• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis - jenis Sastra 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jenis - jenis Sastra 1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Amelia

NIM : 1488201106

ALIRAN SASTRA INDONESIA

REALISME

Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Contohnya seperti biografi, otobiografi, true-story, album kisah nyata, roman sejarah. Sastra realis juga berbeda dengan berita surat kabar atau laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik. Sebagai karya sastra, ia pun dihidupkan oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat.

Novel “Fatimah“ karya Titie Said, “Rindu Ibu adalah Rinduku” karya Motinggo Boesye, “Bilik-bilik Muhammad” karya A.R.Baswedan, skenario “Arie Anggara“ karya Arswendo Atmowiloto, novel biografis “Pangeran dari Seberang“ karya N.H.Dini tentang Amir Hamzah, novel “Dari Hari ke Hari“ Mahbub Junaidi, “ Guruku Orang Pesantren “ Syaifuddin Zuhri merupakan sekadar contoh sastra realis ini. Ia berusaha berjujur terhadap kenyataan, tetapi hal-hal yang peka, diungkapkan dengan cukup etis dan sublim. M.H. Abrams dalam kamusnya “ Glossary of Literary Terms “ menyebutkan bahwa realisme digunakan dalam 2 pengertian :

a. Untuk mengidentifikasi gerakan sastra pada abad XIX, khususnya prosa fiksi.

b. Menunjukkan cara penggambaran kehidupan di dalam sastra. Fiksi realistik sering dioposisikan dengan fiksi romantik. Di dalam romantik disajikan kehidupan yang lebih indah, lebih berani mengambil resiko, dan lebih heroik, dari pada yang nyata.

SURREALISME

Aliran yang terlalu mengagungkan kebebasan kreatif dan berimajinasi sehingga hasil yang dicapai menjadi antilogika dan antirealitas. Bisa jadi apa yang terungkap itu pada mulanya berangkat dari kenyataan sekitar, tetapi karena desain imajinasinya itu sudah demikian sarat, kuat dan jauh, ia terasa ekstrim dan radikal. Ada semacam keadaan trans (hanyut/kesurupan) di sana, sesuatu yang tidak kita temukan dalam realisme maupun naturalisme.

(2)

Surrealisme merupakan gerakan di kalangan pengarang dan pelukis di Perancis, yang dimulai sekitar tahun 1920-an. Gerakan ini menghendaki adanya kebebasan dalam kreativitas artistik, mengungkapkan bawah sadar dengan imaji-imaji tanpa adanya urutan atau koherensi (seperti di dalam mimpi), membebaskan diri dari alasan yang logis, standar moralitas, konvensi dan norma-norma sosial dan artistik.

Surrealisme dapat diartikan sebagai melebihi realisme, karena surrealisme juga mengagung-agungkan asosiasi yang bebas serta penulisan secara otomatis, fantasi yang tak terkendali serta asosiasi yang bebas mewakili suatu dunia yang lebih realistis daripada kenyataan yang riil. Surrealisme mencoba mengeksploatasi materi-materi di dalam mimpi, keadaan jiwa antara tidur dan jaga, dan menyerahkan penafsirannya kepada pembaca.

H.B. Jassin menyatakan bahwa “Surrealisme menghendaki keseluruhan dan kesewaktuan. Sebab itu hasil kesusastraan surrealisme jadi sukar untuk menurutkannya, logika hilang, alam benda dan alam pikiran dan angan-angan bercampur baur dalam keseluruhan dan kesewaktuan.

ALIRAN ROMANTIK

Sastra romantik ditandai dengan ciri-ciri : keinginan untuk kembali ke tengah alam, kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang belum tersentuh dan terjamah tangan-tangan manusia. Istilah ini juga mencakup ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan, dan kegelisahan yang hebat. Kecuali itu romantik juga cenderung untuk kembali kepada zaman yang sudah menjadi sejarah, masa lampau yang terkadang melahirkan manusia-manusia besar. Pengungkapan yang romantis sering dikaitkan dengan percintaan yang asyik dunia muda-mudi yang masih hijau dan belum banyak pengalaman. Tokoh-tokoh dalam fiksi romantik sering digambarkan dengan sangat dikuasai oleh perasaannya dalam merumuskan segala persoalan. Dikisahkan juga tokoh-tokoh yang tak tahan menghadapi hidup yang keras dan kejam. Mereka itu kemudian ada yang lari kegunung atau tempat terpencil lainnya yang dirasakannya jauh dari kekerasan hidup.

Aoh K. Hadimadja menyatakan bahwa salah satu ciri alam romantik tokoh-tokohnya suka membunuh diri, karena terlalu kuat dihinggapi perasaan.

(3)

bahasa yang mendayu-dayu membuai sukma. Contoh : puisi-puisi Amir Hamzah “ Buah Rindu“, “ Karena Kasihmu “, “ Memuji Dikau “, “ Mengawan “, “ Do’a “, karya-karya Hamka “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijk “, “ Di Bawah Lindungan Ka’bah “, “ Di dalam Lembah Kehidupan “, roman “ Upacara “ dan kumpulan sanjak “ Nyanyian Ibadah “ nya Korrie Layun Rampan, kumpulan sanjak “ Romance Perjalanan “ Kirjomulyo, “ Buku Puisi “ nya Hartoyo Andangjaya.

EKSPRESIONISME DAN IMPRESIONISME

M.H. Abrams menyatakan bahwa ekspresionisme adalah gerakan dalam sastra dan seni di Jerman yang mencapai puncaknya pada periode 1910 – 1952. Para pelopornya seniman dan pengarang yang dengan bermacam cara menyimpang dari penggambaran yang realistik tentang kehidupan dan dunia. Mereka mengekspresikan pandangan seni mereka atau emosi secara kuat. Ekspresionisme tidak pernah merupakan suatu gerakan yang dirancang secara baik. Dapat dikatakan bahwa ciri utama ekspresionisme adalah pemberontakan melawan tradisi realisme dalam bidang sastra dan seni, baik dalam hal pokok persoalannya (subyect matter) maupun gayanya (style).

A.F. Scott dalam kamusnya Current Literary Terms A Concis Dictionary menyatakan bahwa impresionisme merupakan cara menulis karangan yang tidak memperlakukan realitas secara obyektif, tetapi menyajikan kesan-kesan (impressions) dari pengarangnya. Istilah impressionisme ini berasal dari dunia seni lukis pad paruh pertama abad ke 19 di Perancis.

Sementara itu H.B. Jassin menyebutkan bahwa “ suatu lukisan yang impresiomistis kelihatannya seperti belum selesai. Baru hanya skets. Segala sesuatu tidak dilukiskan pikiran-pikiran yang sudah masak dipikirkannya, dia hanya mau melukiskan kesannya sepintas lalu, kesan pertama yang segar “.

NATURALISME

(4)

Rendra “ Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta “, “ Rick dari Corona “, “ Sajak Gadis dan Majikan “, Sajak SLA “ bisa ditunjuk sebagai contoh pengibar aliran ini. Dari khazanah lama “ Surabaya “ nya Idrus bisa digunakan sebagai contoh meskipun tidak seseru punya F. Rahardi dan Rendra.

SIMBOLISME

Pengungkapan simbolis tidak secara harfiah, melainkan dengan simbol-simbol. Sebuah simbol berarti sesuatu yang bermakna sesuatu yang lain. Bunga mawar sebagai simbol dari kecantikan.

Simbolisme merupakan aliran dalam sastra yang mencoba mengungkapkan ide-ide dan emosi lebih dengan sugesti-sugesti daripada menggunakan ekspresi langsung, melalui objek-objek, kata-kata dan bunyi. Aliran ini merupakan reaksi terhadap realisme dan naturalisme yang hanya berpijak pada kenyataan semata. Sastra simbolik banyak menggunakan simbol atau lambang dalam mengungkapkan pemikiran, emosi, secara samar-samar dan misterius.

Karya simbolik terkadang sukar dipahami dan hanya secara samar-samar ditangkap maknanya.

Penyair simbolik bahkan menyukai yang samar-samar itu, oleh karena bagi mereka puisi harus merupakan teka-teki bagi orang biasa, tetapi sebenarnya merupakan musik yang indah bagi yang dapat menghayati dan menikmatinya. Puisi simbolik mencapai keindahannya dengan mengungkapkan objek secara tidak langsung, secara sugestif, dan dengan memperhitungkan efek musiknya yang mengandung makna. Simbolisme, banyak menggunakan kata-kata kias, lambang-lambang, kata-kata yang bermakna simbolik untuk melukiskan sesuatu. Sesungguhnya, semua fabel (misalnya “Serial Kancil”, “Hikayat Kalilah dan Daminah”) adalah contoh tepat simbolisme ini. “ Dengar Keluhan Pohon Mangga “, karya Maria Amin, “ Musyawarah Burung “ karya Fariduddin Attar, “ Kucing “ sanjak Sutardji Q.B., “ Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa “ karya Y.B. Mangunwijaya, “Ular dan Kabut“ sanjak Ayip Rosidi, “Sebuah Lok Hitam“ puisi Hartoyo Andangjaya, hanya sekadar contoh sastra simbolik ini.

IDEALISME

(5)

kurang baik menjadi baik, dari yang statis menjadi dinamis, dari yang malas menjadi rajin, dan seterusnya. Contoh : “Habis Gelap Terbitlah Terang“ karya R.A. Kartini; “Layar Terkembang“ karya Sutan Takdir Alisjahbana “Kemarau“ karya A.A. Navis, cerpen “Kadis“ karya Muhammad Diponegoro. Cerpen “Sisifus” karya Muhammad Fudoli Zaini

RELIGIUSISME

Religiusme, aliran yang mementingkan nilai-nilai keagamaan atau renungan tentang Tuhan dan manusia di hadapan-Nya. Sastra religius dimiliki oleh setiap agama, juga oleh sastrawan yang punya penghayatan personal terhadap Tuhan. “Gitanyali“ karya Rabindranath Tagore, “Rindu Dendam“ karya Y.E. Tatengkeng, “Kata Hati“ karya Samadi, beberapa sanjak Rendra dalam “Sajak-sajak Sepatu Tua“, “Balai-balai“, “Sajadah Panjang“, “Aisyah Adinda Kita“ karya Taufik Ismail, “99 untuk Tuhanku“ karya Emha Ainun Najib, “Nyanyian Ibadah” karya Korrie Layun Rampan, cerpen “Di dalam Kereta Api Perjalanan Hidup“ karya Riyono Pratikto, novel “Rindu Ibu adalah Rinduku“ dan “Perempuan-perempuan Impian“ karya Motenggo Boesye, “Wirid“ karya Ikranegara, novel “Ibuku Sayang“ karya Teguh Esha adalah sekadar contoh sastra religius yang bisa dijumpai.

KOMEDIALISME

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang dibicarakan dan diteliti adalah sebagai berikut: Adakah korelasi negatif antara

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan di Laboratorium Entomologi Program Studi Kesehatan Lingkungan, diperoleh hasil ekstrak kulit pohon faloak dalam waktu 24

Menurut Jamaludin (2003), beberapa solusi untuk meningkatkan pendapatan  petani kelapa adalah: 1) membenahi sis- tem tata niaga kelapa dengan melibatkan  berbagai pelaku

Abidin di awal muqaddimah yang meminta supaya diperbetulkan isi kandungan kitab ini. Kajian ini hanya dilakukan terhadap hadith-hadith yang didatangkan dengan nas

Application Design melibatkan proses perancangan User Interface dan program aplikasi yang akan digunakan untuk memproses database. Desain suatu user interface harus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah air sumur di tiga lokasi Kelurahan Pidada Kecamatan Panjang Bandar Lampung mengandung cemaran logam timbal (Pb)

Kecuali galur F6002046-2, nilai bobot buah total yang diamati menunjukkan seluruh galur yang diuji tidak berbeda nyata terhadap varietas pembanding, minimal

Program Jamkesmas dan Jamkesda sejak tahun 2011 melayani Jam- persal (Jaminan Persalinan) sedangkan untuk penyakit Thalassaemia Mayor hanya dilayani program Jamkesmas. Program