Laporan Seni Rupa
“Seniman Nasional”
Disusun oleh:
Karina Faza
XI MIPA 2
▸ Baca selengkapnya: contoh laporan kegiatan pameran seni rupa di sekolah
(2)Riwayat Hidup Seniman Nasional
1. Affandi.
Affandi lahir pada tahun 1907 di Cirebon, Jawa Barat. Ia bersekolah di Hollandsch Inlandsche School (HIS), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), dan Algemeene Middelbare School (AMS).
Affandi menjadi guru dan pernah bekerja sebagai tukang
sobek karcis dan pembuat gambar reklame disalah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena ia lebih tertarik pada bidang seni lukis. Affandi bergabung dalam kelompok Lima Pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang
dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok.
Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang pada saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia.
Pada saat proklamasi tahun 1945, Affandi mendapat tugas membuat sebuah poster yang menggambarkan seorang yang dirantai, tapi rantainya telah putus. Kata-kata yang dituliskan pada poster tersebut adalah "Boeng, ayo boeng" yang merupakan usulan dari Chairil Anwar.
Affandi juga termasuk pimpinan pusat Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), organisasi kebudayaan terbesar yang dibubarkan oleh rezim Suharto. Ia juga bagian dari Lembaga Seni Rupa bersama Basuki Resobowo, Henk Ngantung, dan sebagainya.
Contoh Hasil Karya Affandi
▸ Baca selengkapnya: contoh tulisan kritik karya seni rupa
(3)Balinese Scarecrows
Pameran
Dalam memperkenalkan karya-karyanya, yaitu melalui pameran. Berikut ini beberapa pameran yang pernah diselenggarakan oleh Affandi;
1. Museum of Modern Art (Rio de Janeiro, Brazil, 1966)
2. East-West Center (Honolulu, 1988)
3. Festival of Indonesia (AS, 1990-1992)
4. Gate Foundation (Amsterdam, Belanda, 1993)
5. Singapore Art Museum (1994)
6. Centre for Strategic and International Studies (Jakarta, 1996)
7. Indonesia-Japan Friendship Festival (Morioka, Tokyo, 1997)
8. ASEAN Masterworks (Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia, 1997-1998)
Pada tahun 1977, Affandi mendapat hadiah perdamaian dari International Dag Hammershjoeld.
Pada tahun 1978, Pemerintah Republik Indonesia memberikan penghargaan kepada Affandi,yaitu "Bintang Jasa Utama".
Museum Affandi
Museum ini didirikan tahun 1973 di atas tanah yang menjadi tempat tinggalnya, yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta.
2. Abdul Djalil Pirous
A.D. Pirous lahir di Meulaboh, Aceh, 11 Maret 1932. Sejak 1964 sampai dengan 2002, A.D. Pirous bekerja sebagai tenaga pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Memperoleh posisi Guru Besar pada tahun 1994, ia mencatatkan prestasinya sebagai salah seorang perintis seni rupa Islam modern di Indonesia.
Ia juga merupakan pendiri bidang studi Desain Grafis yang berlanjut menjadi bidang Desain Komunikasi Visual di ITB. A.D. Pirous dikenal dengan karya-karyanya yang benafaskan islami.
Ia terutama dikenal sebagai perupa yang pertama kali mengembangkan kaligrafi Arab pada karya-karya grafis dam lukisan. Salah satu yang menjadi khas karya lukisan laligrafisnya adalah posisi kaligrafi yang bukan sekedar tempelan tetapi sebagai yang pokok, struktur lukisan itu sendiri.
3. Abdullah Suriosubroto
Abdullah Suriosubroto lahir di Semarang, ia seorang pelukis Indonesia. Saat meneruskan sekolah ke Belanda, ia beralih ke seni lukis dan masuk sekolah seni rupa.
Abdullah dipandang sebagai pelukis Indonesia yang pertama pada ke-20. Benda lukisan kesukaannya adalah pemandangan. Dia dimasukka dala aliran yang dijuluki “Mooi Indie” atau “Hindia Indah”.
4. Amang Rahman
Amang Rahman lahir tanggal 21 November 1931 di Ampel, Surabaya. Amang pada masa kecilnya mendapat pengaruh kuat tentang kebudayaan Islam di Jawa yang berlanjut terus hingga usia remaja. Memasuki usia dewasa, ia menyenangi juga berbagai kesenian yang hidup dan tumbuh di Jawa dan Madura.
Kecintaannya dalam dunia kesenia telah dibuktikan olehnya dalam bentuk puisi, penulisan kritik sastra serta karya lukisannya. Karya lukisan Amang Rahman didasari
oleh keluasan wawasan, aneka ragam pengalaman hidup lahir batin serta
perenungan selaku insan yang beriman Islam telah melahirkan sikap hidup yang bersahaja, arif dan bijaksana dalam menghadapi dan mengatasi kehidupan di dunia fana ini.
5. Amri Yahya
Amri Yahya lahir di Sukaraja, Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, pada tanggal 29 September 1939. Pendidikan seni nya ditempuh di ASRI Yogyakarta, IKIP Yogyakarta, The Hague Holland, dan pernah dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa di Bidang Evaluasi Pendidikan Seni Oleh Universitas Negeri Yogyakarta.
Sejak tahun 1977, tercatat sebagai anggota kehormatan
Internasional Association of Art (IAA) UNESCO di Paris. Pada tahun 1996, Amri Yahya mewakili Indonesia dalam Konferensu Seni Budaya Islam se-dunia di Hofsra University, New York.
6. Agus Kamal
Contoh Hasil Karya Agus Kamal7.
Basoeki Abdullah
Basoeki Abdullah adalah seorang pelukis yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, terlahir di Desa Sriwidari pada tanggal 27 Januari 1915. Basoeki memulai
pendidikan formalnya hingga masa muda di Hollands Inlandsche Scool yang kemudia dilanjutkan di Meer Ultgebried Lager Onderwijs. Selanjutnya beliau mendapat beasiswa untuk pendidikan Seni Rupa di Academie Voor Beldeende di Deen Haag, Belanda, lalu meraih penghargaan sertifikat Royal International Art. Selanjutnya beliau juga mengikuti pendidikan semacam studi banding ke
sejumlah sekolah seni rupa di Paris dan Roma.
8. Batara Lubis
Batara Lubis dilahirkan di Hutagodang, Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 2 Februari 1927. Ia menempuh pendidikan di Akademi Seni Rupa
Indonesa, Yogyakarta.
Salah satu pameran yang pernah diikuti beliau adalah pameran AFRO-ASIA dalam Konferensi Bandung.
9. Bambang Utoro
Contoh Hasil Karya Bambang Utoro
10.
Bagong Kussudiardjo
Bagong Kussudiardjo dilahirkan di Yogyakarta, 9 Oktober 1928.bagong merupakan seniman yang proaktif yang cenderung memiliki ide sendiri dan mengekspresikannya melalui tari. Selama hidup, Bagong jga mendirikan
Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo.
Contoh Hasil Karya Bagong Kussudiardjo
Dede Eri Supria dilahirkan di Jakarta, 29 Januari 1956. Ia adalah salah satu dari pelukis dengan aliran super realis atau hyper realis di Indonesia.
Contoh Hasil Karya Dede Eri Supria
12.
Fadjar Sidik
Fazar siddik lahir di Surabaya, Jawa Timur, 8 Februari 1930. Pendidikan formalnya di
tempuh di HIS Yogyakarta, sedangkan SMP dan SMa nya di Surabaya. Tahun 1952, kembali ke Yogyakarta mengikuti kuliah di UGM dan juga ASRI. Selain itu, ia juga ikut belajar melukis di Sanggar Pelukis Rakyat, lalu dapat kesempatan pula selama hamper satu stengah tahun belajar di Selandia Baru.
Corak lukisannya terhadap abstrak banyak dipengaruhi oleh masa
perantauannya di Bali, yang dianggapnya hanya melukis ‘benda industri’ yang meskipun indah tak semestinya ditangkap sebagai obyek representasi.
13.
Ahmad Sadali
Ahmad Sadali lahir di Garut, Jawa Barat, 29 Juli 1924. Ia menempuh pendidikan seni rupa di ITB. Ia kemudian memperolah beasiswa dari Rockefeller Foundation untuk belajar ke Amerika Serikat di Iowa State University dan juga League.
Ahmad sadali adalah seorang pelukis yang diakui luas memiliki reputasi di tingkat nasional, regional dan dunia islam. Dalam sejarah seni rupa modern Indonesia, Ahmad Sadali dikenal sebagai Bapak Seni Lukis Abstrak dan salah seorang perintis seni rupa bernafas Islam.
Contoh Hasil Karya Ahmad Sadali
14.
Lee Man Fong
Pada tahun 1936, pemimpi asosiasi Hindia Belanda Timur mengundang Lee Man Fong, yang juga dikenal sebagai pelukis otodidak, untuk berpartisipasi dalam pameran lukisan yang akan diadakan di Belanda.
Contoh Hasil Karya Lee Man Fong
15.
15.
The Liang Gie
Contoh Hasil Karya The Liang Gie
16.
I Nyoman Lempad
Lempad telah menjadi bagian dari seni lukis Bali. Ia adalah sumber inspirasi yang tidak pernah kering untuk generaasi seni berikutnya. Lempad tidak bias membaca, karena ia tidak bersekolah secara formal, namun ia bias menulis namanya atas lukisannya dengan hanya mencontoh.
Lempad juga aktif dalam pembentukan Pita Maha, suatu organisasi seni yang didirikan oleh Tjokor Gde Agung Sukawati, Walter Spies, dan Rudolf Bonnet Di tahun 1935. Pita
Maha memperkenalkan gaya lukisan barat kepada seniman muda Bali dan memperkenalkan karya mereka kepada pengunjung dari luar negeri.
17.
I Cokot
18.
I Cokorda Gede Agung Sogra
Contoh Hasil Karya I Cokor De Gede Agung Sogra19.
Irsam
Irsam lahir di Klaten, 24 Juli 1942. Ia menempuh pendidikan STSRI-ASRI Yogyakarta sampai bergelar Sarjana Muda. Penghargaan di bidang seni lukis, tahun 1974 menerima penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta melalui
pameran Bienalle seni Lukis Indonesia yang diselenggarakan di Pusat Kesenian Jakarta-Taman Ismai Marzuki. Karya ilustrasinya mengenai kehidupan di desa dimuat dalam majalah UNESCO, Tokyo-Jepang.
Contoh Hasil Karya Irsam
20.
Sudarso
Sudarso lahir di Desa Pancasan Ajibarang, Purwokerto tahun 1914. Sudarso gemar menonton wayang,