BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha
Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu
“entrepende” yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba (trying). Kata “entrepende” diartikan juga sebagai “di antara pengambil” (between taker) atau
“perantara” (go-between).
Menurut Frinces (2011:8) dalam Bahasa Indonesia yang sederhana
wirausaha dapat dimaknai sebagai sebuah kemampuan (an ability) yang di
dalamnya termasuk dalam artian ‘usaha (effort), aktivitas, aksi, tindakan dan lain sebagainya untuk menyelesaikan suatu tugas (task).
Menurut Hendro (2011:61) setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu :
1. Kemampuan ( hubungannya dengan IQ dan skill ), dalam membaca peluang,
dalam berinovasi, dalam mengelola, dan dalam menjual.
2. Keberanian ( hubungannya deng an EQ dan mental ), dalam mengatasi rasa
ketakutannya, dalam mengendalikan resiko, dan untuk keluar dari zona
kenyamanan.
3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri), keuletan, pantang
4. Kreatifitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk
menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan pengalaman
/ experiences).
Beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk menjadi
seorang wirausahawan sebagai jalan hidupnya yaitu :
1. Faktor indivudual/personal : yang dimaksud ialah pengalaman hidup dari
kecil hingga dewasa baik dari lingkungan ataupun keluarga.
2. Suasana kerja : lingkungan pada tempat seseorang bekerja
3. Tingkat pendidikan
4. Kepribadian (personality) 5. Prestasi pendidikan
6. Dorongan keluarga
7. Lingkungan dan pergaulan
8. Ingin lebih di hargai atau self-esteem
9. Keterpaksaan dan keadaan
Menurut Suryana (2010:54) secara umum karakteristik seorang wirausaha
adalah sebagai berikut :
a. Memiliki motivasi untuk berprestasi
b. Berorientasi ke masa depan
c. Tanggap dan kreatif dalam menghadapi perubahan
d. Memiliki jaringan usaha
Penjelasan lebih rinci karakteristik wirausaha dijelaskan pada gambar
2.1.1 :
Sumber : Suryana (2010:54)
Menurut Frinces (2011:25) di antara sekian banyak kontribusi wirausaha
tersebut adalah fungsinya sebagai :
a. Penciptaan lapangan usaha
b. Penciptaan lapangan pekerjaan
c. Salah satu penggerak utama dan terpenting kegiatan ekonomi
d. Pembayar pajak terbanyak dan terbesar negara
e. Pendorong dan pelaku perubahan dan inovasi
f. Pencipta keunggulan dan daya saing
g. Pembuat harapan rakyat untuk hidup baik dan makmur
h. Pencipta dan pendorong kemandirian individu dan bangsa
2.1.2 Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) menurut Hendro (2011:30) adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada didalam diri Anda untuk dimanfaatkan
dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup anda di
masa mendatang. Kewirausahaan itu adalah:
1. Ilmu Pengetahuan ( Knowledge )
Kewirausahaan itu adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba di
lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang
2. Kepribadian atau Sikap
Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap positif,
kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan
tidak mudah puas diri.
3. Filosofi
Kewirausahaan bisa digolongkan dalam sebuah filosofi hidup atau landasan hidup
dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.
4. Skill atau Keterampilan
Karena kewirausahaan adalah penggabungan dua konsep penting dari pengetahuan
dan pengalaman yang dirasakan serta dilakukan melalui jatuh bangun untuk
menjadi terampil dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan roda
bisnis.
5. Seni atau Art
Dalam menemukan ide, inspirasi, dan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi,
visualisasi, dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan logika.
6. Profesi
Menjadi wirausahawan juga merupakan sebuah profesi, sebuah pilihan hidup yang
harus dilakukan secara.
7. Naluri
Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan
8. Mimpi seseorang
Menjadi wirausahawan juga dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan cita-cita
yang terpendam sejak ia masih remaja atau dewasa.
9. Pilihan hidup seseorang
Menjadi wirausaha agar mampu menghidupi keluarganya sudah menjadi pilihan
hidup bagi setiap orang.
Menurut Zimmerer (2008:26) bahwa terdapat keragaman budaya dalam
membentuk struktur kewirausahaan, antara lain :
1. Wirausahawan muda, adalah wirausaha yang banyak didominasi oleh generasi
muda yang memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka yaitu mereka yang
berumur awal 20-an tahun.
2. Wirausahawan wanita, banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Alasan
mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor–faktor antara lain ingin
memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi keluarga, frustasi
terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.
3. Wirausahawan minoritas yaitu kaum minoritas di negara kita Indonesia kurang
memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintahan sebagaimana layaknya
warga Negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni
kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari–hari. Demikian pula para perantau dari
berniat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin maju,
dan arena mereka membentuk organisasi minoritas di kota–kota tertentu.
4. Wirausahawan imigran yaitu kaum pedagang yang memasuki suatu daerah
biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih
leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non formal yang dimulai dari
berdagang kecil–kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat
menengah.
5. Wirausahawan paruh waktu yaitu orang yang memulai bisnis dalam mengisi
waktu lowong merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar.
Bekerja paruh waktu tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya
seorang pegawai pada sebuah kantor bermaksud mengembangkan hobinya untuk
berdagang atau mengembangkan hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya mendapat
keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi, dan berhenti
menjadi pegawai dan beralih bisnis yang merupakan hobinya.
6. Bisnis rumahan, sekarang bisnis rumahan lebih beragam, para wirausahawan
rumahan yang modern lebih cenderung menjalankan perusahaan-perusahaan jasa
atau perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi dengan tingkat keberhasilan
bisnis rumahan cukup tinggi.
7. Bisnis keluarga, bisnis yang pengendalian keuangannya dilakukan oleh satu atau
lebih anggota keluarga. Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis cabang
setelah usaha Bapak ini maju dibuka cabang baru dan di kelola Ibu. Kedua
perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya
berbeda atau lokasinya berbeda.
8. Wirasutri, adalah sepasang suami-istri wirausahawan yang bekerja bersama
sebagai rekan kerja dalam bisnis mereka. Wirasutri di buat dengan cara
menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing–masing orang.
Orang–orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi
tertentu dari bisnis–bisnis yang sudah ada.
9. Wirausahawan sosial, adalah wirausaha yang menggunakan berbagai keahlian
mereka tidak hanya untuk membuat bisnis menjadi menguntungkan, tetapi juga
untuk mencapai tujuan sosial dan lingkungan bagi kebaikan bersama.
2.1.3 Wanita
Menurut definisi dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan, perempuan adalah
manusia yang mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan
menyusui. Sedangkan wanita adalah seorang perempuan yang sudah dewasa. Asal kata
wanita adalah “Vani” ataupun “Vanita” dalam bahasa sansekerta sama dengan “desire”
yaitu keinginan.
Menurut Rachmawati (2011:38) Wanita mengandung makna sesuatu yang
diinginkan atau yang dipuji. Terdapat beberapa kelebihan dari wanita yaitu :
2. Lebih menggunakan perasaan dalam melakukan pekerjaan
3. Lebih teliti
4. Lebih hemat dalam mengelola uang dengan baik
5. Lebih mampu mengerjakan banyak hal sekaligus (multitasking)
2.1.4 Wanita Pengusaha (Woman Entrepreneur)
Wanita pengusaha (woman entrepreneur) menurut Rachmawati (2011:10)
berasal dari kata woman dan entrepreneur. Maksudnya adalah wanita yang menjalankan bisnis atau berwirausaha namun tetap tidak meninggalkan perannya sebagai ibu rumah
tangga. Berbagai bisnis dapat dijalankan oleh wanita dari rumah, mendapatkan
penghasilan tambahan tanpa mengurangi waktu berkumpul dengan keluarga.
Menjadi seorang wanita pengusaha bukanlah hal yang mudah karena wanita
dituntut untuk menjalankan usahanya tanpa meninggalkan perannya dalam rumah
tangga. Berbeda dengan zama dahulu, kini wanita bukan cuma berperan sebagai ibu
rumah tangga saja dan bukan lagi kaum yang berada di bawah dominasi para pria. Kini
konsep persamaan gender telah bisa diterima masyarakat, bahwa pria dan wanita setara.
Pada umumnya orang terdorong untuk membuka usaha sendiri karena
terbukanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, terpenuhinya minat dan
keinginan pribadi, terbukanya kesempatan menjadi “boss”, dan adanya kebebasan
dalam manajemen.
Menurut Alma (2011:44) ada beberapa faktor yang menunjang berkembangnya
1. Naluri kewanitaan yang berkerja lebih cermat, pandai mengamati masa depan,
menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga dapat diterapkan
dalam kehidupan usaha
2. Mendidik anggota keluarga agar berhasil di kemudian hari, dapat
dikembangkan dalam personel manajemen perusahaan
3. Faktor adat istiadat, dimana wanita memegang peranan dalam mengatur
ekonomi rumah tangga seperti di Bali dan Sumatera Barat
4. Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam, membuat kue,
aneka masakan, kosmetika, mendorong lahirnya wanita pengusaha yang
mengembangkan komoditi tsb
5. Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita
karir, menjadi pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang
usaha.
Beberapa alasan mengapa wanita mulai berwirausaha menurut Ardiyanto
(2012:1) adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengisi waktu luang atau mempunyai kebebasan mengatur waktu.
2. Menambah penghasilan.
3. Menyalurkan hobi.
4. Menutupi biaya kebutuhan rumah tangga dan anak.
5. Sebagai single fighter.
2.1.5 Memulai Usaha
Menurut Hendro (2011:212) sebelum memutuskan untuk memulai usaha,
penting untuk mengetahui strategi brilian untuk memulai usaha, yaitu :
1). Kuasai dan cintai usaha anda, yakni melihat bahwa dasar-dasar usaha anda harus
mengacu pada : pekerjaan yang anda kuasai, keahlian yang benar-benar anda
kuasai, hobi anda, pengalaman anda, pengetahuan yang anda miliki, maupun
kebiasaan yang sudah sering anda lakukan dan kuasai.
2). Pentingnya menentukan strategi dan cara untuk memulai usaha anda, yakni:
1. The Buffer route
Bila anda memulai usaha dengan modal uang yang pas-pasan, bisa memulai
dengan cara mencari orang yang bisa menjadi buffer founder (pendiri utama)
sebagai donatur usaha anda. Mencari buffer person (donatur atau penyandang
dana dan mentor) bisa dari keluarga, teman, saudara atau orang yang dikenal
baik oleh anda dan sebelumnya anda harus memaparkan business plan-nya
(rencana bisnis).
2. The Spin-off route
Bila anda seorang yang berlatar belakang seorang penjual, pemasar, bagian
pembelian, engineering, atau apapun jenisnya. Anda bisa melakukan cara
pelepasan perlahan-lahan untuk memulai sebuah usaha baru.
3. The Moonlighting route
Anda bisa benar-benar mengembangkan usaha dari awal tanpa mengganggu
mengganggu jam kerja anda). Dengan kata lain, bisa membentuk the business
team skill (BTS) untuk memulai usaha.
3). Memasuki dunia usaha. Ada 3 cara untuk memasuki dunia usaha menurut
Suryana (2008:100) yang dapat dilakukan bagi para pengusaha, yakni :
1. Merintis Usaha Baru
Membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi, dan manajemen yang dirancang si pemilik sendiri.
2. Membeli Perusahaan Orang Lain
Membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh
orang lain dengan nama (good will) dan organisasi yang sudah ada. 3. Kerjasama Manajemen (franchising)
Kerjasama antara si pengusaha (franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).
Setiap wanita memiliki peluang yang sama untuk menjadi pengusaha. Siapapun
wanita itu, apapun tingkat pendidikannya, pengalaman bekerjanya, dan prestasi yang
pernah diraihnya, setiap wanita memiliki kesempatan untuk sukses di dunia bisnis,
hanya tergantung bagaimana untuk memulai usaha tersebut.
Beberapa kiat-kiat yang mudah untuk para wanita yang ingin memulai usaha
1. Mengenal karakteristik bisnis sendiri
Sebelum menentukan jenis bisnis yang akan digeluti, ada baiknya tiap wanita
mengetahui karakteristiknya sendiri. Ada 4 tipe karakteristik yaitu tipe
pembicara (explosive), tipe pengorganisasi (prefectionis), populer (populerity),
pemimpin (leader).
2. Menganalisis diri sendiri dengan menggunakan analisis SWOT
Ada baiknya mengukur diri sendiri dengan analisis SWOT yaitu Kekuatan
(Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), Ancaman (Treat) 3. Lakukanlah riset tentang pasar
Pentingnya melakukan riset pasar ini agar para calon wirausaha wanita
mengenal bagaimana pelanggan (costumer insight), persaingan (competition),
pesaingnya (competitor), perubahan yang terjadi pada pelanggan persaingan dan pesaingnya, dan juga pesaing yang tidak terlihat. Gunakanlah analisis 5W 1H
(who, what, when, where, why, how) sebelum memasuki pasar.
4. Menyusun prinsip dan strategi untuk memasuki pasar
Langkah selanjutnya adalah mengetahui prinsip memasuki pasar kemudian
mengatur strategi-strateginya. Prinsip memasuki pasar ada 3 yaitu jangan
masuki pasar yang tidak bertahan lama, jadilah yang pertama datang dan sukses,
jadilah penonton, pengamat, peniru, modifikator dan tingkatkan. Selanjutnya
adalah strategi mencari modal usaha. Modal usaha yang dimaksud adalah modal
2.1.6 Memulai Usaha Pakaian Wanita
Memilih baju wanita sebagai peluang bisnis merupakan pilihan yang sangat
tepat bagi para wirausaha wanita. Karena bisnis di bidang busana terutama wanita
memiliki trend yang berputar sangat pesat. Selain prospek bisnisnya yang terus
berkembang, dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar, juga karena sebenarnya
wanita itu memiliki sifat yang lebih konsumtif dibandingkan para lelaki.
Beberapa kiat sukses memulai usaha dagang pakaian menurut Rachmawati
(2011:159) sebagai berikut :
1. Buatlah produk atau model busana dengan ide-ide kreatif yang dapat di terima
oleh pasar. Sesuaikan dengan minat pasar yang sedang trend saat ini, tetapi
jangan lupa memberikan ciri khusus pada produk. Sehingga dapat memberikan
citra tersendiri dimata konsumen.
2. Bila tidak ingin memproduksi baju sendiri maka jadilah reseller busana. Menjadi
reseller maka harus rajin mengikuti perkembangan seputar busana modis yang
sesuai umur dan carilah pasar atau produsen yang sesuai dengan usaha tersebut
dengan persyaratan yang tidak membebani kedua belah pihak.
3. Selain kualitas produk, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah membatasi
jumlah barang tersebut sehingga tidak terlihat pasaran di mata konsumen.
4. Mencoba konsep one stop shopping pada produk yang dijual sehingga tidak
hanya menjual baju saja, tetapi ada juga produk lain seperti sepatu, tas ataupun
5. Melakukan promosi dengan memberikan diskon khusus bagi pelanggan atau
memasang iklan di media massa dengan menggunakan jasa para model untuk
mengenalkan produk tersebut.
2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha
Menurut Anoraga (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pengusaha
(woman entrepreneur) dalam memulai usaha adalah sebagai berikut : 1. Faktor Kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri. Keterkaitan
faktor kemandirian terhadap wanita pengusaha adalah dalam upaya
menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung dari orang lain.
2. Faktor Modal
Modal yang dimaksud adalah kekayaan yang dimiliki saat ini berupa uang,
kendaraan, rumah, emas, peralatan atau apa saja yang dapat digunakan sebagai
modal dalam memulai usaha. Keterkaitan faktor modal terhadap wanita
pengusaha adalah dengan menggunakan kekayaan yang ada untuk dijadikan
modal awal memulai usaha.
3. Faktor Emosional
Emosional adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Wanita pada
umumnya lebih mudah mengendalikan emosionalnya daripada kaum laki-laki.
mengendalikan emosionalnya akan bepengaruh baik terhadap pengambilan
keputusan dalam mengelola usahanya.
4. Faktor Pendidikan
Pendidikan adalah tempat dimana seseorang mendapatkan
pengetahuan-pengetahuan umum untuk mengembangkan bakat dirinya sendiri. Majunya
dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karier.
Keterkaitan faktor pendidikan terhadap wanita pengusaha adalah dengan adanya
pengetahuan seputar dunia usaha secara umum maka dapat membantu para
wanita pengusaha tersebut untuk memulai dan mengelola usahanya semaksimal
mungkin serta mampu mengubah suatu resiko menjadi suatu peluang bagi
usahanya.
2.1.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian penulis yang
dilakukan oleh Riska Savitri (2010) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Untuk Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung) “ pada tahun 2010, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat empat faktor yang dapat memotivasi wanita memilih untuk
berwirausaha. Adapun faktor-faktor tersebut Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor
Emosional, Faktor Pendidikan. Faktor Kemandirian merupakan faktor yang paling
dominan yang memotivasi wanita memilih berwirausaha.
Gaperta “ pada tahun 2009, dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada tiga alasan yang mempengaruhi Women Entrepreneur dalam memulai usahanya yaitu: alasan keluarga, alasan yang di sengaja, alasan pemaksa. Dari ketiga alasan tersebut, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa alasan yang di sengaja merupakan alasan utama yang
mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha salon di jalan Gaperta.
Tulus Tambunan (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Wanita Pengusaha Di UMKM Di Indonesia : Motivasi Dan Kendala “ pada tahun 2012, dari paper tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa motivasi utama wanita pengusaha
menjalankan usaha sendiri di UMKM adalah : (1) ingin mandiri; (2) ingin
mengembangkan hobi/ keterampilan/keahlian/aktualisasi diri; (3) sulit mendapatkan
pekerjaan; (4) menambah pendapatan keluarga/ menolong suami; (5) karena ada
kesempatan/peluang; (6) meneruskan usaha keluarga; (7) sudah cita-cita/mimpi sejak
kecil; dan (8) ingin jadi orang kaya/terkenal. Dalam hal permodalan, dalam survei,
mayoritas dari responden menggunakan modal dari tabungan sendiri dalam hal
membiayai usaha mereka. Dalam survei, masalah utama yang paling banyak disebut
adalah kesulitan dalam pemasaran karena berbagai hal, bisa karena kurangnya
konsumen karena lokasi yang kurang strategis atau karena persaingan yang sangat ketat
dari produk-produk impor; bisa karena sulitnya mendapatkan lokasi pemasaran; atau
2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menurut Kuncoro (2009:52) adalah pondasi utama
sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, yang mana hal ini merupakan jaringan
hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari
perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan
survei literatur.
Sebagai wanita pengusaha dan seorang ibu rumah tangga harus bisa membagi
waktu antara usaha dengan keluarga. Kemandirian adalah modal awal bagi wanita yang
berwirausaha dimana lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri dan tidak
ketergantungan kepada orang lain dalam memulai dan mengelola usahanya. Modal
berikutnya adalah kekayaan yang dimiliki wanita pengusaha tersebut baik berupa uang,
ataupun peralatan yang bisa digunakan sebagai salah satu pendorong berjalannya suatu
usaha.
Bukan hanya itu, suatu usaha mampu berjalan dengan baik juga dipengaruhi
oleh emosional dari si pemilik usaha. Seorang wirausaha sangat dituntut untuk mampu
mengendalikan emosionalnya sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan demi
kelangsungan hidup perusahaannya. Namun faktor kemandirian, modal, dan emosional
ini tidak akan mampu berpengaruh baik terhadap proses berjalannya usaha tanpa
diiringi latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh seorang wanita pengusaha.
Dengan adanya latar belakang pendidikan tersebut, maka lebih mudah bagi para wanita
Oleh karena itu, dalam kerangka penelitian ini dikemukakan bahwa variabel
yang akan diteliti adalah faktor kemandirian ( X1), faktor modal (X2), faktor emosional
(X3), faktor pendidikan (X4) sebagai variabel yang mempengaruhi dan wanita
pengusaha (Y) sebagai variabel yang dipengaruhi. Dari penjelasan diatas dapat
digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :
Sumber : Anoraga (2004), Alma (2011)
Gambar 2.2 Kerangka konseptual
2.3 Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2008:93) adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual
yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut :
Faktor Kemandirian (X1)
Faktor Modal (X2)
Wanita Pengusaha (Y)
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha
pakaian wanita adalah faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional,