• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI POPULASI SUBJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI POPULASI SUBJ"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI POPULASI/ SUBJEK, DAN TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN KUANTITATIF DAN

KUALITATIF

Untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi Penelitian

Yang dibina oleh Bapak Prof. Amat Mukhadis

Oleh :

Akhsan Alam (120511427440) Desi Adi Saputro (120511427469) Marchel Edgar Arasy (120511427484) Rifqi Aziz (120511427413) Wahyu Firmansyah (120511427468)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN MARET 2015

(2)
(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian menurut Suprapto (Narbuko&Achmadi, 2003:1) adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.

Sebagai ilustrasi pentingnya sampel pada sebuah penelitian yaitu seorang pembuat petasan sebelum menjual petasan buatannya ke pasar ingin mengetahui mutu petasan yang telah dibuatnya. Dia melakukan percobaan dengan menyulut semua petasan yang telah dibuat dan ternyata semua petasannya meletus sesuai harapannya. Akan tetapi kemudian dia menyesal, karena dia bermaksud ingin menguji petasan yang telah dibuatnya, namun petasannya habis karena telah dicoba semua. Hal ini memberikan gambaran bahwa pengambilan sampel itu sangat penting, karena dengan pengambilan sampel yang benar maka kita akan memperoleh hasil yang mungkin bisa hampir menyamai karakteristik seluruh populasi.

Penelitian kuantitatif dan kualitatif memiliki karakteristik masing-masing seperti dalam pengambilan sampelnya. Misalnya saja penelitian kuantitatif yang menggunakan metode pengambilan sampel probabilitas, sedangkan penelitian kualitatif menggunakan metode pengambilan sampel nonprobabilitas. Pada penelitiann kuantitatif ini menggunakan metode probabilitas karena ingin menciptakan sampel yang representatif agar dapat digeneralisir pada populasi. Sebaliknya, logika dari sampel kualitatif adalah melakukan sampel untuk menyoroti dimensi atau proses utama dalam kehidupan sosial (Lawrence:2013:270). Jadi pada penelitian kualitatif sampel harus dipilih karena karakteristik khusus dalam kumpulan gejala atau kasus yang diteliti.

(4)

melakukan sampling secara ceroboh dan yang kedua adalah memilih jenis sampel yang tidak sesuai dengan tujuan studi. Hal ini yang melatar-belakangi penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan wawasan tentang cara mengambil sampel secara tepat, akurat dan hasil yang didapat akan sesuai dengan tujuan studi yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan perbedaan dari Populasi dan sampel?

2. Apa Fungsi populasi dan sampel pada penelitian kuantitatif dan kualitatif?

3. Apa yang dimaksud dengan kerangka sampel untuk penelitian?

4. Apa saja metode-metode pengambilan sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif?

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Populasi dan Sampel pada Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Menurut Prasetyo & Jannah (2010:119) populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti. Dan Singarimbun & Effendi (1995:152) mengartikan populasi sebagai jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dari pendapat tantang pengertian populasi ini dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan semua kumpulan unit gejala yang memiliki ciri-ciri untuk diteliti. Contoh populasi untuk penelitian misalnya : seluruh siswa di SMK Negeri 1 Bolang.

Menurut Moehnilabib DKK (2003:61) terdapat dua status yang mungkin terjadi pada populasi yaitu, pertama populasi sebagai objek maksudnya adalah populasi ini bertindak sebagai substansi yang diteliti misalnya : hasil produksi baut, mur roda gigi dan lainnya. Kedua adalah populasi sebagai sumber informasi seperti manusia dan dokumen. Dalam penelitian tertentu populasi juga bisa bersifat ganda.

Populasi pada sebuah penelitian dapat dikategorikan menjadi dua yaitu, populasi terhingga (finite population) dan populasi tak terhingga (infinite population) (Moehnilabib DKK, 2003:62). Populasi terhingga adalah populasi yang jumlah anggotanya terbatas dan dapat ditentukan atau diketahui jumlahnya. Misalnya siswa sekolah dasar se-kecamatan Bululawang, Guru di SMP negeri 1 Kediri. Populasi tak terhingga adalah populasi yang jumlahnya tidak dapat ditentukan dan diketahui secara pasti. Misalnya konsumen minuman bersoda merk A.

(6)

penelitian memiliki cara yang berbeda dalam penarikan sampelnya. Misalnya pada penelitian kuantitatif yang menggunakan sampling probabilitas yang sangat efisien untuk penelitian kuantitatif. Sementara itu penelitian kualitatif menggunakan teknik sampling nonprobabilitas. Kita tidak boleh membedakan kuantitatif-kualitatif secara berlebihan dalam beberapa situasi, terutama studi kuantitatif akan menggunakan strategi Sampling kualitatif dan sebaliknya (Lawrence:2013:270). Dari pendapat ini, dapat diambil kesimpulan bahwa seorang peneliti kualitatif dapat menggunakan pengambilan sampel dari penelitian kuantitatif untuk kebutuhan khusus dari rencana peneliti tersebut.

Menurut Suprapto (2000:35) terdapat dua cara pemilihan elemen anggota sampel yaitu sebagai berikut :

1) Dengan pengembalian kembali, artinya elemen populasi yang sudah terpilih dikembalikan lagi sehingga ada kemungkinan terpilih kembali sebagai anggota sampel

2) Tanpa pengembalian kembali, artinya elemen populasi yang sudah terpilih tak dikembalikan kembali, sehingga tak mungkin terpilih kembali menjadi anggota sampel

B. Fungsi Populasi dan Sampel

Dari pengertian yang disampaikan oleh Lawrence (2013:270) yaitu populasi adalah ide abstrak dari sehimpunan besar kasus untuk diambil sampel oleh peneliti dan hasil dari sampel tersebut digeneralisasikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi populasi pada penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut :

1) Himpunan besar kasus-kasus yang bisa diteliti oleh peneliti kuantitatif dan kualitatif

2) Wilayah peneliti untuk mengambil sampel penelitiannya

3) Populasi berfungsi sebagai generalisasi hasil penelitian (untuk penelitian kuantitatif)

(7)

penelitian kuantitatif, sampel yang dipilih pada populasi harus dapat merepresentasikan kasus-kasus yang ada didalamnya setelah dilakukan penelitian. Sementara itu pada penelitian kualitatif, pengambilan sampel memiliki tujuan untuk memperdalam pemahaman tentang proses, hubungan, atau kejadian sosial yang lebih besar (Lawrence:2013:270). Jadi penelitian kualitatif mengambil sampel untuk memahami sebuah proses, hubungan atau kejadian-kejadian sebagai data penelitiannya. Pada penelitian kualitatif penggunaan sampel tidak bisa merepresentasikan seluruh populasi, karena sampel yang diambil harus memiliki karakteristik khusus seperti proses kasus, hubungan kasus dan kejadian-kejadian yang ada didalam populasi.

C. KerangkaSampling

Menurut Lawrence (2013:275) kerangka sampling adalah suatu daftar khusus dalam populasi. Merumuskan kerangka sampling secara akurat sulit dibuat untuk semua elemen dalam sebuah populasi. Contoh dari sampel ini adalah buku petunjuk telepon, catatan sim, nama-nama siswa kelas X di SMK N 1 Pahlawan.

Populasi

Apa yang ingin anda bicarakan

Statistik Kerangka

sampling

Sampel

Apa yang seharusnya anda observasi dalam data

Parameter

Gambar model dari logika kerangkasampling(Lawrence :2013:278)

(8)

kasus keterbatasan kerangka sampling (Lawrence :2013:277) yaitu ketika majalah Litery Digest melakukan survai untuk pemilu presiden Amerika Serikat dengan mengirimkan kartu pos pada sampel yang dipilih untuk menuliskan nama presiden pilihannya . Secar berturut-turut selama empat kali yaitu tahun 1920, 1924,1928 dan 1930 majalah tersebut memprediksi secara tepat. Ketika tahun1936, majalah tersebut meningkatkan jumlah sampel dari 1 juta menjadi 10 juta sampel. Majalah tersebut malah memprediksi salah dengan memprediksi bahwa Alf. Landon akan menang, namun kenyataannya Franklin D. Rooselvelt yang menang mutlak. Ini merupakan salah satu contoh kesalahan sampling. Kerangka sampling yang digunakan oleh majalah ini kurang mewakili populasi target secara akurat. Dari kesalahan ini dapat disimpulkan dua hal penting untuk menentukan sampling penelitian yaitu kerangka sampling harus dibuat secara akurat dan jumlah sampel yang besar belum tentu bisa mewakili seluruh populasi. Singarimbun & Effendi (1995:153) berpendapat bahwa kerangka sampling yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Harus meliputi seluruh unsur sampel 2) Tidak ada sampel yang dihitung dua kali 3) Harus yang terbaru (Up to date)

4) Batas-batasannya harus jelas 5) Harus dapat dilacak di lapangan

Menurut Ulfatin (2014:177) pada penelitian kualitatif perlu diperhatikan beberapa hal untuk menentukan subjek penelitiannya :

1. Subjek atau orang yang dipilih hendaknya telah cukup lama dan intensif terlibat dalam aktivitas yang menjadi fokus penelitian

2. Saat dipilih, ia masih terlibat penuh dalam kegiatan yang diteliti

3. Ia mau dan memiliki waktu yang cukup untuk ditanya dan memberikan informasi yang diperlukan peneliti

4. Ia secara sukarela bersedia memberikan informasi yang lugas dan benar

(9)

memudahkan peneliti dalam mengumpulkan informasi yang sesuai dengan penelitiannya.

Contoh KerangkaSampling:

No. Nama Usia Pekerjaan

1 Alexander F. 25 Petani

2 Bill G. 27 Petani

3 Charly A. 28 Petani

4 Daniel R. 29 Petani

5 Edward C. 25 Petani

6 Francklin G. 27 Petani

dst ...

D. Metode-metode Pengambilan Sampel

Menurut Prasetyo & Jannah (2010:122) untuk menarik sampel, terdapat dua macam metode pengambilan sampel yaitu : pengambilan sampel probabilitas dan pengambilan sampel nonprobabilitas. Dua metode pengambilan sampel ini memiliki keunggulan masing-masing sesuai dengan kebutuhan dari peneliti maupun sampel yang akan diteliti. Metode pengambilan sampel probabilitas memiliki arti bahwa setiap sampel pada populasi akan memiliki kesempatan yang sama untuk diambil menjadi sampel. Sedangkan, pengambilan sampel nonprobabilitas merupakan pengambilan sampel yang mendasarkan bahwa setiap sampel tidak memiliki kesempatan untuk dipilih oleh peneliti. Pengambilan sampel nonprobabilitas, hasil penelitiannya belum bisa menggambarkan populasi karena sampel yang diambil harus memiliki karakteristik khusus.

Dibawah ini adalah metode-metode pengambilan sampel yang dapat digunakan oleh peneliti berdasaekan kedua macam metode diatas yaitu :

1. Sampling Probabilitas

a. Pengambilan sampel acak sederhana

(10)

elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Lawrence (2013:279) berpendapat bahwa langkah-langkah pengmabilan sampel acak sederhana yaitu : 1) Menentukan populasi dan target populasi serta

mengidentifikasi beberapa unsur sampel yang spesifik 2) Membuat kerangkasamplingyang akurat

3) Memilih proses acak untuk memilih sejumlah unsur dari kerangka sampling dengan cara pengundian atau tabel angka acak.

Contoh dari Lawrence (2013:279) pengambilan sampel acak sederhana dengan metode pengundian yaitu toples berisi 5000 kelereng berwarna merah dan putih. Jumlah kelereng yang diambil sebanyak 100 buah kelereng setiap sampel. Seorang peneliti akan mengambil kelereng didalam toples yang telah dikocok dengan mata tetutup. Peneliti mengambil 130 sampel dengan mengambil 100 kelereng yang sama setiap sampel untuk memperoleh data jumlah kelereng merah yang ada didalam toples. Maka didapat hasil :

Merah Putih Jumlah sampel

(11)

57 43 1

Total 130

Kesimpulan yang diambil dari hasil ini adalah bahwa kelereng merah yang ada didalam toples adalah 50% dari keseluruhan jumlah kelereng didalam toples. Hal ini didasari dari campuran yang paling umum dari sampel tersebut adalah 50/50.

(12)

Contoh pengmbilan sampel acak sederhana dengan menggunakan tabel bilangan acak yaitu :

 Contoh dari suprapto (2000 : 86) : seorang ahli sosiologi pedesaan ingin meneliti kehidupan petani. Khususnya untuk mengetahui apakah mereka berada dibawah garis kemiskinan atau tidak dan berapa persen yang berada dibawah garis kemiskinan. Dari kepala desa dia memperoleh daftar rumah tangga petani sebagai kerangka

samplingsebanayak N = 1000 rumah tangga. Ahli sosiologi tersebut bermaksud memilih sampel sebanyak n = 20 rumah tangga. Cara memilihnya menggunakan tabel bilangan acak adalah sebagai berikut :

1) Tabel diberikan nomor mulai dari 000, 001,002, ....,999. Hal ini dimaksudkan agar ketika pengambilan sampel pada bilangan acak bisa tinggal pilih saja. 000 ini menunjukkan sampel pertama dan 999 menunjukkan sampel yang ke seribu

2) Gunakan pensil yang diarahkan dengan mata tertutup untuk memilih sampel yang pertama. Misalkan menyentuh angka di blok 4 baris 2 kolom 4. Kita bisa pergunakan 515 atau 584 atau 158.

3) Misalkan kita pergunakan 515 maka selanjutnya adalah urutan di blok 4 mengarah kebawah. Sehingga diperoleh nomor sampel :

515, 658, 829, 175, 085, 649, 345, 487, 080, 922, 359, 948, 095, 097, 282, 022, 715, 436, 248, 545.

b. Pengambilan sampel acak sistematis

(13)

sistematis meurut pola tertentu(Singarimbun&Effendi,1995:160). Langkah-langkah yang kita lakukan untuk menentukan pengambilan sampel ini adalah :

1. Menentukan populasi atau target populasi yang akan diteliti

2. Membuat kerangkasamplingsecara akurat

3. Menghitung interval sampling untuk menciptakan metode seleksi kuasi acak (Lawrence :2013:282).

4. Menentukan secara acak sampel pertama lalu mengambil sampel berpola secara sistematis sesuai

interval samplingyang ada.

Menghitung interval sampling mudah dilakukan. Kita memerlukan ukuran sampel dan ukuran sampel yang akan diteliti (Lawrence:2013:282). Misalkan terdapat 900 nama dan sampel yang ingin kita ambil adalah 300 nama, maka interval sampling

didapatkan 900/300 yaitu 3.

Penggunaan metode ini hampir sama dengan metode sam8kkkkpel acak sederhana. Namun, pada situasi khusus seperti elemen sampel yang disusun dalam beberapa pola atau siklus , maka pengambilan sampel acak sistematis ini akan digunakan (Lawrence, 2013:284). Misalnya daftar nama suami dan istri yang disusun berurutan sehingga memerlukan pengambilan secara sistematis agar tidak terjadi pengambilan sampel suami saja atau istri saja.

Contoh pengambilan sampel sistematis yaitu :

(14)

1) Beri nomor pada daftar nama siswa mulai dari 1 sampai dengan 500.

2) Hitunglah intervalSampling dengan rumus : sehingga diperoleh hasil

3) Pilih sampel pertama dengan mengunakan tabel bilangan acak atau mengundi nomornya. Sampel pertama ini akan menjadikan patokan awal. Misalnya sampel pertama adalah nomor ke 3 4) Pilih sampel berikutnya dengan mengikuti interval

sampling yaitu 10. Maka akan diperoleh sampel pada nomor 3,13, 23,33, 43, 53, 63, 73, 83, 93, 103, dst.

c. Pengambilan sampel berlapis/strata

Keragaman sampel dalam sebuah populasi, maka makin besar perbedaan sifat antara lapisan-lapisan tersebut (Singarimbun&Effendi,1995:162). Untuk menggambarkan sifat-sifat populasi ini diperlukan sebuah pembagian dalam lapisan-lapisan yang seragam. Menurut Lawrence (2013:286) langkah-langkah menggunakan sampel berlapis adalah :

1) Membagi populasi ke dalam sub-populasi berdasarkan informasi

2) Mengambil sampel acak dari setiap sub-populasi

(15)

Contoh pengambilan sampel berlapis (Lawrence, 2011:287) adalah sebagai berikut:

 Seorang peneliti ingin mengambil sampel dari 100 staf general hospital, distratifikasikan berdasarkan posisi kerja

Posisi Populasi Sampel yang

diambil n N persen

Administrasi 15 2,88 3

Staf Dokter 25 4,81 5

Dokter Magang 25 4,81 5 Perawat Terdaftar 100 19,23 19 Asisten Perawat 100 19,23 19 Teknisi Medis 75 14,42 14

Mantri 50 9,62 10

Tata Usaha 75 14,42 14

Staf Pemeliharaan 30 5,77 6 Pegawai Kebersihan 25 4,81 5

Total 520 100 100

 Pengambilan sampel berlapis diatas, sampel yang diambil berdasarkan presentase setiap posisi staf general hospital. Misalnya saja untuk staf dokter dengan persentase 4,81% maka sampel yang diambil adalah 5 orang.

 Nilai 19,23% ini didapat dari :

Jadi misalkan untuk staf dokter : % =

d. Pengambilan sampel gugus (Cluster)

(16)

dari kumpulan unit sampel atau gugus (Lawrence:2013:287). Misalnya kita mengambil samplinggugus dengan tiga tahap yaitu sebagai berikut :

1) Memilih sampel dalam gugus besar seperti desa/kelurahan sampel yang dipilih

2) Selanjutnya adalah memilih secara acak untuk menjadi gugus kecil seperti rumah tangga didesa atau kelurahan yang terpilih

3) Mengambil sampel dari beberpa elemen yang ada dalam rumah tangga dalam gugus kecil yang terseleksi seperti wanita, anak laki-laki, pria dan sebagainya Pengambilan sampel dengan metode ini biasanya untuk mengatasi kurangnya kerangka sampling yang bagus untuk populasi yang tersebar dan tingginya biaya untuk mencapai elemen sampel (Lawrence, 2013:287). Jika populasi yang akan diteliti memiliki jangkauan yang tersebar akan membuat biaya penelitian menjadi lebih besar. maka dari itu pengambilan sampel dengan metode ini akan memberikan solusi bagi para peneliti agar sampel yang didapat dapat dijangkau dan dipilih sesuai kebutuhan dari peneliti.

Contoh untuk pengambilan sampel gugus adalah sebagai berikut :

 Peneliti ingin mengambil sampel guru yang ada di SMK negeri se-kabupaten Malang untuk meneliti persepsi guru terhadap UN online. Karena jumlah SMK Negeri se-Kabupaten malang cukup banyak dan tersebar saling berjauhan, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel gugus yaitu dengan beberapa langkah seperti : 1. Misalnya jumlah SMK Negeri Kabupaten dan kota

(17)

malang, SMK negeri 2 Turen, SMK negeri 2 Singosari, SMK negeri 4 Malang.

2. Peneliti mengelompokkan guru-guru sesuai mata pelajaran yang diajarkan. Misalnya terdapat 12 mata pelajaran dan setiap SMK yang telah terpilih pada langkah pertama akan berbeda-beda pengambilan sampel untuk guru mata pelajaran. Misalnya untuk SMK negeri 1 Singosari terpilih guru dari mata pelajaran Matematika, kejuruan, fisika dan agama.

3. Langkah terakhir adalah peneliti akan memilih guru dari daftar guru mata pelajaran yang telah terpilih pada langkah kedua. Misalnya mata pelajaran matematika : No. Nama Guru Lama mengajar 1 Andrea Hirata* 6 tahun

2 Badrun Hasan 10 tahun 3 Cinta Laura* 4 tahun 4 Derianto subagyo 8 tahun ...

12 Reinald Arga* 15 tahun 13 Stewart Frank 13 tahun

* = guru yang dipilih sabagai sampel

2. Sampling Nonprobabilitas

a. Pengambilan sampel kemudahan (Convenience)

(18)

pendidikan tersebut sehingga cara yang paling mudah adalah menemui orang setelah mengikuti seminar di depan pintu ruang seminar tersebut. Menurut Lawrence (2013:297) sampel kemudahan ini memiliki prinsip menemukan segala jawaban atas segala kasus dengan cara yang mudah. Jadi peneliti akan memilih sampel ditempat dimana kasus yang diteliti tersebut terjadi.

b. Pengambilan sampel kuota

Menurut Lawrence (2013:272) Sampling Kuota adalah sampel non-acak yang penelitinya pertama mengidentifikasika sejumlah kategori umum ke dalam beberapa kasus, atau mengelompokkan orang dan kemudian memilih kasus tersebut untuk selanjutnya menetapkan seberapa banyak jumlahnya dalam tiap kategori. Langkah-langkah yang dilakukan untuk sampling kuotaadalah sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi kategori yang relevan dari populasi yang kita samplingdengan menangkap perbedaan antar unit misalnya pria dan wanita atau dibawah 30 tahun, usia 30-60, di atas 60 tahun

2) Menentukan seberapa banyak kasus agar mendapatkan setiap kategori

Menurut Narbuko (2003 : 116) kelemahan utama dari teknik ini ialah petugas pengambil sampel kurang terawasi apakah kriteria-kriteria dalam populasi tercermin dalam sampel.

Contoh dari pengambilan sampel kuota ini adalah seorang peneliti ingin meneliti tentang strategi guru menyusun pembelajaran untuk kurikulum 2013. Peneliti memilih :

1. guru pria 15 orang dan wanita 15 orang yang berusia dibawah 25 tahun

2. guru pria 10 orang dan wanita 10 orang yang berusia 25-30 tahun

(19)

4. guru pria 25 orang dan 25 orang yang berusia diatas 40 tahun

c. Pengambilan sampel bertujuan (Purposive)

Menurut Lawrence (2013:298) Sampling bertujuan (Purposive Sampling) adalah sampel non-acak yang penelitinya menggunakan berbagai metode untuk mencari semua kemungkinan kasus yang begitu spesifik dan populasinya sulit dijangkau. Jenis pengambilan sampel ini biasanya digunakan pada penelitian lapangan atau penelitian eksplorasi. Metode ini tidak tepat jika tujuan penelitiannya untuk merepresentasikan kasus yang terpilih untuk seluruh populasi. Contoh dari pengambilan sampel bertujuan ini adalah ketika peneliti ingin apa yang mempengaruhi budaya merokok pada siswa. Kita tidak bisa membuat daftar siswa yang merokok karena tidak akan ada siswa yang mau jujur bahwa dia merokok. Untuk mengumpulkan siswa yang merokok maka peneliti harus ke lingkungan dimana siswa tersebut biasa membeli rokok atau tempat dimana siswa berkumpul untuk merokok.

d. Pengambilan sampel merembet/bola salju (Snowball)

(20)

pertama ini akan dicari sampel berikutnya yang informasinya berasal dari sampel pertama. Dan seterusnya hingga sampel yang ditentukan terpenuhi. Inti dari pengambilan sampel ini adalah antara sampel pertama dan berikutnya memiliki hubungan misalnya teman atau saudara.

Skema pengambilan sampel merembet atau snowball samplingadalah sebagai berikut :

SkemaSnowball Sampling(Sugiyono, 2013:125)

E. Menentukan Jumlah Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian tidak ada yang pasti (Narbuko&Achmadi, 2003:110). Jadi, setiap peneliti dapat menentukan sendiri jumlah sampel yang diinginkannya pada sebuah populasi. Menurut Singarimbun & Effendi (1995:150) ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang akan diambil, yaitu sebagai berikut :

1. Derajat Keseragaman

Semakin heterogen sebuah populasi, jumlah sampel yang diambil pun harus semakin besar sehingga seluruh karakteristik populasi dapat terwakili. Apabila populasi itu seragam, maka satu satuan elemen dari seluruh populasi sudah cukup representatif untuk diteliti.

2. Presisi yang dikehendaki

A

C B

I G

F E

(21)

Semakin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, maka semakin besar jumlah sampel yang harus diambil. Sampel yang besar cenderung akan memberikan penduga yang lebih mendekati nilai sesungguhnya.

3. Rencana Analisa

Besarnya sampel memang sudah cukup sesuai untuk tingkat presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa, maka jumlah sampel kurang mencukupi. Sampel yang besar ini menyulitkan proses perhitungan statistik yang dilakukan karena terkadang sampel memiliki karakteristik khusus yang tidak bisa dimasukkan dalam sel-sel matriks secara benar. Jadi ketika mengambil sampel perlu direncanakan pengambilan sampel yang sesuai dengan analisa yang akan dilakukan peneliti.

4. Tenaga, biaya dan waktu

Kalau peneliti menginginkan tingkat presisi yang tinggi, maka jumlah sampel yang besar dapat diambil. Akan tetapi hal ini akan membuat tenaga, biaya dan waktu seorang peneliti akan menjadi lebih besar pula. maka dari itu seorang peneliti harus menentukan secara bijak jumlah sampel yang akan diteliti.

(22)
(23)

BAB III

KESIMPULAN

Menurut Singarimbun & Effendi (1995:152) mengartikan populasi sebagai jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dari pendapat tantang pengertian populasi ini dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan semua kumpulan unit gejala yang memiliki ciri-ciri untuk diteliti. Menurut Lawrence (2013:270) sampel merupakan sehimpunan kecil kasus yang dipilih peneliti dari himpunan besar dan akan menggeneralisasi pada populasi. Dari pengertian ini, sampel merupakan kasus/gejala yang dipilih oleh peneliti untuk dijadikan sumber informasi tentang penelitiannya.

Perbedaan pengambilan sampel pada penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah pada fungsi pengambilan sampel tersebut. jika pada penelitian kuantitatif berufngsi sebagai generalisasi populasi. Dan pada penelitian kualitatif adalah untuk memperdalam suatu kasus pada populasi, tetapi hasil penelitiannya tidak bisa digeneralisasi pada populasi.

Ketika kita ingin menentukan pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian kita, maka kita harus melihat penelitian apa yang kita lakukan. Jika penelitian kuantitatif yang menggunakan metodeProbability Sasmplingmaka kita dapat memilih Sampling acak sederhana, acak sistematis, sampling berlapis, atau

sampling gugus. Sementara itu untu penelitian kualitatif yang menggunakan

Nonprobability Sampling, maka kita dapat menggunakan convenience sampling

(sampel kemudahan), quota sampling (Sasmpel Kuota), purposive sampling

(Sampel bertujuan) atau snowball sampling (Sampel merembet/bola salju). Akan tetapi kita tidak boleh membedakan kuantitatif-kualitatif secara berlebihan dalam beberapa situasi, terutama studi kuantitatif akan menggunakan strategi Sampling

kualitatif dan sebaliknya (Lawrence:2013:270).

(24)

Singarimbun & Effendi (1995:150) ada pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan besarnya sampel yaitu derajat keseragaman, presisi yang dikehendaki, rencana analisa serta tenaga, waktu dan biaya yang diperlukan untuk penelitian tersebut.

(25)

DAFTAR RUJUKAN

Lawrence, W.2011. Metodologi Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Terjemahan Sofia, Edina.2013. Jakarta : PT Indeks

Moehnilabib, M.A., Mukhadis, A., Ibnu, S., Suparno, Rofi’udin, A. & Sukarnyana, I.W. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang dengan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang

Narbuko,C & Achmadi, A. 2003. Metodologi Penelitian: memberikan bekal teoretis pada mahasiswa tentang metodologi serta diharapkan dapat dilaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang benar. Jakarta : PT Bumi Aksara

Prasetyo, B & Jannah, L.M. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif : teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Singarimbun, M & Effendi, S. 1995. Metodologi Penelitian Survai. Jakarta : PT Pustaka LP3ES Indonesia

Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suprapto, J. 2000. Teknik Sampling Untuk Survei Dan Eksperimen. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Gambar

Gambar model dari logika kerangka sampling (Lawrence :2013:278)
Tabel penentuan sampel menurut taraf kesalahan 1 (Sugiyono, 2013:128)

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Tabanan akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan Pasca Kualifikasi untuk paket pekerjaan

Jarak triangular bump yang cukup jauh dari tepi backward- facing step membuat aliran yang terseparasi oleh puncak bump reattachment. terlebih dulu jauh di

Hasil variasi jumlah blade yang paling optimal adalah dengan menggunakan 7 blade, dimana kapasitas yang dihasilkan lebih besar dari kapasitas base model yaitu 70,14 m 3 /h,

Perencanaan yang sering dilakukan didalam bisnis waralaba adalah merumuskan bisnis konsepnya pada bisnis yang akan di waralabakan, yang kedua sebagai pemberi bisnis

Telah dilakukan penelitian untuk membandingkan daya sitotoksik ekstrak etanol rimpang 3 jenis tumbuhan suku Zingiberaceae yang banyak tumbuh di Indonesia, yaitu

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas tertentu seperti antimalaria dapat dihasilkan oleh

Dari 5 penelitian sebelumnya mengenai sistem pakar diagnosa penyakit pada manusia antara lain Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jantung Menggunakan

Terdapat faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam membuat kebijakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham, Fama and French dalam Saputro (2015) mengemukakan