• Tidak ada hasil yang ditemukan

makanan cair kesetimbangan fasa jajanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makanan cair kesetimbangan fasa jajanan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKANAN CAIR/ENTERAL

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dietetika Dasar

disusun oleh: Alia Rizli Meidina

Dea Syofiatul R Lugina Rizky Khaerunisa

Wisal Andiani

JURUSAN GIZI PROGRAM DIPLOMA III

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah swt, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya makalah ini bisa terselesaikan. Shalawat dan salam untuk junjungan Nabi Besar Muhammad saw, beserta para sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman. Makalah ini berjudul “Makanan Cair atau enteral”. Makalah ini disusun dengan tujuan memudahkan penulis dalam proses belajar mengajar, guna menambah wawasan bagi rekan-rekan sehingga mampu untuk berpikir agar menjadi lebih maju. Penulis menyadari bahwa penyelasaian makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, saran, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas dukungannya. Semoga bantuan yang telah rekan-rekan berikan akan menjadi amal ibadah yang tak ternilai harganya. Besar harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun penuis harapkan demi perbaikan dan pengembangan makalah ini.

Cimahi, Maret 2015

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Makanan cair merupakan makanan yang karena konsistensinya diberikan kepada pasien kritis (infeksi akut, demam sangat tinggi, nafsu makan sangat rendah, stroke, tidak dapat mengunyah/sulit menelan). Macam makanan cair ada makanan cair bening/jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Tujuan pemberian makanan dalam bentuk cair yang memenuhi kebutuhan gizi.

Makanan diberikan dalam bentuk cair yang dibuat dengan susu atau tanpa susu. Syarat pemberian makanan cair yaitu jumlah makanan cair yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan cairan dan energi, bila diberikan lewat pipa, konsistensi dibuat sedemikian rupa hingga dapat melalui pipa yang digunakan untuk bayi dan anak, tidak merangsang saluran cerna, diberikan dalam porsi kecil dan sering (6-8 kali sehari), dan osmolaritas <400 mOsm/L.

(4)

MAKANAN CAIR 1. Pengertian Makanan cair

Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair. Makanan cair diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggu, rasa mual, muntah, pasca pendarahan saluran cerna serta pra-pasca bedah. Makanan cair dapaat diberikan secara oral atau Parenteral. Makanan diberikan dalam bentuk cair yang dibuat dengan susu atau tanpa susu. Bila terjadi diare pemakaian gula dikurangi dan susu bubuk penuh (full cream) diganti dengan susu tanpa lemak (skim milk) atau susu rendah glukosa. Jika pasien tidak tahan susu sapi maka diberikan makanan cair tanpa susu.

Makanan cair dibagi menjadi 3 jenis yaitu makanan cair jernih, makanan cair penuh dan makanan cair kental.

a. Makanan Cair Jernih

Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila diletakan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan tergantung pada penyakit atau jenis operasi yang dijalani.

Tujuan diet makanan cair jernih adalah untuk:

1. Memberikan makanan dalam bentuk cair yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit maninggalkan sisa (residu) 2. Mencegah dehidrasi dan menghlangkan rasa haus

Syarat diet makanan cair jernih adalah sebagai berikut:

1. Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang 2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat

(5)

4. Sangat rendah sisa (residu) 5. Diberikan hanya selama 1-2 hari 6. Porsi kecil dan diberikan sering

Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan mual dan muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangat rendah karena hanya terdiri dari sumber karbohidrat.

Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah, air gula, kaldu jernih, serta cairan yang mudah dicerna seperti cairan yang mengandung

maltodekstrin. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energi tiggi dan rendah sisa.

b. Makanan Cair Penuh

Makanan cair penuh merupakan makanan yang berbentuk cair atau semicair pada suhu ruang dengan kandungan serat minimal dan tidak tembus pandangbila diletakan dalam wadah bening. Jenis makana yang diberikan bergantung pada keadaan pasien. Makan ini dapat langsung diberikankepada pasien atau sebagai perpindahan dari makana cair jernih ke makanan cair kental.

Tujuan diet makanan cair penuh adalah:

1. Memberikan makanan dalam bentuk cair dan setengah cair yang memenuhi kebutuhan gizi

2. Meringankan kerja saluran cerna

Syarat-syarat diet makanan cair penuh adalah sebagai: 1. Tidak merangsang saluran cerna

2. Bila diberikan lebih dari 3hari harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein

3. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml. Konsentrasi cairan dapat diberikan secara bertahap dari ½, ¾ sampai penuh.

(6)

5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat diberikan tambhan ferosulfat, vitamin B kompleks dan vitamin C

6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml.

Makanan cair penuh diberikan kepada pasien yang mempunyai masalah untuk mengunyah , menelan atau mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi mulut tau tenggorokan dan pada kesadaran menurun. Makana ini dapt diberikan melalui oral, piipa atau enterak (Naso Gastric Tube = NGT) secara bolus atau drip tetes. Ada dua golongan makana cair penuh yaitu formula rumah sakit (FRS) dan formula komersial (FK).

1. Formula Rumah Sakit

a. Dgn susu (whole/skim) : lambung, usus halus dan kolon bekrja normal Yang dianjurkan yaitu susu penuh, maizena, telur ayam, margarin, minyak, gula dan sari buah.

b. Makanan blender : memerlukan tambahan makanan berserat Yang dianjurkan yaitu nasi tim, telur ayam, daging giling, ikan, tahu, tempe, wortel, labu kuning dan sari buah

c. Rendah laktosa : tidak tahan terhadap laktosa (lactosa intolerance)

Yang dianjurkan yaitu susu rendah laktosa, maizena, telur ayam, margari, minyak, gula dan sari buah

d. Tanpa susu : tidak tahan protein susu

Yang dianjurkan yaitu kacang hijau, tahu, tempe, wortel, sari buah, telur dan tepung serealia

2. Formula Komersial

a. Rendah/bebas laktosa : tidak tahan terhadap laktosa b. Dengan MCT1 : malabsrobsi lemak

c. Dengan BCAA2 : sirosis hati

d. Protein tinggi : katabolisme meningkat e. Protein rendah : gagal ginjal

f. Protein terhidrolisa : alergi protein g. Tanpa susu : tidak tahan proein susu h. Dengan serat : perlu suplemen serat i. Rendah sisa : reseksi usus

(7)

c. Makanan Cair Kental

Makanan cair kental adalah makanan yang mempunyai konsistensi kental atau semipadat pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan. Menurut keadaan penyakit, makanan cair kental dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan penuh ke makanan saring.

Tujuan diet makanan cair kental adalah memberikan makanan yang tidak memerlukan proses mengunyah, mudah ditelan dan mencegah terjadiny aspirasi yang memenuhi kebutuhan gizi.

Syarat-syarat makanan cair kental adalah sebagai berikut: 1. Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna 2. Cukup energi dan protein

3. Diberikan bertahap menuju makanan lunak 4. Porsi diberikan kesil tapi sering (tiap 2-3 jam)

Makanan cair kental diberikan kepada pasien yang tidak mampu mengunyah dan menenlan, serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk kedalam saluran

pernafasan) seperti pada penyakit yang disertau peradangan, ulkus peptikum, atau gangguaan struktural atau motorik pada rongga mulut. Makanan ini dapat

(8)

BAB III PEMBAHASAN 1. Formula Makanan Cair (Energi 1800 kkal, Protein 50 g)

Bahan Makanan (gramBerat Keterangan

)

Maizena 20 Diencerkan dengan ditambahkan susu cair

Telur ayam 100 Direbus terlebih dahulu

Tempe 50 Dikukus terlebih dahulu

Kacang hijau 20 Direndam dulu lalu direbus sampai matang

Labu kuning 100 Dikukus terlebih dahulu

Margarin 20

Gula pasir 150

Sari mangga 100

Sari melon 90

Susu cair 150

Bahan Makanan Berat Energi

Protei

n Lemak KH

(gram

) (kkal) (gram) (gram) (gram)

Maizena 20 68,2 0,06 0 17

Telur ayam 100 154 12,4 10,8 0,7

Tempe 50 100,5 10,4 4,4 6,75

Kacang hijau 20 64,6 4,58 0,3 11,36

(9)

Margarin 20 144 0,12 16,2 0,8

Gula pasir 150 591 0 0 94

Sari mangga 100 46 0,4 0,2 11,9

Sari melon 90 34,38 0,54 0,18 7,47

Susu cair 150 384,75 18,45 22,5 27,15

JUMLAH 1638,43 48,65 55,08 187,13

Air matang :

Formula Makanan cair untuk 1 kali pemberian (200 cc/ 300 kkal)

2. Formula Makanan cair (Enegi 1600 kkal, Protein 40 g)

No Bahan Makanan Berat(gra Keterangan

m)

1 Maizena 20 Diencerkan dengan ditambahkan susu cair

2 Kuning telur 125 Direbus terlebih dahulu

3 Pisang 100

4 Labu kuning 100 Dikukus terlebih dahulu

5 Air jeruk manis 100

6 Susu kedelai 250

7 Gula pasir 160

8 Minyak 5

9 Kacang hijau 10

Direndam dulu lalu direbus sampai matang

10 Melon 90

11 Tahu 55 Dikukus terlebih dahulu

(10)

1 Maizena 20 68,6 0,1 0 17

2 Kuning telur 125 443,75 20,38 39,88 0,88

3 Pisang 100 108 1 0,8 24,3

4 Labu kuning 100 51 1,7 0,5 10

5 Air jeruk manis 100 44 0,8 0,2 11

6 Susu kedelai 250 102,5 8,8 6,3 12,5

7 Gula pasir 160 582,4 0 0 150,4

8 Minyak 5 45,1 0 5 0

9 Kacang hijau 10 32,3 2,29 0,15 5,68

1

0 Melon 90 34,4 0,5 0,2 7,5

1

1 Tahu 55 37,4 4,3 2,5 0,9

Referensi

Dokumen terkait

Kholis, A.Md dan Nurma yang senantiasa memberikan kemudahan saya dalam melengkapi data-data administrasi sebagai penunjang kesempurnaan penulisan Skripsi ini dan

Tahapan selanjutnya adalah kegiatan pengembangan (Development) yang meliputi kegiata penyusunan media video pembelajaran (audio visual). Kegiatan pengumpulan materi

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa terdapat kekosongan hukum dalam regulasi kebebasan beragama di Indonesia dalam konteks keluarnya seseorang dari

Gejala ini terlihat dari berkurangnya ketersediaan air tanah terutama di daerah perkotaan, turunnya debit air waduk dan sungai pada musim kemarau yang mengancam pasokan air

Berdasarkan penjabaran tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendeskripsikan modul dengan materi virus yang berdasarkan model pembelajaran

Dari deskripsi teori dan pendapat yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi program PKL adalah suatu kegiatan untuk menentukan keberhasilan

dua kali suntikan, mulai usia 2 bulan, dilanjutkan dengan !aksin mono atau tri!alen (334.. Kons%p dasar imunisasi. Pra#% imunisasi pada ayi

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan ke&amp;ukupan gii anak sapi yang baru dilahirkan, karena pada masa sapi setelah melahirkan, susu yang di produksi berupa