• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode dan Teknik Penyuluhan. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode dan Teknik Penyuluhan. docx"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

III. DASAR PEMILIHAN METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN A. Sasaran

Khalayak sasaran dalam penyuluhan pertanian ini dalah masyarakat tani yang mengelola tanaman pangan dan mengembangkan usaha tani. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan aspek dasar pemasaran, ketrampilan dan strategi untuk memasarkan produk. Metode yang digunakan adalah presentasi, ceramah, diskusi mengenai peningkatan nilai tambah suatu produk pertanian (Fitriani, 2012).

Semua materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus senantiasa mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Kenyataannya seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih dan menyajikan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat sasarannya, hal ini disebabkan oleh karena keragaman sasaran yang dihadapi, sehingga menuntut keragaman kebutuhan yang berbeda atau keragaman materi yang harus disampaikan pada saat yang sama (Suwardi, 2009).

Sasaran penyuluhan dibedakan menjadi 3 kelompok sasaran, yaitu 1) sasaran utama, yaitu sasaran penyuluhan yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bertani dan pengelolaan usaha tani. Termasuk dalam kelompok ini adalah petani dan keluarganya, 2) sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian, yaitu yang bukan pelaksana kegiatan bertani dan berusaha tani. Termasuk dalam kelompok ini adalah penguasa (pemimpin wilayah), tokoh-tokoh informal, para peneliti dan para ilmuwa serta lembaga perkreditan, dan 3) sasaran pendukung penyuluhan pertanian, yaitu pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung tidak memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan pertanian, tetapi dapat diminta bantuannya guna melancarkan penyuluhan pertanian. Termasuk kelompok ini adalah para pekerja sosial (seniman), konsumen hasil-hasil pertanian, dan biro iklan (Mardikanto, 1993).

Sasaran merupakan fokus kegiatan yang dilakukan selama kurun waktu tertentu sesuai rencana yang telah ditetapkan. Sasaran produksi/produktivitas

(2)

pada kurun waktu yang ditentukan diharapkan selalu ada peningkatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dari berbagai macam komoditas baik dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perkebunan.

1. Sektor Pertanian

Tabel 3.1 Sektor Pertanian Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen No Komoditas Luas tanam dibandingkan pertanian padi organik, yaitu untuk non organik sebanyak 7,1 ton/Ha dan untuk organik sebanyak 6,7 ton/Ha, dibandingkan dengan sektor pertanian Kacang tanah dan jagung petani lebih memilih untuk

Sumber : UPT Dinas KBPMD Kecamatan Kalijambe

(3)

laki-laki lebih banyak dari pada jumlah perempuan pada keamatan kalijambe

Berdasarkan data diatas jumlah penduduk pada tahun 2010 sampai 2012 berturut-turut adalah 47.289 jiwa, 47.435 jiwa, 50.185 jiwa. Dengan luas daerah sebesar 4.695 Ha,dan kepadatan penduduk pada Kecamatan Kalijambe untuk wilayah agraris adalah 10 jiwa/Ha dan untuk wilayah geografis bertirit-turut dari tahu 2010 sampai 2012 adalah 1.007, 1.010, dan 1.068 jiwa/Ha. Maka dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk untuk Kecamatan Kalijambe tehitung rendah.

4. Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Kalijambe

Tabel 3.4 Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Kalijambe

(4)

5. Mata Pencaharian Kalijambe

Tabel 3.5 Mata Pencaharian Penduduk Kalijambe

No Mata Pencaharian Penduduk Jumlah

1 Pertanian, Perkebunan Peternakan dan Perikanan 8.852

2 Pedagang 1.682

Sumber : UPT Dinas KBPMD Kecamatan Kalijambe

Berdasarkan data diatas jumlah mata pencaharian penduduk Sektor pertanian, meliputi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sebanyak 8.852 jiwa, sedangkan untuk non pertanian dari pedagang, PNS, TNI/POLRI, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Pensiunan berturut-turut adalah sebanyak 1.682 jiwa, 742 jiwa, 101 jiwa, 4.486 jiwa, 9.208 jiwa, 313 jiwa, dan untuk Pekerja Lepas atau Lainnya sebanyak 7.332 jiwa, dengan demikian sebagian besar penduduk Kecamatan Kalijambe bermatapencaharin di sektor pertanian. Maka penting perannya dalam mengelola sektor pertanian guna meningkatkan pendapatan perkapita demi mensejahterakan masyarakat khususnya petani.

6. Kelembagaan Petani –Nelayan

Tabel 3.6 Jumlah Kelompok tani Kecamatan Kalijambe

No Uraian Jumlah 2013 Jumlah 2014

(5)

dan 2014 sebanyak 14 gapoktan, untuk jumlah LKM-PUAP pada tahun 2013 sebanyak 11 mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebanyak 12 LKM-PUAP, dan untuk KTNA pada tahun 2013 dan 2014 sama yaitu sebanyak 1. Jumlah keseluruhan untuk kelembagaan petani pada tahun 2013 sebanyak 90 mengalami peningkatan menjadi 91 pada tahun 2014. 7. Keadaan Kelompom Tani Kecamatan Kalijambe

Tabel 3.7 Keadaan Kelompok Tani Kecamatan Kalijambe

No Uraian Jumlah 2013 Jumlah 2014

1 Kelas Pemula -

-2 Kelas Lanjut 45 45

3 Kelas Madya 19 19

4 Kelas Utama -

-Jumlah 64 64

Sumber : UPT Bapeluh Kecamatan Kalijambe

Berdasarkan data diatas tentang keadaan Kelompok Tani Kecamatan Kalijambe yaitu jumlah pada tahun 2013 untuk Kelompok tani Kelas lanju sebanyak 45 Kelompok, sedangkan untuk kelas madya sebanyak 19 jelompok dengan jumlah total sebanyak 64 kelompok tani untuk tahun 2013. Tahun 201 jumlah kelompok tani kelas lanjut adalah sebanyak 45 kelompok dan kelas madya sebanyak 19 kelompok, jadi total kelompok tani untuk tahun 2014 adalah sebanyak 64 kelompok.

Peningkatan produksi disektor pertanian dititik beratkan untuk mendukung pemerintah dalam pembangunan nasional serta mempertahankan ketahanan pangan didaerah. Sasaran pada daerah Sragen, Tepatnya Di Kecamatan Kalijambe, Desa Samberembe adalah kelompok tani Ngudi Sampurno .

Kelompok Tani Ngudi Sampuro Jumlah anggota sebanyak 122 orang, bapak Suratno selaku ketua kelompok tani dan bapak Triyono STP selaku pendamping atau penyuluh pada kelompok tani tersebut. Komoditas unggulannya adalah tanaman padi dan kacang tanah, dengan total luas lahan 68 ha. Permasalahan yang terdapat pada kelompok tani Ngudi Sampurno yaitu 1. Tanaman Padi

(6)

c. Tanam tidak beraturan

d. Pengembangan padi organik masih lamban 2. Tanaman Kacang tanah

a. Mutu Benih masih rendah b. Pemupukan tidak sesuai anjuran

c. Pengendalian OPT tidak sesuai dengan prinsip PHT

Penyuluhan dilakukan untuk dapat mengubah permasalahan tersebut sebagai peluan dalam pemanfaatan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan bagi sasaran yaitu Kelompok tani Ngudi Sampurno, perubahan sikap, dan perilaku adalah bentuk keberhasilan dalam penyuuhan, dan metode serta teknik dalam penyampaiannya menjadi peran penting dalam membantu keberhasilan penyuluhan tersebut, maka penyuluhan harus melihat bagaimana metode dan teknik yang sesuai untuk dapat behasil diterpkan bagi sasaran. B. Penyuluhan dan Kelengkapannya

Penyuluh pertanian merupakan ilmu terpakai yang mengemukakan teori-teori, prosedur dan cara-cara tertentu dalam menyampaikan inovasi yang diperoleh dari hasil penelitian kepada para petani melalui proses pendidikan non formal. Melalui penyuluhan dibekali pengetahuan praktis guna menghadapi tantangan yang akan sedang mereka hadapi. Peran penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani melalui pendidikan, proses perkembangan dirinya sebagai individu, hingga memungkinkan dirinya berpartisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya (Risna et al., 2012).

(7)

pengajaran pada kursus tani. Seseorang akan memilih alur penyampaian informasi yang paling memenuhi kebutuhannya, paling menyenangkan baginya, dan paling cepat. Penyuluh akan memilih media yang sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti informasi sesuai dengan kebutuhan atau mendukung tugasnya (Heryati, 2004).

Penyuluh pertanian adalah orang yang bekerja dalam kegiatan penyuluhan yang melakukan komunikasi pada sasaran penyuluhan, sehingga sasarannya itu mampu melakukan proses pengambilan keputusan dengan benar. Tugas pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh dapat dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan penyuluhan. Dalam kegiatan penyuluh pertanian, peran penyuluh pertanian sebagai petugas yang mempersiapkan para petani dan pelaku usaha pertanian lain sudah mulai tumbuh yang antara lain dicirikan dari kemampuannya dalam mencari, memperoleh dan memanfaatkan informasi, serta tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan yang dikelola oleh petani sendiri. Sejalan dengan berubahnya paradigma pembangunan pertanian, maka penyelenggaraan penyuluh pertanian dilakukan melalui pendekatan partisipatif untuk lebih meningkatkan peran serta aktif petani dan pelaku usaha pertanian lainnya.

(8)

Tabel 3.8 Kelengkapan BPP Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen

No Kelengkapan Keterangan

1 Komputer Sebagai data input dan output dalam pelaksanaanprogram yang ada dapa BPP kecamatan Kalijambe 2 LCD Sebagai media dalam penyampaian materi dari

pemateri ke sasaran (audiens)

3 Poster Kertas ukuran besar yang memuat gambar dan tulisan

Sember : Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan di BPP Kecamatan Kalijambe, kelengkapan alat yang ada di BPP masih belum memadai baik dari segi alat peraga maupun kelengkapan alat bantu, demikian dikarenakan dana serta bantuan dari pihak pemerintah pusat maupun daerah yang belum mampu mencukupi kebutuhan BPP itu sendiri, sehingga untuk pengadaan kelengkapan alat masih belum menjadi prioritas utama, akan tetapi masih cukup efektif dalam penyampain materi dari penyuluh terhadap sasaran serta tenaga penyuluh yang belum mampu mengoptimalkan perlengkapan yang ada, berupa pembuatan flipchart maupun penggunaan LCD.

C. Keadaan Daerah

Perencanaan wilayah di berbagai negara tidak sama, tergantung kepada kehidupan ekonomi dan masalah yang dihadapi. Secara historis setidaknya terdapat tiga pendekatan perencanaan wilayah (Jayadinata et al., 2006), yaitu: 1. Perencanaan wilayah yang memusatkan perhatiannya kepada masalah kota

yang bersifat sosial. Pelaksanaannya meliputi perbaikan bagian kota yang keadaan yang telah rusak dan tidak memenuhi standar, pemugaran kota, pembuatan kota satelit untuk membantu meringankan kota industri yang terlalu padat penduduknya. Titik berat perencanaan wilayah semacam ini ditujukan pada kota yang besar dan wilayah sekelilingnya (hinterland) yang dapat menunjang kota dalam perencanaan kota dan wilayah.

(9)

intensif pembiayaan, pengaturan rangsangan untuk prasarana industri, pengaturan konsesi pajak dan sebagainya, sehingga industri tertentu dapat berlokasi di wilayah itu. Universitas Sumatera Utara

3. Perencanaan wilayah yang memperhatikan wilayah pedesaan, dengan pengembangan tanah bagi sektor pertanian dan rekreasi (perencanaan pedesaan dan wilayah). Hal ini dilakukan untuk memperkecil perbedaan kemakmuran antara pedesaan dan perkotaan

Lokasi pelaksanakan praktikum Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian adalah Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Desa Wonorejo pada Kelompok Tani Ngudi Sampurno. Kecamatan Kalijambe berjarak 36 KM dari ibukota kabupaten. Terletak disebelah baratnya wilayak Kabupaten Sragen. 1. Pembagian Wilayah kerja :

a. Pembagian wilayah administrasi

Wilayah Kecamatan Kalijambe terdiri dari 14 desa, 137 dukuh dan 244 (RT) rukun tetangga

b. Pembagian wilayah penyuluh pertanian

Kecamatan Kalijambe dibagi menjadi 7 wilayah kerja penyuluh petani (WKPP), mempunyai cakupan 64 (enam puluh empat) wilayah kelompok tani dan memiliki 14 gapoktan (gabungan kelompok tani) 2. Wilayah Kecamatan

Batas Wilayah adminstrasi Kecamatan Kalijambe adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Gemolong

Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar Sebelah Timur : Kecamatan Plupuh Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali

(10)

3. Penggunaan Tanah di Kecamatan Aklijambe

Tabel 3.9 Penggunaan Tanah di Kecamatan Kalijambe

No Status Tanah Sawah Luas (Ha)

Berdasarkan data Penggunaan tanah di Kecamatan Kalijambe maka dapat diketahui bahwa Tanah sawah tadah hujan lebih banyak dari pada sawah irigasi dan sawah berpengairan ½ teknis, yaitu 1,484,000 ha untuk sawah tadah hujan, 247,000 ha untuk sawah irigasi sederhana dan 147,000 ha untuk sawah berpengairan ½ teknis, sedangkan untuk tegalan mempunyai luas tanah 1,469,880 ha, tanah pekarangan dengan luas 1,159,508, dan Tanah lain-lain mempunyai luas 161,120 ha, maka dapat disimpulakan bahwa sebagian besar tanah di Kecamatan Kalijambe adalah sawah tadah hujan, egal tadah hujan dan Tanah pekarangan, berdasarkan hasil pengamatan, petani belum mampu dioptimalkan untuk penggunaan lahan pekarangan karena masih awam pandangan petani untuk bagaimana pengelolaan tanah pekarangan agar mampu meningkatkan pendapatan dan mengoptomalisasi lahan yang ada, maka perlu adanya penyuluhan dalam pemanfaatan lahan pekarangan agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan serta mensejahterakan masyarakat petani.

D. Kebijakan Pemerintah Pusat, Daerah dan Setempat

(11)

pemerintahan. Berlakunya otonomi daerah tersebut menjadikan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang menyangkut aspek-aspek perencanaan, kelembagaan, ketenagaan, program, manajemen dan pembiayaan menjadi kewenangan bersama Pemerintah, Provinsi, Kabupaten/Kota, Petani, dan Swasta. Kondisi ini memberi kewenangan yang lebih luas kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhan lokalita, sedangkan Pemerintah mempunyai kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengawasan dan koordinasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian (Alim et al., 2008).

Tahun 2006 sampai sekarang dilakukan revitalisasi penyuluhan pertanian dimana kelembagaan penyuluh di tingkat kabupaten dan kecamatan dihidupkan kembali yang dituangkan dalam UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kelautan (SP3K), kelembagaan di Kabupaten Badan Pelaksana Penyuluhan (BAPELLUH) dan di kecamatan BPP. Hal ini dipertegas dengan Surat Menteri Pertanian No.157 yang isinya menyatakan bahwa dana dekonsentrasi dari pusat hanya akan diberikan kepada kabupaten/kota yang sudah membentuk Kelembagaan Penyuluhan Pertanian. Curahan waktu penyuluh dalam mengumpulkan informasi teknologi baru pada model kelembagaan desentralisasi meningkat dibandingkan dengan model kelembagaan sentralisasi, hal ini disebabkan oleh perubahan tugas pokok penyuluh pada kedua model kelembagaan tersebut. Penyuluh di daerah (tingkat kabupaten maupun kecamatan) pada model kelembagaan sentralisasi mendapat asupan informasi teknologi baru yang sifatnya relatif seragam dari pusat. Adapun pada model kelembagaan desentralisasi, informasi teknologi baru harus dicari penyuluh sendiri sesuai dengan kebutuhan informasi kelompok tani binaannya (Sucihatiningsih dan Waridin, 2010).

(12)

penanganan hasil dan pengawasan pemafaatan pupuk melalui program kartu tani, yaitu dimana setiap petani akan mendapatkan sebuah kartu unutu pengambilan pupuk, pemasaran hasil serta pembayaran untuk hasil produksi pertanian.

1. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019 Menurut Kementerian Pertanian

a. Kebijakan peningkatan ketahanan pangan (padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah) yang berdampak bagi perekonomian.

b. Kebijakan pengembangan komoditas ekspor dan substitusi impor serta komoditas penyedia bahan baku bio‐energi.

c. Kebijakan peningkatan daya saing produk pertanian melalui standarisasi produk dan proses, peningkatan rantai pasok, mutu dan keamanan pangan .

d. Kebijakan pengembangan infrastruktur (lahan, air, sarana dan prasarana) dan agro‐industri di perdesaan, sebagai dasar / landasan pengembangan bio‐industri berkelanjutan.

e. Kebijakan re‐orientasi memproduksi dari satu jenis produk menjadi multi produk (produk utama, bioenergi, produk sampingan, produk dari limbah, zero waste dan lainnya).

f. Kebijakan pengembangan klaster/kawasan, yaitu pada kawasan tertentu yang mengungkit pencapaian target nasional.

g. Kebijakan sistem perbenihan/pembibitan, perlindungan petani, kelembagaan petani, inovasi dan diseminasi teknologi, penyuluhan, dan kebijakan sistem perkarantinaan pertanian.

h. Kebijakan mendukung program tematik: MP3EI, MP3KI, PUG, KSS, ketenagakerjaan, percepatan daerah tertinggal, kawasan khusus dan wilayah perbatasan.

i. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penanganan pasca bencana alam

(13)

1) Subsidi pupuk tetap diperlukan dengan cara mengurangi pupuk tunggal, menaikan subsidi pupuk majemuk,

2) Pupuk organik tetap dikembangkan bukan dengan dukungan subsidi, tetapi dialihkan menjadi kegiatan pengembangan pupuk organik,

3) Subsidi benih ditiadakan dan dialihkan menjadi kegiatan penguatan penangkar benih/bibit.

k. Kebijakan kredit:

1) Kredit ketahanan pangan akan terus dilanjutkan untuk mendorong dn meningkatkan produksi dan produktivitas pangan guna mendukung ketahanan pangan,

2) Untuk lebih menjamin teralokasinya kredit untuk pangan, maka plafon kredit dialokasikan menurut subsektor,

3) Untuk memecahkan kelangkaan tenaga kerja & menjamin pengelolaan pangan skala luas, maka Kredit Mekanisasi pertaniaan sangat diperlukan,

4) Kegiatan sertifikasi tanah diperlukan. sehingga layak kredit 3. Program UPSUS PAJALE

UPSUS PAJALE atau Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai adalah program pemerintahan untuk periode 2015-2019. Upsus lebih diarahkan pada pencapaian komoditas utama yaitu swasembada padi, jagung dan kedelai yang menjadi kebutuhan pangan utama masyarakat. Untuk mencapai swasembada 3 komoditas tersebut pemerintah melakukan kegiatan operasional pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai.

Upsus swasembada padi, jagung dan kedelai melalui pendekatan operasional:

(14)

pertanian dengan berkoordinasi dengan kementeria PU melakukan perbaikan secara nasional untuk menunjang peningkatan produksi. b. Bantuan Pupuk. Salah satu kendala petani dalam berproduksi adalah

didapkan pada kelangkaan pupuk dan harga yang relatif mahal. Hal ini mempengaruhi capaian produksi atau pendapatan petani. Kebijakan bantuan pupuk akan memberikan gairah petani untuk menanam sehingga kepastian produksi dapat dicapai.

c. Bantuan Benih. Permasalahan perbenihan terjadi secara nasional, tidak hanya terkendala jumlah namun juga dihadapkan pada ketersediaan varitas unggul yang belum menyebar keseluruh petani. Masih banyak petani yang menggunakan varitas lokal/produksi rendah sehingga mempengaruhi potensi hasil yang maksimal. Bantuan benih akan mengurangi biaya produksi petani.

d. Pengembangan Sistem Benih Unggul. Benih unggul merupakan kebutuhan dasar petani dalam mencapai optimalisasi hasil lahan per hektar. Untuk itu pemerintah secara nasional menumbuhkan dan mengembangkan penangkar penangkar benih, melalui pengembangan Kebun Bidit Daerah (KBD) disetiap provinsi. Diharapkan dengan KBD yang optimal petani mendapatkan kepastian benih untuk berusaha tani setiap musim.

e. Bantuan Tractor R2dan R4 untuk menunjang pra produksi dan alat alat pertanian untuk mendukung pasca panen. Secara umum petani nasional masih kekurangan terhadap kepemilikan alat alat tersebut atau masih menggunakan sistem bajak tradisional demikian halnya dengan penganganan setelah panen. Upaya ini ditempuh pemerintah untuk mempercepat pengolahan tanah sehingga target/capaian tanam lebih cepat, selain itu dengan alat alat tersebut akan menghemat pemakaian tenaga kerja.

(15)

misalnya, akan mampu meningkatkan produksi pupuk organik sekaligus sebagai sumber energi, misalnya energi listrik. Untuk itu industri tahu, tempe dan pakan ternak harus terintegrasi sehingga mampu dioptimalkan fungsi masing masing komoditas dalam menunjang nilai tambah bagi petani.

g. Pengembangan Dryer. Petani mendapatkan hambatan dalam pengotimalan hasil panenya karena kesulitan dalam peningkatan kualitas hasil. Pengembangan dryer Meruapakan salah satu terobosan untuk memudahkan petani untuk penanganan setelah panen, sehingga petani lebih cepat untuk menjual hasilnya. Biaya penggilingan yang tinggi menjadi beban petani, dryer mempercepat proses pengeringan padi sehingga mempercepat penggilingannya. h. Peningkatan Penyerapan Jagung Lokal oleh Industri Pakan.

Permasalahan petani didapakan adalanya harga yang relatif murah sementara biaya produksi lebih tinggi. Pada saat panen raya petani berhadapan dengan harga yang rendah dan pemebelian yang minim. Dalam upaya meningkatan produksi petani jagung dan mengairahkan usahataninya, maka industri lokal dituntut untuk membeli produksi tersebut.

i. Penumbuhan Pabrik Pakan Mini Sentra Produksi. Upaya ini sangat memberikan semangat dan manfaat pada petani/peternak. Selama ini peternak khususnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan pakan ternaknya, sehingga mempengaruhi capaian hasil. Dengan didirikanya sentra pakan tersebut selain peternak mendapatkan kepastian kebutuhan pangan, juga berdampak pada murahnya harga harga pakan yang selama ini pabrik pakan bersifat monopoli.

(16)

operasional mereka. Penggilingan padi kecel sangat bermanfaat bagi petani.

Kesepuluh upaya tersebut diharapkan mampu bersinergi dnegan baik, sehingga upaya pencapaian swasembada pangan tidak hanya berupa angan angan dan mimpi tapi menjadi kenyataan. Upaya ini tentunya harus mendapatkan daya dukung penuh semua pihak khsusnya pemerintah daerah dengan optimalisasi peran penyuluh dilapangan.

4. Program KARTU TANI (Khusus Daerah Jawa Tengah)

(17)

IV. METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN A. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah sasaran yang dapat dicapai yaitu metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini, penyuluh berhubungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan, kedua metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh berhubungan dengan sekelompok orang untuk menyampaikan pesannya, dan yang terakhir adalah metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat menjangkau sasaran yang lebih luas (massa) (Suriatna, 2007).

Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi. Dengan metode penyuluhan, penyampaian materi penyuluhan dapat dilakukan secara sistematis. Metode ini dimaksudkan agar materi tersebut dapat dimengerti dan diterima sasaran. Dalam penggunaan metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan: teknik komonikasi, jumlah sasaran dan indera penerima dari sasaran

Metode yang digunakan pada penyuluhan di Kelompok Tani Ngudi Sampurno di Desa Wonorejo adalah secara kelompok. Dimana sasaran dari penyuluhan terdiri dari beberapa orang yang membentuk suatu kelopok Tani. Dengan dipadukan teknik penyuluhan berupa ceramah dan diskusi terbuka antara penyuluh seta sasaran penyuluhan, karena sasaran penyuluhan atau penerima manfaat penyuluhan merupakan seseorang yang mempunyai derajat yang sama tingginya dengan penyluh yang dianggap sebagai rekan dalam pembangunan pertanian.

B. Teknik Penyuluhan

Teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada tiga yaitu teknik komunikasi informasi adalah proses penyampaian pesan yang sifatnya

(18)

“memberi tahu” atau memberikan penjelasan kepada orang lain. Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui papan pengumuman, pertemuan-pertemuan kelompok juga media massa, kedua yaitu teknik komunikasi persuasi, istilah “persuasi” atau dalam bahasa Inggris “persuation” berasal dari kata latin persuasion, yang secara harfiah berarti hal membujuk atau meyakinkan, dan yang ketiga adalah teknik komunikasi coersive (koersif) adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara yang mengandung paksaan agar melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu (Suprapto, 2004)

Teknik penyuluhan merupakan cara penyuluh untuk mendekatkan materi pada sasaran. Teknik penyuluhan yang digunakan dalam penyuluhan mengenai “Pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik” pada kelompok tani Ngudi Sampurno di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen adalah dengan menggunakan teknik/metode ceramah. Metode ceramah umumnya diselenggarakan dalam suatu tempat dengan suasana yang cukup menunjang terselenggaranya suasana pembicaraan yang komunikatif. Ruangan yang tersedia relatif cukup luas dengan kapasitas tampung 10-50 orang. Pada kegiatan pertemuan dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi, penyuluh hanya menyampaikan pokok-pokok pikiran yang ingin disampaikannya dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada sasaran penyuluh pertanian untuk menyampaikan tanggapan terhadap hal-hal yang disampaikan, dengan catatan hal-hal yang disampaikan berupa pokok pikiran mengenai materi yang disampaikan yang telah dikuasai penjelasannya secara mendetail oleh penyuluh.

(19)

Tabel 4.1 Teknik Komunikasi Penyuluhan Kelompok Tani Ngudi Sampurno

Teknik Penjelasan

Ceramah Menjelaskan materi pada sasaran penyuluhan tanpa adanya partisipasi aktif dari sasaran penyuluhan

Diskusi sebuah interaksi komunikasi antara

dua orang atau lebih/kelompok (Tanya Jawab) Sumber : Data Primer

Karena jumlah sasaran penyuluhan cukup besar maka diperlukan alat bantu yang menunjang kelancaran pertemuan baik berupa materi tertulis maupun gambaran yang terproyeksi yang memiliki ukuran yang cukup besar. Jika peralatan tidak tersedia, penyuluh pertanian harus pandai membaca situasi dan berusaha untuk menarik perhatian para hadirin untuk memperhatikan materi yang disuluhkannya. Waktu ideal untuk penyelenggaraan penyuluhan pertaniandengan metode ceramah ini maksimum 1 – 2 jam.

Berdasarkan tabel 4.1 penggunaan metode ceramah dan dilanjutkan diskusi oleh penyuluh ini karena penyuluh ingin menyampaikan materi lebih jelas dan tepat. Dan juga materi yang disampaikan oleh penyuluh mengenai sistem pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik masih terkesan baru ditelinga para penerima manfaat. Jadi penyuluh dapat menjelaskan sebanyak-banyaknya mengenai pengelolaan dalam daur ulang dari limbah menjadi pupuk. Keunggulan dari metode ceramah ini adalah mempunyai efektifitasnya tinggi dan informasi yang disampikan dapat lebih mendalam, dan dapat terjadinya feedback dari sasaran karena mnggunankan teknik diskusi dalam memberikan materi.

C. Alat Bantu Penyuluhan

(20)

Selain itu alat bantu yang berhubungan dengan penyajian pelajaran seperti visual, audio, audiovisual dan lain-lain (Suradisastra, 2006).

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses penyuluhan. Ragam alat bantu yang dibutuhkan penyuluh yaitu, lembar persiapan penyuluh berupa lembar persiapan penyuluh, lembar persiapan pelatihan, dan lembar persiapan kerja, kedua yaitu kurikulum yang memuat pernyataan tertulis tentang perencanaan pendidikan , ketiga yaitu papan tulis, keempat yaitu alat tulis, kelima yaitu sarana ruangan seperti pengeras suara, penata cahaya dan penata udara, dan yang terakhir adalah alat bantu proyektor (Soejitno, 1986).

Beberapa alat bantu penyuluhan yang digunakan dalam penyuluhan mengenai pentingnya memelihara burung hantu sebagai pemberantas hama tikus adalah sebagai berikut:

1. Tikar

Tikar digunakan untuk alas tempat duduk para petani, ketua kelompok tani, penyuluh pertanian dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Penggunaan tikar ini disebabkan tidak adanya bangku untuk duduk, sehingga tikar dapat dijadikan alas duduk lesehan, jadi tidak membuat pakaian kotor karena sudah teralasi dengan tikar. Tikar yang digunakan berjumlah 12 tikar besar, ada yang berwarna hijau, merah dan biru dengan motif kembang-kembang.

2. Meja

Meja yang digunakan untuk menopang buku dan alat tulis dan juga beberapa suguhan makanan dan minuman untuk penyuluh pertanian. Meja ini berjumlah satu dengan bentuk persegi panjang yang cukup besar dan terbuat dari kayu yang cukup kuat. Meja ini dialasi sebuah taplak meja dengan motif bunga, penggunaan taplak meja ini agar laptop dan lcd tidak kotor terkena debu yang menempel pada meja.

3. Lampu

(21)

yang cukup kuat, namun dalam ruangan ini intensitas cahaya matahari cukup redup sehingga diperlukan lampu sebagai penerangan agar pencahayaan lebih baik sehingga mata dapat melihat dengan baik. Lampu yang menyala berjumlah satu, lampu yang digunakan berpijar berwarna putih yang berbentuk silinder tabung panjang. Lampu ini digantungkan di tengah-tengah ruangan pada tiang penyangga rumah yang berada diatas dekat genting.

4. Roll listrik

Alat ini juga digunakan pada kegiatan penyuluhan ini, berfungsi sebagai penyedia listrik untuk Kipas angin. Roll listrik ini berbentuk bulat berwarna hitam dengan kabel yang cukup panjang sehingga dapat menjangkau colokan listrik yang cukup jauh dari meja penyuluh yaitu di samping kanan pada tembok sisi rumah. Roll colokan listrik ini mempunyai 4 colokan listrik yang dapat digunakan.

5. Kipas Angin

Kipas angin digunakan untuk menyejukan daerah sekitar penyuluhan (Ruang Penyuluhan). Dimana dalam ruang penyuluhan tersebut cukup sempit dan berbatasan dengan tembok-tembok disekelilingnya, kipas yang digunakan kipas besar, tinggi sekitar 1,5 M dengan diameter kurang lebih 40 cm, berwarna putih dan biru untuk penyangganya.

6. Papan tulis ( white board)

(22)

belum cukup persiapan dan penyuluhan dilaksanakan dalam durasi yang cukup pendek serta materi yang disampaikan juga relative sedikit.

7. Spidol

Alat ini merupakan alat bantu yang digunakan peyuluh ketika menjelaskan di papan tulis. Yaitu ketika peyuluh menggambarkan dan menulis jarak tanam untuk sistem tanam jajar legowo beserta tipe-tipenya maka akan menggunakan alat tersebut. Sehingga dengan menggunakan alat tersebut maka para petani akan mudah memahaminya. Penyuluh menggunakan alat bantu ini karena sehubungan dengan menggunakan alat bantu papan tulis (white board).

Proses penyuluan tersebut penyuluh tidak mempersiapkan lembar-lembar persiapan penyuluhan (LPP) dikarenakan kegiatan penyuluhan diadakan secara tiba-tiba/mendadak.Apabila ada permasalahan atau materi yang harus disampaikan di suatu desa maka penyuluh langsung mendatangi desa tersebut dan memberikan solusi juga informasi. Terkadang penyuluh harus mengalihkan penyuluhan di suatu tempat yang sudah direncanakan apabila terdapat suatu desa yang lebih membutuhkan materi penyuluhan seperti ketika ada permasalahan di lahan mereka ataupun di desa tersebut belum disampaikan materi yang baru.

D. Alat Peraga Penyuluhan

Alat Peraga Penyuluhan adalah sebagai alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indra manusia. Fungsi alat tersebut sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membentuk proses belajar mengajar sasaran penyuluhan. Hal itu diharapkan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran penyuluhan yang bersangkutan, contohnya seperti folder dan poster (Mardikanto et al., 2005).

(23)

flanelgraph, dan yang lebih modern lagi adalah video, TV, slide film, movie, dan lain-lain (Slamet, 1978).

Alat peraga digunakan untuk menarik perhatian dari sasaran penyuluhan, untuk memperjelas pengertian tentang segala sesuatu yang disampaikan, membuat penyuluhan lebih efektif dan memberi kesan yang lebih mendalam.Penggunaan alat peraga tidak mempengaruhi suatu proses penyuluhan. Dalam penggunaan alat peraga di dalam penyuluhan harus diperhatikan pemilihan alat peraga yang paling efektif dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku penerima manfaat yang diinginkan penyuluhnya.

Alat peraga yang digunakan pada kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Sukosari yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2 Alat Peraga Penyuluhan Kelompok Tani Ngudi Sampurno

Alat Peraga Keterangan

Gambar Gambar dari papan tulis

Brosur Kertas selebaran yang memuat gambar dan tulisan

Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa alat peraga yang digunakan oleh penyuluh pada kegiatan penyuluhan pertanian di kelompok tani Ngudi Sampurno, Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen yaitu gambar. Gambar tersebut di buat oleh penyuluh sendiri dengan alat bantu papan tulis (white board) dan spidol. Dengan gambar tersebut maka petani akan lebih jelas tentang materi yang disampaikan. Menggunakan alat peraga gambar karena akan lebih jelas dan bebas untuk mencoret-coretnya daripada dengan gambar foto yang tidak diberikan penjelasan secara rinci.

(24)

memberikan langkah-langkah untuk melakukan sesuatu (instruksional). Media ini sangat efektif untuk menyampaikan pesan yang singkat dan padat.

Para penyuluh lebih memilih menggunakan brosur atau selebaran dalam membantu proses penyuluhannya karena brosur/selebaran lebih efektif dan efisien dalam penggunaanya. Brosur yang hanya selebaran kertas dapat dilipat memudahkan untuk dibawa kemana-mana dan dapat dibawa pulang oleh para penerima manfaat.Brosur yang didalamnya berisi gambar dan tulisan yang sederhana memudahkan para penerima manfaat untuk memahaminya dan mengingatnya.Sehingga diharapkan para penerima manfaat mampu menerapkan dari isi materi yang disuluhkan dan dapat mengubah perilaku dari para penyuluh itu sendiri.

E. Evaluasi *sitasi

Kelebihan dari penggunaan alat peraga selebaran atau brosur dalam penyuluhan adalah memberikan kesan lebih dan mendalam pada saat proses penyuluhan karena para penerima manfaat akan lebih mudah mengingat jika dalam penyuluhan tersebut disertakan gambar yang menarik. Maka para penyuluh menggunakan selebaran tersebut untuk lebih memudahkan dalam menyampaikan isi materi dari penyuluhan.Selain membantu dalam mempermudah materi yang disampaikan selebaran atau brosur juga memberikan kesan yang dapat menarik perhatian dari para penerima manfaat sehingga para penerima manfaat lebih fokus dalam mengikuti penyuluhan.

(25)

bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya (Setiana, 2005).

Setiap metode dan teknik mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, metode pendekatan kelompok akan efektif apabila mengguanakan teknik ceramah diskusi berdasarkan pokok permasalahan yang ada. Metode kelompok yaitu mengumpulkan individu atau orang dalam hal ini adalah petani pada suatu tempat tertentu untuk menyampaikan informasi atau memberikan penyuluhan, kelebihan metode ini adalah petani dapat bertatap muka serta dapat berdiskusi menganai permasalahan pertanian yang dialami oleh sasaran, akan tetapi metode ini mempunyai kelemahan yaitu sulit dalam konteks pengumpulan audiens karena sasaran mempunyai kepentingan dan kesibukan satu sama lain sehinngga perlu adanya penyesuaian waktu yang sedemikian mungkin agar dapat berkumpul semua, berdasarkan hasil pengamatan total jumlah anggota kelompok tani Ngudi Sampurno adalah 122 Jiwa (Petani) akan tetapi hanya ada sebagian kecil petani yang hadir dalam penyuluhan rutin.

Teknik yang digunakan adalah ceramah dan diskusi, metode ini dirasa cukup efektif dalam pelaksanaanya yang berdasarkan metode yang dilakukan yaitu kelompok, perlu diperhatikan adalah dalam penyampaian materi oleh penyuluh, penyuluh kurang aktif dalam memberikan dan menerima fedd back dari petnai, sehingga setiap penyulluh diharuskan terampil dan mampu menempatkan diri.

F. Alternatif Metode dan Teknik Penyuluhan Alternatif metode dan teknik penyuluhan meliputi : 1. Metode pendekatan perorangan

Metode ini biasanya berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan. Metode ini akan mampu menjangkau sasaran agar lebih aktif serta dapa sebagai ajang pendampingan untuk penerapan inovasi maupun sekedar pemantauan pengelolaan lahan usahatani, namun untuk metode ini kurang dalam mengefisiensikan waktu karena harus dorr-to-dor dalam

(26)

2. Teknik Penyuluhan Kunjungan

(27)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan pada kelompok tani Ngudi Sampurno, Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, dapat disimpulkan bahwa :

1. Kelompok tani di Kecamatan Kalijambe a ini terstruktur.

2. Masalah utama yang dihadapi kelompok tani Ngudi Sampurno, Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe adalah kurangnya pemanfaatan pupuk organik dalam usahatani yang dilakukan

3. Petani di desa Teras bukanlah masyarakat laggard atau petani subsisten yang menolak inovasi baru.

4. Metode penyuluhan yang digunakan pada kegiatan penyuluhan di kelompok tani Ngudi Sampurno ini adalah metode pendekatan kelompok. 5. Teknik penyuluhan yang digunakan pada kegiatan penyuluhan di

kelompok tani Ngudi Sampurno ini adalah teknik ceramah dan diskusi. 6. Pada kegiatan penyuluhan ini menggunakan alat peraga brosur dan

gambar.

8. Pada kegiatan penyuluhan kali ini menggunakan alat bantu tikar, lampu, roll listrik, kipas angin, papan tulis ( white board), spidol.

7. Faktor yang mendukung kegiatan penyuluhan adalah sikap petani dan sikap pemerintah, baik pusat maupun daerah.

8. Faktor yang menghambat kegiatan penyuluhan adalah tempat penyuluhan, alat bantu dan alat peraga penyuluhan, waktu penyuluhan, serta bahasa yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat dijadikan bahan pertimbangan perbaikan antara lain :

1. Membangun tempat atau gedung khusus untuk melakukan penyuluhan sehingga proses penyuluhan dapat berjalan lebih efektif.

(28)

2. Melengkapi sarana dan prasarana dalam penyuluhan seperti LCD dan Sound sehingga mempermudah penyuluh untuk menyampaikan materi. 3. Meningkatkan frekuensi dan kualitas penyuluhan seperti dengan kegiatan

pemberian teori dan praktek setidaknya 1 minggu sekali sehingga petani lebih banyak mendapat pelajaran.

4. Menambah PPL dalam desa tersebut supaya kegiatan penyuluhan lebih sering dilakukan.

Gambar

Tabel 3.8 Kelengkapan BPP Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen
Tabel 3.9 Penggunaan Tanah di Kecamatan Kalijambe
Tabel 4.1  Teknik Komunikasi Penyuluhan Kelompok Tani Ngudi Sampurno

Referensi

Dokumen terkait

 Penyuluhan kesehatan di dalam gedung adalah pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang dilakukan di dalam

(Friedman,1998) Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupanya dan berada dalam lingkungan

Menurut Notoatmodjo (2005, p.284) penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat, kelompok, atau individu dengan

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa secara umum evaluasi penyuluh terhadap materi penyuluhan yaitu penyuluh menyampaikan materi sesuai kebutuan petani,

Yaitu, tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain dengan cara tidak berhadapan secara langsung melainkan dengan menggunakan media

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok

60 orang Perangkat desa membantu mengumpulkan peserta untuk mengikuti acara penyuluhan Jumlah brosur atau bacaan kurang dari Iuran kelompok Rp 115.600.. 50 Bagaimana

• Teknik pengumpulan pada kantong udara (reaction vessel atau tube sampler ) • Untuk mengumpulkan gas dari udara ambien diperlukan suatu teknik. pengumpulan dan