Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
Provinsi Sulawesi Utara
4/10/2011
Arif Rahman
Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
Provinsi Sulawesi Utara
ahman Hakim
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
PROFIL KABUPATEN BOLAANG MONGODOW
SELATAN
Bolaang Mongondow Selatan merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten ini tergolong baru karena berdiri tanggal 30 September 2008 melalui payung hukum UU No 30 Tahun 2008. Bolaang Mongondow Selatan atau sering dikenal dengan Balmongsel merupakan kabupaten yang mekar dari Kabupaten tetangganya yaitu Kab. Bolaang Mongondow.
1.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM
Sebagai sebuah kabupaten, Bolaang Mongondow Selatan memiliki batas wilayah dengan tetangganya. Di utara, berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Diselatan, berbatasan dengan Teluk Tomini, dibarat berbatasan dengan Kabupaten Bone Belango Provinsi Gorontalo, serta ditimur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Gambar 1.1. Peta Kab.Bolaang Mongondow Selatan
Sumber : BPS, Peta Administrasi Th 2007, Diolah
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
Posigadan, Pinolosian, Pinolosian Tengah, dan Pinolosian Timur. Luas wilayah Kabupaten Balmongsel 1932,30 km2 dengan ketinggian kota berkisar antara 2 hingga 24 meter diatas permukaan laut.
1.2. KONDISI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN & KEPENDUDUKAN
Secara administratif, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan beribukota di Molibagu dengan pusat pemerintahan di Bolang Uki. Balmongsel terdiri atas 5 kecamatan dan 60 desa. Kelima kecamatan tersebut adalah Bolang Uki, Posigadan, Pinolosian, Pinolosian Tengah, dan Pinolosian Timur. Luas wilayah Kabupaten Balmongsel 1932,30 km2 dengan ketinggian kota berkisar antara 2 – 24 meter diatas permukaan laut.
Menurut hasil sensus penduduk 2010, penduduk di Kab. Bolaang Mongondow Selatan berjumlah 56.546 jiwa. Jumlah ini terdiri dari 29.493 jiwa penduduk laki – laki serta 27.053 jiwa penduduk perempuan. Rata – rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Balmongsel sebesar 29 jiwa per km2. Kecamatan dengan kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Bolang Uki sebesar 50 jiwa per km2, sedangkan kecamatan dengan kepadatan terendah berada di Kecamatan Pinolosian Tengah sebesar 17 jiwa per km2.
Gambar 1.2. Peta Jumlah Penduduk
Kab. Bolaang Mongondow Selatan Gambar 1.3. Peta Kepadatan Penduduk Kab. Bolaang Mongondow Selatan
KABUPATEN BOLAANG MO
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki struktur ekonomi dengan konstribusi sektor pertanian yang besar dibandingkan sektor lainnya. Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2009 mencapai kurang lebih 43 persen. Jika diambil reratanya sepanjang periode 2001 hingga 2009 sebesar 42,17 persen. Tidak heran, Kabupaten Balmongsel berusaha memajukan sektor pertanian disamping juga sektor lainnya. Secara umum, terdapat 3 sektor penyumbang terbesar di Kabupaten
tersebut adalah sektor pertanian (43,66%), sektor Jasa (19,9%), serta sektor perdagangan hotel restoran (10,31%). Sektor pertambangan dan penggalian juga patut diperhitungkan karena persentasenya menyamai sektor perdaganga hotel restoran sebesar 10,07%. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Distribusi PDRB Sektoral Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Gambar 2.1 menunjukkan perkembangan PDRB Kab Balmongsel Tahun 2001 – 2009. Selama periode tersebut
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki struktur ekonomi dengan konstribusi sektor pertanian yang besar dibandingkan sektor lainnya. Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2009 mencapai kurang
43 persen. Jika diambil reratanya sepanjang periode 2001 hingga 2009 sebesar 42,17 persen. Tidak heran, Kabupaten Balmongsel berusaha memajukan sektor pertanian disamping juga sektor lainnya. Secara umum, terdapat 3 sektor penyumbang terbesar di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Sektor tersebut adalah sektor pertanian (43,66%), sektor Jasa (19,9%), serta sektor perdagangan hotel restoran (10,31%). Sektor pertambangan dan penggalian juga patut diperhitungkan karena persentasenya menyamai sektor perdaganga hotel restoran sebesar 10,07%. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.1.
. Distribusi PDRB Sektoral Kab. Bolaang Mongondow Selatan 2001 – 2009
Gambar 2.1 menunjukkan perkembangan PDRB Kab Balmongsel Tahun 2009. Selama periode tersebut ada kecenderungan meningkat, meski
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, &
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki struktur ekonomi dengan konstribusi sektor pertanian yang besar dibandingkan sektor lainnya. Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2009 mencapai kurang
43 persen. Jika diambil reratanya sepanjang periode 2001 hingga 2009 sebesar 42,17 persen. Tidak heran, Kabupaten Balmongsel berusaha memajukan sektor pertanian disamping juga sektor lainnya. Secara umum, terdapat 3 sektor Bolaang Mongondow Selatan. Sektor tersebut adalah sektor pertanian (43,66%), sektor Jasa (19,9%), serta sektor perdagangan hotel restoran (10,31%). Sektor pertambangan dan penggalian juga patut diperhitungkan karena persentasenya menyamai sektor perdagangan hotel restoran sebesar 10,07%. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.1.
. Distribusi PDRB Sektoral Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Gambar 2.1 menunjukkan perkembangan PDRB Kab Balmongsel Tahun ada kecenderungan meningkat, meski
sempat mengalami perkembangan tidak begitu tinggi ditahun 2001
(sebelum pemekaran), mulai meningkat drastis pada periode 2008 hingga 2009. Dimana ditahun 2008, kabupaten tersebut mulai dimekarkan dari kabupaten induk yaitu Kab Bolaang Mongondow.
Gambar 2.2. Perkembangan PDRB Kab. Bolaang Mongondow Selatan
2001-2009
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah
Disisi pertumbuhan ekonomi, Gambar 2.3, tahun 2009 (sebesar 4,89%) memiliki pencapaian lebih tinggi dibandingkan awal tahun setelah otonomi yaitu tahun 2001 (sebesar 2,02%). Meski sempat turun dibandingkan tahun 2008, secara rerata selama periode
ekonomi sebesar 3,93%. 2.1. SEKTOR PERTANIAN
Kinerja sektor ini relatif stagnan selama periode 2001
2.4). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 40 persenan. Ditahun 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Sektor pertanian dapat menjadi leading sector
penyumbang PDRB Balmongsel. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008, sektor ini dapat menjadi anda
-100,000 200,000 300,000 400,000
2001 2002 2003 2004 2005 2006
PDRB ADH 2000 PDRB ADH Berlaku
sempat mengalami perkembangan tidak begitu tinggi ditahun 2001
(sebelum pemekaran), mulai meningkat drastis pada periode 2008 hingga 2009. Dimana ditahun 2008, kabupaten tersebut mulai dimekarkan dari kabupaten
duk yaitu Kab Bolaang Mongondow. . Perkembangan PDRB
Kab. Bolaang Mongondow Selatan Ekonomi Kab. Bolaang Mongondow Gambar 2.3. Pertumbuhan Selatan 2001-2009
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,
Disisi pertumbuhan ekonomi, Gambar 2.3, tahun 2009 (sebesar 4,89%) memiliki pencapaian lebih tinggi dibandingkan awal tahun setelah otonomi yaitu tahun 2001 (sebesar 2,02%). Meski sempat turun dibandingkan tahun 2008, secara rerata selama periode observasi 2001 - 2009 mengalami pertumbuhan
SEKTOR PERTANIAN
Kinerja sektor ini relatif stagnan selama periode 2001 – 2009 (Gambar 2.4). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 40 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Sektor
leading sector karena mampu menjadi sektor terbesar
penyumbang PDRB Balmongsel. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008, sektor ini dapat menjadi andalan bagi provinsi
2006 2007 2008 2009 0.00%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
sempat mengalami perkembangan tidak begitu tinggi ditahun 2001 – 2007 (sebelum pemekaran), mulai meningkat drastis pada periode 2008 hingga 2009. Dimana ditahun 2008, kabupaten tersebut mulai dimekarkan dari kabupaten
. Pertumbuhan Ekonomi Kab. Bolaang Mongondow
2010,
Disisi pertumbuhan ekonomi, Gambar 2.3, tahun 2009 (sebesar 4,89%) memiliki pencapaian lebih tinggi dibandingkan awal tahun setelah otonomi yaitu tahun 2001 (sebesar 2,02%). Meski sempat turun dibandingkan tahun 2008, 2009 mengalami pertumbuhan
2009 (Gambar 2.4). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 40 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Sektor karena mampu menjadi sektor terbesar penyumbang PDRB Balmongsel. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis
lan bagi provinsi.
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
Gambar 2.4 Konstribusi Sektor Pertanian thp PDRB Kab.
Balmongsel
Gambar 2.5 Perbandingan Konstribusi Sektor Pertanian
Balmongsel dengan Sulut
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah
Gambar 2.5 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pertanian Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif stabil untuk Balmongsel namun tidak untuk Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pertanian Balmongsel lebih besar dibandingkan Sulut. Pencapaian Sulut untuk sektor ini selama periode 2001 – 2009 secara rerata sebesar 20 persen jauh tertinggal dibandingkan Balmongsel kurang lebih sebesar 40 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 42,14 persen sedangkan Sulut sebesar 21,37 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 43,66 persen sedangkan Sulut sebesar 18,87 persen. Jadi Balmongsel bisa berbangga hati karena pencapaian sektor pertanian mampu secara konsisten melebihi provinsi.
2.2. SEKTOR PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
Gambar 2.6 Konstribusi Sektor Pertambangan & Penggalian
PDRB Kab. Balmongsel
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah
Gambar 2.7 menunjukkan
& penggalian Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif stabil untuk Balmongsel namun tidak untuk Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pertambangan & penggalian Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal periode tahun 2001 namun
Pencapaian Sulut untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 5 persen jauh tertinggal dibandingkan Balmongsel kurang lebih sebesar 10 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 9,73 persen sedangkan Sulut sebesar 11,77 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 10,07 persen sedangkan Sulut sebesar 4,27 persen. Jadi Balmongsel bisa berbangga hati karena pencapaian sektor pertambangan & penggalian mampu melebih
2.3. SEKTOR PENGOLAHAN
Kinerja sektor ini relatif menurun selama periode 2001
2.8). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2,5 persenan. Sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor terkecil ketiga penyumban PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008.
0.00%
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Sektor Pertambangan & Penggalian
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,
menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pertambangan Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif stabil untuk Balmongsel namun tidak untuk Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pertambangan & penggalian Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal periode tahun 2001 namun berubah ditahun 2002. Pencapaian Sulut untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 5 persen jauh tertinggal dibandingkan Balmongsel kurang lebih sebesar 10 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel ,73 persen sedangkan Sulut sebesar 11,77 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 10,07 persen sedangkan Sulut sebesar 4,27 persen. Jadi Balmongsel bisa berbangga hati karena pencapaian sektor pertambangan & penggalian mampu melebihi provinsi.
SEKTOR PENGOLAHAN
Kinerja sektor ini relatif menurun selama periode 2001 – 2009 (Gambar 2.8). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2,5 persenan. Sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor terkecil ketiga penyumban PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008.
2006 2007 2008 2009
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Balmongsel Sulut Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif stabil untuk Balmongsel namun tidak untuk Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pertambangan & penggalian Balmongsel lebih kecil berubah ditahun 2002. Pencapaian Sulut untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 5 persen jauh tertinggal dibandingkan Balmongsel kurang lebih sebesar 10 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel ,73 persen sedangkan Sulut sebesar 11,77 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 10,07 persen sedangkan Sulut sebesar 4,27 persen. Jadi Balmongsel bisa berbangga hati karena pencapaian
2009 (Gambar 2.8). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2,5 persenan. Sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor terkecil ketiga penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun,
2007 2008 2009
Gambar 2.8 Konstribusi Sektor Pengolahan thp PDRB Kab.
Balmongsel
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Gambar 2.9 menunjukkan
Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel senada dengan Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapa
sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 2,5 persenan jauh tertinggal dibandingkan Sulut kurang lebih sebesar 8,6 persenan. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 3,07 persen sedangkan S
persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 1,90 persen sedangkan Sulut sebesar 8,07 persen.
2.4. SEKTOR LISTRIK, GAS, DAN & AIR BERSIH
Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 2009 (Gambar 2.10). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 0,25 persen. Sektor listrik gas & air bersih menjadi sektor terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis diba
2001 2002Sektor Pengolahan2003 2004 2005 2006 2007 Konstribusi Sektor
Pengolahan thp PDRB Kab. Sektor Pengolahan Balmongsel dGambar 2.9 Perbandingan Konstribusi Sulut
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pengolahan Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel senada dengan Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 2,5 persenan jauh tertinggal dibandingkan Sulut kurang lebih sebesar 8,6 persenan. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 3,07 persen sedangkan Sulut sebesar 8,27 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 1,90 persen sedangkan Sulut sebesar 8,07 persen.
SEKTOR LISTRIK, GAS, DAN & AIR BERSIH (LGA)
Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 009 (Gambar 2.10). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 0,25 persen. Sektor listrik gas & air bersih menjadi sektor terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008 sebesar 0,01 persen.
2007 2008 2009
2001 Balmongsel2002 2003 2004 2005 2006 Sulut2007
Perbandingan Konstribusi Sektor Pengolahan Balmongsel dengan
2010, Diolah pengolahan Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel senada dengan Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode ian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 2,5 persenan jauh tertinggal dibandingkan Sulut kurang lebih sebesar 8,6 persenan. Tahun 2001, konstribusi ulut sebesar 8,27 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 1,90 persen
Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 – 009 (Gambar 2.10). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 0,25 persen. Sektor listrik gas & air bersih menjadi sektor terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun,
ndingkan tahun 2008 sebesar 0,01 persen.
2007 2008 2009
Gambar 2.10 Konstribusi Sektor Listrik Gas & Air Bersih thp PDRB
Kab. Balmongsel
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka Diolah
Gambar 2.11 menunjukkan
air bersih Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel sedangkan Sulut relatif fluktuatif. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 0,25 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor
sedangkan Sulut sebesar 0,71 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 0,20 persen sedangkan Sulut sebesar 0,82 persen.
2.5. SEKTOR BANGUNAN
Kinerja sektor ini relatif stagnan selama periode
2.12). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 7 persenan. Ditahun 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Konstribusi sektor bangunan tidak begitu besar dalam menyumbang PDRB Balmongsel. Meskipun sempat mencatat konstribusi tertinggi ditahun 2007 sebesar 8,93 persen terus menurun sesudahnya hingga mencapai 7,1 persen ditahun 2009. Meski demikian, sektor ini senantiasa dapat berkembang karena sebagai kabupaten baru tentunya perlu pembangunan dibi
prasarana, dan infrastruktur untuk menunjang kegiatan pemerintahan. 0.00%
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Sektor Listrik, Gas, & Air Bersih PDRB Balmongsel
Konstribusi Sektor Listrik Gas & Air Bersih thp PDRB
Kab. Balmongsel
Gambar 2.11 Perbandingan Konstribusi Sektor LGA Balmongsel
dengan Sulut
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009
menunjukkan perbandingan konstribusi sektor listrik gas & Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel sedangkan Sulut relatif fluktuatif. Terlihat bahwa persentase stribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 0,25 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 0,26 persen sedangkan Sulut sebesar 0,71 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 0,20 persen sedangkan Sulut sebesar 0,82 persen.
BANGUNAN
Kinerja sektor ini relatif stagnan selama periode 2001 – 2009 (Gambar 2.12). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 7 persenan. Ditahun 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Konstribusi sektor bangunan tidak begitu besar dalam menyumbang PDRB un sempat mencatat konstribusi tertinggi ditahun 2007 sebesar 8,93 persen terus menurun sesudahnya hingga mencapai 7,1 persen ditahun 2009. Meski demikian, sektor ini senantiasa dapat berkembang karena sebagai kabupaten baru tentunya perlu pembangunan dibidang sarana, prasarana, dan infrastruktur untuk menunjang kegiatan pemerintahan.
2006 2007 2008 2009
Sektor Listrik, Gas, & Air Bersih
0.00%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Balmongsel Sulut Perbandingan Konstribusi Sektor LGA Balmongsel
2009 - 2010,
listrik gas & Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif menurun untuk Balmongsel sedangkan Sulut relatif fluktuatif. Terlihat bahwa persentase stribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode 2001 hingga 2009. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 0,25 persen. ini di Balmongsel sebesar 0,26 persen sedangkan Sulut sebesar 0,71 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di
2009 (Gambar 2.12). Konstribusinya cukup stabil secara rerata yang berkisar kurang lebih 7 persenan. Ditahun 2008, sektor ini mencatat konstribusi paling tinggi. Konstribusi sektor bangunan tidak begitu besar dalam menyumbang PDRB un sempat mencatat konstribusi tertinggi ditahun 2007 sebesar 8,93 persen terus menurun sesudahnya hingga mencapai 7,1 persen ditahun 2009. Meski demikian, sektor ini senantiasa dapat berkembang karena dang sarana,
2007 2008 2009
Gambar 2.12 Konstribusi Sektor Bangunan thp PDRB Kab.
Balmongsel
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah
Gambar 2.13 menunjukkan
Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif fluktuatif untuk Balmongsel serta Sulut. Terlihat bahwa persentase
pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 7,82 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 6,68 persen sedangkan Sulut sebesar 13,96 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 7,10 persen sedangkan Sulut sebesar 18,18 persen.
2.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN
Sektor perdagangan hotel dan restoran mempunyai kaitan erat dengan sektor pariwisata. Bagi Balmongsel, sektor ini mempunyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 2006, konstribusi terhadap PDRB Ba
mulai tahun 2007 – 2009 menjadi 10 persenan. 0.00%
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Sektor Bangunan
Konstribusi Sektor
Bangunan thp PDRB Kab. Konstribusi Sektor Bangunan Gambar 2.13 Perbandingan Balmongsel dengan Sulut
ng Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,
menunjukkan perbandingan konstribusi sektor bangunan Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif fluktuatif untuk Balmongsel serta Sulut. Terlihat bahwa persentase konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 7,82 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor sel sebesar 6,68 persen sedangkan Sulut sebesar 13,96 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 7,10 persen sedangkan Sulut sebesar 18,18 persen.
PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN
Sektor perdagangan hotel dan restoran mempunyai kaitan erat dengan sektor pariwisata. Bagi Balmongsel, sektor ini mempunyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 2006, konstribusi terhadap PDRB Balmongsel masih berkisar 8 persenan maka
2009 menjadi 10 persenan.
2006 2007 2008 2009 Balmongsel dan Sulawesi Utara. Konstribusi sektor ini relatif fluktuatif untuk konstribusi sektor pengolahan Balmongsel lebih kecil dibandingkan Sulut diawal sepanjang periode. Pencapaian Balmongsel untuk sektor ini selama periode 2001 sampai dengan 2009 secara rerata sebesar 7,82 persen. Tahun 2001, konstribusi sektor sel sebesar 6,68 persen sedangkan Sulut sebesar 13,96 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Balmongsel sebesar 7,10 persen
Sektor perdagangan hotel dan restoran mempunyai kaitan erat dengan sektor pariwisata. Bagi Balmongsel, sektor ini mempunyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 - lmongsel masih berkisar 8 persenan maka
20
08
20
09
Gambar 2.14 Konstribusi Sektor PHR thp PDRB Kab. Balmongsel
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Diolah
Gambar 2.15 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor perdagangan hotel dan restoran di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 8,60 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 13,34 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 10,31 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,67 persen.
2.7. SEKTOR PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
Sektor pengangkutan & komunikasi mempunyai kinerja kaitan erat dengan sektor lainnya. Bagi Balmongsel, sektor ini mempu
mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 sampai dengan 2005, konstribusi terhadap PDRB Balmongsel masih berkisar 7 persenan maka mulai tahun 2008 menurun menjadi 5 persenan.
0.00%
PHR thp PDRB Kab. Balmongsel Konstribusi Sektor PHR Balmongsel Gambar 2.15 Perbandingan dengan Sulut
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,
Gambar 2.15 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor perdagangan hotel dan restoran di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 8,60 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 13,34 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor Mongondow Selatan sebesar 10,31 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,67 persen.
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
Sektor pengangkutan & komunikasi mempunyai kinerja kaitan erat dengan sektor lainnya. Bagi Balmongsel, sektor ini mempunyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 sampai dengan 2005, konstribusi terhadap PDRB Balmongsel masih berkisar 7 persenan maka mulai tahun 2008 menurun menjadi 5 persenan.
2007 2009
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Balmongsel Sulut Perbandingan Konstribusi Sektor PHR Balmongsel
2010,
Gambar 2.15 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor perdagangan hotel dan restoran di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 8,60 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 13,34 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor Mongondow Selatan sebesar 10,31 persen sedangkan
Sektor pengangkutan & komunikasi mempunyai kinerja kaitan erat dengan nyai peran strategis untuk mendorong perekonomian selain sektor utama lainnnya. Sepanjang tahun 2001 sampai dengan 2005, konstribusi terhadap PDRB Balmongsel masih berkisar 7
2007 2008 2009
Gambar 2.16 Konstribusi Sektor Pengangkutan & Komunikasi thp
PDRB Kab. Balmongsel
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah
Gambar 2.17 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pengangkutan & komunikasi di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun
sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 7,12 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11,47 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 4,98 persen sedangkan Provinsi
2.8. SEKTOR KEUANGAN & JASA PERUSAHAAN
Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 2009 (Gambar 2.18). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2 persenan. Sektor keuangan &
penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008 menjadi 1,88 persen.
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Sektor Pengangkutan & Komunikasi
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,
Gambar 2.17 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pengangkutan & komunikasi di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 7,12 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11,47 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 4,98 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11,48 persen.
SEKTOR KEUANGAN & JASA PERUSAHAAN
Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 2009 (Gambar 2.18). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2 persenan. Sektor keuangan & jasa perusahaan menjadi sektor kedua terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008 menjadi 1,88
2006 2007 2008 2009
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Balmongsel Sulut Perbandingan Konstribusi Sektor Pengangkutan &
Komunikasi Balmongsel dengan
2010,
Gambar 2.17 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor pengangkutan & komunikasi di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 7,12 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11,47 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 4,98
Sektor ini memiliki kinerja yang relatif menurun selama periode 2001 – 2009 (Gambar 2.18). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 2 jasa perusahaan menjadi sektor kedua terkecil penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi kurang dari lima persen. Meskipun, ditahun 2009 menurun tipis dibandingkan tahun 2008 menjadi 1,88
Gambar 2.18 Konstribusi Sektor Keuangan & Jasa Perusahaan
PDRB Kab. Balmongsel
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah
Gambar 2.19 menunjukkan
jasa perusahaan di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sekto
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 2,34 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,01 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 1,88 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar
2.9. SEKTOR JASA
Kinerja sektor jasa relatif fluktuatif selama periode 2001
ada kecenderungan meningkat setelah tahun 2007 (Gambar 2.20). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 19 persenan. Sektor jasa menjadi kedua terbesar penyumbang PDRB Ba
hampir mendekati 20 persen. Tahun 2009 cenderung meningkat dibandingkan sebelumnya menjadi 19,9 persen dibandingkan sebelumnya tahun 2008 sebesar 18,13 persen atau dengankata lain meningkat sebesar 0,77 persen dibandingkan sebelumnya.
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Sektor Keuangan & Jasa Perusahaan PDRB Balmongsel
Konstribusi Sektor Keuangan & Jasa Perusahaan thp
PDRB Kab. Balmongsel
Gambar 2.19 Perbandingan Konstribusi Sektor Keuangan & Jasa
Perusahaan Balmongsel dengan Sulut
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,
Gambar 2.19 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor keuangan & jasa perusahaan di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sekto
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 2,34 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,01 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 1,88 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 5,75 persen.
Kinerja sektor jasa relatif fluktuatif selama periode 2001 – 2009 namun ada kecenderungan meningkat setelah tahun 2007 (Gambar 2.20). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 19 persenan. Sektor jasa menjadi kedua terbesar penyumbang PDRB Balmongsel dengan konstribusi hampir mendekati 20 persen. Tahun 2009 cenderung meningkat dibandingkan sebelumnya menjadi 19,9 persen dibandingkan sebelumnya tahun 2008 sebesar 18,13 persen atau dengankata lain meningkat sebesar 0,77 persen dibandingkan
2006 2007 2008 2009
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Balmongsel Sulut Perbandingan Konstribusi Sektor Keuangan & Jasa
Perusahaan Balmongsel dengan
2010,
perbandingan konstribusi sektor keuangan & jasa perusahaan di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 2,34 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,01 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 1,88 persen sedangkan
2009 namun ada kecenderungan meningkat setelah tahun 2007 (Gambar 2.20). Konstribusinya secara rerata yang berkisar kurang lebih 19 persenan. Sektor lmongsel dengan konstribusi hampir mendekati 20 persen. Tahun 2009 cenderung meningkat dibandingkan sebelumnya menjadi 19,9 persen dibandingkan sebelumnya tahun 2008 sebesar 18,13 persen atau dengankata lain meningkat sebesar 0,77 persen dibandingkan
2007 2008 2009
Gambar 2.20 Konstribusi Sektor Jasa thp PDRB Kab. Balmongsel
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 Diolah
Gambar 2.21 menunjukkan
Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih besar dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 20,05 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,48 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 19,9 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,45 persen.
0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Sektor Jasa PDRB Balmongsel Konstribusi Sektor Jasa
thp PDRB Kab. Balmongsel Konstribusi Sektor Jasa Balmongsel Gambar 2.21 Perbandingan dengan Sulut
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010,
Gambar 2.21 menunjukkan perbandingan konstribusi sektor jasa di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih besar dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten aang Mongondow Selatan sebesar 20,05 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,48 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 19,9 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,45 persen.
2006 2007 2008 2009
PDRB Balmongsel
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00%
2001 Balmongsel2002 2003 2004 2005 2006 Sulut2007 Perbandingan Konstribusi Sektor Jasa Balmongsel
2010,
perbandingan konstribusi sektor jasa di Balmongsel terhadap Sulawesi Utara. Terlihat, selama periode 2001 sampai 2009, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan lebih besar dibandingkan Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001, konstribusi sektor ini di Kabupaten aang Mongondow Selatan sebesar 20,05 persen sedangkan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 16,48 persen. Tahun 2009, konstribusi sektor ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 19,9 persen sedangkan Provinsi Sulawesi
2007 2008 2009
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
ANALISA EKONOMI REGIONAL
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Bagian ini akan ditampilkan hasil estimasi dengan pendekatan sektor basis, shift-share, dan analisa ekonomi regional yang meliputi pengganda output, pengganda pendapatan serta pengganda output, pengganda pendapatan, dan analisa keterkaitan yang meliputi keterkaitan kedepan, keterkaitan kebelakang, dan keterkaitan antar sektor. Berikut penyajian hasil beserta pembahasannya. 3.1. METODE SEKTOR BASIS
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui apakah ada keunggulan komparatif dalam perekonomian daerah yang dianalisis sehingga dapat diketahui sektor basis ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Sektor Basis & Sektor Non Basis di Kab.Bolaang Mongondow Selatan Th. 2001 - 2009
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah
Berdasarkan tabel 3.1 diatas maka yang termasuk sektor basis di Kab. Bolaang Mongondow Selatan adalah sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, dan sektor jasa. Sektor basis ini tentunya perlu menjadi pertimbangan bagi pemangku kebijakan di Kab. Balmongsel karena idealnya, sektor basis yang dikembangkan dengan baik dan benar diharapkan dapat
2001
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1
2.007 1.958 2.106 2.092 2.015 2.069 2.170 2.224 2.314 2.118 Basis
2 Pertambangan & Penggalian
0.827 1.508 1.764 1.998 2.401 2.437 2.429 2.318 2.360 2.152 Basis
3 Pengolahan
0.371 0.365 0.316 0.321 0.316 0.312 0.302 0.249 0.235 0.302 Non Basis
4 Listrik, Gas, & Air Bersih
0.372 0.369 0.342 0.364 0.305 0.289 0.292 0.259 0.238 0.307 Non Basis
5 Bangunan
0.479 0.508 0.504 0.548 0.531 0.550 0.514 0.405 0.403 0.495 Non Basis
6
0.645 0.638 0.614 0.605 0.574 0.561 0.539 0.642 0.618 0.599 Non Basis
7 Pengangkutan & Komunikasi
0.620 0.530 0.568 0.561 0.564 0.544 0.550 0.475 0.434 0.528 Non Basis
8 Keuangan & Jasa Perusahaan
0.776 0.373 0.353 0.353 0.386 0.357 0.354 0.363 0.326 0.358 Non Basis
9 Jasa - Jasa
1.217 1.238 1.229 1.167 1.174 1.087 1.107 1.181 1.210 1.174 Basis
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, & Perkebunan
Perdagangan, Hotel, & Restoran
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
memberikan manfaat ekonomi serta kesejahteraan yang besar bagi masyarakat di kabupaten tersebut. Selain itu, dengan menggunakan koefisien dari sektor basis dan non basis, kita dapat juga mengetahui berapa nilai pengganda jika masing-masing sektor tersebut dikembangkan.
Tabel 3.2. Perbandingan Pengganda Sektor Basis & Non Basis Kab. Bolaang Mongondow Selatan Th. 2001 - 2009
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa nilai pengganda sektor basis lebih besar dibandingkan nilai pengganda sektor non basis. Nilai mengandung makna bahwa pengembangan sektor basis yang tepat dapat memberi dampak ekonomi yang baik bagi Kab Bolaang Mongondow Selatan. Selain itu, sektor basis perlu ditopang oleh sektor non basis atau sektor pendukung sehingga keduanya dapat berkonstribusi pada total perekonomian. Jika perekonomian makin besar maka perlu banyak sektor pendukung dalam perekonomian tersebut yang harusnya mampu disediakan oleh perekonomian lokal.
3.2. METODE SHIFT SHARE
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi daerah studi bila dibandingkan dengan daerah referensi sehingga dapat ditentukan kinerja atau produktivitas ekonomi daerah dibanding dengan daerah yang lebih besar. Hasil analisis disajikan dalam tabel 3.3.
Tahun Basis Non Basis
2001 3,6122 1,3828
2002 3,5387 1,3939
2003 3,4942 1,4009
2004 3,4855 1,4023
2005 3,4822 1,4029
2006 3,3954 1,4175
2007 3,4019 1,4163
2008 3,4578 1,4069
2009 3,4627 1,4051
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
Tabel 3.3. Perubahan Struktur Ekonomi Kab. Bolaang Mongondow Selatan Th. 2001 -2009
Sumber : BPS, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka 2009 - 2010, Diolah
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dari tahun 2002 hingga tahun 2009 yang dipengaruhi komponen-komponen turunannya. Namun pada bagian ini akan dijelaskan untuk periode 2002, 2008, dan 2009 yakni sebagai berikut.
Tahun 2002, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow
Selatan disumbang oleh pertumbuhan ekonomi sulut sebesar 3,32 %. Efek bauran industri bernilai positif yang dimiliki oleh sektor pertanian, bangunan, perdagangan hotel & restoran, pengangkutan& komunikasi, serta keuangan, sewa, & jasa perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Sebaliknya efek bauran industri bernilai negatif yang dimiliki oleh sektor pertambangan & penggalian, pengolahan, listrik gas & air bersih, serta jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor tersebut lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi Prov. Sulawesi Utara. Efek shift-share regional bernilai positif pada sektor pertambangan & penggalian, bangunan, pengangkutan & komunikasi, & jasa-jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan sektor ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Ini juga menunjukkan bahwa konstribusi sektor ekonomi tersebut cukup besar dibanding konstribusi sektor sejenis di wilayah G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) G ( Gi - G ) ( gi - Gi ) 1 3,32% 1,13% -2,81% 4,26% 2,35% -2,66% 5,12% -1,28% -3,21% 7,55% -4,89% 0,37% 8,89% -6,82% 0,82%
2 Pertambangan & Penggalian 3,32% -8,31% 9,52% 4,26% -7,85% 8,98% 5,12% 2,97% -1,67% 7,55% 1,84% -3,51% 8,89% -3,39% 0,18% 3 Pengolahan 3,32% -0,63% -2,43% 4,26% -8,20% 8,84% 5,12% 1,61% -5,98% 7,55% -1,35% -4,19% 8,89% -1,12% -5,90% 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 3,32% -0,20% -0,53% 4,26% -1,87% -0,19% 5,12% 1,93% -5,40% 7,55% -0,02% -4,91% 8,89% 6,00% -12,44% 5 Bangunan 3,32% 2,73% 5,61% 4,26% 1,82% -4,17% 5,12% -5,28% 4,40% 7,55% 3,33% -5,73% 8,89% 3,42% -7,38% 6 3,32% 0,97% -0,53% 4,26% 2,11% -1,20% 5,12% 2,46% 2,18% 7,55% 3,33% -4,97% 8,89% 3,42% -6,74%
7 Pengangkutan & Komunikasi 3,32% 0,09% 1,59% 4,26% 2,57% -0,91% 5,12% 1,79% -1,87% 7,55% 3,47% -8,72% 8,89% 8,00% -12,42% 8 Keuangan & Jasa Perusahaan 3,32% 0,38% -1,30% 4,26% 1,13% -1,78% 5,12% 5,30% -5,65% 7,55% -0,21% -5,50% 8,89% -1,32% -4,81% 9 Jasa - Jasa 3,32% -0,82% 0,55% 4,26% -1,47% 0,73% 5,12% -0,55% -1,37% 7,55% -2,13% 8,46% 8,89% -2,04% 1,50%
Sektor Ekonomi 2002 2004 Tahun2006 2008 2009
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, & Perkebunan
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.
Tahun 2004, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow
Selatan disumbang oleh pertumbuhan ekonomi sulut sebesar 4,26 %. Efek bauran industri bernilai positif yang dimiliki oleh sektor pertanian, bangunan, perdagangan hotel & restoran, pengangkutan& komunikasi, serta keuangan, sewa, & jasa perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Sebaliknya efek bauran industri bernilai negatif yang dimiliki oleh sektor pertambangan & penggalian, pengolahan, listrik gas & air bersih, serta jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor tersebut lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi Prov. Sulawesi Utara. Efek shift-share regional bernilai positif pada sektor pertambangan penggalian, pengolahan, & jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan sektor ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Ini juga menunjukkan bahwa konstribusi sektor ekonomi tersebut cukup besar dibanding konstribusi sektor sejenis di wilayah Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.
Tahun 2006, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
sektor sejenis di wilayah Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.
Tahun 2008, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow
Selatan disumbang oleh pertumbuhan ekonomi sulut sebesar 7,55 %. Efek bauran industri bernilai positif yang dimiliki oleh sektor pertambangan & penggalian, bangunan, perdagangan hotel & restoran, serta pengangkutan& komunikasi menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Sebaliknya efek bauran industri bernilai negatif yang dimiliki oleh sektor pertanian, pengolahan, listrik gas & air bersih, keuangan & jasa perusahaan serta jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor tersebut lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi Prov. Sulawesi Utara. Efek shift-share regional bernilai positif pada sektor pertanian & jasa menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan sektor ekonomi di tingkat Prov. Sulawesi Utara. Ini juga menunjukkan bahwa konstribusi sektor ekonomi tersebut cukup besar dibanding konstribusi sektor sejenis di wilayah Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.
Tahun 2009, pertumbuhan tiap sektor ekonomi di Bolaang Mongondow
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
besar dibanding konstribusi sektor sejenis di wilayah Sulawesi Utara. Begitu juga sebaliknya untuk efek regional shift-share yang bernilai negatif.
3.3. METODE INPUT OUTPUT 3.3.1. STRUKTUR PENDAPATAN
Struktur pendapatan berdasarkan pengeluaran menunjukkan struktur pendapatan sebagai penjumlahan dari seluruh pengeluaran agregat yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian. Pelaku perekonomian terdapat konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor.Berikut akan disajikan dalam tabel 3.4.
Tabel 3.4 Struktur Pendapatan Berdasarkan Pengeluaran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 3.4, terlihat bahwa konsumsi rumah tangga berkonstribusi paling besar yakni Rp 181.646 Juta setara 70,42 persen kemudian diikuti oleh pos impor, investasi, pengeluaran pemerintah, serta ekspor barang & jasa. Tingginya konstribusi nilai impor menunjukkan bahwa ekonomi lokal belum mampu menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian lokal. Pos investasi menunjukkan bahwa potensi lokal daerah ini mampu menarik minat investor selain produksinya cukup baik sehingga gerak ekonomi lokal tidak begitu didominasi oleh pemerintah diatasnya sebagaimana yang jamak terjadi pada beberapa daerah di Indonesia.
Pos Nilai % thp Total PDB
1. Konsumsi Rumah Tangga 181,646 70.42%
2. Pengeluaran Pemerintah 54,532 21.14%
3. Investasi 76,542 29.67%
4. Ekspor Barang dan Jasa 45,020 17.45%
5. Impor 99,801 38.69%
Total PDRB 257,939 100.00%
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
3.3.2. PENGGANDA OUTPUT
Pengganda Output (Output Multiplier) bertujuan untuk melihat dampak perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap semua sektor yang ada tiap satuan perubahan jenis pengganda. Berikut akan disajikan dalam tabel 3.5.
Tabel 3.5. Pengganda Output Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data
Sektor industri pengolahan memiliki pengganda output tertinggi (2,1562) kemudian diikuti sektor listrik gas & air minum serta keuangan sewa & jasa perusahaan, yang masing-masing bernilai 2,0022 dan 1,7077. Hal ini berarti setiap kenaikan permintaan output sektor ini sebesar Rp 1 juta, berdampak meningkatkan output perekonomian secara keseluruhan masing-masing sektor sebesar Rp 21,5 juta untuk sektor pengolahan; Rp 20,02 juta sektor listrik gas & air minum; dan Rp 17,07 untuk sektor keuangan sewa & jasa perusahaan. Tiap sektor ini berkekuatan besar dalam menstimulir pertumbuhan dan dibutuhkan oleh sektor lain.
Sedangkan, sektor yang memiliki pengganda bernilai rendah yakni sektor pertambangan & penggalian serta sektor pertanian menunjukkan sektor ini tidak banyak membutuhkan input dari sektor lain.
3.3.3. PENGGANDA PENDAPATAN
Metode ini digunakan untuk melihat besarnya kenaikan total pendapatan masyarakat untuk setiap kenaikan satu satuan output yang dihasilkan suatu sektor. Berikut akan disajikan dalam tabel 3.6.
1 Pertanian 1.1475
2 Pertambangan & Penggalian 1.1763
3 Industri Pengolahan 2.1562
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 2.0022
5 Bangunan 1.5071
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.6263
7 Transportasi & Komunikasi 1.5119
8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 1.7077
9 Jasa-Jasa 1.2814
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
Tabel 3.6. Pengganda Pendapatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data
Hasil pengganda pendapatan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan disajikan pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa sektor jasa memberi nilai terbesar jika dibanding sektor lain. Adapun sektor berikutnya yang menyusul adalah sektor listrik, gas, & air minum; keuangan, sewa, & jasa perusahaan; industri pengolahan; transportasi & komunikasi; perdagangan, hotel, & restoran; bangunan; pertanian; serta pertambangan & penggalian.
Nilai pengganda pendapatan di sektor keuangan jasa sebesar 0,4204. Nilai tersebut mengandung arti bahwa untuk setiap kenaikan satu juta output yang dihasilkan sektor jasa, total pendapatan masyarakat Balmongsel akan meningkat sebesar Rp 420,4 ribu.
Begitu juga untuk sektor pertambangan & penggalian dengan nilai sebesar 0,1440 mengandung arti bahwa untuk setiap kenaikan satu juta output yang dihasilkan oleh sektor pertambangan & penggalian, total pendapatan masyarakat Balmongsel akan meningkat sebesar Rp 144 ribu. Nilai ini termasuk paling kecil jika dibandingkan dengan nilai pengganda sektor lain.
3.3.4. ANALISA KETERKAITAN
Analisa keterkaitan merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam tabel input output. Analisa keterkaitan yang diterapkan berupa analisa keterkaitan langsung kedepan, analisa keterkaitan langsung kebelakang, serta analisa keterkaitan antar sektor. Masing-masing akan disajikan dalam tabel berikut.
1 Pertanian 0.1835
2 Pertambangan & Penggalian 0.1440
3 Industri Pengolahan 0.2962
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0.4027
5 Bangunan 0.2164
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 0.2703 7 Transportasi & Komunikasi 0.2920 8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 0.3165
9 Jasa-Jasa 0.4204
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
3.3.4.a Keterkaitan Langsung Kedepan
Hasil analisa keterkaitan langsung kedepan menunjukkan bahwa sektor pertanian, pertambangan & penggalian, serta sektor jasa memiliki nilai yang tinggi dibandingkan sektor lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.7.
Tabel 3.7. Indeks Keterkaitan Kedepan
Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data
Sektor pertanian, pertambangan & penggalian, serta sektor jasa memiliki nilai yang tinggi dibandingkan sektor lainnya memiliki nilai keterkaitan langsung kedepan masing-masing sebesar 1,645; 1,208; dan 1,170. Nilai ini yang dihasilkan oleh ketiga sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian, pertambangan & penggalian, serta sektor jasa mempunyai kemampuan kuat untuk mendorong pertumbuhan output industri hilirnya. Selain itu, output yang dihasilkan dari ketiga sektor diatas merupakan komoditas intermedier, dalam artian menjadi komponen bahan baku bagi industri dan sektor perekonomian lainnya.
3.3.4.b Analisa Keterkaitan Langsung Kebelakang
Hasil analisa keterkaitan langsung kebelakang menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan, listrik gas & air minum, perdagangan hotel & restoran, serta keuangan sewa & jasa perusahaan memiliki nilai lebih dari satu dibandingkan sektor lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.8.
1 Pertanian 1.645
2 Pertambangan & Penggalian 1.208
3 Industri Pengolahan 0.759
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0.703
5 Bangunan 0.783
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 0.989
7 Transportasi & Komunikasi 0.939
8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 0.803
9 Jasa-Jasa 1.170
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
Tabel 3.8. Indeks Keterkaitan Kebelakang
Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data
Nilai tersebut mengandung arti bahwa sektor industri pengolahan, listrik gas & air minum, perdagangan hotel & restoran, serta keuangan sewa & jasa perusahaan mempunyai kemampuan yang kuat untuk menarik pertumbuhan sektor hulunya karena setiap satu juta rupiah peningkatan permintaan akhir pada setiap empat sektor tersebut akan mendorong peningkatan output pada sektor-sektor yang menggunakannya sebagai input dimana peningkatannya sektor hulunya masing-masing sebesar 1,375 milyar untuk sektor industri pengolahan; 1,276 milyar untuk sektor listrik gas & air minum; 1,037 milyar untuk sektor perdagangan hotel & restoran; serta 1,089 untuk sektor keuangan sewa & jasa perusahaan.
3.3.4.c Analisa Keterkaitan Antar Sektor
Tabel 3.9. Keterkaitan Antar Sektor
Sumber : BPS, Tabel IO, Hasil Pengolahan Data
Tabel 3.9 terlihat bahwa sektor pertanian dan sektor pertanian, pertambangan & penggalian, serta sektor jasa menjadi sektor berorientasi
1 Pertanian 0.732
2 Pertambangan & Penggalian 0.750
3 Industri Pengolahan 1.375
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 1.276
5 Bangunan 0.961
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.037
7 Transportasi & Komunikasi 0.964
8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 1.089
9 Jasa-Jasa 0.817
Kode dan Kelompok Sektor Indeks Keterkaitan Kebelakang
1 Pertanian 0.73157 1.644529 Orientasi Ke Depan
2 Pertambangan & Penggalian 0.74994 1.208070 Orientasi Ke Depan
3 Industri Pengolahan 1.37471 0.758752 Orientasi Kebelakang
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 1.27648 0.702911 Orientasi Ke Belakang
5 Bangunan 0.96086 0.783420 Less Important
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.03685 0.989464 Orientasi Ke Belakang
7 Transportasi & Komunikasi 0.96389 0.939464 Less Important
8 Keuangan, Sewa, & J. Perusahaan 1.08872 0.803408 Orientasi Kebelakang
9 Jasa-Jasa 0.81698 1.169982 Orientasi Kedepan
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bagian keempat ini akan menyajikan kesimpulan berdasarkan temuan studi yang telah dilakukan, serta rekomendasi yang semoga dapat bermanfaat bagi instansi terkait sebagai pertimbangan kebijakan. Bagian pertama akan dibahas mengenai kesimpulan studi. Kemudian, bagian kedua akan dibahas rekomendasi berdasarkan hasil studi.
4.1. KESIMPULAN
Melalui analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode sektor basis, metode shift share, dan metode input output untuk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan diperoleh temuan sebagai berikut :
Sektor pertanian peternakan kehutanan & perkebunan, sektor pertambangan
& penggalian, serta sektor jasa menjadi sektor basis di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Sektor yang mengalami efek bauran industri positif dan efek shift-share
negatif adalah sektor bangunan, sektor perdagangan hotel & restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, serta keuangan, sewa, & jasa perusahaan. Kedua sektor ini dapat dikategorikan sebagai sektor tumbuh cepat serta mempunyai daya saing rendah.
Sektor efek bauran industri bernilai negatif dan efek regional shift-share
bernilai positif adalah sektor pertambangan & penggalian serta sektor jasa. Maka sektor ini dapat dikategorikan sebagai sektor yang mampu tumbuh lambat namun memiliki daya saing tinggi.
Sektor pengolahan memiliki pengganda output tertinggi, sedangkan sektor
pertanian mempunyai pengganda output terendah.
Sektor jasa memiliki pengganda pendapatan tertinggi, sedangkan sektor
pertambangan & penggalian memiliki pengganda pendapatan terendah.
Sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, dan sektor jasa
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
Sektor pengolahan, sektor listrik gas & air minum, sektor perdagangan hotel
& restoran serta sektor keuangan sewa & jasa perusahaan juga memiliki nilai keterkaitan langsung kebelakang yang lebih besar dari satu.
Sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, dan sektor jasa menjadi
sektor berorientasi kedepan pada perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
4.2. REKOMENDASI
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan tetap perlu
memperhatikan sektor lain seperti sektor pengolahan, sektor listrik gas & air minum, sektor perdagangan hotel & restoran, serta sektor pengangkutan & komunikasi meski sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, serta sektor jasa menjadi sektor basis. Karena akan ada ketergantungan antar sektor yang saling membutuhkan apalagi bagi kabupaten yang baru mekar sehingga pengembangan kedepan tidak mengganggu kegiatan ekonomi lokal di Bolaang Mongondow Selatan.
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan haruslah menciptakan
kebijakan yang dapat mendorong tumbuhnya sektor basis disamping memberdayakan potensi sektor pendukung dalam hal ini sektor non basis. Pengganda sektor non basis cukup besar, jika mampu dikelola dengan baik dimana ketika perekonomian berkembang dan memerlukan sektor pendukung dalam hal ini sektor non basis dapat memenuhinya. Upaya ini harusnya dapat dipenuhi oleh ekonomi lokal sehingga dapat memberikan manfaat bagi warga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Pemerintah perlu melakukan perencanaan menyeluruh bila akan
https://independent.academia.edu/ArifRahmanHakim
DAFTAR PUSTAKA
Antara, Made. Kebutuhan Investasi Sektor Basis dan Non Basis dalam
Perekonomian Regional Bali. Makalah, 2005.
Azhar, Syarifah, Lies, Fuaidah dan M Nassir Abdussamad. Analisis Sektor
Basis dan Non Basis di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Makalah, 2001.
BPS Bolaang Mongondow Selatan. Bolaang Mongondow Selatan dalam Angka
2009 - 2010. Badan Pusat Statistik. Bolaang Mongondow Selatan : 2009 -
2010
Hakim, Arif Rahman. Studi Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara. Paper Kuliah Ekonomi Regional PPIE Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2009. Tidak dipublikasikan.
Hendayana, Rachmat. Aplikasi Metode Locatoin Quotient ( LQ ) dalam
Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian, Vol 13,
Desember 2003.
Nazara, Suahazil. Analisis Input-Output Edisi Kedua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta : 2005.
---. Bahan Kuliah Ekonomi Regional. Bahan Ajar Kuliah Ekonomi Regional PPIE Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2009.
Resudarmo, Budi P, Djoni Hartono, Tauhid A, Nina I.L.S, Olivia, dan Anang
N. Analisa Penentuan Sektor Prioritas di Kelautan dan Perikanan Indonesia.
Pesisir dan Lautan, Vol 4 No 3, 2002.
Sahara, dan Budi P Resudarmo. Peran Industri Pengolahan terhadap
Perekonomian DKI: Analisis Input Output. Working Paper, 2002.
Soepono, Prasetyo. Analisis Shift Share: Perkembangan dan Penerapan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, September, 1993.
Virgowansyah, Cheka dan Suahazil Nazara. Analisis Sumber Perubahan Output
Sektoral Perekonomian Indonesia 1975 – 2003. Jurnal Kebijakan Ekonomi,
Vol 2 No 3, April 2007.
Yamin, Muhammad. Analisis Pengaruh Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap Distribusi Pendapatan dan Peningkatan Lapangan Kerja di