• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Bentuk Pengolahan dan Analisis Finansial Buah Api api (Avicennia officinalis L.) Sebagai Bahan Makanan dan Minuman di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kajian Bentuk Pengolahan dan Analisis Finansial Buah Api api (Avicennia officinalis L.) Sebagai Bahan Makanan dan Minuman di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hutan Mangrove

Menurut Snedaker (1978), hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Secara ringkas hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Sedangkan ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan) yang berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu habitat mangrove.

(2)

Zonasi Hutan Mangrove

Menurut Harahap (2010), penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung pada berbagai faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrove di Indonesia :

1. Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi oleh Avicennia spp. Pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia spp. yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.

2. Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora spp. Dizona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp.

3. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp.

4. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya.

Manfaat Hutan Mangrove

Menurut Santoso dkk. (2005) secara garis besar manfaat hutan mangrove dapat dibagi dalam dua bagian :

1. Fungsi ekonomis, yang terdiri atas :

a. Hasil berupa kayu (kayu konstruksi, kayu bakar, arang, serpihan kayu untuk bubur kayu, tiang/pancang)

b. Hasil bukan kayu

1. Hasil hutan ikutan (non kayu)

(3)

2. Fungsi ekologi, yang terdiri atas berbagai fungsi perlindungan lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun habitat berbagai jenis fauna, diantaranya:

a. Sebagai proteksi dan abrasi/erosi, gelombang atau angin kencang. b. Pengendalian instrusi air laut

c. Habitat berbagai jenis fauna

d. Sebagai tempat mencari, memijah dan berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang

e. Pembangunan lahan melalui proses sedimentasi f. Pengontrol penyakit malaria

g. Memelihara kualitas air (mereduksi polutan dan pencemar air)

Deskripsi Tanaman Api-api (Avicenia officinalis L. )

(4)

dan bau menyengat. Daun mahkota bunga terbuka tidak beraturan, semakin tua warnanya semakin hitam, seringkali tertutup oleh rambut halus dan pendek pada kedua permukaannya. Letak bunga berada di ujung atau ketiak tangkai/tandan bunga dan dormasi bulir (2-10 bunga per tandan) (Noor dkk., 2006).

Gambar1. Buah Avicennia officinalis Gambar 2. Bunga Avicennia officinalis

(c)

Gambar 3. Daun Avicennia officinalis

(5)

diameter bunga 1,0-1,5 cm, panjang bunga 0,3-0,4 cm, berbulu dan melengkung (Kitamura dkk., 1997).

Klasifikasi Api-api (Avicennia officinalis L.)

Jenis Avicennia officinalis tersebar di Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia, Brunei, Myanmar, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Papua Nugini (Plantamor, 2012). Klasifikasi Avicennia officinalis adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Scrophulariales

Famili

Genus

Spesies : Avicennia officinalis L.

Pemanfaatan Api-api (Avicennia officinalis L.)

Pemanfaatan api-api untuk bagian kayu merahu dapat digunakan sebagai bahan bakar. Buah dapat dimakan dan getah kayu dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi (Noor dkk., 2006). Menurut Setyawan dkk. (2006) beberapa jenis bahan pangan dari tumbuhan mangrove masih dapat dijumpai di pasar. Buah Avicennia spp. biasa dimakan sebagai sayuran di kawasan pantai utara Jawa Tengah, bahkan masih dijual di pasaran, misalnya di Wulan dan Pasar Manggi. Buah dan biji Avicennia officinalis dapat digunakan sebagi tonik.

(6)

nilai nutrisi yang cukup tinggi. Kandungan asam amino (% w/w) pada daun dan biji Avicennia spp. yang terdeteksi dengan teknik HPLC adalah aspartic acid, glutamic acid, serine, histidine, glysine, threonine, arginine, alanine, tyrosine,

methionine, valine, phenylalanine, isoleucine, leucine dan lysine dengan kisaran kandungan 0,41% sampai 0,86% untuk daun, dan 0,04% sampai 0,43% untuk biji. Secara umum konsentarsi asam amino pada daun lebih tinggi dibanding yang pada biji (Wibowo dkk., 2009).

Senyawa aktif yang ditemukan pada daun Avicennia spp. adalah propadiene, naftalen, dimetiltetrametil suksinat, lucidol, isofilokladen, dioksepan,

dan nafto, yang umumnya bersifat toksin pada dosis tertentu, serta memiliki sifat antibiotik dan anti serangga . Senyawa aktif pada berbagai jaringan tanaman Avicennia spp, yaitu alkaloid, falvonoid, tanin, dan saponin merupakan senyawa potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat-obatan. Jaringan tanaman Avicennia spp. berpotensi sebagai antibiotik untuk membantu penyembuhan luka (Wibowo dkk., 2009).

(7)

Avicennia officinalis memiliki biji yang dapat dimakan sesudah dicuci dan direbus (Kusmana dkk., 2003). Manfaat buah, daun dan akar dapat dijadikan sebagai obat hepatitis, menghasilkan saponin sebagai spermisida (obat kontrasepsi laki-laki), antimikrobia, anti peradangan, dan aktivitas sitotoksik serta kulit batang sebagai anti tumor (Mahato dkk., 1988).

Buah Avicennia spp. Sebelum dijadikan sebagai bahan makanan harus melalui proses pengolahan terlebih dulu. Hal ini dikarenakan di dalam buah jenis ini mempunyai kandungan racun yang cukup berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Selain itu pengolahan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kadar garam yang terkandung dalam buah. Namun apabila diolah dengan baik maka buah ini aman untuk dikonsumsi (Santoso dkk., 2005).

Analisis Finansial

Pada analisis finansial harga yang digunakan adalah harga pasar (market price), sedangkan pada analisis ekonomi untuk mencari tingkat profitabilitas ekonomi akan digunakan harga bayangan. Analisis finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash-flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan total biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Hasil finansial juga sering juga disebut private returns. Beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam analisis finansial ialah waktu didapatkannya returns sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek kehabisan modal (Soetriono, 2006).

(8)

luas. Tujuan analisis ekonomi adalah pengusahaan efisiensi dalam mengalokasikan sumber-sumber maupun menunjukkan hubungan antara keterkaitan proyek pada tujuan-tujuan pembangunan lainnya, termasuk aspek-aspek region dan distributional (Gray dkk., 2007).

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan saat memproduksi suatu komoditi. Biaya produksi meliputi upah pekerjaan, pembayaran bunga, sewa serta pembelian bahan baku (Miller dan Meiners, 2000). Menurut Arsyad (1993), biaya produksi dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap atau fixed cost (FC) adalah biaya yang tidak tergantung pada tingkat output variable cost. Sedangkan biaya variabel (VC) adalah biaya-biaya yang berubah sesuai dengan perubahan output.

Menurut Lamb dkk. (2001) keunggulan dari penggunaan analisis titik impas (break-even) adalah bahwa itu mampu memberikan perkiraan yang cepat tentang seberapa banyak produk yang harus dijual untuk impas dan berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh jika volume penjualan lebih tinggi diperoleh. Jika perusahaan beroperasi mendekati titik impas ini, memungkinkan untuk dapat melihat apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya atau meningkatkan penjualan. Juga dalam analisis titik impas yang sederhana, tidak perlu menghitung biaya marjinal dan pendapatan marjinal, karena harga dan rata- rata biaya per unit diasumsikan konstan.

(9)

maka usul investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya jika payback period dari suatu investasi lebih panjang dari payback period maksimum maka usul investasi tersebut seharusnya ditolak. Kriteria ini bukan alat pengukur provitability tetapi alat pengukur rapidity kembalinya dana, dan metode ini mengabaikan nilai waktu dari uang (Gittinger, 1986 ).

Dalam fungsi biaya jangka pendek dikenal biaya produksi total (Total Cost /TC), biaya tetap total (Total Fixed Cost/TFC), biaya variabel total (Total Variable Cost/TVC), serta biaya rata-rata (Avarage Cost/AC), dan biaya marjinal (Marjinal Cost/MC)). Sedangkan dalam fungsi penerimaan dikenal penerimaan total (Total Revenue/TR), penerimaan rata-rata (Avarage Revenue/AR), dan penerimaan marjinal (Marjinal Revenue/MR). Selisih antara penerimaan total dengan biaya total merupakan laba/keuntungan perusahaan. Hubungan antara penerimaan, biaya, dan laba dibahas dalam suatu analisis yaitu analisis titik impas (Firdaus, 2009).

Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha

Menurut Porter (1997) perencanaan strategis adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian dan sumberdaya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk dan menyempurnakan usaha serta produk perusahaan sehingga memenuhi target laba pertumbuhan. Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci, yaitu:

(10)

2. Perusahaan mengevaluasi setiap unit usaha secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian perusahaan dalam pasar tersebut.

3. Perusahaan harus mengembangkan suatu rencana permainan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan menentukan strategi apa yang paling sesuai dari sudut pandang posisi industri dan tujuan, peluang, keahlian, dan sumberdayanya.

Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Analisis internal mengidentifikasi kekuatan dan kelemahaan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan. Kekuatan perusahaan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan. Kelemahan perusahaan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor internal perusahaan adalah faktor manajemen, faktor pemasaran dan distribusi, faktor keuangan dan akuntasi, faktor produksi, faktor penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi (David, 2006).

(11)

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Luas dan Topografi Daerah

Desa Tanjung Rejo terletak di kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 3086 Ha, jumlah penduduk sebanyak 9438 jiwa dan terdiri atas 13 dusun. Daerah ini berada di ketinggian 0,5 m dari permukaan laut, bentuk topografi yaitu berupa dataran rendah . Suhu udara rata-rata 35oC dan curah hujan sebesar 2000 mm/tahun (Data Monografi Desa Tanjung Rejo, 2012).

Desa Tanjung Rejo dari Kota Medan berjarak ±65 Km dengan pejalanan menggunakan kendaraan bermotor selama ± 2 jam. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa desa tersebut sudah tergolong cepat menerima informasi dari luar daerah yang akan berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan desa. Adapun batas-batas desa penelitian berdasarkan Monografi Desa Tanjung Tanjung Rejo (2012) adalah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka 2. Sebelah timur berbatasan dengan PTPN II Saentis 3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Percut

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Selamat

Kependudukan

(12)

Tabel 1. Data Jumlah Penduduk Desa Tanjung Rejo 2012

Sumber : Monografi Desa Tanjung Rejo Tahun 2012

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat di Dusun XI ( Dusun Paluh Merbau) yaitu sebanyak 1809 jiwa (19,16 %) yang terdiri atas 432 kepala keluarga. Jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di dusun XIII yaitu 109 jiwa (1,15%) terdiri dari 25 kepala keluarga.

Agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Desa Tanjung Rejo adalah Islam sebanyak 8.987 jiwa (95,22%), kemudian agama Katolik sebanyak 351 jiwa (3,71%) dan Agama Protestan 80 jiwa (0,84%).

Mata Pencaharian

(13)

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2012

Sumber : Monografi Desa Tanjung Rejo Tahun 2012

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa mata pencaharian terbesar penduduk desa tanjung rejo sebagai petani sebanyak 2191 jiwa yaitu 67,8%. Sumber daya yang tersedia dari alam dan manusia paling potensial adalah sektor pertanian.

Sarana dan Prasarana Umum

Sarana dan prasarana desa akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju pertumbuhan desa tersebut.

Tabel 3. Sarana dan Prasarana di Desa Tanjung Rejo Tahun 2001

No Uraian Jumlah (Unit)

(14)

Gambar

Tabel 1. Data Jumlah Penduduk Desa Tanjung Rejo 2012
Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

Selain itu hal lain yang dapat disarankan yaitu perlu pengamatan tingkat kesukaan panelis terhadap irisan bit sebelum uji organoleptik dilakukan serta koefisien

Lamanya benih hidup tergantung pada RH dan suhu ruang simpan, jenis benih dan kondisi benih sebelum disimpan. • Ruang simpan dingin dan kering 

Akan tetapi apabila ada yang memakai kain sampai melebihi kaki atau menyentuh tanah, lantai dan sebagainya, itu jelas dilarang menurut hadis tersebut karena sombong namun

Naskah Tengul karya Arifin C. Noer tidak memberikan penjelasan tentang usia dari tokoh Korep. Akan tetapi, dari jalinan cerita.. menunjukkan usianya adalah separuh

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh komposisi beeswax dan carnauba wax sebagai basis lipstik dalam menentukan kekerasan dan daya lekat sediaan

Strategi 1 : Mengintegrasikan pengaturan dan pengawasan lembaga keuangan. Tujuannya adalah untuk mengurangi dan menghilangkan duplikasi serta pengaturan yang

Berdasarkan uraian di tinggi penulis tertarik untuk menuangkan penelitian tindakan kelas yang dituangkan dalam laporan dengan judul Penggunaan Model Circle