• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIKET MASUK DAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TIKET MASUK DAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA (3)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3

NAMA :

NIM :

KELAS :

KELOMPOK :

JURUSAN :

ASISTEN :

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

1. PRELAB

3.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya masing-masing 2 a. Explosive (E) : TNT, Natrium (Sumardjo, 2008).

b. Oxidizing (O) : Hidrogen peroksida, kalium perklorat (Sumardjo, 2008). c. Flammable(F) : Aseton, benzene (Sumardjo, 2008).

d. Very toxic (T+) : Kalium sianida, hydrogen sulfida (Sumardjo, 2008). e. Toxic(T) : Metanol dan benzene (toksik, karsinogenik) (Sumardjo, 2008). f. Harmful (Xn) : Peridin, bromine (Sumardjo, 2008).

g. Corrosive (C) : Asam hidroklorida, asam nitrat (Sumardjo, 2008). h. Irritant (Xi) : Isopropilamina, kalsium klorida (Sumardjo, 2008).

i. Bahan berbahaya bagi lingkungan (N) : Tributil timah klorida, tetraklorometan (Sumardjo, 2008).

3.2 Carilah MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) pada bahan kimia yang disebutkan di atas

1. Natrium (Na)

Natrium biasanya berbentuk padatan putih dan berbaun serta mudah larut dalam air. Penanganan apabila terjadi kontak dengan mata segera siram dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. apabila terjadi dengan kulit segara basuh menggunakan air dingin cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti bakteri. Jika terhirup, pindahkan ke udara segar dan untuk penanganan yang lebih parah dapatkan bantuan medis dengan segera (Jeyaratnam, 2009).

2. Hidrogen peroksida (H2O2)

Hidrogen peroksida berbentuk cairan tanpa warna dengan bau yang sedikit tajam. Gunakan sarung tangan untuk menghindari sentuhan serta kacamata dan pelindung wajah. Kontak kulit dan mata dapat menyebabkan iritasi, luka bakar, serta ketidaknyamanan. Jika terkena kulit atau mata basuh dengan banyak air. Penyimpanan hidrogen peroksida harus dilakukan di tempat yang sejuk, kering, jauh dari bahan-bahan yang sifatnya tidak sesuai (Jeyaratnam, 2009). 3. Aseton (CH3COCH3)

Aseton berbentuk cairan yang tidak berwarna mudah menguap dan larut dalam air. Uap dapat menyebabkan rasa kantuk dan pening. Penanggulangan umum jika ragu dalam apapun dapatkan bantuan medis secepatnya. Jika terkena kontak kulit cuci kulit dengan sabun dan air sampai bersih dan gunakan pembersih kulit yang diakui (Jeyaratnam, 2009).

4. Kalium Sianida (KCN)

Kalium sianida adalah salah satu senyawa anorganik paling beracun, berbentuk kristal tidak berwarna dan mudah sekali larut dalam air. KCN digunakan sebagai insektisida, gasoline, pembersih toilet. Resiko yang ditimbulkan sangat beracun jika terhirup, kontak dengan kulit, tertelan. Pencegahan dapat dilakukan dengan mencegah wadah agar tetap tertutup rapat. Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan banyak air dan sabun. Hindari membuang limbah ke saluran pembuangan. Segera hubungi bantuan medis atau dokter (Lestari, 2009).

5. Metanol

(3)

insektisida dan urea. Penanganan pertama jika terjadi kecelakaan maka harus membersihkan diri dari paparan. Jika terkena pada kulit cuci dengan air dan sabun sedikitnya 10-15 menit. Jika terkena mata basuh dengan air dingin sedikitnya 10-15 menit (Ismail, 2011).

6. Piridin (C5H5N)

Piridin adalah cairan tak berwarna, bahan pelarut dan reagent yang penting. Penanganan jika terkena kontak kulit maka cepat dibasuh dengan air dingin selama 10 menit. Apabila terjadi hal yang tidak bisa meredakan penanganan secepatnya menghubungi tim medis (Ismail, 2011).

7. Kalsium Klorida (KCl)

Keadaan fisik berbentuk padatan dan berbau larut dalam air dingin ataupun panas dan sangat sedikit larut dalam metanol. Penanganan jika kontak mata segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Jika kontak pada kulit maka cuci dengan air dan sabun desinfektan. Tutupi kulit yang teriritasi dengan sesuatu yang melunakkan (Lestari, 2009).

3.3 Jelaskan fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia

Lemari asam (fume hood) adalah ruangan sistem ventilasi yang berfungsi utama sebagai melindungi laboran dari reaksi kimia yang berbahaya, debu dan fungsi yang lainnya sebagai melindungi dari ledakan dan reaksi kimia yang tidak terkontrol serta kebakaran yang diakibatkan saat mencampur larutan (Schulz, 2006).

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pipet Volum adalah alat ukur kuantitatif dengan ketelitian tinggi, memiliki bentuk menggelembung pada bagian tengah pipet. Berfungsi untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer pada titrasi (Cairns, 2008).

(Cairns, 2008).

2.2 Pipet Ukur adalah Alat berbentuk silinder kecil dan panjang serta memiliki ukuran skala tertentu dalam ml. Berfungsi untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari suatu wadah (Cairns, 2008).

(4)

(Cairns, 2008).

2.3 Labu ukur digunakan untuk menyiapkan volume larutan yang akurat. Labu ini berbentuk seperti buah per, dengan leher kurus yang panjang (Cairns, 2008).

(Cairns, 2008).

2.4 Buret adalah tabung panjang yang memiliki skala, terdapat sebuah kran dibagian bawah untuk mengatur aliran cairan biasanya digunakan untuk proses titrasi (Csuros, 2007).

(Csuros, 2007).

2.5 Erlemenyer adalah alat laboratorium yang berbentuk alas datar, badan yang mengkerucut dan leher berbentuk silinder. Fungsinya untuk mencampurkan suatu larutan dengan memutarkannya (Csuros, 2007).

(Csuros, 2007).

2.6 Spektrofotometer mengukur jumlah relatif cahaya dari panjang gelombang yang berbeda yang diserap dan diteruskan oleh larutan pigmen (Radji, 2006).

(Radji, 2006).

2.7 Tabung reaksi merupakan perangkat gelas yang berbentuk tabung memanjang dan berfungsi untuk mereaksikan bahan kimia (Lee, 2012).

(5)

(Lee, 2012).

2.8 Timbangan Analitik adalah timbangan yang dipergunakan untuk menimbang hingga satuan kecil (miligram). Untuk penimbangan sampai dengan satuan mikrogram digunakanlah timbangan yang lebih halus dan peka (Hendaryono, 2009).

(Hendaryono, 2009).

2.9 Pipet tetes alat laboratorium yang berbentuk runcing serta atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala kecil dengan ukuran 1ml hingga 5 ml (Cairns, 2008).

(Cairns, 2008).

2.10 Bulb terdiri atas satu bola dengan ujung pendek di atas dan ujung panjang di bawah, berfungsi untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur (Bettelheim, 2009).

(Bettelheim, 2009).

2.11 pH meter terdiri dari probe pengukur yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH (Hendaryono, 2009).

(6)

2.12 Lemari asam adalah sistem ventilasi yang berfungsi melindungi komponen kimia dari bahan beracun, debu dan mikroba. Fungsi yang kedua meliputi melindungi dari ledakan dan reaksi kimia yang berbahaya (Schluz, 2006).

(Schluz, 2006). 3. PEMBAHASAN

3.1 Lemari asam dapat digolongkan menjadi salah satu perangkat keselamatan yang dirancang secara spesial. Lemari asam secara umum merupakan peralatan laboratorium yang berukuran besar, dengan kabinet bawah sebagai penahan/meja. Lemari asam terdiri dari 2 jenis: ducting dan ductiess (tanpa ducting). Prinsip lemari asam ini sama saja, udara dihisap dari depan pintu lemari asam, kemudian dikeluarkan oleh blower hisap menuju keluar ruangan atau bahan penyaring. Lemari asam lebih banyak dibuat dengan bahan kayu, selama beberapa tahun lemari asam pun berganti dengan bahan pembuatan plastik laminasi dan serat kayu yang tahan dengan panas api. Fitur pengaturan lemari asam terdiri dari kontrol hisap blower, kontrol lampu penerangan, sinyala peringatan aliran udara rendah, sinyal peringatan pembukaan pintu depan terlalu tinggi, keran air dan keran gas (Saunders, 2008).

3.2 Buret adalah salah satu alat laboratorium kaca yang berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat kran pada bawahnya. Buret juga dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan dalam kimia analitik untuk mengeluarkan variabel, jumlah terukur dan larutan kimia.

Berdasarkan ukuran, buret dibagi menjadi: buret makro, buret semi mikro dan buret mikro. Jenis buret berdasarkan peruntukannya: buret asam (digunakan untuk larutan bersifat asam, netral, dan larutan pengoksidasi), buret basa (digunakan untuk larutan bersifat basa memiliki ujung celah karet dengan bola kaca yang mirip seperti kran), buret amberglas (buret yang terbuat dari bahan kaca yang berwarna coklat gelap berfungsi untuk larutan yang mudah teroksidasi oleh cahaya), buret universal digunakan semua jenis larutan (Underwood, 2006).

3.3 Neraca analitik digital merupakan alat yang sering ada di laboratorium untuk membantu mengukur berat secara kalkukasi fecare. Cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul ditampilkan layar LCDnya. Neraca ini sangat peka, karena itu bekerja dengan neraca ini harus sangat berhati-hati. Cara menggunakan neraca analitis Nolkan terlebih dahulu neraca tersebut, letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan, Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca, setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut (Mansur, 2010).

(7)

Spektrofotometer merupakan alat yang dilengkapi dengan cahaya, baik cahaya UV atau cahaya nampak. Spektrofotometer mampu membaca kepekatan warna dari sample tertentu dengan panjang gelombang tertentu pula. Alat ini digunakan untuk mengukur beberapa molekul seperti DNA/RNA, protein, kultur sel bakteri, ragi, dan lain-lain (Underwood, 2006).

3.5 PH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi mengukur pH suatu cairan. komponen pH meter terdiri dari monitor untuk melihat digital ukuran pH, statip

untuk tempat elektroda yang terhubung ke sebuah alat elektronik pengukur serta juga dilengkapi dengan stirer untuk mengaduk atau mencampurkan larutan (Khasani, 2007).

3.6 Tabung reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung reaksi yang ada juga dilengkapi dengan tutup. Sesuai dengan namanya tabung reaksi adalah tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium. Tabung reaksi mempunyai variasi ukuran baik dari segi panjang maupun diameternya (Khasani, 2007).

3.7 Labu ukur adalah sebuah alat laboratorium yang berbentuk bulat di bagian bawahnya. Bentuknya mirip dengan buah labu yang bertangkai panjang. Labu ukur memiliki ukuran kapasitas antara 5mL sampai 5L (Brickell, 2012).

3.8 Erlenmeyer adalah wadah berbentuk kerucut dengan leher, sehingga bisa digunakan untuk menjepit dengan stopper atau memegangnya. Labu erlenmeyer terbuat dari kaca borosiklat sehingga erlenmeyer dapat dipanaskan dengan api. Ukuran yang paling umum adalah 250 ml dan 500ml (Brickell, 2012).

3.9 Pipet volume juga disebut sebagai pipet gondok yang memiliki bentuk menggelembung di bagian tengah pipet. Biasanya terbuat dari kaca. Gunakan pipet pump atau propipet untuk menyedot larutan (Beran, 2010).

3.10 Bulb adalah karet penghisap berbentuk seperti bola. Filler mempunyai 3 bagian utama dan bagian-bagian tersebut mempunyai katup aspirate, suction dan exhaust. Agar bulb dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, sebelum disimpan usahakan alat ini dalam kondisi kering dan tidak ada residu larutan (Brickell, 2012).

3.11 Pipet tetes merupakan salah satu alat laboratorium yang memiliki ukuran kecil dan biasanya terbuat dari kaca atau plastik dengan ujung bawah meruncing dan ujung atas ditutupi karet. Pemindahan larutan dengan pipet memerlukan waktu yang lama. Pipet tetes memiliki ukuran mulai dari yang terkecil 1ml hingga 5ml (Beran, 2010).

3.12 Pipet Ukur berbeda dengan pipet lainya. Berbentuk tabung memanjang dan tidak ada karet diatasnya. Ukuran terbesar pipet ukur adalah 50ml (Beran, 2010).

4. KESIMPULAN

Tujuan dari materi ini mampu mengidentifikasi dan menggunakan alat dengan benar, mengenalkan peralatan dan K3 di laboratorium, dan mampu menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan dengan benar (Tim Pengampu Mata Kuliah Dasar, 2016).

Pengenalan Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

(8)

alat praktikum terbuat dari gelas atau kaca, sehingga harus berhati-hati karena jika tersenggol sedikit maka akan pecah. Selain itu, berhati-hati pula terhadap bahan-bahan kimia. Karena, bahan kimia memiliki tingkat berbahaya yang berbeda-beda dapat diketahui dari simbol kimia yang tertera. Untuk mencegah terjadi kecelakaan kerja, laboran wajib menggunakan alat pelindung diri (Cahyono, 2009).

Pada uraian di atas telah disebutkan bahwa bahan kimia memiliki tingkat berbahaya yang berbeda-beda salah satunya adalah

a. Toxic : Sangat beracun, menyebabkan kematian atau sakit serius bila masuk ke dalam tubuh

b. Corrosive : Dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan kulit iritasi, dan gatal

c. Explosive : mudah meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan

d. Pengoksidasi : menyebabkan kebakaran, dapat menghasilkan panas jika kontak dengan bahan organik dan reduktor

e. Flammable : memiliki titik nyala rendah dan bahan yang beraksi dengan air menghasilkan gas yang mudah terbakar

f. Harmful : menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir dan mengganggu pernapasan

(Tim Pengampu Mata Kuliah Dasar, 2016).

Pengenalan Alat di Laboratorium Kimia Dasar

a. Tabung reaksi : mereaksikan bahan kuantitatif b. Spatula : mengambil bahan

c. Pipet tetes : memindahkan larutan dalam jumlah kecil d. Gelas ukur : mengukur larutan dengan skala 0,5ml e. Pipet volume : memindahkan larutan dengan skala 0,02ml f. Corong : membantu memindahkan larutan

g. Labu ukur : membuat larutan skala volume 0,06ml h. Gelas beaker : menyimpan, memanaskan, membuat larutan i. Piknometer : mengukur massa jenis

j. Bulb : membantu menghisap cairan

k. Kaca arloji : tempat wadah untuk menimbang zat (Tim Pengampu Mata Kuliah Dasar, 2016).

DAFTAR PUSTAKA

Bettelheim, Frederick A. 2009. Laboratory Experiments for Introduction to General, Organic, and Biochemistry. California: Mary-Finch Corporation.

Cairns, Donald. 2008. Essentials of Pharmeutical Chemistry. Jakarta: EGC.

Csuros, Maria. 2007. Environmental Sampling and Analysis Lab Manual. New York: Lewis Publisher.

Hendaryono, Sriyanti. 2009. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius. Ismail, Ibnu. 2011. Pengenalan Kepada Loji Kimia Bahagian I. Belitung: King77. Jeyaratnam, J. 2009. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: EGC.

Lee, L. 2012. Living in a Test Tube: A Scientific to Biblical Parallel. Washington DC: Xilbris Corporation LLC.

Lestari, Fatma. 2009. Bahaya Kimia: Sampling&Pengukuran Kontaminan Kimia di Udara. Jakarta: EGC.

(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Beran, Jo A. 2010. Laboratory Manual for Principles of General Chemistry. Washington DC: John Wiley & Sons, Inc.

Brickell, Jean. 2012. Clinical Chemistry A Laboratory Prespective. Philadelphia: F.A Davis Company.

Cahyono, A.B. 2009.Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Khasani. 2007. Prosedur Alat-alat Kimia. Yogyakarta: Liberty. Purnomo, Mansur. 2010. Kimia Analitik. Jakarta: Gagas Media.

Saunders, G. Thomas. 2008. Laboratory Fume Hoods: A Users Manual. Canada: Simultaneously, Inc.

Tim Pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar. 2016. Modul Praktikum Kimia Dasar. Malang: FTP Universitas Brawijaya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pratikum kali kali ini dapat disimpulkan bahwa titrasi adalah memperoleh larutan baru dengan cara mereaksikan sejumlah volume tertentu larutan standar yang diketahui

Dan yang terakhir pada menit kesepuluh logam Zn semakin berwarna hitam pekat, warna larutan semakin biru muda bening, dan logam Zn semakin

Peniter yang digunakan adalah NaOH, karena NaOH adalah larutan yang bersifat basa, sedangkan asam salisilat adalah larutan yang bersifat asam, sehingga keduanya dapat direaksikan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu glukosa 5% , fruktosa 5% , maltosa 5% dan sukrosa 5% sebagai sample serta reagen barfoed yang digunakan untuk bereaksib.

dengan cara titrasi larutan asam dan basa Larutan yang digunakan adalah larutan asam monohidrogen fosfat (Na2HPO4) dan larutan basa konjugatnya dihidrogen fosfat

Namun apabila larutan berwarna dilewai radiasi, atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu, akan secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap

Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda.Pada titrasi asam dengan basa maka indikator

praktikum ini digunakan obat yang bersifat asam lemah karena reaksi ionisasi yang. terjadi pada asam lemah maupun basa lemah ialah reaksi ionisasi