• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA mengenai indikat (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA mengenai indikat (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

MENGUJI LARUTAN ASAM MENGGUNAKAN

KERTAS LAKMUS DAN INDIKATOR ALAMI

PEENETRALAN ASAM BASA

AMY SARINAH

11 MIA 2

LABORATORIUM KIMIA

SMA HARAPAN BANGSA

(2)

I. JUDUL

Menguji larutan asam dan basa menggunakan kertas lakmus Menguji larutan asam dan basa menggunakan indikator alami Penetralan asam dan basa

II. TUJUAN

 Menguji dan mengelompokan sifat asam atau basa suatu zat dengan menggunakan indikator warna

 Menguji berbagai jenis bahan alami yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa

 Menentukan sifat asam dan basa berdasarkan perubahan warna pada indikator alami

 Mengetahui dan memahami reaksi penetralan asam basa

III. DASAR TEORI

i. Asam dan Basa

Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam,sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, deterjen, dll) adalah basa.enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.

Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk. Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.

(3)

Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+ atau ion H- dapat diuji dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yakni lakmus merah dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam larutan dapat memerahkan kertas lakmus (lakmus biru berubah menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah). Adapun adanya ion OH- dalam larutan yaitu dapat membirukan kertas lakmus (lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru).

Pada tahun 1923 ahli kimia bernama J.N Broansted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa Broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) disebut basa. Dari defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa,setelah menerima proton akan membentukasam konjugasi dri basa tersebut.

Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memilikisatu atau lebih satu pasangan elektron babas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yng dapat menerima pasangan elektron tersebut.

Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa masam dan basa terasa pahit dan sifat asam basa juga bersifat beracun dan korosif. hubungan asam basa dengan pH adalah pH sebagai penentu agar suatu senyawa bisa diketahui bersifat asam atau basa, jika pH senyawa lebih kecil dari 7 maka senyawa tersebut bersifat asam dan jika suatu senyawa pH lebih besar dari 7 maka senyawa tersebut bersifat basa. ( Yayan sunarya, 2003 )(Windarti,T.,2008)

Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa masam dan basa terasa pahit dan sifat asam basa juga bersifat beracun dan korosif. hubungan asam basa dengan pH adalah pH sebagai penentu agar suatu senyawa bisa diketahui bersifat asam atau basa, jika pH senyawa lebih kecil dari 7 maka senyawa tersebut bersifat asam dan jika suatu senyawa pH lebih besar dari 7 maka senyawa tersebut bersifat basa.

A. Asam

(4)

disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

1. Masam ketika dilarutkan dalam air.

2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit.

3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.

4. Walaupun tidak selalu ionik merupakan cairan elektrolit.

Asam kuat adalah asam yang benar-benar terionisasi dalam larutan. Tidak banyak asam kuat di dunia. Beberapa contoh asam kuat adalah asam sulfat, asam klorida, asam bromida dan asam nitrat.

Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam larutan. Misalnya jika sebuah asam dilambangkan dengan HA, maka dalam larutan masih terdapat sejumlah besar HA yang belum terdisosiasi/terionisasi.

B. Basa

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:

1. Kaustik

2. Rasanya pahit

3. Licin seperti sabun

4. Nilai pH lebih dari air suling

5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru

(5)

Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.

Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam-basa. Contoh paling umum dari basa kuat adalah hidroksida dari logam alkali dan logam alkali tanah seperti NaOH dan Ca(OH)2.

Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan. Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas amonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

Semua asam dan basa mempunyai sifat sifat tertentu, tidak semua asam mempunyai sifat yang sama demikian juga pada basa. Kita juga sudah mengenal bahwa asam terbagi menjadi dua yaitu asam lemah dan asam kuat, demikian juga basa, ada basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam atau basa tergantung dari bagaimana suatu senyawa diuraikan dalam pembentukan ion-ion jika senyawa tersebut dalam air. Asam atau basa juga bersifat elektrolit, daya hantar larutan elektrolit bergantung pada konsentrasi ion-ion dalam larutan. Elektrolit kuat jika dapat terionisasi secara sempurna sehingga konsentrasi ion relatif besar, elektrolit lemah jika hanya sebagian kecil saja yang dapat terionisasi, sehingga konsentrasi ion relatif sedikit.

C. Teori Asam Basa

 Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.

(6)

(proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.

 Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

ii. Kertas Lakmus dan Indikator Universal

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.

Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk

(7)

warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.

Dengan indikator universal kita dapat menentukan pH suatu larutan. Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari beberapa senyawa yang menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan. Meskipun secara komersial tersedia beeberapa indikator universal, sebagian besar variasi formula dipatenkan oleh Yamada pada tahun 1933. Indikator universal adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah distandarisasi warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna indikator universal dalam suatu larutan dengan warna standart, kita dapat memperkirakan pH larutan tersebut. Suatu indikator universal biasanya terdiri dari air, 1-propanol, garam natrium fenolftalein, natrium hidroksida, metil merah, garam mononatrium bromotimol biru, dan garam mononatrium timol biru. Indikator universal untuk mengetahui pH suatu larutan secara langsung sehingga dapat diketahui apakah larutan tersebut termasuk asam, basa atau garam. Nilai pH ditunjukkan dengan skala, secara sistematis dengan nomor 0-14

iii. Indikator Asam Basa dan Indikator Alami

Pengenalan asam basa dapat dilakukan dengan menggunakan larutan indikator asam dan basa. Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa.

Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator.

Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari bahan-bahan alami, dimana cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa. Indikator alami yang biasa dipakai dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan,umbi-umbian, kulit buah dan dedaunan.

iv. Reaksi Penetralan

(8)

penetralan tidak hanya menghasilkan garam yang bersifat netral, tetapi tergantung sifat asam atau basa yang lebih kuat.

Dalam larutan, netralisasi (reaksi asam basa) akan terjadi antara suatu asam kuat dengan basa kuat yang menghasilkan persamaan reaksi ion. Jika diteliti, persamaan molekuler dari reaksi asam basa yang umum akan menghasilkan garam dan air.

IV. ALAT DAN BAHAN

 Alat: gelas beker 100 ml, pipet tetes, pinset, lakmus merah, lakmus biru, indikator universal, mortar dan alu, plat tetes, tabung reaksi(2buah) dan rak

 Bahan: air sabun, air keran, air kolam, air cuka, air got, air mineral (pH=8), air sabun, air pompa, bunga kempang sepatu, kunyit, kol ungu, wortel, daun miyana, etanol, HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, KOH 0,1M, Asam sulfat 0,1M, indikator PP.

V. CARA KERJA

i. Menguji larutan asam dan basa menggunakan kertas lakmus

Lakmus merah lakmus biru

Indikator universal

Sampel

1. Sampel air ( air keran, air kolam, air cuka, air got, air mineral, air sabun, air pompa ) dimasukkan ke dalam gelas beker

2. Semua sampel lalu diuji. lakmus merah dan lakmus biru dicelupkan ke dalam gelas beker, lalu pengamatannya dicatat.

(9)

ii. Menguji larutan asam dan basa menggunakan indikator alami

Tiap lubang= 1sampel

Ditetesi air kapur Ditetesi larutan cuka

1. Beberapa helai bunga sepatu yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam mortal lalu digerus sampai halus, kemudian ditambah beberapa tetes etanol, 1ml filtrat diambil dan dimasukkan ke dua lubang plat tetes (1ml tiap lubang)

2. Beberapa tetes larutan cuka ditambahkan ke dalam lubang pertama, dan beberapa tetes air kapur ke lubang kedua.

3. Hal yang sama dilakukan pada kunyit,wortel, kol ungu, dan daun miyana.

iii. Penetralan asam dan basa

Tabung Reaksi A

larutan NaOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna

HCl 0,1 M (1cm) + satu tetes indikator PP

1. 1cm (20 tetes) HCl 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi A, lalu ditambahkan satu tetes indikator PP.

2. Tetesan larutan NaOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi A sampai terjadi perubahan warna. (Jumlah tetesan yang digunakan dicatat).

(10)

Larutan KOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warma

Asam Sulfat 0,1 M (1cm) + satu tetes indikator PP

1. 1 cm (20 tetes) Asam Sulfat 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi B, lalu ditambahkan satu tetes indikator PP.

2. Tetesan larutan KOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi B sampai terjadi perubahan warna. (jumlah tetesan yang digunakan dicatat)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

i. Hasil

1. Percobaan pertama: menguji larutan asam dan basa menggunakan kertas lakmus

No. Sampel

Perubahan kertas lakmus

Kesimpulan

Nilai pH (indikator universal) Lakmus Merah Lakmus Biru

1. Air Keran - - Netral 7

2. Air Kolam - Ungu Asam 5 3. Air Cuka - Merah Asam 3

4. Air Got - - Netral 6

5. Air Mineral (pH=8) - - Netral 7 6. Air Sabun - Ungu Asam 6 7. Air Pompa - Ungu Asam 6

(11)

Sam

3. Percobaan ketiga: penetralan asam dan basa

1. Reaksi HCl dengan NaOH

Warna larutan HCl+indikator PP= bening

Volum NaOH yang digunakan (jumlah tetesan)= 9 tetes Perubahan warna= pink

2. Reaksi asam sulfat dengan KOH

Warna larutan asam sulfat + indikator PP= bening Volum KOH yang digunakan (jumlah tetesan)= 63 tetes Perubahan warna= pink

Perubahan lainnya= jika warna belum sepenuhnya berubah diaduk, maka warna akan kembali menjadi bening.

ii. Pembahasan

Pada percobaan pertama dimana larutan diuji menggunakan kertas lakmus, tujuh sampel air diuji, antar lain; air keran, air kolam, air cuka, air got, air mineral, dan air sabun. Terbukti jika suatu sampel bersifat asam, maka lakmus merah akan tetap merah, dan lakmus biru akan berubah menjadi warna merah. Jika suatu sampel bersifat netral maka lakmus merah akan tetap merah, dan lakmus biru akan tetap biru. Jika suatu sampel basa, lakmus merah akan berubah biru, dan lakmus biru akan tetap biru, namun terlihat pada hasil pengamatan tidak ada satu sampel yang bersifat basa. Bahkan air sabun yang seharusnya bersifat basa terbukti bersifat asam, ini kemungkinan sampel yang terkontaminasi ataupun sabunnya yang mengandung zat yang asam. Beberapa lakmus biru yang berubah menjadi ungu pun termasuk asam.

(12)

kuning lalu membandingkan dan menyesuaikannya sesuai warna-warna yang ada dalam kartu indikator universal dimana beda warna-warna memiliki beda nilai pH.

Berdasarkan percobaan kedua, yang layak menjadi indikator alami adalah bunga sepatu, kunyit, dan kol ungu. Wortel tidak layak menjadi indikator alami karena perubahan warna tidak terjadi, sementara pada bahan alami lainnya terjadi perubahan warna yang signifikan terutama kol ungu. Bahan-bahan yang dipilih atau layak menjadi indikator alami itu adalah karena terjadinya perubahan warna pada zat yang bersifat asam dan basa. Perubahan warna terlihat jelas dan signifikan. Sementara saat wortel dan daun miyana diuji, perubahan warna sedikit pun tidak terlihat. Oleh karena ini, wortel dan daun miyana tidak layak dijadikan indikator alami.

Ekstrak bunga sepatu yang berwarna ungu berubah menjadi merah saat asam, dan berubah menjadi hijau saat basa. Ekstrak kunyit berubah menjadi kuning cerah saat asam, dan coklat-merah saat basa. Ektrak kol ungu berubah menjadi warna merah saat asam, dan warna hijau saat basa. Daun miyana dan wortel yang tidak berubah juga tidak layak dijadikan indikator alami.

Reaksi yang terjadi pada percobaan ketiga, yang pertama adalah antar HCl dan NaOH. Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air (H2O). Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl.

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl

akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air (H 2O).

Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan

bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl.

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

H+(aq) + Cl(aq) + Na+(aq) + OH(aq) → Na+(aq) + Cl(aq) +

H2O(aq)

(13)

H+(aq) + OH–(aq) → H2O(aq)

Jika H2SO4 dicampurkan dengan KOH, maka ion H+ dari H2SO4

akan bereaksi dengan ion OH- dari NaOH membentuk H

2O. SO42- akan

bereaksi dengan K2-akan membentuk KSO

4. Reaksi ini disebut

penetralan.

H2SO4 + KOH → KSO4 + H2O

Mengingat asam dalam air menghasilkan ion H + dan basa dalam air akan menghasilkan ion OH -, maka bila kedua larutan dicampur ion H+ akan bereaksi dengan ion OH - menghasilkan air. Larutan tidak lagi bersifat asam maupun basa, reaksi semacam ini disebut reaksi netralisasi (penetralan).

Reaksi penetralan HCl dengan NaOH membutuh lebih dikit tetesan daripada H2SO4 dengan KOH karena pada H2SO4 ion H+nya

ada dua, sementara di HCl cuman ada satu. Jumlah tetesan NaOH yang ditambah ke HCl hanya 9 tetesan, sementara jumlah tetesan KOH yang ditambahkan ke H2SO4 memerlukan 63 tetesan agar netral.

Artinya volume atau jumlah basa yang diperlukan untuk menetralkan suatu larutan asam bergantung pada ionnya.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam percobaan-percobaan ini adalah pada percobaan-percobaan pertama, warna yang dilihat atau yang dibandingkan ke kartu indikator universal adalah warna yang langsung muncul setelah dicelupkan. Jika menunggu lama atau beberapa detik, kemungkinan terkontaminasi zat lain tinggi maka hasil percobaan pun terpengaruhi dimana warnanya berubah. Pada percobaan kedua sangat penting dimana plat tetes diletakkan baik-baik, jika kesengol dikit maka semua sampel mudah sekali tercampur. Jika itu terjadi maka harus ulang dari awal. Pada percobaan ketiga, perlu diperhatikan jumlah tetesannya dengan benar dan hitungnya dengan benar.

VII. KESIMPULAN

 Jika suatu larutan bersifat asam maka akan mengubah lakmus biru menjadi merah, dan jika suatu larutan bersifat basa makan akan mengubah lakmus merah menjadi biru.

(14)
(15)

DAFTAR PUSAKA

INTERNET

 Fungsiweb.2015.Pengertian dan contoh asam basa.[online].tersedia: http://fungsi.web.id/2015/06/pengertian-dan-contoh-asam-kuat.html.[15 Februari 2015]

 Jenggalu.2015. Reaksi penetralan asam basa.[online].tersedia: https://jenggaluchemistry.wordpress.com/reaksi-penetralan-asam-basa/.[15

Februari 2016]

 Suprihatin,Agung.2014. Indikator alami di sekitar kita.[online].tersedia: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/plh/51 3-mengenal-indikator-alami-di-sekitar-kita .[15 Februari 2016]

 Wikipedia.2015.Indikator universal.[online].tersedia:

https://id.wikipedia.org/wiki/Indikator_universal.[15 Februari 2016]

 Samuel,Joksan.2013.Praktikum kimia dasar sifat asam dan basa. [online].tersedia: http://joksansamuel.blogspot.co.id/2013/04/-praktikum-kimia-dasar-sifat.html.[15 Februari 2016]

 Amiroh, Ade. 2013.Indikator asam basa[online].tersedia: http://adeamiroh.blogspot.co.id/2013/10/indikator-asam-basa.html.[16 Februari 2016]

Referensi

Dokumen terkait

You could be fine as well as correct enough to obtain how crucial is reviewing this Lies We Live (The Truth Series) By Brenda St John Brown Even you constantly review by obligation,

Grafik 1 menunjukkan perubahan konsentrasi nitrat maupun nitrit terhadap waktu pada percobaan pengujian aktifitas mikroba autotroph untuk mendegradasi air limbah nitrat

Penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan Kelas III pada RSUD Ajibarang dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2013 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan

Ada bukti kuat kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, diantaranya yang penting adalah jarang ditemukan pada perawan (virgo),

Srie Yanda : Perbandingan nilai saturasi oksigen pulse oximetry dengan analisa gas darah arteri pada neonatus ..., 2002 USU e-Repository © 2008... PERBANDINGAN NILAI

Although one might review a firm or a group of firms in their market context, by adopting detailed field-based case studies that incorporate both archival and interview data, the lack

Pada zaman sekarang ini, hubungan antar pribadi menjadi semakin bebas dibandingkan beberapa dekade sebelumnya. Terciptanya alat-alat komunikasi yang baru

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal kewirausahaan tersebut.. Semarang, 09 Juni 2015 Pengusul/Pembimbing,