BENTUK BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata Pelajaran PKN
Guru pembimbing: Maryamah S.Pd
Disusun:Oleh
Kelompok 3
Muhammad Yasir
Salfa Shafira
Ulza maramis
Sinta Salsabila
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul. MENAMPILKAN PERAN SERTA
BUDAYA POLITIK PARTISIPAN Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi seluruh siswa dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI……… ii
BAB 1
PENDAHULUAN………iii
PERUMUSAN MASALAH………..iiii
TUJUAN………iiiii
BAB 2
1. Bentuk Budaya Politik Partisipan……… 1
2. Mengapa dalam Kehidupan Nyata Tidak Ada Satupun Negara Yang Memiliki Budaya
Politik Yang Murni Partisipan……… 1
3. Ciri-Ciri Warga Negara Yang Berbudaya Politik
Partisipan……….……… 2
4. Bentuk-Bentuk Partisipan Yang Sering Di Lakukan Oleh Warga Negara Di Berbagai
Negara Di Dunia……….………. 2
5. Agen Mobilisasi Politik……….…3
6.
Peran Serta Budaya Politik
Partisipan...5
BAB 3
BAB 1
PENDAHULUAN
Budaya politik partisipan adalah individu yang berorientasi terhadap struktur inputs dan
prosesdan terlibat didalamnya atau melihat dirinya sebagai potensial terlibat,
mengartikulasikantuntutan dan membuat keputusan.Budaya partisipan yaitu budaya dimana
masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik, danmasyarakat yang bersangkutan sudah
relatif maju baik sosial maupun ekonomi, tetapi masihbersifat pasif.Contoh budaya politik
partisipan ini antara lain adalah peranserta masyarakat dalampengembangan budaya politik
yang sesuai dengan tata nilai budaya bangsa Indonesia.
PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang di maksud bentuk budaya politik partisipan itu ?
1. Mengapa dalam kehidupan nyata tidak ada satupun negara yang memiliki budaya
politik yang murnipartisipan ?
1. Bagaimanakah ciri-ciri warga Negara yang berbudaya politik partisipan ?
1. Bagaimanakah bentuk partisipan yang sering dilakukan warga Negara di berbagai
Negara di dunia ?
1. Apakah yang di maksud agen mobilisasi politik ?
TUJUAN
1. Mencari maksud dari budaya politik partisipan.
1. Mencari mengapa dalam kehidupan nyata tidak ada satupun negara yang memiliki
budaya politik yang murnipartisipan.
1. Mencari ciri-ciri warga Negara yang berbudaya politik partisipan.
1. Mencari bentuk bentuk partisipan yang sering dilakukan oleh warga Negara di
berbagai Negara di dunia.
1. BENTUK BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
Budaya partisipan yaitu budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik, dan
masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonomi, tetapi masih
bersifat pasif.
Contoh budaya politik partisipan ini antara lain adalah peran serta masyarakat dalam
pengembangan budaya politik yang sesuai dengan tata nilai budaya bangsa Indonesia.
Budaya politik partisipan dapat di artikan sebagai orang orang dengan budaya politik yang
selalu ikut serta dalam proses pengambilan keputusan public untuk menentukan tujuan dan
cara cara mencapai tujuan bersama. Focus perhatian budaya politik partisipan adalah
partisipan politik, yaitu usaha terorganisir oleh para Negara untuk memilih pimpinan
pimpinan mereka dan mempengaruhi bentuk dan jalannya kebijaksanaan umum. Usaha ini di
dasarkan atas kesadaran dan tanggung jawab partisipan terhadap kehidupan bersama sebagai
suatu bangsa dan Negara.
2. MENGAPA DALAM KEHIDUPAN NYATA TIDAK ADA SATUPUN NEGARA
YANG MEMILIKI BUDAYA POLITIK YANG MURNI PARTISIPAN.
Dalam kehidupan nyata tidak ada satupun negara yang memiliki budaya politik murni
partisipan, melainkan terdapat variasi campuran di antara tipe-tipe partisipan, pariokal atau
subyek, ketiganya menurut para ahli tervariasi ke dalam tiga bentuk budaya politik, yaitu :
a. Budaya politik subyek-parokial (the parochial- subject culture)
b. Budaya politik subyek-partisipan (the subject-participant culture)
c. Budaya politik parokial-partisipan (the parochial-participant culture)
3. CIRI-CIRI WARGA NEGARA YANG BERBUDAYA POLITIK PARTISIPAN
Ciri ciri warga yang berbudaya politik partisipan,antara lain sebagai berikut:
1.Warga memiliki pengetahuan dan kepekaan yang cukup terhadap isu issu mengenai
kehidupan politik negaranya.
4. BENTUK BENTUK PARTISIPAN YANG SERING DILAKUKAN OLEH WARGA
NEGARA DI BERBAGAI NEGARA DI DUNIA.
Menduduki jabatan politik atau administrasi
Mencari jabatan politik atau administrasi
Menjadi anggota aktif dalam suatu organisasi politik
Menjadi anggota pasif dalam suatu organisasi politik
Menjadi anggota pasif dalam suatu organisasi semi politik
Partisipasi dalam rapat umum, dan demonstrasi
Partisipasi dalam diskusi politik informal
Partisipan dalam pemungutan suara (
voting
)
5. AGEN MOBILISASI POLITIK
Agen mobilisasi politik yaitu suatu organisasi melalui nama anggota masyarakat dapat
berpartisipasi dalam kegiatan politik yang meliputi usaha mempertahankan gagasan, posisi,
situasi, orang atau kelompok tertentu lewat system politik negaranya. Contoh dari agen
mobilisaasi politik adalah partai politik, kelompok kepentingan dan gerakan
6.
Peran
Serta
Budaya
Politik
Partisipan
Sikap Positif terhadap Budaya Politik
Dalam studi yang dilakukan oleh Almond dan Verba, ditemukan bahwa negara-negara yang mempunyai budaya politik yang sudah matang akan menopang demokrasi yang stabil. Sebaliknya, negara-negara yang memiliki derajat budaya politik yang belum matang tidak mendukung terwujudnya demokrasi yang stabil. Kematangan budaya politik tersebut ditunjukkan dengan besarnya peluang yang diberikan oleh negara kepada masyarakat untuk mandiri, sehingga memiliki kompetensi politik yang tinggi.
sedang berjalan, mampu memberi masukan untuk kebijakan pemerintah, serta mampu meraih posisi politik sesuai dengan keinginan.
Seperti telah diuraikan terdahulu, bahwa pembentukan budaya partisipan hanya dapat diciptakan setelah melalui proses sosialisasi politik yang dapat mewariskan berbagai nilai politik dari satu generasi ke generasi berikutnya, dapat melalui berbagai agen seperti keluarga, teman sepergaulan, sekolah atau perguruan tinggi, partai politik, dan media massa yang menghasilkan individu mandiri.
Kepribadian dan kesadaran individu juga merupakan penentu bagi seseorang untuk mampu melaksanakan aktivitas politiknya secara mandiri. Kesadaran individu ini berkaitan erat dengan hasrat dan minat yang kuat untuk ikut berperan dalam kehidupan politik, sehingga dengan berbagai cara dan upaya ia akan meningkatkan ilmu dan keterampilannya serta menambah pengalaman politiknya dengan melibatkan diri secara aktif ke dalam kancah politik. Tanpa kesadaran politik yang tinggi dan niat yang kuat, mungkin seorang individu cukup puas dengan peran politik yang pasif.
Banyak orang-orang yang menganggap bahwa dunia politik itu kotor, licik, penuh dengan muslihat dan kekerasan. Hal ini disebabkan pemahaman dan cenderung beranggapan bahwa untuk memperebutkan suatu posisi politik atau untuk mencapai tujuan politik boleh menghalalkan segala cara, sehingga bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Sebagai generasi muda yang terpelajar, sudah sewajarnya apabila para pemuda memiliki sikap dan pandangan yang positif terhadap budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang sedang bergulir menuju budaya politik yang demokratis. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari, memahami, bersikap kritis dan demokratis terhadap perkembangan budaya politik masyarakat Indonesia, sehingga pada saatnya nanti akan mampu berperan dalam kancah politik yang lebih luas, dengan sikap dan budaya politik yang lebih mapan.
b. Kemampuan Berperan Serta dalam Budaya Politik Partisipan
melalui sosialisasi sejak kanak-kanak, sampai dewasa bahkan sampai tua di lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara.
1. Peran Serta Budaya Politik Partisipan dalam Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan masyarakat yang terkecil, di mana seorang anak sebagai anggota keluarga belajar dan berlatih untuk memahami dan menghayati nilai, norma dan pola perilaku melalui pendidikan awal dalam proses sosialisasi politik. Peran serta budaya politik partisipan dapat dilakukan dengan memahami dan menghormati kedudukan semua anggota keluarga, baik kedudukan ayah, ibu, serta anak-anaknya. Misalnya, menghormati peran ayah sebagai kepala keluarga sesuai dengan kedudukan, kewenangan, fungsi dan tanggung jawabnya.
Sebagai seorang anak, baik dalam posisi sebagai kakak atau adik, wajib memahami hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan pola perilaku keluarga dan masyarakat. Peran serta budaya politik partisipan dalam keluarga, misalnya ikut memberi masukan dalam pengambilan keputusan keluarga secara musyawarah. Apabila peran serta budaya politik partisipan ini dapat berlangsung dengan baik dalam suasana budaya yang demokratis maka sikap dan perilaku dalam keluarga akan mendasari sikap dan perilaku di lingkungan yang lebih luas.
Negara Republik Indonesia telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban individu dalam keluarga, misalnya Undang Perkawinan, Undang tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang tentang Perlindungan terhadap Kekerasan dalam Rumah Tangga. Semua peraturan perundangan ini wajib ditaati oleh semua warga negara atau warga masyarakat demi ketenteraman, keamanan, dan kebahagiaan semua anggota keluarga.
Apabila semua anggota keluarga dapat menerapkan budaya politik partisipan atau demokratis, niscaya kehidupan keluarga akan tenteram dan bahagia, namun sebaliknya apabila masing-masing anggota keluarga bersikap dan berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada maka akan muncul konflik yang berakibat hancurnya ketenteraman keluarga.
2. Peran Serta Budaya Politik Partisipan dalam Lingkungan Sekolah
(Peran serta politik dalam sekolah dapat diwujudkan dalam pemilihan pengurus OSIS secara langsung)
Peran serta budaya politik partisipan di lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata tertib atau peraturan-peraturan sekolah.
Peran serta budaya politik partisipan yang lebih nyata, dapat diwujudkan dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Setiap tahun akan diadakan pemilihan pengurus OSIS secara langsung dan demokratis. Sebagai warga sekolah yang baik, semua peserta didik wajib ikut secara aktif mengikuti seluruh kegiatan ini, mulai dari proses pencalonan, proses seleksi, kampanye, penyampaian visi dan misi, sampai dengan pemungutan suara dan perhitungan suara. Para siswa dapat berperan aktif mengembangkan budaya politik partisipan dengan cara mencalonkan diri sebagai pengurus OSIS, sebagai tim seleksi, tim sukses, mempersiapkan dan mengikuti kampanye, mendengarkan dan menanggapi penyampaian visi dan misi atau mengikuti debat antarkandidat, memberikan dukungan suara dalam pemungutan suara, serta menyaksikan perhitungan suara dan pelantikan pengurus OSIS yang terpilih. Para siswa juga dapat memberikan masukan, usul, saran atau kritik yang membangun untuk kemajuan kegiatan OSIS dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan program-program OSIS di sekolah masing-masing. Demikian pula halnya dalam kehidupan mahasiswa di lingkungan kampus. Mahasiswa sangat diharapkan untuk berperan serta dalam pengembangan politik yang demokratis untuk kepentingan
3. Peran Serta Budaya Politik Partisipan di Lingkungan Masyarakat
Generasi muda dapat menerapkan budaya politik partisipan, baik di lingkungan masyarakat di sekitar tempat tinggal, misalnya di kampung atau desa, juga lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lain. Sebagai warga masyarakat, para pemuda dapat ikut aktif dalam kegiatan karang taruna, remaja masjid, organisasi pemuda, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan organisasi kemasyarakatan yang lain.
Muhammadiyah, pemuda ansor, nasyiatul aisyiah, pemuda marhaen, pemuda katolik, dan sebagainya. Sebagai aktivis sebuah organisasi, para pemuda akan banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi yang akan bermanfaat bagi pengembangan budaya politik partisipan.
4. Peran Serta Budaya Politik Partisipan dalam Pemerintahan Negara
Dalam negara demokrasi, setiap warga negara berhak menyampaikan aspirasinya untuk mendukung atau menolak kebijakan pemerintah. Semua warga negara memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk hak dan kewajiban di bidang politik.
Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa yang kelak akan menggantikan dan mengatur kehidupan politik negara dapat menerapkan budaya politik partisipan melalui pengalaman-pengalaman politik dalam kegiatan-kegiatan politik negara, misalnya menjadi anggota atau simpatisan partai politik, menyaksikan atau mengikuti debat politik antarelite politik melalui berbagai media, mengikuti kampanye pemilihan umum, memberikan suara dalam pemilihan umum untuk pemilihan bupati/walikota, anggota DPRD, DPR RI, dan presiden. Pada saatnya nanti, juga dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum partai politik atau calon anggota lembaga legislatif maupun eksekutif. Generasi muda dapat secara kritis dan objektif menilai kebijakan-kebijakan pemerintah dengan memberi masukan, saran atau usul baik melalui tulisan di media massa, melalui lembaga legislatif, maupun melakukan unjuk rasa dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh undang-undang sesuai dengan nilai dan norma budaya masyarakat Indonesia.