LAPORAN
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2015
D
D
DE
E
EP
P
P
U
UT
U
T
TI
II
B
B
B
II
I
D
DA
D
A
AN
N
NG
G
G
T
T
T
E
EK
E
K
KN
N
N
O
O
O
L
LO
L
O
O
G
G
G
II
I
A
AG
A
G
G
R
R
R
O
O
O
II
I
N
ND
N
D
DU
U
US
S
ST
T
TR
R
R
II
I
D
D
DA
A
AN
N
N
B
BI
B
II
O
O
O
T
TE
T
E
E
K
KN
K
N
NO
O
OL
L
L
O
O
O
G
G
G
II
I
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB – BPPT TAHUN 2015 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang atas rahmat-Nya, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi - BPPT dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat Unit Organisasi Eselon I periode tahun 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan salah satu dari lima komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) yang berlaku dan diwajibkan kepada seluruh instansi pemerintah secara nasional baik untuk pemerintah Pusat (Kementerian dan Lembaga) maupun Daerah.
Kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan amanat pemerintah melalui Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, peraturan kementerian PAN dan RB No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Tahun 2015 ini merupakan laporan kinerja Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi yang pertama dalam periode RPJMN 2015-2019, laporan ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada BPPT atas pelaksanaan tugas pokok melalui program dan kegiatan yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi - BPPT Tahun 2015.
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah meliputi pemahaman atas tanggungjawab pejabat/ penylenggara negara sebagai berikut
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB – BPPT TAHUN 2015 iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam pelaksanaan Sistem AKIP BPPT pada Tahun 2015, Deputi Bidang TAB
memperhatikan dan merujuk peraturan terkait sistem perencanaan pembangunan
nasional (SPPN) dan sejumlah ketentuan / pedoman terkait Sistem AKIP khususnya
ketentuan/ pedoman yang diatur oleh kementerian PAN dan RB.
Sasaran yang terdapat dalam penetapan kinerja menunjukkan hasil yang baik
dengan tercapainya target sasaran sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan. Dari
hasil penilaian diketahui bahwa indikator kinerja ini semua mencapai target 100 %
Pada tahun 2015 Deputi Bidang TAB menetapkan 2 (dua) Indikator Kinerja dalam upaya
mencapai Sasaran Strategis. Yaitu:
1. Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan. Target : 2 Kabupaten
Telah dicapai target 2 kabupaten yaitu Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa Tengah. Kegiatan di tiap kabupaten ini adalah alih teknologi dalam bentuk pelatihan di UKM produsen pangan olahan berbahan baku lokal yang ada di kabupeten tersebut. Kegiatan ini didukung dengan sinergi kelembagaan dalam bentuk MoU antara Kepala BPPT dengan Gubernur Jawa Tengah dan Perjanjian Kerjasama antara Pusat Teknologi Agroindustri dengan Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Tengah. Diharapkan dengan kegiatan tersebut usaha pangan berbahan lokal akan semakin berkembang dan produk pangan lokal akan semakin tersedia.di kabupaten tersebut.
2. Jumlah Techno Park yang berfungsi. Target : 1 Techno Park (Techno Park Grobogan – Propinsi Jawa Tengah)
Telah dicapai target 1 Teknopark yaitu Teknopark Grobogan yang berfungsi yaitu
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB – BPPT TAHUN 2015 v
pangan berbasis jagung dan kedelai. Kegiatan ini didukung dengan sinergi kelembagaan
dalam bentuk MoU antara Kepala BPPT dengan Bupati Grobogan dan beberapa
Perjanjian Kerjasama antara Pusat-pusat yang terlibat dengan SKPD-SKPD Kabupaten
Grobogan yang terkait. Rincian capaian sebagai fungsi awal Teknopark Grobogan
adalah konsep masterplan Grobogan, diseminasi teknologi, penumbuhan Perusahaan
Baru Berbasis Teknologi, dan kajian-kajian dalam rangka penguatan sistem inovasi dan
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
RINGKASAN EKSEKUTIF iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN I - 1
1.1. Penjelasan Umum Organisasi I - 1
1.1.1 Gambaran Umum I - 1
1.1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I - 3
1.1.3 Struktur Organisasi Deputi Bidang TAB I - 4
1.1.4 Profil Sumber Daya Manusia I - 7
2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 II - 13
2.4. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014 II - 14
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III - 1
3.1. Kabupaten yang memanfaatkan Inovasi dan Layanan
Teknologi Produksi Pangan Berbahan Baku Lokal untuk
mendukung Diversifikasi Pangan
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 vii 3.1.1 Alih Teknologi Produksi Pangan Berbahan Baku
Lokal di Kabupaten Kebumen
III - 1
3.1.2 Alih Teknologi Produksi Pangan Berbahan Baku
Lokal di Kabupaten Temanggung
III - 10
3.2. Techno Park Grobogan III - 21
3.3. Pagu dan Serapan Anggaran Deputi Bidang TAB tahun
2015
III - 30
BAB IV PENUTUP IV - 1
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Tata Laksana Utama (Bisnis Inti Utama) BPPT I - 1
Gambar 1.2. Bisnis Inti Deputi Bidang TAB I - 2
Gambar 1.3. Struktur Organisasi Deputi Bidang TAB I - 6
Gambar 1.4. PetadistribusiSDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja
Berdasarkan Kelompok Pendidikan
I - 7
Gambar 1.5. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Pendidikan I - 8
Gambar 1.6. PetadistribusiSDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja
Berdasarkan Kelompok Umur (Rentang Usia)
I - 9
Gambar 1.7. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Umur (rentang
Usia)
I - 9
Gambar 1.8. PetadistribusiSDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja
Berdasarkan Jenis Kelamin
I - 10
Gambar 1.9. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jenis Kelamin I - 10
Gambar 1.10. PetadistribusiSDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja
Berdasarkan Jabatan Fungsional
I - 11
Gambar 1.11. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Fungsional I - 12
Gambar 2.1. Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT
dan Penetapan Kinerja (PK)
II - 8
Gambar 2.2. Peran dan Lingkup Kegiatan BPPT II - 9
Gambar 2.3. Kerangka SIN sebagai Acuan Kegiatan BPPT II - 12
Gambar 3.1. Penandatanganan MoU antara Kepala BPPT dengan Gubernur
Jawa Tengah dalam rangka pemanfaatan Teknologi BPPT pada
tanggal 18 Bopember 2015
III - 4
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 ix Kecamatan Karang Sembung Kabupaten Kebumen
Gambar 3.3. Alur proses pembuatan beras analog di UKM Mutiara Baru III - 6
Gambar 3.4. Beras Analog produk UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen III - 7
Gambar 3.5. Penganugerahan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA (APN)
Tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara tanggal
21 Desember 2015
III - 7
Gambar 3.6. Kelompok UKM Mutiara Baru penerima Adhikarya Pangan
Nusantara 2015 Tingkat Nasional
III - 8
Gambar 3.7. Piagam Penghargaan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA (APN)
Tahun 2015 untuk UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen
III - 8
Gambar 3.8. Piala dan Piagam Penghargaan ADHIKARYA PANGAN
NUSANTARA (APN) Tahun 2015 untuk UKM Mutiara Baru
Kabupaten Kebumen
III - 9
Gambar 3.9. Tim Pangan Lokal BPPT dengan KelompokUKM Mutiara Baru
penerima Adhikarya Pangan Nusantara 2015
III - 9
Gambar 3.10. Alur Proses Pembuatan Beras jagung di CV. Agro Mandiri
Sejahtera
III - 11
Gambar 3.11. Perbaikan diagram Alir Proses Produksi beras jagun di CV Agro
Mandiri Sejahtera
III - 11
Gambar 3.12. Peningkatan Capaian Kinerja Outcome menuju target akhir
sesuai Dokumen Renstra
III - 17
Gambar 3.13. Analisis Program yang menunjang keberhasilan Output ataupun
kegagalanpencapaian pernyataan kinerja
III - 19
Gambar 3.14. Peningkatan Capaian Kinerja Outcome menuju target akhir
sesuai Dokumen Renstra kegiatan TP Grobogan
III - 27
Gambar 3.15. Analisis Program yang menunjang keberhasilan Output ataupun
kegagalanpencapaian pernyataan kinerja
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Pendidikan I - 7
Tabel 1.2. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Umur (Rentang
Usia)
I - 8
Tabel 1.3. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jenis Kelamin I - 10
Tabel 1.4. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Fungsional I - 11
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahun 2015 Deputi Bidang TAB II - 13
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Deputi Bidang TAB Tahun 2015 II - 15
Tabel 3.1. Rekapitulasi Alih Teknologi Proses dan Peralatan Produk Hilir
Pangan Lokal di Jawa Tengah
III - 12
Tabel 3.2. Pemenuhan Kriteria Indikator kinerja III - 14
Tabel 3.3. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun 2015 III - 15
Tabel 3.4. Perbandingan antara Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
III - 15
Tabel 3.5. Realisasi anggaran tahun 2015 III - 20
Tabel 3.6. Ringkasan kegiatan Techno Park di Grobogan Prov. Jawa Tengah III - 22
Tabel 3.7. Pemenuhan Kriteria Indikator kinerja kegiatan Techno Park III - 23
Tabel 3.8. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun 2015 III - 24
Tabel 3.9. Perbandingan antara Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
III - 25
Tabel 3.10. Realisasi Anggaran Tahun 2015 III - 28
Tabel 3.11. Rencana AksiPK Eselon 1 TAB III - 29
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Penjelasan Umum Organisasi
1.1.1. Gambaran Umum
Deputi Bidang Teknologi Industri dan Bioteknologi (Deputi Bidang TAB) merupakan salah satu unit kerja eselon I di BPPT yang berperan sebagai lembaga pengkaji, solusi, intermediasi, dan audit teknologi serta technology clearing house (TCH), dalam mendukung pembangunan nasional agar mampu meningkatkan daya saing industri dan kemandirian bangsa Indonesia dalam bidang pangan dan kesehatan. Kelima peran tersebut merupakan kinerja untuk menghasilkan outcome dari pelaksanaan program/ kegiatan sesuai Konsep Bisnis BPPT dalam menjalankan tugas dan perannya dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini
Tata Laksana BPPT
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -2
Mengacu pada peran BPPT sebagai lembaga intermediasi, technology clearing house, pengkajian teknologi, audit teknologi dan solusi teknologi dalam rangka meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia, Deputi Bidang TAB menempatkan bidang pangan, agroindustri dan kesehatan sebagai kompetensi inti ke dalam Rencana Strategis Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Tahun 2015 – 2019. Bisnis inti Deputi TAB dapat dilihat pada gambar 1.2
Gambar 1.2. Bisnis Inti Deputi Bidang TAB
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -3 1.1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi Bidang TAB
Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BPPT, tanggal 21 April 2006, pada Bab VII bagian Pertama, pasal 132, 133 dan 134 :
Kedudukan
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi adalah salah satu unit Organisasi Eselon 1 di lingkungan BPPT yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPPT.
Tugas
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi menyelenggarakan fungsi :
Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan pembinaan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi.
Pengendalian terhadap kebijakan teknis dibidang pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi.
Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Kepala BPPT.
Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsinya, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi mempunyai kewenangan :
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -4
Agroindustri dan Bioteknologi.
2) Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro di bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi.
3) Penetapan sistem informasi di bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi.
4) Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.1.3. Struktur Organisasi Deputi Bidang TAB
Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BPPT, tanggal 21 April 2006, pada Bab VII bagian Kedua, pasal 135, Deputi Bidang TAB membawahi struktur Organisasi unit kerja eselon II sebagai berikut :
1. Pusat Teknologi Produksi Pertanian
2. Pusat Teknologi Agroindustri
3. Pusat Teknologi Bioindustri
4. Pusat Teknologi Farmasi dan Medika
Disamping 4 Pusat di atas Deputi Bidang TAB juga membawahi 1 Balai Besar dan 1 Balai di lingkungan BPPT yang bertanggung jawab langsung kepada Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, yaitu :
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -5
2. Balai Pengkajian Bioteknologi; berdasarkan Keputusan Kepala BPPT Nomor 024/Kp/KA/IV/2001, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Bioteknologi, tanggal 3 April 2001.
Secara keseluruhan organisasi Deputi Bidang TAB terdiri atas 6 unit kerja yaitu 4 Pusat, 1 Balai Besar dan 1 Balai.
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -6
Struktur Organisasi Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
Berdasarkan Keputusan dan Peraturan Kepala BPPT Nomor :
024/Kp/KA/IV/2001, Tanggal 3 April 2001; 044/Kp/KA/IV/2004 Tanggal 21 April 2004; 170/Kp/KA/IV/2006, Tanggal 21 April 2006
Gambar 1.3.. Struktur Organisasi Deputi Bidang TAB
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI
SUB BAGIAN TATA USAHA PERBANTUAN
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -7 1.1.4. Profil Sumber Daya Manusia
Deputi Bidang TAB per Desember tahun 2015 mempunyai aparatur / sumber daya manusia (SDM) sebanyak 472 orang yang terdistribusi pada 6 unit kerja.
Distribusi SDM Deputi Bidang TAB berdasarkan kelompok pendidikan ditampilkan pada Tabel 1.1, Gambar 1.4 dan gambar 1.5 di bawah ini.
Tabel 1.1. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Pendidikan
PENDIDIKAN PTB PTFM PTA PTPP B2TP BALAI
BIOTEK TAB
< S1 7 8 8 10 36 77 146
S1 27 22 19 27 35 34 164
S2 20 6 20 22 25 8 101
S3 11 16 6 7 15 6 61
JUMLAH 65 52 53 66 111 125 472
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -8 Gambar 1.5. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Pendidikan
Distribusi SDM Deputi Bidang TAB berdasarkan kelompok umur (rentang usia) ditampilkan pada Tabel 1.2, Gambar 1.6 dan Gambar 1.7 di bawah ini.
Tabel 1.2. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Umur (Rentang Usia)
RENTANG USIA PTB PTFM PTA PTPP B2TP BALAI
BIOTEK TAB
< 30 8 9 7 13 2 10 49
30-40 17 18 14 18 41 9 117
40-50 24 20 12 11 61 44 172
>50 16 5 20 24 7 62 134
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -9 Gambar 1.6. PetadistribusiSDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja
Berdasarkan Kelompok Umur (rentang Usia)
Gambar 1.7. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Umur (Rentang Usia)
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -10 Tabel 1.3. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jenis Kelamin
PTB PTFM PTA PTPP BALAI
BIOTEK B2TP TAB
Laki-Laki 32 25 37 40 74 110 318
Perempuan 33 27 16 26 37 15 154 JUMLAH 65 52 53 66 111 125 472
Gambar 1.8. PetadistribusiSDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja Berdasarkan Jenis Kelamin
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -11
Distribusi SDM Deputi Bidang TAB berdasarkan kelompok Jabatan Fungsional ditampilkan pada Tabel 1.4, Gambar 1.10 dan Gambar 1.11 di bawah ini.
Tabel 1.4. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Fungsional
PTB PTFM PTA PTPP BALAI
BIOTEK B2TP TAB
Perekayasa 32 26 38 48 45 20 209
Peneliti 9 6 2 8 7 2 34
Litkayasa 1 4 5 1 15 25 51
Arsiparis 1 - 4 5
Pranata Humas - 2 2
Jabatan Fungsional Umum (JFU) 22 16 8 9 40 76 171
JUMLAH 65 52 53 66 111 125 472
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -12 Gambar 1.11. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Fungsional
1.2. Aspek Strategis Organisasi
Arah kebijakan Deputi TAB, BPPT sangat terkait dengan arah kebijakan dan strategi nasional yang terdiri dari :
1. Peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi, maka pembangunan diarahkan pada Penyelenggaraan Litbang (Riset); Layanan Perekekayasaan dan Teknologi dan Penguatan Kerjasama Swasta Pemerintah– Perguruan Tingi.
2. Peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam maka pembangunan terutama diarahkan pada Sumberdaya hayati
3. Peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -13
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi dan pencapaian sasaran strategis Deputi TAB maka arah kebijakan Deputi TAB pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Mendukung peningkatan daya saing industri melalui :
Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam bidang teknologi pangan, pertanian, obat dan kesehatan.
2. Mendukung kemandirian bangsa melalui :
Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam bidang teknologi pangan, pertanian, obat dan kesehatan.
Strategi pelaksanaan dari arah kebijakan tersebut diatas dilakukan melalui upaya-upaya inisiatif strategis yang diimplementasikan dalam program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) dalam linkup Deputi TAB yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pada unit-unit kerja sebagai berikut :
1. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Produksi Pertanian 2. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Agroindustri 3. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri
4. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farmasi dan Medika 5. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pati
6. Pengkajian dan Penerapan Bioteknologi
1.2.1. Strategi untuk mendukung peningkatan daya saing industri
Strategi program untuk mendukung peningkatan daya saing industry dilaksanakan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan dengan output-output sebagai berikut :
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -14
2. Alih teknologi dalam bnetuk diseminasi teknologi produksi kakao untuk peningkatan produktivitas serta peningkatan mutu.
3. Alih teknologi produksi produk turunan sawit.
4. Alih teknologi produksi produk aplikasi berbasis turunan rumput laut (kapsul). 5. Alih teknologi produksi obat herbal terstandar, kit diagonstik dan kawasan
inovasi obat dan kesehatan.
1.2.2. Strategi untuk mendukung kemandirian bangsa
Strategi untuk mendukung kemandirian bangsa dilaksanakan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan dengan output-output sebagai berikut :
1. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi Bahan Baku Obat (BBO) pada perusahaan farmasi dalam negeri
2. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan di kabupaten percontohan
3. Alih teknologi produksi pengolahan pangan berbahan baku lokal berbasis jagung, ubi kayu, sagu dan sorgum yang mendukung diversifikasi pangan.
4. Alih teknologi produksi bahan baku obat (dekstrosa dan Cephaloporin C.) yang mendukung kemandirian industri bahan baku obat.
5. Alih teknologi produksi perikanan budidaya ikan Salina dan ikan Maharsih dalam rangka mendukung kemandirian produksi pangan sumer protein hewani.
6. Alih teknologi budidaya peternakan melalui sistem integrasi sapi sawit dalam rangka mendukung kemandirian produksi pangan sumer protein hewani (daging sapi).
7. Alih teknologi produksi pangan fungsional pangan fungsional gizi tinggi berbasis polipeptida bioaktif dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan pangan bergizi, mencegah masalah kekurangan gizi.
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 I -15 1.3. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang TAB Tahun 2015 berisi 4 Bab yaitu:
Bab I. Pendahuluan
Menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan pada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (Strategic Issue) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II. Perencanaan Kinerja
Menguraikan ringkasan / ikhtiar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
Bab III. Akuntabilitas Kinerja
Berisi Capaian Kinerja Organisasi dan Realisasi Anggaran
Bab IV. Penutup
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -1
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga (Renstra K/L) atau Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kementerian/ Lembaga adalah merupakan
dokumen perencanaan Kementeriaan/ Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun.
Penyusunan Renstra tahun 2015-2019 harus berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 -2019, dari presiden dan
wakil presiden terpilih.
Pasal 6 ayat 1, Undang undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN).menjelaskan bahwa “Renstra K/L memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan
berpedoman pada RPJMN dan bersifat indikatif.”
Berkaitan dengan tentang tata cara penyusunan rencana strategis K/L yang
terdapat di dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) 2015-2019, maka renstra harus
mengakomodasi hal-hal sebagai berikut:
• Sasaran program prioritas Presiden terjabarkan ke sasaran tujuan K/L • Kebijakan K/L konsisten dengan RPJMN
• Program dan Kegiatan K/L konsisten dengan RPJMN
• Sasaran hasil (outcome) à sinergis dengan program prioritas Presiden • Sasaran keluaran (output) à sasaran hasil (outcome)
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -2
Sebagaimana diketahui bahwa Rencana Strategis BPPT, disusun dengan
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis terakhir serta mengacu pada
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
khususnya Rencana Pembangunan di Bidang Iptek. RPJPN 2005-2025 bidang Iptek
mengamanatkan bahwa Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Iptek
difokuskan pada 7 (tujuh) bidang prioritas yaitu : (i) pembangunan ketahanan
pangan, (ii) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (iii)
pembangunan teknologi transportasi, (iv) penciptaan dan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi, (v) pengembangan teknologi pertahanan, (vi)
pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan, dan (vii) pengembangan
teknologi material maju.
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Renstra BPPT 2015-2019 maka penyusunan
Rencana Strategis (Renstra) Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Biteknologi
(TAB) merupakan turunan (cascading) terhadap Renstra diatasnya. Secara khusus di dalam RPJPN 2005-2025 menyatakan bahwa Penguasaan, Pengembangan, dan
Pemanfaatan Iptek difokuskan pada 7 (tujuh) bidang prioritas, dua diantaranya
diantaranya berhubungan dengan bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi
yaitu untuk mendukung ketahanan pangan (prioritas 1); pengembangan teknologi
kesehatan dan obat-obatan (prioritas 6)
Penyusunan Renstra TAB juga mempertimbangkan perkembangan lingkungan
strategis terakhir dan kondisi umum serta potensi dan permasalahan yang sedang
dan akan dihadapi pada tahun-tahun mendatang khususnya di bidang teknologi
agroindustri dan bioteknologi.
Renstra Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Biteknologi (TAB) 2015 – 2019,
dijadikan acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan
Kedeputian TAB. Renstra ini juga mencakup strategi pelaksanaan yang meliputi
sumberdaya manusia, perencanaan anggaran maupun sarana dan prasarana.
Renstra ini juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan mekanisme
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -3
2.1.1. Visi dan Misi
Mengacu kepada Visi BPPT, maka Visi Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan
Bioteknologi adalah
“Pusat Unggulan Teknologi Agroindustri Dan Bioteknologi yang Mengutamakan Inovasi Dan Layanan Teknologi untuk Mewujudkan Daya Saing Industri dan Kemandirian Bangsa”
Untuk mencapai Visi tersebut di atas, maka misi Deputi Bidang teknologi
Agroindustri dan Bioteknologi adalah :
1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan
Inovasi dan Layanan Teknologi pada sub-bidang Produksi Pertanian.
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan
Inovasi dan Layanan Teknologi pada sub-bidang Agroindustri.
3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan
Inovasi dan Layanan Teknologi pada sub-bidang Bioindustri.
4. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan
Inovasi dan Layanan Teknologi pada sub-bidang Farmasi dan Medika.
5. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan
Layanan Teknologi pada sub-bidang Pati.
6. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -4
2.1.2. Tujuan
Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Deputi Bidang Teknologi
Agroindustri Dan Bioteknologi BPPT (sesuai kedudukannya sebagai
penanggungjawab program (PJP) yang mendukung tercapainya sasaran strategis
BPPT, maka tujuan Deputi Bidang Teknologi Agroindustri Dan Bioteknologi BPPT
tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi di
bidang pangan, pertanian, obat dan kesehatan.
2. Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi di
bidang pangan, pertanian, obat dan kesehatan.
2.1.3. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi di
bidang pangan, pertanian, obat dan kesehatan.
Indikator dan target dari sasaran strategis 1 adalah sebagai berikut :
1. Terwujud dan berfungsinya technopark untuk mendukung peningkatan daya
saing. dengan target 3 lokasi kabupaten yaitu Grobogan, Lampung Tengah,
dan Bantaeng.
2. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi untuk daya saing kakao dengan
target 1 rekomendasi yaitu teknologi produksi kakao yang meliputi teknik
pembibitan mikrograting, teknik perbanyakan bibit ex-vitro, teknik budidaya
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -5
3. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi untuk daya saing industri agro
unggulan produk turunan sawit, dengan target 1 inovasi yaitu produk Zinc
stearat untuk rubber processing aid.
4. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi untuk daya saing industri produk
aplikasi rumput laut, dengan target 1 inovasi produk aplikasi turunan rumput
laut (kapsul).
5. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi obat dan kesehatan untuk daya
saing industri dengan target 3 inovasi produk obat herbal (terstandar), kit
diagnostik, pengembangan kawasan Inovasi yang dimanfaatkan oleh industri.
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi di
bidang pangan, pertanian, obat dan kesehatan.
Indikator dan target dari sasaran strategis 2 adalah sebagai berikut
1. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan berbahan baku
lokal untuk mendukung diversifikasi pangan, dengan target 10 kabupaten.
2. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi BBO pada perusahaan
farmasi dalam negeri, dengan target 2 inovasi dan layanan teknologi.
3. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi budidaya perikanan, dengan
target 2 inovasi yakni ikan nila unggul Salina dan ikan Maharsih.
4. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi untuk mendukung kemandirian
daging sapi melalui penerapan teknologi produksi ternak dengan sistem
integrasi peternakan sapi dengan industri/perkebunan sawit dengan target 1
paket inovasi teknologi produksi ternak dengan sistem integrasi peternakan
sapi dengan industri/perkebunan sawit.
5. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan fungsional
berbahan baku lokal, dengan target 1 inovasi yakni teknologi teknologi
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -6
6. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi enzym untuk mendukung
kemandirian industri, dengan target inovasi 4 produk enzym yaity Xylanase A,
Xylanase B, Lipase, dan Selulase.
2.2. Keterkaitan Program Deputi Bidang TAB dengan RPJMN 2015 - 2019
Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia”. Sektor ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai peran penting bagi upaya pencapaian kemajuan bangsa dan
kesejahteraan rakyat. Pembangunan iptek hanya akan memberikan kontribusi
nyata terhadap pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat jika output yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan industri, memenuhi kebutuhan masyarakat atau menjadi
solusi bagi permasalahan nasional.
Dalam Buku II Bab IV Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
dijelaskan bahwa Pembangunan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)
diarahkan Penyelenggaraan Litbang (Riset); Layanan Perekayasaan dan
Teknologi; Layanan Infra Struktur Mutu; Layanan pengawasan Tenaga Nuklir;
Penguatan Kerjasama Akademisi – Swasta-Pemerintah
Penyelenggaraan Litbang (Riset) difokuskan pada bidang-bidang yang
diamanatkan pada RPJPN 2005-2025 yaitu : 1) pangan dan pertanian; 2) energi,
energi baru dan terbarukan; 3) kesehatan dan obat; 4) transportasi; 5)
telekomunikasi, informasi dan komunikasi (TIK); 6) Transportasi pertahanan dan
keamanan; dan 7) material maju. Yang selanjutnya disebut PUNAS RISTEK
Dalam RPJMN 2015-2019 strategi untuk melaksanakan PUNAS Ristek adalah :
1. Semua Kegiatan Riset harus menunjukkan kemajuan capaian secara
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -7
2. Prioritas kegiatan Riset adalah kegiatan yang dapat mencapai tahap difusi;
3. Penyediaan kebutuhan disetiap tahapan Riset secara memadai
Penjabaran Strategi ini kedalam PUNAS Riset, khususnya yang terkait dengan
kegiatan BPPT dan Deputi Bidang TAB adalah :
PUNAS Riset Pangan dan Pertanian
BPPT melalui kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri
diharapkan : 1) teknologi industri pengolahan pangan (sagu) dan diversifikasi
produknya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dimanfaatkan oleh
masyarakat; 2) strain udang galah unggul Neofemale, teknologi pakan dan
teknologi vaksin dimanfaatkan oleh masyarakat; 3) teknologi produksi
pangan fungsional berbahan baku lokal oleh industri dimanfaatkan oleh
masyarakat; dan 4) dimanfaatkannya teknologi pertanian dan pengolah
produk pertanian unggulan seperti : produk turunan minyak sawit
(oleokimia), teknologi budidaya coklat, teknologi produk enzim lipase, Xylanase B dan Selulase serta bibit unggul karet
PUNAS Riset Teknologi Kesehatan dan Obat
BPPT melalui kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi obat diharapkan
: 1) menghasilkan 6 teknologi produksi ekstrak terstandar dan 2 formula
herbal; 2) menghasilkan 1 produk diagnostik kit dan 1 seed vaksin demam
berdarah; dan 3) menghasilkan 3 rekomendasi teknologi produksi bahan
baku obat
Deputi Bidang TAB selaku unit kerja Eselon 1 dibawah BPPT telah membuat visi
dan misi yang berorientasi kepada pembangunan teknologi lima tahun, serta
membuat suatu perencanaan jangka menengah berupa Rencana Strategis
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -8
Terkait dengan perencanaan kinerja untuk memenuhi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Deputi Bidang TAB menggunakan Renstra sebagai acuan
dalam membuat Rencana Kinerja Tahunan (RKT) seperti yang tercantum dalam
lampiran. Alur pikir keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT dan
Penetapan Kinerja (PK) dapat dilihat dari Gambar 2.1. berikut ini :
Gambar 2.1. Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT
dan Penetapan Kinerja (PK)
Tugas Pokok PTB
Tujuan
DIPA + RKAKL
Renja dan RKT Rencana Kinerja
Lima Tahun Visi
Misi
Sasaran Strategis (IKU dan Target)
PK
Program/ Kegiatan RPJMN
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -9
Gambar 2.2. Peran dan Lingkup Kegiatan BPPT
Dalam melaksanakan amanat yang terkandung dalam RPJMN 2015-2019 dan
semangat dari tugas pokok yang diemban, Deputi Bidang TAB telah menghasilkan
indikator kinerja utama yang mempunyai keterkaitan erat dengan program yang
diprioritaskan dalam RPJMN. Program dan Kegiatan di lingkungan Deputi Bidang
TAB berorientasi pada 2 (dua) Bidang Teknologi, yaitu :
1. Bidang Teknologi Pangan.
2. Bidang Teknologi Kesehatan dan Obat.
Langkah-langkah untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut diatas dilaksanakan
melalui program dan kegiatan yang mampu mewujudkan visi dan misi Deputi
Bidang TAB sesuai langkah – langkah yang dilakukan oleh BPPT, yaitu:
1) Deputi Bidang TAB mengarahkan program dan kegiatan mengacu kepada
ruang lingkup program BPPT seperti pada gambar 2.2 di bawah ini untuk
memenuhi kriteria :
a. Adanya permintaan dan kebutuhan industri, masyarakat, instansi
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -10
b. Berskala nasional dan dapat memecahkan isu nasional serta selaras
dengan 13 bidang teknologi.
c. Mampu berperan sebagai lembaga intermediasi, technology clearing house, pengkajian teknologi, audit teknologi dan solusi teknologi;
d. Adanya pelayanan teknologi Deputi Bidang TAB dalam bentuk
rekomendasi, alih teknologi, survei, advokasi, pengujian, konsultasi, jasa
operasi, pilot project, pilot plant, prototype, referensi teknis, kajian teknologi dan PPBT
e. Adanya value propositon kepada customer dan stakeholder berupa State
of the Art Technology, Daya Saing Industri, dan Kemandirian Bangsa.
2) Deputi Bidang TAB menyusun program dan kegiatan secara partisipatif
dengan format lintas unit kerja (internal dan eksternal BPPT) dan lintas bidang
teknologi dengan menerapkan Sistem Tata Kerja Kerekayasaan (STKK).
3) Peningkatan kualitas sumberdaya (SDM, paket teknologi, kelembagaan,
anggaran, sarana-prasarana) dan budaya kerja (yang bermoral, profesional,
integritas, produktif dan bertanggungjawab).
4) Segala aktivitas pengkajian dan penerapan dalam tahapan dalam tahapan
Research, Development, Engineering, and Operation (R, D, E, O).
5) Program Deputi Bidang TAB dilaksanakan dalam kerangka Sistem Inovasi
Nasional (SIN) seperti pada Gambar 2.3 di halaman berikut.
Penyusunan program dan kegiatan Deputi Bidang TAB untuk setiap tahunnya
mengacu pada Technology Road Map (TRM) yang telah disusun untuk jangka waktu 5 tahun. Selain itu untuk memandu operasionalisasi kegiatan disusun
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -11
Beberapa strategi pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Terus menerus meningkatkan kompetensi dalam pengkajian dan penerapan
teknologi yang unggul (state-of-the-art) pada 6+3 bidang teknologi.
2) Menerapkan Sistem Tata Kerja Kerekayasaan didalam perencanaan dan
pelaksanaan program BPPT.
3) Memposisikan BPPT sebagai penggerak utama dalam penguatan sistem
inovasi nasional (SIN) (Gambar 2.3).
4) Membangun kemitraan dan pemanfaatan jejaring dengan industri, instansi
pemerintah, masyarakat dalam rangka penguasaan teknologi, promosi dan
difusi teknologi, pemanfaatan teknologi, kerjasama dalam dan luar negeri.
5) Pemutakhiran kemampuan infrastruktur dan SDM secara berkesinambungan.
6) Melakukan peningkatan kesejahteraan dan penghargaan bagi Pegawai.
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -12
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -13
2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015
Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang
telah ditetapkan dalam rencana strategis yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah
melalui berbagai kegiatan tahunan. Rencana Kinerja Deputi Bidang TAB Tahun 2015
disajikan pada tabel 2.1 halaman berikut :
Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahun 2015 Deputi Bidang TAB
SASARAN STATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3
Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk
memdukung diversifikasi pangan
Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk medukung
diversifikasi pangan
2
Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi pangan dan pertanian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah
Jumlah Techno Park yang berfungsi
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -14
2.4. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015
Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh
instansi. Adapun fungsi dokumen Penetapan Kinerja selain digunakan sebagai alat
komunikasi antara atasan dan bawahan yang bersifat top-down juga dijadikan sebagai
alat untuk menggabungkan pengukuran kinerja dengan strategi organisasi.
Penetapan Kinerja Deputi Bidang TAB disusun berdasarkan target Rencana Kinerja
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 II -15
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -1
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. KABUPATEN YANG MEMANFAATKAN INOVASI DAN LAYANAN TEKNOLOGI
PRODUKSI PANGAN BERBAHAN BAKU LOKAL UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN
3.1.1. Alih Teknologi Produksi Pangan Berbahan Baku Lokal di Kabupaten Kebumen
A.1. URAIAN KEGIATAN
Upaya pemerintah RI dalam mewujudkan diversifikasi pangan sudah dimulai sejak
lama, dimulai dari UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan, PP No. 68 tahun 2002
tentang Ketahanan Pangan, Perpres No.22 tahun 2009 tentang Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, Permentan
No.43 tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal dan UU No.18 tahun 2012 tentang pangan
(pengganti UU no.7 tahun 1996). Hal ini menggambarkan bahwa apabila suatu
negara tidak mandiri dalam pemenuhan pangan, maka kedaulatan negara bisa
terancam. Dalam Undang-Undang Pangan ini menekankan pada pemenuhan
kebutuhan pangan di tingkat perorangan, dengan memanfaatkan potensi sumber
daya alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara bermanfaat.
Keberhasilan di sektor pertanian di suatu negara harus dicerminkan oleh
kemampuan negara tersebut dalam swasembada pangan, atau paling tidak
ketahanan pangannya. Pembangunan ketahanan pangan bertujuan untuk
menjamin produksi, aksesibilitas dan konsumsi pangan yang cukup, aman,
bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional, daerah hingga rumah
tangga.
Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat strategis dan penting.Disamping
itu ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional yang saat ini sedang
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -2
Indonesia telah ditegaskan dalam Undang-Undang nomor 18 tahun 2012 tentang
ketahanan pangan sebagai bagian dari usaha terpenuhinya kondisi pangan bagi
Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Dalam upaya pemenuhan pangan tersebut, Indonesia mengalami beberapa
permasalahan, yaitu: (a) kekurangan produk pangan pokok sebagai akibat
kebutuhan yang lebih tinggi daripada kapasitas produksi dalam negeri, (b)
pengurangan luas lahan pertanian produktif akibat konversi penggunaannya
untuk keperluan non-pertanian, (c) pola konsumsi yang kaku sehingga upaya
diversifikasi pangan sering terhambat, (d) keterbatasan distribusi terutama untuk
pangan pokok sebagai akibat kesulitan jaringan transportasi, (e) beberapa produk
pangan tidak tersedia sepanjang tahun karena belum berkembangnya teknologi
pengolahan atau pengawetan, (f) masih sering dijumpai produk pangan yang tidak
memenuhi standar kesehatan pangan termasuk kurang gizi dan tidak memenuhi
standar keamanan pangan, (g) belum semua rumah tangga secara ekonomi
mampu memenuhi kebutuhan pangan pokoknya, (h) kecilnya margin usaha tani
yang berakibat pada rendahnya motivasi petani untuk berproduksi.Disamping itu,
peningkatan jumlah penduduk yang mencapai 4 jiwa dalam setiap menitnya,
membawa konsekuensi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2030 mencapai
300 juta jiwa (angka perkiraan). Hal ini berpotensi menimbulkan kerawanan
ketahanan pangan utamanya terhadap kuantitas maupun kualitas bahan pangan.
Kondisi-kondisi di atas akan menjadikan bangsa kita mempunyai ketergantungan
yang tinggi ke bangsa-bangsa lain untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Oleh
karena itu, pemerintah diharapkan dapat mengimplementasikan 6 strategi supaya
dapat menciptakan ketahanan pangan nasional, yaitu: Intensifikasi lahan
pertanian di P Jawa; Ekstensifikasi lahan pertanian di luar P Jawa; Diversifikasi
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -3
Rekayasa sosial (Food habit); dan Penerapan kebijakan perdagangan yang
memihak kepada petani.
BPPT sebagai Lembaga Pemerintah non Kementerian yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk melaksanakan tugas pemerintah dalam bidang pengkajian
dan penerapan teknologi dapat melaksanakan 2 (dua) dari 6 (enam) strategi di
atas, yaitu melakukan pengkajian dan penerapan teknologi diversifikasi tepung
pangan lokal dan penerapan teknologi pengolahan pangan dari hulu sampai
hilir.Keberhasilan pelaksanaan program ini diharapkan akan memberikan
kontribusi terciptanya ketahanan pangan nasional yang secara tidak langsung juga
akan memberikan dampak yang luas terhadap peningkatan pendapatan petani
dan membantu masyarakat luas untuk mendapatkan pangan alternatif pengganti
tepung terigu dengan nilai gizi yang cukup dan dengan harga yang terjangkau
kemampuan masyarakat. Program Teknologi produksi dan pengolahan Tepung
Pangan Lokal dan produk hilirnya dari BPPT ini tidak dapat berdiri
sendiri,melainkan secara terpadu harus terkoordinasi dengan program Institusi
terkait, Pemerintah daerah, pelaku usaha, industri serta masyarakat.
Dalam rangka mencapai sasaran tahun 2015 kegiatan diversifikasi pangan pokok
lokal berupa alih teknologi produksi produk hilir pangan lokal maka BPPT
menggandeng Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dengan penendatanganan MOU
pada akhir tahun 2014 dilanjutkan penendatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS)
dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Proipinsi Jawa Tengah. Sebagai tindak
lanjutnya maka dipilihlah 2 Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten
Kebumen dengan penerapan di UKM Mutiara Baru, dan di Kabupaten
Temanggung di CV Agro Mandiri Sejahtera sebagai mitra untuk melaksanakan alih
teknologi pengembangan pangan lokal non beras berbasis sumber pangan di
daerah tersebut, yaitu ubi kayu dan jagung.
Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa tengah
yang sebagian merupakan dataran rendah (bagian Selatan) dan sebagian berupa
pegunungan (bagian Utara). Dengan luas lebih dari 128 ribu Ha, daerah ini
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -4
Sektor pertanian berperan cukup dominan dalam perekonomian Kabupaten
Kebumen. Sumbangannya mencapai 44,75 persen terhadap PDRB. Komoditi
pertanian andalan daerah ini adalah produk tanaman bahan pangan terutama
padi, ubi kayu, dan kacang kedele, dan perkebunan terutama kelapa dalam.
Produksi ubi kayu dari Kebumen menempati peringkat ke enam di Jawa Tengah.
Kecamatan andalan sebagai sentra ubi kayu dan Jagung adalah Karangsembung,
Karanggayam, dan Sadang.
Berdasarkan data ini maka salah satu lokus penerapan teknologi pengolahan
pangan lokal dilakukan di UKM Mutiara Baru Kecamatan Karangsambung-
Kabupaten Kebumen yang merupakan salah satu sentra tanaman ubi kayu dan
jagung.
Gambar 3.1. Penandatanganan MoU antara Kepala BPPT dengan Gubernur Jawa Tengah dalam rangka pemanfaatan teknologi BPPT pada tanggal 18
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -5
Kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Kebumen adalah alih teknologi produksi
pembuatan mie, makaroni, dan beras analog berbahan baku tepung lokal (ubi
kayu, dan jagung).
Teknologi yang dialihkan adalah hasil perekayasaan Pusat Teknologi Agroindustri
berupa teknik proses pembuatan pangan (mie, makaroni, dan beras analog) yang
meliputi formulasi dan perlakuan proses. Teknik ini merupakan rangkaian proses
yang terkait dengan alat proses berupa alat ekstrusi khusus hasil rekayasa PTA
dengan sistem ekstrusi ganda dengan cetakan (dies) khusus dengan akapsitas 80
kg/hari. Kesatuan teknik proses dan alat proses ini menghasilkan produk dengan
keunggulan pada tampilan produk sebelum dimasak yang seragam, kepadatan
cukup (tidak pecah/buyar). Disamping itu juga tampilan produk setelah dimasak
yang terkesan “pulen” atau tidak “pera”. Tahapan atau alur pembuatan beras analog ditampilkan pada gambar berikut.
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -6 Gambar 3.3. Alur proses pembuatan beras analog di UKM Mutiara Baru
PENIMBANGAN BAHAN
PENGERINGAN PENGUKUSAN TEPUNG JAGUNG DAN MOCAF (terpisah)
selama 30 menit
EKSTRUSI PENAMBAHAN AIR
(pada bahan tepung jagung dan mocaf)
PENCAMPURAN BAHAN (tepung yang telah digelatinasi)
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -7
Gambar 3.4. Beras analog produk UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen
Salah satu prestasi yang membanggakan adalah keberhasilan UKM Mutiara Baru
binaan BPPT yang mendapat penghargaan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA
(APN) tahun 2015 yang diserahkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 21
Desember 2015 di Istana Negara.
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -8
Gambar 3.7. Piagam Penghargaan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA (APN) tahun 2015 untuk UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -9
Gambar 3.8. Piala dan Piagam Penghargaan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA (APN) tahun 2015 untuk UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -10
3.1.2. Alih Teknologi Produksi Pangan Berbahan Baku Lokal di Kabupaten Temanggung
A.1. URAIAN KEGIATAN
Penerapan teknologi dari mitra lembaga (BPPT) ini yang dilakukan di CV Agro
Mandiri Sejahtera, yaitu di unit pengolahan beras jagung di daerah Temanggung.
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi teknologi proses produksi yang
telah dikembangkan sebelumnya oleh CV Agro Mandiri Sejahtera. Identifikasi
yang dilakukan menunjukkan bahwa beberapa tahapan proses belum dilakukan
secara terintegrasi di dalam satu alur proses produksi. Diagram alir proses yang
dilaksanakan di CV Agro Mandiri Sejahtera dan identifikasi masalah dapat
digambarkan sebagai berikut:
Penyortiran dilakukan secara manual dengan tenaga
manusia untuk memisahkan kotoran dan biji jagung
berkuaitas jelek. Keterbatasan tenaga manusia ini
mengakibatkan kurang terkontrolnya kualitas serta
kuantitas sulit untuk ditingkatkan
Pemisahan kulit dan germ dilakukan dengan
menyewa/membayar jasa alat dari luar sehingga tidak
bisa memanfaatkan produk samping berupa empok
(kulit dan germ yang bernilai ekonomi) misalnya
untuk pembuatan pakan ikan/ternak
Fermentasi dilakukan dengan cara merendam biji gritz
jagung kedalam larutan bakteri tertentu selama < 24
jam untuk menghasilkan tekstur, warna, rasa yang
dikehendaki
Pengukusan dilakukan dengan dandang kapasitas 50
kg/proses dengan bahan bakar kayu bakar. Proses
pengukusan kurang efisien dari segi biaya karena
harga kayu bakar yang semakin mahal.
Penjemuran dilakukan dengan sinar matahari
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -11
sehingga terjadi ketergantungan dengan cuaca. Hal ini
mengakibatkan terganggunya kontinyuitas produksi
serta kualitas produk yang kurang optimal apabila
cuaca kurang mendukung
Pengayakan produk dilakukan dengan ayakan
sederhana dengan tenaga manusia untuk
mendapatkan produk akhir yang relatif seragam
ukurannya. Setelah itu dilakukan pengemasan produk
secara manual dengan hand sealer sehingga kapasitas
produksi tidak dapat ditingkatkan
Berdasarkan identifikasi di atas maka pada kegiatan ini akan dilakukan perubahan alur
proses seperti dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 3.11. Perbaikan diagram alir proses produksi beras jagung di CV Agro Mandiri Sejahtera
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -12
A.2. TABEL RINGKASAN
Tabel 3.1. Ringkasan Alih Teknologi Proses dan Peralatan Produk Hilir Pangan Lokal di Jawa Tengah
Sasaran strategis :
Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan masa depan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) :
Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan
Target : 2 (dua) Kabupaten Penjelasan IKU :
Kedeputian TAB dalam Renstra 2015 – 2019 menargetkan 10 kabupaten yang memanfaatkan
inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan. Untuk tahun 2015 targetnya 2 kabupaten. Kegiatan di tiap kabupaten ini adalah alih teknologi dalam bentuk pelatihan di UKM produsen pangan olahan berbahan baku lokal yang ada di kabupeten tersebut. Diharapkan dengan kegiatan tersebut usaha pangan berbahan lokal akan semakin berkembang dan produk pangan lokal akan semakin tersedia.di kabupaten tersebut.
Untuk mencapai sasaran tersebut
Program/Kegiatan Capaian Kinerja Outcome Bukti Pendukung
Pengembangan pangan
olahan berbahan baku local. Jawa Tengah dan PKS antara Pusat Teknologi Agroindustri (Unit Kerja di bawah Deputi TAB) dengan Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah.
- Pada 2 (dua) kabupaten telah
dilakukan pemanfaatan teknologi hasil inovasi dan layanan teknologi dari Unit Kerja Kedeputian TAB. Bentuk
kegiatan adalah pelatihan atau alih teknologi pengembangan pangan lokal di UKM Mutiara Baru Kab. Kebumen dan UKM Purwo Mandiri dan CV Agro Mandiri Sejahtera Kab. Temanggung telah berjalan dengan baik.
Keberhasilan tambahan adalah keberhasilan UKM Mutiara Baru Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen meraih
Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tingkat Nasional tahun 2015
- MoU BPPT-Prov. Jawa
Tengah
- PKS PTA BPPT – BKP
Prov.Jateng
- Surat Permohonan
dari BKP Jateng ke BPPT untuk
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -13
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Indikator Kinerja Utama : Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung
diversifikasi pangan, dengan target 2 (dua) kabupaten berupa alih teknologi proses
pangan lokal berbahan baku jagung di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten
Temanggung Provinsi Jawa Tengah.
Dalam penetapan indikator kinerja tingkat Lembaga sampai Unit Kerja/ Satuan
Kerja, BPPT selalu berupaya memenuhi kriteria SMART yaitu :
1. Spesifik : Sifat dan tingkat Kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;
2. Dapat diukur : Target Kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik
bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas,
kualitas dan biaya;
3. Dapat dicapai : Target Kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas
dan sumberdaya yang ada;
4. Relevan : Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target
output dalam rangka mencapai target outcome yang
ditetapkan; serta antara target outcome dalam rangka
mencapai target Impact yang ditetapkan; dan
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -14
Tabel 3.2. Pemenuhan kriteria indikator kinerja
Kriteria Penjelasan
Spesifik Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan
Dapat diukur Jumlah kabupaten atau banyaknya kabupaten adalah mudah diukur.
Dapat dicapai Target 2 kabupaten dapat dicapai mengingat jumlah SDM pelaksana yang ada dan anggaran yang tersedia cukup untuk mencapai target tesebut.
Relevan Target 2 kabupaten adalah relevan dengan output yakni inovasi dan layanan teknlogi pengolahan pangan berbahan baku lokal. Demikian juga relevan dengan impact yang diharapkan nantinya yaitu meningkatnya produksi pangan berbahan lokal yang pada akhir 2019 tercapai 5%.
Kurun waktu Kurun waktu satu tahun anggaran (12 bulan) adalah cukup sebagai jangka waktu kerja untuk mencapai target 2 kabupaten.
Capaian Kinerja BPPT untuk untuk Indikator Kinerja Utama : Jumlah Jumlah
kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan
olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan, dengan target
2 (dua) alih teknologi proses pangan lokal berbahan baku jagung di Kabupaten
Kebumen dan Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -15
1. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini
Tabel 3.3. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun 2015
Indikator Kinerja
Target Realisasi % Program/Kegiatan Mitra
Jumlah : Jumlah
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
Tabel 3.4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -16
- Desain peralatan extruder utk diterapkan di Grobogan
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -17
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan di 2 kabupaten, yaitu di Kebumen dan Temanggung
2015 2016 2017 2018
Terwujudnya inovasi dan layanan
teknologi produksi pangan
berbahan baku lokal untuk
mendukung diversifikasi pangan
di 8 kabupaten (kumulatif)
Terwujudnya inovasi dan layanan
teknologi produksi pangan
berbahan baku lokal untuk
mendukung diversifikasi pangan
di 4 kabupaten (kumulatif)
Terwujudnya inovasi dan
layanan teknologi produksi
pangan berbahan baku lokal
untuk mendukung
diversifikasi pangan di 10
kabupaten
Gambar. 3.12. Peningkatan Capaian Kinerja Outcome menuju Target akhir sesuai Dokumen Renstra
Terwujudnya inovasi dan layanan
teknologi produksi pangan
berbahan baku lokal untuk
mendukung diversifikasi pangan
di 6 kabupaten (kumulatif)
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -18
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada)
Standar Nasional untuk beras analog belum ada
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan
a. Faktor penyebab keberhasilan/peningkatan kinerja
- BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi pengembangan pangan lokal
- BPPT memiliki teknologi dan peralatan yang mendukung pengembangan teknologi pangan lokal
- Dukungan dari BKP Prov. Jawa Tengah untuk pengembangan pangan local, dan MoU BPPT - Prov. Jawa Tengah
- Komitmen mitra pengguna dlm mengoperasikan industri pengolahan pangan lokal
b. Faktor penyebab kegagalan/penurunan kinerja
- Keuangan (Jumlah anggaran yang kecil)
- Lainnya (eksternal, Misalnya : dukungan masyarakat yang kurang)
- Data potensi pangan lokal untuk merumuskan rekomendasi pengembangan pangan lokal di Kab. Kebumen, Kab. Temanggung yang kurang lengkap
c. Alternatif solusi yang telah dilakukan
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -19
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
- Efisiensi penggunaan SDM : dengan spesifikasi keahlian masing-masing sehingga dalam tim kegiatan saling melengkapi
- Efisiensi penggunaan keuangan : penyesuaian anggaran dengan capaian kegiatan per triwulan
- Efisiensi penggunaan mesin dan peralatan - Efisiensi lainnya
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
Gambar 3.13. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
Penetapan Kinerja :
Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -20
C. REALISASI ANGGARAN
Tabel. 3.5. Realisasi Anggaran Tahun 2015
Pagu anggaran awal
Pagu anggaran optimasi (1–n)
Pagu anggaran akhir (Rp.Jt)
Realisasi penggunaan anggaran (Rp.Jt)
Prosentase penggunaan anggaran
3.903.595 - 3.632.229 3.479.986 95.51
Keterangan optimasi anggaran (1) :
- Pengurangan biaya perjalanan dinas
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -21
3.2. Technopark Grobogan
A.1. URAIAN KEGIATAN
Grobogan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan luas wilayah
2.013,86 km2 yang terdiri atas 19 kecamatan, 273 desa dan 7 kelurahan. Wilayah
Grobogan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur khususnya Kabupaten
Ngawi di bagian timurnya. Di bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Demak,
Kabupapaten Kudus, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Blora. Di sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, dan
Kabupaten Ngawi. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan
Kabupaten Semarang. Ibukota Kabupaten Grobogan berada di tengah wilayah, yakni
Purwodadi.
Kabupaten Grobogan merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat
pembangunan Science and Technopark yang difokuskan di bidang pangan. Science and
Technopark yang akan dibangun ini didesain sebagai pusat untuk riset, pengembangan
ekonomi dan penciptaan ventura baru di Kabupaten Grobogan yang diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan mendukung kegiatan kawasan industri yang ada di
Provinsi Jawa Tengah.
Untuk mendukung pembangunan technopark tersebut, selain ketersediaan lahan juga
perlu kesiapan dukungan infrastruktur dasar seperti air bersih, energi, transportasi,
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan bahkan infrastruktur pengelolaan
lingkungan/limbah.
Berdasarkan kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Grobogan, dalam
mengembangkan Technopark di Kabupaten Grobogan, Pilar Tematik diarahkan
terutama untuk memberikan solusi terhadap permasalahan pemenuhan kebutuhan
dasar di kawasan technopark, dalam hal ini terkait dengan pengelolaan limbah
pengelolaan air bersih, pengelolaan energi dan penyediaan akses TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi). Secara khusus pada tahun 2015 Pusat Audit Teknologi