayaan. Sedangkan dalam istilah bahasa Inggris disebut

Fiduciary Transfer of Ownership. Dan fidusia juga diartikan sebagai pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya

dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. (Aermadepa, 1979).

Sedangkan arti dari Jaminan fidusia adalah jaminan yang diberikan kepada benda

bergerak yang berwujud, seperti mesin-mesin, kendaraan bermotor, stok barang dagangan, dan

juga terhadap benda tidak berwujud seperti piutang dagang, atau tagihan (Purnamasari ,2012).

2.1.2.1 Objek Jaminan Fidusia

Konsep Pemberian jaminan fidusia adalah penyerahan hak milik secara kepercayaan atas

hak-hak kebendaan atau, dalam istilah hukumnya zakelijke zakerheid (security right in rem-hak jaminan kebendaan). Adapaun yang dimaksud dengan hak-hak kebendaan disini berupa hak atas

suatu benda yang bisa dimiliki dan dialihkan. Contohnya, kendaraan bermotor (motor atau

mobil), mesin-mesin dan alat-alat berat, piutang dagang atau tagihan, stok barang dagangan

(inventory) (Purnamasari, 2012).

Ciri-ciri atau sifat hak kebendaan yang dapat dialihkan tersebut terdapat dalam surat dari

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang dijadikan sebagai

pedoman bagi petugas tertanggal 27 September 2006 Nomor C.HT.-1.10-74 untuk pendaftaran

fidusia. Isi surat itu menjelaskan bahwa :

1. Hak kebendaan bersifat mutlak, yaitu dapat dipertahankan terhadap siapapun juga. Artinya,

(10)

2. Hak kebendaan punya zaakgevolg atau droit de suite. Artinya, hak tersebut mengikuti bendanya dimanapun atau tangan siapapun benda tersebut berada.

3. Hak kebendaan memiliki droit de preference (hak mendahului). Artinya, pemegang jaminan kebendaan berhak untuk mendapatkan piutang terlebih dahulu daripada kreditor lainnya (jika

ada) dari hasil penjualan barang yang dijaminkan.

2.1.2.2 Langkah-langkah Pembuatan Akta Jaminan Fidusia

Langkah-langkah dalam pembuatan akta jaminan fidusia sampai pendaftaran jaminan

fidusia yaitu sebagai berikut :

1. Penyerahan dokumen awal berupa syarat-syarat pembuatan akta jaminan fidusia kepada

notaris untuk dipelajarai, lalu penyiapan objek yang akan dijaminkan berikut kelengkapan

berkasnya. Pada saat penyerahan dokumen, akan dilakukan pemeriksaan (check list) dan pengelompokkan berkas menjadi dua, yaitu :

a. Lengkap

Seluruh dokumen langsung diproses untuk pembuatan akta jaminan fidusia berkenaan.

b. Tidak lengkap

Dibuatkan daftar untuk dokumen yang belum lengkap dan harus dipenuhi dalam jangka

waktu tertentu sesuai kesepakatan.

2. Dilakukan verifikasi data oleh penerima jaminan fidusia dan/atau notaris atas dokumen asli

kepemilikan dengan salinan berkas dokumen (fotokopi) yang disiapkan untuk keperluan

pembuatan akta jaminan fidusia berikut pendaftarannya.

3. Pendatanganan akta jaminan fidusia antara pemberi jaminan fidusia dan penerima jaminan

fidusia. Jika sebelumnya telah dibuatkan surat kuasa jaminan fidusia, maka yang

menandatangani akta tersebut hanyalah penerima jaminan fidusia selaku kuasa dan selaku

diri sendiri.

4. Notaris mengeluarkan cover note yang menjelaskan bahwa akta jaminan fidusia atas unit tertentu sudah ditandatangani dan dikeluarkan sertifikatnya.

5. Pembuatan salinan akta jaminan fidusia oleh notaris dan legalisasi seluruh dokumen yang

akan dilampirkan berikut bukti pendafataran.

6. Pendaftaran akta jaminan fidusia yang dikelompokkan berdasarkan wilayah masing-masing

(11)

7. Penerbitan sertifikat jaminan fidusia.

8. Penyerahan dokumen berupa salinan akta jaminan fidusia dan sertifikat jaminan fidusia

kepada penerima jaminan fidusia.

2.1.3 Pengertian Web

Web adalah fasilitas hypertext yang mampu menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan multimedia lainnya, dimana diantara data-data tersebut saling terkait dan

berhubungan satu dengan yang lainnya (Rianto,2007).

Website atau World Wid Web (WWW) adalah sebuah database dari rangkaian komputer di seluruh dunia. Website menjembatani para penggunanya untuk mendapatkan berbagai macam informasi dari mana saja (Nicholas dkk, 1996).

Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan

dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun yang dinamis yang membentuk satu rangkaian

bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan

halaman (hyperlink) (Riyadi dkk, 2002).

2.1.4 Aplikasi Client Server

Client server merupakan suatu model jaringan yang memiliki client dan server. Client adalah komputer yang meminta layanan (berupa data atau perangkat seperti printer), sedangkan server adalah komputer yang bertindak untuk melayani permintaan client. Pengertian lain Server menurut Nugroho (2004) adalah secara global server dapat diartikan sebagai pusat dan di fungsikan sebagai “pelayanan” yang berguna untuk pengiriman data atau penerimaan data serta

mengatur pengiriman dan permintaan data di antara komputer-komputer yang tersambung atau

dengan kata lain server berfungsi menyediakan pelayanan terhadap client.

(12)

server menangani halaman-halaman web yang di akses oleh browser. Dan mail server menangani surat-surat elektronik.

2.1.5 Waterfall

Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean,

pengujian, dan tahap pendukung (support). 1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulan kebutuha dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan

perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangakat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multilangkah yang focus pada desain pembuatan

program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi

antarmuka, dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari

tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi

program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga

perlu didokumentasikan. 3. Penulisan kode Program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah

program computer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain. 4. Pengujian

Pengujian focus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan memastikan

bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah

dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru.

Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari

analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk

(13)

Dari kenyataan yang terjadi sangat jarang model air terjun dapat dilakukan sesuai alurnya

karena sebab berikut :

a) Perubahan spesifikasi perangkat lunak terjadi di tengah alur pengembangan.

b) Sangat sulit bagi pelanggan untuk mendefinisikan semua spesifikasi di awal alur

pengembangan. Pelanggan sering kali butuh contoh (prototype) untuk menjabarkan spesifikasi kebutuhan sistem lebih lanjut.

c) Pelanggan tidak mungkin bersabar mengakomodasi perubahan yang diperlukan di akhir alur

pengembangan.

Dengan berbagai kelemahan yang dimiliki model air terjun tapi model ini telah menjadi

dasar dari model-model yang lain dalam melakukan perbaikan model pengembangan

perangkat lunak. Model air terjun sangat cocok digunakan kebutuhan pelanggan sudah sangat

dipahami dan kemungkinan terjadinya perubahan kebutuhan selama pengembangan

perangkat lunak kecil. Hal positif dari model air terjun adalah struktur tahap pengembangan

sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap tahap pengembangan, dan sebuah tahap

dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai dijalankan (tidak ada tumpang tindih

pelaksanaan tahap) (S dan Salahuddin, 2011).

2.1.6 Object Oriented Approach

Object oriented approach merupakan suatu teknik atau cara pendekatan dalam melihat permasalahan dan sistem (sistem perangkat lunak, sistem informasi, atau sistem lainnya).

Pendekatan berorientasi objek akan memandang sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu

kumpulan objek yang berkorespondensi dengan objek-objek dunia nyata (Satzinger, 2007).

Ada banyak cara untuk mengabstraksikan dan memodelkan objek-objek tersebut, mulai

dari abstraksi objek, kelas, hubungan antar kelas sampai abstraksi sistem. Saat mengabstraksikan

dan memodelkan objek, data dan proses-proses yang dipunyai oleh objek akan dienkapsulasi

(dibungkus) menjadi satu kesatuan.

Sistem berorientasi objek merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan

metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus (dienkapsulasi)

menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat mewarisi

atribut dan sifat dan komponen lainnya dan dapat berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah

beberapa konsep dasar yang harus dipahami tentang metodologi berorientasi objek :

(14)

Kelas adalah kumpulan objek-objek dengan karakteristik yang sama. Kelas merupakan

definisi statis dan himpunan objek yang sama yang mungkin lahir atau diciptakan dan kelas

tersebut. Sebuah kelas akan mempunyai sifat (atribut), kelakuan (operasi/metode), hubungan

(relationship) dan arti. Suatu kelas dapat diturunkan dan kelas yang lain, dimana atribut dan kelas semula dapat diwariskan ke kelas yang baru. Secara teknis, kelas adalah sebuah

struktur dalam pembuatan perangkat lunak. Kelas merupakan bentuk struktur pada kode

program yang menggunakan metodologi berorientasi objek. 2) Objek (object)

Objek adalah abstraksi dan sesuatu yang mewakili dunia nyata seerti benda, manusia, satuan

organisasi, tempat, kejadian, struktur, status, atau hal-hal lain yang bersifat abstrak. 3) Metode (method)

Operasi atau metode pada sebuah kelas hamper sama dengan fungsi atau prosedur pada

metodologi structural. Sebuah kelas boleh memiliki lebih dari satu metode atau operasi. 4) Atribut (attribute)

Atribut dari sebuah kelas adalah variabel global yang dimiliki oleh sebuah kelas. Atribut

dapat berupa nilai atau elemen-elemen data yang dimiliki oleh objek dalam kelas objek. 5) Abstraksi (abtraction)

Antarmuka sangat mirip dengan kelas, tapi tanpa atribut kelas dan memiliki metode yang

dideklarasikan tanpa isi. Deklarasi metode pada sebuah antarmuka dapat diimplementasikan

oleh kelas lain.

9) Reusability

Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permaslahan pada

(15)

Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang

khusus. Misalnya kelas yang lebih umum (generalisasi) adalah kendaraan darat dan kelas

khususnya (spesialisasi) adalah mobil, motor, dan kereta. 11) Komunikasi antar objek

Komunikasi antarobjek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dan satu objek ke objek lainnya.

12)Polimorfisme (polymorphism)

Kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang

sama sehingga menghemat baris program. 13)Package

Package adalah sebuah container atau kemasan yang dapat digunakan untuk mengelompokan kelas-kelas sehingga memungkinkan beberapa kelas bernama sama disimpan dalam package yang berbeda.

2.1.7 Unified Modeling Language (UML)

Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya bahasa yang

digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan perlu adanya standarisasi

agar orang di berbagai negara dapat mengerti pemodelan perangkat lunak. Seperti yang kita

ketahui bahwamenyatukan banyak kepala untuk menceritakan sebuah ide dengan tujuan untuk

memahami hal yang sama tidaklah mudah, oleh karena itu diperlukan sebuah bahasa pemodelan

perangkat lunak yang dapat dimengerti oleh banyak orang.

Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncullah sebuah

standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan

menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modeling Languaage (UML). UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan,

menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML merupakan

bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan Waterfall

Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisis sistem pada

umumnya. Inti dari metode waterfall adalah proses pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa

melakukan pengerjaan langkah dua, tiga dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke tiga akan

bisa dilakukan jika tahap pertama dan ke dua sudah dilakukan (Pressman, 2001).

Gambar 3.1 Tahapan pemodelan waterfall

3.2 Tahapan Metode Waterfall

Tahapan metode waterfall terbagi menjadi empat tahapan yaitu analisis, desain, penulisan kode program, pengujian dan pendukung atau pemeliharaan.

1) Analisis

Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap

ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau study literatur. Seorang sistem analis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah system komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Analisis pada penerimaan berkas fidusia yang dilakukan di Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari S.H.,

M.Kn pada permasalahan dalam proses manajemen pemberkasannya. Permasalahan tersebut

yaitu menyimpan satu kopian berkas atau dokumen yang memungkinkan sekali terjadinya

kehilangan berkas, dan proses manajemen pemberkasan yang masih manual. Seperti

pemberian kode berkas pada berkas jaminan fidusia yang akan dibuat akta, lalu pengecekan

kelengkapan berkas yang hanya dicatat dalam sebuah kertas. Selain itu, proses penyimpanan

dan penataan berkas dalam box file disebuah lemari yang belum teratur sehingga akan menyulitkan karyawan notaris dan notaris dalam pencarian berkas atau dokumen ulang ketika

(17)

Adapun tahapan dari analisis tersebut yaitu :

System activities (deskripsi use case, aktor, skenario dan use casediagram). ◦ Class diagram (class definition dan class relation).

Object interaction (sequence diagram). ◦ Object behavior (activity diagram). 2) Desain

Setelah proses analisis di Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari, S.H., M.Kn selesai

dilakukan selanjutnya tahapan desain yang dilakukan. Dalam tahapan ini desain yang

dilakukan oleh peneliti adalah pendesainan berbasis Object Oriented Approach (OOA) terdiri dari :

yang sudah ada. Objek yang baru dapat dibuat tanpa mengubah kode yang sudah ada. Dapat

menyederhanakan kompleksitas dengan memungkinkan programmer untuk mendefinisikan sebuah sistem besar dan kompleks menggunakan set yang lebih kecil dari objek yang saling

terkait.

4) Pengujian

Pengujian sistem dilakukan dengan dua tahap yaitu pengujian white box dan black box. Pengujian white box dilakukan pada pengecekan terhadap detail perancangan sistem, mengetahui cara kerja sistem secara internal agar operasi-operasi internal pada sistem sesuai

dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Sedangkan pengujian black box dilakukan dengan

memberikan kuisioner kepada pegawai yang menggunakan sistem informasi ini agar

diketahui sistem yang telah dibuat telah cocok atau tidak untuk digunakan.

5) Pendukung atau pemeliharaan

Tahap pendukung atau pemeliharaan dilakukan pengecekan terhadap sistem setiap satu bulan

sekali dengan jangka waktu selama 2 tahun dan selanjutnya pemeliharaan sistem dilakukan

(18)

singkat seluler mengenai adanya kesalahan terhadap sistem yang telah di terapkan yang

(19)
(20)

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian pengujian terhadap Sistem Informasi Penerimaan

Berkas Jaminan Fidusia ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1 Hasil printout dari sistem informasi penerimaan berkas jaminan fidusia ini adalah laporan

keseluruhan berkas fidusia yang masuk ke kantor notaris Sisca Angelia Wulan Sari,

S.H.,M.Kn.

2 Dengan menggunakan mysql sebagai database, media penyimpanan data menjadi tidak

terbatas.

3 Sistem Informasi ini mengolah data berkas, data notaris, data staff notaris dan data

finance yang memberikan berkas kepada kantor notaris Sisca Angelia Wulan Sari,

S.H.,M.Kn.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, tentunya masih terdapat banyak kekurangan

dalam sistem informasi penerimaan berkas jaminan fidusia ini. Untuk itu maka sistem

informasi ini masih dapat dikembangkan lagi. Terdapat beberapa saran

pengembangan sistem informasi penerimaan berkas jaminan fidusia ini untuk ke

depannya, diantaranya adalah :

1. Sistem informasi penerimaan berkas untuk seluruh jenis berkas yang masuk ke kantor notaris Sisca Angelia Wulan Sari, S.H.,M.Kn.

2. Sistem informasi ini agar dapat dikembangkan lebih luas untuk mengelola data pemberkasan yang lainnya.

3. Agar dapat lebih dikembangkan mengenai sistem pelaporan yang lebih fleksibel dan dapat dikostumisasi.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Aermadepa. 2012. Pendaftaran Jaminan Fidusia, Masalah dan Dilema dalam Pelaksanaannya, Sumatera Barat.

Alter, Steven. 1992. Information System : A Management Prespective. The Benjamin/ Cummings Published.

Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology, MIS Quarterly.

Indrajit. 2001. Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek, Bandung.

Lucas, Henry. 1987. Analisis Desain dan Ilmu Implementasi Sistem Informasi.

Nugroho, Adi. 2004. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data, Bandung.

Nichols, Vaughan., Steven J. 1996. The NC Folllies : A Network Computer Is a Small Idea, Internet World, America.

Purnamasari, Irma Devita. 2011. Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Hukum Jaminan Perbankan. Bandung : Mizan Media Utama.

Pressman, Roger S. 2001. Software Engineering, New York.

Rahadi, D. Rianto. 2007. Peranan Sistem Informasi dan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Pelayanan di Sektor Publik, Yogyakarta.

Rianto, Slamet. 2007. Membangun Website dengan Adobe Photoshop dan Macromedia Dreamwaver, Jakarta.

Riyadi, Anggiani Septima., Retnandi, Eko., Deddy, Asep. 2012. Perancangan Sistem Informasi Berbasis Website Subsistem Guru di Sekolah Pesantren Persatuan Islam 99

Rancabango, Garut.

Rosa A.S, M. Shalahudin. 2011. Rekayasa Perangkat Lunak, Bandung.

Satzinger, John W., Jackson, Robert B., Burd, Stephen D. 2007. System Analysis and Design in a Changing World, Fourth Edition, Thomson Course Technology, Cananda.

Sibali, Nawawi. 2010. Penerapan Sistem Kearsipan pada Kantor Arsip Daerah Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Wilkinson, Joseph W. 1992. Accounting and Information System.

Gambar

Gambar 3.1Tahapan

Referensi

Dokumen terkait

Foto SEM, yang terlihat bentuk kristalisasi pada besi cor kelabu, variasi kekasaran pasir dan kadar clay tidak mempengaruhi hasil dari coran terhadap Hasil uji

Untuk itu, pemerintah Hindia-Belanda memberlakukan Sistem Tanam Paksa di Kabupaten Temanggung pada bulan November 1834, untuk mendapatkan keuntungan dari pajak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman sengon pada lokasi penelitian meningkatkan kualitas kesuburan tanah diindikasikan dari adanya peningkatan masukan bahan organic,

Dalam Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengakuan korporasi sebagai subjek hukum pidana terdapat pada Pasal 116 huruf a, yang

Puji Syukur Kami Panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Hidayah dan Rahmat-Nya sehingga Kami masih mampu untuk berbuat sesuatu untuk menggairahkan perkembangan

Dengan demikian, “historiografi pembebasan” ini lebih banyak menyangkut upaya pemikiran agar historiografi memiliki fungsi yang signifikan dalam ikut memecahkan

Pembatasan Perkembangan Permukiman Kawasan Pinggiran Sebagai Upaya Pengendalian Perkembangan Kota Semarang..

AEC Blueprint memuat empat pilar utama yaitu: (1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi,