• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAPAT PARA AHLI TENTANG MAZMUR 57

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDAPAT PARA AHLI TENTANG MAZMUR 57"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Orang percaya adalah orang yang meyakini akan keberadaan Tuhan. Tetapi dalam menjalani kehidupan, banyak orang percaya yang memisahkan antara keyakinannya kepada Tuhan (teoritis) dan kehidupan nyata yang dijalani sehari-hari (praktis). Secara iman, kelompok “orang percaya” ini yakin akan keberadaan Tuhan. Tetapi terkadang ketika menghadapi pergumulan yang berat, mereka (meskipun percaya kepada Tuhan) menjalani kehidupannya secara independen tanpa pimpinan Tuhan.1 Jadi pada saat yang bersamaan percaya kepada Tuhan sekaligus menjadi seorang atheis praktis.

Setiap manusia tidak pernah terlepas dari pergumulan dan masalah. Begitu juga hal ini dialami oleh Daud. Dalam karya tulis ini, Penulis akan membahas mengenai salah satu mazmur keluhan yaitu mazmur 57. Mazmur ini menceritakan tentang Daud yang sedang mengalami pergumulan dan ancaman yang menakutkan. Melalui ini, pembaca akan melihat bagaimana sikap dan tindakan Daud di dalam menghadapi pergumulan.

Makalah ini dirangkai dengan memaparkan terlebih dahulu pendapat para ahli mengenai mazmur 57, kemudian penyelidikan mazmur berdasarkan teks, stylistik, genre, penafsiran, aplikasi, dan kerangka khotbah. Dan makalah ini akan ditutup dengan kesimpulan yang diberikan oleh penulis.

II. PENDAPAT PARA AHLI TENTANG MAZMUR 57

Bruegemann dan Bellinger, Jr. menyatakan bahwa mazmur ini berada dalam konteks pengharapan dan doa permohonan.2 Doa disini berisi permohonan dan keluhan, yang merupakan karakteristik doa israel kuno. Pemazmur menyatakan harapannya kepada Tuhan ditengah situasi yang tidak memungkinkan.

1 http://m.oneplace.com/ministries/christianityworks/read/articles/how-to-be-a-believing-christian-and-a-practicing-atheist-at-the-same-time-12394.html, diakses pada 01 Maret 2016.

(2)

Melihat strukturnya, Bruegemann menyatakan bahwa doa pemazmur ini terkait dengan kehidupan nyata dan dalam konteks ibadah. Doa dalam mazmur ini dapat disesuaikan untuk kehidupan dan juga cocok untuk bermacam-macam setting dalam perjalanan iman.

Sedangkan menurut Tate, mazmur ini hanya sebagian yang cocok dikategorikan dalam genre keluhan pribadi. Unsur keyakinan yang kuat dalam mazmur ini mengubah sebuah keluhan menjadi ucapan syukur dan pujian.3 Tate berpendapat bahwa penulisnya bukanlah Daud, tetapi pemazmur lain yang mengambil refleksi karir awal Daud ketika berada dalam bahaya.

Keutuhan mazmur ini tidak perlu diragukan (mungkin diragukan karena ayat 8-12 sama dengan pasal 108:2-6 dan ayat 11 sama dengan pasal 36:6) karena mazmur 57 merupakan sumber yang diambil oleh mazmur 108. Mazmur ini menggambarkan orang yang sedang bergumul dengan bahaya yang mengancam

Tate mengungkapkan bahwa Mazmur ini secara teratur digunakan di beberapa gereja pada saat minggu paskah. Masa paskah adalah masa dimana orang percaya merayakan sebuah pesan “Kristus Tuhan bangkit hari ini! Oleh karena itu orang percaya dikuatkan dengan segala kuasa dari Allah yang maha kuasa dan orang percaya diselamatkan dari kegelapan.”4

Ahli lain, Gerstenberger menyatakan bahwa mazmur 57 memiliki kemiripan dengan mazmur 56 dalam genre, ukuran, struktur.5 Ia menyatakan bahwa mazmur keluhan Daud ini termasuk dalam komunitas religius yang digunakan dalam situasi komunal seperti ibadah dalam sinagog. Mazmur ini memiliki reffrain yang menjadi penekanan utama.

3 Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson Publisher, 1991), p. 75.

4 Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson Publisher, 1991), p. 81.

(3)

Kidner mengungkapkan mengenai superskripsi yang merupakan setting ketika Daud lari dari saul, tetapi Kidner (sama seperti Tate) tidak meyakini bahwa mazmur ini memang ditulis Daud berdasarkan kisah itu.6 Tujuan dari superskripsi itu adalah untuk memberikan perasaan yang sama tetapi dengan semangat yang berani dalam menghadapi bahaya. Daud mungkin berkata bahwa keadaannya hanya satu langkah antara hidup dan mati (1 sam 20:3), tetapi tetap rendah hati dalam iman kepada Allah (1sam24:1-15). Reffrain pada ayat 6-12 memperjelas dan menyatukan mazmur ini.

III. PENYELIDIKAN MAZMUR

A. TEKS, DIAGRAM, DAN STRUKTUR TEKS Teks

Teks ini diambil dari mazmur 57. Dalam superskripsi dikatakan setting teks ini ketika Daud dikejar oleh Saul dan pasukannya. Ada dua rujukan kitab suci mengenai teks ini yaitu ketika peristiwa di Adulam (1 samuel 22) dan ketika di En Gedi (1 samuel 24).

Ada tiga kubu penafsir yaitu yang pertama menyetujui bahwa mazmur ini ditulis oleh Daud ketika menghadapi peristiwa tersebut. Yang kedua menyetujui bahwa mazmur ini ditulis oleh pemazmur lain untuk keperluan ibadah di sinagog, merujuk pada peristiwa Daud. Dan yang ketiga mempunyai pandangan bahwa Daud yang menulis keluhan ini tetapi ada modifikasi untuk keperluan ibadah.

Miktam disini adalah judul yang tidak terlalu jelas. Tetapi mazmur keluhan ini fokus pada ketidak amanan bukan pada dosa.

Struktur

(4)

Terrien memaparkan bahwa mazmur 57 memiliki strukur yang simetris dengan dua bait (2-6 dan 7-12) dengan reffrain. Setiap baitnya terdiri dari dua sub bait dan sebuah tema yang berganti dengan halus.7

 superscription

 permohonan dan keluhan (2-6)

 Reffrain

 Pertemuan antara ratapan dan pujian (7-12)

 Reffrain

Sedangkan Gestenberger memaparkan struktur mazmur 57 sebagai berikut.8

 Superscription (1)

 Permohonan awal dan penegasan akan kepercayaan kepada Tuhan (2)

 Permohonan (3-4)

 Keluhan (5)

 Reffrain (dalam bentuk permohonan) (6)

 Keluhan (7)

 Ucapan syukur (8-9)

 Janji pemazmur (10-11)

 Reffrain (dalam bentuk permohonan) (7)

Penulis setuju dengan bentuk/struktur yang disampaikan oleh terrien secara musikal, tetapi melakukan sedikit perubahan merujuk pada struktur yang dipaparkan oleh gestenberger.

7Samuel Terrien, The Psalm: Strophic Structure & Theological Commentary, (Grand Rapids: William B. Eerdmans, 2003), p. 433.

(5)

Struktur mazmur 57 :

(A) permohonan kepada Tuhan (2-4)

(B) keluhan pemazmur (5)

Reff (6, 12)

(B’) keluhan pemazmur (7)

(A’) keyakinan dan ucapan syukur (8-11)

Diagram Mazmur 57

57:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud,

ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua.

(superscription) Bait I

(A)

57:2 Kasihanilah aku, ya Allah,

kasihanilah aku, (ya, Allah ) elipsis

sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung;

dalam naungan sayap-Muaku akan berlindung, sinonim - metafora sampai berlalu penghancuran itu.

57:3 Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi,

(Aku berseru) kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku. Elipsis sintetik

57:4 Kiranya Ia mengirim utusan dari sorga dan menyelamatkan aku,

(6)

Kiranya Allah mengirim kasih setia

dan ( Kiranya Allah mengirim) kebenaran-Nya. Elipsis – sinonim

(B)

57:5 Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam anak-anak manusia, (Aku terbaring di tengah-tengah singa)yang giginya laksana tombak dan panah, (Aku terbaring di tengah-tengah singa yang)dan lidahnya laksana pedang tajam. Sinonim – metafora- elipsis

(reffrain)

57:6 Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah!

Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi! sinonim

Bait II

(B’)

57:7 Mereka memasang jaring terhadap langkah-langkahku,

ditundukkannya jiwaku, - sintetik

mereka menggali lobang di depanku,

tetapi mereka sendiri jatuh ke dalamnya. Sela - sintetik

(A’)

57:8 Hatiku siap, ya Allah,

hatiku siap; (ya Allah) Elipsis, aku mau menyanyi,

(7)

57:9 Bangunlah, hai jiwaku,

bangunlah, hai gambus dan kecapi, personifikasi - sinonim aku mau membangunkan fajar!

57:10 Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; sinonim 57:11 sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit,

dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. Sinonim (reffrain)

57:12 Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah!

Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi! Sinonim

B. GENRE

Mazmur ini masuk dalam genre keluhan pribadi dikarenakan bukti-bukti mengenai keluhan cukup kuat (ay 2-7). Menurut Longman, mazmur keluhan memiliki unsur-unsur sebagai berikut9 :

 doa,

 permohonan minta tolong kepada Tuhan (17:1)

 keluhan-keluhan, (22:7-8)

 pengakuan dosa atau pernyataan tidak bersalah, (26:5)

 kutukan terhadap musuh-musuh, (109:8-9)

(8)

 keyakinan pada respon Tuhan, (54:6)

 pujian atau berkat. (26:12)

jarang menemukan ketujuh bagian ini secara lengkap dalam mazmur keluhan. Mazmur 57 memiliki beberapa poin / unsur dari yang dinyatakan oleh Longman yaitu permohonan, keluhan, kutukan terhadap musuh, keyakinan pada respon Tuhan dan pujian serta ucapan syukur.

Gunkel menyatakan bahwa ciri-ciri dari mazmur keluhan adalah ketika pemazmur sedang berada di bawah tekanan antara hidup dan mati, komplain akan banyaknya musuh yang ingin menyerangnya, doa memohon kutuk untuk musuhnya, dan juga doa ucapan syukur atas pertolongan Tuhan.10 Semua unsur ini terdapat dalam mazmur 57. Latar belakang dari mazmur ini jelas dicatat dalam alkitab merujuk pada peristiwa pengejaran yang dilakukan oleh Saul dan pasukannya (1 sam 22, 24).

Senada dengan Gunkel, Murphy juga mengkategorikan mazmur ini sebagai mazmur keluhan pribadi.11

C. STYLISTIK : PARALELISME, ELIPSIS, IMAGERI

Elipsis muncul cukup banyak pada mazmur ini : ayat 2, 3, 4, 5, dan 8. Ini merupakan gaya bahasa puisi ibrani yang berfungsi untuk menyatukan dua atau lebih anak kalimat lebih erat, dan juga untuk mengungkapkan sesuatu dengan lebih ringkas.12

10 Hermann Gunkel, The Psalms : A form-Critical Introduction, (Philadelphia : Fortress Press, 1967), p. 19.

11 Roland E. Murphy, The Gift of The Psalms, (Massachusetts : Hendrickson Publisher, Inc., 1993), p. 101.

(9)

Pivot pattern muncul dua kali pada ayat 2 dan ayat 8. Biasanya penggunaan pivot pattern dalam puisi ibrani merujuk pada sebuah kata (seperti nama Allah) atau ekspresi yang ditahan antara dua colon yang pendeknya sama dan memodifikasi keduanya pada saat yang bersamaan.13

Yang paling banyak digunakan dalam mazmur ini adalah paralel Sinonim. Paralel sinonim dapat ditemukan di ayat 2, 4b, 5, 6, 8, 9, 10, 11, dan 12. Paralelisme jenis ini merupakan pengulangan pikiran yang sama memakai dua kumpulan kata-kata yang berbeda tetapi berhubungan erat.14 Contoh ayat 8 “aku mau bernyanyi, aku mau

bermazmur,” ini menekankan satu hal yaitu pemazmur ingin memuji Tuhan.

Paralel Sintetik muncul pada ayat 7. Paralelisme sintetik adalah kalimat dengan anak kalimat untuk melengkapi anak induk kalimat.15

Sedangkan paralel Antitetik muncul pada ayat 4a. Antitetik adalah mengutarakan pikiran yang sama dari dua perspektif yang berbeda bahkan sering berlawanan.16

Imageri metafora muncul sebanyak dua kali pada ayat 2 dan 5. Metafora menurut Longman adalah perbandingan tidak langsung.17 Ayat dua menggambarkan perlindungan Tuhan seperti dibawah naungan sayap, ayat 5 menggambarkan musuh seperti singa.

Yang terakhir adalah Personifikasi muncul 1 kali di ayat 9. Personifikasi adalah gaya bahasa “menghidupkan benda mati.”

13Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson Publisher, 1991), p. 76.

14 Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT, 2012), hal 116-7.

15 Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT, 2012), hal 118.

16 Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT, 2012), hal 117-8.

(10)

D. PENAFSIRAN Ayat 1

Judul seperti ini disebut superskripsi/superscription.18 Miktam, menurut Terrier adalah jenis mazmur yang didesain untuk dinyanyikan secara lembut, seperti berbisik.19

Ayat ini menjelaskan mengenai Daud, ketika ia lari dari Saul dan bersembunyi di gua En Gedi (1 sam 24:1-8). Referensi ini juga bisa menunjukkan ketika Daud melarikan diri ke gua Adullam (1 sam 22)

Pendapat lain, mazmur 55-60 disebut miktam Daud dan diperdengarkan dalam ibadah, dihubungkan dengan suatu peristiwa dalam hidup Daud, bukanlah keterangan historis yang diberikan pemazmur/ penerbit, melainkan penghiburan bahwa setiap orang yang mengenal kisah Daud dan diselamatkan Tuhan, dapat juga menyerahkan diri pada Allah untuk dibebaskan dan diberkati.20

Jangan memusnahkan” kemungkinan merupakan kalimat pertama dari tune

populer pada jaman itu (58:1, 59:1, 75:1).

Ayat 2-4

Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku

Ungkapan “kasihanilah aku” cukup sering muncul dalam mazmur. Tetapi penekanan ganda untuk mohon belas kasihan Tuhan seperti yang terdapat dalam ayat 2 (dan juga pasal 123:3) jarang muncul dalam mazmur. Bagian ini dapat

18http://www.musicofthebible.com/concordance.htm, diakses pada tanggal 1 Maret 2016. 19 Samuel Terrien, The Psalm: Strophic Structure & Theological Commentary, (Grand Rapids: William B. Eerdmans, 2003), p. 435.

(11)

dikomparasikan kepada panggilan atau pengulangan yang sangat penting (mis mzm 22:2, Allahku, ya Allahku). Ungkapan ini menunjukkan ke “darurat” an.

Pemazmur disini memohon respon belas kasihan dari Tuhan, karena pemazmur percaya mendapatkan perlindungan dari Tuhan. Doa ini dirancang untuk meminta pada Tuhan agar melindungi orang-orang yang sudah mendapatkan suaka/ perlindungan dari Allah sendiri.21

Dalam naungan sayapMu.

Beberapa penafsir menggambarkan bahwa metafora ini lebih dari sekedar perlindungan yang diberikan seekor burung terhadap anaknya, melainkan simbol dari sayap kerubim yang diasosiasikan dengan bait suci Yerusalem.22

Metafora ini berkaitan dengan konsep timur tengah kuno (egyptian iconography), yang sering melukiskan dewa dengan sayap yang terbentang menutupi dan

Kiranya Ia mengirim utusan dari sorga dan menyelamatkan aku, mencela

orang-orang yang menginjak-injak aku. Sela

Kiranya Allah mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya.

Bagian ini mengekspresikan kepercayaan pemazmur terhadap Allahnya, walaupun di tengah kondisi yang mengancam. Tuhan diungkapkan dengan “yang

21Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson Publisher, 1991), p. 77.

22 Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson Publisher, 1991), p. 76-7.

(12)

maha tinggi”, yang akan melawan musuh-musuhnya dan akan mengirimkan kasih dan kesetiaannya sehingga pemazmur mendapatkan keamanan.

Ayat 5

Aku terbaring di tengah-tengah singa

yang suka menerkam anak-anak manusia,

yang giginya laksana tombak dan panah,

dan lidahnya laksana pedang tajam.

Bagian ini mengekspresikan keluhan tentang bahaya yang sangat besar. Musuhnya disini digambarkan seperti singa yang menerkam anak-anak manusia. Binatang buas yang menggambarkan musuh dapat ditemukan di beberapa mazmur keluhan pribadi (7:3, 10:9, 17:12). Lidah seperti pedang, gigi seperti tombak dan panah merupakan metafora yang jelas menggambarkan kegeraman dan kemarahan yang menghancurkan dari para musuh-musuhnya.

Gestenberger manyatakan bahwa metafora ini menggambarkan kekuatan yang brutal dan kecurangan para musuhnya.24

Ayat 6

Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah!

Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!

Bagian keluhan ayat 5 dan 7 secara mengejutkan disela dengan ayat 6 yang merupakan reffrain. Ayat ini menggunakan paralel sinonim yang ingin menekankan satu hal yaitu bahwa bumi dan langit adalah ciptaan Allah.

Dalam konteks ini, pemazmur berdoa (di dalam keyakinannya) bahwa Tuhan menyelamatkannya dan menghancurkan musuh-musuhnya, karena Ialah empunya langit dan bumi.

(13)

Tinggikan diriMu diterjemahkan oleh TEV : “show your greatness” atau “tunjukkan pada orang-orang betapa besarNya Engkau.”

Ayat 7

Pemazmur disini melanjutkan keluhannya kepada Tuhan, pemazmur merasa seperti tawanan musuhnya.25 Pemazmur menggambarkan musuhnya seperti pemburu, yang berusaha menangkapnya dengan memasang jaring dan menggali lubang.

Ditundukkannyalah jiwaku

Frasa ini menggambarkan kondisi pemazmur yang tidak berdaya. Bahaya yang digambarkan disini begitu berat, tetapi di akhir ayat 7 pemazmur mengekspresikan kepercayaan dan keyakinannya bahwa musuh akan jatuh ke lubang yang mereka buat itu.

Ayat 8-11

Hatiku siap ya Allah, hatiku siap.

Ini merupakan ekspresi kepercayaan sepenuhnya pemazmur kepada Tuhan. Ekspresi itu dinyatakan dalam mazmur/nyanyian yang ingin disampaikan oleh pemazmur.

Bangunlah hai jiwaku!

Bangunlah, hai gambus dan kecapi! Aku mau membangunkan fajar!

Desakan kepada diri sendiri pada ay 9 mendorong pemazmur dan para penyembah agar bangun dan menggunakan instrumen untuk menyambut datangnya pagi. Dengan kata lain pemazmur ingin mengatakan bahwa ia siap memuji Tuhan karena keyakinannya akan pertolongan dan kasih setia Tuhan.

(14)

Membangunkan fajar dapat diartikan sebagai harapan pertolongan yang dari Allah. Frasa ini diletakkan pada konteks fajar dan pagi dimana Tuhan memberikan pertolongan pada umatNya, dalam beberapa teks PL (mazmur 46:6, 90:14, 143:8), sehingga ini terkadang diperlihatkan bahwa pagi hari merupakan waktu datangnya pertolongan Ilahi.

Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan,

aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;

Pujian pemazmur kepada Allah ditujukan secara universal yaitu diantara bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa-bangsa. Beberapa penafsir melihat bagian ini dalam konteks pesta bangsa Israel di Yerusalem, dimana semua orang dari suku bangsa berkumpul.26

Ekspresi pemazmur pada ayat 9 menyatakan bahwa dimana pun orang-orang akan mengetahui Allah dan mendengar tentang Allah.

sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit,

dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.

Ayat 11 mengekspresikan kesetiaan Allah yang besar. Pengampunan dan kebenaran Ilahi sangat luas sehingga menghubungkan bumi dan langit, dan seluruh umat manusia berkumpul dalam memuji Tuhan.27 Inilah alasan mengapa pemazmur walaupun menghadapi pergumulan yang berat tetap senantiasa percaya kepada Allah. Ayat 12

Mazmur ini ditutup dengan reffrain yang sama dengan ay 6, menyatakan manifestasi Teofani dari kemuliaan Allah yang menolong pemazmur menghadapi kesusahan.

26 Edhard S. Gerstenberger, Psalms, Part 2, and Lamentations, (Grand Rapids: William B. Eerdmans, 2001), p. 232.

(15)

E. APLIKASI

Masalah kehidupan ada yang bersifat personal, seperti penderitaan yang disebabkan oleh proses disakiti, direndahkan atau dipermalukan oleh orang lain. Perasaan tersakiti seperti itu atau pun penghinaan dari orang lain tampaknya tidak dapat diselesaikan hanya melalui doa, tapi kita pun harus bertindak dan membuka hati untuk melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti kita. Jika tidak, sampai kapan pun kita akan tetap merasa terluka, benci, marah, dendam dan pahit hati. Itu tidak berkenan kepada Tuhan dan menjadi penghalang bagi doa-doa kita. Yesus pun menyatakan bahwa jika kita tidak mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita, maka Tuhan pun tidak akan mengampuni kita (Matius 6:15).

Daud tidak membiarkan kesedihan, kepahitan, dendam dan sebagainya berkuasa di dalam hatinya ketika terus dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya. Bahkan, meski beberapa kali ia beroleh kesempatan untuk membalaskan dendamnya terhadap Saul, Daud tidak melakukannya. Dan ketika mendengar kabar tentang kematian Saul pun, Daud sama sekali tidak bersukacita. Sebaliknya, kematian Saul membawa suatu ratapan yang besar baginya.

(16)

walaupun ada kesempatan. Sebaliknya, ingatlah dan rasakanlah kasih setia Tuhan agar kita dapat tetap memuji Tuhan di tengah tekanan kehidupan ini.

F. GARIS BESAR KHOTBAH Pendahuluan

 Kehidupan tidak pernah lepas dari pergumulan dan permasalahan (bahkan

ancaman).

 Bagaimana orang percaya menyikapi pergumulan dalam hidup ini?

Isi khotbah

 Melalui mazmur 57, kita akan belajar tiga kiat dalam menghadapi

pergumulan, yaitu :

o Memohon kepada Tuhan

 Meminta pertolongan Tuhan ditengah pergumulan yang sedang dialami.

o “Mengeluh” kepada Tuhan

 Mengungkapkan secara jujur ketidakmampuan kita dalam menghadapi suatu pergumulan.

o Meyakini pertolongan Tuhan

 Yakin bahwa Tuhanlah yang berkuasa atas langit dan bumi, sehingga pergumulan kita sesungguhnya tidak sebanding dengan kuasanya yang begitu besar.

(17)

Melalui mazmur 57, pemazmur mengajak para pembacanya mengetahui bahwa hidup di dunia ini tidak terlepas dari segala bentuk pergumulan dan ancaman yang bukan saja berasal dari diri sendiri (misalnya dosa), tetapi juga dari luar diri (dalam konteks ini musuh).

Mazmur keluhan ini cukup unik karena dibalik keluhan pemazmur, ada suatu keyakinan yang kuat bahwa ia memiliki Allah yang memerintah diatas segala ciptaan. Keyakinan pemazmur bahwa kasih setia Allah dan Allah dapat dipercaya merupakan kenyataan dasar dalam menjalani kehidupan. Pengakuan ini luar biasa karena dinyatakan oleh pemazmur ketika ia berada ditengah ancaman yang menakutkan. Keyakinan ini membuat pemazmur mengucap syukur dan mengajak setiap umat juga yakin di dalam menghadapi pergumulan hidup, bahwa ada Tuhan yang setia dan berkuasa mengatasi segala ciptaan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Barth, Marie Claire & Pareira, B.A., Kitab Mazmur 1-72, Jakarta : BPK, 1997.

(18)

Brueggemann, Walter and Bellinger, Jr., W. H., Psalms, New York : Cambridge University Press, 2014.

Gerstenberger, Edhard S., Psalms, Part 2, and Lamentations, Grand Rapids: William B. Eerdmans, 2001.

Gunkel, Hermann, The Psalms : A form-Critical Introduction, Philadelphia : Fortress Press, 1967.

Kidner, Derek, Tyndale Old Testament Commentaries : Psalms 1-72, London : Intervarsity Press, 2009.

Longman III, Tremper, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, Malang : Literatur SAAT, 2012.

Murphy, Roland E.,The Gift of The Psalms, Massachusetts : Hendrickson Publisher, Inc., 1993.

Tate, Marvin E., World Biblical Commentary psalms 51-100, Nashville : Thomas Nelson Publisher, 1991.

Terrien, Samuel, The Psalm: Strophic Structure & Theological Commentary, Grand Rapids: William B. Eerdmans, 2003.

INTERNET

http://m.oneplace.com/ministries/christianityworks/read/articles/how-to-be-a-believing-christian-and-a-practicing-atheist-at-the-same-time-12394.html.

Referensi

Dokumen terkait

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan

Bambu yang digunakan adalah bambu betung ( Dendrocalamus asper ), sedangkan perekatnya adalah urea formaldehida (UF) cair. Bentuk partikel bambu yang digunakan

Akan tetapi, priyayi dalam novel Para Priyayi adalah kelompok sosial yang mempunyai jiwa pengabdian kepada masyarakat, menjaga nama baik keluarga besar, serta mengutamakan

Selain itu, dalam simulasi hidrologi dan skenario pemodelan waduk dengan menggunakan SWAT guna menganalisis perubahan debit aliran yang dihasilkan, selanjutnya

Informasi yang diterima oleh pelanggan listrik mengenai program listrik pintar menciptakan opini yang berbeda- beda, diantaranya diungkapkan oleh Ibu VMO Mujinem

Pada kebanyakan wanita yang menderita trichomoniasis sering dijumpai bersamaan dengan infeksi oleh organisme yang juga patogen seperti Ureaplasma urealyticum dan atau

Gambar 5(c) dapat dilihat bahwa pada kelas susceptible jumlah mahasiswa yang berpotensi kecanduan media sosial memerlukan waktu 3 untuk mencapai jumlah tertinggi yaitu

Dengan mengutip Mazmur 68:19, Paulus mengajar jemaat Efesus bahwa sebagaimana Allah menang atas para musuh Daud dengan membawa para tawanannya yaitu para raja yang lari