• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Kewarganegaran DI S U S U N OLEH NAMA NPM: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH BANDA ACEH 2013 KATA PENGANTAR - PENDIDIKAN Kewarganegaraan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Kewarganegaran DI S U S U N OLEH NAMA NPM: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH BANDA ACEH 2013 KATA PENGANTAR - PENDIDIKAN Kewarganegaraan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Kewarganegaraan

Pendidikan

Kewarganegaran

DI

S U S U N OLEH

NAMA NPM:

FAKULTAS EKONOMI

(2)

BANDA ACEH

2013

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun makalah ini tepatpada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Banda Aceh, Januari 2014

(4)

DAFTAR ISI

A. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia ... 3

B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia ... 5

C. Kompetensi Pendidikan ... 5

D. Pengertian Dan Pemahaman Tentang Bangsa Dan Negara... 8

(5)

F. Proses Bangsa Yang Menegara... 13

G. Pemahaman Hak Dan Kewajiban Warga Negara... 14

H. Pemahaman Demokrasi... 16

1. Konsep Demokrasi... 16

2. Bentuk Demokrasi Dalam Pengertian Sistem Pemerintahan Negara...

I. Prinsip Dasar Pemerintahan Republik Indonesia... ... 18

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era

sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan

mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan jamannya.

Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh Bangsa

Indonesia berdasarkan kesamaan nilai–nilai perjuangan bangsa yang senantiasa

tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai–nilai ini dilandasi oleh jiwa, tekad, dan

semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu

mendorong proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam

wadah Nusantara.

Semangat perjuangan bangsa yang telah ditunjukkan pada kemerdekaan

17 Agustus 1945 tersebut dilandasi oleh keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan keikhlasan untuk berkorban. Landasan perjuangan tersebut

merupakan nilai–nilai perjuangan Bangsa Indonesia. Semangat inilah yang harus

dimiliki oleh setiap warga negara Republik Indonesia. Selain itu nilai–nilai

perjuangan bangsa masih relevan dalam memecahkan setiap permasalahan dalam

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta terbukti keandalannya.

Tetapi nilai–nilai perjuangan itu kini telah mengalami pasang surut sesuai dengan

dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Semangat

perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini

(7)

Globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga–lembaga

kemasyarakatan internasional, negara–negara maju yang ikut mengatur

percaturan politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan

global. Disamping itu, isu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia,

dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.

Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, khususnya dibidang informasi, komunikasi, dan transportasi.

Hingga membuat dunia menjadi transparan seolah–olah menjadi sebuah kampung

tanpa mengenal batas negara.

Semangat perjuangan bangsa ynag merupakan kekuatan mental spiritual

telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik.

Sedangkan dalam era globalisasi dan masa yang akan datang kita memerlukan

perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing–masing.

Perjuangan non fisik ini memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap

warga negara Indonesia pada umumnya dan mahasiswa sebagai calon

cendikiawan pada khususnya, yaitu melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang, tujuan, serta landasan hukum dari kewarganegaraan?

2. Apa pengertian bangsa dan negara?

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan

Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan

modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat

kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk

membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun

warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya.

Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),

Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1998]. Komitmen yang kuat dan

konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk

memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara

Kesatuan dengan bentuk Republik.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan

rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan

yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan

(9)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945]. Dalam

perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan penghujung

abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang

mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam

dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat

kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang

berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh

komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung

hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam

kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, pemerintahan, dan

organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi,

dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain

itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi

manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab

sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku

anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan

(10)

B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan. Mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut.

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

anti-korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

C. Kompetensi Pendidikan

Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk menjamin

kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya secara berguna

(berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan

kemampuan kognotif dan psikomotorik). Generasi penerus melalui pendidikan

kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang

senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa,

negara, dan hubungan internasional serta memiliki wawasan kesadaran bernegara

(11)

tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan demi

tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan

wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan

bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional

dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuwan warga negara Republik

Indonesia yang sedang mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi serta seni.

Berkaitan dengan pengembangan nilai, sikap, dan kepribadian diperlukan

pembekalan kepada peserta didik di Indonesia yang dilakukan melalui Pendidikan

Pancasila, Pendidikan Agama, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu

Alamiah Dasar (sebagai aplikasi nilai dalam kehidupan) yang disebut kelompok

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) dalam komponen kurikulum

perguruan tinggi.

Setiap warga negara Republik Indonesia harus menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi serta seni yang merupakan misi atau tanggung jawab

Pendidikan Kewarganegaraan untuk menumbuhkan wawasan warga negara dalam

hal persahabatan, pengertian antar bangsa, perdamaian dunia, kesadaran bela

negara, dan sikap serta perilaku yang bersendikan nilai–nilai budaya bangsa .

Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara akan

terwujud dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi

demokrasi dan hak asasi manusia sungguh–sungguh merupakan sesuatu yang

paling sesuai dengan kehidupannya sehari–hari.

Rakyat Indonesia, melalui MPR menyatakan bahwa : Pendidikan

Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan untuk

(12)

manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, berkualitas mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan

masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan

nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa “.

Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia

yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif.

Terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan

produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Undang–Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa kurikulum dan isi pendidikan yang memuat

Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan

terus ditingkatkan dan dikembangkan di semua jalur, jenis, dan jenjang

pendidikan.

Kompetensi diartikan sebagai perangkat tindakan cerdas, penuh rasa

tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seseorang agar ia mampu melaksanakan

tugas–tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Kompetensi lulusan Pendidikan Kewarganegaraan adalah seperangkat

tindakan cerdas penuh tanggung jawab dari seorang warga negara dalam

berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah

bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap

mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini

disertai dengan perilaku yang :

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–

(13)

2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.

5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan

kemanusiaan, bangsa dan negara.

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia

diharapkan mampu “memahami, menganalisa, dan menjawab masalah–masalah

yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan

berkesinambungan dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan

dalam Pembukaan UUD 1945 “.

Dalam perjuangan non fisik, harus tetap memegang teguh nilai–nilai ini

disemua aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan,

kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi, kolusi, dan nepotisme; menguasai

IPTEK, meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya saing;

memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; dan berpikir obyektif

rasional serta mandiri.

D. Pengertian Dan Pemahaman Tentang Bangsa Dan Negara

Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta

perilaku cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan, wawasan nusantara serta

ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa sebagai calon sarjana yang sedang

(14)

1. Bangsa

Bangsa adalah Orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat

istiadat, bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri.

Bangsa adalah Kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa &

wilayah tertentu di muka bumi. Bangsa Indonesia adalah sekelompok

manusia yg mempunyai kepentingan yg sama & menyatakan dirinya

sebagai satu bangsa serta berproses dalam satu wilayah yg disebut

nusantara Indonesia.

2. Negara

Negara adalah Suatu organisasi dari sekelompok manusia yang

bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu

pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok

atau beberapa kelompok manusia tersebut.

Negara adalah Satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan

melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk

memaksa untuk ketertiban sosial.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Bangsa adalah

orang–orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarah

serta berpemerintahan sendiri. Atau bisa diartikan sebagai kumpulan manusia

yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu dimuka bumi.

Jadi Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai

kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta

berproses di dalam satu wilayah Nusantara/Indonesia.

Bangsa adalah kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan

(15)

yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu

bangsa serta berproses dalam satu wilayah yang disebut nusantara Indonesia .

Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok

manusia yang sama–sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengetahui adanya

satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau

beberapa kelompok manusia tersebut.

Atau bisa diartikan sebagai satu perserikatan yang melaksanakan satu

pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk

memaksa bagi ketertiban sosial.

3. Teori terbentuknya Negara

a. Teori Hukum Alam (Plato dan Aristoteles).

Kondisi Alam => Berkembang Manusia => Tumbuh Negara.

b. Teori Ketuhanan

Segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan, termasuk adanya negara.

c. Teori Perjanjian (Thomas Hobbes)

Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan, manusia

akan musnah bila ia tidak mengubah cara–caranya. Manusia pun bersatu

(membentuk negara) untuk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan

dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.

Di dalam prakteknya, terbentuknya negara dapat pula disebabkan karena :

a. Penaklukan.

b. Peleburan.

c. Pemisahan diri

(16)

4. Unsur Negara a. Konstitutif.

Negara meliputi wilayah udara, darat, dan perairan (unsur perairan tidak

mutlak), rakyat atau masyarakat, dan pemerintahan yang berdaulat

b. Deklaratif.

Negara mempunyai tujuan, undang–undang dasar, pengakuan dari negara

lain baik secara de jure dan de facto dan ikut dalam perhimpunan

bangsa–bangsa, misalnya PBB.

5. Bentuk Negara a. Negara kesatuan

1. Negara Kesatuan dengan sistem sentralisasi

2. Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi

b. Negara serikat, di dalam negara ada negara yaitu negara bagian.

Proses bangsa yang bernegara adalah melibatkan gambaran tentang

terbentuknya bangsa dimana kelompok manusia didalamnya bagian dari bangsa.

Negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa tersebut berdasarkan

pentingnya keberadaan negara sehingga tumbuhlah kesadaran untuk

mempertahankan keutuhan negara melalui upaya bela negara. Upaya ini dapat

terlaksana dengan baik apabila tercipta pola pikir sikap dan tindak perilaku

bangsa yang berbudaya yang memotivasi untuk membela negara.

Proses bangsa yang menegara diawali dengan adanya pengakuan yang sama

atas kebenaran hakiki dan kesejahteraan yang merupakan gambaran kebenaran

(17)

Proses bangsa yang menegara diawali dengan adanya pengakuan yagn sama

atas kebenaran hakiki dan kesejarahan yang merupakan gambaran kebenaran

secara faktual dan otentik. Yang dimaksud adalah:

1. Kebenaran yang berasal dari Tuhan pencipta alam semesta, kebenaran

tersebut adalah meliputi: Keesaan Tuhan, manusia harus beradab,

manusia harus bersatu, manusia harus memiliki hubungan sosial,

kekuasaan di dunia adalah kekuasaan manusia. Kebenaran inilah yang

dijadikan falsafah hidup atau ideologi NKRI yaitu seperti terdapatnya

dalam falsafah Pancasila.

2. Kesejarahan, sejarah adalah satu dasar yang tidak dapat ditinggalkan

berdasarkan asal mula bangsabangsa kita memahami proses terbentuknya

NKRI sebagai hasil perjuangan bangsa dengan demikian kita akan

mengerti dan menyadari kewajiban individual terhadap bangsa dan

negara.

E. Sistem Kenegaraan Di Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara berdaulat yang

mendapatkan pengakuan dari dunia internasional dan menjadi anggota PBB. Dan

mempunyai kedudukan dan kewajiban yang sama dengan negara–negara lain di

dunia, yaitu ikut serta memelihara dan menjaga perdamaian dunia. Dalam UUD

1945 telah diatur tentang kewajiban negara terhadap warga negaranya, juga

tentang hak dan kewajiban warga negara kepada negaranya. Negara wajib

memberikan kesejahteraan hidup dan keamanan lahir batin sesuai dengan sistem

demokrasi yang dianutnya serta melindungi hak asasi warganya sebagai manusia

(18)

ketentuan agama, etika moral, dan budaya yang berlaku di Indonesia dan oleh

sistem kenegaraan yang digunakan.

F. Proses Bangsa Yang Menegara

Proses bangsa yang menegara memberikan gambaran tentang bagimana

terbentuknya bangsa dimana sekelompok manusia yang berada didalamnya

merasa sebagai bagian dari bangsa. Bangsa yang berbudaya, artinya bangsa yang

mau melaksanakan hubungan dengan penciptanya (Tuhan) disebut agama ;

bangsa yang mau berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut

ekonomi; bangsa yang mau berhubungan dengan lingkungan sesama dan alam

sekitarnya disebut sosial; bangsa yang mau berhubungan dengan kekuasaan

disebut politik; bangsa yang mau hidup aman tenteram dan sejahtera dalam

negara disebut pertahanan dan keamanan.

Di Indonesia proses menegara telah dimulai sejak Proklamasi 17 Agustus

1945, dan terjadinya Negara Indonesia merupakan suatu proses atau rangkaian

tahap–tahapnya yang berkesinambungan. Secara ringkas, proses tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia.

b. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan.

c. Keadaan bernegara yang nilai–nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu,

berdaulat, adil, dan makmur.

Bangsa Indonesia menerjemahkan secara terperinci perkembangan teori

kenegaraan tentang terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

berikut :

a. Perjuangan kemerdekaan.

(19)

c. Adanya pemerintahan, wilayah dan bangsa

d. Pembangunan Negara Indonesia

e. Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Proses bangsa yang menegara di Indonesia diawali adanya pengakuan

yang sama atas kebenaran hakiki kesejarahan. Kebenaran hakiki dan kesejarahan

yang dimaksud adalah :

a. Kebenaran yang berasal dari Tuhan pencipta alam semesta yakni;

Ke-Esa-an Tuhan; Manusia harus beradab; Manusia harus bersatu;

Manusia harus memiliki hubungan sosial dengan lainnya serta

mempunyai nilai keadilan; Kekuasaan didunia adalah kekuasaan

manusia.

b. Kesejarahan. Sejarah adalah salah satu dasar yang tidak dapat

ditinggalkan karena merupakan bukti otentik sehingga kita akan

mengetahui dan memahami proses terbentuknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagai hasil perjuangan bangsa.

Pendidikan pendahuluan bela negara adalah kesamaan pandangan bagi

landasan visional (wawasan nusantara) dan landasan konsepsional (ketahanan

nasional) yang disampaikan melalui pendidikan, lingkungan pekerjaan dan

lingkungan masyarakat.

G. Pemahaman Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama

lain tanpa terkecuali. Persamaan antara manusia slalu dijunjung tinggi untuk

menghindari berbagai kecemburuan social yang dapat memicu berbagai

(20)

atau tajir bisa memiliki tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai warga

Negara kesatuan republic Indonesia.

a. Hak warga negara.

Hak–hak asasi manusia dan warga negara menurut UUD 1945 mencakup

- Hak untuk menjadi warga negara (pasal 26)

- Hak atas kedudukan yang sama dalam hukum (pasal 27 ayat 1)

- Hak atas persamaan kedudukan dalam pemerintahan (pasal 27 ayat 1)

- Hak atas penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)

- Hak bela negara (pasal 27 ayat 3)

- Hak untuk hidup (pasal 28 A)

- Hak membentuk keluarga (pasal 28 B ayat 1)

- Hak atas kelangsungan hidup dan perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi bagi anak (pasal 28 B ayat 2)

- Hak pemenuhan kebutuhan dasar (pasal 28 C ayat 1)

- Hak untuk memajukan diri (pasal 28 C ayat 2)

- Hak memperoleh keadilan hukum (pasal 28 d ayat 1)

- Hak untuk bekerja dan imbalan yang adil (pasal 28 D ayat 2)

- Hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (pasal 28

D ayat 3)

- Hak atas status kewarganegaraan (pasal 28 D ayat 4)

- Kebebasan memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih

pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan

meninggalkannya serta berhak kembali (pasal 28 E ayat 1)

(21)

- Mewujudkan kepentingan nasional

- Ikut terlibat dalam memecahkan masalah–masalah bangsa

- Mengembangkan kehidupan masyarakat ke depan (lingkungan

kelembagaan)

- Memelihara dan memperbaiki demokrasi

c. Peran warga Negara

- Ikut berpartisipasi untuk mempengaruhi setiap proses pembuatan dan

pelaksanaan kebijaksanaan publik oleh para pejabat atau lembaga–

lembaga negara.

- Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.

- Berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.

- Memberikan bantuan sosial, memberikan rehabilitasi sosial, mela- kukan

pembinaan kepada fakir miskin.

- Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.

- Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.

- Menciptakan kerukunan umat beragama.

- Ikut serta memajukan pendidikan nasional.

- Merubah budaya negatif yang dapat menghambat kemajuan bangsa.

- Memelihara nilai–nilai positif (hidup rukun, gotong royong, dll).

- Mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara.

- Menjaga keselamatan bangsa dari segala macam ancaman.

H. Pemahaman Demokrasi

(22)

Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein) dari, oleh, dan untuk

rakyat (demos). Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik

dan pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan

sebagai warga negara. Demosmenyiratkan makna diskriminatif atau bukan rakyat

keseluruhan, tetapi hanya populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi

atau kesepakatan formal mengontrol akses ke sumber–sumber kekuasaan dan bisa

mengklaim kepemilikan atas hak–hak prerogratif dalam proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan urusan publik atau pemerintahan.

2. Bentuk Demokrasi Dalam Pengertian Sistem Pemerintahan Negara Ada dua bentuk demokrasi dalam pemerintahan negara, antara lain :

a. Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki konstitusional, dan

monarki parlementer)

b. Pemerintahan Republik : berasal dari bahasa latin, RES yang artinya

pemerintahan dan PUBLICAyang berarti rakyat. Dengan demikian dapat

diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk

kepentingan orang banyak.

Menurut John Locke kekuasaan pemerintahan negara dipisahkan

menjadi tiga yaitu :

a. Kekuasaan Legislatif (kekuasaan untuk membuat undang–undang yang

dijalankan oleh parlemen)

b. Kekuasaan Eksekutif (kekuasaan untuk menjalankan undang-undang

yang dijalankan oleh pemerintahan)

c. Kekuasaan Federatif (kekuasaan untuk menyatakan perang dan

(23)

d. Sedangkan kekuasaan Yudikatif (mengadili) merupakan bagian dari

kekuasaan eksekutif.

Kemudian Montesque (teori Trias Politica) menyatakan bahwa

kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga orang atau badan yang

berbeda-beda dan terpisah satu sama lainnya (berdiri sendiri/independent) yaitu :

a. Badan Legislatif (kekuasaan membuat undang–undang)

b. Badan Eksekutif (kekuasaan menjalankan undang–undang)

c. Badan Yudikatif (kekuasaan untuk mengadili jalannya pelaksanaan

undang-undang)

3. Klasifikasi sistem pemerintahan

- Dalam sistem kepartaian dikenal adanya tiga sistem kepartaian, yaitu

sistem multi partai (poliparty system), sistem dua partai (biparty

system), dan sistem satu partai (monoparty system).

- Sistem pengisian jabatan pemegang kekuasaan negara.

- Hubungan antar pemegang kekuasaan negara, terutama antara eksekutif

dan legislatif.

Mengenai model sistem pemerintahan negara, ada empat macam, yaitu :

- Sistem pemerintahan diktator (borjuis dan proletar)

- Sistem pemerintahan parlementer

- Sistem pemrintahan presidential

- Sistem pemerintahan campuran

I. Prinsip Dasar Pemerintahan Republik Indonesia

Pancasila merupakan pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian

(24)

bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan yang

pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Indonesia.

Beberapa prinsip dasar sistem pemerintahan Indonesia yang terdapat

dalam UUD 1945 adalah bahwa Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum

(rechtstaat), sistem konstitusi, kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR,

Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah

Majelis, Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR, menteri Negara ialah

pembantu Presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada DPR, dan

kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Dalam menjalankan tugasnya, Presiden dibantu oleh badan pelaksana

Pemerintahan yang berdasarkan tugas dan fungsi dibagi menjadi :

a. Departemen beserta aparat dibawahnya.

b. Lembaga pemerintahan bukan departemen.

c. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Sedangkan pembagian berdasarkan kewilayahannya dan tingkat

pemerintahan adalah :

a. Pemerintah Pusat, tugas pokok pemerintahan RI adalah melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan

ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

b. Pemerintah Wilayah, (propinsi, daerah khusus ibukota/daerah

istimewa, kabupaten, kotamadya, kota administratif, kecamatan,

desa/kelurahan). Wilayah dibentuk berdasarkan asas dekonsentrasi.

Wilayah–wilayah disusun secara vertikal dan merupakan lingkungan

(25)

umum meliputi bidang ketentraman dan ketertiban, politik koordinasi

pengawasan dan urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk

urusan rumah tangga daerah.

c. Pemerintah Daerah (Pemda I dan Pemda II), daerah dibentuk berdasar

asas desentralisasi yang selanjutnya disebut daerah otonomi. Daerah

otonomi bertujuan untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri agar dapat

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan

dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan

pembangunan. Pemerintahan daerah adalah kepala daerah dan DPRD.

Demokrasi Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan

nilai–nilai falsafah Pancasila atau pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat

berdasarkan sila–sila Pancasila. Ini berarti :

1. Sistem pemerintahan rakyat dijiwai dan dituntun oleh nilai–nilai

pandangan hidup bangsa Indonesia (Pancasila).

2. Demokrasi Indonesia adalah transformasi Pancasila menjadi suatu bentuk

dan sistem pemerintahan khas Pancasila.

3. Merupakan konsekuensi dari komitmen pelaksanaan Pancasila dan UUD

1945 secara murni dan konsekuen di bidang pemerintahan atau politik.

4. Pelaksanaan demokrasi telah dapat dipahami dan dihayati sesuai dengan

nilai–nilai falsafah Pancasila.

5. Pelaksanaan demokrasi merupakan pengamalan Pancasila melalaui

politik pemerintahan.

Selain pengertian diatas, ada beberapa rumusan mengenai demokrasi,

(26)

1. Demokrasi Indonesia adalah sekaligus demokrasi politik, ekonomi, dan

sosial budaya. Artinya demokrasi Indonesia merupakan satu sistem

pemerintahan rakyat yang mengandung nilai–nilai politik, ekonomi,

sosial budaya dan religius.

2. Menurut Prof. Dr. Hazarin, SH, Demokrasi Pancasila adalah demokrasi

sebagaimana telah dipraktekkan oleh bangsa Indonesia sejak dulu kala

dan masih dijumpai sekarang ini dalam kehidupan masyarakat hukum

adat seperti desa, kerja bakti, marga, nagari dan wanua ….. yang telah

ditingkatkan ke taraf urusan negara di mana kini disebut Demokrasi

Pancasila.

3. Rumusan Sri Soemantri adalah sebagai berikut : “Demokrasi Indonesia

adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan yang mengandung semagat Ketuhanan

Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan

Indonesia dan keadilan sosial “.

Dalam sistem otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia,

penyelenggara pemerintahan didasarkan atas luasnya wilayah dan asas

kewilayahannya, yaitu daerah merupakan daerahnya pusat dan pusat merupakan

pusatnya daerah. Titik otonomi berada di daerah tingkat II, kecuali urusan luar

negeri, moneter, pertahanan, dan keamanan.

J. Pemahaman Tentang Hak Asasi Manusia

Didalam mukadimah Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia

yang telah disetujui oleh Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa

Nomor 217 A (III) tanggal 10 Desember 1948 terdapat pertimbangan–

(27)

1. Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak–hak

yang sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga

kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian di dunia.

2. Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak–hak

asasi manusia telah mengakibatkan perbuatan–perbuatan bengis yang

menimbulkan rasa kemarahan dalam hati nurani umat manusia dan

bahwa kebebasan berbicara dan agama serta kebebasan dari rasa takut

dan kekurangan telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari rakyat

jelata.

3. Menimbang bahwa hak–hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan

hukum supaya tercipta perdamaian.

4. Menimbang bahwa persahabatan antara negara–negara perlu dianjurkan.

5. Menimbang bahwa negara–negara anggota PBB telah menyatakan

penghargaan terhadap hak–hak asasi manusia, martabat penghargaan

seorang manusia baik laki–laki dan perempuan serta meningkatkan

kemajuan-sosial dan tingkat kehidupan yang lebih baik dalam

kemerdekaan yang lebih luas.

6. Menimbang bahwa negara–negara anggota telah berjanji akan mencapai

perbaikan penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak–hak manusia

(28)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum penyusunan makalah Pengantar Pendidikan

Kewarganegaraan adalah mengajak kepada mahasiswa untuk memahami betapa

pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan perlu dipelajari oleh setiap generasi

bangsa indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan menjadi sumber nilai dan pedoman

penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa untuk

mengembangjkan kepribadian menjadi warga negara Indonesia yang baik.

Selain itu dapat membantu mahasiswa selaku warga negara agar mampu

mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia, kesadaran berbangsa

dan bernegara dalam menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap

kemanusiaan yang adil dan beradab. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penyusunan makalah ini adalah untuk membangkitkan kesadaran nasional dan

membentuk kepribadian mahasiswa agar memiliki :

1. Kemampuan berpikir,bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas

sebagai intelektual.

2. Memiliki wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela

negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.

3. Memiliki wawasan kebangsaan demi Ketahanan Nasional ( national

resellience ) untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara ( national

survival ).

4. Memiliki pola pikir dan pola sikap yang komprehensif integral dalam

memecahkan masalah dan implementasi pembangunan nasional pada

(29)

B. Saran

Pendidikan kewarganegaraan perlu dipertahankan penerapannya pada

semua tingkat dari jenjang pendidikan karena pendidikan kewarganegaraan dapat

memberikan kontribusi yang sangat besar dalam membentuk kepribadian warga

Negara untuk menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai karakter bangsa

(30)

DAFTAR PUSTAKA

ST. Munadjat Dasaputro, 1980, Wawasan Nusantara (dalam Implementasi & Implikasi hukumnya), Buku II, Alumni, Bandung.

Sanit, Arbi, 1998, Reformasi Politik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sekretariat Jendral MPR, 2004, Undang-Undang Dasar 1945 dengan Amandemen, Jakarta.

Soehino, SH., 1980, Ilmu Negara, Liberti, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menyebabkan selongsong tabung pembungkus bahan bakar yang terbuat dari zirconium alloy bereaksi dengan air pada suhu tinggi menghasilkan gas hydrogen Sebagai

Hasil penelitian uji penggunaan berbagai jenis koagulan terhadap mutu bahan olah karet ( Hevea brasiliensis ), koagulum lateks dengan koagulan ekstrak nenas

Analisa ini digunakan untuk mengetahui perubahan peserta program pensiun yang menjadi tanggungan pemerintah, apakah perubahan ini sejalan dengan perubahan yang

Dalam kasus perusahaan besar, cetak biru elektronik atau e-blueprint menyediakan rencana yang konsisten dan logis untuk menerapkan proyek secara terkoordinasi untuk

Dalam lingkungan bisnis yang bergerak dengan cepat, penting bagi perusahaan untuk memilih strategi yang dapat mereka lakukan?. Strategi yang dapat dijalankan oleh

Kriteria yang menjadi pertimbangan orang tua dalam pemilihan SMP yaitu nilai Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UAS-BN) anak, jarak sekolah dengan tempat

Informasi yang diberikan sebagai data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi pada program Sarjana Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul “

Abstrak Syok atau renjatan dapat merupakan keadaan terdapatya pengurangan yang sangat besar dan tersebar luas pada kemampuan pengangkutan oksigen serta unsur- unsur gizi lainnya