Modul Pelatihan
MODUL MD-1
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
UPAYA SANITASI
D
D
I
I
D
D
A
A
E
E
R
R
A
A
H
H
T
T
A
A
N
N
G
G
G
G
A
A
P
P
D
D
A
A
R
R
U
U
R
R
A
A
T
T
I.
DESKRIPSI SINGKAT
ika terjadi bencana, maka yang terpikir adalah adanya 2 permasalahan yaitu (1) disaat bencana biasanya timbul korban dalam keadaan meninggal atau cedera yang membutuhkan pertolongan medis darurat dan (2) terjadi pengungsian yang memunculkan masalah kesehatan masyarakat pengungsi, khususnya masalah kesehatan lingkungan yang berpotensi menimbulkan KLB penyakit diare, ISPA, kulit, campak dll yang memerlukan upaya sanitasi darurat.
Upaya sanitasi darurat dengan tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya penularan penyakit berbasis lingkungan akibat terbatasnya sarana sanitasi dasar di lokasi pengungsian atau tempat terselenggaranya kegiatan tertentu melalui pengawasan dan perbaikan kualitas kesehatan lingkungan.
II.
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah proses pembelajaran materi ini, pembelajar memiliki wawasan tentang kebijakan dan strategi pemerintah dalam upaya sanitasi darurat di daerah tanggap darurat
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah proses pembelajaran materi ini pembelajar dapat:
1. Menjelaskan ruang lingkup upaya sanitasi di daerah tanggap darurat
2. Menjelaskan kebijakan dan strategi upaya sanitasi pada fase tanggap darurat
3. Menjelaskan kegiatan pokok upaya sanitasi darurat di daerah tanggap darurat
III.
POKOK BAHASAN
A. Ruang lingkup upaya sanitasi di daerah tanggap darurat
B. Kebijakan dan strategi upaya sanitasi pada fase tanggap darurat
IV.
PROSES PEMBELAJARAN
Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Penyiapan Proses pembelajaran
1. Kegiatan Fasilitator
Kegiatan bina suasana dikelas
a. Memperkenalkan diri
b. Menggali pendapat pembelajar (curah pendapat) tentang apa yang dimaksud dengan pengelolaan sarana air bersih di daerah tanggap darurat
c. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang pengelolaan sarana air bersih di daerah tanggap darurat
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
Langkah 2: Ceramah dan Tanya Jawab
1. Kegiatan Fasilitator
b. Memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting
b. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan kesempatan yang diberikan
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator
Langkah 3: Pendalaman pokok bahasan di kaitkan dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing peserta menurut jenis bencana yang pernah terjadi
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta kelas dibagi menjadi 3 kelompok untuk mendiskusikan topik jenis bencana yang berbeda-beda sebagai berikut :
1. Kelompok 1 : Pemetaan faktor risiko kesling akibat bencana gunung berapi
2. Kelompok 2 : Pemetaan faktor risiko kesling akibat bencana Gempa Bumi
3. Kelompok 3 : Pemetaan faktor risiko kesling akibat bencana Banjir (tanggul jebol)
b. Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
d. Memberikan bimbingan pada proses diskusi.
2. Kegiatan Peserta
a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
b. Mendengar, mencatat dan bertanya pada hal-hal yang kurang jelas pada fasilitator.
c. Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok bahasan/ sub pokok bahasan yang ditugaskan dan menuliskan hasil dikusi untuk disajikan.
Langkah 4: Penyajian dan pembahasan hasil diskusi
1.Kegiatan Fasilitator
a. Meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil duskusi
b. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab)
c. Memberikan masukan khususnya dikaitkan dalam situasi dan kondisi di daerah tanggap darurat
d. Merangkum hasil diskusi
2.Kegiatan Peserta
a. Mengikuti proses penyajian kelas
b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh fasilitator
Langkah 5: Rangkuman dan evaluasi hasil belajar
1.Kegiatan Fasilitator
a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 5 pertanyaan sesuai topik pokok bahasan
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing
– masing pertanyaan
c. Bersama peserta merangkum hasil proses hasil pembelajaran kebijakan dan strategi upaya sanitasi darurat di daerah tanggap darurat
2.Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
V.
URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN 1
RUANG LINGKUP UPAYA SANITASI
DARURAT DI DAERAH TANGGAP DARURAT
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yg disebabkan oleh alam dan manusia yg mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yg memerlukan pertolongan dan bantuan.
Jika terjadi bencana, maka akan memunculkan permasalahan yang dapat dikatagorikan menjadi 2 (dua) yakni (1) disaat bencana biasanya timbul korban dalam keadaan meninggal atau cedera yang membutuhkan pertolongan medis darurat dan (2) terjadi pengungsian yang memunculkan masalah kesehatan masyarakat pengungsi, khususnya masalah kesehatan lingkungan yang berpotensi menimbulkan KLB penyakit diare, ISPA, kulit, campak dll yang memerlukan upaya sanitasi darurat.
Sedangkan batasan-batasan yang digunakan dalam memahami kebijakan ini diantaranya :
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yg disebabkan oleh alam dan manusia yg mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yg memerlukan pertolongan dan bantuan
Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian faktor lingkungan yg menjadi rantai penularan penyakit.
Keadaan Darurat adalah suatu keadaan/kejadian yang tidak tersangka yang pada umumnya tidak diharapkan dan memerlukan tindakan segera
POKOK BAHASAN 2
KEBIJAKAN DAN STRATEGI UPAYA
SANITASI
DI DAERAH TANGGAP DARURAT
Dalam Penyelenggaraan upaya sanitasi darurat ini diutamakan kegiatan pd fase kesiapsiagaan dan fase persiapan untuk menghadapi bencana. Sedangkan dalam menghadapi bencana penyelenggaraan kegiatan/ upaya sanitasi ditekankan pada upaya pengawasan, perbaikan dan pemenuhan kebutuhan minimal sanitasi dalam situasi darurat. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara terkoordinasi dengan mengoptimalkan kerjasama lintas program dan lintas sektor serta pemberdayaan masyarakat/ unsur masyarakat termasuk lembaga swadaya masyarakat yang selama ini dirasakan kepeduliannya terhadap penderitaan korban bencana.
Adapun strategi yang ditempuh untuk menjabarkan kebijakan di atas diantaranya :
Mengupayakan kebutuhan minimal sanitasi darurat pada situasi bencana dan kegiatan tertentu
Mengembangkan kemitraan dengan LSM dan organisasi profesi dalam upaya pemenuhan minimal sarana sanitasi darurat
POKOK BAHASAN 3
KEGIATAN SANITASI DARURAT DAN
PERSYARATAN MINIMAL
Kegiatan sanitasi di daerah tanggap darurat ini jenis dan jumlah sangat tergantung dari keadaan setempat. Secara keseluruhan upaya sanitasi darurat ini meliputi:
• Pengawasan dan Perbaikan Kualitas Air Bersih
• Pembuangan Kotoran
• Pengelolaan Sampah
• Pembuangan Limbah
• Pengendalian Vektor
• Pengawasan Sanitasi Makanan
• Pemberdayaan Masyarakat
Dari ke delapan upaya itu masing-masing harus memenuhi pesyaratan minimal sebagai berikut:
Penyediaan air bersih diarahkan untuk memenuhi kebutuhan minimal air bersih bagi pengungsi min 5 ltr/org pd hari pertama dan hari berikutnya 20 ltr/org/hari. Sedangkan Pengawasan kualitas air dilakukan melalui pemeriksaan mikrobiologis yang dilakukan paling tidak 1 kali/minggu.
Pembuangan kotoran/jamban dibangun minimal 50 meter dari tenda pengungsi dengan ratio 1 jamban untuk 20 orang.
berupa parit den gan ukuran 2m x 1,5m x 1m untuk 200 orang. Tetapi yang terbaik adalah tipe yang mudah diangkat untuk dibuang di tempat pembuangan akhir.
Pembuangan air limbah harus dibuang ke tempat tertentu/ lubang resapan yang sengaja dibuat untuk itu dengan jarak minimal 30 – 50 mtr dari tenda pengungsi.
Pengawasan Sanitasi Makanan diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:
kualitas dan keamanan bahan makanan kebersihan peralatan/perabotan
kebersihan petugas penjamah makanan
tempat pengolahan dan penyimpanan makanan ketersediaan air bersih
Pengendalian Vektor :
Lalat dilakukan melalui perbaikan tempat
pembuangan sampah/ limbah dan penyemprotan insektisida pada tempat penampungan sampah.
Nyamuk dilakukan melalui penyemprotan
insektisida, pemberantasan breeding places.
Pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk saling bergotong royong menjaga/ merawat fasilitas kesehatan lingkungan yang telah tersedia dan saling menganjurkan untuk hidup dengan perilaku PHBS
Disamping itu juga diperlukan penyediaan bahan-bahan dan peralatan guna menunjang upaya sanitasi darurat sebagai berikut:
Bahan-bahan kesehatan lingkungan diantaranya: Kaporit
Air Rahmat
Kantong Plastik Sampah Insektisida
Bahan Penyuluhan (Poster, Spanduk, Leaflet)
Peralatan lainnya: Sanitarian Kit.
Komparator Sisa Chlor& pH Test Kit. Tangki Air
Slab Portable
Mist Blower/Spray can/Swing Fog. Masker
Hipokhlorinator EPAM
VI.
REFERENSI
Departemen Kesehatan RI (2008), Kepmenkes RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat, Depkes RI, Jakarta.