• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Ekonomi Regional Kabupaten Bolaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Profil Ekonomi Regional Kabupaten Bolaan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Bolaang

Mongondow Selatan

Provinsi Sulawesi Utara

4/10/2011

Arif Rahman

Kabupaten Bolaang

Mongondow Selatan

Provinsi Sulawesi Utara

ahman Hakim

(2)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

PROFIL KABUPATEN BOLAANG MONGODOW

SELATAN

Bolaang Mongondow Selatan merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten ini tergolong baru karena berdiri tanggal 30 September 2008 melalui payung hukum UU No 30 Tahun 2008. Bolaang Mongondow Selatan atau sering dikenal dengan Balmongsel merupakan kabupaten yang mekar dari Kabupaten tetangganya yaitu Kab. Bolaang Mongondow.

1.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

Sebagai sebuah kabupaten, Bolaang Mongondow Selatan memiliki batas wilayah dengan tetangganya. Di utara, berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Diselatan, berbatasan dengan Teluk Tomini, dibarat berbatasan dengan Kabupaten Bone Belango Provinsi Gorontalo, serta ditimur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Gambar 1.1. Peta Kab.Bolaang Mongondow Selatan

Sumber : BPS, Peta Administrasi Th 2007, Diolah

(3)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

Posigadan, Pinolosian, Pinolosian Tengah, dan Pinolosian Timur. Luas wilayah Kabupaten Balmongsel 1932,30 km2 dengan ketinggian kota berkisar antara 2 hingga 24 meter diatas permukaan laut.

1.2. KONDISI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN & KEPENDUDUKAN

Secara administratif, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan beribukota di Molibagu dengan pusat pemerintahan di Bolang Uki. Balmongsel terdiri atas 5 kecamatan dan 60 desa. Kelima kecamatan tersebut adalah Bolang Uki, Posigadan, Pinolosian, Pinolosian Tengah, dan Pinolosian Timur. Luas wilayah Kabupaten Balmongsel 1932,30 km2 dengan ketinggian kota berkisar antara 2 – 24 meter diatas permukaan laut.

Menurut hasil sensus penduduk 2010, penduduk di Kab. Bolaang Mongondow Selatan berjumlah 56.546 jiwa. Jumlah ini terdiri dari 29.493 jiwa penduduk laki – laki serta 27.053 jiwa penduduk perempuan. Rata – rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Balmongsel sebesar 29 jiwa per km2. Kecamatan dengan kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Bolang Uki sebesar 50 jiwa per km2, sedangkan kecamatan dengan kepadatan terendah berada di Kecamatan Pinolosian Tengah sebesar 17 jiwa per km2.

Gambar 1.2. Peta Jumlah Penduduk

Kab. Bolaang Mongondow Selatan Gambar 1.3. Peta Kepadatan Penduduk Kab. Bolaang Mongondow Selatan

(4)

KABUPATEN BOLAANG MO

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki struktur ekonomi dengan konstribusi sektor pertanian yang besar dibandingkan sektor lainnya. Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2009 mencapai kurang lebih 43 persen. Jika diambil reratanya sepanjang periode 2001 hingga 2009 sebesar 42,17 persen. Tidak heran, Kabupaten Balmongsel berusaha memajukan sektor pertanian disamping juga sektor lainnya. Secara umum, terdapat 3 sektor penyumbang terbesar di Kabupaten

tersebut adalah sektor pertanian (43,66%), sektor Jasa (19,9%), serta sektor perdagangan hotel restoran (10,31%). Sektor pertambangan dan penggalian juga patut diperhitungkan karena persentasenya menyamai sektor perdaganga hotel restoran sebesar 10,07%. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Distribusi PDRB Sektoral Kab. Bolaang Mongondow Selatan

Gambar 2.1 menunjukkan perkembangan PDRB Kab Balmongsel Tahun 2001 – 2009. Selama periode tersebut

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki struktur ekonomi dengan konstribusi sektor pertanian yang besar dibandingkan sektor lainnya. Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2009 mencapai kurang

43 persen. Jika diambil reratanya sepanjang periode 2001 hingga 2009 sebesar 42,17 persen. Tidak heran, Kabupaten Balmongsel berusaha memajukan sektor pertanian disamping juga sektor lainnya. Secara umum, terdapat 3 sektor penyumbang terbesar di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Sektor tersebut adalah sektor pertanian (43,66%), sektor Jasa (19,9%), serta sektor perdagangan hotel restoran (10,31%). Sektor pertambangan dan penggalian juga patut diperhitungkan karena persentasenya menyamai sektor perdaganga hotel restoran sebesar 10,07%. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.1.

. Distribusi PDRB Sektoral Kab. Bolaang Mongondow Selatan 2001 – 2009

Gambar 2.1 menunjukkan perkembangan PDRB Kab Balmongsel Tahun 2009. Selama periode tersebut ada kecenderungan meningkat, meski

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, &

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki struktur ekonomi dengan konstribusi sektor pertanian yang besar dibandingkan sektor lainnya. Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2009 mencapai kurang

43 persen. Jika diambil reratanya sepanjang periode 2001 hingga 2009 sebesar 42,17 persen. Tidak heran, Kabupaten Balmongsel berusaha memajukan sektor pertanian disamping juga sektor lainnya. Secara umum, terdapat 3 sektor Bolaang Mongondow Selatan. Sektor tersebut adalah sektor pertanian (43,66%), sektor Jasa (19,9%), serta sektor perdagangan hotel restoran (10,31%). Sektor pertambangan dan penggalian juga patut diperhitungkan karena persentasenya menyamai sektor perdagangan hotel restoran sebesar 10,07%. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.1.

. Distribusi PDRB Sektoral Kab. Bolaang Mongondow Selatan

Gambar 2.1 menunjukkan perkembangan PDRB Kab Balmongsel Tahun ada kecenderungan meningkat, meski

(5)

sempat mengalami perkembangan tidak begitu tinggi ditahun 2001

(sebelum pemekaran), mulai meningkat drastis pada periode 2008 hingga 2009. Dimana ditahun 2008, kabupaten tersebut mulai dimekarkan dari kabupaten induk yaitu Kab Bolaang Mongondow.

Gambar 2.2. Perkembangan PDRB Kab. Bolaang Mongondow Selatan

2001-2009

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah

Disisi pertumbuhan ekonomi, Gambar 2.3, tahun 2009 (sebesar 4,89%) memiliki pencapaian lebih tinggi dibandingkan awal tahun setelah otonomi yaitu tahun 2001 (sebesar 2,02%). Meski sempat turun dibandingkan tahun 2008, secara rerata selama periode

ekonomi sebesar 3,93%. 2.1. SEKTOR PERTANIAN

Kinerja sektor ini relatif stagnan selama periode 2001

2.4). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 40 persenan. Ditahun 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Sektor pertanian dapat menjadi leading sector

penyumbang PDRB Balmongsel. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008, sektor ini dapat menjadi anda

-100,000 200,000 300,000 400,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006

PDRB ADH 2000 PDRB ADH Berlaku

sempat mengalami perkembangan tidak begitu tinggi ditahun 2001

(sebelum pemekaran), mulai meningkat drastis pada periode 2008 hingga 2009. Dimana ditahun 2008, kabupaten tersebut mulai dimekarkan dari kabupaten

duk yaitu Kab Bolaang Mongondow. . Perkembangan PDRB

Kab. Bolaang Mongondow Selatan Ekonomi Kab. Bolaang Mongondow Gambar 2.3. Pertumbuhan Selatan 2001-2009

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,

Disisi pertumbuhan ekonomi, Gambar 2.3, tahun 2009 (sebesar 4,89%) memiliki pencapaian lebih tinggi dibandingkan awal tahun setelah otonomi yaitu tahun 2001 (sebesar 2,02%). Meski sempat turun dibandingkan tahun 2008, secara rerata selama periode observasi 2001 - 2009 mengalami pertumbuhan

SEKTOR PERTANIAN

Kinerja sektor ini relatif stagnan selama periode 2001 – 2009 (Gambar 2.4). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 40 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Sektor

leading sector karena mampu menjadi sektor terbesar

penyumbang PDRB Balmongsel. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008, sektor ini dapat menjadi andalan bagi provinsi

2006 2007 2008 2009 0.00%

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

sempat mengalami perkembangan tidak begitu tinggi ditahun 2001 – 2007 (sebelum pemekaran), mulai meningkat drastis pada periode 2008 hingga 2009. Dimana ditahun 2008, kabupaten tersebut mulai dimekarkan dari kabupaten

. Pertumbuhan Ekonomi Kab. Bolaang Mongondow

2010,

Disisi pertumbuhan ekonomi, Gambar 2.3, tahun 2009 (sebesar 4,89%) memiliki pencapaian lebih tinggi dibandingkan awal tahun setelah otonomi yaitu tahun 2001 (sebesar 2,02%). Meski sempat turun dibandingkan tahun 2008, 2009 mengalami pertumbuhan

2009 (Gambar 2.4). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 40 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Sektor karena mampu menjadi sektor terbesar penyumbang PDRB Balmongsel. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis

lan bagi provinsi.

(6)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

Gambar 2.4 Konstribusi Sektor Pertanian thp PDRB Kab.

Balmongsel

Gambar 2.5 Perbandingan Konstribusi Sektor Pertanian

Balmongsel dengan Sulut

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah

Gambar 2.5 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pertanian Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif stabil untuk Balmongsel namun tidak untuk Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pertanian Balmongsel lebih besar dibandingkan Sulut. Pencapaian Sulut untuk sektor ini selama periode 2001 – 2009 secara rerata sebesar 20 persen jauh tertinggal dibandingkan Balmongsel kurang lebih sebesar 40 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 42,14 persen sedangkan Sulut sebesar 21,37 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 43,66 persen sedangkan Sulut sebesar 18,87 persen. Jadi Balmongsel bisa berbangga hati karena pencapaian sektor pertanian mampu secara konsisten melebihi provinsi.

2.2. SEKTOR PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

(7)

Gambar 2.6 Konstribusi Sektor Pertambangan & Penggalian

PDRB Kab. Balmongsel

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah

Gambar 2.7 menunjukkan

& penggalian Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif stabil untuk Balmongsel namun tidak untuk Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pertambangan & penggalian Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal periode tahun 2001 namun

Pencapaian Sulut untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 5 persen jauh tertinggal dibandingkan Balmongsel kurang lebih sebesar 10 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 9,73 persen sedangkan Sulut sebesar 11,77 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 10,07 persen sedangkan Sulut sebesar 4,27 persen. Jadi Balmongsel bisa berbangga hati karena pencapaian sektor pertambangan & penggalian mampu melebih

2.3. SEKTOR PENGOLAHAN

Kinerja sektor ini relatif menurun selama periode 2001

2.8). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2,5 persenan. Sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor terkecil ketiga penyumban PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008.

0.00%

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Sektor Pertambangan & Penggalian

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,

menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pertambangan Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif stabil untuk Balmongsel namun tidak untuk Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pertambangan & penggalian Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal periode tahun 2001 namun berubah ditahun 2002. Pencapaian Sulut untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 5 persen jauh tertinggal dibandingkan Balmongsel kurang lebih sebesar 10 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel ,73 persen sedangkan Sulut sebesar 11,77 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 10,07 persen sedangkan Sulut sebesar 4,27 persen. Jadi Balmongsel bisa berbangga hati karena pencapaian sektor pertambangan & penggalian mampu melebihi provinsi.

SEKTOR PENGOLAHAN

Kinerja sektor ini relatif menurun selama periode 2001 – 2009 (Gambar 2.8). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2,5 persenan. Sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor terkecil ketiga penyumban PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008.

2006 2007 2008 2009

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Balmongsel Sulut Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif stabil untuk Balmongsel namun tidak untuk Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pertambangan & penggalian Balmongsel lebih kecil berubah ditahun 2002. Pencapaian Sulut untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 5 persen jauh tertinggal dibandingkan Balmongsel kurang lebih sebesar 10 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel ,73 persen sedangkan Sulut sebesar 11,77 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 10,07 persen sedangkan Sulut sebesar 4,27 persen. Jadi Balmongsel bisa berbangga hati karena pencapaian

2009 (Gambar 2.8). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2,5 persenan. Sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor terkecil ketiga penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun,

2007 2008 2009

(8)

Gambar 2.8 Konstribusi Sektor Pengolahan thp PDRB Kab.

Balmongsel

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Gambar 2.9 menunjukkan

Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel senada dengan Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapa

sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 2,5 persenan jauh tertinggal dibandingkan Sulut kurang lebih sebesar 8,6 persenan. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 3,07 persen sedangkan S

persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 1,90 persen sedangkan Sulut sebesar 8,07 persen.

2.4. SEKTOR LISTRIK, GAS, DAN & AIR BERSIH

Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 2009 (Gambar 2.10). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 0,25 persen. Sektor listrik gas & air bersih menjadi sektor terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis diba

2001 2002Sektor Pengolahan2003 2004 2005 2006 2007 Konstribusi Sektor

Pengolahan thp PDRB Kab. Sektor Pengolahan Balmongsel dGambar 2.9 Perbandingan Konstribusi Sulut

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pengolahan Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel senada dengan Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 2,5 persenan jauh tertinggal dibandingkan Sulut kurang lebih sebesar 8,6 persenan. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 3,07 persen sedangkan Sulut sebesar 8,27 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 1,90 persen sedangkan Sulut sebesar 8,07 persen.

SEKTOR LISTRIK, GAS, DAN & AIR BERSIH (LGA)

Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 009 (Gambar 2.10). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 0,25 persen. Sektor listrik gas & air bersih menjadi sektor terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008 sebesar 0,01 persen.

2007 2008 2009

2001 Balmongsel2002 2003 2004 2005 2006 Sulut2007

Perbandingan Konstribusi Sektor Pengolahan Balmongsel dengan

2010, Diolah pengolahan Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel senada dengan Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode ian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 2,5 persenan jauh tertinggal dibandingkan Sulut kurang lebih sebesar 8,6 persenan. Tahun 2001, konstribusi ulut sebesar 8,27 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 1,90 persen

Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 – 009 (Gambar 2.10). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 0,25 persen. Sektor listrik gas & air bersih menjadi sektor terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun,

ndingkan tahun 2008 sebesar 0,01 persen.

2007 2008 2009

(9)

Gambar 2.10 Konstribusi Sektor Listrik Gas & Air Bersih thp PDRB

Kab. Balmongsel

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka Diolah

Gambar 2.11 menunjukkan

air bersih Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel sedangkan Sulut relatif fluktuatif. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 0,25 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor

sedangkan Sulut sebesar 0,71 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 0,20 persen sedangkan Sulut sebesar 0,82 persen.

2.5. SEKTOR BANGUNAN

Kinerja sektor ini relatif stagnan selama periode

2.12). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 7 persenan. Ditahun 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Konstribusi sektor bangunan tidak begitu besar dalam menyumbang PDRB Balmongsel. Meskipun sempat mencatat konstribusi tertinggi ditahun 2007 sebesar 8,93 persen terus menurun sesudahnya hingga mencapai 7,1 persen ditahun 2009. Meski demikian, sektor ini senantiasa dapat berkembang karena sebagai kabupaten baru tentunya perlu pembangunan dibi

prasarana, dan infrastruktur untuk menunjang kegiatan pemerintahan. 0.00%

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Sektor Listrik, Gas, & Air Bersih PDRB Balmongsel

Konstribusi Sektor Listrik Gas & Air Bersih thp PDRB

Kab. Balmongsel

Gambar 2.11 Perbandingan Konstribusi Sektor LGA Balmongsel

dengan Sulut

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009

menunjukkan perbandingan konstribusi sektor listrik gas & Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel sedangkan Sulut relatif fluktuatif. Terlihat bahwa persentase stribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 0,25 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 0,26 persen sedangkan Sulut sebesar 0,71 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 0,20 persen sedangkan Sulut sebesar 0,82 persen.

BANGUNAN

Kinerja sektor ini relatif stagnan selama periode 2001 – 2009 (Gambar 2.12). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 7 persenan. Ditahun 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Konstribusi sektor bangunan tidak begitu besar dalam menyumbang PDRB un sempat mencatat konstribusi tertinggi ditahun 2007 sebesar 8,93 persen terus menurun sesudahnya hingga mencapai 7,1 persen ditahun 2009. Meski demikian, sektor ini senantiasa dapat berkembang karena sebagai kabupaten baru tentunya perlu pembangunan dibidang sarana, prasarana, dan infrastruktur untuk menunjang kegiatan pemerintahan.

2006 2007 2008 2009

Sektor Listrik, Gas, & Air Bersih

0.00%

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Balmongsel Sulut Perbandingan Konstribusi Sektor LGA Balmongsel

2009 - 2010,

listrik gas & Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel sedangkan Sulut relatif fluktuatif. Terlihat bahwa persentase stribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 0,25 persen. ini di Balmongsel sebesar 0,26 persen sedangkan Sulut sebesar 0,71 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di

2009 (Gambar 2.12). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 7 persenan. Ditahun 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Konstribusi sektor bangunan tidak begitu besar dalam menyumbang PDRB un sempat mencatat konstribusi tertinggi ditahun 2007 sebesar 8,93 persen terus menurun sesudahnya hingga mencapai 7,1 persen ditahun 2009. Meski demikian, sektor ini senantiasa dapat berkembang karena dang sarana,

2007 2008 2009

(10)

Gambar 2.12 Konstribusi Sektor Bangunan thp PDRB Kab.

Balmongsel

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah

Gambar 2.13 menunjukkan

Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif fluktuatif untuk Balmongsel serta Sulut. Terlihat bahwa persentase

pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 7,82 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 6,68 persen sedangkan Sulut sebesar 13,96 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 7,10 persen sedangkan Sulut sebesar 18,18 persen.

2.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN

Sektor perdagangan hotel dan restoran mempunyai kaitan erat dengan sektor pariwisata. Bagi Balmongsel, sektor ini mempunyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 2006, konstribusi terhadap PDRB Ba

mulai tahun 2007 – 2009 menjadi 10 persenan. 0.00%

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Sektor Bangunan

Konstribusi Sektor

Bangunan thp PDRB Kab. Konstribusi Sektor Bangunan Gambar 2.13 Perbandingan Balmongsel dengan Sulut

ng Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,

menunjukkan perbandingan konstribusi sektor bangunan Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif fluktuatif untuk Balmongsel serta Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 7,82 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor sel sebesar 6,68 persen sedangkan Sulut sebesar 13,96 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 7,10 persen sedangkan Sulut sebesar 18,18 persen.

PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN

Sektor perdagangan hotel dan restoran mempunyai kaitan erat dengan sektor pariwisata. Bagi Balmongsel, sektor ini mempunyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 2006, konstribusi terhadap PDRB Balmongsel masih berkisar 8 persenan maka

2009 menjadi 10 persenan.

2006 2007 2008 2009 Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif fluktuatif untuk konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 7,82 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor sel sebesar 6,68 persen sedangkan Sulut sebesar 13,96 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 7,10 persen

Sektor perdagangan hotel dan restoran mempunyai kaitan erat dengan sektor pariwisata. Bagi Balmongsel, sektor ini mempunyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 - lmongsel masih berkisar 8 persenan maka

20

08

20

09

(11)

Gambar 2.14 Konstribusi Sektor PHR thp PDRB Kab. Balmongsel

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Diolah

Gambar 2.15 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor perdagangan hotel dan restoran di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 8,60 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 13,34 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 10,31 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,67 persen.

2.7. SEKTOR PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

Sektor pengangkutan & komunikasi mempunyai kinerja kaitan erat dengan sektor lainnya. Bagi Balmongsel, sektor ini mempu

mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 sampai dengan 2005, konstribusi terhadap PDRB Balmongsel masih berkisar 7 persenan maka mulai tahun 2008 menurun menjadi 5 persenan.

0.00%

PHR thp PDRB Kab. Balmongsel Konstribusi Sektor PHR Balmongsel Gambar 2.15 Perbandingan dengan Sulut

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,

Gambar 2.15 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor perdagangan hotel dan restoran di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 8,60 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 13,34 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor Mongondow Selatan sebesar 10,31 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,67 persen.

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

Sektor pengangkutan & komunikasi mempunyai kinerja kaitan erat dengan sektor lainnya. Bagi Balmongsel, sektor ini mempunyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 sampai dengan 2005, konstribusi terhadap PDRB Balmongsel masih berkisar 7 persenan maka mulai tahun 2008 menurun menjadi 5 persenan.

2007 2009

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Balmongsel Sulut Perbandingan Konstribusi Sektor PHR Balmongsel

2010,

Gambar 2.15 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor perdagangan hotel dan restoran di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 8,60 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 13,34 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor Mongondow Selatan sebesar 10,31 persen sedangkan

Sektor pengangkutan & komunikasi mempunyai kinerja kaitan erat dengan nyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 sampai dengan 2005, konstribusi terhadap PDRB Balmongsel masih berkisar 7

2007 2008 2009

(12)

Gambar 2.16 Konstribusi Sektor Pengangkutan & Komunikasi thp

PDRB Kab. Balmongsel

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah

Gambar 2.17 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pengangkutan & komunikasi di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun

sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 7,12 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11,47 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 4,98 persen sedangkan Provinsi

2.8. SEKTOR KEUANGAN & JASA PERUSAHAAN

Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 2009 (Gambar 2.18). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2 persenan. Sektor keuangan &

penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008 menjadi 1,88 persen.

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Sektor Pengangkutan & Komunikasi

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,

Gambar 2.17 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pengangkutan & komunikasi di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 7,12 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11,47 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 4,98 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11,48 persen.

SEKTOR KEUANGAN & JASA PERUSAHAAN

Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 2009 (Gambar 2.18). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2 persenan. Sektor keuangan & jasa perusahaan menjadi sektor kedua terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008 menjadi 1,88

2006 2007 2008 2009

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Balmongsel Sulut Perbandingan Konstribusi Sektor Pengangkutan &

Komunikasi Balmongsel dengan

2010,

Gambar 2.17 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pengangkutan & komunikasi di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 7,12 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11,47 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 4,98

Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 – 2009 (Gambar 2.18). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2 jasa perusahaan menjadi sektor kedua terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008 menjadi 1,88

(13)

Gambar 2.18 Konstribusi Sektor Keuangan & Jasa Perusahaan

PDRB Kab. Balmongsel

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah

Gambar 2.19 menunjukkan

jasa perusahaan di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sekto

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 2,34 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,01 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 1,88 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar

2.9. SEKTOR JASA

Kinerja sektor jasa relatif fluktuatif selama periode 2001

ada kecenderungan meningkat setelah tahun 2007 (Gambar 2.20). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 19 persenan. Sektor jasa menjadi kedua terbesar penyumbang PDRB Ba

hampir mendekati 20 persen. Tahun 2009 cenderung meningkat dibandingkan sebelumnya menjadi 19,9 persen dibandingkan sebelumnya tahun 2008 sebesar 18,13 persen atau dengankata lain meningkat sebesar 0,77 persen dibandingkan sebelumnya.

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Sektor Keuangan & Jasa Perusahaan PDRB Balmongsel

Konstribusi Sektor Keuangan & Jasa Perusahaan thp

PDRB Kab. Balmongsel

Gambar 2.19 Perbandingan Konstribusi Sektor Keuangan & Jasa

Perusahaan Balmongsel dengan Sulut

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,

Gambar 2.19 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor keuangan & jasa perusahaan di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sekto

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 2,34 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,01 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 1,88 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 5,75 persen.

Kinerja sektor jasa relatif fluktuatif selama periode 2001 – 2009 namun ada kecenderungan meningkat setelah tahun 2007 (Gambar 2.20). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 19 persenan. Sektor jasa menjadi kedua terbesar penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi hampir mendekati 20 persen. Tahun 2009 cenderung meningkat dibandingkan sebelumnya menjadi 19,9 persen dibandingkan sebelumnya tahun 2008 sebesar 18,13 persen atau dengankata lain meningkat sebesar 0,77 persen dibandingkan

2006 2007 2008 2009

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Balmongsel Sulut Perbandingan Konstribusi Sektor Keuangan & Jasa

Perusahaan Balmongsel dengan

2010,

perbandingan konstribusi sektor keuangan & jasa perusahaan di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 2,34 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,01 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 1,88 persen sedangkan

2009 namun ada kecenderungan meningkat setelah tahun 2007 (Gambar 2.20). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 19 persenan. Sektor lmongsel dengan konstribusi hampir mendekati 20 persen. Tahun 2009 cenderung meningkat dibandingkan sebelumnya menjadi 19,9 persen dibandingkan sebelumnya tahun 2008 sebesar 18,13 persen atau dengankata lain meningkat sebesar 0,77 persen dibandingkan

2007 2008 2009

(14)

Gambar 2.20 Konstribusi Sektor Jasa thp PDRB Kab. Balmongsel

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah

Gambar 2.21 menunjukkan

Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih besar dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 20,05 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,48 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 19,9 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,45 persen.

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Sektor Jasa PDRB Balmongsel Konstribusi Sektor Jasa

thp PDRB Kab. Balmongsel Konstribusi Sektor Jasa Balmongsel Gambar 2.21 Perbandingan dengan Sulut

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,

Gambar 2.21 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor jasa di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih besar dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten aang Mongondow Selatan sebesar 20,05 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,48 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 19,9 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,45 persen.

2006 2007 2008 2009

PDRB Balmongsel

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00%

2001 Balmongsel2002 2003 2004 2005 2006 Sulut2007 Perbandingan Konstribusi Sektor Jasa Balmongsel

2010,

perbandingan konstribusi sektor jasa di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih besar dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten aang Mongondow Selatan sebesar 20,05 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,48 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 19,9 persen sedangkan Provinsi Sulawesi

2007 2008 2009

(15)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

ANALISA EKONOMI REGIONAL

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Bagian ini akan ditampilkan hasil estimasi dengan pendekatan sektor basis, shift-share, dan analisa ekonomi regional yang meliputi pengganda output, pengganda pendapatan serta pengganda output, pengganda pendapatan, dan analisa keterkaitan yang meliputi keterkaitan kedepan, keterkaitan kebelakang, dan keterkaitan antar sektor. Berikut penyajian hasil beserta pembahasannya. 3.1. METODE SEKTOR BASIS

Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui apakah ada keunggulan komparatif dalam perekonomian daerah yang dianalisis sehingga dapat diketahui sektor basis ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Sektor Basis & Sektor Non Basis di Kab.Bolaang Mongondow Selatan Th. 2001 - 2009

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah

Berdasarkan tabel 3.1 diatas maka yang termasuk sektor basis di Kab. Bolaang Mongondow Selatan adalah sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, dan sektor jasa. Sektor basis ini tentunya perlu menjadi pertimbangan bagi pemangku kebijakan di Kab. Balmongsel karena idealnya, sektor basis yang dikembangkan dengan baik dan benar diharapkan dapat

2001

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1

2.007 1.958 2.106 2.092 2.015 2.069 2.170 2.224 2.314 2.118 Basis

2 Pertambangan & Penggalian

0.827 1.508 1.764 1.998 2.401 2.437 2.429 2.318 2.360 2.152 Basis

3 Pengolahan

0.371 0.365 0.316 0.321 0.316 0.312 0.302 0.249 0.235 0.302 Non Basis

4 Listrik, Gas, & Air Bersih

0.372 0.369 0.342 0.364 0.305 0.289 0.292 0.259 0.238 0.307 Non Basis

5 Bangunan

0.479 0.508 0.504 0.548 0.531 0.550 0.514 0.405 0.403 0.495 Non Basis

6

0.645 0.638 0.614 0.605 0.574 0.561 0.539 0.642 0.618 0.599 Non Basis

7 Pengangkutan & Komunikasi

0.620 0.530 0.568 0.561 0.564 0.544 0.550 0.475 0.434 0.528 Non Basis

8 Keuangan & Jasa Perusahaan

0.776 0.373 0.353 0.353 0.386 0.357 0.354 0.363 0.326 0.358 Non Basis

9 Jasa - Jasa

1.217 1.238 1.229 1.167 1.174 1.087 1.107 1.181 1.210 1.174 Basis

Pertanian, Peternakan,

Kehutanan, & Perkebunan

Perdagangan, Hotel, & Restoran

(16)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

memberikan manfaat ekonomi serta kesejahteraan yang besar bagi masyarakat di kabupaten tersebut. Selain itu, dengan menggunakan koefisien dari sektor basis dan non basis, kita dapat juga mengetahui berapa nilai pengganda jika masing-masing sektor tersebut dikembangkan.

Tabel 3.2. Perbandingan Pengganda Sektor Basis & Non Basis Kab. Bolaang Mongondow Selatan Th. 2001 - 2009

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa nilai pengganda sektor basis lebih besar dibandingkan nilai pengganda sektor non basis. Nilai mengandung makna bahwa pengembangan sektor basis yang tepat dapat memberi dampak ekonomi yang baik bagi Kab Bolaang Mongondow Selatan. Selain itu, sektor basis perlu ditopang oleh sektor non basis atau sektor pendukung sehingga keduanya dapat berkonstribusi pada total perekonomian. Jika perekonomian makin besar maka perlu banyak sektor pendukung dalam perekonomian tersebut yang harusnya mampu disediakan oleh perekonomian lokal.

3.2. METODE SHIFT SHARE

Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi daerah studi bila dibandingkan dengan daerah referensi sehingga dapat ditentukan kinerja atau produktivitas ekonomi daerah dibanding dengan daerah yang lebih besar. Hasil analisis disajikan dalam tabel 3.3.

Tahun Basis Non Basis

2001 3,6122 1,3828

2002 3,5387 1,3939

2003 3,4942 1,4009

2004 3,4855 1,4023

2005 3,4822 1,4029

2006 3,3954 1,4175

2007 3,4019 1,4163

2008 3,4578 1,4069

2009 3,4627 1,4051

(17)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

Tabel 3.3. Perubahan Struktur Ekonomi Kab. Bolaang Mongondow Selatan Th. 2001 -2009

Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dari tahun 2002 hingga tahun 2009 yang dipengaruhi komponen-komponen turunannya. Namun pada bagian ini akan dijelaskan untuk periode 2002, 2008, dan 2009 yakni sebagai berikut.

Tahun 2002, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow

Selatan disumbang oleh pertumbuhan ekonomi sulut sebesar 3,32 %. Efek bauran industri bernilai positif yang dimiliki oleh sektor pertanian, bangunan, perdagangan hotel & restoran, pengangkutan& komunikasi, serta keuangan, sewa, & jasa perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Sebaliknya efek bauran industri bernilai negatif yang dimiliki oleh sektor pertambangan & penggalian, pengolahan, listrik gas & air bersih, serta jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor tersebut lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi Prov. Sulawesi Utara. Efek shift-share regional bernilai positif pada sektor pertambangan & penggalian, bangunan, pengangkutan & komunikasi, & jasa-jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan sektor ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Ini juga menunjukkan bahwa konstribusi sektor ekonomi tersebut cukup besar dibanding konstribusi sektor sejenis di wilayah G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) 1 3,32% 1,13% -2,81% 4,26% 2,35% -2,66% 5,12% -1,28% -3,21% 7,55% -4,89% 0,37% 8,89% -6,82% 0,82%

2 Pertambangan & Penggalian 3,32% -8,31% 9,52% 4,26% -7,85% 8,98% 5,12% 2,97% -1,67% 7,55% 1,84% -3,51% 8,89% -3,39% 0,18% 3 Pengolahan 3,32% -0,63% -2,43% 4,26% -8,20% 8,84% 5,12% 1,61% -5,98% 7,55% -1,35% -4,19% 8,89% -1,12% -5,90% 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 3,32% -0,20% -0,53% 4,26% -1,87% -0,19% 5,12% 1,93% -5,40% 7,55% -0,02% -4,91% 8,89% 6,00% -12,44% 5 Bangunan 3,32% 2,73% 5,61% 4,26% 1,82% -4,17% 5,12% -5,28% 4,40% 7,55% 3,33% -5,73% 8,89% 3,42% -7,38% 6 3,32% 0,97% -0,53% 4,26% 2,11% -1,20% 5,12% 2,46% 2,18% 7,55% 3,33% -4,97% 8,89% 3,42% -6,74%

7 Pengangkutan & Komunikasi 3,32% 0,09% 1,59% 4,26% 2,57% -0,91% 5,12% 1,79% -1,87% 7,55% 3,47% -8,72% 8,89% 8,00% -12,42% 8 Keuangan & Jasa Perusahaan 3,32% 0,38% -1,30% 4,26% 1,13% -1,78% 5,12% 5,30% -5,65% 7,55% -0,21% -5,50% 8,89% -1,32% -4,81% 9 Jasa - Jasa 3,32% -0,82% 0,55% 4,26% -1,47% 0,73% 5,12% -0,55% -1,37% 7,55% -2,13% 8,46% 8,89% -2,04% 1,50%

Sektor Ekonomi 2002 2004 Tahun2006 2008 2009

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, & Perkebunan

(18)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.

Tahun 2004, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow

Selatan disumbang oleh pertumbuhan ekonomi sulut sebesar 4,26 %. Efek bauran industri bernilai positif yang dimiliki oleh sektor pertanian, bangunan, perdagangan hotel & restoran, pengangkutan& komunikasi, serta keuangan, sewa, & jasa perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Sebaliknya efek bauran industri bernilai negatif yang dimiliki oleh sektor pertambangan & penggalian, pengolahan, listrik gas & air bersih, serta jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor tersebut lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi Prov. Sulawesi Utara. Efek shift-share regional bernilai positif pada sektor pertambangan penggalian, pengolahan, & jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan sektor ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Ini juga menunjukkan bahwa konstribusi sektor ekonomi tersebut cukup besar dibanding konstribusi sektor sejenis di wilayah Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.

Tahun 2006, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow

(19)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

sektor sejenis di wilayah Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.

Tahun 2008, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow

Selatan disumbang oleh pertumbuhan ekonomi sulut sebesar 7,55 %. Efek bauran industri bernilai positif yang dimiliki oleh sektor pertambangan & penggalian, bangunan, perdagangan hotel & restoran, serta pengangkutan& komunikasi menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Sebaliknya efek bauran industri bernilai negatif yang dimiliki oleh sektor pertanian, pengolahan, listrik gas & air bersih, keuangan & jasa perusahaan serta jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor tersebut lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi Prov. Sulawesi Utara. Efek shift-share regional bernilai positif pada sektor pertanian & jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan sektor ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Ini juga menunjukkan bahwa konstribusi sektor ekonomi tersebut cukup besar dibanding konstribusi sektor sejenis di wilayah Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.

Tahun 2009, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow

(20)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

besar dibanding konstribusi sektor sejenis di wilayah Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.

3.3. METODE INPUT OUTPUT 3.3.1. STRUKTUR PENDAPATAN

Struktur pendapatan berdasarkan pengeluaran menunjukkan struktur pendapatan sebagai penjumlahan dari seluruh pengeluaran agregat yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian. Pelaku perekonomian terdapat konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor.Berikut akan disajikan dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4 Struktur Pendapatan Berdasarkan Pengeluaran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 3.4, terlihat bahwa konsumsi rumah tangga berkonstribusi paling besar yakni Rp 181.646 Juta setara 70,42 persen kemudian diikuti oleh pos impor, investasi, pengeluaran pemerintah, serta ekspor barang & jasa. Tingginya konstribusi nilai impor menunjukkan bahwa ekonomi lokal belum mampu menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian lokal. Pos investasi menunjukkan bahwa potensi lokal daerah ini mampu menarik minat investor selain produksinya cukup baik sehingga gerak ekonomi lokal tidak begitu didominasi oleh pemerintah diatasnya sebagaimana yang jamak terjadi pada beberapa daerah di Indonesia.

Pos Nilai % thp Total PDB

1. Konsumsi Rumah Tangga 181,646 70.42%

2. Pengeluaran Pemerintah 54,532 21.14%

3. Investasi 76,542 29.67%

4. Ekspor Barang dan Jasa 45,020 17.45%

5. Impor 99,801 38.69%

Total PDRB 257,939 100.00%

(21)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

3.3.2. PENGGANDA OUTPUT

Pengganda Output (Output Multiplier) bertujuan untuk melihat dampak perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap semua sektor yang ada tiap satuan perubahan jenis pengganda. Berikut akan disajikan dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5. Pengganda Output Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data

Sektor industri pengolahan memiliki pengganda output tertinggi (2,1562) kemudian diikuti sektor listrik gas & air minum serta keuangan sewa & jasa perusahaan, yang masing-masing bernilai 2,0022 dan 1,7077. Hal ini berarti setiap kenaikan permintaan output sektor ini sebesar Rp 1 juta, berdampak meningkatkan output perekonomian secara keseluruhan masing-masing sektor sebesar Rp 21,5 juta untuk sektor pengolahan; Rp 20,02 juta sektor listrik gas & air minum; dan Rp 17,07 untuk sektor keuangan sewa & jasa perusahaan. Tiap sektor ini berkekuatan besar dalam menstimulir pertumbuhan dan dibutuhkan oleh sektor lain.

Sedangkan, sektor yang memiliki pengganda bernilai rendah yakni sektor pertambangan & penggalian serta sektor pertanian menunjukkan sektor ini tidak banyak membutuhkan input dari sektor lain.

3.3.3. PENGGANDA PENDAPATAN

Metode ini digunakan untuk melihat besarnya kenaikan total pendapatan masyarakat untuk setiap kenaikan satu satuan output yang dihasilkan suatu sektor. Berikut akan disajikan dalam tabel 3.6.

1 Pertanian 1.1475

2 Pertambangan & Penggalian 1.1763

3 Industri Pengolahan 2.1562

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 2.0022

5 Bangunan 1.5071

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.6263

7 Transportasi & Komunikasi 1.5119

8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 1.7077

9 Jasa-Jasa 1.2814

(22)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

Tabel 3.6. Pengganda Pendapatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data

Hasil pengganda pendapatan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan disajikan pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa sektor jasa memberi nilai terbesar jika dibanding sektor lain. Adapun sektor berikutnya yang menyusul adalah sektor listrik, gas, & air minum; keuangan, sewa, & jasa perusahaan; industri pengolahan; transportasi & komunikasi; perdagangan, hotel, & restoran; bangunan; pertanian; serta pertambangan & penggalian.

Nilai pengganda pendapatan di sektor keuangan jasa sebesar 0,4204. Nilai tersebut mengandung arti bahwa untuk setiap kenaikan satu juta output yang dihasilkan sektor jasa, total pendapatan masyarakat Balmongsel akan meningkat sebesar Rp 420,4 ribu.

Begitu juga untuk sektor pertambangan & penggalian dengan nilai sebesar 0,1440 mengandung arti bahwa untuk setiap kenaikan satu juta output yang dihasilkan oleh sektor pertambangan & penggalian, total pendapatan masyarakat Balmongsel akan meningkat sebesar Rp 144 ribu. Nilai ini termasuk paling kecil jika dibandingkan dengan nilai pengganda sektor lain.

3.3.4. ANALISA KETERKAITAN

Analisa keterkaitan merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam tabel input output. Analisa keterkaitan yang diterapkan berupa analisa keterkaitan langsung kedepan, analisa keterkaitan langsung kebelakang, serta analisa keterkaitan antar sektor. Masing-masing akan disajikan dalam tabel berikut.

1 Pertanian 0.1835

2 Pertambangan & Penggalian 0.1440

3 Industri Pengolahan 0.2962

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0.4027

5 Bangunan 0.2164

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 0.2703 7 Transportasi & Komunikasi 0.2920 8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 0.3165

9 Jasa-Jasa 0.4204

(23)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

3.3.4.a Keterkaitan Langsung Kedepan

Hasil analisa keterkaitan langsung kedepan menunjukkan bahwa sektor pertanian, pertambangan & penggalian, serta sektor jasa memiliki nilai yang tinggi dibandingkan sektor lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7. Indeks Keterkaitan Kedepan

Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data

Sektor pertanian, pertambangan & penggalian, serta sektor jasa memiliki nilai yang tinggi dibandingkan sektor lainnya memiliki nilai keterkaitan langsung kedepan masing-masing sebesar 1,645; 1,208; dan 1,170. Nilai ini yang dihasilkan oleh ketiga sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian, pertambangan & penggalian, serta sektor jasa mempunyai kemampuan kuat untuk mendorong pertumbuhan output industri hilirnya. Selain itu, output yang dihasilkan dari ketiga sektor diatas merupakan komoditas intermedier, dalam artian menjadi komponen bahan baku bagi industri dan sektor perekonomian lainnya.

3.3.4.b Analisa Keterkaitan Langsung Kebelakang

Hasil analisa keterkaitan langsung kebelakang menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan, listrik gas & air minum, perdagangan hotel & restoran, serta keuangan sewa & jasa perusahaan memiliki nilai lebih dari satu dibandingkan sektor lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.8.

1 Pertanian 1.645

2 Pertambangan & Penggalian 1.208

3 Industri Pengolahan 0.759

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0.703

5 Bangunan 0.783

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 0.989

7 Transportasi & Komunikasi 0.939

8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 0.803

9 Jasa-Jasa 1.170

(24)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

Tabel 3.8. Indeks Keterkaitan Kebelakang

Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data

Nilai tersebut mengandung arti bahwa sektor industri pengolahan, listrik gas & air minum, perdagangan hotel & restoran, serta keuangan sewa & jasa perusahaan mempunyai kemampuan yang kuat untuk menarik pertumbuhan sektor hulunya karena setiap satu juta rupiah peningkatan permintaan akhir pada setiap empat sektor tersebut akan mendorong peningkatan output pada sektor-sektor yang menggunakannya sebagai input dimana peningkatannya sektor hulunya masing-masing sebesar 1,375 milyar untuk sektor industri pengolahan; 1,276 milyar untuk sektor listrik gas & air minum; 1,037 milyar untuk sektor perdagangan hotel & restoran; serta 1,089 untuk sektor keuangan sewa & jasa perusahaan.

3.3.4.c Analisa Keterkaitan Antar Sektor

Tabel 3.9. Keterkaitan Antar Sektor

Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data

Tabel 3.9 terlihat bahwa sektor pertanian dan sektor pertanian, pertambangan & penggalian, serta sektor jasa menjadi sektor berorientasi

1 Pertanian 0.732

2 Pertambangan & Penggalian 0.750

3 Industri Pengolahan 1.375

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 1.276

5 Bangunan 0.961

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.037

7 Transportasi & Komunikasi 0.964

8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 1.089

9 Jasa-Jasa 0.817

Kode dan Kelompok Sektor Indeks Keterkaitan Kebelakang

1 Pertanian 0.73157 1.644529 Orientasi Ke Depan

2 Pertambangan & Penggalian 0.74994 1.208070 Orientasi Ke Depan

3 Industri Pengolahan 1.37471 0.758752 Orientasi Kebelakang

4 Listrik, Gas, dan Air Minum 1.27648 0.702911 Orientasi Ke Belakang

5 Bangunan 0.96086 0.783420 Less Important

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.03685 0.989464 Orientasi Ke Belakang

7 Transportasi & Komunikasi 0.96389 0.939464 Less Important

8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 1.08872 0.803408 Orientasi Kebelakang

9 Jasa-Jasa 0.81698 1.169982 Orientasi Kedepan

(25)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

(26)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bagian keempat ini akan menyajikan kesimpulan berdasarkan temuan studi yang telah dilakukan, serta rekomendasi yang semoga dapat bermanfaat bagi instansi terkait sebagai pertimbangan kebijakan. Bagian pertama akan dibahas mengenai kesimpulan studi. Kemudian, bagian kedua akan dibahas rekomendasi berdasarkan hasil studi.

4.1. KESIMPULAN

Melalui analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode sektor basis, metode shift share, dan metode input output untuk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan diperoleh temuan sebagai berikut :

Sektor pertanian peternakan kehutanan & perkebunan, sektor pertambangan

& penggalian, serta sektor jasa menjadi sektor basis di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Sektor yang mengalami efek bauran industri positif dan efek shift-share

negatif adalah sektor bangunan, sektor perdagangan hotel & restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, serta keuangan, sewa, & jasa perusahaan. Kedua sektor ini dapat dikategorikan sebagai sektor tumbuh cepat serta mempunyai daya saing rendah.

Sektor efek bauran industri bernilai negatif dan efek regional shift-share

bernilai positif adalah sektor pertambangan & penggalian serta sektor jasa. Maka sektor ini dapat dikategorikan sebagai sektor yang mampu tumbuh lambat namun memiliki daya saing tinggi.

Sektor pengolahan memiliki pengganda output tertinggi, sedangkan sektor

pertanian mempunyai pengganda output terendah.

Sektor jasa memiliki pengganda pendapatan tertinggi, sedangkan sektor

pertambangan & penggalian memiliki pengganda pendapatan terendah.

Sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, dan sektor jasa

(27)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

Sektor pengolahan, sektor listrik gas & air minum, sektor perdagangan hotel

& restoran serta sektor keuangan sewa & jasa perusahaan juga memiliki nilai keterkaitan langsung kebelakang yang lebih besar dari satu.

Sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, dan sektor jasa menjadi

sektor berorientasi kedepan pada perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

4.2. REKOMENDASI

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan tetap perlu

memperhatikan sektor lain seperti sektor pengolahan, sektor listrik gas & air minum, sektor perdagangan hotel & restoran, serta sektor pengangkutan & komunikasi meski sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, serta sektor jasa menjadi sektor basis. Karena akan ada ketergantungan antar sektor yang saling membutuhkan apalagi bagi kabupaten yang baru mekar sehingga pengembangan kedepan tidak mengganggu kegiatan ekonomi lokal di Bolaang Mongondow Selatan.

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan haruslah menciptakan

kebijakan yang dapat mendorong tumbuhnya sektor basis disamping memberdayakan potensi sektor pendukung dalam hal ini sektor non basis. Pengganda sektor non basis cukup besar, jika mampu dikelola dengan baik dimana ketika perekonomian berkembang dan memerlukan sektor pendukung dalam hal ini sektor non basis dapat memenuhinya. Upaya ini harusnya dapat dipenuhi oleh ekonomi lokal sehingga dapat memberikan manfaat bagi warga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Pemerintah perlu melakukan perencanaan menyeluruh bila akan

(28)

https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim

DAFTAR PUSTAKA

Antara, Made. Kebutuhan Investasi Sektor Basis dan Non Basis dalam

Perekonomian Regional Bali. Makalah, 2005.

Azhar, Syarifah, Lies, Fuaidah dan M Nassir Abdussamad. Analisis Sektor

Basis dan Non Basis di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Makalah, 2001.

BPS Bolaang Mongondow Selatan. Bolaang Mongondow Selatan dalam Angka

2009 - 2010. Badan Pusat Statistik. Bolaang Mongondow Selatan : 2009 -

2010

Hakim, Arif Rahman. Studi Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara. Paper Kuliah Ekonomi Regional PPIE Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2009. Tidak dipublikasikan.

Hendayana, Rachmat. Aplikasi Metode Locatoin Quotient ( LQ ) dalam

Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian, Vol 13,

Desember 2003.

Nazara, Suahazil. Analisis Input-Output Edisi Kedua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta : 2005.

---. Bahan Kuliah Ekonomi Regional. Bahan Ajar Kuliah Ekonomi Regional PPIE Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2009.

Resudarmo, Budi P, Djoni Hartono, Tauhid A, Nina I.L.S, Olivia, dan Anang

N. Analisa Penentuan Sektor Prioritas di Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Pesisir dan Lautan, Vol 4 No 3, 2002.

Sahara, dan Budi P Resudarmo. Peran Industri Pengolahan terhadap

Perekonomian DKI: Analisis Input Output. Working Paper, 2002.

Soepono, Prasetyo. Analisis Shift Share: Perkembangan dan Penerapan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, September, 1993.

Virgowansyah, Cheka dan Suahazil Nazara. Analisis Sumber Perubahan Output

Sektoral Perekonomian Indonesia 1975 – 2003. Jurnal Kebijakan Ekonomi,

Vol 2 No 3, April 2007.

Yamin, Muhammad. Analisis Pengaruh Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap Distribusi Pendapatan dan Peningkatan Lapangan Kerja di

Gambar

Gambar 1.1. Peta Kab.Bolaang Mongondow Selatan
Gambar 1.2. Peta Jumlah Penduduk Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Gambar 2.4 Konstribusi Sektor Pertanian thp PDRB Kab.
Tabel 3.1. Sektor Basis & Sektor Non Basis di Kab.Bolaang Mongondow
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Nilai

Rasa terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada I Gede Oeinada, S.S., M.Hum., yang telah member banyak ilmu tentang penerjemahan pada saat perkuliahan sehingga

Access juga dapat digunakan sebagai sebuah basis data untuk aplikasi Web dasar yang disimpan di dalam server yang menjalankan Microsoft Internet Information Services (IIS)

Penyesuaian kurikulum dengan dunia kerja serta tetap dilandasi oleh minat dan kebutuhan siswa, menjadikan kurikulum sekolah kejuruan memiliki kerumitan tertentu baik

Berbeda dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, dalam hal pendeteksian datanya, apakah itu data flood atau tidak yaitu dengan cara menganalisa interval

Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System adalah system informasi yang interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang

Perilaku menyimpang di lingkungan pesantren dalam sinetron Pesantren dan Rock n Roll 3 yang dimaksud dalam penelitian ini, dapat dilihat dari cara berpakaian

Hasil karakterisasi komponen minyak mint dengan menggunakan KG-SM menghasilkan Total Ionic Chromatogram (TIC) yang disajikan pada Gambar 1, sedangkan komponen