HUKUM ACARA PERDATA 1. Tahapan yang urgen dalam beracara adalah perihal pembuktian.
a. Apakah makna dari sistem pembuktian dalam perkara perdata adalah sistem pembuktian positif? Jelaskan!
Peran hakim dalam hukum acara perdata adalah mencari kebenaran formal sehingga apabila alat bukti sudah mencukupi secara hukum, maka hakim harus mempercayai dan meyakininya
b. Apa yang dimaksud dengan akta otentik dan akta bawah tangan sebagai alat bukti tertulis? Jelaskan!
a. Akta otentik (Pasal 165 HIR)
Adalah akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu yang menunjukkan bukti yang sempurna bagi kedua belah pihak bagi ahli waris dan bagi pihak ketiga yang mendapatkan hak dari padanya.
b. Akta di bawah tangan
Adalah akta yang dibuat oleh para pihak sendiri tanpa bantuan pejabat yang berwenang.
c. Bagaimana kekuatan pembuktian kedua jenis akta (akta otentik dan akta bawah tangan) tersebut? Jelaskan!
NO AKTA OTENTIK AKTA DIBAWAH TANGAN
01 PEMBUKTIAN LAHIR
Kekuatan pembuktian yang didasarkan pada atas keadaan lahir, (Akta dianggap mempunyai kekuatan seperti akta
PEMBUKTIAN LAHIR
sepanjang tidak terbukti sebaliknya).
menerangkan bahwa ia tidak kenal akan tandatangan tersebut
02 PEMBUKTIAN FORMIL
Memberi kepastian tentang peristiwa bahwa pejabat dan para pihak menyatakan dan melakukan apa yang dimuat dalam akta
PEMBUKTIAN FORMIL
Apabila tandatangan akta dibawah tangan telah diakui, maka keterangan atau pernyataan di atas tandatangan itu adalah keterangan atau
pernyataan daripada si penandatangan..
03 PEMBUKTIAN
MATERIIL
Memberikan kepastian tentang materi suatu akta
PEMBUKTIAN MATERIIL maka akta dibawah tangan yang diakui oleh orang terhadap siapa akta itu digunakan atau dapat dianggap diakui menurut undang-undang, bagi yang menandatangani,ahliwarisnya serta orang-orang yang mendapat hak dari mereka.
2. Dalam pembuktian melalui saksi, HIR telah mengatur siapa saja yang boleh menjadi saksi,
a. Jelaskan pengkualifikasian saksi berdasarkan kebolehannya atau ketidakbolehannya memberi kesaksian!
Pihak yg tidak boleh menjadi saksi:
NO SUBYEK HUKUM KETERANGAN
01 Keluarga sedarah/semenda dalam garis lurus
Keluarga semenda adalah keluarga yang diperoleh dari perkawinan, misal : mertua
02 Suami dan istri, walaupun keduanya telah bercerai
Nomor 1 dan 2 merupakan mempunyai syarat absolut, artinya :
2. Tidak dapat memberikan keterangan
03 Anak yang belum 15 tahun Orang yang belum dewasa boleh menjadi saksi asalkan sudah 15 tahun. Dewasa yg diatur uu adlh18 tahun 04 orang gila Nomor 3 dan 4 keterangannya tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Point 3 dan 4 mempunyai syarat relatif, artinya : 1. Tidak boleh menjadi saksi
2. Boleh dimintai keterangan, untuk membantu hakim dalam kejelasan, dengan syarat tidak di bawah sumpah.
b. Jelaskan perbedaan saksi dengan saksi ahli! N
O
SAKSI SAKSI AHLI
01 Menjelaskan peristiwa yang disengketakan
Membantu hakim menilai peristiwa
02 Terdapat unus testis nullus testis Hakim dapat memutus perkara dengan satu ahli, tentunya harus dengan bukti lain. 03 Kesaksian harus disampaikan secara
lisan, apabila tertulis menjadi alat bukti surat.
Ahli dapat memberikan keterangan secara tertulis, bukan bukti surat, tetapi tetap keterangan ahli.
04 Kesaksian disampaikan secara pribadi, artinya saksi tidak boleh digantikan orang lain.
Ahli boleh digantikan orang lain yang mempunyai keahlian sama.
05 Hakim terikat oleh kesaksian saksi. Hakim terikat oleh kesaksian saksi.
sumpah sbg alat bukti iku ada krn tidak ada alat bukti lain dan sifatnya decisoir atau sumpah pemutus.
sumpah saksi iku hanya bersifat untuk menyatakan bahwa saksi menyampaikan keterangannya sebenar benarnya
3. Putusan merupakan produk akhir dari suatu perkara yang sifatnya Contentiosa. Berdasarkan macamnya putusan dibedakan menjadi Putusan Ahir dan Putusan sela
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan putusan dan apa perbedaannya dengan penetapan hakim?
Putusan adalah suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan di persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu sengketa antara para pihak.
PUTUSAN PENETAPAN
1. Harus ada kepala
2. Harus lengkap dengan pertimbangan-pertimbangan putusan
3. Putusan diputus dalam rangka peradilan contensius : contensius yurisdiksi
4. Harus diucapkan di sidang terbuka untuk umum
5. Kemungkinan ada condemnatoir (menghukum)
6. Terhadap putusan hakim masih bisa dilakukan upaya hukum banding 7. Harus dibuat tersendiri
8. Sifatnya peradilan / yudikatif
1. Tidak harus ada kepala
2. Tidak harus disebutkan motif perkaranya dan bisa juga ditulis dalam berita acara persidangan.
3. Dalam rangka peradilan volunteer: 4. Tidak ada ketentuan harus dibacakan 5. Tidak ada condemnatoir (menghukum) 6. Tidak bisa banding tapi langsung kasasi 7. Tidak harus dibuat tersendiri, karena bisa
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan putusan akhir dan putusan sela dengan disertai macam-macamnya!
Putusan sela adalah putusan yang diucapkan sebelum putusan akhir guna mempersiapkan kelanjutan pemeriksaan perkara.
Macam putusan sela: NO JENIS PUTUSAN
SELA
KETERANGAN
01 Preparatoir Adalah putusan sela yang mempersiapkan putusan akhir tanpa mempengaruhi putusan akhir.
02 Interlokutoir Adalah putusan dimana hakim memerintahkan salah satu pihak untuk membuktikan
03 Insidentil Adalah putusan yang berhubungan dengan adanya insiden, yaitu peristiwa yang menghentikan prosedur peradilan biasa, belum berhubungan dengan pokok perkara.
04 Provisionil Adalah putusan yang merupakan tindakan tindakan yang bersifat sementara guna kepentingan salah satu pihak sebelum dijatuhkan putusan akhir.
Sedangkan putusan akhir adalah putusan yang mengakhiri sengketa.
Macam-macam putusan akhir :
1. Contradictoir dan verstek
Putusan contradictoir adalah putusan dimana tergugat dan penggugat saling berhadapan : putusan karena ada perlawanan.
Disebut juga putusan akhir
3. Utvoerbaar bij Voorrad
Putusan yang dilaksanakan terlebih dahulu walaupun pihak lawan mengajukan upaya hukum.
4. Putusan diterimanya eksepsi
Semua putusan akhir ini bisa dilakukan upaya hukum banding. Putusan sela tidak bisa banding karena tergantung pada putusan akhir.
c. Jelaskan sistematika putusan hakim! Isi Minimum Putusan, Pasal 184 HIR :
1. Kepala putusan 2. Identitas para pihak 3. Duduknya perkara 4. Pertimbangan hukumnya 5. Dictum
6. Jawaban hakim terhadap permintaan penggugat dalam petitum. 7. Biaya perkara
8. Disebutkan apakah putusan tersebut dihadiri atau tidak oleh para pihak 9. Setiap putusan harus terdapat tandatangan hakim dan panitera.
4. Putusan serta merta merupakan bentuk putusan yang memiliki karakteristik tersendiri dalam hukum acara perdata.
a. Apa yang dimaksud dengan putusan serta merta?
b. Apa syarat dapat dijatuhkannya putusan serta merta? Sebut dan jelaskan! 1. Gugatan didasarkan atas suatu alas hak yang berbentuk akta otentik.
2. Didasarkan atas akta dibawah tangan yang diakui jika putusannya dijatuhkan secara verstek.
3. Didasarkan pada putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
5. Upaya hukum banding merupakan salah satu bentuk upaya hukum biasa yang disediakan bagi para pihak yang bersengketa,demikian juga dengan kasasi.
a. Jelaskan perbedaan upaya hukum banding dengan upaya hukum kasasi disertai dasar hukumnya!
Banding adalah upaya hukum bagi pihak-pihak yang tidak puas dengan keputusan hakim dalam pemeriksaan tingkat pertama.
Kasasi adalah upaya hukum dari pihak yang merasa tidak puas dengan putusan Pengadilan tingkat banding
b. Jelaskan perbedaan kedudukan memori banding dalam upaya banding dan memori kasasi dalam upaya kasasi!
memori banding iku tidak wajib dipertimbangkan oleh hakim pt
memori kasasi wajib menjadi pertimbangan hakim kasasi
c. Jelaskan alasan pengajuan kasasi, bedakan dengan alasan pengajuan upaya hukum peninjauan kembali!
Kasasi adalah upaya hukum dari pihak yang merasa tidak puas dengan putusan Pengadilan tingkat banding
6. Eksekusi adalah pelaksanaan putusan pengadilan secara paksa. a. Sebut dan jelaskan 3 macam/bentuk eksekusi!
1. eksekusi putusan yang menghukum pihak yang dikalahkan untuk membayar sejumlah uang.
2. eksekusi putusan yang menghukum orang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
3. eksekusi riil yaitu pelaksanaan putusan hakim yang memerintahkan mengosongkan benda tetap kepada orang yang dikalahkan, tetapi perintah tersebut tidak di laksanakan secara sukarela.
b. Yang bisa dieksekusi hanyalah putusan condemnatoir, sedangkan putusan yang lain tidak perlu ada eksekusi. Jelaskan alasannya!
Karena putusan declaratoir dan putusan constitutif tidak memerlukan pemaksaan untuk melaksanakannya, karena tidak dimuat adanya hak atas suatu prestasi, maka terjadinya akibat hukum tidak bergantung pada bantuan atau kesediaan dari pihak yang dikalahkan.
8. Jelaskan perbedaan pemeriksaaan perkara pada pengadilan tingkat pertama, tingkat banding, dan tingkat kasasi! Bagaimana kekuatan Putusannya masing-masing?
Banding itu adalah proses menentang keputusan hukum pada pengadilan tingakat pertama untuk mendapatkan keadilan.
Putusan Pengadilan Tinggi dapat berupa:
1.menguatkan putusan pengadilan negeri
2.mengubah putusan pengadilan negeri
Kasasi adalah upaya hukum dari pihak yang merasa tidak puas dengan putusan Pengadilan tingkat banding. Permohonan Kasasi dapat di cabut sebelum ada putusan Mahkamah Agung, tetapi setelah dicabut tidak dapat diajukan lagi
Putusan Mahkamah Agung dapat berupa:
1.menolak permohonan kasasi
2.mengabulkan permohonan kasasi
Permohonan peninjauan kembali diajukan atas ketidak puasan terhadap putusan kasasi, tetapi juga terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Putusan MA dapat berupa:
a. putusan bebas
b. putusan lepas dari segala tuntutan hukum
c. putusan tidak menerima tuntutan penuntut umum d. putusan yang menerapkan pidana yang lebih ringan
9. Pembuktian merupakan suatu prosedur dalam hukum acara perdata dalam rangka meyakinkan hakim terhadap dalil-dalil para pihak. Alat bukti dalam Hukum Acara Perdata diatur dalam pasal 165,167 HIR (pasal 285 Rbg, pasal 1886 KUHPerdata)
a. Sebutkan 5 alat bukti yang dimaksud dalam pasal tersebut? a. Bukti tulisan
b. Bukti dengan saksi
c. Persangkaan
d. Pengakuan
e. Sumpah
1. Akta otentik (Pasal 165 HIR)
Adalah akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu yang menunjukkan bukti yang sempurna bagi kedua belah pihak bagi ahli waris dan bagi pihak ketiga yang mendapatkan hak dari padanya.
2. Akta di bawah tangan