• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU No.37 Tahun 1999 Hubungan Luar Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UU No.37 Tahun 1999 Hubungan Luar Negeri"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UN D AN G- UN D AN G REPU BLI K I N D ON ESI A pelak sanaan hubungan luar neger i didasar kan pada asas kesam aan der aj at , saling m enghor m at i, saling m engunt ung-kan, dan saling t idak m encam pur i ur usan dalam neger i m asing- m asing, seper t i yang t er sir at di dalam Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945;

b. bahw a sesuai dengan Pem buk aan Undang- Undang Dasar 1945, salah sat u t uj uan Pem er int ah Negar a Kesat uan Republik I ndonesia adalah ik ut m elaksanakan ket er t iban dunia yang ber dasar k an k em er dek aan, per dam aian abadi dan k eadilan sosial;

c. bahw a unt uk m ew uj udk an t uj uan sebagaim ana dim ak sud pada per t im bangan hur uf b, Pem er int ah Negar a Kesat uan Republik I ndonesia selam a ini t elah m elak sanak an hubungan luar neger i dengan ber bagai negar a dan or ganisasi r egional m aupun int er nasional; d. bahw a pelak sanaan k egiat an hubungan

luar neger i, baik r egional m aupun int er nasional, m elalui for um bilat er al at au m ult ilat er al, diabdikan pada kepent ingan nasional ber dasar kan pr insip polit ik luar neger i yang bebas akt if; m em per t ahankan kepent ingan nasional, t erm asuk perlindungan kepada w ar ga negar a I ndonesia di luar negeri, diperlukan upaya yang m encakup kegiat an polit ik dan hubungan luar negeri yang berlandaskan ket ent uan- ket ent uan yang m er upakan penj abar an lebih lanj ut dari falsafah Pancasila, Pem bukaan dan Bat ang Tubuh Undang- Undang Dasar 1945 sert a Garis- garis Besar Haluan Negar a. Dasar pem ikir an yang m elandasi Undang- undang t ent ang Hubungan Luar Negeri adalah bahw a penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri m em erlukan ket ent uan- ket ent uan yang secar a j elas m engat ur segala aspek yang m enyangkut sar ana dan m ekanism e pelaksanaan kegiat an t er sebut .

Dalam dunia yang m akin lam a m akin m aj u sebagai akibat pesat nya per kem bangan ilm u penget ahuan dan t eknologi secar a global, ser t a m eningkat nya int er aksi dan int er dependensi ant ar negar a dan ant ar bangsa, m aka m akin m eningkat pula hubungan int ernasional yang diw ar nai dengan ker j a sam a dalam ber bagai bidang. Kem aj uan dalam pem bangunan yang dicapai I ndonesia di ber bagai bidang t elah m enyebabkan m akin m eningkat nya kegiat an I ndonesia di dunia int er nasional, baik dar i pem er int ah m aupun sw ast a/ per seor angan, m em baw a akibat perlu dit ingkat kannya perlindungan t er hadap kepent ingan negar a dan w ar ga negar a.

(2)

f. bahw a ber dasar kan per t im bangan t er sebut dalam hur uf a, b, c, d, dan e per lu dibent uk Undang- undang t ent ang Hubungan Luar Neger i.

Mengingat :

1. Pasal 5 ay at ( 1) , Pasal 11, Pasal 13, dan Pasal 20 ay at ( 1) Undang- Undang Dasar 1945;

2. Undang- Undang Nom or 1 Tahun 1982 t ent ang Pengesahan Konv ensi Wina m engenai Hubungan Diplom at ik beser t a Pr ot ok ol Opsionalny a m engenai Hal Mem per oleh Kew ar ganegar aan ( Vienna Conv ent ion on Diplom at ic Relat ions and Opt ional Pr ot ocol t o The Vienna Conv ent ion on Diplom at ic Relat ions Concer ning Acquisit ion of Nat ionalit y ) , 1961 dan Pengesahan Konv ensi m engenai Hubungan Konsuler beser t a Pr ot okol Opsionalny a m engenai Hal Mem per oleh Kew ar ganegar aan ( Vienna Convent ion on Consular Relat ions and Opt ional Pr ot ocol t o The Vienna Convent ion on Consular Relat ions Concer ning Acquisit ion of Nat ionalit y ) , 1963 ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1982 Nom or 2; Tam bahan Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Nom or 3211) ;

3. Undang- undang Nom or 2 Tahun 1982 t ent ang Pengesahan Konvensi Mengenai Misi Khusus ( Conv ent ion on Special Missions) , New Yor k , 1969 ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1982 Nom or 3; Tam bahan Lem bar an Negar a penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri ser t a belum secar a m enyelur uh dan t er padu. Oleh kar ena it u diperlukan adanya suat u pr oduk hukum yang kuat yang dapat m enj am in t ercipt anya kepast ian hukum bagi penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri, t er m asuk koordinasi ant arinst ansi pem erint ah dan ant ar unit yang ada di Depar t em en Luar Negeri.

Dalam penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri, I ndonesia t erikat oleh ket ent uan- ket ent uan hukum dan kebiasaan int er nasional, yang m er upakan dasar bagi per gaulan dan hubungan ant arnegar a. Oleh kar ena it u Undang- undang t ent ang Hubungan Luar Negeri ini sangat pent ing art inya, m engingat I ndonesia t elah m er at ifikasi Konvensi Wina 1961 t ent ang Hubungan Diplom at ik, Konvensi Wina 1963 t ent ang Hubungan Konsuler , dan Konvensi t ent ang Misi Khusus, New York 1969.

Undang- undang t ent ang Hubungan Luar Negeri m er upakan pelaksanaan dar i ket ent uan dasar yang t er cant um di dalam Pem bukaan dan Bat ang Tubuh Undang- Undang Dasar 1945 dan Ket et apan- ket et apan Maj elis Perm usyaw ar at an Rakyat yang ber kenaan dengan hubungan luar negeri. Undang- undang ini m engat ur segala aspek penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri, t er m asuk sar ana dan m ekanism e pelaksanaannya, perlindungan kepada w arga negar a I ndonesia di luar negeri dan apar at ur hubungan luar negeri.

Pokok- pokok m at eri yang diat ur di dalam Undang- undang ini adalah:

a. Penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri, t erm asuk sar ana dan m ekanism e pelaksanaannya, koor dinasi di pusat dan perw akilan, w ew enang dan pelim pahan w ew enang dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri. b. Ket ent uan- ket ent uan yang ber sifat

(3)

per j anj ian int er nasional yang pengesahannya m em erlukan per set uj uan Dew an Per w akilan Rakyat , dit et apkan dengan undang-undang t er sendiri.

c. Perlindungan kepada w ar ga negar a I ndonesia, t erm asuk pem berian bant uan dan penyuluhan hukum , ser t a pelayanan konsuler.

d. Apar at ur hubungan luar negeri.

Penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri m elibat kan ber bagai lem baga negar a dan lem baga pem erint ah beser t a per angkat nya. Agar t er capai hasil yang m aksim al, diperlukan adanya koor dinasi ant ar a lem baga- lem baga yang ber sangkut an dengan Depar t em en Luar Negeri. Unt uk t uj uan t er sebut , diperlukan adanya suat u per at ur an perundang- undangan yang m engat ur secar a j elas ser t a m enj am in kepast ian hukum penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar neger i, yang diat ur dalam Undang- undang t ent ang Hubungan Luar Negeri.

Undang- undang t ent ang Hubungan Luar Negeri ini m em berikan landasan hukum yang kuat bagi penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar negeri, ser t a m erupakan penyem purnaan t er hadap per at ur an- per at ur an yang ada m engenai beber apa aspek penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar neger i.

BAB I KETEN TUAN UM UM

I I . PASAL D EM I PASAL

Pa sa l 1 Pasal 1

Dalam Undang- undang ini yang dim ak sud dengan :

1. Hubungan Luar Neger i adalah set iap kegiat an yang m enyangkut aspek r egional dan int er nasional yang dilakukan oleh Pem er int ah di t ingkat pusat dan daer ah, at au lem baga- lem bagany a, lem baga negar a, badan usaha, or ganisasi polit ik , or ganisasi m asyar ak at , lem baga sw adaya m asy ar akat , at au w ar ga negar a I ndonesia.

2. Polit ik Luar Neger i adalah k ebij ak an, sik ap, dan langk ah Pem er int ah Republik

(4)

I ndonesia yang diam bil dalam m elak uk an hubungan dengan negar a lain, or ganisasi int er nasional, dan subyek hukum int er nasional lainny a dalam r angk a m enghadapi m asalah int er nasional guna m encapai t uj uan nasional.

3. Per j anj ian I nt er nasional adalah per j anj ian dalam bent uk dan sebut an apa pun, yang diat ur oleh hukum int er nasional dan dibuat secar a t er t ulis oleh Pem er int ah Republik I ndonesia dengan sat u at au lebih negar a, or ganisasi int er nasional at au suby ek hukum int er nasional lainnya, ser t a m enim bulkan hak dan kew aj iban pada Pem er int ah Republik I ndonesia yang ber sifat hukum publik.

4. Ment er i adalah Ment er i yang ber t anggung j aw ab di bidang hubungan luar neger i dan polit ik luar neger i.

5. Or ganisasi I nt er nasional adalah or ganisasi ant ar pem er int ah.

Pa sa l 2 Pasal 2

Hubungan Luar Neger i dan Polit ik Luar Neger i didasar kan pada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, dan Gar is- gar is Besar Haluan Negar a.

Pelaksanaan polit ik luar negeri Republik I ndonesia haruslah m er upakan pencerm inan ideologi bangsa. Pancasila sebagai ideologi bangsa I ndonesia m er upakan landasan idiil yang m em pengar uhi dan m enj iw ai polit ik luar negeri Republik I ndonesia. Pelaksanaan polit ik luar negeri yang bebas akt if ber dasar at as hukum dasar , yait u Undang- Undang Dasar 1945 sebagai landasan konst it usional yang t idak lepas dari t uj uan nasional bangsa I ndonesia sebagaim ana t er m akt ub di dalam Pem bukaan Undang- Undang Dasar 1945 alinea k eem pat .

(5)

sedem ikian r upa, sehingga dapat m enj am in kelangsungan hidup dan per kem bangan kehidupan bangsa I ndonesia unt uk m encapai t uj uan nasional, yakni suat u m asyar akat adil dan m akm ur dalam Negar a Kesat uan Republik I ndonesia ber dasar kan Pancasila.

Pa sa l 3 Pasal 3

Polit ik Luar Neger i m enganut pr insip bebas ak t if y ang diabdik an unt uk k epent ingan nasional.

Yang dim aksud dengan " bebas akt if" adalah polit ik luar negeri yang pada hakikat nya bukan m erupakan polit ik net r al, m elainkan polit ik luar negeri yang bebas m enent ukan sikap dan kebij aksanaan t er hadap per m asalahan int er nasional dan t idak m engikat kan diri secar a a prior i pada sat u kekuat an dunia ser t a secar a akt if m em berikan sum bangan, baik dalam bent uk pem ikir an m aupun par t isipasi akt if dalam m enyelesaikan konflik, sengket a dan perm asalahan dunia lainnya, dem i t er w uj udnya ket ert iban dunia yang berdasar kan kem er dekaan, per dam aian abadi dan keadilan sosial. Yang dim aksud dengan diabdikan unt uk " kepent ingan nasional" adalah polit ik luar negeri yang dilakukan guna m endukung t er w uj udnya t uj uan nasional sebagaim ana t ersebut di dalam Pem bukaan Undang- Undang Dasar 1945.

Pa sa l 4 Pasal 4

Polit ik Luar Neger i dilaksanakan m elalui diplom asi yang kr eat if, ak t if, dan ant isipat if, t idak sek edar r ut in dan r eak t if, t eguh dalam pr insip dan pendir ian, ser t a r asional dan luw es dalam pendek at an.

Diplom asi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal ini m enggam bar kan j at i diri diplom asi I ndonesia. Diplom asi yang t idak sekedar bersifat " rut in" , dapat m enem puh cara- car a " nonkonvensional" , car a- car a yang t idak t erlalu t erikat pada kelazim an pr ot okoler at aupun t ugas r ut in belaka, t anpa m engabaikan norm a- nor m a dasar dalam t at a kr am a diplom asi int er nasional.

Diplom asi yang dibekali ket eguhan dalam prinsip dan pendirian, ket egasan dalam sikap, kegigihan dalam upaya nam un luwes dan r asional dalam pendekat an, yang ber sum ber pada keper cayaan diri sendiri.

(6)

keker asan/ kekuasaan ( pow er polit ics) , m enyum bang penyelesaian berbagai konflik dan perm asalahan di dunia, dengan m em per banyak kaw an dan m engur angi law an.

Diplom asi yang dit opang oleh pr ofesionalism e yang t angguh dan t anggap, t idak sekedar ber sikap reakt if t et api m am pu secar a akt if, kreat if, dan ant isipat if ber peran dan ber pr akarsa.

BAB I I

PEN YELEN GGARAAN H U BU N GAN LUAR N EGERI D AN PELAKSAN AAN

POLI TI K LU AR N EGERI

Pa sa l 5 Pasal 5

( 1) Hubungan Luar Neger i diselenggar akan sesuai dengan Polit ik Luar Neger i, per at ur an per undang- undangan nasional dan hukum ser t a kebiasaan int er nasional.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) ber laku bagi sem ua peny elenggar a Hubungan Luar Neger i, baik pem er int ah m aupun non-pem er int ah.

Ayat ( 2)

Kalangan nonpem erint ah yang dim aksud dalam ayat ini m encakup per seor angan dan or ganisasi yang oleh Perserikat an Bangsa- Bangsa lazim disebut dan dikat egorikan sebagai non governm ent al or ganizat ion ( NGO) , t er m asuk Dew an Perw akilan Rakyat .

Pa sa l 6 Pasal 6

( 1) Kew enangan penyelenggar aan Hubungan Luar Neger i dan pelak sanaan Polit ik Luar Neger i Pem er int ah Republik I ndonesia ber ada di t angan Pr esiden. Sedangkan dalam hal m enyat akan per ang, m em buat per dam aian, dan per j anj ian dengan negar a lain diper lukan per set uj uan Dew an Per w ak ilan Rakyat .

Ayat ( 1)

Kewenangan Presiden sebagaim ana dim aksud dalam ayat ini, sepanj ang yang m enyangkut per nyat aan per ang, pem buat an per dam aian, dan per j anj ian dilaksanakan dengan per set uj uan Dewan Per w akilan Rakyat , sesuai dengan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945.

( 2) Pr esiden dapat m elim pahk an k ew enangan penyelenggar aan Hubungan Luar Neger i dan pelaksanaan Polit ik Luar Neger i sebagaim ana dim ak sud dalam ayat ( 1) kepada Ment er i.

Ayat ( 2)

Agar Ment eri dapat m em bant u Pr esiden, kepada Ment eri perlu dilim pahkan kew enangan penyelenggar aan hubungan luar negeri dan polit ik luar negeri oleh Presiden. Ket ent uan ini sesuai dengan fungsi Ment eri sebagai pem bant u Presiden yang ber t anggungj aw ab di bidang penyelenggar aan hubungan luar negeri dan pelaksanaan polit ik luar neger i. ( 3) Ment er i dapat m engam bil langk

ah-langkah yang dipandang per lu dem i dipat uhinya ket ent uan sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 5.

Ayat ( 3)

(7)

per undang- undangan nasional, ser t a hukum dan kebiasaan int er nasional. Tindakan dan keadaan dem ikian har us dihindar kan. Oleh kar ena it u Ment eri perlu m em punyai w ewenang unt uk m enanggulangi t er j adinya t indakan-t indakan aindakan-t au indakan-t er dapaindakan-t nya keadaan-keadaan t er sebut dengan m engam bil langkah- langkah yang dipandang perlu.

Langkah- langkah yang dapat diam bil oleh Ment eri Luar Negeri yang dim aksudkan dalam ayat ini dapat ber sifat pr event if, seper t i pem berian infor m asi t ent ang pokok- pokok kebij akan Pem er int ah di bidang luar negeri, perm int aan unt uk t idak ber kunj ung ke suat u negar a t er t ent u, dan sebagainya. Langkah- langkah it u dapat j uga bersifat represif, seper t i peringat an kepada pelaku hubungan luar negeri yang t indakannya ber t ent angan at au t idak sesuai dengan kebij akan polit ik luar negeri dan per at ur an per undang- undangan nasional dalam penyelenggar aan hubungan luar negerinya, m encegah t indak lanj ut suat u kesepakat an yang m ungkin dicapai oleh pelaku hubungan luar negeri di I ndonesia dengan m it r a asingnya, m engusulkan kepada lem baga negar a at au lem baga pem erint ah yang berw enang unt uk m elakukan t indakan adm inist rat if kepada yang bersangkut an, dan sebagainy a.

Pa sa l 7 Pasal 7

( 1) Pr esiden dapat m enunj uk pej abat negar a selain Ment er i Luar Neger i, pej abat pem er int ah, at au or ang lain unt uk m eny elenggar akan Hubungan Luar Neger i di bidang t er t ent u.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Dalam m elak sanak an t ugasny a, pej abat negar a selain Ment er i Luar Neger i, pej abat pem er int ah, at au or ang lain sebagaim ana dim ak sud dalam ayat ( 1) m elak uk an k onsult asi dan k oor dinasi dengan Ment er i.

Ayat ( 2)

Konsult asi dan koor dinasi dengan Ment eri diperlukan unt uk m encegah t er j adinya im plikasi yang ber t ent angan at au t idak sesuai dengan polit ik luar negeri Republik I ndonesia dan kebij akan pem erint ah m engenai m asalah- m asalah t er t ent u yang m enyangkut hubungan luar negeri.

Pa sa l 8 Pasal 8

( 1) Ment er i, at as usul pim pinan depar t em en at au lem baga pem er int ah nondepar t em en, dapat m engangk at

Ayat ( 1)

(8)

pej abat dar i depar t em en at au lem baga yang ber sangk ut an unt uk dit em pat kan pada Per w ak ilan Republik I ndonesia guna m elak sanak an t ugas- t ugas y ang m enj adi bidang w ew enang depar t em en at au lem baga t er sebut .

adalah sesuai dengan Konvensi Wina m engenai Hubungan Diplom at ik, 1961.

( 2) Pej abat sebagaim ana dim ak sud dalam ayat ( 1) secar a oper asional dan adm inist r at if m er upakan bagian yang t idak t er pisahk an dar i Per w ak ilan Republik I ndonesia ser t a t unduk pada per at ur an- per at ur an t ent ang t at a ker j a Per w akilan Republik I ndonesia di luar neger i.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

Pa sa l 9 Pasal 9

( 1) Pem bukaan dan pem ut usan hubungan diplom at ik at au konsuler dengan negar a lain ser t a m asuk ke dalam at au keluar dar i keanggot aan or ganisasi int er nasional dit et apkan oleh Pr esiden dengan m em per hat ikan pendapat Dew an Per w akilan Rak y at .

Ayat ( 1)

Pem bukaan hubungan diplom at ik at au konsuler sebagaim ana dim aksud dalam ayat ini m encakup pem bukaan kem bali hubungan diplom at ik at au k onsuler.

Pem ut usan hubungan diplom at ik at au konsuler sebagaim ana dim aksud dalam ayat ini m encakup penghent ian unt uk sem ent ara kegiat an diplom at ik at au konsuler dengan at au di negar a yang bersangkut an.

Pem bukaan at au pem bukaan kem bali hubungan diplom at ik at au konsuler dilakukan m enur ut t at a car a yang lazim dianut dalam pr akt ek int er nasional.

( 2) Pem bukaan dan penut upan kant or per w akilan diplom at ik at au konsuler di negar a lain at au k ant or per w ak ilan pada or ganisasi int er nasional dit et apk an dengan Keput usan Pr esiden.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

Pa sa l 1 0 Pasal 10

Pengir im an pasukan at au m isi pem elihar aan per dam aian dit et apkan oleh Pr esiden dengan m em per hat ikan pendapat Dew an Per w ak ilan Rak y at .

(9)

per dam aian abadi dan keadilan sosial. Kar ena pengirim an pasukan at au m isi pem elihar aan per dam aian m er upakan pelaksanaan polit ik luar negeri, dalam m engam bil keput usan, Presiden m em per hat ikan per t im bangan Ment eri. Di sam ping it u kar ena pelaksanaan pengir im an pasukan at au m isi per dam aian it u m elibat kan ber bagai lem baga pem erint ah, m aka pengir im an pasukan at au m isi per dam aian dem ikian dit et apkan dengan Keput usan Presiden.

Pa sa l 1 1 Pasal 11

( 1) Dalam usaha m engem bangk an Hubungan Luar Neger i dapat didir ikan lem baga k ebuday aan, lem baga per sahabat an, badan pr om osi, dan lem baga at au badan I ndonesia lainny a di luar neger i.

Ayat ( 1)

" Lem baga" yang dim aksud dalam ayat ini adalah or ganisasi yang lazim m enggunakan nam a " Lem baga" dan yang ber t uj uan m eningkat kan saling penger t ian dan m em per er at hubungan ant ar bangsa, m isalnya " Lem baga Persahabat an" dan " Lem baga Kebudayaan" .

" Badan I ndonesia" yang dim aksud dalam ayat ini adalah badan, dengan nam a apa pun, baik yang dibent uk oleh Pem erint ah m aupun sw ast a, yang ber t uj uan m eningkat kan per hat ian m asyar akat int er nasional pada ber bagai pot ensi yang dim iliki I ndonesia, m isalnya di bidang invest asi dan pariwisat a.

( 2) Pendir ian lem baga dan at au badan sebagaim ana dim ak sud dalam ayat ( 1) hanya dapat dilak ukan set elah m endapat per t im bangan t er t ulis dar i Ment er i.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

Pa sa l 1 2 Pasal 12

( 1) Dalam usaha m engem bangk an Hubungan Luar Neger i dapat j uga didir ikan lem baga per sahabat an, lem baga kebudayaan, dan lem baga at au badan k er j a sam a asing lain di I ndonesia.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Ket ent uan m engenai syar at dan t at a car a pendir ian lem baga at au badan ker j a sam a asing sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

(10)

BAB I I I

PEM BUATAN D AN PEN GESAH AN PERJAN JI AN I N TERN ASI ON AL

Pa sa l 1 3 Pasal 13

Lem baga Negar a dan lem baga pem er int ah, baik depar t em en m aupun nondepar t em en, yang m em punyai r encana unt uk m em buat per j anj ian int er nasional, t er lebih dahulu m elakukan k onsult asi m engenai r encana t er sebut dengan Ment er i.

Cuk up j elas

Pa sa l 1 4 Pasal 14

Pej abat lem baga pem er int ah, baik depar t em en m aupun nondepar t em en, y ang akan m enandat angani per j anj ian int er nasional yang dibuat ant ar a Pem er int ah Republik I ndonesia dengan Pem er int ah negar a lain, or ganisasi int er nasional, at au suby ek hukum int er nasional lainnya, har us m endapat sur at kuasa dar i Ment er i.

Sur at Kuasa ( Full Pow ers) adalah sur at yang dikeluar kan oleh Ment eri at as nam a Pem erint ah Republik I ndonesia yang m em beri kuasa kepada sat u at au beber apa or ang yang m ew akili Pem erint ah at au Negar a Republik I ndonesia unt uk m enandat angani at au m enerim a naskah per j anj ian yang m enyat akan per set uj uan Pem er int ah Negar a Republik I ndonesia unt uk m engikat kan diri pada suat u per j anj ian int er nasional.

Pa sa l 1 5 Pasal 15

Ket ent uan m engenai pem buat an dan pengesahan per j anj ian int er nasional diat ur dengan undang- undang t er sendir i.

Cuk up j elas

BAB I V

KEKEBALAN , H AK I STI M EW A, D AN PEM BEBASAN

Pa sa l 1 6 Pasal 16

Pem ber ian k ekebalan, hak ist im ew a, dan pem bebasan dar i kew aj iban t er t ent u k epada per w akilan diplom at ik dan konsuler , m isi khusus, per w akilan Per ser ikat an Bangsa-Bangsa, per w akilan badan- badan khusus Per ser ik at an Bangsa- Bangsa, dan or ganisasi int er nasional lainnya, dilakuk an sesuai dengan per at ur an per undang- undangan nasional ser t a hukum dan kebiasaan int er nasional.

Kekebalan, hak ist im ew a, dan pem bebasan kew aj iban t er t ent u hanya dapat diberikan kepada pihak- pihak yang dit ent ukan oleh per j anj ian-per j anj ian int ernasional yang t elah disahkan oleh I ndonesia at au sesuai dengan per at ur an per undang-undangan nasional ser t a hukum dan kebiasaan int er nasional.

Pa sa l 1 7 Pasal 17

( 1) Ber dasar kan per t im bangan t er t ent u, Pem er int ah Republik I ndonesia dapat m em ber ikan pem bebasan dar i kew aj iban

Ayat ( 1)

(11)

t er t ent u k epada pihak - pihak y ang t idak dit ent ukan dalam Pasal 16.

disebut kan dalam Pasal 16 hanya dapat diberikan oleh Pem erint ah at as dasar kasus dem i kasus, dem i kepent ingan nasional, dan t idak ber t ent angan dengan per at ur an per undang- undangan nasional. Yang dim aksud dengan " kewaj iban t er t ent u" dalam Pasal ini ant ara lain paj ak, bea m asuk, dan asur ansi sosial. ( 2) Pem ber ian pem bebasan sebagaim ana

dim ak sud dalam ayat ( 1) dilak sanakan ber dasar pada per at ur an per undangan-undangan nasional.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

BAB V

PERLI N D UN GAN KEPAD A W ARGA N EGARA I N D ON ESI A

Pa sa l 1 8 Pasal 18

( 1) Pem er int ah Republik I ndonesia m elindungi k epent ingan w ar ga negar a at au badan hukum I ndonesia yang m enghadapi per m asalahan hukum dengan per w akilan negar a asing di I ndonesia.

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan " per wakilan negar a asing" adalah perwakilan diplom at ik dan konsuler asing beser t a anggot a- anggot anya.

Perlindungan kepent ingan w ar ga negar a I ndonesia, seper t i yang beker j a pada per w akilan asing at au badan hukum I ndonesia, seper t i per usahaan sw ast a, dilakukan sesuai dengan kaidah- kaidah hukum dan kebiasaan int ernasional, ant ar a lain dengan penggunaan sar ana- sar ana diplom at ik.

Dalam hal sengket a, w ar ga negar a I ndonesia dan badan hukum I ndonesia yang ber sangkut an, pada inst ansi per t am a, akan ber hubungan dengan Depar t em en Luar Negeri unt uk m endapat kan per lindungan. Dalam hal ini Depar t em en Luar Negeri ber kew aj iban unt uk m em ber ikan penyuluhan at au nasihat hukum kepada w arga negar a I ndonesia at au badan hukum I ndonesia yang ber sangkut an, khususnya yang ber kenaan dengan aspek hukum dan kebiasaan int er nasional.

( 2) Pem ber ian per lindungan sebagaim ana dim ak sud dalam ayat ( 1) dilakukan sesuai dengan ket ent uan hukum dan kebiasaan int er nasional.

(12)

Pa sa l 1 9 Pasal 19

Per w akilan Republik I ndonesia ber kew aj iban : a m em upuk per sat uan dan k er uk unan

ant ar a sesam a w ar ga negar a I ndonesia di luar neger i;

b. m em ber ik an pengay om an, per lindungan, dan bant uan hukum bagi w ar ga negar a dan badan hukum I ndonesia di luar neger i, sesuai dengan per at ur an per undang- undangan nasional ser t a hukum dan kebiasaan int er nasional.

" Perlindungan dan bant uan hukum " sebagaim ana disebut dalam Pasal ini t er m asuk pem belaan t er hadap w ar ga negar a at au badan hukum I ndonesia yang m enghadapi perm asalahan, t er m asuk per kara di Pengadilan.

Pa sa l 2 0 Pasal 20

Dalam hal t er j adi sengk et a ant ar a sesam a w ar ga negar a at au badan hukum I ndonesia di luar neger i, Per w akilan Republik I ndonesia ber kew aj iban m em bant u m eny elesaikannya ber dasar kan asas m usyaw ar ah at au sesuai dengan hukum yang ber laku.

Salah sat u fungsi per w akilan Republik I ndonesia adalah m elindungi kepent ingan negar a dan w ar ga negar a Republik I ndonesia yang ber ada di negar a ak r edit asi. Nam un pem berian perlindungan it u hanya dapat diberikan oleh per w akilan Republik I ndonesia yang ber sangkut an dalam bat as- bat as yang diper bolehkan oleh hukum dan kebiasaan int er nasional. Dalam pem berian per lindungan it u, perw akilan Republik I ndonesia m engindahkan ket ent uan- ket ent uan hukum negar a set em pat . Bant uan hukum dapat diberikan dalam m asalah- m asalah hukum , baik yang ber kait an dengan hukum per dat a m aupun hukum pidana. Bant uan hukum dapat diberikan dalam bent uk pem berian per t im bangan dan nasihat hukum kepada yang ber sangkut an dalam upaya penyelesaian sengket a secar a kekeluargaan.

Pa sa l 2 1 Pasal 21

Dalam hal w ar ga negar a I ndonesia t er ancam bahaya nyat a, Per w akilan Republik I ndonesia ber k ew aj iban m em ber ik an per lindungan, m em bant u, dan m enghim pun m er eka di w ilayah yang am an, ser t a m engusahak an unt uk m em ulangkan m er eka ke I ndonesia at as biaya negar a.

Yang dim aksud dengan " bahaya nyat a" dapat ber upa ant ar a lain bencana alam , invasi, per ang saudar a, t er orism e m aupun bencana yang sedem ikian r upa sehingga dapat dikat egorikan sebagai ancam an t er hadap keselam at an um um . Usaha pem ulangan w arga negar a I ndonesia di negar a yang dilanda bahaya nyat a t er sebut dilakukan secar a t er koordinasi.

(13)

m em ungkinkan, seper t i keam anan, keselam at an akses ke t em pat t er j adinya bahaya nyat a, t er bukanya wilayah yang am an, t ersedianya sar ana yang diperlukan t erm asuk dana, dan sebagainy a.

Pa sa l 2 2 Pasal 22

Dalam hal t er j adi per ang dan at au pem ut usan hubungan diplom at ik dengan suat u negar a, Ment er i at au pej abat lain y ang dit unj uk oleh Pr esiden, m engkoor dinasikan usaha unt uk m engam ank an dan m elindungi k epent ingan nasional, t er m asuk w ar ga negar a I ndonesia.

Cuk up j elas

Pa sa l 2 3 Pasal 23

Pelak sanaan ket ent uan sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 21 dan Pasal 22 dilak uk an m elalui k er j a sam a dengan pem er int ah set em pat at au negar a lain at au or ganisasi int er nasional y ang t er k ait .

Cuk up j elas

Pa sa l 2 4 Pasal 24

( 1) Per w akilan Republik I ndonesia ber kew aj iban unt uk m encat at keber adaan dan m em buat sur at k et er angan m engenai kelahir an, per k aw inan, per cer aian, dan kem at ian w ar ga negar a Republik I ndonesia ser t a m elak uk an t ugas- t ugas konsuler lainny a di w ilayah ak r edit asinya.

Ayat ( 1)

Sur at - sur at yang dapat dikeluar kan t er sebut ant ar a lain akt a kelahir an, buku nikah yang m em uat pula di dalam nya kut ipan akt a per kawinan, ket er angan t ent ang percer aian, kem at ian, dan hal- hal lain yang m enyangkut m asalah konsuler, m isalnya legalisasi dokum en-dokum en, clear ance, dan sebagainya. ( 2) Dalam hal per k aw inan dan per cer aian,

pencat at an dan pem buat an sur at ket er angan hanya dapat dilak ukan apabila k edua hal it u t elah dilak uk an sesuai dengan ket ent uan hukum yang ber laku di t em pat w ilayah ker j a Per w akilan Republik I ndonesia yang ber sangk ut an, sepanj ang hukum dan ket ent uan- ket ent uan asing t er sebut t idak ber t ent angan dengan per at ur an per undang- undangan I ndonesia.

Ayat ( 2)

(14)

BAB V I

PEM BERI AN SUAKA D AN M ASALAH PEN GUN GSI

Pa sa l 2 5 Pasal 25

( 1) Kew enangan pem ber ian suaka kepada or ang asing ber ada di t angan Pr esiden dengan m em per hat ikan per t im bangan Ment er i.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Pelak sanaan kew enangan sebagaim ana dim ak sud dalam ayat ( 1) diat ur dengan Keput usan Pr esiden.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

Pa sa l 2 6 Pasal 26

Pem ber ian suak a k epada or ang asing dilak sanakan sesuai dengan per at ur an per undang- undangan nasional ser t a dengan m em per hat ikan huk um , kebiasaan, dan pr akt ek int er nasional.

Cuk up j elas

Pa sa l 2 7 Pasal 27

( 1) Pr esiden m enet apkan kebij ak an m asalah pengungsi dar i luar neger i dengan m em per hat ikan per t im bangan Ment er i.

Ayat ( 1)

Pada dasar nya m asalah yang dihadapi oleh pengungsi adalah m asalah kem anusiaan, sehingga penanganan-nya dilakukan dengan sej auh m ungkin m enghindar kan t er ganggunya hubungan baik ant ar a I ndonesia dan negar a asal pengungsi it u.

I ndonesia m em berikan ker j a sam anya kepada badan yang ber wenang dalam upaya m encari penyelesaian m asalah pengungsi it u.

( 2) Pok ok - pok ok k ebij ak an sebagaim ana dim ak sud dalam ayat ( 1) diat ur dengan Keput usan Pr esiden.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

BAB V I I

APARATUR H UBUN GAN LU AR N EGERI

Pa sa l 2 8 Pasal 28

( 1) Ment er i m enyelenggar akan sebagian t ugas um um pem er int ahan dan pem bangunan dalam bidang Hubungan Luar Neger i dan Polit ik Luar Neger i.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Koor dinasi dalam peny elenggar aan Hubungan Luar Neger i dan pelak sanaan Polit ik Luar Neger i diselenggar ak an oleh Ment er i.

Ayat ( 2)

(15)

Pa sa l 2 9 Pasal 29

( 1) Dut a Besar Luar Biasa dan Ber k uasa Penuh adalah pej abat negar a yang diangkat dan diber hent ikan oleh Pr esiden selak u Kepala Negar a.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Dut a Besar Luar Biasa dan Ber k uasa Penuh m ew akili negar a dan bangsa I ndonesia dan m enj adi w ak il pr ibadi Pr esiden Republik I ndonesia di suat u negar a at au pada suat u or ganisasi int er nasional.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

( 3) Dut a Besar Luar Biasa dan Ber k uasa Penuh yang t elah m enyelesaikan m asa t ugasny a m endapat hak k euangan dan adm inist r at if yang diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

Ayat ( 3)

" Hak keuangan dan adm inist r at if" yang dim aksudkan dalam ayat ini adalah hak pensiun sebagai pej abat negar a bagi Dut a Besar Luar Biasa dan Ber kuasa Penuh yang t elah m enyelesaikan t ugasnya, t er m asuk j anda, duda, dan anaknya.

Pa sa l 3 0 Pasal 30

( 1) Unt uk m elak sanakan t ugas diplom at ik di bidang k husus, Pr esiden dapat m engangk at Pej abat lain set ingk at Dut a Besar .

Ayat ( 1)

Merupakan pr akt ek yang dianut oleh banyak negar a unt uk m engangkat seseor ang dengan gelar Dut a Besar guna m enangani m asalah t er t ent u dalam hubungan luar negeri.

Pengangkat an pej abat set ingkat Dut a Besar yang ant ar a lain Dut a Besar Keliling dilakukan kar ena sangat pent ingnya m asalah yang ber sangkut an.

Gelar Dut a Besar it u diberikan unt uk m em udahkan hubungan yang ber sangkut an dengan pihak- pihak di negar a lain at au di organisasi int er nasional pada t ingkat yang set inggi m ungkin.

" Bidang khusus" sebagaim ana dim aksud dalam ayat ini m enyangkut ant ar a lain bidang Kelaut an, Ger akan Non Blok ( GNB) , dan Asia- Pacific Econom ic Cooperat ion ( APEC) . ( 2) Pej abat sebagaim ana dim ak sud dalam

ayat ( 1) diangkat dengan Keput usan Presiden.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

Pa sa l 3 1 Pasal 31

( 1) Pej abat Dinas Luar Neger i adalah Pegaw ai Neger i Sipil yang t elah m engikut i pendidikan dan lat ihan khusus unt uk ber t ugas di Depar t em en Luar Neger i dan Per w akilan Republik I ndonesia.

(16)

( 2) Ket ent uan m engenai pendidik an dan lat ihan Pej abat Dinas Luar Neger i sebagaim ana dim ak sud dalam ayat ( 1) diat ur dengan Keput usan Ment er i.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

Pa sa l 3 2 Pasal 32

( 1) Pej abat Dinas Luar Neger i adalah Pej abat Fungsional Diplom at .

Ayat ( 1)

Pej abat Dinas Luar Negeri diberi st at us " Pej abat Fungsional" dan disebut " Pej abat Fungsional Diplom at " sebagai pengakuan at as penget ahuan dan kem am puan khusus yang m er eka m iliki di bidang diplom asi. Diplom asi sebagai cabang pr ofesi m em punyai sifat khusus yang m em erlukan penget ahuan dan pengalam an khusus pula, t er ut am a yang m enyangkut hubungan luar negeri.

( 2) Pej abat Fungsional Diplom at dapat m em egang j abat an st r uk t ur al .

Ayat ( 2)

Jika diperlukan, m aka Pej abat Fungsional Diplom at dapat m em egang j abat an st r ukt ur al, baik di Pusat m aupun di Perw akilan Republik I ndonesia, t anpa m enanggalkan st at us dan hak- haknya sebagai Pej abat Fungsional Diplom at .

( 3) Tat a car a pengangk at an dan penem pat an Pej abat Dinas Luar Neger i diat ur dengan Keput usan Ment er i.

Ayat ( 3) Cuk up j elas

( 4) Hak dan k ew aj iban Pej abat Dinas Luar Neger i diat ur dengan Keput usan Ment er i.

Ayat ( 4) Cuk up j elas

Pa sa l 3 3 Pasal 33

Jenj ang kepangkat an dan gelar Pej abat Dinas Luar Neger i dan penem pat annya pada Per w akilan Republik I ndonesia diat ur dengan Keput usan Ment er i.

Sesuai ket ent uan Kongr es Wina, 1815, Kongres Aken, 1818, Konvensi Wina m engenai Hubungan Diplom at ik, 1961, dan pr akt ek int er nasional, j enj ang kepangkat an dan gelar diplom at ik t er sebut adalah sebagai berikut : 1. Dut a Besar ;

2. Minist er ;

3. Minist er Counsellor ; 4. Counsellor ; 5. Sekr et aris Per t am a; 6. Sekr et aris Kedua; 7. Sekr et aris Ket iga; 8. At ase.

(17)

Pa sa l 3 4 Pasal 34

Hubungan k er j a ant ar a Depar t em en Luar Neger i dan Per w akilan Republik I ndonesia diat ur dengan Keput usan Ment er i.

Cuk up j elas

BAB V I I I

PEM BERI AN D AN PEN ERI M AAN SURAT KEPERCAYAAN

Pa sa l 3 5 Pasal 35

( 1) Pr esiden m em ber ik an Sur at Keper cay aan kepada Dut a Besar Luar Biasa dan Ber kuasa Penuh Republik I ndonesia unt uk suat u negar a t er t ent u at au pada suat u or ganisasi int er nasional.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Pr esiden m ener im a Sur at Keper cay aan dar i kepala negar a asing bagi pengangkat an Dut a Besar Luar Biasa dan Ber kuasa Penuh negar a t er sebut unt uk I ndonesia.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

Pa sa l 3 6 Pasal 36

( 1) Dalam hal seseor ang dit unj uk unt uk m ew ak ili Negar a Republik I ndonesia pada suat u upacar a t er t ent u di luar neger i, j ika disyar at kan, k epada or ang y ang dit unj uk diber ikan Sur at Keper cay aan yang dit andat angani oleh Pr esiden.

Ayat ( 1)

Sur at Keper cayaan ( cr edent ials) unt uk m enghadiri perist iw a t er t ent u di luar negeri seper t i upacar a- upacar a kenegar aan, pelant ikan Kepala Negar a, upacara pem akam an, dan lain- lain dit andat angani oleh Presiden.

( 2) Dalam hal seseor ang dit unj uk unt uk m ew ak ili Pem er int ah Republik I ndonesia dalam suat u k onfer ensi int er nasional, j ik a disyar at kan, k epada or ang y ang dit unj uk diber ikan Sur at Keper cay aan yang dit andat angani oleh Ment er i.

Ayat ( 2)

Ket ent uan ayat ini sesuai dengan pr akt ek int er nasional dim ana Sur at Keper cayaan dit andat angani oleh Ment eri.

Pa sa l 3 7 Pasal 37

( 1) Pr esiden m enandat angani Sur at Tauliah bagi seor ang Konsul Jender al at au Konsul Republik I ndonesia yang diangkat guna m elaksanakan t ugas konsuler unt uk suat u w ilayah t er t ent u pada suat u negar a asing.

Ayat ( 1)

Sur at Tauliah, yang dalam bahasa asing disebut let t er of com m ission, adalah sur at yang m enet apkan gelar dan w ilayah ker j a seor ang konsul, yang dikeluar kan oleh pem er int ah negar a yang m engangkat nya dan disam paikan kepada pem er int ah negar a t em pat konsul it u ber t ugas. ( 2) Pr esiden m ener im a Sur at Tauliah seor ang

Konsul Jender al at au Konsul asing yang ber t ugas di I ndonesia ser t a m engeluar -kan eksek uat ur unt uk m em ulai t ugasnya.

(18)

Pa sa l 3 8 Pasal 38

( 1) Pr esiden m enandat angani Sur at Tauliah bagi seor ang Konsul Jender al Kehor m at an at au Konsul Kehor m at an Republik I ndonesia yang diangk at guna m elaksanakan t ugas konsuler unt uk suat u w ilayah t er t ent u pada suat u negar a asing.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Pr esiden m ener im a Sur at Tauliah seor ang Konsul Jender al Kehor m at an at au Konsul Kehor m at an asing yang ber t ugas di I ndonesia ser t a m engeluar kan eksekuat ur .

Ayat ( 2) Cuk up j elas

BAB I X

KETEN TUAN PERALI H AN

Pa sa l 3 9 Pasal 39

Per at ur an per undang- undangan m engenai at au ber kait an dengan Hubungan Luar Neger i yang sudah ada pada saat m ulai ber lak unya undang- undang ini t et ap ber laku sepanj ang t idak ber t ent angan at au belum digant i dengan yang bar u ber dasar kan undang- undang ini.

Cuk up j elas

BAB X

KETEN TUAN PEN UTUP

Pa sa l 4 0 Pasal 40

Undang- undang ini m ulai ber laku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap or ang m enget ahuinya, m em er int ahkan pengundangan undang-undang ini dengan penem pat annya di dalam Lem bar an Negar a Republik I ndonesia.

Cuk up j elas

Disahkan di Jak ar t a pada t anggal 14 Sept em ber 1999 PRESI D EN REPU BLI K I N D ON ESI A,

t t d

BACH ARU D D I N JUSUF H ABI BI E

Diundangkan di Jakar t a pada t anggal 14 Sept em ber 1999

M EN TERI N EGARA SEKRETARI S N EGARA R.I ,

t t d M U L A D I

LEM BARAN N EGARA R.I . TAH UN 1 9 9 9 N OM OR 1 5 6

Referensi

Dokumen terkait

Apabila saya tidak benar dalam pengisian formulir ini saya bersedia dikenakan sanksi sesuai peraturan yang ada di Universitas Indonesia.. Depok,

Pemenang 15 Masa sanggah 16 Masa sanggah banding 17 Klarifikasi dan nego 18 Penerbitan SPPBJ 18 TTD Kontrak. JUNI

[r]

[r]

Alor Tahun Anggaran 2016 melalui Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Umum Nomor: 318.ULP/POKJA KONST/VI/2015 tanggal 06 Juni 2016 telah menetapkan Pemenang Pelelangan Umum

Sehelai kerta diapit diantara dua botol plastic, tegak dan terbalik dalam keadaan diam. Kertas ditarik dengan tiba-tiba, apa yang terjadi ? Ternyata kedua botol plastic tetap

Hasil dari proses pembelajaran yang diperoleh adalah anak senang dalam. mengikuti lagu yang diberikan dan hal itu menjadikan anak tidak merasa

Apabila Penyedia Jasa tidak dapat menghadiri sesuai waktu yang ditentukan di atas. dan tidak dapat membuktikan Keaslian Dokumen pada saat pembuktian