• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode dan Teknik Penyuluhan (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode dan Teknik Penyuluhan (2)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan Praktikum

Pertanian Indonesia sekarang mulai berkembang, terlihat banyak perhatian yang diberikan terhadap pengelolaan pertanian yang ada. Mulai dari pembibitan sampai pemanenan diperhatikan dengan baik. Produktivitas yang memuaskan adalah tujuan dari pengembangan pertanian sekarang ini, sehingga kerjasama semua pihak sangat diharapkan. Terutama petani dan penyuluh, dimana petani sebagai pelaksana dan penyuluh sebagai perantara dan fasilitator informasi tentang kebijakan pemerintah yang ditujukan kepada petani.

Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para petani/peternak diharapkan mengalami perubahan perilaku, dari mulai aspek yang bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan waktu lebih lama, tetapi perubahan perilaku yang terjadi akan berlangsung lebih kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat dan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku tersebut akan segera hilang, manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh karena itu penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu inovasi yang ditawarkan atau terjadinya perubahan perilaku sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.

Tujuan Penyuluhan Pertanian yaitu memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan yang maju dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan. Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi. Kegiatan penyuluhan dikatakan berhasil apabila pesan/materi yang disampaikan dengan penerapan metode dan teknik yang digunakan sesuai dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama

(2)

dan/atau pelaku usaha tani sehingga dapat diterima dan dihayati serta dapat diterapkan oleh masyarakat.

Metode dan teknik penyuluhan merupakan cara atau teknik penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan oleh para penyuluh kepada sasaran (pelaku utama dan/atau pelaku usaha) berserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau, dan mampu menerapkan inovasi. Metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi tiga golongan antara lain: a) berdasarkan teknik komunikasi; b) berdasarkan jumlah sasaran; dan c) berdasarkan indera penerima.

Memperhatikan permasalahan yang ada, maka metode dan teknik penyuluhan pertanian menjadi hal yang penting dan perlu untuk diketahui secara komperhensif melalui pengalaman secara langsung dilapangan sebagai perbandingan empiris dari teori yang telah didapatkan mengenai macam kelemahan dan kelebihan dari setiap metode dan teknik penyuluhan pertanian dengan aplikasi yang sesuai terhadap sasaran/petani, dengan kegiatan praktikum metode dan teknik penyuluhan pertanian yang dilaksanakan oleh mahasiswa penyuluhan dan komunikasi pertanian, sehingga nantinya dapat dihasilkan penyuluh yang berkualitas, dan mampu mengetahui khalayak sasaran yang ada.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari pelaksanaan praktikum Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian ini adalah :

1. Mahasiswa mampu menggali permasalahan yang dihadapi sasaran penyuluhan.

2. Mahasiswa mampu merumuskan tujuan penyuluhan

(3)

C. Manfaat Praktikum

Melalui praktikum Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Mahasiswa:

a. Mahasiswa dapat melakukan wawancara, menelaah dokumen dan mengumpulkan informasi tentang proses dan substansi Perencanaan Program/ Programa Penyuluhan Pertanian.

b. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan terhadap praktek Penyuluhan Pertanian yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan yang menyangkut system kerja metoda dan perlengkapan penyuluhan yang disiapkan atau digunakan.

c. Mahasiswa mampu berpikir kritis tarhadap permasalahan yang dihadapi sasaran penyuluh.

d. Mahasiswa dapat belajar menyusun materi penyuluhan pertanian secara tepat berdsarkan masalah yang dihadapi penerima manfaat dengan alat bantu dan peraganya.

2. Bagi Petani :

a. Petani dapat dengan mudah menerima materi karena penyuluh dan mahasiswa memberikan materi berdasarkan kebutuhan petani.

b. Mengubah sikap petani yang tertutup menjadi terbuka untuk saling bertukar informasi.

c. Meningkatkan keaktifan petani untuk mencari informasi tentang inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan produktivitas usaha taninya. d. Memacu masyarakat petani untuk lebih berani mencoba teknologi baru

demi meningkatkan hasil pertanian mereka. 3. Bagi Pemerintah:

a. Tugas pemerintah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan petani, dapat terbantu dengan kegiatan ini.

b. Pemerintah dapat mengetahui permasalahan apa yang dihadapi oleh masyarakat terkhusus petani dan penyuluh kecamatan tersebut.

(4)

II. LANDASAN TEORI

A. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian

Setiap penyuluh harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan yang paling baik sebagai suatu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang dilaksanakannya. Sebagai landasan untuk memilih metode yang tepat dapat menggunakan prinsip-prinsip metode penyuluhan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Pengembangan untuk berpikir kreatif

2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat 3. Ciptakan hubungan yang akrab engan penerima manfaat

4. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan (Mardikanto, 2009).

Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha (kelayan) beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung. Diharapkanmereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi. Dalam penggunaan metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan: teknik komunikasi, jumlah sasaran dan indera penerima dari sasaran (Herbenu, 2007).

Teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada tiga yaitu teknik komunikasi informasi adalah proses penyampaian pesan yang sifatnya “memberi tahu” atau memberikan penjelasan kepada orang lain. Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui papan pengumuman, pertemuan-pertemuan kelompok juga media massa, kedua yaitu teknik komunikasi persuasi, istilah “persuasi” atau dalam bahasa Inggris “persuation” berasal dari kata latin persuasion, yang secara harfiah berarti hal membujuk atau meyakinkan, dan yang ketiga adalah teknik komunikasi coersive (koersif) adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara yang mengandung

(5)

paksaan agar melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu (Suprapto et all, 2004)

Berdasarkan cara penyajian inovasi dalam rangka lebih menjamin efektivitas hasil komunikasi (khususnya dalam pertemuan kelompok), maka digunakan pendekatan gabungan berikut :

1. Ceramah, diskusi dan tanya jawab;

2. Demonstrasi cara dan demonstrasi hasil; dan 3. Penggunaan alat bantu flipchart dan folder.

Penggunaan metode gabungan ini cukup efektif, baik dalam mewujudkan komunikasi dua arah (two-way traffic communication) maupun peningkatan pemahaman serta kemampuan menerapkan inovasi yang diberikan. Dengan demikian, para petani akan lebih memahami dan mengerti tentang cara-cara menerapkan inovasi dalam praktek usahatani mereka (Padmowihardjo, 2000).

Pemilihan metode dan teknik penyuluhan didasari tingkat kemampuan penerimaan penca indera dan tahapan adopsi yang meliputi kesadaran, minat, menilai, mencoba dan menerapkam. Dasar pertimbangan pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian meliputi keadaan sasaran, sumber daya penyuluhan, keadaan wilayah dan kebijakan pembangunan pertanian. Ragam metode dan teknik penyuluhan dapat didasari dari pendekatan jenis komunikasi, psikologis, dan panca indera ( STPP, 2009).

B. Materi Penyuluhan

(6)

Materi yang disajikan seyogyanya dapat menjawab, mencairkan atau menyelesaikan apa yang dibutuhkan petani sesuai kondisi dan kesempatan saat itu. Tentunya dapat berupa materi yang bisa langsung dipraktikkan dan mengemukakan kaitannya dengan teori yang mendasari sesuai idealnya anjuran yang diharapkan, dimana kondisi di lapangan terjadi, sebut saja pembudidayaan rumput laut yang menguntungkan, pemeliharaan ayam buras semi intensif, teknis pemangkasan jambu mete, dan lain-lain, uraikan sesuai tahapannya misalnya rincian kebutuhan modal awal, teknik memilih bibit yang baik, manajemen pemeliharaan, pasca panen, pemasaran dan sebagainya (Mardikanto, 2000).

Materi peyuluhan tergantung pada kebutuhan sasaran. Sehingga materi ajaran tidak harus bersumber dari textbook, tetapi dapat dari media-massa seperti koran, tabloid, majalah, laporan-laporan, radio, televisi, pertunjukan kesenian, perjalanan, cerita rakyat, pesan-pesan generasi tua (para pendahulu), pengalaman kerja dan pengalaman sehari-hari. Sumber materi ajar tidak harus berasal dari orang-orang pintar, tokoh masyarakat, atau pejabat, melainkan dari siapa saja (Mardiningsih, 2009).

Tingkat pengetahuan, meliputi pengetahuan penyuluh mengenai materi atau isi komunikasi, ciri-ciri penerima, cara-cara berkomunikasi. Pengetahuan tentang materi menentukan ketepatan komunikasi. Mosher dalam Machmud (2006) menyatakan penyuluh pertanian harus menguasai lima pengertian yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyuluhan. Kelima pengertian tersebut adalah pengertian tentang produksi tanaman dan ternak, pengertian usaha tani sebagai perusahaan, pengertina tentang pembangunan pertanian, pengertian tentang petani dan bagaimana mereka belajar, dan pengertian tentang masyarakat pedesaan. Dengan menguasai kelima kemampuan ini diharapkan penyuluh telah memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam pelaksanaan penyuluhan.

(7)
(8)

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Syahirul, Unang, Yunasaf, dan Sugeng, Winaryanto. 2008. Implikasi Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah terhadap Kegiatan Penyuluhan Peternakan di Kabupaten Sumedang. Jurnal Ilmu Ternak. Vol. 8(1): 72-76 Fitriani. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui Penyuluhan

Penanganan Panen dan Pemasaran Hasil Panen. Jurnal Masyarakat

Kebudayaan dan Politik. Vol. 25(2): 1-2

Herbenu, 2007.Pengembangan Sumberdaya Petugas Penyuluh Lapangan PPL Pertanian Guna Menghadapi Persaingandan Meraih Peluang Kerja Vol. 3 No.1. Jurnal Ilmu Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian : Yogyakarta

Heryati, Suryantini. 2004. Pemanfaatan Informasi Teknologi Pertanian oleh Penyuluh Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian.Vol. 13(1): 17-23. Jayadinata, Johara, T dan I.G.P. Pramandika, 2006. Pembangunan Desa Dalam

Perencanaan. Penerbit ITB. Bandung.

Padi Sawah Melalui Teknologi Sistem Tanam Legowo. Prosiding Seminar

Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Bengkulu.

Padmowihardjo, S. 2000. Pendidikan Kemitraan (Partnership) Makalah dan bahan kuliah tidak dipublikasikan. Program Studi Penyuluhan

Pembangunan, Program Pascasarjana, IPB. Bogor.

(9)

Setiana. L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia : Bogor

Slamet, M. (ed), 1978. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian Bogor. IPB : Bogor

Soejitno, 1968. Petunjuk penyuluhan pertanian. Soeroengan : Jakarta

Sucihatiningsih, DWP dan Waridin. 2010. Model Penguatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluh Pertanian dalam Meningkatkan Kinerja Usahatani Melalui Transaction Cost. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 11(1):13-29.

Suprapto, Tommy dan Fahrianoor, 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori

dan Praktek. Arti Bumi Intaran : Yogyakarta.

Suradisastra, Kedi. 2006. Revitalisasi Kelembagaan untuk Mempercepat Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Jurnal Analisis

Kebijakan Pertanian. Vol 1 hal 22 - 31 No. 3 September 2006.

Suriatna, Sumardi. 2007. Metode Penyuluh Pertanian. PT. Mediatama : Jakarta Suwardi, Herman. 2009. Memperbaiki Sistem Latihan dan Kunjungan. Jurnal

Agro Ekonomika. Vol. 10(10): 15-24

Tim STPP. 2009. Modul Pendidikan dan Pelatihan Penyuluhan Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian : Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

dengan benar. Kegiatan pembelajaran memerlukan situasi belajar yang mencakup 5 unsur, yaitu sebagai berikut. 1) Penyuluh atau fasilitas, yang mempunyai syarat-syarat

Tugas pokok Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha sesuai

Tim dosen mata kuliah Metode dan Teknik Penyuluhan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyampaikan ilmunya baik dalam perkuliahan maupun

Metode kelompok yaitu mengumpulkan individu atau orang dalam hal ini adalah petani pada suatu tempat tertentu untuk menyampaikan informasi atau memberikan penyuluhan, kelebihan

2. Tahap Pelaksanaan meliputi kegiatan: a).. penyampaian undangan dan persiapan tempat pelaksanaan kegiatan berserta penyediaan alat dan bahan yang akan digunakan,

Seperti : bakat, kematangan mental, kematangan fisik, kesehatan dan umur; (2) penyuluh yang mampu menyampaikan materi yang dapat memecahkan masalah sasaran penyuluhan; (3)

Sinergi Pusat Penyuluhan KP dengan Unit Eselon I terkait dalam pendampingan kelompok pelaku utama/ usaha perikanan. PENGUATAN INOVASI IPTEK PADA PENYULUH PERIKANAN •

Radio Komunitas sebagai Metode Penyuluhan Pertanian Partisipatif Metode penyuluhan pertanian menurut Peraturan Menteri Pertanian No 52 tahun 2009 adalah cara/teknik penyampaian