Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010 41
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DI KAWASAN LINDUNG DAS SAMIN UNTUK MITIGASI BENCANA LONGSOR DAN BANJIR
(The Analysis of Agricultural Land Use in Protected Areas Watershed Samin
for Landslide and Flood Disaster Mitigation)
R. Sudaryanto
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126
ABSTRACT
This study aims to analyze the protected areas Samin watershed which use for agriculture. Research done by interpretation of the Rupa Bumi Indonesian Map, Aerial Photos and Google Earth, continued by the field observation. From this study were concluded that the protected area with slope > 45% majority have used by agriculture, while the soil is dominated by Alfisol and Andisol,which have easily eroded and prone to landslides. Most of local protected areas (rivers basin) had disfunction and it is dominated by Entisol.The mentioned cause Samin watershed gristle of floods, dryness dan landslide disaster. Suggested to the local government to consider the revitalization of the protected areas Samin watershed.
Keywords: agriculture, disaster mitigation, flood, landslide, Samin Watershed
PENDAHULUAN
Persoalan sedimentasi, penurunan muka air suatu waduk atau danau serta maraknya kejadian bencana alam akhir‐akhir ini, seperti
longsor, banjir, dan kekeringan, dapat
dipandang sebagai indikator tidak
optimalnya sumber daya (alam dan manusia) dalam mengelola daerah aliran sungai (DAS).
Intervensi dan kebutuhan manusia dalam
pemanfaatan sumberdaya alam yang semakin
meningkat membuat makin banyaknya DAS
yang rusak dan kritis.
Pada umumnya petani dengan
pendapatan rendah, mungkin sadar bahwa
teknologi konservasi akan bermanfaat dan
mengurangi erosi, tetapi mereka tidak
mampu untuk menerapkan teknologi
konservasi tersebut. Demikian pula bagi
petani di lereng bukit yang lahannya
cenderung mudah tererosi akan enggan
untuk mengadopsi teknologi konservasi jika
penghasilan dari usaha taninya tidak
terpengaruh oleh erosi yang terjadi. Oleh karena itu, kebijakan konservasi tanah perlu diintegrasikan dengan kebijakan pangan dan pertanian secara keseluruhan.
UU RI No. 26 Tahun 2007 menyebutkan
bahwa kawasan lindung adalah kawasan
yang ditetapkan dengan fungsi melindungi
kelestarian lingkungan hidup mencakup
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan”.
Fungsi utama kawasan lindung adalah sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan
untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, dan memelihara
kesuburan tanah. Fungsi kawasan lindung ini
selain melindungi kawasan setempat juga
memberikan perlindungan kawasan di
bawahnya (Departemen Kehutanan, 1997).
Berdasarkan fungsinya maka penggunaan
lahan yang diperbolehkan pada kawasan
lindung adalah pengolahan lahan dengan
tanpa olah tanah (zero tillage) dan dilarang
melakukan penebangan vegetasi hutan.
(Nugraha, dkk., 2006).
Kawasan penyangga adalah kawasan
yang ditetapkan untuk menopang
keberadaan kawasan lindung sehingga fungsi
lindungnya tetap terjaga.(Nugraha, dkk.,
2006). Kawasan penyangga ini merupakan
batas antara kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Penggunaan lahan yang
diperbolehkan hutan tanaman rakyat atau
Analisis Penggunaan Lahan Pertanian di Kawasan Lindung….Sudaryanto
42 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010
dengan pengolahan lahan sangat minim
(minimum tillage).
Kawasan budidaya adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
sumberdaya buatan. (Nugraha, dkk., 2006).
Kawasan budidaya dibedakan menjadi
kawasan budidaya tanaman tahunan dan
kawasan budidaya tanaman semusim.
Secara umum daerah aliran sungai (DAS) dapat diartikan sebagai wilayah aliran air yang dibatasi oleh igir‐igir, di mana air hujan yang jatuh akan mengalir melalui saluran‐ saluran tertentu yang pada akhirnya akan mengalir ke danau atau laut. Hal tersebut
tidak berbeda jauh dengan apa yang
dikemukakan oleh Suripin (2002) bahwa DAS
merupakan suatu ekosistem yang di
dalamnya terjadi suatu proses interaksi antara faktor biotik, non biotik dan manusia.
DAS merupakan kesatuan ekosistem
yang mempunyai bagian‐bagian subsistem
yang saling berkaitan satu sama lain.
Komponen‐komponen DAS tersebut antara
lain adalah: (a) Vegetasi yang berfungsi mengatur tata air dan pelindung tanah dari daya rusak butir‐butir air hujan dan daya angkut air limpasan permukaan, serta sebagai
komponen yang mampu memperbaiki
kapasitas infiltrasi dan daya absorpsi air; (b)
Tanah, suatu tubuh alam yang berfungsi
sebagai media tumbuh tanaman yang
menyediakan tempat berjangkar akar dan
memberikan ruang untuk
penyimpanan/memasok air dan unsur hara
tanaman dan kehidupan di dalamnya; (c)
Tataguna lahan, yaitu suatu proses
pemanfaatan lokasi bagi berbagai kegiatan
manusia. Pada umumnya orang memandang
bahwa lahan dan tanah itu adalah bagian penting dari lingkungan hidup.
Tanah dan air juga merupakan
komponen utama dalam ekosistem, pada
dasarnya merupakan sumberdaya alam yang
dapat diperbaharui, namun mudah
mengalami kerusakan atau degradasi.
Degradasi lahan adalah proses penurunan
tingkat produktivitas lahan. Kerusakan tanah dapat terjadi oleh: (a) Kehilangan unsur hara dan zat organik didaerah perakaran; (b)
Terkumpulnya garam di daerah perakaran
(salinisasi); (c) Akumulasi unsur/senyawa
racun bagi tanaman; (d) Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging ); (e) Erosi.
Manusia adalah salah satu komponen
yang teramat penting. Sebagai komponen
yang dinamis, manusia dalam menjalankan
aktivitasnya seringkali mengakibatkan
dampak yang besar bagi keseluruhan
ekosistemnya, sehingga hubungan timbal
balik antar komponen menjadi tidak
seimbang. Jika demikian maka terjadilah
gangguan ekologis.
Kerusakan lahan dapat terjadi secara alami atau oleh aktivitas manusia. Secara
alami sebagian besar disebabkan bencana
sedangkan akibat aktivitas manusia melalui pembukaan hutan menjadi lahan pertanian.
Pemanfaatan lahan tegalan tanpa
mengindahkan kaidah‐kaidah konservasi, dan
pembalakan liar, penambangan liar dan
peladangan berpindah, ditambah curah hujan yang tinggi akan menyebabkan erosi yang akhirnya akan menghasilkan lahan kritis.
Lahan kritis adalah suatu keadaan lahan yang terbuka atau tertutupi semak belukar, sebagai akibat dari solum tanah yang tipis
dengan kenampakan batuan bermunculan
dipermukaan tanah akibat tererosi berat dan produktivitasnya rendah. Lahan kritis juga
didefinisikan sebagai lahan yang telah
mengalami proses kerusakan fisik, kimia, atau
biologi yang akhimya dapat membahayakan
fungsi hidrologi, produksi pertanian dan
kehidupan sosial ekonomi di daerah
lingkungan pengaruhnya.
Pertumbuhan penduduk yang pesat
telah mendorong peningkatan kebutuhan
Analisis Penggunaan Lahan Pertanian di Kawasan Lindung….Sudaryanto
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010 43
kebutuhan lainnya. Hal ini menyebabkan
penggunaan lahan kurang memperhatikan
kelestariannya. Demikian juga ketidaktahuan
dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam
pengolahan lahan telah menimbulkan lahan‐ lahan kritis yang baru. Masalah lahan kritis, erosi, dan banjir bersumber pada masalah
demografi terutama pertambahan penduduk
yang melampaui daya dukung lingkungan
(Soemarwoto, 1985).
Kegiatan budidaya tanaman semusim
pada kawasan lindung akan menyebabkan
lahan tersebut tidak mampu lagi
mempertahankan fungsinya sebagi pengatur
tata air. Hal ini disebabkan terganggunya daya penahan, penghisap dan penyimpan air.
Lemahnya kesadaran petani akan kaidah‐
kaidah konservasi tanah berdampak pada
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya.
Penelitian ini bertujuan menganalisis
penggunaan lahan pertanian di kawasan
lindung di DAS Samin. Kawasan lindung dalam suatu DAS seharusnya hanya diperuntukkan
hutan lindung saja, namun pada
kenyataanya sudah banyak yang terkonversi menjadi lahan pertanian. Revitalisasi kawasan
lindung akan memperbaiki tata air dan
merupakan strategi pengelolaan lahan dalam
konteks pengelolaan DAS Samin. Seperti
diketahui DAS Samin sendiri merupakan
penyumbang limpasan permukaan (run off)
besar ke Bengawan Solo.
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Samin, yang merupakan Sub DAS Bengawan Solo. Penelitian dilakukan
dengan interpertasi Peta Topografi Rupa
Bumi Indonesia, foto udara dan Google Eart dilanjutkan pengamatan lapangan pada lokasi
yang dianggap mengalami perubahan fungsi
(Kawasan lindung yang berubah menjadi
kawasan budidaya).
Parameter yang diamati dalam
penelitian ini adalah: (a) Kawasan lindung (interpertasi dari peta topografi Rupa Bumi
Indonesia Skala 1:25.000). (b) Lahan
pertanian pada kawasan lindung (interpertasi Peta Topografi Rupa Bumi Indonesia yang dikoreksi dengan informasi dari Google Earth
dan Foto udara ditambah dengan uji
lapangan. (c) Karakter tanah di stasiun pengamatan terpilih. Lokasi terpilih (stasiun) ini juga diamati karakteristik tanah yang mendominasi di sekitar stasiun ini dengan
mengadakan pengamatan profil tanah.
Stasiun pengamatan tersebut antara lain
adalah sebagai berikut: (a) Pada kawasan
lindung (berkelerengan >45% meliputi
Stasiun I terletak di Dusun Ngemplak,
Kalurahan Thengklik, Stasiun II terletak di Desa Kalisoro, Stasiun III terletak di Desa
Blumbang, Kec. Tawangmangu Kab.
Karanganyar; (b) Pada Kawasan Lindung Lokal
(sempadan sungai), meliputi Stasiun IV
terletak di Dusun Kentheng, Kalurahan
Karangbangun, Stasiun V terletak di
Dusun Godhagan, Kalurahan Karangbangun,
Stasiun VI terletak di Dusun Pasikan
Kalurahan Gantiwarno, Kec. Matesih Kab.
Karanganyar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara administratif DAS Samin berada
di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.
Daerah yang masuk Kabupaten Karanganyar
meliputi tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan
Tawangmangu, Karangpandan, Jatiyoso,
Matesih, Jumapolo, Jumantono, dan
Kecamatan Karanganyar. Sedang daerah yang masuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo meliputi
Kecamatan Polokarto, Bendosari, Grogol,
Mojolaban dan Kecamatan Sukoharjo
44 Kem
aspek p
Besar menent
Daerah
Anali
miringan lere
penentu un
kecilnya
ukan kemud
penelitia
isis Pengguna
eng merupak
ntuk penggu
kemiring
dahan pengg
n mempu
Gamb
Gam
aan Lahan Per
Sains kan salah sat
unaan laha
gan leren
garapan laha
unyai kela
bar 1. Peta A
mbar 2. Peta K
rtanian di Kaw
s Tanah – Jurn tu
n. ng n. as
kemir kemir kelas Kelas mem Administrasi
Kelerangan S
wasan Lindung
nal Ilmu Tanah ringan leren ringan lereng
kemiringan
Kemiringa
ungkinkan u
Sub DAS Sam
Sub DAS Sam
g….Sudaryanto
h dan Agroklim g yang berv g datar (0 ‐ 8
lereng sanga an lereng
untuk penan
min
min
o
matologi 7(1) variasi, dari k
8%) sampai at curam (>4
datar, sa
naman tana
2010 kelas pada 45%). angat
aman
Sains
ngurangi ke
upun longsor
matang saw
mbatasi kep
ngkontrol
rpertasi ke hat pada Gam
Kemiringan
%), memp
golahan lah as ini tidak ena air ban
an permuka
ah hingga m nemui lapisa ka air akan ka lapisan t ncul ke perm
dah. Keadaan
ng atas dari
amatan Taw
yoso Kabupa
menurut Und
Analisis Pengg
nal Ilmu Tana
empunyai me
eras belum
emungkinan
r. Para petan
wah selain
pemilikan la
terjadinya
lerengan D
mbar 2. n lereng s
punyai tin
han yang tin ditemui ge nyak yang l aan atau l
masuk kedala
n kedap air menjadi s tersebut ter mukaan di d
n ini banyak DAS Samin wangmangu
aten Karanga
dang‐undang
Ga
gunaan Lahan
ah dan Agrokli edan yang m
diperlukan terjadinya ni hanya mem
berfungsi ahan juga
erosi. AS Samin
angat cura
ngkat kes
nggi. Pada l nangan air
angsung m
langsung d
am tanah da atau imperm
sumber mat
rjadi pataha
daerah yang
ditemui di d seperti di D
dan Kecam
anyar. Oleh k g RI No. 26 T
ambar 3. Pet
n Pertanian di
imatologi 7(1)
mudah sulitan lereng alami enjadi iserap an jika miabel ta air n dan g lebih daerah
Daerah
matan karena
Tahun
007 Kawasa
45% semac
Kawasan Lin
dalah seb
ehidupan di ata air, me rosi, dan
Berdasarkan
awasan lind an rentan berada pada
uas kawasan
.254,21 ha
ang diperb
eharusnya a
pengolahan t
melakukan
Namun pada
banyak diju
emusim unt
ain (Gambar Sebenarn
Karang panda
alan selep
Ngargoyoso‐T
Lindung DAS
dung….Sudary
encegah ba
memelihara
bolehkan p
adalah peng
tanah (zero penebangan kenyataanny
umpai pen
tuk tanaman
3).
nya sebelah
an‐Tawangm
as pertiga
Tawangmang
S Samin
yanto
mpunyai kem
ditetapkan gsi kawasan
rlindungan
antara lain m njir, menge
kesuburan
stiknya, la
min mudah
ngsor lahan
n lereng yan DAS Samin Penggunaa
pada kawa
elolaan laha tillage) dan n vegetasi ya di lapanga
ngolahan t
n sayuran d h timur ru
mangu tepat
an Karang
gu, mula
45 iringan > sebagai lindung sistem mengatur
endalikan
n tanah. dilarang hutan. an masih
tanaman
dan lain‐ as jalan nya ruas
gpandan‐
46 wilayah hulu DA Gambar Gambar
Anali
Desa Plumb
AS Samin dap n lindung ya
masih didapa
Untuk mumu
n lindung m rletak di dala an. Artinya p
n‐hutan (agr
ayakan har
a kawasan nya.
sil pengamat
erletak di ka
diperoleh h
sebagian b
an tanaman
finya berg
budidaya
ibatkan pada
dan terbuka
i rawan b
isis Pengguna
on dan Som pat dikatego
ang berkem
atkan spot‐s udahkan pen maka daerah‐
am kawasan pola tanam roforestry), t
us vegetasi
lindung da
tan di stasiu
awasan lind
hasil bahwa
besar digun
n semusim
gunung‐gunu
tanaman s
a saat‐saat t a. Pada kon
ahaya eros
ekeringan mbar 4 dan ggunaan lah
tapi karena
Gambar 4 n Lindung (le menunjukkan n Lindung (le ahan pertania
aan Lahan Per
Sains akado ke ara orikan sebag
iringan >45% pot area yan nerapan fung
‐daerah dat lindung haru harus syste
tanaman yan
i hutan, dl
pat berfung
un I, II dan dung (leren
a pengguna
nakan untu
m, sementa
ung (>45%
semusim i
tertentu laha disi ini tana si di musi
pada musi
n Gambar 5
an didomina dekat denga
ereng > 45%) pertanian)
Stasiun II : da ah menunjukk
wasan Lindung
nal Ilmu Tanah
ukiman mak
diubah m
nian tanama
Penggunaan
man semusi
k kawasan li
daya tanama
olahan tana
yebabkan la
dung dari te gkut oleh sitas hujan c isi yang terb adi rawan
ya kekerin
yebabkan t
agi jika jenis dinya proses
Hasil pengam
peroleh kete II didomina sol) (Soil Sur
nesia dikena
ah tanah y
nik dengan
edon mollik
G
etak sebelah aerah sekitar kan lokasi lah
g….Sudaryanto
h dan Agroklim ka banyak k
menjadi kaw
an semusim
lahan u
im tentu sa
indung sema
an semusim ah yang in
han menjad
etesan air h
limpasan
cukup tinggi. buka ini men
bahaya er
ngan. Kond
anah berp
tanahnya m
erosi. matan tanah
erangan bah
asi oleh tana rvey Staff, 20
al sebagai
yang berbah
n horizon
k dan kan
Gambar 5 utara Groj
Kalisoro, ban han pertanian) o
matologi 7(1)
kawasan lind
wasan budi
(Gambar 6).
ntuk perta
aja tidak c acam ini, ka ini memerl tensif, sehi di terbuka, t
ujan dan mu
permukaan
. Oleh karen
nyebabkan la
rosi dan ra disi ini otensi tere
mendukung u
di ketiga sta wa pada Sta ah Andisol ( 006). Tanah
tanah And
han induk
penciri be
ndungan ba
jogansewu , nyak dimanfa
Sains
versible ta
eringan lebih
ngalami ke
ran yang
basahkan. Ak
r tanah ma
ingga tanah
ereng akan
nyebabkan t
ena itu peng r tanah tidak
ena itu se
mpai terbuka
etasi (mi
mpangsari ata
at diartikan metigasi ben Dari hasil p siun III dapat
ominasi ole
rupakan jen alaman tana
manya iala
bentuknya ho mbar 6. Stasiu
45%) sekita perta
Analisis Pengg
nal Ilmu Tana dari 3%. An rwarna hita urang dari
han organ
tinggi, Ked 1986). Sifat
tanah and
anah apa
h dari 15 at
keringan a
tidak aka
kibatnya terj
nakala tana
h ini jika m n menjadi
erjadinya ta gelolaan tan
k mengalami
baiknya pe
a atau haru
issal men
au tumpang n pula seba cana tanah l
pengamatan
t disimpulka h tanah A
daerah arnya banya
nian
gunaan Lahan
ah dan Agrokli
dosol meru
m kelam, s
0,90 gram
ik dan m
dalaman tan
t fisik tanah isol adalah
bila meng
mosfir. Jika
kan memb
an kembali
adi pengang
h kemasuka
menempati
labil, dan nah longsor nah ini diupa kekeringan
ermukaan j
us selalu ter
nerapkan
gilir. Tindak agai upaya
longsor. jenis tanah n bahwa lok Alfisol. Tana ng subur d
80 – 100 cm
patkannya
endopedon A n Lindung (le
Blumbang ak untuk
n Pertanian di
imatologi 7(1)
pakan
sangat m/cc), mineral nah > h yang sifat galami tanah bentuk jika gkutan an air, lahan dapat . Oleh ayakan . Oleh angan rtutup pola
pada kedalam
rgilik ini te
kar tanama
Hal ini meny berkembang Perakaran ta
apisan perm
ertiup angin
uga mengha
anah. Jika te epat jenuh a
emiringan
mengalami l
ang licin (h anah.
Tanah in
alus sehin
mengikat air.
proses pere
ehingga me
ang selanju ang pada menimbulkan
erbentuknya arakter tana
angat rawa
banjir dan l isosialisasika
Blumbang ini
membudiday Kawasan
ungai, yang
aitu daerah an kiri bada 6 Tahun 20
empadan s
isebelah kan iri sungai. S
m dan pada
ukup 10‐15
empadan su
empadan ya
Menjaring se
an melindun
dung….Sudary man sekitar 6
rdapat akum
n tidak mam
yebabkan a
di atas h
naman menj
mukaan dan
n. Keberadaa
ambat peres
erjadi hujan air, dan jika t
yang ting
ongsor, kar orizon argil ni juga mem
ngga tanah
Jika tanah s sapan air
enimbulkan
utnya akan
tahap berik
n terjadinya
a lahan
ah di sekitar
n terhadap
ongsor. Ole an kepada i untuk men
akan tanama
n lindung lo
g dimaksud
atau area y n sungai. Un
007 mengha
sungai besa
nan sungai d
edangkan u
a permukima
meter saja.
kar tanama
horizon argi
jadi mengam
mudah ro
ena adanya
ik) di bawa
mpunyai teks
h menjadi
sudah jenuh
menjadi te
limpasan p
menimbulta
kutnya aka
tanah tere
kritis. Dem
r desa Blumb erosi dan eh karena i
masyarakat
ncari nafkah an hutan. okal atau se
sempadan
ang berada
ndang‐undan
ruskan bahw
ar adalah dan 100 m d
ntuk sungai an padat p
Kawasan lin sangat vital an dapat be
ngendalikan
ari erosi.
47 Horison sehingga
mbusnya.
n hanya ilik saja. mbang di boh jika argilik ini ke dalam
menjadi
empunyai
mudah
erhambat
ermkaan
an erosi, n dapat
erosi dan
mikianlah
bang ini
bahaya
tu perlu di Desa h dengan
empadan
n sungai
enduduk
48 Sem dimanfa memper pekaran sungai S Hal ini m mengali off) dan sehingga Has sungai didomin yaitu tan
Keterang Gambar Gambar Gambar Gambar
Anali
mpadan sun
aatkan ole
rluas lahan
ngannya. Ken
Samin tidak mengakibatk r sebagai lim
n selanjutny
a akan menim
sil pengama
pada stasiu nasi oleh tan
nah yang me G
G gan :
7. Sempada dengan te 8. Sungai Sa dengan p 9. Sempada 10. Kawasan berbatasa
isis Pengguna
ngai Samin
eh pendu
n sawah, t
nyataan ini
punya kaw
kan hujan ya
mpasan per
ya akan m
mbulkan ban
atan tanah un‐stasiun y
ah tanah Ent
empunyai ke
ambar 7
ambar 9 n Sungai Sam egalan
amin di Kara ersawahan n sungai Sung
lindung loka an dengan lah
aan Lahan Per
Sains
telah banya
uduk untu
tegal atapu
menyebabka
wasan lindun
ng jatuh aka
mukaan (ru
engisi sung njir di hilir.
di sempada
yang diama
tisol (Lithoso edalaman < 2 min di Desa G
angbangun, k gai Samin berb l (sempadan han sawah
rtanian di Kaw
s Tanah – Jurn ak
uk un an ng.
an n‐ gai
an ati ol) 25
cm. B sawa dikata sehin
M lindun pengh direh KESIM
B pemb bahw odakan, Kara kawasan lind batasan denga
sungai) Sam
wasan Lindung
nal Ilmu Tanah
Baik sempad
h, tegalan akan tidak
gga tidak ad
Mengingat
ng lokal (
hijauan sem
abilitasi . MPULAN DA
Berdasarkan bahasan di
wa kawasan
G
Ga
ngbangun, Ke ung lokal (S an tegalan in di Desa Pa
g….Sudaryanto
h dan Agroklim dan yang ber
maupun pe
memiliki a fungsi lind
pentingnya
(sempadan
mpadan sung
N SARAN
hasil p
atas dapa
lindung be ambar 8
ambar 10 ecamatan Ma
empadan sun
asikan, Gant o
matologi 7(1) rbatasan de
ermukiman
sempadan
ung lokal.
fungsi kaw
sungai), m
gai mutlak p
penelitian t disimpu erupa area
atesih berbata ngai) berbata
tiwarno, Mat
2010 ngan bisa lagi,
wasan
maka
perlu
dan ulkan yang asan asan
Analisis Penggunaan Lahan Pertanian di Kawasan Lindung….Sudaryanto
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010 49
mempunyai kemiringan lereng >45% di DAS Samin sebagian besar sudah beralih fungsi sebagai kawasan budidaya pertanian. Kawasan lindung ini didominasi oleh tanah Andisol (Andosol) dan Alfisol yang memunyai
karakter berpotensi menimbulkan bahya
Banjir dan kekeringan serta longsor.
Kawasan lindung lokal (sempadan
sungai) DAS Samin cenderung tidak memiliki
sempadan sungai lagi. Hampir semua
kawasan lindung sempadan sungai
didominasi tanah Entisol (Litosol) sehingga
kemampuan tanah menyimpan air sedikit,
tidak bias menahan air limpasan.
Untuk memetigasi bencana banjir,
longsor dan kekeringan perlu revitalisasi Kawasan Lindung di DAS Samin dan sosialisasi
kepada masyarakat di Kawasan DAS Samin
tentang pentingya memelihara Kawasan
Lindung.
DAFTAR PUSTAKA
Arsya
d
, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Institute Pertanian Bogor. (IPB Press). Bogor.Asdak, C., 1995. Hidologi dan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Gadjahmada
University Press. Yogyakarta.
Departemen Kehutanan. 1997. Buku Pintar
Penyuluhan Kehutanan. Pusat
Penyuluhan Kehutanan. Jakarta.
Nugroho, S., Sulastoro, T.W. Sutirto, S. Sudarwanto. 2006. Potensi dan Tingkat
Kerusakan Sumberdaya Lahan di DAS
Samin Prop.Jateng. PPLH LPPM UNS.
Surakarta
Soemarwoto, O., 1985. Ekologi Lingkungan
hidup dan pembanunan. Jambatan.
Jakarta.
Soil Survey Staff. 2006. Keys to Soil Taxonomy. Tenth edition. United states
Department of Agriculture. Natural
Resources Conservation Service. New
York.
Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah
dan Air. Penerbit : Andi. Yogyakarta.
Analisis Penggunaan Lahan Pertanian di Kawasan Lindung….Sudaryanto
50 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010