BAB V
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
TUJUAN :
• Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida
• Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen
A. Pre-lab
1. Jelaskan tentang reaksi saponifikasi suatu lemak !
Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, yang biasanya dengan bahan awal lemak dan basa. Nama lain reaksi saponifikasi adalah reaksi penyabunan. Dalam pengertian teknis, reaksi saponifikasi melibatkan basa (soda kaustik NaOH) yang menghidrolisis trigliserida. Trigliserida dapat berupa ester asam lemak membentuk garam karboksilat.
2. Jelaskan perbedaan sabun kalium, sabun natrium dan detergen, baik secara struktur maupun sifatnya !
C17H35-C-K(O)-O untuk sabun kalium
C17H35-C-Na(O)-O untuk sabun natrium
3. Jelaskan prinsip dasar proses saponifikasi dan pengujian sifat sabun yang dihasilkan ! Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa kuat. Sabun terutama mengandung c12 dan c16 selain itu juga mengandung asam karboksilat.Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak bersifa sebarang: pada temperature kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupalemak, sedangkan gliserda dalam tumbuhan cenderung berupa minyak. Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang disebut asam lemak, umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tak bercabang.Rantai hidrokarbon dalam suatu asam lemak dapat bersifat jenuh atau dapat pula mengandungikatan-ikatan rangkap. Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida denganalkali (NaOH atau KOH) yang
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian dan Prinsip Saponifikasi
Saponifikasi adalah reaksihidrolisis asam lemak oleh adanya basa kuat (misalnya NaOH). Prinsip dalam proses saponifikasi,yaitu lemak akan terhidrolisis oleh
basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut
dengan trace. Pada campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl.. Garam NaCl ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari gliserol (Sukardi, 2010)
2. Sabun Kalium dan Natrium
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun (Markum, 2009).
TINJAUAN BAHAN
1. Lemak
Lipid (dari kata yunani Lipos). Lemak merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol, dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, serta pelarut non polar lainnya (Fessenden, 2007) 2. KOH 10% dalametanol 95%
Mempunyai perwujudan Kristal putih, higroskopik, deliquescent, menyerap karbondioksida.Saat dilarutkan dalam air dan alcohol dan larutan asam akan
menghasilkan panas. Mempunyai titik lebur 360°C.Kegunaannya Membentuk garam kalium dari ester yang larutdalam air.(Fessenden, 2007)
3. Aseton
Aseton merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasar isopropil alkohol dengan cara oksidasi. Aseton adalah zat tidak berwarna dengan berat jenis 0,812 gram/mol dan mempunyai bau yang sengit yang menjadi tandanya. Aseton dapat bercampur dalam air dan dalam semua perbandingan adalah suatu zat pelarut yang baik bagi banyak zat-zat organik, aseton dipakai dalam pembuatan senyawa penting antaranya Kloroform dan Iodoform..(Achmad, 2007)
4. NaCl
Garamdapur (NaCl) adalah bahan berupa padatan putih, memiliki bentuk Kristal kubus yang transparan. Garam dapur merupakan senyawa yang tersusun dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH..(Achmad, 2004)
5. Akuades
Aquadesadalah air hasildestilasi / penyulingansamadengan air murniatau H2O, kerena H2O hamper tidak mengandung mineral.. (Achmad, 2004)
6. CaCl2 0,1%
Kalsiumklorida, CaCl2, merupakan garam ini berwarna putih dan mudah larut dalam air. Kalsium klorida tidak berbau, tidakberwarna, dan tidak mudah terbakar.(Khopkar, 2004)
Magnesium Klorida juga digunakan sebagai desinfektan (bahan pembersih lantai),.(Achmad, 2004)
8. FeCl2 0,1%
Kegunaan FeCl2 dalam praktikum kimia adalah untuk mengetahui kesadahan yang terkandung dalam air..(Bamedi, 2005)
9. Detergen
Deterjen merupakan campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membersihkan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.(Khopkar, 2004)
10.Air Kran
Air kran digunakan sebagai media dalam proses saponifikasi, jika air berbusa banyak maka tidak mengandung kesadahan atau sedikit mengandung kesadahan.(Bamedi, 2005)
11.Minyak
DIAGRAM ALIR
Pembuatan sabun kalium
Alat dan bahan Disiapkan Lemak 1,5 gram
Ditempatkan pada tabung reaksi, ditambahkan 10 ml KOH 10 % dalam etanol 95 % Tabung reaksi
Ditempatkan di beaker glass 250 ml berisi air panas untuk pemanasan sampai mendidih, ditambahkan etanol 2 ml,dilakukan uji penyabunan dengan meneteskan hasil reaksi kedalam air, jika sempurna maka ada tetesan lemak
Hasil reaksi
Dituang di gelas beker, dipanaskan sampai allkohol menguap sempurna, ditamabah aquades 30 ml dan diaduk
Hasil akhir
Pembuatan sabun natrium
Alat dan bahan Disiapkan
Sampel pembuatan sabun kalium
Diambil separuh dan ditambah HCl jenuh 15 ml, diaduk dengan kuat sampai terbentuk padatan
Padatan
Dipisah dengan kertas saring dan ditekan supaya bebas dari air Hasil
Alat dan bahan Disiapkan Arloji
Diolesi minyak atau lemak pada permukaanya dan digunakn dengan larutan sabun kalium, digoyangkan gelas arloji dan diamati dan diulangi menggunakan dtergen dari pelarutan 0,5 g dtergen didalam 50 ml akuades
Hasil
4 tabung reaksi
Masing masing diisi 1 ml sabun kalium, setiap satu buah tabung diisi 1 ml CaCl2, 1 ml MgCl, 1 ml FeCl dan air kran, diaduk dan diamati. Diulang dengan menggunakan sabun natrium dan detergen
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S.A. 2007.BukuMateriPokok Kimia OrganikBahanAlam.PenerbitKarunika
Universitas Terbuka. Jakarta.
Bamedi, A. 2005.Carotenoid Esters in Vegetables and Fruits.J. Agric Food Chem. Germany.
Fessenden, R. J. 2007.Kimia Organik, Jilid 1, Edisiketiga.PenerbitErlangga.
Jakarta.
Gembong.2009. Kimia OrganikdanSintesis.GadjahMada University Press.Yogyakarta.
Ikan, R. 2009.Natural Products : A Laboratory Guide.Academic Press, Inc., California. USA.
Khopkar, S. M. 2004.KonsepDasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Markum, S.A. 2009. BiosintesisProdukAlami.YayasanSaranaWana Jaya. Bandung.
DATA HASIL PRAKTIKUM
Jenis sampel warna bentuk
Sabun kalium Bening Cair
Sabun natrium Putih tulang Padat
detergen Keruh transparan cair
2. Sifat sabun dengan detergen
Jenis sampel Ditambah lemak/minyak
kelarutan warna
Sabun kalium Sedikit larut Kuning
Sabun natrium Tidak larut Putih tulang
3. Uji kesadahan
Jenis sampel Penambahan larutan pengamat diaduk 1 ml sabun kalium /
20 tetes
1 ml CaCl2 0,1 % / 20 tetes
Putih susu Terdapat endapan
1 ml larutan MgCl2 0,1 % / 20 tetes
Lebih keruh Kental, terdapat gelembung 1 ml larutan FeCl2
0,1 % / 20 tetes
Orange, keruh Terdapat endapan berwarna orange tua 20 tetes air keran Keruh, tidak terdapat
endapan
Tetap kuning Terdapat endapan orange
Bening Tidak ada endapan
1 ml larutan FeCl2 0,1 % / 20 tetes
Sedikit lebih keruh Tidak ada endapan
PEMBAHASAN
1. Analisa prosedur
a. Pembuatan sabun kalium dan natrium
Hal yang pertama dilakukan ialah memperdiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang di perlukan yaitu tabung reaksi yang digunakan untuk mereaksikan sampel. Pipet volume untuk mengambil larutan. Pipet tetes untuk mengambil sampel. Gelas arloji untuk mengamati sampel, kertas saring untuk menyaring sabun. Lalu bahan yang digunakan yaitu CaCl2, MgCl2, FeCl2 masing-masing 0,1 % , lalu minyak, KOH 10% , etanol 95% , NaCL , aquades, dan air kran
Proses selanjutnya yaitu minyak di letakkan dalam gelas beaker kemudian di ambil dengan pipet tetes sebanyak 30 tetes diletakkan ke gelas beaker yang lebih kecil. Sekanjutnya di tambahkan dengan KOH 10% 10 ml dalam etanol 95%. Selanjutnya dipanaskan. Kemudian diamati perubahan yang terjadi dan di tulis di DHP. Selanjutnya di tambahkan 2 ml etanol, lalu di panaskan lagi dalam penangas selama 3 menit. Setelah itu didinginkan. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi lagi. Dari bahan yang sudah didinginkan tersebut di ambil sebanyak ujung spatula lau dilarutkan dalam air keran yang di letakkan di gelas beaker. Diamati proses perubahan nya, apabila dapat larur, sabun yang dibuat sudah sempurna. Apabila sempurna sabun yang telah memadat tersebut di tambahkan 30 ml air kran yang telah di ukur dengan gelas ukur pada tempat terpisah. Kemudian di campurkan dan diaduk sampai larut. Kemudian apabila sudah larut. Dibagi menjadi 2 dan diletakkan ke dalam gelas beaker. Apabila sudah, salah satu gelas beaker yang berisi campuran larutan tersebut ditambahkan 15 ml NaCl kemudian di aduk sampai larut dengan baik. Setelah itu, kertas saring diambil dan disaring larutan tersebut ke gelas beaker selanjutnya. Kemudian di peras hingga membentuk padatan.
Fungsi penambahan KOH yaitu untuk bahan dasar yang dapat membentuk sabun kalium. Sedangkan fungsi penambahan NaOH yaitu sebagai bahan dasar pembuatan sabun natrium. Penambahan reagen etanol digunakan untuk melarutkan lemak. Fungsi perlakuan penambahan etanol yaitu untuk menggantikan etanol yang telah menguap. Sedangkan fungsi pemanasan yaitu untuk mempercepat reaksi.
b. Membuat larutan detergen
Alat dan bahan disiapkan. Alat yang digunakan untuk membuat larutan detergen ini adalah timbangan analitik yang digunakan untuk menimbang detergen yang akan dibuat sebagai larutan, kemudian beaker glass kecil untuk mencampurkan detergen dengan aquades serta pengaduk untuk mengaduk. Bahan yang digunakan ialah detergen dan aquades.
Hal yang dilakukan selanjutnya yaitu menimbang detergen pada timbangan analitik sampai 0,5 gram, lalu di campurkan dengan aquades sebanyak 50 ml. pastikan tidak ada yang tersisa dalam gelas arloji. Kemudian diaduk dengan pengaduk kaca sampai benar-benar larut. Hasil dapat diamati.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini disiapkan. Alat yang digunakan yaitu gelas arloji untuk menempatkan masing-masing sampel. Bahan yang digunakan yaitu sabun kalium, sabun natrium dan larutan detergen yang dibuat sebelumnya tadi (Gembong, 2009).
Prosedur selanjutnya yaitu minyak ditetesi pada masing-masing gelas arloji sebanyak 2 tetes. Selanjutnya pada masing-masing gelas arloji di berikan sampel yaitu 20 tetes sabun kalium, sabun natrium secukupnya dan 20 tetes larutan detergen. Selanjutnya yaitu masing-masing sampel pada gelas arloji tersebut digoyangkan kemudian diamati perubahan yang terjadi (Fessenden, 2006).
d. Uji kesadahan
Alat dan bahan disiapkan yaitu alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi untuk mereaksikan sampel. Rak tabung yang digunakan untuk meletakkan tabung reaksi. Pipet tetes yang digunakan untuk mengambil sampel. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu CaCl2, MgCl2, FeCl2 masing-masing 0,1 %. Kemudian air keran.
Prosedur yang dilakukan selanjutnya yaitu tabung reaksi disiapkan, masing-masing tabung di beri label reagen agar tidak tertukar. Reagen masing-masing-masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 20 tetes. Selanjutnya sampel di masukkan dalam masing-masing tabung reaksi di bermacam reagen. Sabun kalium dan detergen di masukkan sebanyak 20 tetes. Sedangkan sabun natrium dimasukkan secukupnya, merata pada seluruh reagen. Kemudian setelah di masukkan , diamati perubahan yang terjadi. Setelah di amati, dilakukan pengadukan, pengadukan dilakukan dengan menggoyang-goyangkan tabung sampai tabung dirasa sudah bercampur. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi lagi.Fungsi penambahan CaCl2, MgCl2, FeCl2 yaitu untuk mengetahui pengaruh kesadahan air terhadap sabun dan detergen (Hart, 2007).
2. Analisa Hasil
a. Pembuatan sabun kalium dan natrium
Selanjutnya larutan dibagi menjadi 2. Dari larutan sabun kalium ini akan dibuat sabun natrium yaitu berupa sabun padatan. Setelah ditambahkan dengan NaCl larutan tersebut berubah menjadi terdapat gumpalan-gumpalan berwarna putih. Gumpalan ini yang akan disaring dan kemudian jika sudah disaring akan membentuk padatan yang merupakan sabun natrium (Fessenden, 2007).
b. Membuat larutan detergen
Detergen yang awalnya bubuk setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam aquades, sabun ini dilarutkan dengan diaduk terus menerus. Hasil dari larutan ini berwarna keruh transparan, dan terdapat gelembung pada permukaan larutan tersebut.
Detergen merupakan bahan pembersih yang mengandung senyawa surfaktan. Fungsi surfaktan itu sendiri yaitu sebagai bahan pembasah dan pengemulsi yang menyebabkan penurunan tegangan permukaan air sehingga air lebih mudah terserap ke dalam bahan. Contoh surfaktan detergen adalah LAS dan ABS (Hart, 2007).
c. Kemampuan menghilangkan minyak
Kemampuan dalam menghilangkan minyak dapat diujikan dengan mengamati dalam gelas arloji. Minyak yang telah ditempatkan pada masing-masing arloji jika diteteskan masing-masing sampel yang akan diujikan. Pada penambahan sabun kalium, setelah diaduk atau digoyangkan kelarutan nya dalam minyak sedikit larut kemudian terjadi perubahan warna menjadi lebih kuning dari sebelumnya. Sedangkan sabun natrium kelaritan nya dalam minyak yaitu tidak dapat larut. Dan warnanya tetap putih tulang. Hal ini disebabkan, sabun natrium tersebut tidak mampu menyerap minyak yang terdapat dalam gelas arloji tersebut. Kemudian pada detergen, minyak dapat larut dengan sempurna, walau masih terlihat adanya perbedaan dari minyak dan larutan detergen. Hal ini menunjukkan bahwa di antara ketiga sampel tersebut, urutan kelarutan nya dari yang paling larut hingga tidak larut yakni mulai dari ddetergen, sabun kalium kemudian sabun natrium (Gembong, 2009).
d. Uji kesadahan
Pada reagen CaCl2 0,1 % direaksikan dengan sabun kalium larutan menjadi berwarna putih susu, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut mengendap. Pada reagen MgCl2 0,1 % direaksikan dengan sabun kalium larutan menjadi berwarna lebih keruh, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut mengental dan terdapat gelembung pada permukaan nya. Pada reagen FeCl2 0,1 % direaksikan dengan sabun kalium larutan menjadi berwarna orange atau kuning, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut mengendap berwarna orange tua. Sedangkan apabila sabun kalium direaksikan dengan air keran, larutan berwarna keruh tapi setelah dikocok tetap tidak terdapat endapan (Priyono, 2009).
aduk, larutan tersebut mengendap, berwarna keruh dan tidak transparan. Pada reagen CaCl2 0,1 % direaksikan dengan sabun natrium larutan menjadi berwarna putih susu, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut mengendap. Pada reagen FeCl2 0,1 % direaksikan dengan sabun natrium larutan menjadi berwarna kuning, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut mengendap dan berwarna orange. Pada reagen air keran direaksikan dengan sabun natrium larutan menjadi berwarna bening, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut keruh namun tidak transparan (Hart,2007).
Pada reagen CaCl2 0,1 % direaksikan dengan detergen larutan menjadi berwarna keruh dan tidak transparan, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut tidak mengendap. Pada reagen MgCl2 0,1 % direaksikan dengan detergen larutan menjadi berwarna bening, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut tidak mengendap. Pada reagen FeCl2 0,1 % direaksikan dengan detergen larutan menjadi berwarna lebih keruh dari sebelumnya, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut tidak mengendap. Pada reagen air keran direaksikan dengan detergen larutan menjadi berwarna bening transparan, namun setelah dikocok atau di aduk, larutan tersebut tidak mengendap dan bergelembung (Hart, 2007).
PERTANYAAN
1. Apa fungsi penambahan KOH pada proses saponifikasi? Apakah larutan KOH dapat digantikan dengan bahan lain, jika dapat, bahan apakah yang dapat menggantikan larutan KOH?
Penambahan KOH pada proses saponifikasi berfungsi untuk mempercepat terjadinya proses penyabunan. KOH merupakan basa yang dapat menghirolisis lemak sehingga menghasilkan gliserol dan sabun kalium. Selain KOH, dapat juga digunakan larutan basa lain seperti NaOH yang juga dapat menghidrolisis lemak
2. Jelaskan fungsi NaCl dalam percobaan ini!
Fungsi NaCl dalam percobaan ini adalah berguna untuk memisahkan antara sabun dengan gliserol
3. Jelaskan cara kerja sabun dan detergen sebagai pembersih kotoran / lemak! Mengapa detergen lebih efektif untuk membersihkan kotoran bila dibandingkan dengan sabun?
Rantai karbon pada struktur kimia sabun adalah panjang dan bersifat non polar dan tidak mengikat atau menarik air (hidrofobik), sementara kepalanya terdapat ion logam polar dan hidrofilik. Kotoran yang tidak tercuci oleh air saja biasanya merupakan senyawa non polar. Di dalam sabun, bagian hidrofobik sabun mengikat kotoran tersebut. Sementara bagian hidrofilik mengikat molekul air sehingga kotoran dapat larut dalam air. Sedangkan detergen memiliki sifat dapat mengemulsi lemak secara sempurna. Bagian non polar dari ujung hidrokarbon pada detergen mengelilingi tetesan minyak secara merata, sehingga detergen dapat mengemulsi lemak dan kotoran
Detergen lebih efektif untuk membersihkan kotoran dibandingkan dengan sabun karena mengandung senyawa petrokimia surfaktan aktif sintetis sebagai bahan pembersih utama pada detergen. Surfaktan aktif tersebut dapat menurunkan tegangan permukaan air sehingga detergen tetap dapat bekerja dengan baik pada air sadah dan tidak membentuk endapan.
4. Jelaskan pengaruh kesadahan terhadap fungsi sabun dan detergen sebagai pembersih !
Pada sabun tidak dapat bekerja pada air sadah (air yang mengandung banyak mineral). Hal ini terjadi karena kation divalen (Mg2+, Ca2+, Fe2+) ini dapat bereaksi dengan sabun dan membentuk endapan. Berikut adalah reaksinya:
Ca2+
(aq) + 2 ROONa(aq) Ca(ROO)2 (s) + 2Na+(aq)
Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap
Sedangkan detergen mampu bekerja secara efektif pada air sadah. Sifat detergen ini lebih baik dari pada sabun karena detergen tidak dipengaruhi oleh kesadahan air. Sedangkan sabun dipengaruhi oleh kesadahan air
(ROSO3)2Ca + 2Na+ 2ROSO3Na + Ca2+ Reaksi detergen dengan Mg2+ :
(ROSO3)2Mg + 2Na+ 2ROSO3Na + Mg2+ Reaksi detergen dengan Fe2+ :
KESIMPULAN
Prinsip saponifikasi adalah reaksi hidrolisis trigliserida menggunakan basa alkali seperti KOH dan NaOH yang menghasilkan sabun dan gliserin. NaOH digunakan untuk pembuatan sabun keras dan KOH digunakan untuk sabun lemah. Tujuan praktikum ini yaitu untuk mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida serta mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen.
Sabun natrium berbentuk padat dan sukar larut dalam air. Sedangkan sabun kalium berbentuk cair dan mudah larut dalam air. Detergen merupakan bahan pembersih yang mengandung senyawa surfaktan. Dalam air sadah, sabun tidak dapat bekerja dengan baik karena terdapat kation bivalen yang membentuk endapan dengan sabun. Hal ini merupakan alasan mengapa pada sabun natrium dan kalium apabila di reaksikan dengan reagen akan mengendap. Sedangkan detergen tidak dapat berpengaruh sehingga tidak dapat terbentuk endapan yang menyebabkan daya cuci lebih tinggi.
Perbedaan sabun dan detergen yaitu sabun terbuat dari garam karboksilat dan tidak terdapat surfaktan. Sedangkan pada detergen terbuat dari asam alkil sulfanat dan terdapat surfaktan.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
(tambahan)
Fessenden & Fessenden. 2006. Organic Chemistry 3rd. Belmont,California 94002 Massachuset, USA: Wadsworth, Inc
Fessenden, R. J. 2007.Kimia Organik, Jilid 1, Edisiketiga.Penerbit Erlangga.
Gembong.2009. Kimia Organik dan Sintesis Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Hart, Harold.2007. Organic Chemistry 6rd. Belmont,California 94002 Massachuset, USA:
Wadsworth, Inc