• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL SIGMUND freud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL SIGMUND freud "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Donna Novalinda 46114120071

Nadine Dhenita Astrie 46114120110

Ricky Pratama Nasari 46114120091

Restya Puspa Pertiwi 46114120132

Disusun oleh :

(3)

TAHAPan

PERKEMB

ANGAN

PSIKOSEK

SUAL

TAHAPan

PERKEMB

ANGAN

PSIKOSEK

SUAL

Dalam Perspektif PSIKOANALISA

(4)

Teori psikoanalisa

dipelopori oleh

Sigmund

Freud

. Freud lahir di Freiberg, Moravia pada tahun 1856 dan

meninggal pada tahun 1939 di London pada usia 83

tahun.

Freud membagi struktur kepribadian kedalam

tiga

komponen

yaitu id, ego dan super ego.

Perilaku seseorang

merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen

tersebut.

Id

berorientasi pada prisip kenikmatan,

ego

berorientasi pada prinsip realitas sedangkan

super

(5)

Selain teorinya tentang struktur kepribadian, Freud juga mengembangkan teori perkembangan psikoseksual.

Freud berpendapat bahwa perkembangan kepribadian

manusia sebagian besar ditentukan oleh

perkembangan psikoseksualnya.

Freud membagi

perkembangan psikoseksual kedalam lima tahap, yaitu

tahap oral, anal, phalik, laten, dan genital. Tahapan perkembangan psikoseksual

akan memberikan dampak yang beragam terhadap perkembangan anak pada

(6)

Jika

tahap-tahap psikoseksual selesai

dengan

sukses

, hasilnya adalah

kepribadian yang

sehat

. Jika masalah

tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang

tepat, fiksasi dapat terjadi.

Fiksasi

adalah

fokus yang gigih pada tahap awal

psikoseksual.

Sampai konflik ini

(7)

ORAL STAGE

(8)

Fase

Oral

(usia 0 – 18

bulan)

Fase oral

adalah fase pertama yang

berlangsung pada perkembangan

individu. Pada fase ini, daerah erogen

yang paling penting dan paling peka

adalah

mulut

, yakni berkaitan

dengan pemuasan kebutuhan dasar

akan makanan dan minuman. Stimulasi

atau perangsangan atas mulut

merupakan

tingkah laku yang menimbulkan

(9)

Pada fase oral ini, peran

Ibu

penting untuk memberikan kasih sayang dengan memenuhi

kebutuhan bayi

secepatnya

. Jika semua

kebutuhannya terpenuhi

, bayi akan merasa

aman

,

percaya

pada dunia luar. Jika pada fase oral ini bayi merasakan

kekecewaan

yang mendalam,

pada waktu dewasa akan mengalami gangguan tingkah laku seksual misalnya kepribadian oral

sadistik

yang dimanifestasikan dalam

penyimpangan seksual

sadisme

, yaitu kepuasan seks yang dicapai bila didahului atau disertai tindakan yang menyakitkan. Sebaliknya, bila bayi mendapat kepuasan yang berlebihan maka dalam perkembangan selanjutnya dapat menjadi

sangat

optimis

,

narcistik

(cinta diri sendiri), dan

selalu

menuntut

.

(10)

ANAL STAGE

(11)

Pada fase ini

energy libidal dialihkan

dari

mulut

ke daerah

dubur

, serta kesenangan dan kepuasan

diperolah dengan tindakan

mempermainkan

atau

menahan BAB

. Freud percaya bahwa

pengalaman

positif

selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang

kompeten,

produktif dan kreatif

. Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, maka kepribadian

kuat-anal berkembang dimana individu tersebut menjadi

kaku dan obsesif

.

Fase

anal

(12)

Jika terjadi hambatan pada fase anal,

anak dapat

mengembangkan sifat-sifat tidak konsisten,

kerapian, keras kepala, kesengajaan, kekikiran

yang merupakan karakter anal yang berasal dari

sisa-sisa fungsi anal.

Jika pertahanan terhadap

sifat-sifat anal kurang efektif, karakter anal

menjadi ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan,

kurang rapi, suka menentang, kasar dan

cenderung sadomsokistik (dorongan untuk

menyakiti dan disakiti.

Penyelesaian fase anal

yang berhasil, menyiapkan dasar untuk

perkembangan kemandirian, kebebasan,

kemampuan untuk menentukan perilaku sendiri

tanpa rasa malu dan ragu-ragu, kemampuan

untuk menginginkan kerjasama yang baik tanpa

perasaan rendah diri.

FIKSASI

Fase

(13)

PHALLIC STAGE

(14)

Pusat kenikmatan adalah

alat kelamin, ketika anak menemukan bahwa

manipulasi diri/self manipulation dapat memberikan kenikmatan.

Pada fase ini

terjadilah Oedipus Complex. Menurut Freud, saat fase ini anak

perempuan mulai

menyadari bahwa ia tidak memiliki phallus, dan

mereka menyadari bahwa phallus lebih hebat dari anatominya

sendiri. Hal ini menimbulkan kecemburuan

akan phallus (Phallus envy ).

Fase

phalik

(15)

Fase

phalik

(usia 3-6th)

Oleh karena keinginan memiliki phallus yang

kuat maka anak perempuan lebih mengembangkan kedekatan dengan ayahnya. Pada usia 5-6

tahun anak mulai

menyadari bahwa orang tua yang berjenis

kelamin sama dengannya dapat

menghukum mereka atas keinginan incest anak. Untuk mengurangi hal

ini, anak mulai

mengidentifikasikan diri dengan orang tua yang

(16)

Jika fase phalik tidak dapat diselesaikan

dengan baik, anak akan mengembangkan

sifat phalik yang menonjol yaitu persaingan

dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa

malu karena kehilangan kontrol. Jika fase ini

dapat diselesaikan dengan baik,

maka anak

akan mengembangkan persaingan sehat,

yang menimbulkan rasa bangga akan

kemampuan diri. Anak laki-laki meniru dan

membandingkan dengan ayahnya.

Penyelesaian konflik phalik merupakan awal

dari identitas gender dan identifikasi

selanjutnya.

FIKSASI

Fase

(17)

LATENCY STAGE

(18)

Berlangsung sekitar usia 6 tahun hingga pubertas. Anak mulai menekan keinginan seksnya dan

mengembangkan

keterampilan sosial

dan

intelektualnya

. Pada fase ini anak menyalurkan energinya ke bidang

emosional

yang menolong

mengatasi konflik phalik.

Fase

LATEn

si

(19)

FIKSASI

Fase

LATENSI

Dari teman-teman sejenisnya anak-anak juga

menerima informasi tentang seksualitas yang

sering menyesatkan. Keterbukaan dengan

orangtua dapat meluruskan informasi yang

salah dan menyesatkan itu.

Pada fase ini

dapat terjadi gangguan hubungan

homoseksual pada laki-laki maupun wanita.

Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan

kurang berkembangnya kontrol diri sehingga

anak gagal mengalihkan energinya secara

efisien pada minat belajar dan

(20)

GENITAL STAGE

(21)

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan

jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya

telah selesai dengan sukses, individu akan seimbang, hangat dan peduli. Kegagalan dalam fase ini

mengakibatkan kekacauan identitas.

Fase

GENIT

AL

(22)

Itulah

fase-fase

psikoseksesual

yang akan dialami oleh tiap-tiap

individu. Dengan mengetahui akibat-akibat yang

ditimbulkan bila gagal ataupun berhasil dalam

melewati tiap fase,

maka hendaknya orangtua dan para pendidik dapat

mengambil manfaatnya,

sehingga kita dapat memberikan

kesehatan mental

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, dalam memohon petunjuk ke jalan yang benar itu, dalam ketulusan, kta harapkan senantiasa kepada Allah bahwa Dia akan mengabulkan permohonan kita, namun pada

Jawaban responden mengenai kemudahan mendapatkan bahan mentah ini adalah sebanyak 100% atau seluruh responden menyatakan bahwa bahan mentah yang diperlukan dalam

Faktor penghambat dari penelitian ini adalah: a) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler TIES dikarenakan pada hari Sabtu banyak siswa yang ijin untuk

CBR juga termasuk sebagai Sistem Berbasis Pengetahuan dan menjadi salah satu alternatif selain Rule-Based Reasoning (RBR). Ide dasar dari CBR adalah “similar problems

[r]

Perbandingan Pengaruh Pendekatan Teaching Games for Understanding (TGfU) dengan Pendekatan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa dalam Pembelajaran Permainan

Mesin bubut ini selain dapat mengerjakan benda-benda kerja yang besar, juga dengan diameter yang relatif bisa, sebab bagian alas dari mesin ini, yakni yang

[r]