• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterkaitan ergonomi dengan Keselamatan kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keterkaitan ergonomi dengan Keselamatan kerja "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS TELKOM

Gilang Bagaskara

Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom gilangbagas17@gmail.com

Abstrak

Pada umumnya manusia selalu memiliki suatu pekerjaan (work occupation) dan sebagian besar waktunya di gunakan untuk bekerja sehingga dapat menyebabkan manusia menderita penyakit yang mungkin disebabkan oleh faktor kelelahan dalam melakukan pekerjaannya. Karena alasan tersebut maka berkembanglah ilmu yang dikenal dengan kesehatan kerja (occupational health). Disamping mempelajari faktor-faktor pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat (occupational disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work related disease). Kesehatan kerja berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan (healt promotion) pada manusia pekerja tersebut (Alamsyah, 2004).

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu sistem atau program yang didasari pendekatan ilmiah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya bahaya dan resiko suatu pekerjaan. Dengan demikian bahwa kesehatan dan keselamatan dalam suatu pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi produktifitas suatu pekerjaan.

Kata kunci : ergonomi, pekerja, penyakit, keselamatan dan kesehatan.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara garis besar pengertian ergonomi adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan sistem kerja yang lebih sehat, aman, dan nyaman” (Arif, 2009). Keselamatan kerja merupakan faktor utama yang wajib diterapkan dalam suatu industri, khususnya dalam perancangan struktur kerjanya. Dalam kenyataannya industri menengah kebawah kurang meperhatikan tentang keselamatan dalam melakukan suatu pekerjaan. Sehingga dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja baik dari segi orangnya maupun alat yang digunakan serta cara kerja.

Tujuan penerapan sistem kerja ergoomi ini untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja yang baik, aman dan nyaman. Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan kerja aman, sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien serta adanya jaminan kualitas kerja (Tim Ergoinstitute, 2008).

Semakin berkembangnya teknologi sehingga membuat peralatan semakin canggih dan menjadi kebutuhan pokok dalam berbagai macam pekerjaan. Peralatan dan teknologi menjadi suatu kesatuan dan tidak dapat di pisahkan merupakan faktor penunjang dalam upaya meningkatkan produktivitas suatu pekerjaan.Disisi lain juga terdapat sisi negatif, bila si pekerja tidak memiliki skill atau keahlian dalam mengoperasikan akan menimbulkan bahaya.

Hal tersebut tidak akan timbul apabila industri sadar akan pentingnya keselamatan dan kesehatan dalam bekerja. Antisipasi keselamatan kerja harus di antisipasi oleh semua pihak dengan penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan dan lingkungan kerja dengan melakukan pendekatan ergonomik.

(2)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah di uraikan maka pokok permasalahan yang di hadapi adalah tentang keamanan dan keselamatan K3 dalam bekerja

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain : 1. Mengetahui tingkat keamanan dan kenyamanan pekerja

2. Memberikan sistem kerja yang sesuai dengan kondisi fisik manusia

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ergonomi

Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja kepada perusahaan, yang berujung kepada produktivitas dan kualitas kerja (Arif, 2009).

Lebih spesifik, IEA (International Ergonomic Association) mendefinisikan ergonomi sebagai

“ilmu yang mempelajari anatomi dan aspek psikologi dari manusia dalam kaitannya dengan peralatan maupun lingkungan kerja, dimana hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kesehatan,

keselamatan, dan kenyamanan untuk pekerja baik saat bekerja, di rumah, atau saat bermain”. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ergonomi ialah ilmu yang secara spesifik mempelajari tentang interaksi antara manusia, mesin / alat kerja, dan lingkungan kerja”.

Yang menjadi dasar permasalahan dalam bahasan ergonomi adalah adanya interaksi antara manusia, mesin/alat kerja, dan lingkungan kerja. Dimana interaksi tersebut tidaklah selalu menguntungkan bagi setiap manusia.

2.2 Tujuan Ergonomi

Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.

Adapun tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja

2. Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system kebersamaan dalam tempat kerja. 3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi: 1. Tehnik

2. Fisik

3. Pengalaman psikis

4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian

5. Sosiologi

6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot

(3)

2.2 Hubungan Ergonomi dan K3

Pada hakikatnya ergonomi dan k3 adalah 2 hal yang tidak dapat di pisahkan. Salah satu tujuan dari k3 adalah mengurangi resiko kerja akibat kecelakaanmaupun penyakit akibat pekerjaan. Salah satu upaya untuk meminimalisir kecelakaan yaitu dengan merancang sistem kerja yang di sesuaikan dengan kondisi fisik manusia. Dengan hal ini kenyamanan pekerja sangat di utamakan, dalam proses ini di butuhkan disiplin ilmu ergonomi dalam perancangan sistem kerja. Ada beberapa contoh kasus yang tidak memiliki sistem ergonomi, antara lain :

1. Hasil kerja(kualitas dan kuantitas) yang tidak sesuai 2. Sering terjadi kecelakaan kerja

3. Human error

4. Pekerja mengeluhkan pegal dan nyeri pada bagian tubuhnya 5. Alat kerja yang tidak sesuai dengan fisik pekerja

6. Lingkungan kerja yang tidak teratur 7. Komitmen kerja yang rendah

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien)

Konsep ENASE dalam kaitan dengan ergonomi menciptakan metode, lingkungan dan peralatan kerja yang mampu menstimulasi ENASE sesuai dengan pekerjaan. ENASE tidak hanya dirasakan oleh fisik pekerja tetapi juga dapat dirasakan secara psikologis juga. Tubuh manusia apabila dibebani kerja secara terus menerus (dalam keadaan statis) akan menimbulkan rasa lelah dan bisa jadi berkembang menjadi rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu.

Pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan untuk mengalami beberapa keluhan antara lain :

1. Algias: penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur tubuhnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome pada pembawa barang, pengantar barang & penerjun payung.

2. Osteo articulardeiatins

3. Rasa nyeri pada otot dan tendon 4. Iritasi pada cabang saraf tepi

Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul karena terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.

Trauma pada jaringan timbul karena:  Overexertion: Proses penggunaan

yang berlebihan.

Overstretching: Proses peregangan yang berlebihan.

Overcompression: Proses penekanan yang berlebihan.

Contoh-contoh dari CTD:

 Tendinitis (tendon yang meradang & nyeri).

 Rotator Cuff Tendinitis (satu atau lebih RCT pd bahu meradang).  Tenosynovitis (pembengkakan pada

tendon & sarung tendon).  Carpal Tunnel Syndrome

(4)

Faktor yang mempengaruhi kondisi diatas, antara lain:

1. Lingkungan kerja 2. Penerangan/cahaya 3. Temperatur/suhu udara 4. Kelembaban

5. Sirkulasi udara 6. Musik

7. Kebisingan 8. Keamanan 9. Getaran mekanis 10. Bau tidak sedap 11. Tata warna 12. Dekorasi

2.3 Posisi ergonomi di dunia kerja

Posisi ergonomi di perusahaan berbeda dengan di dunia pendidikan. Mayoritas industri menganggap ergonomi sangat penting sebagai proses untuk meningkatkan kualitas kerja. Ergonomi di dalam dunia kerja lebih condong untuk meningkatkan K3 saja dan bukan untuk peingkatan performa atau produktivitas kerja oleh karena itu ergonomi terlihat sama dengan K3 atau dengan kata lain telah terjadi penyempitan makan ergonomi dan karena ergonomi dianggap sebagai suatu metode (bukan ilmu secara luas) maka ergonomi diartikan menjadi bagian dari K3. Ini terlihat bahwa pada kebanyakan industri terdapat bagian Health, Safety, dan Environment (HSE) dan pada bagian inilah suatu metode ergonomi dan proses yang ergonomis harus dijalankan.

Ada juga beberapa industri yang secara nyata telah membuat bagian khusus ergonomi di bawah divisi HSE yang notabene dari namanya seharusnya hanya mengurusi K3 dan lingkungan, mereka dengan sadar membuat bagian ergonomi tersebut selain mengurusi K3 juga untuk meningkatkan produktivitas atau performa kerja dan sistem. Untuk kasus tersebut perusahaan telah sadar bahwa ergonomi tidak hanya mengurusi health dan safety atau K3 tapi juga mengurusi performa kerja dan produktivitas kerja atau sistem dsb namun mungkin mereka bingung dimanakah bagian ergonomi tersebut seharusnya diletakkan. Di pihak lain ada beberapa yang terbalik dan lebih ekstrim yakni menganggap ergonomi hanya berurusan dengan MSD dan kenyamanan atau hanya mengurusi masalah performa kerja dan produktivitas kerja dan kurang menganggap ergonomi ada kitannya dengan K3.

2.4 Aplikasi dan Penerapan Ergonomi di tempat kerja

Untuk mencapai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka pekerja harus dilindungi dari kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasir kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah dengan merancang suatu sistem kerja (job / task) (alat kerja, elemen kerja, prosedur kerja, lingkungan kerja, bahkan organisasi kerja dsb) yang disesuaikan (fit) dengan kondisi manusia (man) seperti perilaku, kemampuan, keterbatasan, kapasitas, dan karakteristik manusia. Posisi kerja terdiri dari posisi duduk, dan posisi berdiri .

Adapun keuntungan dari posisi kerja duduk yang ergonomis sebagai berikut:

- Mengurangi kelelahan pada kaki

(5)

Gambar 1.1 Dimana posisi duduk yang nyaman dan ergonomis

Keuntungan Posisi kerja berdiri antara lain:

-

Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra (ruas tulang belakang) tidak rusak bila

mengalami pembebanan.

Gambar 1.2 Dimana posisi kerja berdiri

(6)

KESIMPULAN

Jadi kesimpulan untuk mecapai K3 maka sistem kerja atau elemen kerja yang ergonomis harus dirancang. Ergonomi juga dapat merancang bagaimana sistem kerja menjadi produktif atau efektif dengan cara mengurangi resiko-resiko eror atau kesalahan kerja dan mengefisienkan proses kerja .Namun perlu diketahui bahwa inti dari semua indikator kerja yang baik itu adalah keselamatan kerja, karena setelah keselamatan kerja tercapai maka barulah kesehatan kerja, produktivitas kerja, kepuasan kerja dan seterusnya dapat tercapai pula.

Untuk meningkatkan K3 diperlukan ergonomi dalam merancang sistem kerja atau elemen kerja dan semua usaha untuk mencapai K3 bisa dibilang merupakan upaya ergonomi, jadi tidak betul jika ergonomi didefinisikan hanya mencakup beban fisik, postur kerja dan MSD karena masih banyak lingkup lainnya dalam K3 seperti lingkungan (kebisingan, temperatur, B3 dsb), kognisi, organisasi, dan semua hal yang berhubungan dan ada di dalam sistem kerja (alat kerja, elemen kerja, prosedur kerja, lingkungan kerja, bahkan organisasi kerja dsb).

(7)

Daftar Pustaka

http://mataratu22.blogspot.com/2013/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3-dan.html#ixzz3tpgTpNNY

Arif, C. 2009. Aspek Ergonomik di Bidang Kedokteran Gigi. Universitas Padjajaran. Bandung [Makalah].

Laksmiwaty, P. 2009. Penerapan Ergonomi dan Keselamatan Kesehatan Kerja untuk Desain Stasiun Kerja dan Perilaku Pekerja (Studi Kasus: Industri Furniture Kayu Sari Tanah Karo Malang). Surabaya [Thesis].

Suma’mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung, 1987. P. 65-72.

Tim Ergoinstitute. 2008. Kisah Sukses Penerapan Ergonomi. Ergo News. Edisi 3. Juni 2008. Bandung.

Tresnaningsih E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan. Online. 2007. Available from url: www.depkes.go.id.

Yanri, Z., M. Yusuf, A. W. Ernawaty. 1998. Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kehutanan (Terjemahan Elias). International Labour Office. Geneva

http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/05/hubungan-ergonomi-dan-k3.html

http://atrinputry02.blogspot.co.id/2011/11/ergonomi-k3lh.html

Atkinson, A B, 1971. "Capital Taxes, the Redistribution of Wealth and Individual

Savings". Review of Economic Studies, Blackwell Publishing, vol. 38 (114), pages 209 227, April. Bailey, Robert.W, 1982. Human Performance Engineering,.A Guide for System Designers: Prentice Hall.

Fitrihana, Nor. 2009. ”Tentang Ergonomi”.(Online),(http://batikyogya.wordpress.com/-2007/08/16/tentang-ergonomi/), diakses 10 September 2011

Fathan, 2008, “Kuliah Ergonomic Dan Produktivitas”. (Online),(http://kesabaran.multiply. com/reviews/item/3),diakses 10 September 2011

International Labour Office Geneva, (1989), Pencegahan Kecelakaan Kerja, Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Khalifa, 2004, “Ergonomi Pusat Kesehatan Kerja Depatemen Kesehatan RI. Pdf, 11 September 2011

Kusuma Wardani, Laksmi, 2006 “Evaluasi Ergonomic Dalam Perancangan Desain”, Evaluasi. Pdf, diakses 11 September 2011

Manuaba, A,1998 “Penerapan ergonomi untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas”. Bunga Rampai ergonomi Vol.1

Ninyo, 2008, “Sekilas Tentang Ergonomic”. (Online), (http://pinginpintar.com/?tag=ergono mi), diakses 10 September 2011

Nurmianto, Eko.,1996,” Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Edisi Pertama”, Jakarta, Guna Widya

Suardi, Bambang, 2008, “Perancangan system kerja dan ergonomic di indutri jilid 2” Direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruan.

Yassierli, 2007, “Peningkatan Kinerja K3 Dengan Ergonomi”,(Online),

(http://www.ergoinstitute.com/index.php?option=com.content&task=view&id=12&Itemid=27), diakses 10 September 2011

Gambar

Gambar 1.1 Dimana posisi duduk yang nyaman dan ergonomis

Referensi

Dokumen terkait

Debitur yang beritikad tidak jujur atau debitur beritikad buruk, dan berbagai sebutan lainnya dengan mana yang sama, adalah debitur yang telah melakukan perbuatan

Di tengah fenomena umum maraknya tradisi penafsiran Al-Quran yang terjadi di kalangan Muhammadiyah, metodologi tafsir ternyata masih menjadi hal langka kaitannya dengan kajian

PROSEDUR Penyiapan Sediaan Farmasi Menghitung kesesuaian sediaan yang akan dibuat dengan resep standar formularium nasional dsb Mengambil obat dan bahan pembawanya dengan

Saya Rosiani. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan Beban Kerja Fisik dan Tingkat Stress Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Gunung

Model yang menggambarkan struktur statis dari suatu objek dalam sistem dan relasinya adalah.. tidak ada

Katechin mempunyai sifat larut dalam air dan dengan meningkatnya kadar air pada produk gambir akan mempercepat tumbuhnya jamur dan katechin dilihat dari struktur

Di dalam Lambang Daerah terdapat Gunung/Pulau, melambangkan Daerah Kepulauan bahwa Kabupaten Halmahera Timur merupakan wilayah Provinsi Maluku Utara dengan jumlah gunung

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya adalah fenomen ENSO (El Nino Southern Oscilation) dan MJO (Maden