• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

  SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WASKITA KARYA

MEDAN

OLEH

RIFWAN SYAPUTRA 100521083

PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Rifwan Saputra

Nim : 100521083

Program Studi : Stara 1 Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

Medan, Februari 2014 Penulis

Rifwan Saputra

(3)

  UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Rifwan Saputra

Nim : 100521083

Program Studi : Stara 1 Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca Penilai,

Dr. Yeni Absah,SE,M.Si Yasmin Chairunisa Muchtar,SP,MBA NIP: 197411232000122001 NIP : 197809302008122001

Ketua Program Studi S1 Manajemen

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Rifwan Saputra

Nim : 100521083

Program Studi : Stara 1 Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

Tanggal : ……… Ketua Program Studi

Dr. Endang Sulistya Rini,SE,MSi NIP. 19620513 199203 2 001

Tanggal : ………... Ketua Departemen Manajemen

(5)

  LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Program Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan”

adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna

menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecenderungan didalam skripsi ini, saya bersedia untuk menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Februaru 2014

Materai 6000

(6)

ABSTRAK

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WASKITA KARYA

MEDAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penelitian ini bertujuan Untuk menganalisis pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Waskita Karya Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh variabel tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Sampel yang digunakandidalam penelitian ini sebanyak 72 responden yang dihitung berdasarkan systematic sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, secara serempak adalah signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan. Secara parsial Kesehatan Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan sedangkan Keselamatan Kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja.

(7)

  ABSTRACT

EFFECT OF SAFETY AND HEALTH PROGRAM ON EMPLOYEES PERFORMANCE IN PT. WASKITA KARYA MEDAN

Occupational Health and Safety ( K3 ) is a program that made workers and employers as well as prevents accidents and occupational diseases by recognizing the things that could potentially cause accidents and occupational diseases as well as anticipatory action in the event of accidents and occupational diseases . This study aims to analyze the influence of occupational safety and health programs on the performance of employees at PT. Waskita Karya Medan.

This research is associative , ie research that connects two or more variables to see the effect of these variables . The data used in this study is primary data and secondary data . The method of data analysis is descriptive quantitative by using multiple linear regression . Samples used in the this study , 72 respondents were calculated based on systematic sampling .

The results showed that the Occupational Safety , Health and Safety, is simultaneously a significant effect on employee performance at PT. Waskita Karya Medan . Occupational Health partially positive and significant influence on employee performance at PT. Waskita Karya Medan is field while the Occupational Safety and significant positive effect on performance.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat

rahmat, kemurahan dan ridhaNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan sarjana pada

Program Studi Strata I Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini adalah hasil penelitian empiris yang

penulis lakukan di PT. Waskita Karya Medan. Penulis menyadari bahwa

sepenuhnya skripsi ini masih belum sempurna, namun demikian diharapkan dapat

memberikan implikasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, MSi Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(9)

 

5. Ibu Dr. Yeni Absah,SE,M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia memberikan waktu, saran, tenaga dan pemikirannya untuk

membantu penulis didalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Chairunisa Muchtar,SP,MBA selaku Dosen pembaca yang telah

menyediakan waktu, didalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh staf pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Terkhusus kepada kedua orangtua ku yang telah membimbing penulis dan

sebagai guru dalam kehidupan penulis sehinga penulis dapat berhasil, demikian

juga kepada seluruh kakak-kakak dan adik-adikku juga keponakan-keponakanku.

Semoga seluruh kebaikan yang telah diberikan mendapat pahala dari Allah SWT.

Amin.

Medan, Februari 2014

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 6

1.3.Tujuan Penelitian ... 7

1.4.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 8

2.1.1.Pengertian ... 8

2.1.2. Pengertian Merek Pionir ... 9

2.1.3. Keunggulan dan Risiko Merek Pionir ... 11

2.1.4. Program K3 ... 12

2.1.5. Landasan Hukum K3 ... 16

2.1.6. Kinerja Karyawan ... 17

2.1.7. Faktor-Faktor yang Memprogrami Kinerja ... 18

2.1.8. Penilaian Kinerja ... 20

2.1.9. Evaluasi Penilaian Kinerja ... 21

2.2. Penelitian Dahulu ... 22

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.4. Hipotesa ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Jenis Penelitian ... 26

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3. Batasan Oprasional ... 26

3.4. Definisi Oprasional ... 27

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 30

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9. Uji Validitas dan Rentabilitas ... 31

3.9.1. Uji Validitas ... 31

3.9.2. Uji Reabilitas ... 33

3.10. Teknik Analisis ... 34

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 34

3.10.2. Uji Asumsi Klasik ... 34

(11)

 

3.10.5. Uji Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN ... 38

4.1 Profil PT. Waskita Karya...…….38

4.2 Visi dan Misi PT. Waskita Karya ... 41

4.3 Budaya PT. Waskita Karya ... 41

4.4 Struktur PT. Waskita Karya ... 42

4.5 Teknik Analisis ... 43

4.5.1 Analisis Deskriptif ... 45

4.5.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-Variabel Dalam Penelitian ... 46

4.6 Deskritif Variabel ... 48

4.6.1 Varibel Keselamatan Kerja ... 48

4.6.2 Variabel Kesehatan Kerja ... 50

4.6.3 Variabel Kinerja Karyawan ... 53

4.7 Uji Asumsi Klasik ... 55

4.8 Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

4.9 Pembahasan ... 64

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Syariah Mandiri Cabang Medan. ... 2

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 29

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Dengan Metode Proportionate Random Sampling ... 33

Tabel 3.4 Item-Total Statistics 1 ... 34

Tabel 3.5 Reliability Statistics ... 35

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia dan Pendidikan PT. Wastika Karya Medan ... 46

Tabel 4.2 Gambaran Usia dan Lamanya Bekerja ... 47

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keselamatan Kerja (X1) ... 45

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kesehatan Kerja(X2) ... 50

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 53

Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji glejser ... 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 59

Tabel 4.10 Hubungan Antar Variabel ... 59

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 62

(13)

  DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Sistem model manajemen K3 (Pemnaker 05 /MEN/1996) ... 26

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 27

Gambar 4.1 Uji Normalitas Dengan Pendekatan Histogram ... 55

Gambar 4.2 Uji Normalitas Dengan Pendekatan Grafik ... 56

Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 57

     

                       

(14)

ABSTRAK

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WASKITA KARYA

MEDAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penelitian ini bertujuan Untuk menganalisis pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Waskita Karya Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh variabel tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Sampel yang digunakandidalam penelitian ini sebanyak 72 responden yang dihitung berdasarkan systematic sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, secara serempak adalah signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan. Secara parsial Kesehatan Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan sedangkan Keselamatan Kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja.

(15)

  ABSTRACT

EFFECT OF SAFETY AND HEALTH PROGRAM ON EMPLOYEES PERFORMANCE IN PT. WASKITA KARYA MEDAN

Occupational Health and Safety ( K3 ) is a program that made workers and employers as well as prevents accidents and occupational diseases by recognizing the things that could potentially cause accidents and occupational diseases as well as anticipatory action in the event of accidents and occupational diseases . This study aims to analyze the influence of occupational safety and health programs on the performance of employees at PT. Waskita Karya Medan.

This research is associative , ie research that connects two or more variables to see the effect of these variables . The data used in this study is primary data and secondary data . The method of data analysis is descriptive quantitative by using multiple linear regression . Samples used in the this study , 72 respondents were calculated based on systematic sampling .

The results showed that the Occupational Safety , Health and Safety, is simultaneously a significant effect on employee performance at PT. Waskita Karya Medan . Occupational Health partially positive and significant influence on employee performance at PT. Waskita Karya Medan is field while the Occupational Safety and significant positive effect on performance.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata-mata tanggung

jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak terutama

pengusaha, tenaga kerja dan masyarakat. Berdasarkan PEMNAKER

05/MEN/1996, perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100

orang atau lebih dan mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh

karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja

seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib

menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai

upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara

mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat

kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat

kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas

utama suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami

arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana mengimplementasikannya dengan

baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya

implementasi K3 sangat besar yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan

alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan

kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya kinerja karyawan.

(17)

 

adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan

penyakit akibat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi

prioritas utama dalam suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua

perusahaan memahami akan arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana cara

mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi

kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar diantaranya

yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak

karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan

keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan.

Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk

mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan produk

berkualitas tinggi agar mampu bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lain.

Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumberdaya manusia

yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam perusahaan seperti modal,

mesin dan material dapat bermanfaat apabila telah diolah oleh sumberdaya

manusia. Sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari

masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.

Hal ini berkaitan dengan perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit

akibat kerja maupun lingkungan kerja. Riset yang dilakukan badan dunia ILO

menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal, setara

dengan satu orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau

kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal

(18)

melakukan pekerjaan berbahaya. Secara keseluruhan kecelakaan di tempat kerja

telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita

dalam pekerjaan seperti membongkar zat kimia beracun (ILO, 2003 dalam Suardi,

2005).

Secara umum, jasa konstruksi adalah bisnis yang melibatkan risiko tinggi.

Dengan nilai kontrak yang diselesaikan sebelum proses produksi, perusahaan

sering menghadapi ketidakpastian. Manajemen risiko merupakan bagian dari

system manajemen PT. Waskita Karya. SPK dirancang untuk mengantisipasi dan

pengendalian risiko potensial. Praktek Manajemen Risiko mencakup semua

tingkat perusahaan dari Kantor Pusat untuk proyek, dan mencakup seluruh fungsi

perusahaan itu seperti pemasaran, penganggaran, produksi, keuangan dan sumber

daya manusia.

Kinerja yang telah dicapai oleh PT. Waskita Karya dibedakan dalam

pembangunan jangka panjang jembatan beton yang menggunakan sistem free

cantilever yang telah berhasil menyelesaikan tiga jembatan: Raja Mandala,

Rantau Berangin, dan IV Barelang. Prestasi besar lainnya yang menggunakan

teknologi serupa dicapai dalam pembangunan "Pasteur-Cikapayang-Surapati"

yaitu melakukan peninggian jalan dan kabel untuk jembatan di Bandung. Kisah

sukses yang sama juga dicapai dalam pembangunan bendungan besar beberapa

seperti Pondok, Grogkak, Tilong, Gapit, dan Sumi, Pembangunan diselesaikan

lebih cepat dari jadwal dengan hasil kualitas memuaskan.

Selain dari pencapaian sertifikasi ISO 2001:2000 sejak tahun 1985, PT.

(19)

 

(OHSAS 18001) lain pada Juli 2005 20. Sertifikasi OHSAS ini tidak hanya

dituntut oleh pengguna, melainkan berfungsi sebagai simbol PT. Waskita Karya

untuk komitmennya dalam meningkatkan sistem manajemen untuk pelaksanaan

kesehatan & keselamatan lingkungan kerja. Pada tahun 2006, PT. Waskita Karya

telah mencapai health and safety certification ISO 14000:2004.

Dengan menggunakan implementasi strategi yang tepat, sistem

manajemen, dan adanya struktur organisasi merupakan bukti bukti yang kuat

kalau PT. Waskita Karya dapat menahan semua cobaan di saat kondisi sulit.

Mereka juga memiliki moto perusahaan yaitu "Onward through high quality

performance" yang telah ditanam di hati dan pikiran semua orang yang bekerja di

perusahaan.

Hal ini menghasilkan motivasi yang kuat dalam kehidupan kerja

orang-orang yang selalu bersedia untuk memberikan kinerja terbaik dari mereka untuk

kemajuan perusahaan. Dengan segala cara tingkat kepercayaan untuk tumbuh

menjadi perusahaan besar dan kuat berkembang di era globalisasi dan otonomi

daerah, PT. Waskita Karya mengakui perlunya untuk melakukan konsolidasi dan

introspeksi melalui tindakan nyata. Untuk memungkinkan memberikan orientasi

yang jelas dalam menentukan tujuan perusahaan dalam memasuki milenium

ketiga, PT. Waskita Karya telah dirumuskan visi, misi, filosofi kerja, dan budaya

perusahaan yang telah menjadi milik perusahaan selama lebih dari lima belas

tahun.

Sebagai salah satu negara yang sangat berkembang di dunia, Indonesia

(20)

pembangunan ekonomi dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Dalam tiga dekade terakhir pemerintah telah secara intensif berinvestasi dalam

pengembangan infrastruktur baik berupa pelabuhan, jalan raya dan jembatan,

bandara, bangunan, pembangkit listrik, dll.

Pengembangan fasilitas industri yang dibiayai oleh dana pemerintah dan

swasta juga dilaksanakan dalam cara yang sama. Didukung oleh sistem

manajemen yang handal, teknologi terdepan, jaringan luas, dan sumber daya yang

mampu PT. Waskita Karya telah dikenal karena perannya dalam partisipasinya

untuk pembangunan negeri ini dengan memberikan berbagai macam proyek

konstruksi di Indonesia dengan kinerja ekselen sewajarnya mendapatkan

membanggakan besar.

Biaya ekonomis, kualitas akurat, dan pengiriman tepat waktu adalah tiga

elemen utama yang menjadi titik sentral bagi perusahaan dalam melaksanakan

semuaproyeknya. Tercatat proyek-proyek seperti yang tercantum dalam daftar

mitra rekanan adalah di antara orang-orang yang telah berhasil diselesaikan oleh

PT. Waskita Karya sampai saat ini.

Perkembangan lingkungan bisnis dan teknologi maju terjadi dengan sangat

cepat selama beberapa dekade terakhir dan telah mengakibatkan persaingan usaha

ketat. Kondisi ini membutuhkan banyak kesiapan dari korporasi untuk

menghindari segala akibat dari perubahan yang terjadi. Sebagai perusahaan yang

dinamis, PT. Waskita Karya selalu siap untuk beradaptasi dengan sekitarnya dari

waktu ke waktu. Dalam menanggapi perubahan yang terjadi di dunia bisnis saat

(21)

 

setiap manusia di Waskita.

PT. Waskita Karya menerapkan program K3 karena perusahaan menyadari

bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan

kesehatan sewaktu bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit

akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan

agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif sehingga diharapkan kinerja

karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan

dalam membangun dan membesarkan usahanya. Memperhatikan hal tersebut,

maka penerapan K3 dalam suatu perusahaan perlu dikaji karena penerapan K3

dapat meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Waskita Karya. Berdasarkan

uraian diatas, peneliti tertarik untuk menelitian dengan judul “ Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan”.

1.2 Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Program Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita

(22)

1.3 Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk menganalisis pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja

terhadap kinerja karyawan pada PT. Waskita Karya Medan”.

1.4 Manfaat Penelitian.

1. Bagi perusahaan

Khususnya bagi PT. Waskita Karya Medan, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan bahan pertimbangan atau

masukan dalam memperbaiki serta meningkatkan pelaksanaan keselamatan

dan kesehatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya peningkatan

kinerja karyawan.

2. Bagi peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

secara teoritis maupun secara praktis juga pengalaman mengenai keselamatan

dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Waskita Karya

Medan.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang

berarti pada semua pihak, khususnya rekan-rekan mahasiswa dalam

melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan masalah pelaksanaan

(23)

  BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.1.1 Pengertian

Berdasarkan pendapat Megginson, (1981) dalam Mangkunegara,

(2001) istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan resiko

kesehatan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari

penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan

merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan

kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,

kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan

dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas

kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Sedangkan kesehatan kerja

menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau

rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan

faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang

ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.

Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kondisi-kondisi

fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang

disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis- fisikal meliputi penyakit-penyakit

dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa atau anggota badan.

Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja

yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri,

(24)

untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh. Rivai, (2006)

Kesehatan kerja menurut Darmanto, (1999) merupakan spesialisasi ilmu

kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat

pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental

maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan

kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta

terhadap penyakit umum. Status sehat seseorang menurut (Blum, 1981) dalam

(Sugeng, 2005) ditentukan oleh empat faktor yaitu :

1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial budaya.

2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah laku

3. Pelayanan kesehatan, meliputi : promotif, preventif, perawatan,

pengobatan, pencegahan kecacatan dan rehabilitasi

4. Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

Keselamatan kerja menurut American Society of Safety Engineers (ASSE)

dalam (Sugeng, 2005) diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk

mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan

situasi kerja.

2. 1. 2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut (Mangkunegara, 2001), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

adalah sebagai berikut :

1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik

(25)

 

2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik- baiknya dan

seefektif mungkin.

3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.

6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau

kondisi kerja.

7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Menurut (Rivai, 2006), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja meliputi :

1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja

yang hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih

rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari

meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra

perusahaan.

Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya

kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu

(26)

tersebut akan semakin efektif (Rivai, 2006).

Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan

kesehatan kerja menurut (Mangkunegara, 2001) adalah sebagai berikut :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.

2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang bekerja pada

lingkungan yang berbahaya.

3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penerangan yang cukup

dan menyejukkan serta mencegah kebisingan.

4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.

5. Memelihara kebersihan, ketertiban dan keserasian lingkungan kerja.

6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai.

2. 1. 3. Sistem Manajemen K3

Pendekatan sistem pada manajemen K3 dimulai dengan

mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik dan peralatan yang

digunakan, proses produk dan perencanaan tempat kerja (Mangkunegara, 2001).

Sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan

yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab,

pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi

pengembangan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan

kerja guna tercapainya lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif (

Santoso, 2004).

Tujuan sistem manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem

(27)

 

kerja, kondisi dan lingkungan kerja, yang terintegrasi dalam mencegah dan

mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tenaga kerja

yang sehat, aman, efisien dan produktif (Sugeng, 2005).

Sumber : Terciptanya tenaga kerja yang sehat, aman, efisien dan produktif (Sugeng, 2005)

Gambar 2.1

Sistem model manajemen K3 (Pemnaker 05/MEN/1996)

2. 1. 4. Program K3

Menurut Suardi (2005), program manajemen tentang keselamatan dan kesehatan

kerja meliputi :

a. Kepemimpinan dan administrasinya.

b. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu.

c. Pengawasan.

d. Analisis pekerjaan dan procedural.

e. Penelitian dan analisis pekerjaan.

(28)

g. Pelayanan kesehatan kerja.

h. Penyediaan alat pelindung diri.

i. Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

j. Sistem pemeriksaan.

k. Laporan dan pendataan.

Berikut ini adalah program K3 dari International Loss Control Institute

(ILCI) atau Det Norske Veritas (DNV), yaitu :

1. Kepemimpinan Dan administrasi (Leadership and administration).

2. Pelatihan kepemimpinan (Leadership training).

3. Inspeksi dan perawatan terencana (Planned inspections and maintenance).

4. Prosedur dan analisa tugas krisis (Critical task analysis and procedures).

5. Penyelidikan kecelakaan atau insiden (Accident/incident investigation).

6. Observasi atau pemantauan tugas (Task observation).

7. Kesiagaan menghadapi keadaan darurat (Emergency Preparedness).

8. Peraturan dan izin kerja (Rules and work permits).

9. Analisa kecelakaan/insiden (Accident/incedent analysis).

10.Pelatihan pengetahuan dan keterampilan (Knowledge and skill training).

11.Alat pelindung keselamatan diri (Personal protective equipment).

12. Pengontrolan kesehatan dan kebersihan (Health and hygiene control).

13.Evaluasi sistem (System evaluation).

14.Pengelolaan rekayasa dan perubahan (Engineering and change

management).

(29)

 

16.Komunikasi kelompok (Group communications).

17.Promosi umum (General promotion).

18. Penerimaan dan penempatan pegawai (Hiring and placement).

19.Pengelolaan barang dan jasa (Material and services management).

20.Keselamatan diluar jam kerja (Off the job safety).

Semua program K3 ini harus dikontrol implementasinya secara periodik,

baik secara intern maupun secara ekstern (Sugeng, 2005). Ada dua aspek yang

digunakan untuk mengatasi masalah K3, yaitu Safety Psychology dan Industrial

Clinical Psychology (Miner dalam Ilham, 2002). Safety Psychology

menitikberatkan pada usaha mencegah kecelakaan itu terjadi, dengan meneliti

kenapa dan bagaimana kecelakaan terjadi. Industrial Clinical Psychology

menitikberatkan pada kinerja karyawan yang menurun, sebab-sebab penurunan

dan bagaimana mengatasinya.

Faktor-faktor dari kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut :

a. Safety Psychology terdiri dari enam faktor, yaitu :

1) Laporan dan Statistik Kecelakaan

Laporan dan statistik mengenai jumlah kecelakaan yang terjadi

ditempat kerja. Dengan adanya laporan dan statistik kecelakaan

kerja, perusahaan akan memiliki gambaran mengenai potensi

terjadinya kecelakaan kerja dan cara mengantisipasinya.

2) Pelatihan Keselamatan

Pelatihan yang diadakan perusahaan untuk mencegah terjadinya

(30)

3) Publikasi dan Kontes Keselamatan

Publikasi keselamatan kerja bertujuan untuk mengingatkan

memotivasi karyawan agar menyadari akan pentingnya

keselamatan dan kesehatan kerja. Kontes keselamatan kerja

bertujuan untuk memotivasi karyawan agara selalu menerapkan K3

sewaktu bekerja.

4) Kontrol terhadap Lingkungan Kerja

Kontrol lingkungan kerja bertujuan untuk melindungi karyawan

dari bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dan

menciptakan kondisi atau lingkungan kerja yang aman dan

nyaman.

5) Inspeksi dan Disiplin

Inspeksi dan disiplin adalah pengawasan terhadap lingkungan kerja

dan perilaku kerja karyawan.

6) Peningkatan Kesadaran K3

Peningkatan kesadaran K3 merupakan usaha perusahaan dalam

mensukseskan program K3. Adanya komitmen yang kuat dan

perhatian yang besar dari manajemen perusahaan dapat memotivasi

karyawan untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatannya

sewaktu bekerja.

b. Industrial Clinical Psychology terdiri dari dua faktor, yaitu :

(31)

 

meningkatkan kembali motivasi kerja karyawan setelahdiketahui

adanya penurunan produktivitas dari karyawantersebut.

2) Employee Assistance Program

Pembimbingan secara intensif yang dilakukan untuk menangani

berbagai macam masalah yang dihadapi karyawan terutama yang

berhubungan dengan perilaku karyawan.

2. 1. 5. Landasan Hukum K3

Dasar-dasar hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia

telah banyak diterbitkan baik dalam bentuk undang- undang, Peraturan

Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan

Menteri dan Surat Edaran (Sugeng, 2005), sebagai berikut :

1) Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003

2) UUD 1945 pasal 27 ayat 1 dan 2

3) Undang-undang Keselamatan Kerja No.1/1970

4) Undang-undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 3/1992

5) Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Tenaga Kerja No.14/1993

6) Keputusan Presiden tentang Penyakit yang timbul Karena

hubungan kerja No.22/1993

7) Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan,

Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja No.7/1964

(32)

Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

No.2/1980

9) Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Kewajiban melaporkan

Penyakit Akibat Kerja No.1/1981

10)Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan

Kerja No.3/1982

11)Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor fisika di

tempat kerja No.51/1999

12)Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor kimia di

udara lingkungan kerja No.1/1997.

2.1.6 Kinerja Karyawan

Menurut (Mangkunegara, 2009), kinerja karyawan adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja pada dasarnya merupakan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

karyawan (Mathis dan Jackson, 2006:378). Kinerja merupakan tingkat pencapaian

karyawan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi

organisasi.

Oleh karenaitu, kinerja SDM adalah kemampuan usaha karyawan untuk

menghasilkan hasil kerja (output) yang secara baik kualitas maupun kuantitas,

(33)

 

karyawan dituntut untuk aktif dalam memberikan hasil kerja yang baik agar

tercapainya tujuan perusahaan.

2.1.7 Faktor-Faktor yang Memprogrami Kinerja

Knerja merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan. Kesedian dan ketrampilan seorang tidaklah cukup efektif untuk

mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan

dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, maka dari hal tersebut dibutuhkanlah

program pendidikan dan pelatihan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan

pemahaman kerja yang jelas.

Dalam pencapaian kinerja pegawai, faktor sumber daya manusia sangat

dominan programnya. Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari hasil

kerjanya, dalam kerangka profesionalisme kinerja yang baik adalah bagaimana

seorang pegawai mampu memperlihatkan perilaku kerja yang mengarah pada

tercapainya maksud dan tujuan organisasi, misalnya bagaimanamengelola sumber

daya manusia agar mengarah pada hasil kerja yang baik.

Menurut (Mathis dan Jackson, 2006:113) faktor-faktor yang memprogrami

kinerja yaitu :

1. Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut, seperti

(34)

2. Tingat usaha yang dicurahkan, seperti etika kerja, kehadiran, motivasi,

rancangan tugas.

3. Dukungan organisasi, seperti pendidikan dan pelatihan,

pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kinerja, manajemen

dan rekan kerja.

Menurut (Mangkunegara, 2006) faktor yang memprogrami Pencapaian

kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation), yang

dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ)

dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pimpinan dan

karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ

superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

b. Faktor Motivasi

Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi

kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro)

terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan

sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi

(35)

 

yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja,

kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

2.1.8. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah proses mengevalusi seberapa baik karyawan

melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperankat standar, dan

kemudian mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan (Mathis dan

Jackson, 2006). Penilaian kinerja dapat menjawab pertanyaan mengenai apakah

pemberi kerja telah bertindak adil atau bagaimana pemberi kerja mengetahui

bahwa kinerja karyawan tersebut tidak memenuhi standar.

Menurut (Sofyandi, 2008), penilaian kinerja adalah proses organisasi

dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam penilaian kinerja dinilai

kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan

balik kinerja membuat karyawan mengetahui seberapa baik mereka bekerja

apabila dibandingkan dengan standar organisasi.

Oleh karena itu, penilaian kinerja itu sangat penting dalam suatu

organisasi. Karena penilaian kinerja merupakan sebagai suatu evaluasi dari hasil

kerja karyawan apakah sudah sesuai dengan standar kerja perusahaan tersebut.

Dengan adanya penilaian kinerja, perusahaan dapat mengukur kelemahan atau

kekurangan karyawan dan meningkatkan kemampuan karyawan dengan program

(36)

2.1.9. Evaluasi Penilaian Kinerja

Menurut (Rachmawati, 2008), evalusi penilaian kinerja adalah proses

pemberian umpan balik kepada karyawan yang sedang dinilai dalam upaya

memberi masukan tentang aspek-aspek yang harus diperbaiki.

Beberapa pendekatan yang dapat ditempuh adalah :

a. Evaluation interview, adalah memberikan umpan balik tentang unjuk

kerja masa lalu dan potensi masa depan. Ini dilakukan dengan

menggambarkan hasil penilaian sebelumnya dan mengidentifikasi

perilaku-perilaku tertentu yang harus diulangi dan dihilangkan.

b. Tell and sell approach, menggambarkan keadaan unjuk kerja karyawan

dan menyakinkan pegawai untuk berperilaku labih baik.

c. Tell and listen method, memberikan kesempatan kepada pegawai

untuk memberikan alasan, mempertahankan apa yang sudah dilakukan,

danmencoba mengatasi reaksi ini dengan membimbing karyawan

untuk berperilaku lebih baik.

d. Problem solving approach, mengidentifikasi berbagai problem yang

dihadapi dalam pekerjaannya melalui pelatihan, coaching, dan

counseling.

Terlepas dari pendekatan apa yang digunakan, beberapa pedoman yang

dapat digunakan dalam evaluasi adalah :

(37)

 

2. Menyatakan kepada karyawan bahwa proses evaluasi adalah untuk

memperbaiki unjuk kerja dan bukan sebagai hukuman.

3. Melakukan evaluasi secara pribadi.

4. Melakukan penilaian secara formal, paling tidak sekali setahun dan lebih

sering bagi karyawan yang memiliki unjuk kerja yang buruk.

5. Memberikan masukan secara spesifik, tidak secara umum.

6. Menekankan masukan tentang untuk kerja, bukan ciri-ciri pribadi.

7. Tetap tenang dan tidak memberikan pendapat tentang orang yang

dievaluasi.

8. Mengidentifikasi tindakan yang dapat diambil oleh karyawan untuk

memperbaiki kinerja.

9. Menunjukkan kemauan untuk membantu karyawan dalam usahanya

memperbaiki kinerja

10.Mengakhiri proses evaluasi dengan menekankan aspek positif dari kerja

karyawan.

2.2 Penelitian Terdahulu

(Ilham, 2002) melakukan penelitian tentang Hubungan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Good Year Indonesia.

Dalam penelitiannya Ilham menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa nilai korelasi yang didapat semuanya bernilai positif,

nyata dan berkorelasi kuat. Hal ini menunjukkan bahwa setiap faktor K3 yaitu kesehatan

dan keselamatan kerja yang diteliti mempunyai program yang nyata terhadap peningkatan

(38)

perubahan pada tingkat motivasi karyawan.

Mahardika (2005) melakukan penelitian tentang Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis

Penyaluran dan Pusat pengatur Beban (UBS P3B) region Jawa Timur dan Bali. Analisis

data dengan menggunakan analisis regresi berganda dan hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa program K3 mempunyai program postitif terhadap kinerja karyawan sehingga

penerapan program K3 yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan.

2.4 Kerangka Konseptual

Tujuan utama dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sedapat

mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap

karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusianya Husni (2005)

menyatakan bahwa, tujuan kesehatan kerja adalah: a) meningkatkan dan

memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik,

mental, maupun sosial; b) mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan

kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja; c) menyesuaikan

tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja; d)

meningkatkan kinerja". Dengan demikian maksud dan tujuan tersebut adalah

bagaimana melakukan suatu upaya dan tindakan pencegahan untuk memberantas

penyakit dan kecelakaan akibat kerja, bagaimana upaya pemeliharaan serta

peningkatan kesehatan gizi, serta bagaimana mempertinggi efisiensi dan kinerja

karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Keselamatan dan kesehatan adalah aset yang tidak ternilai harganya yang

(39)

 

diwujudkan dengan mengabaikan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.

Kebanyakan perusahaan-perusahaan yang sukses menggunakan catatan

Keselamatan dan Kesehatan sebagai pengukuran kinerja (Performance measure).

Pendekatan sistem pada manajemen K3 dimulai dengan

mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik dan peralatan yang

digunakan, proses produk dan perencanaan tempat kerja (Mangkunegara, 2001).

Sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan

yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab,

pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi

pengembangan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan

kerja guna tercapainya lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif (

Santoso, 2004).

[image:39.595.89.537.465.561.2]

Sumber : (Mangkunegara, 2001), data dikembangkan untuk penelitian ini (Data diolah).

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Kinerja karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan Program Keselamatan Kerja 

Program Kesehatan Kerja

(40)

2.5 Hipotesa

Berdasarkan uraian pada landasan teori dan kerangka pemikiran maka

hipotesa yang diajukan penulis adalah sebagai berikut : “Bahwa keselamatan

dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada

(41)

  BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan), penelitian ini

dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya.

Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni

penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat program

yaitu : Keselamatan (X1), Kesehatan kerja (X2), berprogram terhadap Kinerja

Karyawan PT. Waskita Karya Medan (Y). (Sugiyono, 2008).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan melibatkan pegawai PT. Waskita

Karya Medan sebagai responden dan sumber informasi penelitian.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dan proses skripsi dilaksanakan sejak pada

bulan September 2013 sampai Oktober 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

A. Variabel bebas (X)

X1 : Keselamatan

X2 : Kesehatan kerja

(42)

3.4 Definisi Operasional

Guna membantu untuk lebih mengarahkan penelitian ini sesuai objek

sasaran yang diharapkan maka dirasakan perlu untuk memberikan

pengertian-pengertian tentang konsep variabel sebagai berikut :

a) Variabel Bebas X1 ( Program Keselamatan ) adalah :

Kegiatan yang dilakukan PT. Waskita Karya Medan untuk mencegah semua

jenis kecelakaan kerja yangada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

b) Variabel Bebas X2 (Program Kesehatan Kerja) adalah :

Kegiatan yang bertujuan agar tenaga kerja sesalu dalam keadaan sehat yang

sempurna baik fisik, mental maupun sosialnya sehingga karyawan dapat

bekerja secara optimal.

c) Variabel Terikat Y (Kinerja karyawan pada PT. Waskita Karya Medan) adalah:

(43)
[image:43.595.54.574.121.574.2]

  Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Pengukuran

1.Program Keselamatan (X1)

Kegiatan yang dilakukan PT. Waskita Karya Medan untuk mencegah semua jenis kecelakaan kerja yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. Penerapa

penggunaan peralatan kerja misal ketersediaan peralatan keselamatan, penggunaan

pakaian kerja, sepatu karet, penutup kepala, masker, sarung tangan, penutup telinga

1. Pelatihan keselamatan 2. Publikasi keselamatan 3. Kontrol lingkungan kerja 4. Pengawasan dan disiplin 5. Peningkatan kesadaran K3 6. Sanksi yang tegas bagi pelanggar

keselamatan

Likert

2. Program Kesehatan Kerja (X2)

Kegiatan yang bertujuan agar tenaga kerja sesalu dalam keadaan kesehatan yang sempurnah baik fisik, mental maupun sosialnya sehingga karyawan dapat bekerja secara optimal. Penerapan

kebersihan lingkungan kerja, fasilitas dan sarana kesehatan, asuransi,

1. Perhatian terhadap aspek kesehatan.

2. Adanya fasilitas kesehatan

3. Prosedur pelayanan kesehatan

4. Jam kerja tidak melebihi kemampuan fisik

5. Perusahaan melakukan tindakan pencegahan penyakit

6. Asuransi kesehatan

Likert

3.Kinerja Karyawan (Y)

Tingkat pencapaian karyawan dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

1. Berkerja sesuai dengan standar perusahaan

2. Hasil kerja akurat 3. Bekerja dengan mutu

Likert

Sumber : (Mangkunegara, 2001), Rivai (2006), Mathis dan Jackson (2006:113), data dikembangkan untuk penelitian ini (Data diolah).

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

(44)

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono

2008: 132).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia,

kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang

ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukurannya

[image:44.595.163.449.279.481.2]

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2008: 133)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Waskita Karya

Medan yang berjumlah 250 orang karyawan lapangan.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2008: 116). Teknik pengambilan sampel dalam

(45)

 

berdasarkan kebetulan dilapangan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

bertemu di lapangan dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2008: 78)

sebagai berikut:

Dimana : n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = batas kesalahan

Dengan demikian, jumlah sampel yang diperoleh adalah :

Pada penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 72 orang dengan

kriteria karyawan pekerja lapangan yang berpengaruh rentan terhadap

kecelakaan kerja di PT. Waskita Karya Medan 2013.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah:

A.Data Primer

Data diperoleh langsung dari responden yang dipilih pada lokasi

penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dan

(46)

B.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan internet

untuk mendukung penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah:

A. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan yang telah ditetapkan

sebagai sampel atau responden penelitian.

B.Studi dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang

diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet

yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah suatu pertanyaan layak

digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan

dengan menggunakan program SPSS versi 16 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid.

(47)

 

c. Nilai rtabel dengan ketentuan jumlah sampel 30 orang dan taraf

signifikansi 5%, maka angka yang diperoleh adalah 0,361. Instrumen

penelitian (kuesioner) dicobakan pada sampel dari mana populasi

diambil. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 orang. Hasil dari

[image:47.595.143.559.267.604.2]

uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keterangan

VAR00001 69.1333 100.671 .302 .935 Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

VAR00002 69.0333 97.689 .698 .926

VAR00003 69.0333 99.344 .623 .927

VAR00004 69.2000 94.579 .656 .927

VAR00005 68.9333 103.306 .408 .931

VAR00006 68.7000 97.666 .699 .926

VAR00007 68.7333 100.271 .459 .930

VAR00008 68.6667 95.885 .732 .925

VAR00009 68.6333 97.413 .676 .926

VAR00010 68.7667 96.944 .651 .927

VAR00011 68.9000 96.024 .684 .926

VAR00012 68.9333 98.271 .620 .927

VAR00013 68.8667 95.085 .788 .924

VAR00014 68.7000 96.907 .703 .926

VAR00015 69.1333 96.257 .658 .927

VAR00016 69.0000 92.690 .766 .924

VAR00017 68.7667 98.323 .704 .926

VAR00018 68.5333 98.120 .564 .928

VAR00019 68.9000 96.162 .769 .925

VAR00020 68.5333 97.775 .677 .926

VAR00021 68.2333 105.564 .070 .938

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013

Telihat pada tabel 3.3 bahwa item pertanyaan 1 dan 21 tidak valid karena

tabel R untuk sampel 30 di bawah sebesar 0.361, sedangkan nilai corrected item

total correlation variabel 1 dan 21 di bawah 0.361. berarti data kuesioner

[image:47.595.145.574.281.605.2]
(48)
[image:48.595.112.531.116.435.2]

Tabel 3.4 Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keterangan

VAR00002 61.8667 89.706 .665 .940 Valid

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

VAR00003 61.8667 91.292 .588 .941

VAR00004 62.0333 86.792 .627 .941

VAR00005 61.7667 94.599 .417 .943

VAR00006 61.5333 89.223 .704 .939

VAR00007 61.5667 91.082 .509 .943

VAR00008 61.5000 87.431 .742 .938

VAR00009 61.4667 88.671 .704 .939

VAR00010 61.6000 88.041 .691 .939

VAR00011 61.7333 88.133 .654 .940

VAR00012 61.7667 89.978 .610 .941

VAR00013 61.7000 86.631 .801 .937

VAR00014 61.5333 88.395 .715 .939

VAR00015 61.9667 88.102 .646 .940

VAR00016 61.8333 84.626 .759 .938

VAR00017 61.6000 89.628 .729 .939

VAR00018 61.3667 89.137 .605 .941

VAR00019 61.7333 87.789 .773 .938

VAR00020 61.3667 89.413 .675 .940

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013

Pada tabel diatas terlihat seluruh butir dinyatakan valid selanjutnya akan

dilakukan uji realibilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabel artinya data yang diperoleh melalui koesioner hasilnya konsisten

bila digunakan penelitian lain.Menurut Situmorang dan Lufti (2012:82), suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai :

a. Cronbach Alpha> 0.8, reliabilitas sangat baik/ sangat meyakinkan

b. 0.7 <Cronbach Alpha< 0.8, reliabilitas baik

(49)

  Tabel 3.5

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.943 19

Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013

Pada Tabel 3.5 dapat dilihat seluruh pertanyaan yang berjumlah 19

pertanyaan diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,943. Dengan nilai

Cronbach Alpha sebesar 0,943 dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut

reliabel, karena nilai Cronbach Alpha sebesar 0,943 > 0,80. Sehingga kuesioner

tersebut sudah dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai

instrument dalam penelitian ini.

3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Analisis Deskriptif

Suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan,

dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi

dan gambaran mengenai topik yang akan dibahas.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

A. Uji Normalitas Data

Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel

(50)

B. Uji Heteroskedastisitas

Digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan

atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians

residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model yang paling baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas.

C. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika terdapat terdapat

korelasi antara variabel bebas maka dapat dikatakan terdapat masalah

multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas menggunakan

kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan:

1. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius.

2. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang

serius.

3.10.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

besar program variabel bebas (keselamatan, kesehatan kerja) terhadap variabel

terikat (Kinerja Karyawan pada PT. Waskita Karya Medan).

(51)

  Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y = Variabel Kinerja Karyawan pada PT. Waskita Karya Medan. a = konstanta

b1...b3 = koefisien regresi

X1 = variabel Keselamatan kerja

X2 = variabel Kesehatan kerja

e = standar error

3.10.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar

(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa program variabel bebas (X) adalah

besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin

kuat untuk menerangkan program variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekat nol), maka dapat

dikatakan bahwa program variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)

semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk

menerangkan program variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.10.5 Uji Hipotesis

A. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model yang mempunyai program secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.

(52)

H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0: b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja

terhadap variabel Kinerja Karyawan pada PT. Waskita Karya Medan.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung≥ Ftabel pada α = 5%.

B. Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)

Uji-t menentukan seberapa besar program variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat.

H0 ; b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat program yang positif dan

signifikan dari variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja (X)

terhadap variabel Kinerja Karyawan pada PT. Waskita Karya Medan

(Y).

Ha : b1≠ 0

Artinya secara pasrial terdapat program yang positif dan signifikan dari

variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja (X) terhadap variabel

Kinerja Karyawan pada PT. Waskita Karya Medan (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

(53)

 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil PT. Waskita Karya

Didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 PT. Waskita Karya merupakan

salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di Indonesia yang

memainkan peran utama dalam pembangunan negara. Berasal dari sebuah

perusahaan Belanda bernama "Volker Aannemings Maatschappij NV", yang

diambil alih berdasarkan Keputusan Pemerintah No.62/1961, PT. Waskita Karya

pada awalnya adalah perkembangan yang hanya berhubungan dengan air seperti

reklamasi, pengerukan pelabuhan, dan irigasi.

Selama rentang waktu tahun 1973, status hukum Waskita Karya telah

berubah menjadi PT "Persero". PT. Waskita Karya sendiri lebih familliar dengan

panggilan "Waskita" karena lebih mudah untuk diucapkan. Sejak saat itu,

perusahaan mulai mengembangkan usahanya sebagai kontraktor umum terlibat

dalam berbagai kegiatan pembangunan yang lebih luas termasuk jalan raya,

jembatan, pelabuhan, bandar udara, bangunan, tanaman selokan, pabrik semen,

pabrik dan fasilitas industri lainnya.

Pada tahun 1980, PT. Waskita Karya mulai melakukan berbagai proyek

dengan melibatkan beberapa alat teknologi yang sudah canggih. Transfer

teknologi dilakukan melalui aliansi bisnis dalam bentuk kerjasama operasi dan

joint venture dengan perusahaan asing terkemuka. Prestasi yang luar biasa dan

bukti signifikan adalah membangun bandara kebanggaan nasional yaitu bandara

(54)

Jakarta.

Memasuki tahun 1990, PT. Waskita Karya telah menyelesaikan beberapa

bangunan bertingkat dengan baik dan telah memperoleh reputasi seperti BNI City

(bangunan tertinggi di Indonesia), Kantor Bangunan Bank Indonesia, Graha Niaga

Tower, Plaza Mandiri Tower, Shangri-La Hotel dan beberapa bangunan

apartemen bertingkat di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.

Kinerja yang telah dicapai oleh PT. Waskita Karya dibedakan dalam

pembangunan jangka panjang jembatan beton yang menggunakan sistem free

cantilever yang telah berhasil menyelesaikan tiga jembatan: Raja Mandala,

Rantau Berangin, dan IV Barelang. Prestasi besar lainnya yang menggunakan

teknologi serupa dicapai dalam pembangunan "Pasteur-Cikapayang-Surapati"

yaitu melakukan peninggian jalan dan kabel untuk jembatan di Bandung. Kisah

sukses yang sama juga dicapai dalam pembangunan bendungan besar beberapa

seperti Pondok, Grogkak, Tilong, Gapit, dan Sumi, Pembangunan diselesaikan

lebih cepat dari jadwal dengan hasil kualitas memuaskan.

Upaya yang selalu mengutamakan kualitas dibandingkan dengan yang

lainnya telah memungkinkan PT. Waskita Karya dalam memperoleh sertifikasi

ISO 9002:1994 pada bulan November 1995 dan mendapatkan pengakuan

internasional yang meyakinkan di Sistem Manajemen Mutu ISO diterapkan oleh

perusahaan dan titik awal menuju era global persaingan. Pada bulan Juni 2003,

Waskita telah berhasil memperbarui Sistem Manajemen Mutu dan mampu

memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Hal ini menjadi indikasi yang kuat

(55)

 

kebutuhan spesifik pelanggan.

Selama krisis ekonomi yang melanda beberapa daerah di dunia pada tahun

1997, Perusahaan yang tidak terhitung khususnya dalam bidang industri

konstruksi menderita kerugian besar dan didorong ke dalam kebangkrutan.

Namun, PT. Waskita Karya merupakan satu-satunya yang memiliki daya tahan

dan kekuatan untuk bertahan hidup melalui krisis parah tersebut.

Dengan menggunakan implementasi strategi yang tepat, sistem

manajemen, dan adanya struktur organisasi merupakan bukti bukti yang kuat

kalau PT. Waskita Karya dapat menahan semua cobaan di saat kondisi sulit.

Mereka juga memiliki moto perusahaan yaitu "Onward through high quality

performance" yang telah ditanam di hati dan pikiran semua orang yang bekerja di

perusahaan.

Hal ini menghasilkan motivasi yang kuat dalam kehidupan kerja

orang-orang yang selalu bersedia untuk memberikan kinerja terbaik dari mereka untuk

kemajuan perusahaan. Dengan segala cara tingkat kepercayaan untuk tumbuh

menjadi perusahaan besar dan kuat berkembang di era globalisasi dan otonomi

daerah, PT. Waskita Karya mengakui perlunya untuk melakukan konsolidasi dan

introspeksi melalui tindakan nyata. Untuk memungkinkan memberikan orientasi

yang jelas dalam menentukan tujuan perusahaan dalam memasuki milenium

ketiga, PT. Waskita Karya telah dirumuskan visi, misi, filosofi kerja, dan budaya

perusahaan yang telah menjadi milik perusahaan selama lebih dari lima belas

(56)

4.2 Visi dan Misi PT. Waskita Karya

PT. Wakita Karya memiliki visi dan misi yang sangat dijunjung tinggi

4.2.1 Visi PT. Waskita Karya

” Untuk menjadi perusahaan terkemuka dalam bidang industri konstruksi.”

Perseroan diarahkan untuk mencapai posisi tiga besar dalam pencapaian

pangsa nasional, serta mengembangkan bisnis baru yang terkait dengan

bisnis industry konstruksi.

4.2.2 Misi PT. Waskita Karya

Untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui kualitas tinggi dan daya saing produk konstruksi & jasa.

Peningkatan kinerja perusahaan secara berkesinambungan menjadi tolok

ukur utama, sementara produk dan jasa dihasilkan sesuai standar mutu,

waktu dan biaya, serta memperdulikan keselamatan kerja dan lingkungan,

pengembangan sumber daya, dan kesejahteraan karyawan.

4.3 Budaya PT. Waskita Karya

Setiap manusia di Waskita memiliki sikap dan perilaku, yang didasarkan

pada kreativitas, dinamis, militansi, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas

profesionalnya. PT Waskita Karya (Persero) suka mengadakan program orientasi

pegawai baru yang diselenggarakan oleh Biro Sumber Daya Manusia (SDM),

program orientasi dilakukan melalui pengenalan terhadap nilai-nilai budaya

(57)

 

fasilitas yang ada (fisik dan non fisik), business process perusahaan, peluang dan

kesempatan karir yang ada maupun wawasan dari para senior yang telah berhasil

dalam karirnya (meet the star), serta kunjungan ke proyek-proyek yang dikemas

melalui class training. Setelah itu pegawai baru akan menjalankan masa On Job

Training (OJT) selama 6 enam) bulan sebelum akhirnya mendapatkan Permanen

placement.

[image:57.595.157.495.294.718.2]

4.4 Struktur Organisasi PT. Waskita Karya

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Waskita Kary

(58)

4.4.1 Tugas dan Wewenang

1. Komi

Gambar

Gambar 2.1  Sistem model manajemen K3 (Pemnaker 05/MEN/1996)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Mathis (2006:412), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diartikan sebagai kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan

penelitian dalam rangka penyusunan Skrips i dengan judul “Pengaruh Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan Kerja (K3) terhadap kinerja karyawan pada

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dan karyawan, perlu kerja sama yang baik untuk menerapkan K3, karena jika terjadi

dari akibat dari kecelakaan yang terjadi membuat pekerja tidak masuk kerja.. sehingga hilangnya waktu kerja sebagai akibat dari kecelakaan

Berkenaan dengan masalah kesehatan keselamatan kerja (K3), untuk mengantisipasi resiko penyebab kecelakaan kerja yang dominan dan berpengaruh terhadap kinerja

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja

Ahli K3 memiliki spesialisasi di berbagai bidang, antara lain: Mereka berperan untuk menciptakan budaya keselamatan di tempat kerja dan membantu mencegah kecelakaan serta penyakit yang