• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hadist Ekonomi Sumber Daya Manus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Hadist Ekonomi Sumber Daya Manus"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HADITS TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Ekonomi Dosen Pengampu: Dr. Abdul Rokhim S,Ag.,M.EI

Disusun oleh : Kelompok 4

Ida Saida (083143001)

Deby Nikmatuz Zahro (083143047)

Bella Dwi Saputri (083143021)

Elok Wulan Maulida (083143045) Imanu Dwisiswo Putranto (083143051)

FAKULTAS SYARIAH

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan pembahasan mengenai Hadits tentang Sumber Daya Manusia.

Penyusun yakin atas pertunjuk-NYA pula sehingga berbagai pihak berkenan memberikan bantuan dan kemudahan bagi penyusun. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada bapak Dr.Abdul RokhimS,Ag.,M.EI. yang telah mendampingi kami dalam mengkaji materi hadist ekonomi, dengan judul bab dadits tentang sumber daya manusia.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya. Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang

pembahasan bab yang akan kita pelajari ini.

Jember , September 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...1

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan ...4

BAB II PEMBAHASAN ...5

2.1 Hadits dan Terjemah Tentang Sumber Daya Manusia...5

2.2 Kata Kunci Hadits Tentang Sumber Daya manusia ... 2.3 Penjelasan Hadits Tentang Sumber Daya Manusia...7

BAB III PENUTUP...15

3.1 Kesimpulan...15

3.2 Saran...15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(4)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hadits merupakan sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik

perkataan, perbuatan, ketetapan dan cita-cita Nabi Muhammad SAW, berlaku sepanjang zaman dan mengandung ajaran dan petunjuk tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia dan akhirat kelak. Ajaran dan petunjuk tersebut amat dibutuhkan oleh manusia dalam mengarungi kehidupannya.

Namun demikian Hadits bukanlah suatu ketetapan yang siap pakai dalam arti berbagai konsep yang dikemukakan dalam Hadist tersebut, tidak langsung dapat dihubungkan dengan berbagai masalah yang dihadapi manusia. Ajaran Hadits tampil dalam sifatnya yang global, ringkas dan general sehingga untuk dapat memahami aturan atau ketetapan tentang berbagai masalah tersebut, mau tidak mau seseorang harus melalui jalur penjelasan tentang hadist sebagaimana yang dilakukan oleh para pemaham hadist.

Salah satu ketetapan yang ada dalam suatu hadits adalah tentang Sumber Daya Manusia yang akan dibahas dalam bab ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hadits dan Terjemah Tentang Sumber Daya Manusia ? 2. Bagaimana Kata Kunci Hadits Tentang Sumber Daya manusia ? 3. Bagaimana Penjelasan Hadits Tentang Sumber Daya Manusia?

1.3 Tujuan

1. Memahami Hadits dan Terjemah Tentang Sumber Daya Manusia. 2. Memahami Kata Kunci Hadits Tentang Sumber Daya manusia . 3. Memahami Penjelasan Hadits Tentang Sumber Daya Manusia.

(5)

SUMBER DAYA MANUSIA (TENAGA KERJA) 2.1 Hadits dan Terjemahan Tentang Sumber Daya Manusia

a. Hadist 1

ن

ن ببِ دنِيعنس

س ِ ن

ن ببِ ب

ن هبوسِ َانسثسددحسِ ي

ي قنش

ب مسددلاِ دنِيلنوسلباِ ننببِ س

ن

َابدعسلباِ َانسثسددحس

ن

ب ععع

س ِ م

س لسععس

ب أ

س ِ ننععببِ دنععيبزسِ ننععببِ ننمسحبردلاِ دنببعسِ َانسثسددحسِ ييمنلسسدلاِ ةسِيدطنعس

هنععلدلاِ َّىلدععص

س ِ هنععلدلاِ ل

ن وس

ن رسِ ل

س َاقسِ ل

س َاقسِ رسمسعنِ ننببِ هنلدلاِ دنببعسِ نبعسِ هنِيبنأس

هنععقنرسعسِ ف

د ععج

ن يسِ ن

ب أسِ ل

س ببقسِ هنرسجبأسِ رسِيجنلب

س اِ اوط

ن عبأسِ مسلدسسوسِ هنِيبلسعس

ِ

)

هناوسرس

هجسَامسِ ن

ن ببا

(

1

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami al-Abbas bin al-Walid al-Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Wahab bin Sa'id bin Athiah al-Salami berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari bapaknya dari Abdullah bin Umar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya”. (HR. Ibnu Majah)

b. Hadist 2

ن

ب ععع

س ِ م

م ِيبلسععس

ن ِ ن

ن ععببِ َّىِيسح

ب يسِ يننثسددحسِ ل

س َاقسِ دممدحسمنِ ن

ن ببِ ف

ن س

ن وينِ َانسثسددحس

يععبنأسِ ن

ب ععع

س ِ دمِيعنععس

س ِ يععبنأ

س ِ ننععببِ دنِيعنععسسِ نبعععسِ ةسععِيدمسأنِ ننببِ لسِيعنَامسسبإن

م

س لدععس

س وسِ هنععِيبلسع

س ِ هنععلدلاِ َّىلدععص

س ِ ي

د بنندلاِ ن

ب ع

س ِ هننبعسِ هنلدلاِ ي

س ض

ن رسِ ةسرسيبرسهن

ل

ل ععجنرسِ ةنععمسَاِيسقنلباِ مسوبعيسِ مبهنمنععص

ب خسِ َانسأ

س ِ ةلثسلسثسِ َّىلسَاعستسِ هنلدلاِ لسَاقسِ لسَاقس

ل

ل ععجنرسوسِ هنععنسمسثسِ لسععكسأسفسِ اررععحنِ عسَاععبسِ للععجنرسوسِ رسدسععغسِ مدععثنِ يبنِ َّىط

س عبأس

(6)

هنرسععجبأسِ هنععط

ن عبينِ م

ب ععلسوسِ هنععنبمنِ َّىفسوبتسععس

ب َافسِ اررععِيجنأ

س ِ رسجسأبتسععسبا

ِ

هناوسرس)

(ىرَانخسبنلبا

2

Artinya: “Telah menceritakan kepada saya Yusuf bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada saya Yahya bin Sulaim dari Isma'il bin Umayyah dari Sa'id bin Abi Sa'id dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: "Allah SWT berfirman: Ada tiga golongan (orang) yang Aku (Allah) musuhi (perangi) pada hari qiyamat, seseorang yang bersumpah (memberi gaji) atas nama-Ku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang merdeka lalu memakan harganya (hasil penjualannya) dan seseorang yang mempekerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya.” (HR. Bukhari).

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Nafi' dari Ibnu 'Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Seorang hamba jika menasehati tuannya dan menjadi lebih baik ibadahnya pada Tuhannya maka baginya mendapat dua pahala". (HR. Bukhari).

2.2 Kata Kunci Hadits Tentang Sumber Daya Manusia

(7)

2.3 Penjelasan Hadits Tentang Sumber Daya Manusia

Secara objektif sumber daya diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan ,atau kemampuan untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan secara subjektif, sumber daya dapat diartiakan segala sesuatu baik berupa benda, maupun buka benda yang dibutuhakan oleh manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu bangsa atau negara. Sumber daya harus memadai baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Segi kuantitas bersangkut paut dengan jumlah kepadatan dan mobilitas penduduk. Sedangkan kualitas terutama dilihat dari beberapa aspek seperti tingkat pendidikan kesehatan dan tenaga kerja yang tersedia.

Ada beberapa pakar yang mengatakan bahwa sumber daya manusia adalah manusia yang bersumber daya dan merupakan kekuatan (power). Tenaga kerja sebagai faktor produksi mempunyai arti yang besar karena semua kekayaan alam tidak berguna bila tidak dikelola oleh manusia dan buruh atau tenaga kerja. Alam telah memberikan kekayaan yang tidak terhitung, akan tetapi tanpa usaha manusia semua akan tersimpan. Tenaga kerja merupakan penduduk yang memasuki usia kerja. Menurut UU no 13 tahun 2003 Bab 1 ayat 1 Pasal 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.4

Secara garis besar prnduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Tenaga Kerja

Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja . Menurut undang-undang tenaga kerja mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai 64 tahun. Menurut pengertian ini setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat dari pada usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan diatas 17 tahun ada yang menyebutkan diatas 20 tahun.

2. Bukan Tenaga Kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu atau tidak mau bekerja meskipun ada permintaan bekerja. Menurut undang-undang tenaga kerja No.13 Tahun 2003,

(8)

mereka adalah penduduk diluar usia yaitu mereka yang berusia dibawah 15 tahun dan berusia diatas 64 tahun misalnya para pensiun, lansia dan anak-anak.

Dengan demikian, tanaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatanya (kualitasnya) terbagi menjadi :

a. Tenaga kerja tedidik (skilled labour) adalah tenaga kerja ayang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal misalnya, guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti dan lain-lain.

b. Tenaga kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja yang memperoleh berdasarkan latihan dan pengalaman misalnya, montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir dan teknisi. c. Tenaga kerja yang tak terdidik dan terlatih (unskilled and untrained labour) dalah tenaga

kerja yang mengandalakan kekuatan jasmani daripada rohani, misalnya tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung dan buruh tani.5

Sedangkan peranan tenaga kerja dalam kehidupan, dunia bisnis dan sektor lainnya adalah:

1) Berperan dalam pertumbuhan ekonomi,

2) Merupakan hal ang sangat menentukan bagi hasil produksi, 3) Sebagai suber devisa negara (TKI yang dikirim ke luar negeri), 4) Merupakan salah satu tolak ukur perkembangan suatu negara.

Oleh karena itu, tenaga kerja mempunyai peran yang sangat signifikan terhadap pembangunan ekonomi bangsa dan negarakarena secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang menstransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang dan komponen. Hasil produksinya dapat berupa barang-barang konsumsi maupun barang-barang industri. Menurut definisi diatas produsi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pengertian yang sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup

(9)

pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi. Faktor roduksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan untuk meelakukan roses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut dapat diklasifikasi menjadi faktor produksi tenaga kerja, modal dan bahan mentah. Ketiga faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Aktivitas yang terjadi dalam proses produksi yang meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Pengertian lain yang sederhana adalah produksi adalah suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi menjadi output barang dan jasa).

Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan manajemen. Saat ini ada limahal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labour), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), manajemen dan sumber daya informasi (information resources).

Singkatnya tenaga kerja ddikatakan sebagai faktor produksi karena adanya balas jasa berupa upah tenga kerja. Pada dasarnya seluruh tenaga kerja memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam konstitusi semua negara, termasuk indonesia. Begitu banyak kewajiban yang harus diterima oleh tenaga kerja tunaikan, maka juga ada hak yang harus diterima oleh tenaga kerja. Adapun hak dari tenaga jerja adalah hak atas upah yang ditentukan menurut tenggang waktu dalam perjanjian, jaminan keselamatan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan sosial tenaga kerja. Upah tenaga kerja yang diberikan tergantung pada:

1) Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya,

2) Peraturan undang-undang yang mangikat tentang upah minimum pekerja (UMR), 3) Produktifitas marginal tenga kerja.

(10)

merugikan perusahaan baik karena kesengajaan atau kelalaian, maka sesuai dengan prinsip hukum pekerja wajib membayar ganti rugi denda.

Dalam ekonomi sumber daya manusia, produktifitas tebaga kerja menunjukkan kemampuan tenaga kerja atau pekerjaan unruk menghasilkan sejumlah output dalam satu satuan waktu tertentu. Produktifitas tenaga kerja tersebut dapat merupakan ukuran efisiensi pemanfaatan tenaga kerja. Hal ini mengingat bahwa secara nyata, seorang pekerja dalam melakukan pekerjaannya belum tentu memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, pakar sumber daya manusia (SDM) menjelaskan bahwa produktifitas tenaga kerja adalah pencerminan dari mutu tenaga kerja jika hal-hal yang dianggap sama. Menurutnya, perubahan (peningkatan) produktifitas kerja dapat terjadi karena pengaruh oleh: Pertama, sumber daya alam yang tersedia dalam jumlah yang besar atau mutu yang lebih baik. Kedua, sumber daya fisik tersedia dalam jumlah yang banyak atau mutu yang lebih baik. Ketiga, mutu modal manusia itu sendiri yang meningkat. Keempat,kapasitas produksi dari setiap sektor produksi. Kelima, peralatan atau fasilitas penunjang tenaga kerja (teknologi). Keenam,

produktifitas tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar lingkungan perusahaan.

Berkat dari penerapan di atas, maka islam memandang bahwa upah dan tenaga kerja merupakan faktor produksi. Dalam hal ini al-quran telah memberi penjelasan dengan penekanan yang lebih terhadap tenga kerja, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Najm: ayat 39 yamg berbunyi;

)َّىعسس

س ِ َامسِ ِلإنِ ننَاس

س نبِللنِ س

س

ِيبلسِ ن

ب أسوس

٣٩

)

Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (al-Najm: 39)

(11)

هنلنوس

ن رسوسِ مبك

ن لسمسعسِ هنلدلاِ ىرسِيسس

س فسِ اولنمسع

ب اِ ل

ن قنوس

ةندسَاهسش

د لاوسِ ب

ن ِيبغسلباِ م

ن لنَاع

س ِ َّىلسإنِ نسوديرستنس

س وسِ ن

س وننمنؤبمنلباوس

)ِ ن

س ولنمسعبتسِ مبتننبكنِ َامسبنِ مبك

ن ئنبدنسِينفس

١٠٥

)

Artinya: “Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (al-Taubah: 105)

Upah dalam isalam diartikan sebagai hak pekerjaan yang diteriam sebagai imbalan atau ganjaran dari seseorang penyewa tenaga kerja (pengusaha) kepada pemberi sewa atau pemilik tenaga kerja (pekerja) atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan atau sesuai dengan kadar pekerjaan yang dilakukan. Empat aspek pengupahan menurut hukum islam, meski ada beberapa nilai-nilai keutamaan dalam konsep pengupahan yang sesuai dengan syariah, namun empat aspek tersebut bisa dijadikan parameter untuk menentukan kesesuain konsep upah yang diterapkan pihak perusahaan dengan konsep syariah, adapun aspek itu antara lain berupa:

1. Tujuan kerja

2. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan 3. Kelayakan terhadap kariawan

4. Adanya keadialan.

(12)

para majikan untuk membayarkan upah para pekerja ketika mereka telah usai menunaikan tugasnya. Rasulullah saw bersabda:

َّىلدص

س ِ هنلدلاِ ل

ن وس

ن رسِ ل

س َاقسِ ل

س َاقسِ َاسمهننبعسِ هنلدلاِ ي

س ض

ن رسِ رسمسعنِ ننبباِ ن

ب ع

س

هنقنرسعسِ ف

د ج

ن يسِ ن

ب أسِ ل

س ببقسِ هنرسجبأسِ رسِيجنلب

س اِ اوط

ن عبأسِ .ِ مبلدسسوسِ هنِيبلسعسِ هنلدلا

هجسَامسِ ن

ن بباِ هناوسرس))

Artinya: dari Ibnu Umar RA berkata: “ berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering (HR Ibnu Majah )

Ketentuan ini untuk menghilangkan keraguan pekerja atau kekhawatirannya bahwa upah mereka tidak akan dibayarkan, atau akan mengalami keterlambatan tanpa adanya alasan yang dibenarkan. Namun demikian, umat Islam diberikan kebebasan untuk menentukan waktu pembayaran upah sesuai dengan kesepakatan antara pekerja dan majikan, atau sesuai dengan kondisi. Upah bisa dibayarkan seminggu sekali atau sebulan sekali.

Sedangkan dalam hal produksi, Islam mengaturnya sedemikian rupa karena dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak semata-mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Qashash {28}: ayat 77 yang berbunyi:

َاِيسنبديلاِ ن

س منِ ك

س بسِيص

ن نسِ س

س

نبتسِلسوسِ ةسرسخنلب

س اِ رساددلاِ هنلدلاِ كسَاتساسِ َامسِيبفنِ غنتسبباوس

ن

د إنِ ض

ن

ربلب

س اِ يفنِ دسَاسسفسلباِ غنببتسِ ِلسوسِ كسِيبلسإنِ هنلدلاِ نسسسحبأسِ َامسكسِ نبسنحبأسوس

)ِ ن

س يدنس

ن فبمنلباِ ب

ي ح

ن ينِ ِل

س ِ هسلدلا

(13)

Artinya: “ Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allh telah berbuat baik, kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (al-Qashash: 77)

Dengan demikian, tujuan dari produksi Islam adalah untuk menciptakan maslahah yang optimum bagi konsumen atau bagi manusia secara keseluruhan. Dengan maslahah optimum ini, maka akan dicapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. Falah adalah kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat yang akan memberikan kebahagiaan yang hakiki bagi manusia. Alur tujuan kegiatan produksi dapat diambil dari suatu substansi bahwa karakter yang terpenting dalam perspektif ekonomi Islam yang mengangkat kualitas kemanusiaan dari hidup manusia. Kemuliaan harkat manusia harus mendapat perhatian besar dan utama dalam keseluruhan aktifitas produksi. Segala aktifitas yang bertentangan dengan kemuliaan harkat kemanusiaan dapat di katakan bertentangan dengan ajaran islam. Karakter produksi tersebut yang membawa implikasi penting dalam teori produksi. Misalnya dalam memandang kedudukan manusia, khususnya tenaga kerja, dengan kapital (modal). Dalam pandangan konfensional, tenaga kerja dan kapital (modal) memilki kedudukan yang setara dimana keduanya adalah subtitusi sempurna.

Oleh karena itu, al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Saw, memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi antara lain:

1. Tugas manusia dimuka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dan langit beserta segala apa yang ada di antara keduanya karena sifat Rahman dan Rahim-nya kepada manusia.

2. Islam selalu mendorong kemajuan dibidang produksi.

3. Teknik produksi diserahkan kepada keinginn dan kemampuan manusia.

(14)

Dengan demikian, ekonomi Islam mengatur sedemikian rupa dalam hal berproduksi dengan menerapkan kaidah-kaidah dalam produksi:

1. Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.

2. Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian dan ketersediaan smber daya alam.

3. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran.

4. Produksi dalam islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat.

(15)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

1. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampou melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

2. Klasifikasi tenaga kerja menurrut tingkatanya (kualitasnya) terdiri dari tenaga kerja terdidik, terlatih dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.

3. Tenaga kerja sebagi faktor produksi karena adanya balas jasa berupa upah tenaga kerja dan merupakan aset penting dalam perkembangan sebuah bisnis.

4. Hak dan tega kerja adalah hak atas upah yang ditentukan menurut tenggang waktu dalam perjanjian, jaminan keselamatan tenaga kerja, jaminan hari tua, jaminan sosial tenaga kerja, sedangkan kewajibanya adalah melakukan pekerjaan yang merupakan tugas utama seorang tenaga kerja, manaati aturan majikanya atau pengusaha dalam melakukan pekerjaan.

5. Faktor yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja adalah sumber daya alam, modal, kapasitas produksi peralatan, fasilitas produksi, faktor dari dalam dan luar lingkungan perusahaan.

(16)

bermatif maksimali keuntungan akhirat, karena tujuan islam yaitu mencapai tujuan falah.

3.2 Saran

Akhir kata tidak ada hasil pemikiran yang baik kecuali memberikan manfaat bagi orang lain. Penulis berharap semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari makalah ini dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saran dan kritik dari pembaca sangat penting penulis harapkan sebagai bahan perbaikan bagi penulis dalam penyusunan makalah selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Feryanto,Agung.2010.Ekonomi.Yogjakarta : Intan Pariwara

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan upah merupakan penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan dan dinilai dalam bentuk uang sesuai

37 Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain

Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain..

Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk

"Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha / pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang

Hubungan Upah dengan Produktivitas Kerja Upah sendiri ialah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi pekerja kepada

Upah menurut Undang-Undang "Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh

Produktivitas meningkat seiring dengan meningkatnya upah.4 Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi