ASUHAN KEPERAWATAN
BIRO PERJALANAN WISATA
KE CANDI BOROBUDUR DAN MALIOBORO
Oleh:
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2014
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan biro perjalanan adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan di biro perjalanan dengan sasaran wisatawan. Prinsip dasar dari asuhan keperawatan biro perjalanan sama seperti kerangka pikir asuhan keperawatan pada umumnya yang meliputi Pengkajian, Analisa data, Prediksi masalah yang muncul ( = Diagnosa Keperawatan), Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Dalam kesempatan ini, kita mendampingi wisatawan untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan biro perjalanan. Tujuan obyek wisata adalah Candi Borobudur dan Malioboro.
Kita tahu bahwa Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Oleh karena itu risiko terjadi masalah kesehatan pun banyak. Diantaranya yaitu risiko jatuh, risiko kelelahan, risiko terjadinya sprain strain dan sekarang musim hujan sehingga risiko terjadinya hipotermi pun ada.
sebagai kota tujuan wisata. Malioboro sangat menarik karena merupakan pusat jajanan dan juga pusat cinderamata, yang tentu sangat dibutuhkan para wisatawan sebagai oleh-oleh. Dilengkapi dengan hotel-hotel yang terus dibangun, baik yang non bintang dan berbintang, serta pusat belanja moderen. Oleh karena itu risiko terjadi masalah kesehatan dapat terjadi yaitu risiko kelelahan, risiko kram pada otot dan banyak lagi.
Dari fenomena tersebut maka sangat penting suatu biro perjalanan wisata di dampingi oleh perawat pariwisata (travel nurse) sehingga masalah kesehatan yang muncul dapat segera di atasi
. B. TUJUAN
1. Tujuan Umum.
Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang “ Aplikasi Asuhan Keperawatan Biro Perjalanan “.
2. Tujuan Khusus.
Diharapkan setelah membaca asuhan keperawatan biro ini, mahasiswa mampu :
a. Mendeskripsikan tentang kondisi obyek wisata Borobudur, dan Malioboro.
b. Mendeskripsikan tentang langkah-langkah membuat asuhan keperawatan biro perjalanan.
BAB II
ASKEP BIRO PERJALANAN WISATA KE CANDI BOROBUDUR DAN MALIOBORO
Tanggal : 18 Januari 2014
A. PENGKAJIAN
Perjalanan wisata dari kota Semarang ke objek wisata “BOROBUDUR, MALIOBORO” dimulai pada tanggal 18 Januari 2014 jam 06.00 oleh 52 wisatawan mahasiswa.
Beberapa metode yang digunakan dalam mengumpulkan data pada para wisatawan mahasiswa tersebut adalah :
1. Observasi ( Sarana Transportasi & Obyek Wisata ) :
P3K lengkap, kondisi bus bagus dan laik jalan dengan seat 2:2 2. Hasil wawancara
Hasil wawancara didapatkan masalah kesehatan 12 % mengalami mabuk perjalanan.
3. Hasil angket
a. Proprosi wisatawan berdasarkan hasi pemeriksaan tekanan darah Diagram 1.1
90.38% 9.62%
TEKANAN DARAH
Normal Hipotensi
Berdasarkan diagram 1.1 diketahui bahwa dari 52 wisatawan yang mempunya tekanan darah rendah (hipotensi) sebesar 10% dan yang tekanan darahnya normal sebanyak 90%.
b. Proposrsi wisatawan berdasarkan jenis kelamin
Diagram 1.2
Proporsi wisatawan berdasarkan jenis kelamin
38.46% 61.54%
Jenis Kelamin Wisatawan
Berdasarkan diagram 1.2 diketahui bahwa wisatawan yang mengikuti perjalanan wisata ke Yogyakarta 38% laki-laki dan 62 % perempuan.
c. Proporsi wisatawan berdasarkan riwayat mabuk perjalanan
Diagram 1.3
Proporsi riwayat wisatawan mabuk perjalanan
13.46%
86.54%
Riwayat Mabuk Perjalan
Ya Tidak
Berdasarkan diagram 1.3 diketahui bahwa wisatawan yang mengikuti perjalanan wisata ke Yogyakarta 13% wisatawan pernah mengalami mabuk perjalanan dan 87% wisatawan tidak pernah mengalami mabuk perjalanan.
d. Proporsi wisatwan berdasarkan riwayat Maag
Diagram 1.4
1.92%
98.08%
Riwayat Maag
Ya Tidak
Berdasarkan diagram 1.4 diketahui bahwa wisatawan yang mengikuti perjalanan wisata ke Yogyakarta 2% wisatawan pernah mempunyai riwayat Maag dan 98% wisatawan tidak mempunyai riwayat Maag.
e. Proporsi wisatawan berdasarkan riwayat alergi Diagram 1.5
Proporsi wisatawan berdasarkan riwayat alergi
100.00%
Riwayat Alergi
Makanan Udara Debu Tidak
4. Tempat Objek Wisata yang Dituju a. Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
b. Malioboro
konsepsi pembangunan Kraton, juga bisa diartikan nganggo obor ajaraning para wali.
Keberadaan jalan Malioboro juga tak bisa dipisahkan dengan keberadaan kraton Jogja, karena jalan itu berada lurus keutara mengarah ke Tugu Jogja. Kini jalan Maliboro merupakan pusat pemerintahan karena kantor gubernur dan kantor DPRD ada diwilayah itu. Disamping itu kawasan itu kini merupakan kawasan bisnis yang berkembang pesat dan juga merupakan kawasan yang bersejarah, Malioboro kini menjadi salah satu pusat wisata yang sangat penting dan ikut melambungkan nama Jogja sebagai kota tujuan wisata. Yang menarik lagi di tempat ini segala macam transpotasi baik yang tradisional seperti becak dan andong serta yang modern seperti bis kota dan taksi berpadu tanpa merasa ada persaingan di antara mereka. Sebagai tujuan wisata Malioboro sangat menarik karena merupakan pusat jajanan dan juga pusat cinderamata, yang tentu sangat dibutuhkan para wisatawan sebagai oleh-oleh. Dilengkapi dengan hotel-hotel yang terus dibangun, baik yang non bintang dan berbintang, serta pusat belanja moderen, Malioboro kini sempurna mengukuhkan Jogja sebagai kota tujuan wisata.
5. Data Wisatawan Yang Bermasalah (sebelum berangkat)
1. Data Inti a. Wisatawan 1
1) Identitas Wisatawan
Nama : Nn.R.M
Umur : 20 tahun
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
2) Tujuan wisata : Candi Borobudur dan Malioboro 3) Rencana lama tinggal di tempat wisata : 1 hari
5) Sarana transportasi : Bus 6) Riwayat Kesehatan
RK saat ini : Wisatawan dalam kondisi pusing RK dahulu : Riwayat sering mabuk perjalanan. b. Wisatawan 2
1) Identitas Wisatawan
Nama : Tn. D.S
Umur : 23 tahun
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
2) Tujuan wisata : Candi Borobudur dan Malioboro 3) Rencana lama tinggal di tempat wisata : 1 hari
4) Jenis kepergian/keberangkatan : Jalur darat
5) Sarana transportasi : Bus
6) Riwayat Kesehatan
RK saat ini : Wisatawan dalam kondisi sehat fisik
RK dahulu : Riwayat sering mabuk perjalanan c. Wisatawan 3
1) Identitas Wisatawan
Nama : Nn. I.P
Umur : 20 tahun
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
2) Tujuan wisata : Candi Borobudur dan Malioboro 3) Rencana lama tinggal di tempat wisata : 1 hari
4) Jenis kepergian/keberangkatan : Jalur darat
5) Sarana transportasi : Bus
RK saat ini : Wisatawan dalam kondisi sehat fisik
RK dahulu : Riwayat sering mabuk perjalanan dan maag.
d. Wisatawan 4
1) Identitas Wisatawan
Nama : Nn. A
Umur : 20 tahun
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
2) Tujuan wisata : Candi Borobudur dan Malioboro 3) Rencana lama tinggal di tempat wisata : 1 hari
4) Jenis kepergian/keberangkatan : Jalur darat
5) Sarana transportasi : Bus
6) Riwayat Kesehatan
RK saat ini : Wisatawan dalam kondisi sehat fisik
RK dahulu : Riwayat sering mabuk perjalanan. e. Wisatawan 5
1) Identitas Wisatawan
Nama : Nn.T.S
Umur : 20 tahun
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
2) Tujuan wisata : Candi Borobudur dan Malioboro 3) Rencana lama tinggal di tempat wisata : 1 hari
4) Jenis kepergian/keberangkatan : Jalur darat
5) Sarana transportasi : Bus
RK saat ini : Wisatawan dalam kondisi sehat fisik
RK dahulu : Riwayat mabuk perjalanan f. Wisatawan 6
1) Identitas Wisatawan
Nama : Nn.N.I
Umur : 20 tahun
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
2) Tujuan wisata : Candi Borobudur dan Malioboro 3) Rencana lama tinggal di tempat wisata : 1 hari
4) Jenis kepergian/keberangkatan : Jalur darat
5) Sarana transportasi : Bus
6) Riwayat Kesehatan
RK saat ini : Wisatawan dalam kondisi sehat fisik
RK dahulu : Riwayat sering mabuk perjalanan g. Wisatawan 7
1) Identitas Wisatawan
Nama : Nn.W
Umur : 20 tahun
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
2) Tujuan wisata : Candi Borobudur dan Malioboro 3) Rencana lama tinggal di tempat wisata : 1 hari
4) Jenis kepergian/keberangkatan : Jalur darat
5) Sarana transportasi : Bus
RK saat ini : Wisatawan dalam kondisi sehat fisik
RK dahulu : Riwayat sering mabuk perjalanan
2. Pengkajian system (sebelum berangkat)
a. Kondisi Umum : Wisatawan tampak sehat, kesadaran composmentis
b. TTV : lampiran 1
c. Sistem Pernapasan :
Wisatawan mengatakan tidak sesak nafas, tidak ada riwayat penyakit pernafasan, wisatawan tidak perokok.
Inspeksi : simetris, bersih tidak ada luka, pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dada
Palpasi : traktil fremitus kanan dan kiri sama Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, tidak ada wheezing maupun ronkhi
d. Sistem Pencernaan
Wisatawan mengatakan perutnya sakit, ingin mual dan muntah terus serta pusing. Wisatawan mengatakan setiap kali bepergian jauh sering mengalami mabuk perjalanan. Wisatawan mengatakan terakhir makan bareng-bareng sama rombongan.
Turgor Kulit: kering, Tonus otot: lentur, Kondisi Mulut pasien kotor, Mukosa Mulut pasien: kering, Lidah: kotor
Inspeksi : bersih, tidak ada lesi, bentuk cembung, tampak membuncit.
Auskultasi : peristaltik (+) 7x/menit
e. Sistem Kardiovaskuler
Wisatawan mengatakan tidak mengalami nyeri dada, tidak ada riwayat penyakit jantung dan tidak mengkonsumsi obat jantung.
Inspeksi : konjunctiva anemis, sklera tidak ikterik, Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba dingin, Ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi : Pekak, konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bj S1-S2 murni, tidak ada gallop, bising maupun murmur
f. Sistem Muskuloskeletal
Wisatawan mengatakan tidak memilki riwayat kecelakaan, tidak memiliki riwayat nyeri sendi, tidak memilki riwayat penggunaan obat obatan
Massa otot : baik, Postur : kurus, Tidak tampak tremor, Rentang gerak maksimal dan mampu melawan gravitasi, Kekuatan : mandiri, wisatawan tidak mengalami deformitas, wisatawan tampak bengkak pada ekstremitas bawah
g. Sistem Sensori
Wisatawan mengatakan tidak mengalami gangguan pada alat indranya h. Sistem Perkemihan
Wisatawan mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit ginjal, tidak pernah menggunakan obat pelancar saat BAK, tidak merasakan nyeri saat berkemih
i. Sistem Persarafan
Wisatawan mengatakan pusing. Wisatawan tidak merasakan kesemutan pasien, tidak mengalami kesulitan menelan, tidak pernah kejang.
Wisatawan tidak mengalami perubahan fungsi penciuman, tidak mengalami kesulitan saat menelan makanan
j. Sistem Imunologi-Hematologi
k. Sistem Reproduksi
Wisatawan tidak ada gangguan reproduksi. 3. Pemeriksaan Fisik (head to toe-sebelum berangkat)
Keadaan Umum
Wisatawan tampak sehat.
Kepala
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, rambut ikal dan bersih
Mata
Simetris, tampak pucat
Hidung
Simetris, tidak ada pergerakan nafas cuping hidung
Mulut
Bersih, tidak ada sariawan, bibir tidak ada sianosis, mukosa bibir agak kering dan anemis, gigi lengkap.
Telinga
bersih tidak luka tidak ada peradangan
Dada
Inspeksi : simetris, bersih tidak ada luka, pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dada
Palpasi : traktil fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, tidak ada wheezing maupun ronkhi
Jantung
Inspeksi : konjunctiva anemis, sklera tidak ikterik, Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba dingin, Ictus cordis teraba di SIC V
Auskultasi : Bj S1-S2 murni, tidak ada gallop, bising maupun murmur
Abdomen
Inspeksi : bersih, tidak ada lesi, bentuk cembung, tampak membuncit.
Auskultasi : peristaltik (+) 7x/menit
Palpasi : tidak teraba masa dan tidan ada nyeri tekan Genetalia
Ekstremitas
Atas : akral dingit, tidak ada sianosis, tidak ada kekakuan, kekuatan otot 5/5.
Bawah : akral hangat, tidak ada sianosis, tidak ada kekakuan sendi, kekuatan otot 5/5.
I. ANALISA DATA
No Area Data Fokus Prediksi Masalah
1 Transportasi (perjalanan ke objek)
DS : 13% wisatawan mengatakan pernah mabuk perjalanan Ketika perjalanan sedang mengalami hujan.
1. Resiko terjadinya motion sickness pada wisatawan Mahasiswa 2. Resiko terjadinya
hipotermi pada wisatawan Mahasiswa
2 Objek wisata 1. Candi Borobudur DS : -
DO : Kondisi cuaca yang dingin dan tidak menentu, kondisi candi Borobudur banyak anak tangga.
1. Resiko terjadinya kelelahan fisik pada wisatawan Mahasiswa 2. Resiko terjadinya hipotermi pada wisatawan Mahasiswa 3. Resiko terjadinya
2. Malioboro DS :
-DO : Kondisi jalan malioboro yang panjang sekitar 4.1 km
wisatawan Mahasiswa
1. Resiko terjadinya kelelahan fisik pada wisatawan Mahasiswa 2. Resiko terjadinya
kram/kekakuan otot pada wisatawan mengatakan pernah mabuk perjalanan Ketika perjalanan pulang sedang mengalami hujan.
1. Resiko terjadinya motion sickness pada wisatawan Mahasiswa 2. Resiko terjadinya
hipotermi pada wisatawan Mahasiswa
II. PREDIKSI MASALAH YANG MUNCUL
No Tempat Prediksi masalah
1 Bus (Perjalanan wisata) 1. Resiko terjadinya motion sickness pada wisatawan Petani
2. Resiko terjadinya hipotermi pada wisatawan Mahasiswa
2 Objek wisata 1. Resiko terjadinya kelelahan fisik pada wisatawan Mahasiswa
2. Resiko terjadinya hipotermi pada wisatawan Mahasiswa
3. Resiko terjadinya Sprain Strain pada wisatawan Mahasiswa
4. Resiko terjadinya kram/kekakuan otot pada wisatawan Mahasiswa
III. INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN
No Prediksi Masalah Tujuan Intervensi Alat Ttd
1 Resiko terjadinya motion sickness
Memberikaan rasa nyaman
1. Amankan klien ke tempat yang
1. Obat-obatan anti
pada wisatawan
Petani pada klien 2. Longgarkannyaman. pakaian klien. 4. Jika klien
muntah bersihkan mulut dan sisa-sisa muntahan. histamine (jika perlu).
2 Resiko terjadinya hipotermi pada wisatawan
wisatawan jika kondisi tubuh basah dengan handuk kering dan bersih 3.Ganti baju
untuk istirahat senyaman mungkin
6.Jika perlu pasang buli-buli panas di daerah telapak tangan dan telapak tanda vital
3 Resiko terjadinya Sprain Strain pada wisatawan Mahasiswa
1.Proteksi diri menggunakan orang di sekitar pasien
4.Atur posisi klien senyaman mungkin
5.Lakukan
kompres dingin untuk dengan elastic bandage
7.Evaluasi
bertambah, rujuk pasien ke RS
4 Resiko terjadinya kelelahan fisik pada wisatawan Petani. 3. Berikan kepada
klien air
minum yang mengandung elektolit dan glukosa.
4. Observasi keadaan umum klien.
5. Bila perlu
rujuk ke
pelayanan kesehatan. 6. Rapikan klien.
Minuman yang
mengandung elektrolit dan glikosa
Tio dan Riri ng
5 Resiko terjadinya kram/kekakuan n –kejang otot
1. Bawa klien ke
5. Rapikan klien
1. Minuman
Tempat Tgl/Jam Masalah Keperawatan
Implementasi Respon Evaluasi Ttd
Bus
muntah hilang atau
wisata) klien.
atau hilang O: terlihat sehat kembali
Wisata 18Januari 2014/ wisatawan di candi atau hilang O: terlihat sehat kembali
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Tio dan Riri ng
(Perjal
kan klien ke tempat yang atau hilang O:
muntah hilang atau
menghilang O:
Wisatawan terlihat sehat kembali kan klien ke tempat yang atau hilang O:
muntah hilang atau
menghilang O:
mijat. kan klien ke tempat yang atau hilang O:
muntah hilang atau
menghilang O:
Januari kan klien ke tempat yang atau hilang O:
muntah hilang atau
menghilang O:
Wisatawan terlihat sehat kembali kan klien ke tempat yang atau hilang O:
muntah hilang atau
menghilang O:
dan perut sambil memijat-mijat. 4. Jika klien
muntah bersihkan mulut dan sisa-sisa muntahan. 5. Memberika
n minuman hangat. 6. Memberika
n obat-obatan anti histamine (jika perlu).
teratasi P:
Pertahankan intervensi
V. EVALUSI
NO PSIKOLOGIS FISIK
1. Didapatkan hasil wawancara 80% wisatawan mengatakan senang dalam perjalanan wisata selama sehari di obyek wisata Candi Borobudur dan Malioboro
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kesehatan di komunitas pariwisata tidak beda jauh dengan masalah kesehatan yang mungkin terjadi selama melakukan perjalanan wisata. Para wisatawan selain ingin menikmati keunikan dan keindahan suatu destinasi (Daerah tujuan wisata), mereka juga mempunyai resiko terjadi gangguan kesehatan selama melakukan perjalanan wisata. Masalah kesehatan yang mungkin terjadi di suatu destinasi perlu diprediksikan dengan baik, agar pelayanan kesehatan di suatu destinasi benar-benar memadai. Upaya pencegahan terhadap resiko kecelakaan wajib dilakukan dan terus dikembangkan, sehingga pertanyaan-pertanyaan tentang fasilitas keselamatan dan keamanan para wisatawan didaerah tujuan wisata terjawab dengan jelas.
dan terampil menangani masalah wisatawan, sampai dengan pelayanan kesehatan dirumah sakit yang berperalatan canggih.
Masalah di biro perjalanan ke Magelang dan Yogyakarta merupakan salah satu masalah kesehatan yang mungkin terjadi di komunitas pariwisata yang perlu diantisipasi setiap destinasi.
B. Saran
1. Bagi destinasi / daerah tujuan wisata :
a. Seluruh komunitas pariwisata tetap dituntut untuk mengaplikasikan konsep SAPTA PESONA di berbagai usaha pariwisata, termasuk pelayanan kesehatan.
b. Mengkaji dengan betul resiko yang mungkin terjadi dengan kondisi geografis dari sebuah obyek wisata yang ada.
c. Melengkapi sarana prasarana pelayanan kesehatan sesuai dengan resiko khusus dari sebuah obyek wisata.
d. Mengatur rombongan dan membatasi pengunjung sesuai dengan daya dukungnya.
e. Memasang rambu-rambu, papan larangan yang jelas dan informatif. f. Menyediakan peta, pemandu, pengawas dan petugas kesehatan. 2. Bagi para wisatawan :
a. Membiasakan diri untuk mencari informasi terkait daerah tujuan wisata yang ingin dikunjunginya.
b. Konsultasi dengan travel klinik tentang resiko yang mungkin terjadi dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan terkait dengan daerah tujuan wisata yang hendak dikunjungi .
c. Mempersiapkan perlengkapan pribadi dengan cermat, untuk melakukan perjalanan wisata dengan aman.
d. Patuh dan disiplin untuk mengikuti rambu-rambu dan papan larangan yang ada di suatu daerah tujuan wisata .
a. Selalu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam upaya mencegah, menangani dan merujuk masalah – masalah kesehatan yang terkait dengan pariwisata.
b. Selalu inovasi dan melengkapi sarana pelayanan kesehatan yang sesuai dengan khusus daerah tujuan wisata yang menjadi tanggungjawabnya. c. Belajar dan berlatih tentang biro perjalanan ke Magelang dan
Yogyakarta secara maksimal agar kompeten dibidang pelayanan kesehatan pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Borobudur, Harta Karun Dunia di Pulau Jawa, Indonesia.
http://borobudur.yogyes.com/id/ (Diakses pada tanggal 15 januari 2014)
Anonim, 2012. Malioboro.
Lampiran :
Bus yang Digunakan Untuk Berwisata
Suasana di Malioboro