TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT 1. Tujuan Pelaksanaan Audit atas laporan
SAS I (AU 110) menyatakan “Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit
Fokus utama tertujua pada menekan penerbitan pendapat tentang laporan keuangan, untuk perusahaan publik auditor juga menerbitkan suatu laporan pengendalian internal. Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan apakan laporan keungan telah disajikan secara wajar dan untuk keefektifan pengendalian internal, dan kemudian mengeluarkan laporan audit
Jika auditor menemukan laporan tidak disajikan secara wajar atau tidak didukung dengan bukti yang mencukupi auditor mempunyai tanggung jawab untuk memberi tahu pemakai melalui laporan auditor.
2. Tanggung Jawab Manajemen
Tanggung jawab manajemen adalah mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan pengendalian internal, dan menyajukan laporan keuangan yang wajar. Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang dianggap perlu. Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan keuangan yang menurut auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat tidak wajar atau wajar dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut. 3. Tanggung Jawab Auditor
Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji
Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan Membagi laporan keuangan
menjadi berbagai siklus Memahami tujuan dari
tanggung jawab audit
Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksu, akun, dan pengungkapan
yang material baik yang disebabkan keliru atau kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut bahwa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang laya bahwa salah saji.
Peragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material pada laporan keuangan. Bila auditor juga melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan, mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas laporan keuangan.
a. Salah saji yang material versus tidak material
salah saji umumnya dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan kemungkinan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan tersebut.
b. Kapastian yang layak
Kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian yang diperoleh auditor pada saat menyelesaikan audit. Standar auditing (SAS 104) menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Konsep ini mengidikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi atau penjamin atas kebenaran laporan keuangan.
Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak tetapi tidak absolut, karena : 1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi, bidang yang
di uji, jenis, luas dan waktu pengujian, serta evaluasi hasil pengujian juga membutuhkan pertimbangan auditor yang penting. Itikat baik dan integritas auditor dapat membuat kesalahan dan kekeliruan dalam memberikan pertimbangan.
2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang dapat melibatkan sejumlah ketidakpastian serta dapat mempengaruhi peristiwa-peristiwa dimasa depan.
3. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan.
c. Kekeliruan versus Kecurangan
d. Skeptisme Profesional
SAS 1 (AU 230) menyatakan bahwa audit dirancang sedemikian rupa agar dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi kekeliruan maupun kecurangan yang material, audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisme profesional yang merupakan sikap yang penuh dengan keingintahuan serta penilaian kritis atas bukti audit.
e. Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang Curang versus Mesapopriasi Aktiva
Pelaporan keuangan yang curang akan merugikan para pemakai karena menyediakan informasi yang tidak benar untuk membuat keputusan. Apabila aktiva disalahgunakan atau dimisapropriasi, para pemegang saham, kreditor, serta pihak lainnya akan dirugikan karena aktiiva tersebut tidak lagi menjadi milik pemiliknya yang sah.
Perbedaan penting antara pencurian aktiva dan salah saji yang diakibatkan oleh pencurian aktiva :
1. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan secara salah aktiva tersebut. Salah saji tersebut tidak terungkapan.
2. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan pendapatan terlalu rendah atau melebiihsajikan beban. Salah saji tersebut tidak terungkapan. 3. Aktiva dicuri, tetapi misapropriasi tersebut berhasil diungkapkan. Laporan laba
rugi dan catatan kaki yang terkait mengungkapkan dengan jelas misapropriasi ini. f. Tindakan Ilegal
Didefinisikan sebagai pelanggaran hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Misalnya pelanggaran terhadap undang perpajakan atau undang-undang negara.
a. Tindakan Ilegal yang Berdampak Langsung
Pelanggaran atas UU dan peraturan tertentu memiliki dampak keuangan yang langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangan. Tanggung jawab auditor atas tindakan ilegal yang berdampak langsung ini sama dengan tanggung jawab auditor atas kecurangan dan kekeliruan.
b. Tindakan Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung
Sebagian besar tindakan ilegal hanya memperngaruhi laporan keuangan secara tidak langsung, contoh, jika perusahaan melanggar undang-undang perlindungan lingkungan, denda atau sanksi material yang potensial secara tidak langsung akan mempengaruhi laporan keuangan karena menimbulkan kebutuhan untuk mengungkapkan kewajiban yang akhirnya harus dibayar.
Standar auditing menyatakan bahwa auditor tidak memberikan kepastian bahwa tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung akan terdeteksi.
1. Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
2. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau tidak langsung telah terjadi.
Apabila auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal mungkin telah terjadi, beberapa tindakan akan diperlukan untuk menentukan apakah tindakan ilegal yang dicurigai benar-benar terjadi :
1. Auditor, pertama harus meminta keterangan kepada manajemen yang berada satu tingkat di atasnya yang mungkin terlibat dalam tindakan ilegal yang potensial.
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau spesialis lainnya.
3. Auditor harus mempertimbangkan pengumpulan bukti audit tambahan. 3. Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal.
Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan pengaruhnya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan pengungkapan. Auditor juga harus mempertimbangkan pengaruh tindakan ilegal terhadap hubungan KAP dengan manajemen.
4. Siklus Laporan Audit
Tujuan siklus laporan keuangan adalah mengklasifikasikan transaksi dan saldo akun kedalam siklus laporan keuangan serta mengidentifikasi manfaat pendekatan siklus untuk mensegmentasi audit.
Cara umum untuk mensegmentasi audit adalah dengan tetap mempertahankan hubungan yang erat antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama, cara ini disebut pendakatan siklus (cycle approach).
Logika dari penggunaan pendekatan siklus adalah bahwa hal itu berkaitan dengan cara transkasi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.
Arus Transaksi dari Journal ke Laporan Keuangan
Transaksi Journal Buku besar, Neraca saldo, dan
Siklus penjualan dan penagihan Siklus akuisisi dan pembayaran Siklus penggajian dan personalia Siklus persediaan dan pergudangan
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali
Hubungan siklus akuntansi mengilustrasikan hubungan antara lima siklus diatas dan kas umum.
Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit. Pada umumnya para auditor memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah selama proses audit. Meskipun auditor harus mempertimbangkan keterkaitan diantara siklus-siklus itu, auditor tetap independen sampai batas praktis.
5. Menetapkan Tujuan Audit
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali
Kas umum
Siklus penjualan dan penagihan
Siklus persediaan dan pergudangan
Siklus penggajian dan personalia Siklus akuisisi dan
Tujuan audit ialah menguraikan mengapa auditor memperoleh kombinasi kepastian dengan mengaudit kelas transaksi serta saldo terakhir akun, mencakuup juga penyajian dan pengungkapan.
Secara umum cara yang paling efesien dan efektif untuk melakukan audit adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi kepastian bagi setiap kelas transaksi dan saldo akhir pada akun yang terkait.
Untuk setiap kelas transaksi beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini disebut tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi (transaction-related audit objectives), beberapa audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun, disebut tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (balance-related audit objectives). Katagori ketiga tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure related audit objectives).
6. Asersi Manajemen
Asersi manajemen (management assertions) adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), asersi merupakan bsgian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi, auditing adalah perbandingan informasi (laporan keuangan) dengan kriteria yang telah ditetapkan.
SAS mengklasifikasikan asersi kedalam tiga katagori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit 2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
Asersi khusus yang termasuk dalam setiap katagori
Asersi Manajemen untuk Setiap Katagori Asersi Asersi Tentang Kelas Transaksi
dan Peristiwa Asersi Tentang Saldo Akun
Asersi Tentang Penyajian dan Pengungkapan
Keterjadian-Transaksi dan peristiwa yang dicatat telah terjadi dan bersangkutan dangan entiitas tersebut
Eksistensi-aktiva, kewajiban, dan enkuitas yang ada
Kelengkapan- semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat telah dicatat
Kelengkapan- semua aktiva, kewajiban, dan kelengkapan sekuitas yang harus dicatat sudah dicatat
Kelengkapan- semua
pengungkapan yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan telah dicantumkan Keakuratan- jumlah dan data lain
yang bersngkutan dengan transaksi dan peristiwa yang telah dicatat dengan benar
Penilaian dan alokasi-aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat
Keakuratan dan penilaian-informasi keuangan dan yang lain telah diungkapkan secara tepat dan pada jumlah yang tepat
Klasifikasi- transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam akun yang tepat
Klasifikasi dan dapat
dipahami- informasi
keuangan dan yang lain telah disajikan dan diuraikan secara tepat serta pengungkapan yang jelas
7. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhungan dengan asersi manajemen, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ini dimaksud untuk memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit dan memutuskan bukti audit.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi, tujuan audit umum adalah :
b. Kelengkapan- transaksi yang terjadi telah dicatat, tujuan ini apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar telah dicatat.
c. Keakuratan-transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar, tujuan ini menginformasikan tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu bagian asersi keakuratan untuk kelas transaksi.
d. Posting dan pengikhtisaran- transaksi yang dicatat dimasukkan kedalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar, tujuan ini berkaitan dengan keakuratan transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku besar pembantu dan ke buku besar. e. Klasifikasi- transaksi harus yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara
tepat, tujuan ini menyatakan bahwa transaksi telah dimasukkan kedalam akun yang tepat dan merupakan padanan auditor atas asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transaksi.
f. Penetapan waktu- transaksi dicatat pada tanggal yang benar, tujuan penetapan waktu transaksi merupakan padanan auditor atas asersi cutoff manajemen.
8. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
Tujuan menghubungkan delapan tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo terhadap asersi manajemen atas saldo akun.
Eksistensi- jumlah yang tercantum memang ada Kelengkapan- jumlah yang ada telah dicantumkan
Keakuratan- jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar
Klasifikasi- jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat
Cuttoff- transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat Hubungan yang rinci (detail tie-in)- rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file
induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total buku besar
Nilai yang dapat direalisasi- aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang
diestimasi akan direalisasi
Hak dan kewajiban selain eksistensi
9. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang telah dibukukan sebelumnya.
10. Tujuan Audit Dipenuhi
Ada dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor :
a. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggung jawab profesional auditor.
b. Biaya pengumpulan bukti audit harus ditekan serendah mungkin.
Fase I Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Fase II Melaksanakan pengujian pengendaliann dan pengujian substantif atas transaksi
Fase III Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Fase IV Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
Perencanaan dan perancangan pendekatan audit :
a. Memperoleh pemahana tentang entitas dan lingkungan
b. Memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian c. Menilai resiko salah saji yang material