• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Snowball Throwing Berbantuan Media Konkret pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari ecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester I Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Snowball Throwing Berbantuan Media Konkret pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari ecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester I Tahun"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Mangunsari 02 khususnya di kelas IV Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Selama penelitian berlangsung dari bulan september sampai desember peneliti melakukan tindakan di kelas IV. Siswa kelas IV berjumlah 29 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Siswa yang sekolah di SD Negeri Mangunsari 02 beralamat di sekitar Kelurahan Mangunsari. Tempat tinggal siswa berada di wilayah perkampungan. Hasil wawancara dengan guru kelas IV dan Kepala Sekolah SD Negeri Mangunsari 02 dijelaskan bahawa kondisi sosial ekomomi orang tua siswa tergolong katagori sedang. Orang tua siswa sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik, hanya beberapa persen siswa yang orang tuanya memiliki profesi yang tetap. Sehingga banyak yang kurang mendapatkan perhatian khusus dari orang tua mengenai prestasi disekolahnya, dikarenakan kedua orang tuanya banyak yang bekerja dari pagi sampai sore hari. SD Negeri Mangunsari 02 merupakan SD yang menekankan siswanya untuk menanamkan budi pekerti yang meliputi kesopanan, kedisiplinan dan kejujuran. Sehingga tertanam di siswa di SD Mangunsari 02 dalam aktifitas disekolah sifat dan tingkah laku yang baik seperti yang ditanamkan oleh bapak ibu guru.

4.2Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Pra Siklus

(2)

50

Sidomukti Kota Salatiga, dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Didapatkan nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 seperti berikut.

Tabel 4.1

Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Pra Siklus Materi Perubahan Wujud dan Sifat Benda (KKM) 65

Jumlah siswa

Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar

Tuntas Tidak

Tuntas

Maksimal Minimal

23 6 17 80 45

Tabel 4.1 menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian atau pra siklus dalam mata pelajaran IPA pada materi perubahan wujud dan sifat benda dengan KKM 65 dengan jumlah siswa 23, ketuntasan siswa hanya mencapai 36,1 % atau 6 siswa, sedangkan ketidak tuntas mencapai 73,9% atau 17 siswa. Pada materi pembelajaran ini nilai tertinggi 80 dan terendah 45. Lebih rincinya pencapaian hasil belajar siswa akan disediakan dalam bentuk tabel yang menggunakan rentang nilai dari hasil belajar siswa.

(3)

51 Tabel 4.2

Rentang Hasil Belajar IPA Pra Siklus

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. ≤ 65 17 73,9 %

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV pada tahap prasiklus memiliki kecenderungan nilai maksimal mencapai interval 86-95, yaitu sebanyak 2 siswa dari 23 siswa. Sedangkan pada interval skor

terendah ≤ 30 frekuensinnya 17. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

gambar 4.1 di bawah ini.

(4)

52 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Gambar 4.1 diagram batang hasil belajar IPA pra siklus, dapat dijadikan dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Selain itu, sejumlah informasi penyebab rendahnya hasil belajar siswa perlu digali dari guru kelas IV berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa dalam mengikuti pelajaran, siswa cenderung kurang aktif, kurang fasilitas media belajar, dan kurang memperhatikan guru waktu menyampaikan materi. Hal yang dialami oleh siswa disebabkan pembelajaran yang dilakukan guru kurang berfariatif, dan kurang memfasilitasi siswa untuk berfikir secara kritis, dikarenakan penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan mata pelajaran IPA dan tidak dilengkapi dengan media. Sehingga memerlukan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPA dan dilengkapi dengan media, yang memberikan konsep kepada siswa untuk berfikir kritis, agar tidak membosankan dan siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran lebih optimal segingga materi yang disampaikan bisa dipahami dan diterapkan oleh siswa.

Solusi untuk mengatasi ketidak tuntasan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

berbantuan media konkret, yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

4.2.2Pelaksanaan Siklus I

(5)

53

yang akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dengan rincian sebagai berikut :

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus I diawali dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu. Kompetensi dasar setiap siklus terdiri dari empat indikator untuk dua pertemuan. Pertemuan pertama menjelaskan pengertian dan sifat-sifat benda cair, padat dan gas. Sedangkan untuk pertemuan kedua menyebutkan contoh dan membuktikan atau mempraktikkan sifat-sifat benda cair padat dan gas.

Indikator yang telah dijabarkan, peneliti dapat menentukan metode pembelajaran, media yang akan digunakan, menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan penilaian hasil belajar siswa.

Kelengkapan observasi pada setiap pertemuan yang harus ada adalah lembar observasi kinerja pengajar, dan lembar pengamatan siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

berbantuan media konkret. Observer dalam setiap pertemuan dilakukan oleh guru kelas IV dan peneliti berperan sebagai pengajar.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

(6)

54

wujud benda dan sifatnya dengan indikator menjelaskan pengertian benda cair, padat dan gas dan menjelaskan sifat-sifat benda cair padat dan gas.

1) Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam dan mempersiapkan kondisi fisik maupun psikis siswa. Selanjutnya guru melakukn apresepsi dengan

menanyakan “apakah perbedaan air dan batu?”dan dilanjutkan dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan pengertian benda cair, padat dan gas.Guru menunjukan macam-macam benda cair, padat dan menjelaskan sifat-sifat dari benda tersebut. Siswa diminta menganaliisis dan memilah benda konkret yang ditunjukan oleh guru sesuai jenisnya.Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok hetrogen yang terdiri dari empat siswa.Guru membagikan materi kepada setiap kelompok dengan tema yang berbeda-beda.Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk membuat soal berkaitan dengan tema yang didapatkan.Soal dimasukan kedalam ke dalam bola snowball untuk dilempar ke kelompok lain. Setiap kelompok menjawab soal yang didaptkan dari kelompok lain. Guru membantu siswa untuk menganalisis jawaban setiap kelompok. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru memberikan kesimpulan dengan melibatkan siswa. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pelajaran siswa bersama guru merangkum pelajaran yang telah dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar.

Pertemuan II

(7)

55

pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball

Throwing. Materi pokok wujud benda dan sifatnya dengan indikator

menyebutkan contoh benda cair, padat dan gas dan membuktikan sifat-sifat benda cair, padat dan gas.

1) Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam kepada siswa. Guru menyipakan siswa secara fisik maupun psikis. Guru memberikan motivasi kepada siswa.Guru memberikan apresepsi dengan mengkaitkan materi sebelumnya (menunjukan

beberapa benda didalam kelas)“ ini termasuk benda apa ya anak-anak?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan contoh-contoh benda cair, padat dan gas. Guru menunjukan dengan benda konkret contoh-contoh dari benda cair, padat dan gas. Siswa diminta menganaliisis dan memilah benda konkret berdasarkan jenisnya. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok hetrogen yang terdiri dari empat siswa. Guru membagikan materi kepada setiap kelompok dengan tema yang berbeda-beda. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk membuat soal berkaitan dengan tema yang didapatkan. Soal dimasukan kedalam bola

snowball untuk dilempar ke kelompok lain. Setiap kelompok menjawab soal yang didaptkan dari kelompok lain. Guru membantu siswa untuk menganalisis jawaban setiap kelompok. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.Guru memberikan soal evaluasi. Guru memberikan kesimpulan dengan melibatkan siswa.

3) Kegiatan Akhir

(8)

56 c. Pengamatan/Observasi

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 yang disebut observer, sedangkan peneliti sebagai pengajar. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

berbantuan media konkret oleh pengajar ataupun oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Dari hasil pengamatan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Siklus I oleh pengajar dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Pengamatan Aktivitas Pengajar dalam Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret Siswa IPA Kelas

IV Siklus I

No Kreatifitas Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

1

Skor rata-rata penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing oleh pengajar

3, 47 3, 63

2 Total skor 3, 65

(9)

57

pengajar sudah baik karena sudah melebihi rata-rata indikator rentan nilai 3,2. Terlihat peningkatan terhadap penerapan model pembelajaran snowball

throwing, pada pertemuan pertama mencapai skor 3,47 dan pertemuan kedua

meningkat menjadi 3,63 sehingga mencapai total skor 3,65. Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret pada mata pelajaran IPA oleh siswa diperoleh data skor sebagai berikut.

Tabel 4.4

Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Snowball Throwing berbantuan media konkret IPA

Kelas IV Siklus I

No Kreatifitas Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

1

Skor rata-rata penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing oleh siswa

3,57 3,68

2 Total skor 3,625

Tabel 4.4, disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II penerapan model pembelajaran Snowball Throwing oleh siswa sudah mencapai kategori baik karena sudah mencapai rentan indikator yang sudah ditentukan yaitu 3,2. Pada pertemuan pertama meccapai skor 3,57 dan pertemuan kedua meningkat menjadi 3,68, sehingga mencapai hasil akhir dengan yotal skor 3,625.

(10)

58 Tabel 4.5

Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus I Materi wujud benda dan sifatnya (KKM ≤ 65)

Jumlah siswa

Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar Tuntas Tidak Tuntas Maksimal Minimal

23 15 8 80 45

Tabel 4.5 diketahui, setelah dilakukan tindakan pada siklus I pembelajaran dengan menggunakan Snowball Throwing berbantuan media konkret siswa yang tidak tuntas yaitu mendapat nilai di bawah KKM dari jumlah siswa 23 orang yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa dan siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa, dengan nilai maksimal 80 dan nilai minimal 45. Agar lebih jelas, peneliti akan menyajikan data dalam bentuk tabel rentang nilai hasil belajar siswa.

Rentang nilai hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga pada siklus I dalam daftar atau tabel sebagai berikut.

Tabel 4.6

Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus I KKM IPA Kelas IV adalah ≤ 65

Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Ketuntasan

(11)

59

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil belajar siklus I siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 yang berjumlah 23 siswa ada 15 siswa yang tuntas dari KKM dan 8 siswa belum tuntas dari KKM. Persentase siswa yang tuntas 65,22 siswa dan yang tidak tuntas 34,78 %. Nilai rata-rata yang didapatkan pada siklus 1 adalah 70,86.

Gambar 4.2

Diagram Batang Hasil Belajar Siswa IPA Kelas IV Siklus I

(12)

60

1. Penerapan model pembelajaran tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru dan siswa.

Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model pembelajaran tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru dan siswa pada siklus I pertemuan I dan II sudah meningkat dari sebelum diberikan tindakan, namun masih perlu ditingkatkan lagi jumlah ketuntasan siswa dikarenakan belum memenuhi target yang sudah ditentukan yaitu 90 % siswa tuntas dari nilai KKM 65 yang sudah ditentukan.

2. Hasil belajar siswa

Evaluasi hasil tes yang diperoleh di siklus I pada pertemuan pertemuan I dan II menunjukkan peningkatan dari hasil belajar pra siklus. Terlihat persentase jumlah siswa yang lulus KKM meningkat dari 26,1 % menjadi 65,22 %. Rata-rata kelas meningkat menjadi 70,86.

e. Tindak lanjut

Berdasarkan hasil observasi, disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru sudah bisa meningkatkan ari hasil belajar sebelumnya, namun perlu ditingkatkan karena belum mencapai target ketuntasan 90 % yang sudah ditentuka. Untuk meningkatkan hasil belajar pada siklus II penggunaan media konkret lebih dilengkapi dan meningkatkan penerapan model pembelajaran

snowball throwing dari sebelumnya.

4.2.3Pelaksanaan Siklus II

Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi, kemudian diperoleh data dari siklus I mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball Throwing berbantuan media konkret dan hasil belajar siswa, maka peneliti melanjutkan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus II.

(13)

61

Tahap perencanaan siklus II diawali dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair  padat cair;cair gascair;padatgas. Yang terdiri dari empat indikator yang berbeda dalam pertemuan I dengan pertemuan II. Untuk pertemuan I pada Siklus II dengan materi perubahan wujud karena pemanasan dan pendiginan dan contoh perubahan wujudnya Pertemuan II matrinya adalah penyebutan istilah dari perubahan wujud zat dan membuktikan berbagai macam perubahan wujud zat.

Indikator peneliti ini terlebih dulu dijabarkan sesuai SK dan KD, sebagai dasar menentukan metode pembelajaran, media yang akan digunakan, menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan penilaian hasil belajar siswa. Kelengkapan observasi pada setiap pertemuan yang harus ada adalah lembar observasi kinerja pengajar, dan lembar pengamatan siswa dalam menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing

berbantuan media konkret. Observer dalam setiap pertemuan dilakukan oleh guru kelas IV dan peneliti berperan sebagai pengajar.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa, 16 november 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran), mulai pukul 7.00 hingga 8.00. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar dikelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret. Materi pokok perubahan wujud karena pemanasan dan pendinginan beserta contoh dari perubagan wujud.

(14)

62

Guru mengucapkan salam kepada siswa.Guru menyipakan siswa secara fisik maupun psikis.Guru memberikan motivasi kepada siswa.Guru memberikan

apresepsi dengamenunjukan (blueband dalam sendok jika dipanaskan) “apa yang terjadi apabila sendok ini dipanaskan?”. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

2) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan penngertian dari pemanasan dan pendinginan. Guru menjelaskan istilah perubahan wujud melalui pemanasan dan pendinginan Guru memberikan lirik lagu untuk dinyanyikan bersama berhubungan dengan perubahan wujud benda. Guru mempraktikan dengan media konkret contoh perubahan wujud dengan pemanasan dan pendinginan. Siswa mempraktikan perubahan wujud dengan media konkret yang disediakan oleh guru. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok hetrogen yang terdiri dari empat siswa. Guru membagikan materi kepada setiap kelompok dengan tema yang berbeda-beda. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk membuat soal berkaitan dengan tema yang didapatkan. Soal dimasukan kedalam ke dalam bola snowball untuk dilempar ke kelompok lain. Setiap kelompok menjawab soal yang didaptkan dari kelompok lain. Guru membantu siswa untuk menganalisis jawaban setiap kelompok. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru menanyakan kepada siswa tentang materi apa yang belum difahami. Guru memberikan kesimpulan dengan melibatkan siswa.

3) Kegiatan Akhir

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Memberi motivasi belajar pada semua siswa.

Menutup pembelajaran dengan doa .

(15)

63

Pertemuan II dilaksanakan pada hari rabu 17 november 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran), pukul 09.30 hingga 10.45 .Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar dikelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret. Materi pokok mempraktikan berbagai macam perubahan wujud benda dan menyebutkan istilah dalam perubahan wujud zat..

1) Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam kepada siswa. Guru menyipakan siswa secara fisik maupun psikis. Guru memberikan motivasi kepada siswa. Guru memberikan

apresepsi dengan mengkaitkan materi sebelumnya “menyanyikan lagu

perubahan wujud benda”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Guru memberikan contoh perubahan wujud benda. Guru menjelaskan cara melakukan praktikum berbagai perubahan wujud benda. Siswa melakukan pratikum berdasarkan materi difasilitasi dengan media konkret. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok hetrogen yang terdiri dari empat siswa.

Guru membagikan materi kepada setiap kelompok dengan tema yang berbeda-beda. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk membuat soal berkaitan dengan tema yang didapatkan.

(16)

64

3) Kegiatan Akhir

Guru memberi motivasi belajar pada semua siswa. Guru meminta salah satu siswa menutup pembelajaran dengan doa.

c. Pengamatan/Observasi

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 yang disebut observer, sedangkan peneliti sebagai pengajar. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

berbantuan media konkret oleh pengajar ataupun oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Dari hasil pengamatan pada pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret Siklus II oleh pengajar dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Pengamatan Aktivitas Pengajar dalam Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret Siswa IPA Kelas

IV Siklus II

No Kreatifitas Siklus I1

Pertemuan I Pertemuan II

1

Skor rata-rata penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball

(17)

65 Throwingberbantuan media

konkret oleh pengajar

2 Total skor 3,73

Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II penerapan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh pengajar pada pertemuan pertama dan kedua sama yaitu menempati nilai 3,73.

Tabel 4.8

Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret IPA Kelas IV

Siklus II

No Kreatifitas Siklus II

Pertemuan I Pertemuan II

1

Skor rata-rata penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation oleh siswa

3,78 3,84

2 Total skor 3,81

Tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II penerapan model pembelajaran Snowball Throwing) oleh siswa pertemuan pertama mencapai 3,78 dan yang kedua mencapai 3,84. Sehingga berdasarkan pengamatan terlihat ada peningkatan.

(18)

66 Tabel 4.9

Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus II Materi Perubahan Wujud Benda (KKM ≤ 65)

Jumlah siswa

Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar Tuntas Tidak Tuntas Maksimal Minimal

23 21 2 91,30 60,8

Tabel 4.9 diketahui, pada siklus II pembelajaran dengan menggunakan

Snowball Throwing berbantuan media konkret meningkat dari siklus

sebelumnya. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya dari nilai KKM yang sudah ditentukan adalah 21 siswa dan 2 siswa belum tuntas mencapai hasil belajarnya. Nilai hasil belajar maksimal 91,30 dan nilai minimalnya menjadi 60,8.

Maka disajikan rentang nilai hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga pada siklus II dalam daftar atau tabel sebagai berikut.

Tabel 4.10

Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus II

KKM IPA Kelas IV adalah ≤ 65

Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Ketuntasan

≤65 2 8,70 % Tidak tuntas

66 – 75 4 17,40 % Tuntas

76 – 85 11 47,82 % Tuntas

86 – 95 5 21,73 % Tuntas

(19)

67

Siswa tuntas 21 91,30 %

Siswa tidak tuntas 2 8,70 %

Nilai rata-rata 79,33

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siklus II siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 dari 23 siswa meningkat dari siklus sebelumnya dan sudah melebihi target yang sudah ditentukan bahwa pencapaian ketuntasan mencapai ≥ 90 %. Terlihat dari tabel diatas siswa yang tuntas hasil belajarnya mencapai 91,30% dan nilai tertinggi meningkat menjadi 95,65. Banyak siswa yang sudah tuntas hasil belajarnya.

Gambar 4.3

(20)

68 d. Refleksi

1. Penerapan model pembelajaran tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru dan siswa

Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model pembelajaran tipe

Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru dan siswa pada siklus II pertemuan I dan II, diperoleh hasil baik. Terlhat hasil belajar yang semakin meningkat dari siklus I ke siklus II, selain itu persentase siswa yang tuntas hasil belajar dan nilai rata-rata kelas semakin meningkat

2. Hasil belajar siswa

Berdasarkan evaluasi hasil tes yang diperoleh di siklus II pada pertemuan pertemuan II menunjukkan peningkatan, terbukti nilai dan ketuntasan siswa meningkat dari hasil belajar pra siklus dan siklus 1.

e. Tindak lanjut

Dilihat dari hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru sudah baik dan perlu ditigkatkan kembali penggunaan model dan media konkretnya.

4.3Hasil Analisis Data

(21)

69 Tabel 4.11

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Indikator Hasil Belajar

Hasil Belajar siswa Keterangan Pra

Berdasarkan perbandingan hasil belajar berkaitan nilai, presentase, dan jumlah siswa dalam pada Tabel 4.11, diketahui bahwa hasil nilai rata-rata

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

(22)

70

Tabel 4.12, hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II, terlihat bahwa

Gambar 4.4

Diagram Batang Perolehan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 4.4Pembahasan

Berdasarkan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas IV mata pelajaran IPA SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga peneliti menerapkan beberapa strategi baru dalam meningkatkan hasil belajar. Dilihat dari hasil belajar pra siklus banyak siswa yang belum tuntas dari nilai KKM sehingga peneliti menerapkan model pembelajaran baru dan media belajar yang baru. Model yang digunakan atau diterapkan adalah model pembelajaran tipe Snowball Throwing dan media belajar benda konkret. Tujuan diterapkanya model ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar. Pada siklus I pembelajaran berlangsung dua kali dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media konkret. Pelaksanaan 0

pra siklus siklus I siklus II

(23)

71

dengan model ini berlangsung dengan baik, siswa terlihat lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar karena siswa dituntut untuk dapat menjawab soal yang diberikan oleh teman dari kelompok lain. Penggunaan media konkret dapat memfasilitasi dan sanggat berperan penting dalam materi IPA karena siswa dapat melihat secara nyata penerapan dari materi yang di ajarkan. Hasil belajar pada siklus I ini meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus, dikarenakan penggunaan model dan media yang baru yang lebih menyenangkan bagi siswa. Peningkatan hasil belajar pada siklus satu belum maksimal dan memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga perlu dilaksanakan siklus II. Siklus II masih menggunakan model dan media yang sama yaitu model Snowball Throwing berbantuan media konkret, namun untuk lebih meningkatkan kembali hasil belajarnya karena dengan model dan media yang sama, penggunaan contoh dari media konkretnya lebih diperbanyak supaya siswa lebih memahami materi dan ketuntasan hasil belajar meningkat. Penggulangan model yang diterapkan Snowball Thrownig

membuat siswa lebih antusias dan lebih mendalami. Dari diterapkannya media konkret yang lebih banyak dari siklus sebelumnya terlihat siswa lebih mudah memahami materi. Sehingga hasil belajar meningkat melebihi kriteria yang sudah ditentukan. Dari tindakan yang sudah dilakukan dari siklus I dan II terlihat adanya peningkatan hasil belajar dari diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret. Karena terbukti adanya peningkatan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

4.5Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya

Peneliti membandingkan hasil penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Pembanding yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan oleh Aruta Sema (2014). Aruta Sema menerapkan model

(24)

72

watu agung 01. Hasil ketuntasan yang didapat adalah 85% dari batasan nilai KKM. Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih tinggi karena mencapai ketuntasan 91,3 % dari batasan nilai KKM yang sama. Perbandingannya dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Pelaksanaan Batas Pencapaian Hasil 1.Penelitian

sebelumnya 2. Penelitian

Sekarang

85%

90%

85%

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV pada
Gambar 4.1 diagram batang hasil belajar IPA pra siklus, dapat
tabel 4.3 berikut ini.
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA PADA HUBUNGAN ANTARA PRESTASI KERJA DAN KOMPENSASI Studi Kasus : Karyawan Bagian Tata Usaha Kantor PG.. Gondang

Dengan demikan, sistem inferensi fuzzy TSK yang diterapkan dalam desain pengendalian gerak robot ini efektif dalam mengatur pergerakan robot sesuai dengan jarak

Bagaimana langkah yang harus dilakukan dalam melakukan visual inspection terhadap komponen piston7. Bagaimana cara mengambil data dalam melakukan visual inspection

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “Pengaruh Adversity Quotient Terhadap Resistance to Organizational Change” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

Terkait dengan peralihan kewenangan penerbitan izin pertambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan dalam wilayah pertambangan

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah segmentasi baris pada citra yang telah dirotasi memiliki kesesuaian yang tepat dengan jumlah baris citra dokumen dan

Praktikum kali ini adalah Penentuan Titik Beku larutan yang mempunyai tujuan untuk menghitung tetapan penurunan titik beku molal pelarut serta menghitung

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan