Asal mula dan perkembangan Hukum Internasional
Sistem hukum Internasional modern adalah suatu produk dari adat istiadat dan praktek-praktek negara-negara yang berkembang empat ratus tahun belakangan ini. Permulaan dari hukum Internasional ini dimulai dari periode kaidah-kaidah kuno, yang di mana justru pada periode kaidah-kaidah kunolah perilaku yang mengatur hubungan-hubungan masyarakat independen itu dipandang perlu dan muncul dari adat-istiadat yang ditaati oleh masyarakat-masyarakat tersebut dalam hubungan timbal balik mereka. Jika kita melihat pada periode negara-negara Kota Yunani dan periode Romawi, saat itu muncul beberapa kaidah-kaidah kebiasaan yang telah di-kristalisasikan ke dalam hukum,dimana kaidah kebiasaan itu berasal dari adat-istiadat yang telah lama berlaku serta ditaati oleh negara-negara kota tersebut (Yunani) maupun antar Romawi dengan bangsa lain (Periode Romawi), misalnya di Yunani muncul kaidah-kaidah mengenai tidak dapat diganggugugatnya kurir/utusan dalam peperangan, perlunya pernyataan terlebih dahulu tentang perang, dan perbudakan tawanan-tawanan perang. Namun meskipun demikian, sumbangan langsung bangsa Yunani dan Romawi terhadap perkembangan hukum internasional relatif kurang.
penulis dari risalah “De Jure Belli ac Pacis” (hukum perang dan damai) dan tulisan “Mare Liberum”. Tulisannya tersebut menjadikan beliau sebagai pencetus standar historis dari doktrin tentang kebebasan di laut, sedangkan risalahnya membuat beliau dipandang sebagai “Bapak Hukum Bangsa-bangsa”.
Sejarah hukum bangsa-bangsa selama dua abad setelah Grotius ditandai dengan evolusi terakhir sistem negara modern di eropa, suatu proses yang banyak dipengaruhi oleh traktat Westphalia 1648 dan oleh perkembangan dari adat dan praktek kebiasaan yang baru. Lebih lanjut lagi, ilmu Hukum Internasional semakin diperkaya dengan karangan-karangan dan studi dari sejumlah ahli hukum dan ahli filsafat dari berbagai negara. Perkembangan tulisan, risalah dan teori-teori ini terutama terjadi pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas. Lalu, pada abad ke sembilan belas hukum internasional berkembang lagi yang disebabkan faktor kesejarahan, seperti misalnya kebangkitan negara-negara baru yang kuat di dalam maupun di luar Eropa. Faktor-faktor kesejarahan tersebut menimbulkan desakan bagi masyarakat Internasional untuk mengatur secara tegas tindakan hubungan-hubungan internasional. Disamping itu, negara-negara mulai terbiasa melakukan perundingan mengenai traktat-traktat umum untuk mengatur hubungan timbal balik mereka. Menyusul kemudian pada abad keduapuluh terjadi banyak perkembangan penting yaitu terbentuknya organisasi-organisasi internasional dan badan peradilan yang permanen,seperti dibentuknya Permanent Court of Arbitration, yang disusul oleh International Court of Justice pada tahun 1946, kemudian Organisasi buruh Internasional (ILO), dan masih banyak lagi.