• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan praktikum kimia dasar pengenalan (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan praktikum kimia dasar pengenalan (2)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan

1. Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus 2. Pengenceran

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui adanya suatu gas dan mampu mengenai sifat asam atau basa dari gas tertentu dengan kertas lakmus.

(2)

II. METODE

A. Alat dan Bahan Alat

1. Tabung reaksi 2. Penjepit 3. Bunsen 4. Kertas lakmus 5. Pipet ukur 6. Labu ukur 7. Pro pipet

8. Rak tabung reaksi Bahan

1. Larutan NH4Cl 2. Larutan NaOH 3. Larutan HCl 4. Aquades

(3)

B. Cara Kerja

1. Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus

Larutan NH4Cl sebanyak 2 ml dimasukan ke tabung reaksi, menggunakan pipet ukur. 2 ml larutan NaOH 1% ditambahkan. Tabung reaksi diletakan di rak tabung reaksi. Kertas lakmus didekatkan pada mulut tabung reaksi dan perubahan warna, pH, dan bau pada larutan diamati dan di catat. Kemudian tabung reaksi dipegang dengan penjepit. Kemudian tabung reaksi dipanaskan diatas bunsen dan digoyangkan perlahan. Perubahan warna, pH, dan bau larutan diamati.

2. Pengenceran

a. Pengenceran HCl

Pada percobaan pengenceran, larutan HCl sebanyak 10 ml dimasukkan ke labu ukur menggunakan pipet ukur. Larutan aquades ditambahkan sampai tanda batas pada labu ukur, lalu normalitas dihitung.

b. Pengenceran H2SO4

(4)

III. HASIL

A. Hasil

Tabel 1. Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus

Sebelum Pemanasan Sesudah Pemanasan

Warna Larutan Bening Bening

Bau Tidak Berbau Tidak sedap (tengik)

Warna Kertas Lakmus Kuning Kuning kehijau-hijauan

pH 5 8

Tabel2. Pengenceran HCl 0.1 N

Sebelum Sesudah

Volume HCl 10 ml 100 ml

Konsentrasi 0.1 0.01

Tabel 3. Pengenceran H2SO4 pekat

Sebelum Sesudah

Pengamatan suhu Dingin Panas

Konsentrasi 0.96 0.22

Perubahan Warna Bening Bening

B. Pembahasan

Asam dan basa merupakan substansi yang umum ditemukan sehari-hari. Seperti cuka, cairan aki adalah contoh dari asam. Pada larutan encer zat-zat ini tidak terlalu berbahaya, akan tetapi dalam larutan pekat asam dan basa dapat berbahaya dan bersifat korosif. Sifat yang dimiliki semua asam adalah bahwa di dalam larutan asam akan berdisosiasi untuk mendonorkan (memberikan) ion hydrogen H+. Contohnya asam klorida:

HCl(aq) → H+ + Cl

Asam klorida ion hidrogen ion klorida

Jadi suatu asam didefinisikan sebagai ion hydrogen. Terdapat beberapa cara untuk mengenali atau menjelaskan suatu asam:

(5)

 Bersifat korosif

 Membuat kertas lakmus menjadi merah

 Bereaksi dengan basa membentuk garam dan air

 Memiliki pH kurang dari 7.

Sedangkan basa merupakan zat kimia yang berlawanan dengan asam. Basa merupakan akseptor ion hydrogen. Basa yang dapat larut dalam air disebut alkali. Semua alkali adalah basa, tetapi tidak semua basa adalah alkali. Alkali berdisosiasi dalam air untuk memberkan ion hidroksida OH-:

NaOH(aq) → Na+ + OH

Natrium hidroksida ion natrium ion hidroksida

Beberapa cara lain yang dapat digunakan untuk mengenali atau menjelaskan suatu basa:

 Memiliki rasa sedikit pahit atau rasa logam

 Bersifat korosif

 Membuat kertas lakmus menjadi biru

 Bereaksi dengan asam membentuk garam dan air

 Memiliki pH lebih dari 7.

Ion hidroksida juga dapat menerima ion hidrogen untuk kemudian membentuk air (James dkk, 2002).

Kertas indikator asam basa (kertas lakmus) adalah suatu bahan yang dapat berubah warna apabila diberikan pada larutan asam atau basa. Kertas indikator asam basa biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan, apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa, dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda, misalkan jika suatu larutan bersifat asam, maka kertas lakmus berubah menjadi merah, sedangkan jika bersifat basa, kertas lakmus akan berubah warna menjadi biru (Siregar, 2009). Gas adalah fluida tak berbentuk yang dapat menyebar dan memenuhi ruangan yang ditempatinya. Gas merupakan wujud materi yang molekul-molekulnya tidak terikat oleh gaya kohesi. Gas dapat dicairkan dengan cara mengombinasikan antara menurunkan temperatur dan menaikkan tekanan (Lestari, 2007).

(6)

bentuk ruang tempatnya berada. Semua zat yang bersifat gas dapat berbaur dengan sesamanya dan akan bercampur dalam segala perbandingan, karena itu semua campuran gas adalah larutan yang homogen.

Gas tidak kasat mata artinya, bahwa tidak ada partikel – partikel gas yang dapat dilihat. Beberapa gas berwarna, seperti misalnya: gas klor (kuning kehijau-hijauan), brom (merah kecoklat-coklatan, dan iod (ungu), beberapa diantaranya mudah meledak seperti misalnya hidrogen;dan beberapa di antaranya secara kimiawi bersifat lembab (inert), seperti misalnya helium dan neon (Petrucci, 1987).

Reaksi yang terjadi pada percobaan pertama yaitu:

NH4Cl(s) + NaOH (aq) → H2O(l) + NH3(g) + NaCl (s)

Reaksi yang terjadi antara NH4Cl jika ditambahkan NaOH akan menghasilkan gas ammonia, natrium klorida dan air. Pada percobaan pertama, hasil percobaan akan menimbulkan bau yang tidak sedap karena salah satu produk yang dihasilkan dari reaksi adalah gas amonia (NH3). Dalam melalukan percobaan ini, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah ketelitian dan berhati-hati. Karena larutan asam dan basa bersifat korosif dan cukup berbahaya jika terkena kulit. Dalam pemanasan larutan, hal yang perlu diperhatikan adalah dalam proses pemanasan, tabung reaksi harus dipanaskan dalam posisi miring dan digoyang-goyangkan, serta dalam pemanasan larutan tidak perlu sampai mendidih. Cara membau gas juga diperhatikan. Cara membau yang benar adalah dengan mengibaskan tangan di atas tabung reaksi dengan jarak yang relatif jauh, dan berusaha untuk membau.

Pengenceran adalah proses penambahan pelarut ke dalam suatu larutan yang akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan. Sementara itu konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah mol zat terlarut dalam 1 L larutan (Chang, 2003).

Pengenceran adalah proses penambahan volume suatu zat dengan menambahkan zat lain(Pudjaatmaka, 2002).

(7)

jumlah zat mol yang terlarut dalam larutan. Pada percobaan pengenceran, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pada saat pengenceran larutan H2SO4, zat pelarut harus dituangkan terlebih dahulu. Larutan H2SO4 dimasukkan melalui dinding tabung secara perlahan, jika tidak tabung reaksi akan pecah, karena H2SO4bersifat eksotermis.

Pada pengenceran HCl 0.1 N, kita dapat mengetahui, bahwa konsentrasi dan volume larutan akhir berubah akibat dari pengenceran tersebut.Yang awalnya 0.1 menjadi 0.01. Melalui hasil penghitungan yang tertera pada tabel, kita dapat mengetahui bahwa hasil dari proses pengenceran tidak hanya menambah volume akhir larutan, melainkan juga merubah konsentrasi suatu larutan menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Pada percobaan pengenceran HCl tidak terjadi perubahan suhu.

Pada percobaan pengenceran H2SO4 pekat, suhu pada larutan H2SO4 berubah, hal ini disebabkan sifat eksoterm dari larutan H2SO4 itu sendiri. Pada reaksi eksotermis, terjadi perpindahan panas dari sistem ke lingkungan. Dengan kata lain, reaktan harus memiliki lebih banyak energi panas daripada produk. Kelebihan panas inilah yang dikeluarkan ke lingkungan (Kamilati, 2006). Konsentrasi dan juga volume akhir dari larutan H2SO4 berubah. Pengenceran H2SO4 mengakibatkan konsentrasi menjadi lebih kecil dari normalitas larutan asli, menambah volume akhir larutan dan juga merubah suhu pada larutan H2SO4. Untuk mencari normalitas larutan kita dapat menggunakan rumus :

V1.N1 = V2.N2

Dengan V1 sebagai volume awal, N1 sebagai normalitas awal. Sedangkan V2 adalah volume akhir, dan N2 sebagai normalitasnya.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Gas dapat kita ketahui keberadaanya dengan bantuan indera penciuman.

(8)

2. Setelah pengenceran, konsentrasi HCl berubah menjadi 0.01, dan konsentrasi H2SO4 menjadi 0.22. Selain konsentrasi (normalitas) yang berubah, volume akhir juga berubah, pada pengenceran HCl, volume awal 10 ml setelah pengenceran berubah menjadi 100 ml sedangkan volume H2SO4 yang semula 3 mL berubah menjadi 13 mL.

DAFTAR PUSTAKA Chang, R.2003.Kimia Dasar.Erlangga,Jakarta.

James, Joyce, dkk.2002.Prinsip – Prinsip Sains Untuk Keperawatan.Erlangga,Jakarta.

Kamilati, N.2006.Mengenal Kimia.Ghalia Indonesia,Bogor.

Lestari, F.2007.Bahaya Kimia:Sampling & Pengukuran Kontaminan Kimia Di Udara.Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.

Petrucci, R.H.1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2.Erlangga,Jakarta.

Pudjaatmaka, A. H.2002.Kamus Kimia.Balai Pustaka,Jakarta.

(9)

LAMPIRAN

1. Perhitungan dari percobaan pengenceran HCl 0.1 N: V1 . N1= V2 . N2

10 ml . 0.1 = 100 . N2 N2= 0.01

Jadi normalitas HCl setelah diencerkan adalah 0.01 N

2. Perhitungan dari percobaan pengenceran H2SO4 pekat: V1 . N1= V2 . N2

3 ml . 96/100 = 13 . N2 3 . 0.96 = 13 . N2 2.88 = 13 . N2 N2= 0.22 N

Gambar

Tabel 1. Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus

Referensi

Dokumen terkait

Jenis buret berdasarkan peruntukannya: buret asam (digunakan untuk larutan bersifat asam, netral, dan larutan pengoksidasi), buret basa (digunakan untuk

Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa

Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian

Larutan buffer dapat juga dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat dengan jumlah mol equivalen asam lebih banyak dari pada mol equivalen basanya, sehingga

Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat asam dari larutan yang bersifat basa, antara lain kertas lakmus, indikator universal,

Dilihat dari data pengamatan yaitu, terjadi perubahan warna indikator MO berwarna jingga, indikator PP tidak berwarna, indikator MM berwarna merah, indikator BTB

Metode kedua yang diujikan dalam praktikum ini adalah dengan media larutan indikator. Prinsip penggunaan larutan indikator adalah perubahan warna. Ada 2 wujud perubahan

Indikator seperti kertas lakmus atau penolftalein dapat digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat asam dari larutan yang bersifat basa, tetapi tidak dapat