• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas 5 SDN Ngampon T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas 5 SDN Ngampon T1 BAB IV"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

42 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SDN Ngampon yang beralamatkan di Desa

Ngampon, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Guru dan staff di SDN

Ngampon berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1

guru olahraga, 1 guru agama Islam dan 1 penjaga sekolah.

SDN Ngampon memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru sekaligus sebagai

ruang kepala sekolah, 1 ruang tamu, 1 musholla, 1 perpustakaan, 4 buah kamar

kecil untuk siswa dan guru, dan mempunyai 2 halaman luas yang terdapat di

depan dan di belakang sekolah. Saat ini jumlah keseluruhan siswa yang ada di

SDN Ngampon adalah 124 siswa.

Penelitian ini dilakukan pada semester II pada tahun pelajaran 2017 / 2018.

Subjek penelitian adalah kelas 5 yang berjumlah 27 orang yang terdiri dari 13

siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Peneliti sebelumnya melakukan

observasi untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA dan diskusi

dengan guru kelas ditemukan beberapa permasalahan yaitu di dalam mengajar

guru masih menggunakan model konvensional, guru kurang memanfaatkan media

yang sesuai dengan materi pelajaran dan hanya bergantung pada buku teks dan

buku pegangan guru, siswa kurang aktif saat kegiatan diskusi dan kurang antusias

saat guru mengajukan pertanyaan, siswa berbicara dengan teman sebangku saat

guru mejelaskan di depan, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru,

siswa mudah bosan dan jenuh saat mengikuti pembelajaran.

Permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minumal (KKM) yang telah ditetapkan di

SDN Ngampon yaitu ≥70. Hal ini dapat dilihat dari dokumentasi yang diperoleh dari guru kelas pada nilai ulangan harian IPA semester II tahun pelajaran 2017 /

(2)

36-37), data yang disederhanakan dalam Tabel distribusi frekuensi dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Range = Max – Min = (88-44) = 44

Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 27

= 1 + 4,7235

= 5,7235 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

Interval = ����� �����

= 44 6 = 7

Data hasil belajar IPA kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Ngampon Pada Kondisi Awal

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. 40-46 2 7,40

2. 47-53 2 7,40

3. 54-60 1 3,70

4. 61-67 2 7,40

5. 68-74 11 40,75

6. 75-81 5 18,53

7. 82-88 4 14,82

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 4.1 hasil belajar nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa

kelas 5 SDN Ngampon dapat dikatakan masih rendah, hal ini dapat dilihat

banyaknya siswa yang belum tuntas karena belum mencapai KKM yang

ditentukan yaitu 70. Dari tabel 4.1 dapat diketahui perolehan nilai siswa pada

rentang 40-46 sejumlah 2 siswa dengan persentase 7,40% dari jumlah

keseluruhan, siswa yang mendapat rentang nilai 47-53 sejumlah 2 siswa dengan

(3)

54-60 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,70% dari jumlah keseluruhan, siswa

yang mendapat rentang nilai 61-67 sejumlah 2 siswa dengan persentase 7,40%

dari jumlah keseluruhan, siswa yang mendapat rentang nilai 68-74 sejumlah 11

siswa dengan persentase 40,75% dari jumlah keseluruhan, siswa yang mendapat

rentang nilai 75-81 sejumlah 5 siswa dengan persentase 18,53% dari jumlah

keseluruhan keseluruhan dan siswa yang mendapat rentang nilai 82-88 sejumlah 4

siswa dengan persentase 14,82% dari jumlah keselutruhan. Dari daftar nilai pada

kondisi awal nilai tertinggi adalah 88 sedangkan nilai terendah adalah 44. Hasil

belajar siswa kelas 5 SDN Ngampon pada kondisi awal dapat dilihat pada

lampiran 1. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan melalui diagram sebagai

berikut:

Diagram 4.1

Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada Kondisi Awal

Berdasarkan KKM yang telah di tentukan pada mata pelajaran IPA yaitu ≥70 data hasil perolehan nilai pada kondisi awal dapat disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:

0 2 4 6 8 10 12

40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88

Ju

m

la

h

S

is

w

a

(4)

Tabel 4.2

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pada Kondisi Awal

No Ketuntasan Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 13 48

2 Belum Tuntas < 70 14 52

Jumlah 27 100

Rata-rata 69

Nilai tertinggi 88

Nilai Terendah 44

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas KKM dalam

mata pelajaran IPA berjumlah 14 siswa dengan persentase 52% dari total

keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang tuntas sesuai KKM berjumlah 13 siswa

dengan persentase 48% dari total ketseluruhan siswa. Berdasarkan hasil tabel 4.2

dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.2

Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Ngampon Pada Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai

ulangan harian materi sebelum melakukan penelitian, maka perlu dilakukan Tuntas

Belum Tuntas 52%

(5)

perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan

siklus II.

4.1.2 Deskripsi Tindakan Siklus I 4.1.2.1Tahap Perencanaan

a. Pertemuan Pertama

Pada tahapan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung

pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

menggunakan model PBL pada Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat

cahaya. RPP disusun dengan masukan-masukan dari dosen pembimbing yang

meliputi langkah-langkah pembelajaran menggunakan model PBL. Guru kelas 5

sebagai guru kolaborator juga memberikan masukan mengenai indikator dan

materi yang akan diajarkan. Adapun indikator yang dipakai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut: (1) menyebutkan sumber-sumber cahaya dilingkungan

sekitar, (2) menjelaskan sifat-sifat cahaya, (3) mendiskripsikan sifat-sifat cahaya

dapat merambat lurus, (4) menunjukkan perbedaan benda yang dapat ditembus

oleh cahaya dan benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya.

Peneliti juga menyiapkan materi dan media yang digunakan dalam proses

pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Selanjutnya peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar observasi guru, lembar

observasi siswa, serta penghargaan. Setelah itu peneliti dan guru kolaborator

menentukan waktu pelaksanaan penelitian tindakan pertemuan pertama siklus I

yaitu pada hari Selasa tanggal 11 April 2017 pukul 07.00-08.10.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua peneliti juga menyusun RPP menggunakan model

pembelajaran PBL pada Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya

dengan materi pelajaran lanjutan dari pertemuan pertama. Indikator pada

pertemuan kedua ini adalah menjelaskan pemantulan cahaya dalam kehidupan

sehari-hari. RPP juga disusun dengan masukan dosen pembimbing dan guru kelas

(6)

Setelah menyusun RPP peneliti juga menyiapkan media yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyiapkan daftar

presensi siswa, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa pada saat

pelaksanaan model pembelajaran PBL. Peneliti juga menetukan waktu

pelaksanaan penelitian tindakan pertemuan kedua yaitu pada hari Rabu tanggal 12

April 2017 pukul 07.00-08.10.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga peneliti mempersiapkan lembar soal evaluasi dan

lembar jawaban yang akan dikerjakan pada akhir pertemuan yaitu pertemuan

ketiga untuk mengukur hasil belajar siswa. Pembuatan soal evaluasi sesuai dengan

indikator-indikator yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Selain itu

juga mempersiapkan daftar presensi siswa, lembar observasi guru dan lembar

observasi siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL dan menentukan

waktu pelaksanaan penelitian tindakan pertemuan ketiga yaitu pada hari Kamis

tanggal 13 April 2017 pukul 09.00-09.35.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pertemuan pertama siklus I dilakukan pada hari Selasa tanggal

11 April 2017 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik

Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran

dibagi dalam tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Sebelum pembelajaran di mulai peneliti menyiapkan ruang kelas agar siswa

lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran menggunakan model PBL, alat dan

bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Setelah itu guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, guru mengecek

kehadiran siswa dan meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis dan buku

pelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan

mengajak siswa untuk menebak apa yang akan terjadi jika suatu tempat tersinari

(7)

mematikan lampu yang berada diruangan kelas?” Semua siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru sehingga membuat suasana di kelas menjadi

gaduh dan kurang kondusif. Untuk mengatasinya guru meminta siswa untuk

mengangkat tangan jika siswa akan mengemukakan pendapatnya secara bergantian. Seorang siswa menjawab” akan gelap bu jika lampu ruangan dimatikan”. Nah hari ini kita akan belajar tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap

elaborasi dan tahap konfirmasi. Di tahap eksplorasi guru mengajukan pertanyaan

kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal “ anak-anak benda apa saja yang bisa mengeluarkan sinar cahaya?” semua siswa menjawab dengan antusias dan menimbulkan keramaian, lalu guru menunjuk seorang siswa untuk menjawab “sinar matahari bu,” iya apalagi selain itu “lampu, senter bu” nah kalian kan sudah tahu benda yang bisa mengeluarkan sinar cahaya, berarti yang termasuk sumber

cahaya adalah mathari, lampu, senter dan sebagainya.

Pada tahap elaborasi guru menjelaskan pokok-pokok materi yaitu tentang

cahaya dan sifat-sifat cahaya. Setelah itu guru dan siswa melakukan tanya jawab

tentang materi yang telah dipelajari. Guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok

yang masing-masing siswa beranggotakan 5-6 siswa dengan cara berhitung.

Kemudian guru meminta siswa untuk duduk secara berkelompok. Guru

membagikan lembar kerja dan media alat peraga pada masing-masing kelompok.

Setiap kelompok mendapatkan dua lembar kerja yang harus didiskusikan dengan

anggota kelompoknya. Guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah

sesuai dengan soal yang sudah dibagikan. Guru membimbing siswa melakukan

percobaan untuk membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus dan

pembuktian bahwa cahaya dapat menembus benda bening, dengan cara mengikuti

langkah-langkah yang sudah ada di lembar kerja. Dalam kegiatan ini beberapa

siswa masih gaduh dan memainkan alat-alat yang seharusnya digunakan untuk

melakukan percobaan. Setelah semua kegiatan selesai masing-masing kelompok

mencatat hasil diskusi dan membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah

(8)

Pada tahap konfirmasi guru meminta perwakilan kelompok untuk maju

kedepan mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan kelompok yang lain

menanggapi hasil yang telah dibacakan di depan kelas. Guru memberikan

penegasan mana materi yang sudah benar jawabannya dan yang belum tepat.

Pada kegiatan penutup guru menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran hari ini “bagaimana pelajaran hari ini anak-anak? Apakah menyenangkah atau tidak?” lalu siswa menjawab “menyenangkan Bu”. Siswa dengan bantuan guru membuat kesimpulan pada kegiatan hari ini. Guru

memberikan tindak lanjut yaitu tugas rumah pada siswa dan meminta siswa untuk

mempelajari materi pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan salam dan mempersilahkan anak-anak untuk istirahat.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12

April 2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik

Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran

dibagi dalam tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Sebelum pembelajaran di mulai peneliti menyiapkan ruang kelas agar siswa

lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran menggunakan model PBL, alat dan

bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Setelah itu guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, guru mengecek

kehadiran siswa dan meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis dan buku

pelajaran yang akan digunakan. Setelah itu, guru memotivasi siswa untuk

memperhatikan pelajaran yang akan dipelajari hari ini. Selanjutnya guru

melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa apa yang dipelajari pada pertemuan kemarin. Guru memberikan pertanyaan lanjutan “anak-anak bagaimana jika cahaya senter ibu arahkan ke kertas, apa yang terjadi?” kemudian siswa menjawab “tidak memantul bu”. Nah kita hari ini akan belajar mengenai sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

(9)

Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap

elaborasi dan tahap konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal “nah tadi kan kita suda tahu kalau cahaya senter jika di arahkan ke kertas tidak dapat memantul, coba sekarang kalau cahaya senter diarahkan ke cermin, apa yang terjadi?” selanjutnya guru memberikan pertanyaan lanjutan “bagaimana jika Ibu bercermin di cermin datar? Apa yang terjadi?” siswa terlihat semangat mengikuti pelajaran hari ini dengan antusias cepat-cepat ingin menjawab. Tetapi, Ibu guru meminta

untuk tenang dan untuk memjawab pertanyaan tadi guru mengajak siswa untuk

melakukan kegiatan percobaan.

Pada tahap elaborasi guru mengajak siswa untuk belajar secara kelompok.

Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok

beranggotakan 5-6 siswa. Siswa diminta untuk duduk sesuai kelompoknya.

Setelah itu guru membagikan media alat yang digunakan dan lembar kerja yang

didiskusikan dengan kelompoknya. Guru membimbing siswa untuk memecahkan

masalah. Guru membimbing siswa melakukan percobaan, dengan cara mengikuti

langkah-langkah yang sudah ada di lembar kerja. Dalam kegiatan ini beberapa

siswa masih gaduh dan memainkan alat-alat yang seharusnya digunakan untuk

melakukan percobaan. Setelah semua kegiatan selesai masing-masing kelompok

mencatat hasil diskusi dan membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah

dilakukan.

Pada tahap konfirmasi guru meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas, sedangkan kelompok yang

lain menanggapi hasil yang telah dibacakan di depan kelas. Guru memberikan

penegasan mana materi yang sudah benar jawabannya dan yang belum tepat.

(10)

pelajaran dengan mengucapkan salam dan mempersilahkan anak-anak untuk

istirahat.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13

April 2017 pada pukul 09.00-09.35 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik

Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran

dibagi dalam tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Setelah itu guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, guru mengecek

kehadiran siswa dan meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis yang akan

digunakan. Guru menjelaskan cara mengerjakan soal kepada siswa dengan

memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang di anggap benar.

Pada kegiatan inti guru membagikan soal evaluasi kepada siswa. Setelah itu,

siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh. Guru membimbing

siswa jika ada soal yang kurang jelas dan jika ada soal yang ditanyakan.

Pada kegiatan penutup siswa mengumpulkan jawaban kepada guru ke depan

kelas. Selanjutnya meminta siswa untuk duduk ditempat masing-masing untuk

memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan melanjutkan materi tentang

pembiasan cahaya dan cara kerja pembuatan periskop sederhana. Guru menutup

pelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon diperoleh

melalui pelaksanan tes evaluasi diakhir siklus pada pertemuan ketiga siklus I

setelah menggunakan model pembelajaran PBL. Berikut disajikan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon dengan Kompetensi

(11)

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus I Siswa Kelas 5 SDN Ngampon

Semester II/2016-2017

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. 40-46 1 3,70

2. 47-53 2 7,40

3. 54-60 2 7,40

4. 61-67 5 18,53

5. 68-74 6 22,22

6. 75-81 4 14,82

7. 82-88 5 18,53

8. 89-95 1 3,70

9. 96-102 1 3,70

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN

Ngampon pada siklus I mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari

banyaknya siswa yang belum tuntas jumlahnya berkurang menjadi 11 siswa.

Siswa yang mendapat rentang nilai 40-46 sebanyak 1 siswa dengan persentase

3,70% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 47-53 sebanyak

2 siswa dengan persentase 7,40% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat

rentang nilai 54-60 sebanyak 62 siswa dengan persentase 7,40% dari keseluruhan

siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 61-67 sebanyak 5 siswa dengan

persentase 18,53% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai

68-74 sebanyak 6 siswa dengan persentase 22,22% dari keseluruhan siswa, siswa

yang mendapat rentang nilai 75-81 sebanyak 4 siswa dengan persentase 14,82%

dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 82-88 sebanyak 5

siswa dengan persentase 18,53%, siswa yang mendapat rentang nilai 89-95

sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,70% dari jumlah keseluruhan dan ada 1

siswa dengan persentase 3,70 dari keseluruhan siswa yang mendapat rentang nilai

96-102. Nilai rata-rata mengalami peningkatan yaitu 70,5 dengan nilai tertinggi

100 sedangkan nilai terendah adalah 44. Hasil belajar siswa kelas 5 SDN

Ngampon secara terperinci pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil

belajar siswa kelas 5 SDN Ngampon pada siklus I dapat ditunjukkan pada

(12)

Diagram 4.3

Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada Siklus I

Berdasarkan KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPA yaitu ≥70 data hasil perolehan nilaipada siklus I dapat disajikan secara ringkas pada tabel

4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pada Siklus I

No Ketuntasan Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 16 59

2 Belum Tuntas < 70 11 41

Jumlah 27 100

Rata-rata 70,5

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 44

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas KKM dalam

mata pelajaran IPA siswa siklus I berjumlah 11 dengan persentase 41% dari total

keseluruhan siswa, dan yang tuntas berjumlah 16 siswa dengan persentase 59% 0

1 2 3 4 5 6 7

Ju

m

la

h

S

is

w

a

(13)

dari total keseluruhan siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dapat

dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

Diagram 4.4

Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada Siklus I

Hasil belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan setelah

diterapkan model pembelajaran PBL jika dibandingkan dengan kondisi awal,

namun belum mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian dilanjutkan pada

siklus II.

4.1.2.3 Tahap Observasi

a. Pertemuan Pertama

Pada saat pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas

guru dan siswa yang menggunakan model pembelajaran PBL. Kegiatan observasi

ini dilakukan oleh seorang obsever dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Selain itu obsever juga mencatat hal-hal yang terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dapat dilihat pada

lampiran..

Dari hasil observasi yang dilakukan obsever pada pertemuan pertama siklus

I guru telah melakukan sebagian langkah-langkah model pembelajaran PBL. Pada

persiapan yang dilakukan oleh guru, guru sudah menyiapkan ruang, alat dan

media pembelajaran yang relevan dalam proses pembelajaran. Guru sudah

melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kegiatan awal dengan berdoa, presensi,

menyampaikan apersepsi, guru juga sudah menyampaikan tujuan yang ingin

dicapai, guru belum memberikan motivasi belajar pada siswa sehingga siswa 59%

41%

Nilai IPA Siklus I

Tuntas

(14)

kurang bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan

kekurangan tersebut maka akan dilakukan perbaikan pada pertemuan kedua.

Selain melakukan observasi aktivitas guru, peneliti juga melakukan

observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa

menunjukkan masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru

tentang materi yang dipelajari, ada sebagian siswa yang asyik bermain dengan

teman sebangkunya. Pada saat presentasi masih banyak siswa yang gaduh dan

tidak memperhatikan kelompok yang sedang membacakan hasil diskusi di depan

kelas.

b. Pertemuan Kedua

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh obsever pada pertemuan

kedua kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Guru sudah

memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa menjadi lebih bersemangat

untuk mengikuti proses pembelajaran.

Peneliti juga melakukan observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran,

hasil observasi yang dilakukan oleh obsever menunjukkan siswa banyak yang

memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang dipelajari, kegaduhan

didalam kelas juga sudah mulai berkurang. Tetapi, pada saat presentasi masih ada

siswa yang tidak memperhatikan kelompok yang sedang membacakan hasil

diskusi di depan kelas.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga ini guru sudah membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi. Dari hasil kegiatan

pembelajaran pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua dan diakhiri

dengan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar siswa. Tes dilakukan secara klasikal

dan diikuti oleh semua siswa kelas 5 yang berjumlah 25 siswa.

4.1.2.4 Tahap Refleksi

a. Pertemuan Pertama

Berdasarkan hasil pelaksanaan pertemuan pertama refleksi dilakukan untuk

memperbaiki pertemuan selanjutnya. Terdapat beberapa kelebihan dan

(15)

Kelebihan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu pembelajaran tidak

lagi berpusat pada guru melainkan siswa yang lebih aktif dan terlibat langsung

dalam proses pembelajaran yang menggunakan model PBL. Akan tetapi, juga ada

kekurangan dalam pembelajaran yang dilakukan yaitu guru belum memberikan

motivasi belajar pada siswa sehingga siswa kurang bersemangat untuk mengikuti

proses pembelajaran. Siswa masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan

dari guru tentang materi yang dipelajari, ada sebagian siswa yang asyik bermain

dengan teman sebangkunya.

Berdasarkan kekurangan tersebut maka akan dilakukan perbaikan pada

pertemuan berikutnya yaitu dengn cara guru memberikan motivasi belajar pada

siswa sehingga siswa bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru

meminta siswa agar lebih memperhatikan penjelasan materi, dan memberikan

pertanyaan dadakan pada siswa yang asyik bermain.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua ini dilakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang telah dilakukan dengan

baik dan hal-hal apa saja yang belum dilakukan dengan baik. Pelaksanaan

pembelajaran pada pertemuan kedua memiliki kelebihan yaitu guru sudah

memberikan motivasi kepada siswa supaya bersemangat saat mengikuti proses

pembelajaran. Namun juga ada kekurangannya yaitu pada saat presentasi masih

ada siswa yang tidak memperhatikan.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka perbaikan yang dilakukan yaitu

menegur dan mengingatkan siswa dengan cara memberikan pertanyaan kepada

siswa yang tidak memperhatikan presentasi.

c. Pertemuan Ketiga

Pada akhir siklus I di pertemuan ketiga dilakukan refleksi terhadap

pembelajaran. Pertemuan ketiga siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal

evaluasi yang telah disediakan oleh guru. Kelebihan pada pertemuan ini yaitu

guru sudah menjelaskan cara mengerjakan soal.

Namun disamping itu juga terdapat kekurangan yaitu, siswa masih ada

(16)

lain. Untuk mengatasi kekurtangan tersebut maka dilakukan perbaikan pada siklus

II yaitu pada saat mengerjakan soal evaluasi guru menegur siswa supaya tidak

ramai.

4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II 4.1.3.1Tahap Perencanaan

a. Pertemuan Pertama

Pada tahap ini persiapan yang dilakukan oleh peneliti untuk melaksanakan

siklus II yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

menggunakan model PBL berdasarkan Kompetensi Dasar lanjutan dari siklus I

yaitu 6.2 Membuat suatu karya/model, misal periskop atau lensa dari bahan-bahan

sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

Peneliti juga menyiapkan materi dan media yang digunakan dalam proses

pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Selanjutnya peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar observasi guru, lembar

observasi siswa serta penghargaan yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator menentukan waktu

pelaksanaan penelitian tindakan pertemuan pertama siklus II yaitu pada hari Senin

tanggal 17 April 2017 pukul 09.00-10.10.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua peneliti juga menyusun RPP menggunakan model

pembelajaran PBL pada Kompetensi Dasar 6.2 Membuat suatu karya/model,

misal periskop atau lensa dari bahan-bahan sederhana dengan memanfaatkan

sifat-sifat cahaya dengan materi pelajaran lanjutan dari pertemuan pertama. RPP

disusun dengan masukan dosen pembimbing dan guru kelas 5 sebagai guru

kolaborator.

Setelah menyusun RPP peneliti juga menyiapkan media yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyiapkan daftar

presensi siswa, lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa pada

saat pelaksanaan model pembelajaran PBL. Pelaksanaan penelitian tindakan

pertemuan kedua yaitu pada hari Selasa tanggal 18 April 2017 pukul 07.00-08.10.

(17)

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga peneliti mempersiapkan soal-soal evaluasi yang akan

dikerjakan siswa pada akhir pertemuan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Pembuatan soal-soal evaluasi sesuai indikator yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya. Selain itu juga peneliti mempersiapkan daftar presensi

siswa, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa pada saat pelaksanaan

model pembelajaran PBL dan menentukan waktu pelaksanaan penelitian tindakan

pertemuan ketiga yaitu pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 pukul 09.00-09.35.

4.1.3.2Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pertemuan pertama siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal

17 April 2017 pada pukul 09.00-10.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik

Indiyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran

dibagi menjadi tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Sebelum pembelajaran dimulai peneliti menyiapkan ruang kelas agar lebih

sisw lebih mundah dan nyaman mengikuti proses pembelajaran menggunakan

model PBL, alat da bhan yang akan digunakan.

Pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam, mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar, dan guru meminta ketua

kelas untuk memimpin doa. Setelah itu guru mengecek kehadiran siswa dan

meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis yang akan dipakai dalam

pembelajaran. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan dengan mengajukan pertanyaan ke siswa “anak-anak apakah kalian pernah berenang?” para siswa menjawab dengan jawaban “pernah Bu”. Nah, pernakah kalian melihat kaki kalian di dalam kolam?” seorang siswa menjawab “pernah bu” lalu, guru bertanya lagi “bagaimana bentuknya?” “apakah pendek atau menjadi panjang?”, guru menunjuk salah seorang siswa kemudian, siswa tersebut menjawab pertanyaan dari guru “kaki saya akan menjadi pendek bu”. Nah, hari ini kita akan belajar tentang cahaya dan sifat-sifatnya (pembiasan dan dispersi).Kemudian guru menyampaikan

(18)

Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap

elaborasi dan tahap konfirmasi. Di tahap eksplorasi guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal “nah kalian kan sudah pernah berenang, kenapa kaki kalian kalau di dalam kolam terlihat pendek? Apakah sama

kalau Ibu guru memasukkan bolpoint ke dalam gelas yang berisi air?”. Untuk menjawab pertanyaan yang ibu berikan perhatikan penjelasan dari Ibu.

Pada tahap elaborasi guru menjelaskan pokok-pokok materi. Setelah itu

guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.

Kemudian guru mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok. Guru

membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok

beranggotkan 5-6 siswa dengan cara berhitung. Selanjutnya guru meminta siswa

untuk duduk secara berkelompok. Guru membagikan lembar kerja dan media alat

peraga pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan dua lembar

kerja yang harus didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Guru membimbing

siswa dalam memecahkan masalah sesuai dengan soal yang terdapat di lembar

kerja. guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan percobaan bahwa

cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan dengan mengikuti langkah kerja yang

sudah ada. Dalam kegiatan ini beberapa siswa masih gaduh dan masih asyik

bermain-main sendiri. Setelah kegiatan selesai masing-masing kelompok mencatat

hasil diskusi dan membuat kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan.

Tahap akhir dalam kegiatan inti yaitu konfirmasi guru meminta perwakilan

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, sedangkan

keompok lain memperhatikan dan menanggapi hasil dari kelompok lain. Guru

memberikan penegasan materi yang sudah benar jawabannya dan yang belum

tepat.

Pada kegiatan penutup guru menanyakan perasan siswa setelah mengikuti pembelajaran “bagaimana pelajaran hari ini anak-anak? Apakah menyenangkan atau tidak” kemudian siswa menjawab “menyenangkan sekali bu”. Siswa dengan bantuan guru membuat kesimpulan kegiatan hari ini. Guru memberikan tindak

(19)

mempelajari materi pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapakan salam.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April

2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik

Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran

dibagi dalam tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Sebelum pembelajaran dimulaipeneliti menyiapkan ruang kelas agar siswa

lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran menggunakan model PBL, alat dan

bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam, mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar. Setelah itu guru meminta

ketua kelas untuk memimpin doa, guru mengecek kehadiran siswa dan meminta

siswa untuk mengeluarkan alat tulis dan buku pelajaran yang akan digunakan.

Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa apa yang

dipelajari di pertemuan sebelumnya. Guru memberikan pertanyaan lanjutan “anak-anak apakah kalian pernah bercermin? Apakah bayangan dicermin sama dengan tubuh kita?”. Kemudian seorang siswa menjawab “pernah bu, bayangan tubuh kita akan sama seperti yang ada dicermin”. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap

elaborasi, dan tahap konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk menggali pengetahuan awal “apa manfaat lain dari cermin datar selain untuk bercermin?” “apakah kalian pernah melihat periskop?”. Nah untuk menjawab pertanyaan tadi sekarang kita akan melakukan kegiatan

percobaan. Di tahap ini masih ada siswa yang asyik main sendiri, dan berbicara

dengan teman sebangkunya.

Pada tahap elaborasi guru mengajak siswa untuk belajara secara kelompok.

(20)

beranggotakan 5-6 siswa. Siswa diminta untuk duduk sesuai dengan

kelompoknya. Setelah itu guru membagikan media alat peraga dan lembar kerja

yang harus didiskusikan dengan kelompoknya. Guru membimbing untuk

memecahkan masalah dan membimbing dalam melakukan percobaan. Dalam

kegiatan ini beberapa siswa masih berbicara sendiri dengan teman di sebelahnya,

masih remain sendiri, dan tidak main mendengarkan penjelasan dari guru. Setelah

semua kegiatan selesai masing-masing kelompok mencatat hasil diskusi dan

membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

Pada tahap konfirmasi guru meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, sedangkan kelompok lain

menganggapi hasil yang dipresentasikan oleh kelompok lain. Guru memberikan

penegasan materi yang sudh benar dan yang belum tepat.

Pada kegiatan penutup menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti pelajaran “bagaimana pelajaran hari ini anak-anak? Menyenangkan atau tidak?” lalu siswa menjawab “menyenangkan bu”. Siswa membuat kesimpulan pada kegiatan hari ini. Guru memberikan tindak lanjut “anak-anak untuk pertemuan berikutnya akan mengerjakan soal-soal evaluasi jadi dirumah harus belajar”. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19

April 2017 pada pukul 09.00-09.35 WIB oleh guru kolaborator yaiotu Ibu Nanik

Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran

dibagi menjadi tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran dan

meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis yang digunakan. Setelah itu, guru

menjelaskan tata cara mengerjakan soal evaluasi dengan memberikan tanda silang

(x) pada jawaban yang di anggap benar.

Pada kegiatan inti guru membagikan lembar soal evaluasi kepada siswa.

(21)

membimbing siswa jika ada soal yang kurang jelas dan jika ada soal yang

ditanyakan.

Pada kegiatan penutup guru meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban

ke depan kelas. Guru mengakhiri pelajaran hari ini dengan mengucapkan salam

dan mempersilahkan siswa untuk istirahat.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon diperoleh

melalui pelaksanan tes evaluasi diakhir siklus pada pertemuan ketiga siklus II

setelah menggunakan model pembelajaran PBL. Berikut disajikan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon dengan Kompetensi

Dasar (KD) 6.2 mendiskripsikan sifat-sifat cahaya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus II Siswa Kelas 5 SDN Ngampon

Semester II/2016-2017

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. 40-46 1 3,70

2. 47-53 1 3,70

3. 54-60 2 7,40

4. 61-67 1 3,70

5. 68-74 1 3,70

6. 75-81 6 22,22

7. 82-88 5 18,53

8. 89-95 6 22,22

9. 96-102 4 14,83

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN

Ngampon pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan hasil belajar siklus

I, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas jumlahnya

berkurang menjadi 5 siswa. Siswa yang mendapat rentang nilai 40-46 sebanyak 1

siswa dengan persentase 3,70% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat

rentang nilai 47-53 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,70% dari keseluruhan

siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 54-60 sebanyak 2 siswa dengan

persentase 7,40% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai

61-67 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,70% dari keseluruhan siswa, siswa yang

(22)

keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 75-81 sebanyak 6 siswa

dengan persentase 22,22% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang

nilai 82-88 sebanyak 5 siswa dengan persentase 18,53% dari jumlah keseluruhan,

siswa yang mendapat rentang nilai 89-95 sebanyak 6 siswa dengan persentase

22,22% dari jumlah keseluruhan siswa dan ada 4 siswa dengan persentase

14,83% dari keseluruhan siswa yang mendapat rentang nilai 96-102. Nilai

rata-rata mengalami peningkatan yaitu 80,1 dengan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai

terendah adalah 44. Hasil belajar siswa kelas 5 SDN Ngampon secara terperinci

pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil belajar siswa kelas 5 SDN

Ngampon pada siklus II dapat ditunjukkan pada diagram berikut ini:

Diagram 4.5

Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada Siklus II

Berdasarkan KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPA yaitu ≥70 data hasil perolehan nilaipada siklus I dapat disajikan secara ringkas pada tabel

4.6 berikut ini: 0 1 2 3 4 5 6 7

Ju

m

la

h

S

is

w

a

(23)

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pada Siklus II

No Ketuntasan Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 22 81

2 Belum Tuntas < 70 5 19

Jumlah 27 100

Rata-rata 80,1

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 44

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5

SDN Ngampon pada siklus II yang belum tuntas 5 siswa dengan persentase 19%

dari total keseluruhan dan yang tuntas sejumlah 22 siswa dengan persentase 81%.

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat disajikan pada diagram berikut ini:

Diagram 4.6

Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada Siklus II

Nilai Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas 81%

(24)

4.1.3.3Tahap Observasi

a. Pertemuan Pertama

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari awal sampai akhir

pembelajaran terhadap aktivitas guru dan siswa, secara keseluruhan dalam

menerapkan model PBL sudah diterapkan dengan baik. Kegiatan diskusi sudah

berlangsung tertib dibandingkan pada siklus I.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua guru sudah melaksanakan semua kegiatan dengan

baik. Siswa sudah cukup antusias dan aktif dibandingkan saat pembelajaran siklus

I, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan metode pembelajaran

PBL yang digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu juga

siswa pada siklus I kurang mendengarkan arahan dari guru. Pada siklus II ini

sudah dapat memperhatikan dengan baik.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga ini guru sudah membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi. Dari hasil kegiatan

pembelajaran pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua dan diakhiri

dengan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar siswa. Tes dilakukan secara klasikal

dan diikuti oleh semua siswa kelas 5 yang berjumlah 25 siswa.

4.1.3.4Tahap Refleksi

a. Pertemuan Pertama

Berdasarkan hasil pelaksanaan pertemuan pertama siklus II memiliki

kelebihan yaitu siswa sudah tertib dan bekerjasama saat diskusi. Kebanyakan

siswa sudah mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa juga semakin aktif untuk

menanggapi kelompok lain.

Namun masih ada kekurangan dalam pembelajaran pertemuan pertama

siklus II yaitu siswa masih ada yang gaduh, remain dan sibuk dengan teman

sebangkunya.

b. Pertemuan Kedua

Hasil refleksi pada pertemuan kedua siklus II yaitu guru dan siswa sudah

(25)

sehingga suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa menjadi lebih aktif

bekerjasama. Siswa juga lebih aktif dalam kegiatan tanya jawab yang dilakukan.

c. Pertemuan Ketiga

Pada akhir siklus II di pertemuan ketiga dilakukan refleksi terhadap

pembelajaran. Pertemuan ketiga siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal

evaluasi yang telah disediakan oleh guru. Kelebihan pada pertemuan ini yaitu

guru sudah menjelaskan cara mengerjakan soal.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Perbandingan aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II

Pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II

peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran IPA

menggunakan model pembelajaran PBL dengan mengisi lembar observasi yang

telah disiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terjadi

peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran yang dilakukan. Berikut hasil

peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran IPA menggunakan model

pembelajaran PBL pada siklus 1 dan siklus II:

Tabel 4.7

Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran PBL Pada Siklus I dan Siklus II

N

Berdasarkan tabel 4.7 terdapat peningkaan aktivitas guru dalam menerapkan

model pembelajaran PBL dari pertemuan pertama siklus I guru hanya melakukan

22 tindakan yang tidak dilakukan adalah indikator nomor 6 yaitu guru

memberikan motivasi belajar. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I guru

(26)

secara terperinci dapat dilihat pada lampiran. Pada siklus II pada pertemuan

pertama dan kedua semua tindakan telah dilakukan dengan baik. Hasil observasi

guru secara terperinci dapat dilihat dalam lampiran. peningkatan aktivitas guru

pada siklus I dan II dapat disajikan pada diagram 4.7 berikut ini:

Diagram 4.7

Diagram Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II

4.2.2 Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II

Selain melakukan observasi terhadap guru, peneliti juga melakukan

observasi terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi aktivitas

siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: 0

5 10 15 20 25

Pertemuan I Siklus I

Pertemuan II Siklus I

Pertemuan I Siklus II

Pertemuan II Siklus II

(27)

Tabel 4.8

Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran PBL Pada Siklus I dan Siklus II

N

Dari tabel 4.8 terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA

menggunakan model pembelajaran PBL, pertemuan pertama siklus I siswa

melakukan 15 tindakan sedangkan yang belum dilakukan adalah indikator nomor

4 yaitu siswa termotivasi dan menunjukkan semangat belajar, sedangkan pada

pertemuan kedua siklus I siswa telah melakukan 16 tindakan yang artinya sudah

dilakukan semua. Pada siklus II pada pertemuan pertama dan kedua semua

tindakan telah dilakukan dengan baik. Hasil observasi guru secara terperinci dapat

dilihat dalam lampiran. peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan II dapat

disajikan pada diagram 4.8 berikut ini:

Diagram 4.8

Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II

(28)

4.2.3 Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PBL

dapat diketahui hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon mengalami

peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Ngampon Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Nilai Kondisi awal Siklus I Siklus II

F % F % F %

1. Tuntas ≥ 70 13 48 16 59 22 81

2. Belum tuntas

< 70 14 52 11 41 5 19

Jumlah 27 100 27 100 27 100

Nilai Tertinggi 88 100 100

Nilai Terendah 44 44 44

Nilai Rata-rata 69 70,5 80,1

Dari tabel 4.9 dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari

kondisi awaL, siklus I dan siklus II. Dari 13 siswa dengan persentase 48% dari

keseluruhan siswa yang tuntas pada kondisi awal meningkat 16 siswa dengan

persentase 59% dari keseluruhan siswa yang tuntas pada siklus I dan meningkat

22 siswa dengan persentase 81% dari keseluruhan siswa yang tuntas pada siklus

II. Berdasarkan hasil tersebut maka tindakan penelitian menggunakan model

pembelajaran PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan telah mencapai

indikator keberhasilan yaitu 80% siswa mencapai ketuntasan belajar.

Perbandingan ketuntasan belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan

pada diagram 4.9 berikut ini:

(29)

Diagram 4.9

Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Ngampon

Selain itu nilai rata-rata siswa kelas 5 mengalami peningkatan yaitu kondisi

awal 69 meningkat menjadi 70,5 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 80,1

pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata pada kondisi awal, siklus I dan siklus II

dapat disajikan pada diagram 4.10 berikut ini:

Diagram 4.10

Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Ngampon Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

(30)

4.3 Pembahasan

Pada kondisi awal hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon masih

rendah ditunjukkan dari ketuntasan belajar yang dicapai dari 27 siswa ada 13

siswa atau 48% dari keseluruhan siswa yang telah mencapai KKM yang telah

ditentukan yaitu 70. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu siswa kurang

memperhatikan penjelasan dari guru, siswa kurang aktif, mudah bosan karena

guru cenderung menggunakan motode ceramah yang mendominasi dalam

penyampaian materi dan kurang memanfaatkan media pembelajaran. Tidak ada

kelompok kerja siswa hanya duduk dibangku masing-masing mendengarkan

penjelasan dari guru. Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukan tindakan

penelitian kelas dengan menggunakan model pembelajaran PBL sebagai upaya

untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui terjadi

peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Pada

kondisi awal terdapat 13 siswa atau dengan persentase 48% dari keseluruhan

siswa yang tuntas sedangkan 14 siswa atau dengan persentase 52% dari

keseluruhan siswa yang belum tuntas dengan nilai rata-rata 69. Setelah dilakukan

tindakan siklus I hasil belajar siswa meningkat yang dapat dilihat dari yang tuntas

bertambah menjadi 16 siswa atau dengan persentase 59% dari keseluruhan siswa

dan yang tidak tuntas semakin berkurang yaitu 11 siswa atau dengan persentase

41% dari keseluruhan siswa dengan nilai rata-rata 70,5. Apabila dibandingkan

dengan kondisi awal, hasil belajar pada siklus I sudah meningkat namun hasil ini

belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80% dari

keseluruhan siswa yang tuntas. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran masih

terdapat kekurangan seperti siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru,

siswa masih banyak yang ramai sendiri. Untuk mengatasi kekurangan tersebut

maka dilakukan tindakan perbaikan dengan pelaksanaan siklus II.

Pada siklus II hasil belajar siswa semakin meningkat yaitu 22 siswa atau

dengan persentase 81% dari jumlah keseluruhan telah mencapai ketuntasan yang

(31)

belum mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 80,1. Hal ini telah mencapai

indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80% dari jumlah keseluruhan

telah mencapai ketuntasan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggunaaan model pembelajaran PBL di kelas 5 SDN Ngampon dapat

meningkatkan hasil belajar IPA. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis

tindakan yaitu penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL yang sesuai

sintaks dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SDN Ngampon Semester II

Tahun Pelajaran 2016/2017.

Penerapan model PBL membuat pembelajaran menjadi menyenangkan,

karena siswa bisa belajar secara berkelompok dan dapat berpikir kritis dalam

memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Anies (2001:1) PBL adalah salah satu intruksional yang mempunyai

ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai konteks peserta didik yang

mempelajari cara berpikir kritis serta keterampilan dalam memecahkan masalah.

Selain itu siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran IPA dibandingkan pada

kondisi awal. Siswa juga menjadi lebih aktif hal ini dilihat dari kegiatan tanya

jawab dan diskusi dengan bekerjasama dengan anggota kelompok untuk

memecahkan soal.

Hasil penelitian ini melengkapi dan memperkuat penelitian terdahulu

antara lain yang telah dilakukan oleh Riana Rahmasari (2016) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD.”Riana Rahmasari (2016) menyimpulkan bahwa melalui penerapan model ModelProblem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Nglempong

Ngaglik Sleman. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-rata hasil

belajar dari kondisi awal (41,67%) meningkat hasil belajarnya pada siklus 1

(95,83%). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Anik Rohchimah (2015) yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Problem Based Learning.” Hamsyin Djabir (2015) menyimpulkan bahwa melalui model problem based learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dari (1)

(32)

memperoleh skor 29 kategori baik dan siklus III skor meningkat menjadi 33

kategori sangat baik; (2) Aktivitas siswa siklus I memperoleh skor 22,4 kategori

baik, siklus II memperoleh skor 26,7 kategori baik dan siklus III skor meningkat

menjadi 31,3 kategori sangat baik; (3) hasil belajar siswa siklus I mendapatnilai

rata-rata 75,3 ketuntasan klasikal 76,92%, siklus II mendapat nilai rata-rata 78

ketuntasan klasikal 82,05% dan meningkat pada siklus III nilai rata-rata 84,48

ketuntasan klasikal 87,17%.

Berdasarkan kajian diatas persamaan penelitian yang dilakukan adalah

sama-sama menggunakan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan hasil

belajar. Perbedaannya adalah pada kesulitan materi yang dialami siswa dan

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5
Tabel 4.2 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus I
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pada Siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

1. Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat. 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besi

Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa masam dan basa terasa pahit dan

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Destilasi digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen zat cair yang memiliki titik didih berbeda.. Jenis-jenis destilasi

Noor Rachmat, Beriman dan Beragama, membangun relasi dengan Tuhan dan sesama, Hegel Pustaka Jakarta, 2015 Noor Rachmat, Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia, Fikra Publika,

Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) Dalam Rangka Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah (Studi Etnosains pada Masyarakat

Di Brodo ter- dapat berbagai divisi yang memiliki Team Leader yang ber- tugas untuk melaporkan hasil kinerja anggota dari Team Leadera tersebut kepada direksi ataupun

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan