• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN BAK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN BAK (1)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK ILMIAH REMAJA

PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN BAKU

PEMBUATAN GULO PUAN

DISUSUN OLEH

Kurnia Sela Indah Puspita Marsa Apriani

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini dibuat untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di dalam makalah ini, penulis menulis tentang "Pemanfaatan Biji Karet sebagai Bahan Baku Pembuatan Gulo Puan”

Penulis sebagai peserta lomba telah berusaha semaksimal mungkin dan saling bekerja sama untuk menyusun karya tulis ini dengan penuh rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, penulis melanjutkan “Lembar Pengesahan” agar dapat disetujui dan disahkan.

Palembang, 11 Januari 2015

Menyetujui Mengesahkan

Pembina KIR Kepala SMA Negeri 6 Palembang

(3)

KATA PENGANTAR

Allhamdulillahi Rabbil Alamiin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Biji Karet sebagai Bahan Baku Pembuatan Gulo Puan” dengan baik. Makalah ini disusun untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah di Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam penulisan makalah ini banyak melibatkan pihak-pihak yang telah memberikan dorongan serta membantu kami baik secara langsung, maupun tidak langsung, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan sumbangan pemikiran, saran, dan petunjuk dalam proses pembuatan karya tulis ini. Kami menyadari tanpa bantuan semua pihak karya tulis ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.

(4)

ABSTRAK

Sela, Kurnia, dkk. 2015. Pemanfaatan Biji Karet sebagai Bahan Baku Pembuatan Gulo Puan.

Kata Kunci :Gulo Puan, Biji Karet, dan Pengolahan

Indonesia memiliki berbagai makanan khas di setiap daerahnya. Kota Palembang memiliki salah satu makanan khas yang bernama “Gulo Puan”. Gulo puan atau gula susu merupakan makanan yang terbuat dari gula dan susu yang saat ini jarang ditemui. Pada umumnya, pembuatan gulo puan menggunakan susu hewani seperti susu kerbau dan susu sapi.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah memanfaatkan biji karet dan menaikkan popularitas gulo puan sebagai makanan khas Palembang. Metode pembuatan makalah ini yaitu pengumpulan data dan analisis data.

(5)

ABSTRACT

Sela, Kurnia, dkk. 2015. Pemanfaatan Biji Karet sebagai Bahan Baku Pembuatan Gulo Puan.

Keywords :Gulo puan, rubber seeds and processing

Indonesia has a variety of foods typical in each region. The city of palembang has one of the typical food named “Gulo Puan”. Gulo puan or milk sugar is a food made from sugar and milk now rarely found. In general, making gulo puan use animal milk as milk buffalo and dairy cattle.

The purpose of this paper is made of rubber and raising the popularity of Gulo Puan as food typical of Palembang. A method of making this paper is for collecting data and analysis of data.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

BAB III HASIL PENGAMATAN ...7

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...7

3.2 Metode Penelitian ...7

3.3 Alat dan Bahan ...7

3.4 Cara Pengolahan ...8

BAB IV PEMBAHASAN ...9

4.1 Kandungan ...9

4.2 Tahapan Percobaan ...10

4.2.1 Percobaan I ...10

4.2.2 Percobaan II ...10

4.2.3 Percobaan III ...10

4.3 Eksperimen...11

4.3.1 Penjelasan Tentang Guna Alat ...11

(7)

4.3.3 Penjelasan Bahan Tambahan ...12

4.3.4 Hasil Eksperimen...13

4.3.5 Diagram Alur ...14

4.3.6 Alasan dipilihnya Biji Karet Sebagai Bahan Baku Gulo Puan ...15

4.3.7 Kelebihan Gulo Puan Berbahan Baku Biji Karet ...16

4.3.8 Kendala Yang Dihadapi ...16

BAB V PENUTUP ...18

5.1 Kesimpulan ...18

5.2 Saran ...18

DAFTAR PUSTAKA ...19

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia, meskipun tanaman karet baru diintroduksi pada tahun 1864, hanya dalam kurun waktu sekitar 150 tahun sejak dikembangkan pertama kali luas areal perkebunan karet Indonesia telah mencapai 3.262.291 hektar. Provinsi yang memiki areal perkebunan karet terluas pada tahun 2004 adalah Sumatera Selatan yaitu mencapai 671.290 hektar.1

Karet merupakan produk perkebunan yang hingga saat ini dimanfaatkan getah dan batangnya saja. Sampai saat ini biji karet belum dimanfaatkan secara maksimal. Selain sebagai bibit tanaman, biji tanaman karet hanya dibiarkan terbuang tanpa pemanfaatan lebih lanjut. Kandungan protein yang terdapat pada biji karet juga hampir sama bila dibandingkan dengan kedelai dan beberapa tanaman komersil lainnya.

Di samping pemanfaatan yang kurang, biji karet yang mudah diperoleh dapat menjadi dasar .perlunya pemanfaatan biji karet sebagai bahan alternatif pembuatan makanan yang kaya akan gizi, seperti protein, lemak dan sebagainya. Biji karet yang sering dikhawatirkan dan dinilai beracun membuat banyak masyarakat tidak tertarik untuk memanfaatkannya lebih luas dan belum begitu berani untuk mencoba menyalurkan inovasi dengan biji karet.

Racun biji karet yang selama ini dianggap berbahaya ternyata dapat dihilangkan dengan proses perendaman selama 1-2 hari kemudian direbus selama

(9)

2 jam. Selain itu, bisa juga direndam selama 24 jam dengan air garam kemudian direbus selama 2 jam.

Biji karet yang memiliki kandungan yang hampir sama dengan kedelai dapat diolah menjadi susu kaya protein. Susu dapat diproses lebih lanjut menjadi suatu jenis makanan dalam bentuk yang berbeda . Salah satunya yaitu, susu dapat diolah menjadi makanan yang terkenal dengan nama Gulo Puan atau dalam bahasa Indonesia disebut gula susu. Gulo puan merupakan salah satu jenis makanan tradisional kota palembang yang terbuat dari campuran gula dan susu yang diproses melalui perebusan dalam wajan sampai mengental dan akhirnya mengkristal atau memadat. Susu yang biasa digunakan yaitu susu kerbau. Nama gulo puan sendiri diambil dari bahan baku pembuatannya yaitu gula dan puan atau dalam bahasa Indonesia disebut susu.

Saat ini, gulo puan sudah jarang sekali ditemukan, bahkan banyak anak muda yang mengaku asli orang Palembang tetapi tidak mengetahui apa itu gulo puan. Padahal, gulo puan merupakan makanan tradisional kota Palembang yang memiliki cita rasa yang enak dan gurih.

Selain untuk meningkatkan nilai guna biji karet, kami juga ingin melestarikan dan memperkenalkan kembali gulo puan sebagai makanan tradisional khas kota Palembang kepada masyarakat Indonesia dan khususnya kepada masyarakat kota Palembang. Maka, kami tertarik untuk memanfaatkan biji karet sebagai bahan baku pembuatan gulo puan atau gula susu.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu bagaimana cara mengolah biji karet sebagai bahan baku pembuatan gulo puan agar aman dikonsumsi ?

1.3 Tujuan Penelitian

(10)

1. Mengetahui bagaimana cara mengolah biji karet yang tepat dan efektif agar aman dikonsumsi.

2. Memanfaatkan biji karet yang terbuang menjadi bahan baku pembuatan gulo puan.

3. Meningkatkan nilai guna tanaman karet sehingga tidak hanya batang dan getahnya yang dimanfaatkan.

4. Melestarikan makanan khas Kota Palembang yang pada saat ini sudah sangat jarang ditemukan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari makalah ini ialah sebagai berikut :

1. Sebagai informasi tentang proses pembuatan gulo puan dari biji karet yang aman dikonsumsi.

2. Sebagai informasi tentang kandungan gizi dari biji karet.

3. Sebagai sarana untuk melestarikan makanan khas kota Palembang yang pada saat ini sudah sangat jarang ditemukan.

(11)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Biji Karet

Tahun 1493 Michele De Cuneo melakukan pelayaran ekspedidisi ke benua Amerika yang dahulu dikenal sebagai “Benua Baru”. Dalam perjalan ini ditemukan sejenis pohon yang mengandung getah. Pohon-pohon itu hidup secara liar di hutan-hutan pedalaman Amerika yang lebat. Tahun 1601 karet telah ditulis sendiri dalam sebuah buku oleh Antonio Herrera. Kemudian tim dari Academic Rovale De Sciences Perancis melakukan ekspedisi pertama ke daerah Amerika Selatan yang diketahui memiliki banyak karet liar.

Penemuan-penemuan baru terutama yang menyangkut pengetahuan fisika dan kimia menambah nilai karet untuk kepentingan manusia. Penemuan ini akhirnya berlanjut ke perkembangan industri dengan bahan baku karet. Tahun 1971 Furcroy berhasil menemukan cara mengangkut lateks. John Caought ditahun 1803 dan dilanjutkan oleh Joule di tahun 1853 menemukan sifat ketahanan panas. Sifat kekenyalan pada karet ditemukan oleh Hancock pada tahun 1918.

(12)

Di Indonesia, sejarah karet mencapai puncaknya pada periode sebelum perang dunia II hingga tahun 1956. Pada masa itu Indonesia menjadi negara penghasil karet terbesar di dunia komoditas ini pernah begitu diandalkan sebagai penopang perekonomian negara. Waktu itu sampai terkenal ucapan ‘rubber is de kurk waarop wij dirjven’ yang berarti karet adalah gabus dimana kita mengapung.

Sejak tahun 1957 kedudukan Indonesia sebagai produsen karet nomor satu digeser oleh Malaysia. Walaupun demikian, bagi perekonomian Indonesia karet tetap memberi sumbangan ekonomi yang besar. Tanaman karet mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya, karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi. Selanjutnya karet dikembangkan menjadi tanaman perkebunan dan tersebar di beberapa daerah.2

Dilihat dari komposisi kimianya, ternyata kandungan protein biji karet terhitung tinggi. Dari hasil analisis diketahui kadar proteinnya sebesar 27%, lemak 32,3% , air 3,6%, abu 2,4%, thiamin 450µg, asam nikotinat 2,5µ , karoten dan tokoferol 250µ, dan sianida sebanyak 330 mg dari setiap 100 gr biji karet.3

Tanaman karet termasuk genus Hevea dan familinya adalah

Euphorbiaceae sehingga nama spesies dari tanaman karet tersebut adalah Hevea braziliensis. Adapun susunan taksonomi tanaman karet adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Hevea

Spesies : Hevea braziliensis

2.2 Gulo Puan

(13)

Gulo Puan atau gula susu merupakan salah satu makanan tradisional khas Palembang yang dahulunya sering dimakan oleh para raja. Namun, karena cita rasanya yang enak dan gurih gulo puan disukai oleh masyarakat. Pada umumnya, gulo puan terbuat dari susu kerbau atau susu sapi. Dikarenakan bahan baku pembuatan gulo puan adalah susu dan gula maka gulo puan ternilai sebagai salah satu makanan yang bergizi. Menurunnya populasi kerbau di wilayah Palembang membuat gulo puan semakin jarang ditemui. Satu-satunya tempat yang menjual gulo puan di Palembang yaitu di halaman masjid agung Palembang. Biasanya penjual gulo puan menjajakan dagangannya hanya setiap hari jumat. Oleh karena itu, gulo puan semakin jarang terdengar dan ternilai asing bagi masyarakat Palembang khususnya para generasi muda.

(14)

HASIL PENGAMATAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jl. Siaran Lr. Kavling No. 1025 A Sako

Palembang dan hasil penelitian diperiksa oleh Balai Pemeriksa Obat dan Makanan Republik Indonesia ( BPOM RI ) Palembang.

3.2 Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam pembuatan karya tulis ini dilakukan pengumpulan data dengan dua cara, yakni sebagai berikut:

1. Metode Kepustakaan

Data penelitian yang mendukung pembuatan karya tulis ini diambil dari berbagai sumber buku, artikel yang bersumber dari berbagai alamat website.

2. Metode Eksperimen

Data pengolahan biji karet yang dikelola menjadi gulo puan didapat dari eksperimen pengolahan dan pembuatan.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis melalui metode deskriptif kualitatif berupa data berbentuk kalimat penjelasan.

3.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat biji karet menjadi susu adalah sebagai berikut :

(15)

1. Baskom 2. Panci 3. Cobek 4. Saringan

5. Kain saring atau Kain blacu 6. Kompor 4. 3 lembar Daun pandan 5. ½ sdt garam

3.4 Cara Pengolahan

1. Tahap perendaman selama 48 jam 2. Tahap perebusan selama 2 jam

3. Tahap perendaman kembali selama 36 jam 4. Tahap pengeringan selama 12 jam

5. Tahap pengolahan menjadi susu 6. Tahap pengolahan menjadi gulo puan

BAB IV

(16)

4.1 Kandungan

Kandungan susu biji karet dan gulo puan :

Perbandingan Kandungan Gizi Biji Karet Dengan Bahan Dasar Susu

1 Biji karet 34,9 9,14 1,34 8,8

2 Kedelai 34 2,5 3,8 7

3 Kacang Hijau 22 2,1 2,62 9,1

4 Kacang Tanah 25 3,42 8,21 1,4

5 Kecipir 32 8,17 0,36 5,1

(Sumber : Sahrun Dongoran. 2010. Makanan Dari Biji Karet) Perbandingan Susu Biji Karet Dengan Susu Lainnya

(Sumber : mama cerdas. 2010. Perbedaan Susu Sapi dan Susu Kedelai)

4.2 Tahapan Percobaan No

. Kandungan Biji Karet Kedelai Sapi

1 Air 88,60 88,60 88,6

2 Kalori 52,99 58,00 62

3 Protein 4,40 2,9 1,4

4 Karbohidrat 3,80 4,50 7,20

5 Lemak 2,50 0,30 3,10

6 Vit.B1 0,04 0,04 0,02

(17)

4.2.1 Percobaan I

1. Tahap perendaman selama 24 jam 2. Tahap perebusan selama 2 jam 3. Tahap pengeringan

4. Tahap pengolahan menjadi susu 5. Tahap pengolahan menjadi gulo puan 4.2.2 Percobaan II

1. Tahap perendaman selama 48 jam 2. Tahap perebusan selama 2 jam 3. Tahap pengeringan

4. Tahap pengolahan menjadi susu 5. Tahap pengolahan menjadi gulo puan 4.2.3 Percobaan III

1. Tahap perendaman selama 48 jam 2. Tahap perebusan selama 2 jam

3. Tahap perendaman kembali selama 36 jam 4. Tahap pengeringan

5. Tahap pengolahan menjadi susu 6. Tahap pengolahan menjadi gulo puan

4.3 Eksperimen

4.3.1 Penjelasan Tentang Guna Alat

1. Baskom

Baskom merupakan alat yang digunakan untuk mencuci dan menampung biji karet selama proses perendaman.

(18)

Panci merupakan alat yang digunakan untuk merebus biji karet.

3. Cobek

Cobek merupakan alat yang digunakan untuk memecahkan biji karet.

4. Saringan

Saringan merupakan alat yang digunakan untuk meniriskan biji karet setelah dihaluskan.

5. Kain saring atau Kain blacu

Kain saring merupakan alat yang digunakan untuk menyaring biji karet setelah dihaluskan.

6. Kompor

Kompor merupakan alat yang digunakan untuk memanakan biji karet dalam proses perebusan.

7. Belender

Blender merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan biji karet.

8. Spatula

Spatula merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk biji karet yang telah berwujud susu.

9. Sendok

(19)

10. Gelas ukur

Gelas ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur volume air dalam pembuatan gulo puan.

11. Wajan

Wajan merupakan alat yang digunakan sebagai tempat memasak gulo puan.

12.Neraca

Neraca merupakan alat yang digunakan untuk menimbang bahan baku dan bahan tambahan untuk membuat gulo puan.

4.3.2 Penjelasan Bahan Baku

Adapun bahan baku yang dibutuhkan, yaitu 1 Kg Biji Karet

Biji karet merupakan suatu bahan makanan yang

mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Biji karet dibutuhkan dalam pembuatan gulo puan sebagai bahan utama.

4.3.3 Penjelasan Bahan Tambahan

1. 2 liter Air hangat

Air hangat merupakan bahan yang digunakan untuk mengolah biji karet yang telah dihaluskan menjadi susu.

2. 500 gr Gula pasir

Gula Pasir merupakan bahan yang digunakan untuk menciptakan rasa manis pada gulo puan.

3. 3 lembar Daun pandan

(20)

4. ½ sdt garam

Garam meruupakan bahan yang digunakan untuk mengawetkan gulo puan sehingga dapat dikonsumsi dalam selang waktu yang cukup lama.

4.3.4 Hasil Eksperimen

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan sebanyak tiga kali. Percobaan ke tiga berhasil untuk menghilangkan asam cyanida pada biji karet. Berikut merupakan penjelasan hasil eksperimen.

Tahap Persiapan

1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan yaitu baskom, panci, cobek, saringan, kain saring atau kain blacu, kompor, blender, spatula, sendok, gelas ukur, wajan dan neraca.

2. Siapkan bahan-bahan yang akan digunakan yaitu biji karet (1 kg), air hangat (2 liter), gula pasir (500 gram), daun pandan (3 lembar) dan garam (½ sdt).

Tahap Pengolahan Biji Karet

1. Rendam biji karet di dalam baskom berisi air yang telah di siapkan (perendaman dilakukan selama 48 jam).

2. Setelah itu, biji karet direbut selama 2 jam.

3. Selanjutnya biji karet yang telah direbus direndam kembali selama 36 jam.

4. Kemudian keringkan. Setelah kering biji karet dipecahkan dengan menggunakan cobek dan dihaluskan bersama air dengan menggunakan blender.

5. Biji karet yang telah halus disaring hingga menjadi susu. Tahap Pembuatan Gulo Puan

(21)

2. Panaskan susu di atas kompor dengan kondisi api sedang hingga mendidih.

3. Lalu, air susu biji karet yang telah mendidih dipindahkan di dalam wajan, berikan bahan tambahan seperti, gula, daun pandan dan garam.

4. Aduk secara merata hingga gulo puan mengental.

5. Terakhir, pindahkan gulo puan ke dalam wadah, dinginkan dan tunggu hingga mengkristal. Gulo Puan siap dionsumsi.

4.3.5 Diagram Alur

Peras dengan menggunakan kain saring bersih hingga berwujud susu Tiriskan dengan menggunakan saringan

Pecahkan dengan menggunakan cobek dan haluskan dengan menggunakan blender Keringkan biji karet selama 12 jam

Rendam kembali selama 36 jam

Rebus biji karet yang telah direndam selama 2 jam Rendam biji karet selama 48 jam

(22)

4.3.6 Alasan Dipilihnya Biji Karet Sebagai Bahan Baku Gulo Puan

Alasan dipilihnya biji karet sebagai bahan baku pembuatan gulo puan, antara lain

1. Sumatera Selatan merupakan wilayah dengan perkebunan karet terluas di Indonesia sehingga tanaman karet mudah didapatkan.

2. Tanaman karet hanya dimanfaatkan bagian getah dan batangnya saja.

3. Biji karet hanya dijadikan limbah, belum adanya pengolahan berlanjut untuk dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat. 4. Biji karet mengandung protein yang tinggi.

4.3.7 Kelebihan Gulo Puan Berbahan Baku Biji Karet

1. Biji karet mudah didapatkan

2. Tidak membutuhkan biaya untuk membeli biji karet sebagai bahan utama pembuatan gulo puan

3. Mengandung protein yang tinggi

4. Memiliki cita rasa yang manis dan gurih

Tambahkan bahan tambahan seperti gula, daun pandan dan garam

Aduk terus-menerus hingga mengental

Masukkan ke dalam wadah, dinginkan dan tunggu hingga mengkristal

(23)

4.3.8 Kendala Yang Dihadapi

Dalam pembuatan karya tulis ini, banyak kendala yang dihadapi, yaitu mulai dari penelitiannya sampai dalam penyusunan makalah.

Pada pembuatan makalah ini, kami telah melakukan tiga kali percobaan. Pada percobaan pertama, bau biji karet masih menyengat dan saat diolah menjadi susu, ditemukan kandungan minyak. Setelah diolah menjadi gulo puan, sulit mengkristal dan rasanya manis bercampur pahit. Sedangkan pada percobaan kedua, bau biji karet tidak menyengat namun setelah diolah menjadi gulo puan, sulit mengkristal. Rasa pahitnya berkurang. Pada percobaan ketiga, bau biji karet tidak menyengat, susu yang dihasilkan tidak berminyak. Setelah diolah menjadi gulo puan, mudah mengkristal, rasanya manis dan gurih. Kendala yang dihadapi yaitu belum tersedianya fasilitas untuk memeriksa kandungan makanan sehingga harus memriksa di Balai Pemeriksa Obat dan Makanan ( BPOM ) untuk memastikan bahwa gulo puan berbahan baku biji karet tidak mengandung cyianida.

(24)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Biji karet yang biasanya hanya terbuang dan menjadi limbah ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan gula puan, yang dapat dibuat dengan mudah dan menggunakan alat yang sedehana.

Pembuatannya sangat sederhana, meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap perendaman selama 48 jam

(25)

3. Tahap perendaman kembali selama 36 jam 4. Tahap pengeringan

5. Tahap pengolahan menjadi susu 6. Tahap pengolahan menjadi gulo puan

5.2 Saran

Sebaiknya biji karet dipilih sebagai alternatif pembuatan gulo puan karena selain kandungan gizi yang lebih tinggi juga dari segi ekonomi harganya relatif lebih murah dibandingkan gulo puan dari susu lainnya.

Oleh karena itu biji karet merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan bahan dasar pembuatan gulo puan dengan cara pengolahan yang baik. Biji karet tidak hanya dapat dijadikan bibit atau bahkan dibuang tetapi juga dapat memberikan keuntungan baik dari segi kesehatan hingga ke segi ekonomi. Gulo puan dari biji karet juga merupakan upaya menaikkan popularitas makanan khas Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Agus dan Didit Heru Setiawan.2008.Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.

Tim Penulis PS.2008.Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Niaga Swadaya. Anonim.(2011). Mama Cerdas. [Online]. Tersedia:

(26)

Margono, Tri dkk. (2000). Buku Panduan Teknologi Pangan. [Online]. Tersedia : http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/susu_kedelai.pdf / [19 September 2014]

LAMPIRAN

Alat dan bahan

(27)

Gambar 1.1 Baskom

Gambar 1.2 Panci

Gambar 1.3 Sendok

(28)

Gambar 1.5 Kain Belacu

Gambar 1.6 Kompor gas

(29)

Gambar 1.8 Wajan

Gambar 1.9 Tampah

(30)

Gambar 1.11 Gelas ukur

Gambar 1.12 Neraca

Bahan

Gambar 2.1 Biji karet

(31)

Gambar 2.2 Garam

Gambar 2.3 Gula

(32)

Gambar 2.5 Air mineral

Tahap pembuatan

Gambar 3.1 Biji karet direndam

(33)

Gambar 3.3 Biji karet direndam kembali

Gambar 3.4 Biji karet dikeringkan

(34)

Gambar 3.6 Haluskan biji karet

Gambar 3.7 Biji karet yang telah dihaluskan

(35)

Gambar 3.9 Aduk rata biji karet yang telah halus

Gambar 3.10 Letakkan biji karet halus yang telah ditambahkan air ke dalam kain

(36)

Gambar 3.12 Tuangkan susu ke dalam wajan

Gambar 3.13 Tambahkan garam dan gula ke dalam wajan

(37)

Gambar 3.15 Tambahkan daun pandan ke dalam wajan dan aduk hingga mengkristal

Gambar 3.16 Gulo puan sudah mengkristal

(38)

Gambar

Gambar 1.4 Blender
Gambar 1.5 Kain Belacu
Gambar 1.8 Wajan
Gambar 1.11 Gelas ukur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang menjadi masalah utama adalah apakah Anda akan menggunakan kegagalan Anda sebagai pembelajaran dan pengalaman yang berharga atau menjadikan

Dengan Tugas Akhir yang penulis buat, diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu acuan dalam optimasi pipa bawah !aut pada Lapangan Produksi Gas Tunu Kalimantan

data yang berkenaan dengan peranan guru PAI pada peserta didik SD Negeri 2. Labuhan Ratu kabupaten Lampung Timur, tentu saja obyek

Pada penelitian ini, untuk proses klasifikasi dokumen menggunakan data berita sebanyak 100 data yang bersumber dari dokumen berita redaksi Surat Kabar Harian

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umar (2011) dengan judul Pengaruh Upah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pekerja pada Industri

manajemen (management representative) yang bertanggung jawab terhadap manajemen kualitas dari semua proyek yang ditangani oleh perusahaan, dimana tanggung jawab ini

Di perairan Batu Lawang juga tidak terlihat terjadinya recovery (rekrutmen) terumbu karang, hal ini dapat dilihat dari ukuran karang yang mempunyai pertumbuhan diatas

Praktek sekarang ini, Cover Note notaris ini dibuat sebagai pegangan Bank, bahwa benar-benar telah dilakukan penandatanganan semua akta (proses secara notarial)