• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambar Umum Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambar Umum Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar I"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

42 4.1. Gambar Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kemijen 03 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Secara rinci SD Negeri Kemijen 03 terletak di Jalan Cilosari

Barat RT. 03 / RW. 8 Semarang. SD ini berdiri di Desa Kemijen dengan luas 2.750 m2 dan luas bangunan 856 m2. Terdiri dari 6 ruang kelas 1 sampai 6, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 mushola, 4 WC dan 1 lapangan voly. Pada tahun 2009 sampai dengan sekarang

SD Negeri Kemijen 03 terakreditas A.

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas 4, yang terdiri dari kelas 4 A sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa dan kelas 4 B sebagai kontrol

berjumlah 30 siswa. Rincian subjek penelitian disajikan dalam tabel 4.1. sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Data Siswa Kelas 4 A dan Kelas 4 B SD Negeri Kemijen 03 Tahun Pelajaran 2016/2017

Kelas Kelompok

Jenis Kelamin Jumlah Siswa Laki-Laki Perempuan

IV A Eksperimen 18 12 30

IV B Kontrol 11 19 30

JUMLAH 60

(2)

sosial dari kedua kelas mayoritas sama yaitu dari keluarga swasta dari kalangan ekonomi menengah kebawah semua.

4.2. Pelaksanaan Penelitian

Sesuai dengan rencana penelitian diawali dengan validasi treatment. Validasi ini dilakukan agar guru sesuai pelaksana treatment memiliki kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Tipe

Team Games Tournament (TGT). Dalam tahap validasi treatment, guru diberi kesempatan melakukan latihan treatment pada kompetensi dasar mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu dan kucing. Validasi treatment dilakukan untuk menjamin proses pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru pada kelas eksperimen dan kontrol dapat berjalan sesuai syntak. Pada saat guru latihan treatment semua langkah-langkah pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan syntak yang ada bagus disajikan hasil obervasi. Tapi masih terlihat guru kurang melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, lebih didominasi oleh guru.

(3)

kontrol dan kelas 4 B sebagai kelas eksperimen dan post-test. Lebih jelaskan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian terdapat pada tabel 4.2. berikut :

Tabel 4.2.

Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Di SD Negeri Kemijen 03 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1. Senin / 1 Agustus 2016

ƒ Perkenalan dengan siswa

ƒ Memberikan pretest kepada kelas kontrol 2. Selasa /

2 Agustus 2016

ƒ Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol tentang daur hidup hewan.

ƒ Memberikan posttest kepada kelas eksperimen 3. Senin /

8 Agustus 2016

ƒ Perkenalan dengan siswa

ƒ Memberikan pretest kepada kelas eksperimen. 4. Selasa /

9 Agustus 2016

ƒ Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen tentang daur hidup hewan.

ƒ Memberikan posttest kepada kelas eksperimen

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Hasil Penelitian Pada Penerapan Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran TGT Sebagai Kelompok Eksperimen

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kemijen 03 dengan dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan selama 70 menit (2 x 35 Menit). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 Agustus 2016 dan Selasa tanggal 9 Agustus 2016.

1. Pertemuan pertama a. Pra Pembelajaran

(4)

Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu :

1) Menjelaskan daur hidup hewan (kecoa) secara sederhana dengan benar.

2) Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa tidak semua hewan berubah bentuk dengan cara yang sama.

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan pengantar mengenai materi perkembangan teknologi dengan menggunakan bantuan LCD kemudian guru juga menggunakan bantuan gambar tentang daur hidup hewan (kecoa), Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang daur hidup hewan secara sederhana, Siswa menyimak penjelasan guru tentang daur hidup hewan secara sederhana.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari materi yang sudah di bahas bersama sebelumnya. Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan kesimpulan dari materi tersebut dan memberikan kesempatan bagi siswa yang belum memahami materi daur hidup hewan secara sederhana. Kemudian, guru mengakhiri pelajaran.

2. Pertemuan Kedua a. Pra Pembelajaran

(5)

lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu dan kucing dengan benar.

b. Kegiatan Inti

Pada saat guru menyampaikan materi dalam presentasi kelas. Presentasi mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan materi pelajaran, kemudian siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi. Setiap tim mendapatkan dua lembar kegiatan dan lembar jawaban. Sebelum melaksanakan turnamen, guru mempersiapkan lembar pembagian meja turnamen yang sudah diisi, lembar permainan, lembar jawaban, lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen, dan kartu bernomor. Kemudian guru mengumumkan penempatan meja turnamen serta mengatur penyusunannya. Guru meminta salah satu siswa untuk membagikan lembar permainan, lembar jawaban, kotak kartu nomor, dan skor permainan pada tiap meja.

Sesudah itu, memulai turnamen para siswa dalam setiap meja turnamen menarik kartu bernomor untuk menentukan pembaca yang pertama, yaitu siswa yang mendapat nomor tertinggi. Pembaca mengocok kartu bernomor dan mengambil kartu yang paling atas, kemudian membaca dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor pada kartu yang diambil. Setelah pembaca memberikan jawaban, penantang I mempunyai pilihan untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda atau melewatinya. Begitu pula dengan penantang II, jika ia mempunyai jawaban yang berbeda dengan pembaca dan penantang I, maka penantang II atau penantang terakhir boleh menantang atau memilih untuk melewatinya.

(6)

penghargaan tim, ada tiga tingkatan penghargaan yang didasarkan pada skor rata-rata tim.

c. Kegiatan Akhir

Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan tentang pembelajaran pada hari ini dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal postest yang terdiri dari 27 soal untuk dikerjakan siswa dengan diberi waktu 40 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan hasil postest, tidak lupa mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan penelitian ini. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran.

4.3.2. Hasil Penelitian Pada Penerapan Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran TGT Sebagai Kelompok Eksperimen

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kemijen 03 Semarang dengan dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan selama 70 menit (2 x 35 Menit). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 Agustus 2016 dan Selasa 9 Agustus 2016.

1. Pertemuan pertama a. Pra Pembelajaran

Pada saat kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga, buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar.

Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah daur hidup beragam jenis makhluk hidup dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pada tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu :

1) Menjelaskan daur hidup hewan (kecoa) secara sederhana dengan benar.

(7)

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan pengantar mengenai materi perkembangan teknologi dengan menggunakan bantuan LCD kemudian guru juga menggunakan bantuan gambar tentang daur hidup beragam jenis makhluk hidup, Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang daur hidup beragam jenis makhluk hidup, Siswa menyimak penjelasan guru tentang daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu dan kucing.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari materi yang sudah di bahas bersama sebelumnya. Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan kesimpulan dari materi tersebut dan memberikan kesempatan bagi siswa yang belum memahami materi daur hidup beragam jenis makhluk hidup. Kemudian, guru mengakhiri pelajaran.

2. Pertemuan kedua a. Pra pembelajaran

Pada saat memulai pembelajaran guru dan siswa melaksanakan doa bersama. Kemudian guru menanyakan tentnag materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Kegiatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi sebelumnya. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu setelah melaksanakan pembelajaran dengan model TGT, siswa dapat menjawab tentang daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu dan kucing dengan benar. b. Kegiatan Inti

(8)

meja turnamen yang sudah diisi, lembar permainan, lembar jawaban, lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen, dan kartu bernomor. Kemudian guru mengumumkan penempatan meja turnamen serta mengatur penyusunannya. Guru meminta salah satu siswa untuk membagikan lembar permainan, lembar jawaban, kotak kartu nomor, dan skor permainan pada tiap meja.

Pada saat memulai turnamen, para siswa dalam setiap meja turnamen menarik kartu bernomor untuk menentukan pembaca yang pertama, yaitu siswa yang mendapat nomor tertinggi. Pembaca mengocok kartu bernomor dan mengambil kartu yang paling atas, kemudian membaca dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor pada kartu yang diambil. Setelah pembaca memberikan jawaban, penantang I mempunyai pilihan untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda atau melewatinya. Begitu pula dengan penantang II, jika ia mempunyai jawaban yang berbeda dengan pembaca dan penantang I, maka penantang II atau penantang terakhir boleh menantang atau memilih untuk melewatinya.

Pada saat turnamen selesai, guru menentukan skor tim dengan menjumlahkan poin yang telah mereka peroleh dalam pelaksanaan turnamen. Guru mempersiapkan sertifikat atau bentuk penghargaan lain untuk diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria tertentu. Untuk penghargaan tim, ada tiga tingkatan penghargaan yang didasarkan pada skor rata-rata tim.

c. Kegiatan Akhir

(9)

4.4. Hasil Analisis Deskriptif Data

4.4.1. Hasil Analisis Deskriptif Data Posttest Kelas Eksperimen

Pengolahan data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya kategori, dan interval untuk membuat tabel distribusi frekuensi. Nilai hasil belajar dari hasil

posttest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik dan lebih mudah dibaca mengenai data tersebut.

Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil nilai posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran TGT di SD Negeri Kemijen 03. Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA. Dalam menyusun distribusi frekuensi, digunakan langkah-langkah berdasarkan pada Sugiyono (2012: 36) sebagai

berikut :

= 5,7 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

3. Interval (I) =

(10)

Tabel 4.3.

Destribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Kabupaten Semarang

Tahun Ajaran 2016/2017

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Baik 91 – 97 2 6,67

2 Baik 84 – 90 11 36,66

3 Cukup 77 – 83 9 30,00

4 Hampir Cukup 70 – 76 5 16,67

5 Kurang 63 – 69 3 10,00

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa hasil belajar posttest

pada siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Semarang, siswa yang berada pada

kategori sangat baik adalah 2 anak pada interval 91 – 97 dengan persentase 6,67 %. Siswa yang berada pada kategori baik adalah 11 anak pada interval 84 – 90 dengan persentase 36,66 %. Siswa yang berada pada kategori cukup

(11)

0

2

4

6

8

10

12

63 - 69

70 - 76

77 - 83

84 - 90

91 - 97

Gambar 4.1.

Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen SD Negeri Kemijen 03 Tahun Ajaran 2016/2017

Gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dapat dilihat jelas melalui gambar 4.4 diagram destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil

posttest kelompok eksperimen.

4.4.2. Hasil Analisis Deskriptif Data Posttest Kelas Kontrol

Tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA yang selanjutnya adalah hasil dari nilai posttest pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional di SD Negeri Kemijen 03. Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA. Pertama menghitung banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang interval kelasnya (I) dengan rumus (Sugiyono, 2012: 36) seperti berikut ini:

1. Range (R) = (nilai maksimal – nilai minimal) + 1 = (93 – 52) + 1

= 31 + 1 = 42

(12)

= 1 + 4,7223

= 5,7 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

3. Interval (I) =

Kelas Banyaknya

Range

= 5 42

= 8,4 (dibulatkan menjadi 9)

Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 5 dengan panjang interval 7, kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 4.4. berikut ini :

Tabel 4.4.

Destribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Posttest Kelompok Kontrol Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Kabupaten Semarang

Tahun Ajaran 2016/2017

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Baik 88 – 96 3 10,00

2 Baik 79 – 87 5 16,67

3 Cukup 70 – 78 16 53,33

4 Hampir Cukup 61 – 69 4 13,33

5 Kurang 52 – 60 2 6,67

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa hasil belajar posttest

pada siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Semarang, siswa yang berada pada

kategori sangat baik adalah 3 anak pada interval 88 – 96 dengan persentase 10 %. Siswa yang berada pada kategori baik adalah 5 anak pada interval 79 – 87 dengan persentase 16,67 %. Siswa yang berada pada kategori cukup

(13)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

52 - 60

61 - 69

70 - 78

79 - 87

88 - 96

interval 52 – 60 dengan persentase 6,67 %. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar posttest kelas 4 SD Negeri Kemijen 03, sebagian berada pada kategori cukup.

Gambar 4.2.

Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Posttest Kelompok Kontrol SD Negeri Kemijen 03 Tahun Ajaran 2016/2017

Gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dapat dilihat jelas melalui gambar 4.5. diagram destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil

posttest kelompok kontrol.

4.4.3. Hasil Analisis Deskriptif Angket Keaktifan Siswa Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.5

Analisis Deskriptif Skor Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai_Keaktifan_Eksperimen 30 62 82 69.63 4.367

Nilai_Keaktifan_Kontrol 30 53 67 61.90 3.078

(14)

Untuk mengetahui keaktifan belajar siswa pada kondisi awal, kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan scoring pada angket, yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 4 dengan panjang interval 15, kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 4.6. berikut ini.

Tabel 4.6.

Destribusi Frekuensi Nilai Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Kabupaten Semarang

Tahun Ajaran 2016/2017

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Tinggi 69 – 84 15 50

2 Tinggi 54 – 68 15 50

3 Sedang 39 – 53 0 0

4 Rendah 24 – 38 0 0

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

(15)

0 Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Kabupaten Semarang

Tahun Ajaran 2016/2017

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Tinggi 69 – 84 0 0

2 Tinggi 54 – 68 29 96,67

3 Sedang 39 – 53 1 0

4 Rendah 24 – 38 0 3,33

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Dari tabel 4.7. dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki keaktifan siswa sangat tinggi tidak ada, siswa dengan keaktifan siswa tinggi ada 29 siswa (96,67 %), siswa dengan keaktifan siswa sedang ada 1 siswa (3,33 %) dan tidak ada siswa dengan keaktifan siswa rendah. Dari hasil tabel di atas maka dari angket keaktifan siswa kelas eksperimen tinggi untuk keaktifan mengikuti pembelajaran IPA.

Gambaran data hasil keaktifan belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat jelas melalui gambar 4.3 diagram distribusi frekuensi nilai hasil angket keaktifan siswa dari hasil kelompok eksperimen dan kontrol.

Gambar 4.3.

(16)

4.5. Hasil Data Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis uji t, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan pada data posttest untuk mengetahui data posttest berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah pemberian tes, baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji normalitas data posttest juga menggunakan tekni One Sample Kolmogrov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdestribusi normal jika signifikan > 0,05. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji normalitas nilai posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut:

Tabel 4.8.

Hasil Uji Normalitas Nilai Postest Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Nilai Post_Test_Eksperimen .144 30 .111 .952 30 .190

Post_Test_Kontrol .126 30 .200* .968 30 .488

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan Tabel 4.8, tampak bahwa hasil uji normalitas di lihat dari

(17)

Gambar 4.4.

Persebaran Kenormalan Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar 4.4 bahwa tingkat persebaran kenormalan posttest

merata sehingga kelas eksperimen dikatakan normal. Kerena dari rentang kenormalan tersebut kelas eksperimen sudah bagus. Dilihat dari skor minimal 62 sampai dengan skor 100 sehingga dalam pembelajaran siswa tersebut sangat bagus. Dalam tingkat persebaran skor dalam pembelajaran pada kelas eksperimen setelah di beri perlakuan menggunakan model pembelajaran TGT.

Gambar 4.5

(18)

Berdasarkan gambar 4.12 persebaran kenormalan posttest pada kelas kontrol sudah bagus. Dilihat dari skor minimal 53 sampai dengan skor maksimal 67 sehingga dalam pembelajaran tersebut menggunakan model pembelajaran TGT pada kelas kontrol sudah bagus.

4.6. Hasil Data Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data nilai

posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS Statistic16 yaitu tabel F test (Levanes Test).

Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

Tabel 4.9.

Hasil Uji Homogenitas Posttest

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.122 1 58 .728

Dari Tabel 4.13 menunjukkan bahwa signifikansi uji homogenitas sebesar 0,728. Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikansinya > 0,05. Atau menunjukkan bahwa 0,728 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dinyatakan homogen. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama.

4.7. Uji Sampe t

Pengujian selanjutnya menggunakan uji t juga dilakukan terhadap hasil

(19)

dengan program SPSS Statistic 16. Tabel 4.10 merupakan uji t hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Tabel 4.10.

Hasil Uji T-Test Nilai Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

2.549 56.973 .014 5.633 2.210 1.208 10.059

Berdasarkan Tabel 4.10 dalam perhitungan pada Independent Sample Test

untuk menghitung rata-rata antara dua kelompok sampel. Perhitungan pada kolom

Levene's Test for Equality of Equality Variances pada tabel 4.10di peroleh nilai F sebesar 0,122 dan nilai probabilitas signifikan 0,728 yang menunjukkan bahwa hasil tersebut lebih besar dari pada 0,050 maka Ho diterima. Dengan melihat

(20)

kontrol berkisar 1,210 sampai 10,057 dengan perbedaan rata-rata hasil belajar 5,633.

Tabel 4.11.

Hasil Uji T-Test Skor Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

3.808 .056 7.929 58 .000 7.73333 .97537 5.78092 9.68574

Equal

variances

not

assumed

7.929 52.110 .000 7.73333 .97537 5.77621 9.69045

Berdasarkan Tabel 4.11. dalam perhitungan pada Independent Sample Test

untuk menghitung rata-rata dua kelompok sampel. Perhitungan pada kolom

Levene's Test for Equality of Equality Variances pada tabel 4.11di peroleh nilai F sebesar 3.808 dan nilai probabilitas signifikan 0,056 yang menunjukkan bahwa hasil tersebut lebih besar dari pada 0,050 maka Ho diterima. Dengan melihat

(21)

4.8 Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menggambarkan hasil penelitian melalui pengolahan data posstest yang didapat dari kedua kelas. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah apakah ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran TGT. Keaktifan belajar dan hasil belajar dikatakan signifikan apabila beda rata-rata kedua kelas memiliki signifikansi (2-tailed) kurang dari 0,05. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka belum bisa dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini:

1. Terdapat perbedaan peningkatan keaktifan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan model pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Kemijen 03.

2. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan model pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Kemijen 03.

Uji t-test yang telah dilakukan menggunakan Independent Sample Test dalam meningkatkan hasil belajar posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dihasilkan nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,013. Nilai signifikansi (2-tailed) 0,013 lebih kecil dari 0,050 (0,013 < 0,050). Dengan demikian Ho

ditolak dan Ha diterima. Sedangkan uji t-test dalam meningkatkan keaktifan

siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dihasilkan nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,000. Nilai signifikansi (2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05

(0,000 < 0,05), Dengan demikian uji t-test keaktifan siswa dan hasil belajar adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Maka terdapat perbedaan peningkatan penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe TGT untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Kemijen 03 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian

(22)

belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kemijen 03 Semarang. Penelitian pertama dilakukan di kelas 4 A SD Negeri Kemijen 03 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan daur hidup beragam jenis makhluk hidup, sebagai kelas kontrol. Penelitian yang kedua dilaksanakan di kelas 4 B SD Negeri Kemijen 03 dengan menggunakan model pembelajaran TGT pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan daur hidup beragam jenis makhluk hidup sebagai kelas eksperimen.

Soal posttest dan angket keaktifan siswa diberikan kepada dua kelompok tersebut setelah kegiatan pembelajaran selesai, yang berupa soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa dan angket untuk mengukur keaktifan siswa. Selanjutnya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut di dapat hasil skor. Cara untuk menghitung hasil skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pengujiannya menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar dapat dilihat pada hasil uji t-test terlihat hasil F hitung

levene test sebesar 0,122 dengan sig 0,728 > 0,05, dan hasil keaktifan siswa dapat dilihat pada hasil uji t-test terlihat hasil F hitung levene test sebesar 3,808 dengan sig 0,056 > 0,050. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan

asumsi equal variance assumed. Terlihat bahwa skor T tabel sebesar 2,549 dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,050 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol berkisar 1,210 sampai 10,057 dengan perbedaan rata-rata 5,633. Sedangkan keaktifan siswa skor T tabel sebesar 7,929 dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 Dengan demikian terdapat penerapan model pembelajaran kooperatif TGT dalam meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.

(23)

lebih tinggi dibandingkan pada kelompok Kontrol. Pembelajaran pada kelas eksperimen mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Di dalam bekerja kelompok siswa yang lemah dalam pemahaman dapat terbantu oleh teman sebayanya dalam memahami konsep materi pembelajaran. Di dalam kelompok tersebut siswa mencoba memecahkan permasalahan bersama yang akan mendorong pola pikir kreatif anak dalam memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Dalam proses penyelesaian masalah siswa dapat berinteraksi dan berdiskusi bersama teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT ini juga memacu siswa untuk berani mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya di depan kelompok lain. Dalam proses presentasi kelompok lain juga ikut aktif dalam menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya. Dari beberapa hal di atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT pada kelas eksperimen.

Sejalan dengan teori para ahli yaitu Spenser Kagan (1992), Miftahul Huda (2007), Lif Khoiru Ahmad (2011), Anita Lie (2010), Arends (2008), Ibrahim (2000) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kajian yang relevan dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh Sri Wilujeng (2012) berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas 4 Semester II SDN Tlogo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. Anggita Megasari (2012) dengan judul “Upaya Meningkatan keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Media Teka-Teki Silang(TTS) pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Kelas IV A MI Sultan Agung”, maka dari sumber yang ada, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat membantu dalam

(24)

Gambar

Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA. Dalam menyusun distribusi
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

American Shoulder dan Elbow Surgeons mendefinisikan frozen shoulder sebagai kondisi etiologi yang ditandai dengan keterbatasan yang signifikan dari gerak aktif dan

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMK NEGERI 2 INDRAMAYU.. Universitas Pendidikan Indonesia |

sampel dalam penelitian ini adalah metode times series design , yaitu desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan. kejelasan suatu keadaan yang

Laki-laki dan perempuan adalah mitra yang sama dalam mewujudkan tatanan kehidupan sosial yang dinamis tersebut sebagai buah dari amal shaleh yang akan

Kami sampaikan dengan hormat, bahwa salah satu program Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar melalui Sub Direktorat Pendidikan Khusus Pendidikan Layanan Khusus dan

Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kemdikbud menunjuk dan menetapkan tim juri lomba inovasi pembelajaran guru SLB/SKh dan guru SPPPI atau program CIBI jenjang pendidikan

Terdapat perbedaan tingkat produksi padi dari yang diharapkan dibandingkan dengan kondisi dilapangan, menjadi sebuah tanda Tanya sehingga ditarik satu variable

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana